Anda di halaman 1dari 11

Pemodelan ke Depan (Forward Modelling)

Pemodelan ke depan melibatkan persamaan yang mengatur aliran arus listrik melalui tanah non-

homogen untuk distribusi resistivitas dan konfigurasi arus tertentuk sehingga akan didapatkan

distribusi potensial pada tiap titik datum sebagai data prediksi. Pemodelan ini merupakan bagian

integral dari program inversi Karen perlu menghitung nilai resistivitas semu teoritis untuk model

yang dihasilkan oleh inversi untuk melihat kesesuaian terhadap nilai terukur. Metode yang sering

digunakan dalam pemodelan kedepan adalag metode Finite Difference ( FD) dan metode Finite

Element (FE). Dengan menggunakan finite element maka akan dapat mengukur beda potensial di

daerah yang topografi yang memiliki batas dan bentuk yang tidak beraturan dengan cara

membagi domain menjadi beberapa element berbentuk triangular atau rectangular yang

mengunakan potensial pada setiap node, sedangkan finite difference membagi domain menjadi

elemen berbentu persegi (Looke, 2004).

Dalam metode geolistrik, penerapan finite elemen dalam mencari potensial arus.

Karena terdapat arus yang mengalir keluar masuk maka untuk pendapatkan nilai potensial atau

distribusi potensial sebenarnya maka digunakan persamaan Poisson.

∇ ( σ . ∇ V )=I

Dalam pemodelan, arus dianggap berasal dari sumber arus. Oleh karena itu, sumber arus dapat di

jelaskan oleh fungsi delta Diract dan arus titik I (Coggon, 1971).

∇ ( σ . ∇ V )=Iδ ( A)

jika A merupakan titik sumber arus, σ merupakan konduktivitas dan ∇ V ialah perubahan

potensial. Maka dengan menerapkan transformasi Fourier Cosinus akan didapatkan nilai

potensialnya.

V (x , y , k)=∫ V x , y , z cos ( Kz ) dz
0
Dengan menggunakan fungsi Bessel yang menggunakan pendekatan batas tak hingga, maka

Variasi potensial listrik pada penampang geolistrik 2D diberikan oleh :

[ ]

1 1
F ( v )=∫ σ ( ∇ V )2 + σ k 2 V 2−Iδ ( A ) V d Ω
Ω 2 2

Daerah domain Ω didiskritisasi menjadi beberapa elemen berbentuk segi empat. Jumlah node

total adalah n, maka integral domain Ω didekomposisi menjadi integral untuk setiap elemen e

(Cai dkk., 2007).


❑ ❑ ❑
1 1
F ( v )=∑ ∫ σ ( ∇ V )2 d Ω+ ∑ ∫ σ k 2 V 2 d Ω−∑ ∫ Iδ ( A ) V d Ω
Ω e 2 Ω e 2 Ω e

Jika persamaan diatas diselesaikan pada setipa suku masing-masing maka;

1. Suku pertama
❑ ❑

( )
2
∑ ∫ 12 σ ( ∇ V )2 d Ω=∑ ∫ 12 σ ∂∂Vx + ∂V
∂y
dxdy
Ω e Ω e

 Apabila potensial (V) terhadap x diturunkan secara parsial maka

n
∂V ∂ N1
=∑ V ; n=node
∂ x i−1 ∂ x 1

( )
T
∂ N1
¿ Ve
∂x

( ) ,maka
T
T ∂ N1 ∂ N1 ∂ N 2 ∂ N3 ∂ N4
Dengan V e =( V 1 , V 2 ,V 3 , V 4 ) dan = , , ,
∂x ∂x ∂ x ∂ x ∂x

( ) ( )( ) V
2 T
∂V T ∂N ∂N
=V e e
∂x ∂x ∂x

( )( )
T

( )
2 T
∂V ∂ N 1 ∂ N2 ∂ N3 ∂ N 4 ∂ N1 ∂ N2 ∂ N3 ∂ N 4 ❑
=( V 1 , V 2 ,V 3 , V 4 ) , , , , , , ( V 1 , V 2 ,V 3 , V 4 )
∂x ∂ x ∂ x ∂x ∂ x ∂x ∂ x ∂x ∂x

 Apabila potensial (V) terhadap y diturunkan secara parsial maka


n
∂V ∂ N1
=∑ V ; n=node
∂ y i−1 ∂ y 1

( )
T
∂ N1
¿ Ve
∂y

( ) ,maka
T
∂ N1 ∂ N1 ∂ N 2 ∂ N3 ∂ N4
T
Dengan V e =( V 1 , V 2 ,V 3 , V 4 ) dan = , , ,
∂y ∂y ∂y ∂y ∂y

( ) ( )( ) V
2 T
∂V T ∂N ∂N
=V e e
∂y ∂y ∂y

( )( )
T

( )
2 T
∂V ∂ N 1 ∂ N2 ∂ N3 ∂ N 4 ∂ N1 ∂ N2 ∂ N3 ∂ N 4 ❑
=( V 1 , V 2 ,V 3 , V 4 ) , , , , , , ( V 1 , V 2 ,V 3 , V 4 )
∂y ∂y ∂y ∂y ∂y ∂ y ∂y ∂ y ∂ y

Dengan mensubtitusikan ke dalam persamaan awal pada suku pertama maka;

[ ( )( ) ( )( ) V ] dxdy
❑ ❑ T T
∑ ∫ 12 σ ( ∇ V )2 d Ω=∫ 12 σ V Te ∂∂Nx ∂N
∂x
V e+ V
T
e
∂N
∂y
∂N
∂y e
Ω e e

( )( ) ( )( ) merupakan matriks [ K
T T
∂N ∂N ∂N ∂N
Jika σ
∂x ∂x
+
∂y ∂y
1e ] , maka

∑ ∫ 12 σ ( ∇ V )2 d Ω= 12 V Te [ K 1 e ] V e
Ω e

Dimana

[( )( ) ( )( ) ]
❑ 4 T T
∂N ∂N ∂N ∂N
K 1 e =∫ ∑ σ + dxdy
e i=1 ∂x ∂x ∂y ∂y

[( )( ) ( )( ) ]
4 x y T T
∂N ∂N ∂N ∂N
¿∑ ∫ ∫ σ + dξdζ
i=1 −x − y ∂x ∂x ∂y ∂y

x y
K 1 e =∫ ∫ σ [ [ K ] + [ K ] ] dξdζ
T

−x −y

Untuk mendapatkan matriks [K] atau shape funcation maka terlebih dahulu membuat fungsi uji

linear menggunakan persamaan Polinomial Langrange lalu menurunkan fungsi uji tersebut

terhadap arah ξ dan ζ


a. Fungsi Uji Linear

Setiap node akan memiliki fungsi bentuk (shape funcation) yang berbeda-beda sebagai fungsi uji

yang ditampilkan pada persamaan polynomial Langrange 2D.. (Xiong, 2022):

(ξ−ξ2 )(ζ −ζ 4)
N 1=
(ξ1−ξ2 )(ζ 1 −ζ 4 )

(ξ−ξ 1)(ζ −ζ 3 )
N 2=
(ξ2 −ξ 1)(ζ 2−ζ 3 )

(ξ−ξ 4 )(ζ −ζ 2 )
N 3=
(ξ3 −ξ 4 )(ζ 3−ζ 2)

( ξ−ξ 3)(ζ−ζ 1)
N4=
(ξ 4 −ξ 3)(ζ 4−ζ 1)

Jika dituliskan dalam bentuk matriks maka shape funcation pada setiap nodenya yaitu

[ N ]=
[ N1
0
0 N2 0 N3 0 N4
N1 0 N2 0 N 3 0
0
N4 ]
b. Setelah didapatkan shape funcation pada setiap node maka terlebih dahulu menyelesaikan

setiap turunan pada setiap node dalam arah horizontal dan vertical untuk mendapatkan

gradient potensial listrik

1. Dalam arah horizontal (ξ ¿

 Untuk N 1

∂ N 1 ( ξ−ξ 2 ) ( ζ −ζ 4 )
=
∂ ξ ( ξ 1−ξ 2 ) ( ζ 1 −ζ 4 )

 Untuk N 2

∂ N 2 (ξ−ξ 1)(ζ −ζ 3 )
=
∂ ξ (ξ 2−ξ 1)(ζ 2−ζ 3 )
 Untuk N 3

∂ N 3 (ξ−ξ 4 )(ζ −ζ 2 )
=
∂ ξ (ξ 3−ξ 4 )(ζ 3 −ζ 2 )

 Untuk N 4

∂ N 4 ( ξ−ξ 3)(ζ−ζ 1)
=
∂ ξ (ξ 4 −ξ 3)(ζ 4 −ζ 1 )

2. Dalam arah vertical (ζ ¿

 Untuk N 1

∂ N 1 (ξ−ξ 2)(ζ −ζ 4)
=
∂ ζ (ξ1 −ξ 2)(ζ 1−ζ 4 )

 Untuk N 2

∂ N 2 (ξ−ξ 1)(ζ −ζ 3 )
=
∂ ζ (ξ 2−ξ 1)(ζ 2−ζ 3 )

 Untuk N 3

∂ N 3 (ξ−ξ 4 )(ζ −ζ 2 )
=
∂ ζ (ξ 3−ξ 4 )(ζ 3 −ζ 2 )

 Untuk N 4

∂ N 4 ( ξ−ξ 3)(ζ−ζ 1)
=
∂ ζ (ξ 4 −ξ 3)(ζ 4 −ζ 1 )

Dari turunan padashape funcation ini maka dapat dihitung matriks [K];

[ ]
∂ N1 ∂ N2 ∂ N3 ∂N4
0 0 0 0
∂ξ ∂ξ ∂ξ ∂ξ
∂ N1 ∂N2 ∂N1 ∂N1
[ K ]= 0 0 0 0
∂ζ ∂ζ ∂ζ ∂ζ
∂ N1 ∂ N1 ∂ N2 ∂ N 2 ∂ N1 ∂N3 ∂N1 ∂N4
∂ζ ∂ξ ∂ζ ∂ξ ∂ζ ∂ ξ ∂ζ ∂ξ
T
Dan transpose matriks [ K ]

[ ]
∂ N1 ∂ N1
0
∂ξ ∂ζ
∂ N1 ∂ N1
0
∂ζ ∂ξ
[ K ]T= ∂ N 2 0 ∂ N2
∂ξ ∂ N2 ∂ζ
0
∂ζ ∂ N2
∂ N2
0 ∂ξ
∂ζ ¿¿ ¿
¿¿

Dengan mensubtitusikannya kedalam persamaan, maka didapatkan matriks K 1 e.


x y
K 1 e =∫ ∫ σ [ [ K ][ K ] ] dξdζ
T

[
−x −y

[]
∂ N1
0

[]
∂ξ
∂ N1
1 0
ρ1 ∂ζ

[ ]
∂ N2 0
1 ∂ N1 ∂ N2 ∂ N3 ∂ N4
x y 0 0 0 0 ∂ξ ∂ N2
ρ2 ∂ξ ∂ξ ∂ξ ∂ξ
[ K 1 e ]=∫ ∫ 1 ∂ N1 ∂ N2 ∂ N3 ∂ N4 0 ∂ ζ dξdζ
−x −y
0 0 0 0 ∂ N3 0
ρ3 ∂ζ ∂ζ ∂ζ ∂ζ
∂ξ ∂ N3
1
0 ∂ζ
ρ4
∂N4 0
∂ξ ∂N4
0 ∂ζ

Maka suku pertama menjadi


([ [ ])
∂ N1
0

[]
∂ξ
∂ N1
1 0
ρ1 ∂ζ

[ ]
∂ N1 ∂ N2 ∂ N3 ∂N4 ∂ N2 0
1
❑ x y 0 0 0 0 ∂ξ ∂ N2
ρ2
∑ ∫ 12 σ ( ∇ V )2 d Ω= 12 V Te ∫∫ 1
∂ξ
∂ N1
∂ξ
∂N2
∂ξ
∂N3
∂ξ
∂N4
+ 0 ∂ ζ dξdζ
Ω e −x − y
0 0 0 0 ∂ N3 0
ρ3 ∂ζ ∂ζ ∂ζ ∂ζ
∂ξ ∂ N3
1
0 ∂ζ
ρ4
∂N4 0
∂ξ ∂N4
0 ∂ζ

2. Suku kedua

{ }
❑ ❑ 4

∑ ∫ 12 σ k 2 V 2 d Ω= 12 V Te ∫ ∑ N j σ j ( k 2 N T N ) dxdy Ve
Ω e e j=1

{∫ ∑ }
❑ 4
Jika N j σ j ( k 2 N T N ) dxdy =K e 2 maka
e j =1
[]
∂N1
∂ξ
∂N1
∂ζ
∂N2
∂ξ
∂N2

[ ]
x y
∂ ζ ∂ N1 ∂ N1 ∂N2 ∂ N2 ∂N3 ∂ N3 ∂ N4 ∂ N4
[ K e 2 ]=∫ ∫ [ K 1 e ]
2
dξdζ
−x −y ∂ N3 ∂ ξ ∂ζ ∂ξ ∂ζ ∂ξ ∂ζ ∂ξ ∂ζ
∂ξ
∂ N3
∂ζ
∂ N4
∂ξ
∂ N4
∂ζ

[{ [ [ ] ][ ]
Dengan mensubtitusikan matriks [ K e 2 ]kedalam persamaan suku kedua, maka

2
∂ N1
∂ξ
∂N1
0 ∂ N1

[]
∂ξ
∂ζ
∂N1
1 0 ∂ N2
ρ1 ∂ζ
∂ξ

[ ]
∂N2 0
1 ∂ N1 ∂N2 ∂ N3 ∂ N4 ∂ N2
0 0 0 0 ∂N2
[
x y x y ∂ξ
1 T ρ2 ∂ξ ∂ξ ∂ξ ∂ξ ∂ ζ ∂ N1
V
2 e
∫∫ ∫∫ 1 ∂ N1 ∂ N2 ∂ N3 ∂ N4
+ 0 ∂ ζ dξdζ
∂ N3 ∂ ξ
− x − y −x − y
0 0 0 0 ∂N3 0
ρ3 ∂ζ ∂ζ ∂ζ ∂ζ ∂ξ
∂ξ ∂N3
1 ∂ N3
0 ∂ζ
ρ4 ∂ζ
∂N4 0
∂N4 ∂N4
∂ξ
∂ξ
0 ∂ζ
∂N4
∂ζ

3. Suku ketiga
❑ ❑

∑ ∫ Iδ ( A ) V d Ω=∬ Iδ ( A ) ( K 1 e + K 2 e )−∮ T n ( K 1 e + K 2 e )
Ω e e

Pada persamaan ini dapat menghitung kontribusi batas antar elemen lainnya ketika medan

listriknya mengalami perubahan secara signifikan. Pada persamaan ini pula diterapkan batas

kondisi (boundry condition).

Setelah didapatkan persamaan di setiap suku maka disubtitusikan kedalam persamaan 4.. dengan

F ( V ) =0 ,maka

1 t 1 t T
V e K 1 e V e + V e K 2 e V e −V U
2 2
T T
V K V −V U

KV −U

Dengan K = matriks orde n x n yang merupakan penjumlahan dari (K 1 e + K 2 e ), V adalah vector

kolom yang merupakan potensial listrik dari semua titik elem dalam domain wave number dan U

merupakan fungsi uji galerkin. Untuk memperoleh potensial listrik dari setiap elemen dalam

domain, maka persamaan 4.. menjadi;

Dengan F(V)= 0

KV =U
−1
V =K U
−1
{ V }= [ K 1 e + K 2 e ] {U }

[(∫ ∫ [ ] )]
−1

) (∫ ∫ (
x y x y
1
{ V }=
ρ
[ [ K ] [ K ]T ] dξdζ + K 1 e ) [ [ L ][ L ] ] dξdζ
2 T
{U }
−x − y −x −y

kondku
([ [ [ ] )( [ ]
∂N1
∂ξ
∂ N1
0 ∂N1
∂ξ
∂ζ
∂ N1
0 ∂N2
∂ζ ∂ξ

[ ]
∂ N2 0
∂ N1 ∂ N2 ∂ N3 ∂N4 ∂N2
0 0 0 0 ∂ N2
[
x y ∂ξ x y
∂N
{ }
V =
¿¿ ∫∫ σ
−x − y
∂ξ
∂ N1
∂ξ
∂N2
∂ξ
∂N3
∂ξ
∂N4
+ 0 ∂ζ dξdζ + ∫ ∫ K
−x − y
2 ∂ζ
∂N3 ∂ξ
0 0 0 0 ∂ N3 0
∂ζ ∂ζ ∂ζ ∂ζ ∂ξ
∂ξ ∂ N3
∂N3
0 ∂ζ
∂N4 0 ∂ζ
∂N4
∂ξ ∂N4
∂ξ
0 ∂ζ
∂N4
∂ζ

Langkah-langkah dalam menyelesaikan pemodelan kedepan menggunakan finite element adah

melakukan diskritisasi atau meshing, dalam satu domain dibagi menjadi beberapa element.

Kemudian mencari pola dan bentuk distribusi menggunakan polynomial atau perpindahan dan

turunannya pada setiap mesh untuk melihat perpindahan dari arah x dan y. Desain mesh yang

digunkaan untuk komputasi sangatlah penting. Jumlah node menentukan tingkat resolusi spasial,

karena itu pemilihan node memiliki dampak yang signifikan terhadap akurasi.

Arah koordinat horizontal diwakili oleh ξ (xi) dan arah koordinat vertical diwakili oleh ζ (eta).

Setiap node memiliki DOF (Degree of freedom / atau derajat kebebasan) yaitu node dapat

mengalami perpindahan kearah x atau vertical yang dinyatakan dalam (a) dan perpindahan
kearah y atau horizontal dinyatakan dalam(b). Dalam pendekatan linear 2D untuk perpindahan

nodal maka interpolasi terhadap a dan b dinyatakan sebagai berikut:

[]
a1
b1
a❑2

[ ab]=[ N0
1 0
N1
N2 0
0 N2
N3 0 N4
0 N3 0
0
N4 ] b2
a3
b3
a4
b4

Pada gambar … domain dibagi menjadi beberapa element, dimana setiap element memiliki 4

node yang berada di setiap sudut pada elemen.

Matriks K digunakan untuk mengevaluasi turunan dari fungsi uji

Anda mungkin juga menyukai