TUGAS 3
OLEH:
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
A. Persamaan Schrodinger
1. Jelaskan langkah-langkah untuk merumuskan persamaan Schrodinger
Energi total secara klasik
2
p
+V (x)=E (1)
2m
a. Ubah persamaan (1) menjadi operator
2
p
+V (x)=E (2)
2m
∂
Dengan p=−iħ ,V =V (x) (3)
∂ x (x)
b. Sub per (3) ke (2) dengan menggunakan fungsi gelombang
2
−ħ2 ∂ φ ( X it )
+V ( x ) φ ( X i t ) =E φ ( X it ) (4)
2m ∂ x2
Fungsi gelombang merupakan fungsi eigen bagi operator energi E dengan nilai
eigen E=−ħw
E φ ( X i t ) =ħw φ ( X it )
c. Dengan menggunakan fungsi gelombang φ(Xi t) = e i(kx−wt)
d
maka: E = −iħ=
dt
∂ φ( X it) ∂
Karena: iħ =iħ (e¿¿ i(kx −wt ))=ħw(e¿¿ i(kx−wt ))=ħw φ(X it )¿ ¿
dt ∂x
d. Dengan ditemukannya cara kerja operator E, maka persamaan (4) menjadi:
2
−ħ2 ∂ φ ( X it ) ∂ φ ( X it )
2
+V ( x ) φ ( X i t ) =iħ
2m ∂x dt
Persamaan (5) merupakan persamaan diferensial. Persamaan 5 hanya berlaku untuk
sistem yang energi potensialnya secara eksplisit tidak bergantumg pada waktu t.
Keterbatasan ini dapat dihilangkan dengan mempostulatkan bahwa persamaan
tersebut juga berlaku untuk sistem energi potensialnya secara eksplisit yang
bergantung pada t.
Perubahan yang dilakukan cukup mengubah V(x)
2
−ħ2 ∂ φ ( X it ) ∂ φ (X it )
2
+V ( X it ) φ( X i t)=iħ
2m ∂x dt
2. Tuliskanlah persamaan Schrodinger untuk 3 dimensi
ħ
2
d φ (r it)
∇ 2 φ(r i t)+V (r it )φ (r it)=−ħ
2m dt
3. Tuliskanlah persamaan Schrodinger untuk 1 dimensi
Persamaan energi total suatu partikel yang bergerak :
E=k+v
1
E = m v2 + V P = m.v
2
P2 = m2 . v2
1 p2 2
E = m 2+ V 2 p
2 m v = 2
m
2
1p
E= +V (1)
2m
Kita tahu bahwa dalam partikel itu memiliki sifat gelombang, sehingga persamaan
diatas jika diterapkan pada fungsi gelombang menjadi: (masing-masing ruas pda
persamaan diatas dikali dengan ψ )
2
p
Eψ= ψ + Vψ Ψ = A ei (kx-wt)
2m
2 2
diturunkan terhadap posisi menjadi:
−ћ ∂ ψ
Eψ = + Vψ (3) ∂ ψ
2m ∂ x2 = i k A ei (kx-wt)
Persamaan diatas adalah ∂ x
persamaan Schrodinger bebas diturunkan sekali lagi menjadi:
waktu (hanya bergantung pada 2
∂ψ 2 2 i (kx-wt)
posisi) 2 = i k A e
∂x
2
∂ψ 2 2
2 = i k ψ
∂x
2
∂ψ 2
2 = k ψ
∂x
2 2
∂ ψ −p
2 = 2 ψ
∂x ћ
2
2 ∂ψ 2
ћ 2 = −p ψ
∂x
( )
2
ika α−ik
e =
α +ik
Persamaan diatas dapat memiliki dua penyelesaian akar yaitu:
ika α −ik ika α −ik
e = dan – e =
α + ik α +ik
Persamaan diatas dapat diubah menjadi:
k
k0
= cos
| ( )|
ka
2
k
k0
= sin
| ( )|
ka
2
Persamaan tersebut tidak dapat diselesaikan secara analitik. Persamaan ini
dapat diselesaikan secara grafik atau dengan program numerik. Penyelesaian
persamaan ini akan diperoleh nilai k. selanjutnya dapat ditentukan bentuk fungsi
gelombang di dalam kotak dan juga nilai energinya. Sehingga dapat dilukiskan
berbagai tingkat energi dan gungsi gelombang yang mungkin dari beberapa keadaan.
Keadaan energy terendah yaitu pada n=1, keadaan ini dikenal sebagai keadaan dasar.
Keadaan dengan energy yang lebih tinggi disebut dengan keadaan eksitasi.
Perhitungan numerik sumur potensial keadaan terikat selanjutnya digunakan
metode beda hingga. Metode beda hingga merupaka metode yang digunakan dalam
penyelesaian persamaan differensial biasa nilai batas dari sebuah problem kalkulus
menjadi aljabar.
Metode beda hingga yang digunakan dalam penentuan fungsi gelombang yang
menggunakan metode beda hingga tipe central finite difference dengan aproksimasi
beda hingga
(x ¿¿ i−1)
φ ' ( x )=φ (x¿ ¿i+1)−φ ¿¿
2h
(x ¿¿ i−1)
φ '' ( x ) =φ(x ¿¿ i+1)−2 φ ( x i )+ φ ¿¿
h2
Bentuk umum persamaan differensial biasa (PDB) dengan nilai batas adalah:
2
d φ dφ
2
+ p ( x ) +q ( x ) φ=f ( x )
dx dx
dengan x0 ≤ x ≤ xn
selanjutnya persamaan PSBW dikonversi ke persamaan diatas sehingga diperoleh
koefisien:
2m(E−V )
p(x) = 0, q(x) = dan f(x) = 0
ℏ2
aproksimasi menggunakan metode beda hingga, diperoleh solusi akhir:
[ (
φ i−1 − 2−h
2 2 m ( E−V )
h
2 )]
φ(i )+ φi+ 1=0
{ }√ { }
2 −ie1 t
−ℏ2 ∂ Ψ ( x , t ) 12 π 2 ℏ2 2 1 πℏ 12 π 2 ℏ2
+V 0 Ψ ( x , t ) = +V 0 sin e ℏ
= V 0 Ψ (x ,t )
2m ∂ x2 2 ma2 a a 2 ma2
Substitusikan ke ruas kanan menghasilkan
( √ ) √
−ie1 t −ie1 t
∂ Ψ (x , t) −ie 1 t 2 1 πℏ ℏ 2 1 πℏ ℏ
iℏ =iℏ sin e =E 1 sin e =E 1 Ψ (x , t)
∂t ℏ a a a a
Sehingga hubungannya adalah
{ }
2 2 2
1 π ℏ
2
+V 0 Ψ ( x , t )=E1 Ψ (x ,t )
2 ma
Persamaan terakhir ini menunjukkan bahwa fungsi gelombang tadi dijamin
sebagai penyelesaian persamaan Schrödinger bagi partikel yang bebas bergerak dalam
interval – a/2 ≤ x ≤ a/2 asalkan tetapan En dalam fungsi gelombang itu memenuhi
hubungan
2 2 2
1 π ℏ
E 1= 2
+V 0
2 ma
3. Tunjukkanlah bahwa fungsi Ψ2(x,t) merupakan solusi dari persamaan Schrodinger
pada soal (2)
Partikel bebas bergerak dalam interval – a/2 ≤ x ≤ a/2 menunjukkan bahwa
partikel tidak mengalami gaya apapun dalam interval itu. Jadi, energi potensialnya
konstan. Jika potensial ini dilambangi V0 maka persamaan Schrödinger dalam
interval –a/2 ≤ x ≤ a/2 berbentuk
2
−ℏ2 ∂ Ψ ( x , t ) ∂Ψ ( x , t )
2
+V 0 Ψ ( x , t ) =iℏ
2m ∂x ∂t
Untuk menguji apakah benar fungsi gelombang yang diketahui tadi merupakan
penyelesaian persamaan Schrödinger, kita subtitusikan fungsi gelombang itu ke
dalam persamaan terakhir di atas. Subsitusi ke ruas kiri menghasilkan
{ }√ { }
2 −ie2 t
−ℏ2 ∂ Ψ ( x , t ) 22 π 2 ℏ2 2 2 πℏ 22 π 2 ℏ2
+V 0 Ψ ( x , t ) = +V 0 sin e ℏ
= V 0 Ψ (x , t)
2m ∂ x2 2 ma2 a a 2 ma2
( √ ) √
−ie2 t −ie2 t
∂ Ψ (x , t) −ie 2 t 2 2 πℏ ℏ 2 2 πℏ ℏ
iℏ =iℏ sin e = E2 sin e =E2 Ψ (x , t)
∂t ℏ a a a a
Sehingga hubungannya adalah
{ }
2 2
2π ℏ
2
+V 0 Ψ ( x ,t )=E 2 Ψ (x , t)
2 ma
Persamaan terakhir ini menunjukkan bahwa fungsi gelombang tadi dijamin
sebagai penyelesaian persamaan Schrödinger bagi partikel yang bebas bergerak dalam
interval – a/2 ≤ x ≤ a/2 asalkan tetapan En dalam fungsi gelombang itu memenuhi
hubungan
2 2
2π ℏ
E 2= 2
+V 0
2ma
4. Berdasarkan nilai energi pada soal (2) dan (3) apa yang dapat saudara simpulkan
{ }
2
−ℏ 2 d ψ ( x )
+V ( x ) ψ (x)=Eψ( x ) (5.41)
2 m d x2
Faktor dalam kurung di ruas kiri tidak lain menyatakan operator hamiltonan sistem,
yaitu operator yang mewakili jumlahan energi kinetik (suku pertama) dan energi
potensial (suku kedua). Jika operator itu kita lambangi ^
H maka Persamaan (5.41)
dapat ditulis menjadi
^
H ψ (x)= Eψ(x ) (5.42)
Persamaan (5.42) merupakan contoh dari persamaan nilai eigen (eigenvalue
equation), sebab operasi ^
H terhadap fungsi ψ (x ) tidak menghasilkan fungsi baru
melainkan hanya mengalikan fungsi itu dengan suatu bilangan (E). Dengan
menggunakan peristilahan dalam persamaan nilai eigen, Persamaan (5.42) dapat
diungkapkan sebagai berikut : ψ (x )merupakan fungsi eigen (fungsi karakteristik)
bagi operator ^
H dengan nilai eigen (nilai karakteristik) sebesar E.
3. Tuliskan bentuk umum penyelesaian persamaan Schrodinger
Ψ ( x , t)=∑ c n Ψ n ( x , t )=∑ cn Ψ n (x )e
−i En t /ℏ
n n
4. Tuliskan persyaratan yang harus dipenuhi untuk fungsi yang merupakan penyelsaian
persamaan Schrodinger
Persamaan Schrodinger bebas waktu bukanlah persamaan Schrodinger dalam
bentuk lain, tapi persamaan ini yang digunakan sebagai tahap untuk menyelesaikan
persanaan Schrodinger. Di mana persamaan Schrodinger menghasilkan fungsi
gelombang Ψ (x , t)sementara persamaan Schrodinger bebas waktu menghasilkan
fungsi wein Ψ ( x ). Persamaan Schrodinger bebas waktu hanya dapat digunakan jika
potensial sistem eksplisit tidak bergantung waktu
5. Tentukan nilai ekspektasi dan ketidakpastian dari energi untuk Ψ 1(x,t) pada kasus
potensial sumur tak hingga. Apa yang dapat saudara simpulkan
Jika V(x) bernilai nol dalam interval 0 < x < a dan tak berhingga di luar interval
itu maka partikel praktis hanya dapat bergerak di dalam intervaf itu. Coba jelaskan
mengapa demikian! Di dalam sumur, penyelesaian persamaan Schrödinger bebas
waktu berbentuk :
ꝕ(x) = Aeikx + Be-ikx (6.53)
dengan k ≡
√ 2 mE
ℏ2
. Penyelesaian di luar sumur harus memiliki amplitude nol sebab
potensial di luar sumur tak berhingga besar.Dengan demikian persamaan (6.53) juga
harus bernilai nol di x=0 dan x = a.
Agar ꝕ (0) = 0 maka A = -B . Dengan demikian fungsi Eigen (Persamaan
6.53) menjadi
iꝕ(x) = N sin kx, (6.54)
dengan N = i2A.Selanjutnya agar ꝕ(a ) = 0 maka harus dipenuhi hubungan
nπ
k= , (6.55)
a
dengan n merupakan bilangan asli (1,2,3…….).Nilai N dapat ditentukan dengan
menormalkan ꝕ(x),hasilnya adalah √ 2/a . Akhirnya dengan memasukkan persamaan
(6.55) ke dalam persamaan (6.54) diperoleh fungsi eigen
ꝕn (x)
√ 2
a
sin
nπ x
a
(6.56)
Indeks n digunakan untuk membedakan suatu fungsi eigen dengan fungsi eigen
lainnya.Setiap fungsi eigen itu menyatakan keadaan partikel saat energinya sebesar
2 2 2
n π ℏ
En = 2 (6.57)
2m a