Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PELAPORAN AUDIT

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Struktur Mata Kuliah Auditing 2

Dosen Pengampu : Makmuri Ahdi, M.Ak

Disusun oleh :

Kelompok 8

1. Feri Irawan (2008205049)

2. Rida Siti Aisah (2008205059)

3. Sumarni (2008205073)

AKUNTANSI SYARIAH 6B

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SYEKH NURJATI CIREBON

Tahun Ajaran 2022/2023


PEMBAHASAN

A. PELAPORAN AUDIT

Tahap akhir dalam suatu penugasan audit adalah tahap pelaporan berbagai temuan. Tahap
ini sangat penting dan menentukan untuk mencapai hasil audit yang memuaskan Pada
dasarnya, auditor perlu mengungkapkan setiap temuan yang signifikan bagi pengambilan
keputusan para pemakai laporan keuangan.

Agar dapat memenuhi tanggung jawabnya, auditor harus:

1. Memahami keempat standar pelaporan dalam standar pengauditan yang dikeluarkan


Ikatan Akuntan Indonesia,
2. Mengerti penyajian kata yang tepat dalam laporan audit bentuk baku serta kondisiyang
harus dipenuhi untuk mengeluarkan pendapat wajar tanpa pengecualian.
3. Memahami berbagai jenis penyimpangan dari laporan audit bentuk baku dan kondisi-
kondisi yang menyebabkannya,
4. Memahami berbagai pertimbangan pelaporan khusus lain yang penting

B. STANDAR PELAPORAN PERTAMA

Kepatuhan terhadap Prinsip Akuntansi yang Berterima Umum

Standar pelaporan pertama menyatakan

"Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berterima umum".

Istilah prinsip akuntansi yang berterima umum yang dimaksud di atas meliputi prinsip-
prinsip akuntansi, praktik akuntansi, dan metode penerapan prinsip akuntansi Berdasar
standar tersebut, auditor tidak harus menyatakan mengenai fakta. Auditor harus menyatakan
pendapat mengenai apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berterima umum.

Pertimbangan auditor mengenal "kewajaran atas penyajian laporan keuangan harus


dilakukan dalam rerangka prinsip akuntansi yang berterima umum. Hal ini dimaksudkan
untuk menghasilkan pedoman seragam untuk menilai penyajian posisi keuangan, hasil usaha
dan arus kas dalam laporan keuangan. Pemberian pendapat auditor wajar tanpa pengecualian
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum harus didasarkan pada pertimbangan
auditor mengenai apakah

1) Prinsip akuntansi yang dipilih dan diterapkan telah berterima umum

2) Prinsip akuntansi yang dipilih tepat untuk keadaan yang bersangkutan

3) Laporan keuangan beserta catatan atas laporan keuangan memberikan informasi yang
memadai yang dapat mempengaruhi penggunaan, pemahaman, dan penafsirannya

4) Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan diklasifikasikan dan dikhtisarkan


dengan semestinya, tidak terlalu rinci maupun terlalu ringkas

5) Laporan keuangan mencerminkan peristiwa dan transaksi yang mendasarinya dalam


suatu cara yang menyajikan posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas dalam batas- batas
yang rasional dan praktis untuk dicapai dalam laporan keuangan

C. STANDAR PELAPORAN KEDUA

Konsistensi Penerapan Prinsip Akuntansi Yang Berterima Umum

Standar pelaporan kedua dapat disebut juga sebagai standar konsistensi. Standar
pelaporan kedua menyatakan:

"Laporan audit harus menunjukkan keadaan yang didalamnya prinsip akuntansi tidak
secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan periode sekarang dalam
hubungannya dengan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam periode sebelumnya".

Konsistensi merupakan suatu konsep di dalam akuntansi yang menuntut diterapkannya


standar secara terus menerus, tidak diubah-ubah kecuali dengan alasan yang dapat
dibenarkan Perubahan kadang dimungkinkan dan dibenarkan agar laporan keuangan dapat
menyajikan posisi keuangan perusahaan yang sebenarnya dan untuk menghindari informasi
yang menyesatkan. Tujuan standar konsistensi adalah untuk memberikan jaminan bahwa jika
daya banding laporan keuangan di antara dua periode dipengaruhi secara material oleh
perubahan prinsip akuntansi, auditor akan mengungkapkan perubahan tersebut dalam laporan
audit. Konsistensi sangat diperlukan untuk mendukung komparabilitas laporan keuangan dari
suatu periode ke periode berikutnya Bila laporan keuangan telah menerapkan konsistensi
sebagaimana mestinya maka laporan audit tidak perlu menyebutkan frase konsistensi ini.

D. STANDAR PELAPORAN KETIGA

Pengungkapan Memadai dalam Laporan Keuangan

Standar pelaporan ketiga menyatakan

"Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai,kecuali


dinyatakan lain dalam laporan audit".

Standar ini berkaitan erat dengan informasi tambahan sebagai pendukung dan pelengkap
laporan keuangan. Informasi tambahan tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk catatan atas
laporan keuangan maupun bentuk pengungkapan lainnya. Laporan audit tidak perlu
menyatakan hal ini apabila pengungkapan informatif sudah memadai.

Penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum eput
pengungkapan informasi yang memadai atas berbagai hal yang material. Hal- hal tersebut
meliputi bentuk, susunan, dan isi laporan keuangan serta catatan atas aporan keuangan.
Catatan atas laporan keuangan meliputi istilah yang digunakan can yang dibuat,
penggolongan elemen laporan keuangan, dan dasar-dasar yang digunakan untuk
menghasilkan jumlah yang dicantumkan dalam laporan keuangan.

Apabila manajemen tidak mengungkapkan informasi yang semestinya diungkapkan


sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum, maka auditor harus mengeluarkan
pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar. Dalam hal iru, auditor harus
mengemukakan alasan dan memberikan informasi yang memadai dalam laporan keuangan.

E. STANDAR PELAPORAN KEEMPAT

Pengaitan Nama Auditor dengan Laporan Keuangan

Standar pelaporan keempat menyatakan:


"Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan
secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan.
Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.
Dalam semua hal yang nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, laporan auditor
harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan auditor, jika ada, dan tingkat
tanggung jawab yang dipikulnya".

Standar pelaporan keempat itu bertujuan untuk mencegah terjadinya salah tafsir tentang
tingkat tanggung jawab yang dipikul auditor bila namanya dikaitkan dengan laporan
keuangan Auditor harus menyatakan bahwa ia tidak dapat memberikan pendapatnya atas
laporan keuangan yang tidak diaudit tetapi namanya dikaitkan dengan laporan keuangan
tersebut Auditor juga harus menyatakan bahwa ia tidak dapat memberikan pendapatnya
meskipun melakukan beberapa prosedur audit tetapi ia tidak independen terhadap klien.

F. LAPORAN AUDITOR ATAS LAPORAN KEUANGAN AUDITAN

Laporan Audit Bentuk Baku

Laporan audit bentuk baku memuat suatu pernyataan auditor independen bahwa laporan
keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan suatu
satuan usaha, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum
Laporan bentuk baku adalah yang paling banyak dikeluarkan auditor. Laporan audit bentuk
baku yang baru adalah laporan audit bentuk baku seperti yang tercantum dalam SPAP
(Standar Profesional Akuntan Publik) yang dikeluarkan IAI Laporan audit bentuk baku yang
baru ini, merupakan pengganti laporan audit bentuk baku yang larna seperti yang tercantum
dalam NPA 1974.

Unsur pokok laporan audit bentuk baku adalah sebagai berikut.

1. Judul laporan yang berbunyi "Laporan Auditor Independen"

Keharusan pencantuman judul ini tidak terdapat di dalam laporan audit bentuk baku yang
lama Pencantuman kata "independen" dimaksudkan untuk menegaskan posisi auditor
sebagai pihak yang independen.
2. Pihak yang dituju

Laporan audit dapat dialamatkan kepada direksi perusahaan yang laporan keuangannya
diaudit, dewan komisaris, para pemegang saham, atau kepada pemberi tugas audit laiuiya
Laporan audit biasanya dialamatkan kepada para pemegang saham untuk mempertegas
bahwa auditor independen terhadap manajemen perusahaan dan dewan komisaris

3. Paragraf pengantar (Introductory paragraph)

a) Suatu pernyataan mengenai laporan keuangan apa saja yang telah diaudit

b) Suatu pernyataan auditor bahwa manajemen perusahaan bertanggung jawab atas


kewajaran laporan keuangan, sedangkan auditor bertanggung jawab atas pendapat
kewajaran yang dinyatakannya atas laporan keuangan tersebut berdasar atas auditnya.

4. Paragraf lingkup audit (Scope paragraph)

a) Suatu pernyataan bahwa auditor melaksanakan audit berdasar standar auditing yang
ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.

b) Suatu pernyataan bahwa auditor diharuskan merencanakan dan melaksanakan


auditnya agar memperoleh keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan bebas
dari salah saji yang material.

c) Suatu pernyataan bahwa audit yang telah dilaksanakan

d) Suatu pernyataan auditor bahwa ia yakin audit yang dilaksanakan memberikan dasar
yang memadai untuk menyatakan pendapat

5. Paragraf pendapat (Opinion paragraph)

Suatu pernyataan pendapat auditor bahwa laporan keuangan yang disebutkan dalam
paragraf pengantar butir (a) menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,
posisi keuangan perusahaan pada tanggal neraca, dan hasil usaha, serta arus kas untuk
periode yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berterima umum.
6. Tanda tangan auditor, nama, dan nomor register negara auditor

7. Tanggal

Tanggal tersebut bukanlah tanggal laporan auditor independen itu dibuat. Tanggal yang
dicantumkan adalah tanggal diselesaikannya pekerjaan lapangan (fieldwork).

Penyimpangan dari Laporan Audit Bentuk Baku

Penyimpangan dari laporan audit bentuk baku dapat dibagi ke dalam dua kategori

1) Penambahan bahasa perjelas dalam laporan audit baku yang memberikan pendapat wajar
tanpa pengecualia

2) Pernyataan pendapat selain pendapat wajar tanpa pengecualian.

G. Jenis Pendapat (Opini) Auditor:

Ada lima jenis pendapat yang dapat diberikan oleh auditor, yaitu :

a) Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)

b) Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan tambahan bahasa penjelasan

c) Pendapat Wajar dengan Pengecualian (qualified Opinion)

d) Pendapat tidak wajar (adverse Opinion)

e) Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion atau no opinion).

Pendapat Wajar Tanpa pengecualian

Pendapat wajar tanpa pengecualian dapat diberikan auditor apabila audit telah
dilaksnakan atau diselesaikan sesuai dengan standar auditing.

Memenuhi syarat sebegai berikut :

• Laporan keuangan disusun dengan prinsip akuntansi berterima umum yang berlaku
(PSAK)
• Informasi lain yang disajikan pada catatan atas laporan keuangan, telah digambarkan
dengan jelas, sesuai dengan prinsipakuntansi berterima umum

• Tidak ada perbedaan pendapat antara auditor dan manajemen

• Tidak ada pembatasan ruang lingkup audit

Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan tambahan bahasa penjelasan

Pendapat ini diberikan apabila audit telah dilaksanakan atau diselesaikan sesuai dengan
standar auditing, penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum, tetapi terdapat keadaan atau kondisi tertentu yang memerlukan bahasa penjelasan.
Kondisi atau keadaan yang memerlukan bahasa penjelasan tambahan antara lain :

• pendapat auditor sebagian didasarkan atas laporan auditor independen lain.

• Adanya informasi tambahan yang dianggap perlu bagi auditor untuk diperhatikan oleh
investor, tetapi informasi tersebut tidak mengurangi kualitas dan kewajaran laporan
keuangan.

Pendapata Wajar Dengan Pengecualian

Pendapat ini diberikan oleh auditor, jika auditor menjumpai kondisi sebagai berikut :

• Adanya pembatasan lingkup audit oleh klien, tetapi tidak signifikan

• Auditor tidak dapat melaksanakn prosedur audit penting atau tidak dapat memperoleh
informasi penting karena kondisi – kondisi yang berada di luar kekuasaan klien atau
auditor.

• Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan PABU.

• Prinsip akuntansi berterima umum yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan
tidak diterapkan secara konsisten.

Pendapat Tidak Wajar

Opini diberikan jika


• Auditor dan manajemen tidak dapat sepakat tentang isi laporan keuangan, yang material
dan berdampak signifikan pada laporan keuanagn secara keseluruhan

• Auditor tidak dibatasi ruang lingkupnya, dan dalam pelaksanan audit menemukan bahwa
laporan keuangan tidak disusun berdasarkan prinsip akuntansi berterima umum.

Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat

Kondisi yang menyebabkan auditor menyatakan tidak memberikan pendapat adalah :

• Adanya pembatasan ruang lingup yang luar biasa

• Auditor tidak independen dalam hubungannya dengan klien.

H. FAKTOR TERTENTU PERTIMBANGAN PELAPORAN

Bagian Audit Dilaksanakan Oleh Auditor Independen Lain

Kadang sebuah kantor akuntan yang berkedudukan di Jakarta harus mengaudit suatu
perusahaan yang berpusat di Jakarta Akan tetapi perusahaan klien tersebut mempunyai sebuah
pabrik yang terletak jauh dari Jakarta, misalnya di Manado Dalam hal ini kantor akuntan
tersebut dapat bekerja sama dengan kantor akuntan lokal yaitu dengan mengalihkan
pelaksanaan audit pabrik di Manado.

Apabila hal tersebut terjadi, maka auditor utama (Jakarta) harus memperhatikan apakah ia
telah melakukan semua pekerjaan selain sebagian kecil pekerjaan dalam arti apakah ia
melakukan bagian audit yang signifikan daripada auditor kedua (Manado), atau sebaliknya.
Untuk itu auditor harus mempertimbangkan beberapa hal berikut:

a) Materialitas bagian laporan keuangan auditannya dibandingkan dengan auditor kedua


b) Luas pengetahuannya mengenai laporan keuangan secara keseluruhan dibanding auditor
kedua
c) Pentingnya komponen-komponen yang diauditnya dalam hubungannya dengan
perusahaan secara keseluruhan.

Auditor pada umumnya mau memikul tanggung jawab atas pekerjaan auditor lain apabila:
a) Auditor mempercayai independensi dan reputasi profesional auditor lain sehingga
pelaksanaan dan hasil audit oleh auditor lain dapat diandalkan.
b) Bagian laporan keuangan yang diaudit auditor lain tidak material dibandingkan dengan
laporan keuangan keseluruhan yang menjadi tanggung jawab auditor utama untuk
mengauditnya.
DAFTAR PUSTAKA

Halim, Abdul dan Totok Budisanto. (2014). Auditing 2 Dasar-dasar Prosedur Pengauditan
Laporan Keuangan . Jogjakarta: UPP STIM YPKN

Anda mungkin juga menyukai