PELAPORAN AUDIT
Disusun oleh :
Kelompok 8
3. Sumarni (2008205073)
AKUNTANSI SYARIAH 6B
A. PELAPORAN AUDIT
Tahap akhir dalam suatu penugasan audit adalah tahap pelaporan berbagai temuan. Tahap
ini sangat penting dan menentukan untuk mencapai hasil audit yang memuaskan Pada
dasarnya, auditor perlu mengungkapkan setiap temuan yang signifikan bagi pengambilan
keputusan para pemakai laporan keuangan.
"Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berterima umum".
Istilah prinsip akuntansi yang berterima umum yang dimaksud di atas meliputi prinsip-
prinsip akuntansi, praktik akuntansi, dan metode penerapan prinsip akuntansi Berdasar
standar tersebut, auditor tidak harus menyatakan mengenai fakta. Auditor harus menyatakan
pendapat mengenai apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berterima umum.
3) Laporan keuangan beserta catatan atas laporan keuangan memberikan informasi yang
memadai yang dapat mempengaruhi penggunaan, pemahaman, dan penafsirannya
Standar pelaporan kedua dapat disebut juga sebagai standar konsistensi. Standar
pelaporan kedua menyatakan:
"Laporan audit harus menunjukkan keadaan yang didalamnya prinsip akuntansi tidak
secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan periode sekarang dalam
hubungannya dengan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam periode sebelumnya".
Standar ini berkaitan erat dengan informasi tambahan sebagai pendukung dan pelengkap
laporan keuangan. Informasi tambahan tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk catatan atas
laporan keuangan maupun bentuk pengungkapan lainnya. Laporan audit tidak perlu
menyatakan hal ini apabila pengungkapan informatif sudah memadai.
Penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum eput
pengungkapan informasi yang memadai atas berbagai hal yang material. Hal- hal tersebut
meliputi bentuk, susunan, dan isi laporan keuangan serta catatan atas aporan keuangan.
Catatan atas laporan keuangan meliputi istilah yang digunakan can yang dibuat,
penggolongan elemen laporan keuangan, dan dasar-dasar yang digunakan untuk
menghasilkan jumlah yang dicantumkan dalam laporan keuangan.
Standar pelaporan keempat itu bertujuan untuk mencegah terjadinya salah tafsir tentang
tingkat tanggung jawab yang dipikul auditor bila namanya dikaitkan dengan laporan
keuangan Auditor harus menyatakan bahwa ia tidak dapat memberikan pendapatnya atas
laporan keuangan yang tidak diaudit tetapi namanya dikaitkan dengan laporan keuangan
tersebut Auditor juga harus menyatakan bahwa ia tidak dapat memberikan pendapatnya
meskipun melakukan beberapa prosedur audit tetapi ia tidak independen terhadap klien.
Laporan audit bentuk baku memuat suatu pernyataan auditor independen bahwa laporan
keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan suatu
satuan usaha, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum
Laporan bentuk baku adalah yang paling banyak dikeluarkan auditor. Laporan audit bentuk
baku yang baru adalah laporan audit bentuk baku seperti yang tercantum dalam SPAP
(Standar Profesional Akuntan Publik) yang dikeluarkan IAI Laporan audit bentuk baku yang
baru ini, merupakan pengganti laporan audit bentuk baku yang larna seperti yang tercantum
dalam NPA 1974.
Keharusan pencantuman judul ini tidak terdapat di dalam laporan audit bentuk baku yang
lama Pencantuman kata "independen" dimaksudkan untuk menegaskan posisi auditor
sebagai pihak yang independen.
2. Pihak yang dituju
Laporan audit dapat dialamatkan kepada direksi perusahaan yang laporan keuangannya
diaudit, dewan komisaris, para pemegang saham, atau kepada pemberi tugas audit laiuiya
Laporan audit biasanya dialamatkan kepada para pemegang saham untuk mempertegas
bahwa auditor independen terhadap manajemen perusahaan dan dewan komisaris
a) Suatu pernyataan mengenai laporan keuangan apa saja yang telah diaudit
a) Suatu pernyataan bahwa auditor melaksanakan audit berdasar standar auditing yang
ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
d) Suatu pernyataan auditor bahwa ia yakin audit yang dilaksanakan memberikan dasar
yang memadai untuk menyatakan pendapat
Suatu pernyataan pendapat auditor bahwa laporan keuangan yang disebutkan dalam
paragraf pengantar butir (a) menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,
posisi keuangan perusahaan pada tanggal neraca, dan hasil usaha, serta arus kas untuk
periode yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berterima umum.
6. Tanda tangan auditor, nama, dan nomor register negara auditor
7. Tanggal
Tanggal tersebut bukanlah tanggal laporan auditor independen itu dibuat. Tanggal yang
dicantumkan adalah tanggal diselesaikannya pekerjaan lapangan (fieldwork).
Penyimpangan dari laporan audit bentuk baku dapat dibagi ke dalam dua kategori
1) Penambahan bahasa perjelas dalam laporan audit baku yang memberikan pendapat wajar
tanpa pengecualia
Ada lima jenis pendapat yang dapat diberikan oleh auditor, yaitu :
Pendapat wajar tanpa pengecualian dapat diberikan auditor apabila audit telah
dilaksnakan atau diselesaikan sesuai dengan standar auditing.
• Laporan keuangan disusun dengan prinsip akuntansi berterima umum yang berlaku
(PSAK)
• Informasi lain yang disajikan pada catatan atas laporan keuangan, telah digambarkan
dengan jelas, sesuai dengan prinsipakuntansi berterima umum
Pendapat ini diberikan apabila audit telah dilaksanakan atau diselesaikan sesuai dengan
standar auditing, penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum, tetapi terdapat keadaan atau kondisi tertentu yang memerlukan bahasa penjelasan.
Kondisi atau keadaan yang memerlukan bahasa penjelasan tambahan antara lain :
• Adanya informasi tambahan yang dianggap perlu bagi auditor untuk diperhatikan oleh
investor, tetapi informasi tersebut tidak mengurangi kualitas dan kewajaran laporan
keuangan.
Pendapat ini diberikan oleh auditor, jika auditor menjumpai kondisi sebagai berikut :
• Auditor tidak dapat melaksanakn prosedur audit penting atau tidak dapat memperoleh
informasi penting karena kondisi – kondisi yang berada di luar kekuasaan klien atau
auditor.
• Prinsip akuntansi berterima umum yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan
tidak diterapkan secara konsisten.
• Auditor tidak dibatasi ruang lingkupnya, dan dalam pelaksanan audit menemukan bahwa
laporan keuangan tidak disusun berdasarkan prinsip akuntansi berterima umum.
Kadang sebuah kantor akuntan yang berkedudukan di Jakarta harus mengaudit suatu
perusahaan yang berpusat di Jakarta Akan tetapi perusahaan klien tersebut mempunyai sebuah
pabrik yang terletak jauh dari Jakarta, misalnya di Manado Dalam hal ini kantor akuntan
tersebut dapat bekerja sama dengan kantor akuntan lokal yaitu dengan mengalihkan
pelaksanaan audit pabrik di Manado.
Apabila hal tersebut terjadi, maka auditor utama (Jakarta) harus memperhatikan apakah ia
telah melakukan semua pekerjaan selain sebagian kecil pekerjaan dalam arti apakah ia
melakukan bagian audit yang signifikan daripada auditor kedua (Manado), atau sebaliknya.
Untuk itu auditor harus mempertimbangkan beberapa hal berikut:
Auditor pada umumnya mau memikul tanggung jawab atas pekerjaan auditor lain apabila:
a) Auditor mempercayai independensi dan reputasi profesional auditor lain sehingga
pelaksanaan dan hasil audit oleh auditor lain dapat diandalkan.
b) Bagian laporan keuangan yang diaudit auditor lain tidak material dibandingkan dengan
laporan keuangan keseluruhan yang menjadi tanggung jawab auditor utama untuk
mengauditnya.
DAFTAR PUSTAKA
Halim, Abdul dan Totok Budisanto. (2014). Auditing 2 Dasar-dasar Prosedur Pengauditan
Laporan Keuangan . Jogjakarta: UPP STIM YPKN