Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH PERJALANAN NABI KE SYAM

Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sirah Nabawiyah


Dosen Pengampu : Abdul Latif LC., M.Ag

Disusun Oleh:
Adilfi Shandika Septiansyah 53020220028
Shinta Sofiya Malihatin 53020220087

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SALATIGA
2023
Perjalanan Nabi Muhammad SAW. Ke Syam
Ketika berusia 12 tahun, dan ada yang berpendapat lebih dua bulan sepuluh hari,
Rasulullah SAW. Diajak pamannya, Abu Thalib pergi berdagang.1
Qurad Abu Nuh berkata dari Yunus ibn Abi Ishaq dari Abu Bakar Ibn Abu Musa Al-
Asy'ari, dari ayahnya : "Nabi Muhammad SAW pergi berniaga ke Syam bersama pamannya
Abu Thalib serta beberapa saudagar Quraisy. Ketika mereka melihat sebuah gereja mereka
memutuskan untuk beristirahat.
Lalu keluarlah seorang pendeta bernama Bahira padahal sebelumnya ia tak pernah
sama sekali keluar dari gereja tersebut. Ia meneliti kafilah Abu Thalib yang sedang
beristirahat".2 Seorang pendeta tersebut banyak mengetahui Injil dan ahli tentang masalah-
masalah kenasranian.
Nama aslinya adalah Jurji, namun ia terkenal dengan sebutan Bahira. Tatkala
rombongan singgah di daerah ini, maka sang rahib menghampiri mereka dan mempersilahkan
mereka mampir ke tempat tinggalnya sebagai tamu kehormatan.
Sambil memegang tangan beliau, sang rahib berkata, "Orang ini adalah pemimpin
semesta alam. Anak ini akan diutus Allah sebagai rahmat bagi seluruh alam." Abu Thalib
bertanya, "Dari mana engkau tahu hal itu?"
Rahib Bahira menjawab, "Sebenarnya sejak kalian tiba di Aqabah, tak ada bebatuan
dan pepohonan pun melainkan mereka tunduk bersujud. Mereka tidak sujud melainkan
kepada seorang nabi.
Aku bisa mengetahui dari Khatam an-Nubuwah (tanda kenabian) yang berada di
bagian bawah tulang rawan bahunya, yang menyerupai buah apel. Kami juga bisa
mendapatkan tanda itu di dalam kitab kami."3
Kemudian mereka masuk gereja dan menikmati hidangan dari Bahira. Saat nabi
sedang menggembala unta, Bahira mendatanginya. Ia melihat naungan awan menaunginya.
Ketika Muhammad mendatangi rombongannya pun mereka menjadi bernaung dibawah
pohon, Namun saat nabi memisahkan diri naungan pohon tersebut naungan itu mengikutinya.
"Lihatlah oleh kalian! Naungan pohon tersebut berpindah kepadanya" Ucap Bahira.
Maka Bahira menganjurkan kepada rombongan tersebut untuk tidak membawa Muhammad
ke Romawi, karena jika orang-orang Romawi mengetahuinya, mereka pasti akan
membunuhnya.

1
Diringkas dari Sirah lbnu Hisyam, 1/180; diriwayatkan oleh Thabari di dalam Tarikh-nya, 2/287; Baihaqi di
dalam Sunan-nya dan Abu Nu'aim di dalam Al-Hilyah, Diantara riwayat-riwayat ini terdapat perbedaan
menyangkut beberapa rincian.
2
Imam Adz-dzahabi, Sirah Nabawiyah Sejarah Kehidupan Muhammad SAW. (Semarang: PUSTAKA NUUN,
2005),cet.1, Hlm. 31.
3
Mukhtashar Siratir-Rasul, Syaikh Abdullah An-Najdi, hal 16; Sirah An-Nabawiyah, Ibnu Hisyam, 1/80-183.
Disebutkan di dalam Kitab At-Tirmidzi dan lain-lainnya, bahwa Abu Thalib juga mengutus Bilal bersama
beliau. Tentu saja ini merupakan kesalahan yang amat mencolok. Sebab boleh jadi saat itu Bilal belum lahir.
Kalaupun sudah lahir, tidak bakalan dia bergabung bersama Abu Thalib atau pun Abu Bakar. Lihat Zadul-
Ma'ad 1/17.

1
Saat pendeta berpaling kepada mereka ia melihat rombongan Romawi menuju
gerejanya, maka ia menyambutnya dan bertanya, " Apakah gerangan yang membawa kalian
kemari?." 4
"Kami datang kesini karena kami mendengar ada sosok nabi yang sedang
berpetualang pada bulan ini, semua pelosok sudah kami datangi kecuali tempat ini." Kata
mereka. Lalu bahira menjawab " Apakah kalian diikuti oleh seseorang?. "
Mereka menjawab " Tidak kami hanya diberitahu tempat ini". " Menurut kalian jika
Allah menghendaki sesuatu apakah manusia bisa menghalanginya" Tanya Bahira " Tidak. "
Jawabnya. "Jika demikian ikutilah mereka dan tinggallah bersama mereka". Tambah Bahira.
Mereka pun langsung mendatangi kafilah Abu Thalib dan terus mendesak dengan
berbagai pertanyaan. Hingga Abu Thalib memulangkan Muhammad ke Mekkah ditemani
dengan Bilal dan Abu Bakar.5
Namun ada riwayat lain dari Ibnu Ishaq dalam sirahnya bahwa ketika Bahira keluar
menemui mereka. Bahira langsung menghidangkan makanan dan terjadilah percakapan
antara rombongan dagang dan Bahira.
Ketika Bahira melihat Muhammad, ia terus melihat dan memperhatikan serta meneliti
seluruh tubuhnya hingga ia yakin sepenuhnya bahwa pada dirinya terdapat tanda-tanda
kenabian.
Maka Bahira segera memanggil Muhammad dan menanyainya: " Wahai bocah! Demi
Latta dan Uzza! Maukah engkau menjawab pertanyaanku dengan jujur? ". Muhammad
menjawab jangan engkau sebut Latta dan Uzza, karena Demi Allah aku sangat membencinya,
" Jawab Muhammad. " Baiklah kalau begitu" Tambah Bahira.
Bertanyalah Bahira kepada Muhammad tentang pribadinya dan semua jawaban nabi
sesuai dengan yang ia ketahui. Maka Bahira melihat tanda kenabian padanya. 6 Kemudian
Bahira menoleh kepada Abu Thalib dan menanyakan kepadanya, “Apa status anak ini di
sisimu?”
Abu Thalib menjawab, “Anakku (Abu Thalib memanggil Nabi SAW. Dengan
panggilan anak karena kecintaannya yang mendalam).” Bahira bertanya kepadanya “Dia
bukan anakmu. tidak sepatutnya ayah anak ini masih hidup." Abu Thalib berkata,"Dia adalah
anak saudaraku."

Bahira bertanya,"Apa yang telah dilakukan oleh ayahnya?" Abu Thalib


menjawab,"Dia meninggal ketika ibu anak ini mengandungnya." Bahira berkata,"Anda benar
bawalah dia pulang ke negerinya, dan jagalah dia dari orang-orang Yahudi.
4
Imam Adz-dzahabi, Sirah Nabawiyah Sejarah Kehidupan Muhammad SAW. (Semarang: PUSTAKA NUUN,
2005),cet.1, Hlm. 31.
5
Ibid, hlm. 32
6
Ibid, hlm. 34

2
Karena Jika mereka melihatnya disini, pasti akan membunuhnya. Sesungguhnya anak
saudaramu ini akan memegang perkara besar.” Kemudian Abu Thalib cepat-cepat
membawanya kembali ke Makkah.7

DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Sa'id Ramadhan Al-Buthy, Sirah Nabawiyah Analisis Ilmiah Manhajiah Sejarah
Pergerakan Islam di Masa Rasulullah SAW., (Bandung: ROBBANI PRESS, 1999), cet. 6.
7
Diringkas dari Sirah lbnu Hisyam, 1/180; diriwayatkan oleh Thabari di dalamTharih-nya, U?A7;daihaqi"di
dalam Sunan-nya dai Abu Nu'aim di dalam Al-Hilyah. Diantara riwayat -riwayat ini terdapat sedikit perbedaan
menyangkut beberapa rincian.

3
Imam adz-dzahabi, Sirah Nabi Sejarah Kehidupan Muhammad SAW., (Semarang:
PUSTAKA NUUN, 2005), cet. 1.

Anda mungkin juga menyukai