MEK ANIK A KEKUATAN

MATERIAL
U N I V E R S I TA S G U N A D A R M A
 METODE FUNGSI
SINGULARITAS
Metode fungsi singularitas merupakan metode
yang paling sederhana untuk perhitungan defleksi.
Metode ini diperkenalkan oleh Clebsch (1883) dan
Macaulay (1919). Metode ini didasari atas fungsi
singularitas yaitu dengan menghitung sekaligus
seluruh gaya-gaya yang bekerja pada batang (M,V
dan w) dengan memperhatikan F(x) = (x - a)n
 Fungsi singularitas disebut juga fungsi tak menerus (discontinuous
function).Fungsi singularitasnya bernilai pada argument positif.

Hal penting adalah definisi dari fungsi singularitas

dipangkatkan sesuai jenis beban
METODE w(x)  Beban * (x - a)

wn (x) = F (x - a)n
FUNGSI
SINGULARITAS
 (x) = F(x - a)
Beban terpusat: w -1

Beban momen: w(x) = M0 (x - a)-2

Beban merata:W(x) = W0 (x - a) 0
𝑑𝑤 1
()
Beban segitiga: w x =
𝑑𝑡
(
x-a )
METODE
FUNGSI
SINGULARITAS
 H U BU N GA N
A N TA R A
IN TEN S ITAS G AYA W( X )
GAYA GES ER V ( X )
D A N
M O M EN LEN TU R M (X )
𝑑𝑉 𝑑𝑀
W= V=
𝑑𝑥 𝑑𝑥
 PENURUNAN RUMUS:

ΣF = 0
V
WDX + V – (V+DV) = 0
𝑑𝑉
W=
𝑑𝑥

ΣM
0= 0
M - (M + DM) + VDX + WDX (
DX /
2) =0

DM = VDX +
1/ W (DX)
2
2
UNTUK DX YANG KECIL (DX)
2 ≈ 0
𝑑𝑀
DM = VDX V=
𝑑𝑥
 𝑑2𝑦
M = EI
𝑑𝑥 2
𝑑3𝑦
V = EI
𝑑𝑥 3
𝑑4𝑦
W = EI
𝑑𝑥 4
CONTOH CONTOH
SOAL
1. TENTUKAN PERSAMAAN DEFLEKSI YANG TERJADI
PADA BALOK MENGGUNAKAN FUNGSI
SINGULARITAS?

ΣM =0
2
𝑃𝑏
𝑅1 =
𝑎
∑𝐹𝑦 =0
𝑏
𝑅2 = P (1 − )
𝑎
w(x) = 𝑅1 (𝑥) −1 +
𝑅2 (𝑥 − 𝑎) −1 −P(𝑥 − 𝑙) −1 .……………………………………(1)
V(x) = 𝑅1 (𝑥) 0 +
𝑅2 (𝑥 − 𝑎) 0 −P(𝑥 − 𝑙) 0 …………………………………………(2)
M(x) = 𝑅1 (𝑥) 1 + 𝑅2 (𝑥 − 𝑎) 1 −P(𝑥 − 𝑙) 1 ……………..…………………………(3)
𝑑2 𝑦
M = EI = 𝑅1 (𝑥) 1 + 𝑅2 (𝑥 − 𝑎) 1 −P(𝑥 − 𝑙) 1 ……………………………….(4)
𝑑𝑥 2
𝑑𝑦 𝑅1 𝑅 𝑃
EI = (𝑥) 2 + 2 (𝑥 − 𝑎) 2 − (𝑥 − 𝑙) 2 ……………………………….……….(5)
𝑑𝑥 2 2 2
EIy=
𝑅1 𝑅 𝑃
(𝑥) 3 + 2 (𝑥 − 𝑎) 6 − (𝑥 − 𝑙) 3 …………………………………………….(6)
6 6 6
y = 0 pada saat x = 0 dan x = a

C
1 dan C2 diperoleh dari persamaan (6)
𝑃𝑎𝑏
C dan C
1= 6 2=0
Persamaan defleksinya adalah
𝑃𝑏 P (1−𝑎𝑏) 𝑃 𝑃𝑎𝑏
EIy= (𝑥) 3 + (𝑥 − 𝑎) 6 − (𝑥 − 𝑙) 3 + x
6𝑎 6 6 6
ENERGI REGANGAN
KONSEP ENERGI REGANGAN

Konsep energi regangan adalah batang yang terkena beban normal dan puntir. Konsep -
konsep tersebut akan dipakai pada lenturan balok. Hanya balok yang mempunyai sifat
elastis linier akan dibahas, sehingga, material harus mengikuti hukum Hooke dan lendutan serta
rotasi harus kecil. Ketika suatu batang dibebani, panjangnya bertambah secara berangsur –
angsur sehingga pada akhirnya tercapai suatu harga pemanjangan maksimum.
 METODE ENERGI
REGANGAN
(STRAIN ENERGY METHOD)

Gaya (P)

L E,I
Batang dengan panjang
L ditarik dengan gaya P
 perpanjangan d
B
d O
P d Perpanjangan (d)
AKIBAT GAYA P BATANG BERTAHAP
BERTAMBAH PANJANG DARI O  B,
DIPERLUKAN KERJA SEBESAR :

Pd
U= = luasan OAB  tersimpan dalam batang
2 berupa energi regangan
(strain energy)
Regangan (strain) :

d 
= =  Hukum Hooke
L E

Bila tegangan yang terjadi tidak melebihi batas elastis 

energi yang tersimpan akan mengembalikan pada
panjang batang semula bila gaya P dihilangkan
HUKUM HOOKE :

 = E dan  =
P
A
d=
P .L
A .E
dimana :
A = luas penampang batang
E = modulus elastisitas bahan

Strain energy :
P P.L P2L
U= U = (1)
2 A.E 2 AE
strain energy sebagai fungsi gaya P
DENGAN MENGGANTIKAN :

AE
P = d
L

AE 2
U= d (2)
2L
strain energy sebagai fungsi perpanjangan batang

Dalam praktek seringkali diperlukan besaran strain energy

per satuan volume.
HARGA STRAIN ENERGY PER SATUAN VOLUME
DAPAT DIHITUNG DENGAN MEMBAGI PERSAMAAN
DIATAS DENGAN VOLUME BATANG :
P2L 1 
2
U U
= = =
V AL 2 AE AL 2E
atau :
U U AE 2 1 E 2
= =  = 
V AL 2 L AL 2
dimana :
U = energi regangan
V = volume
A = luas penampang batang
L = panjang batang
d = perpanjangan
E = modulus elastisitas bahan
 = regangan
RESUME STRAIN ENERGY

(1) Strain energy akibat beban tarik

𝑃2 𝐿
𝑈=
2𝐴𝐸
L E,I
𝐿
𝑃2
𝑈= න 𝑑𝑥
0 2𝐴𝐸

d
P
(2) STRAIN ENERGY AKIBAT BEBAN GESER

d P d
b c

g
L

a d

2
P L AG 2
U= , U=
2AG 2AG
(3) STRAIN ENERGY AKIBAT BEBAN PUNTIR

A  2
1 d L maks
2
U=
Mt 2 4 2G
r dr
L M 2tL
g GIP 2
d/2 U= , U= j
2GIP 2L
Mt
B j
B’
(4) STRAIN ENERGY AKIBAT MOMEN LENTUR

L
M 2b L
Mb U=
E,I 2EI

L P 2
L Mb
U= dx
E,I x 0 2EI
 TEORI
CASTIGLIANO
UNTUK MENGHITUNG DEFLEKSI
U = f (P1, P2 , P3 ,......Pn )
P1 P2 P3 Pn
A B
d1 d2 d3 dn
L

Gaya-gaya P1, P2, P3, ……Pn bekerja pada titik 1,2,3,…..n,

maka :

dimana :
U = strain energy yg tersimpan di dalam sistem
Pi = gaya - gaya yg be ker ja pada titik 1, 2, 3,.....n
24
LENTURAN DI TITIK I DAPAT DITULIS :

U
= di
Pi
dimana :
di = lenturan di titik I
i = 1,2,3, ….n

Demikian pula bila momen Mi bekerja pada suatu sistem

di titik i, maka sudut lentur di titik i dapat ditulis :
U
= ji
Mi
dimana :
ji = lenturan di titik I
i = 1,2,3, ….n
RUMUS DIATAS DAPAT DITURUNKAN SBB :

Strain energy pada suatu sistem dimana padanya bekerja

gaya-gaya P1, P2 , P3 ………Pn :

U = f (P1, P2 , P3 ,......Pn )

Bila setiap gaya Pi diberi pertambahan gaya Pi 

pertambahan strain energy sebesar U

Bila penambahan gaya P  menimbulkan perpidahan

i
di, maka kerja oleh Pi :
U = Pi .di
SEHINGGA :

U
di =
Pi

Dengan cara yang sama dapat ditunjukkan bahwa :

U
ji =
Mi
1) TENTUKAN :
A) LENTURAN DI C (TENGAH-TENGAH AB)
B) SUDUT LENTUR DI B

L/2 L/2
m PC=0

A B
n C q
x
RA
RB
 PENYELESAIAN :

a) Karena tidak ada beban gaya yg bekerja di titik C, supaya

Rumus Castigliano untuk lenturan dapat digunakan 
tambahkan gaya fiktif PC = 0 di titik C .

Untuk beban simetris, maka :

qL PC
RA = RB = 
2 2
Momen bending pada penampang potong m-n :

P 2
qL C qx
M = (  )x -
2 2 2
STRAIN ENERGY YANG TERSERAP BALOK :

L M 2dx
U= 
0 2EI
Karena beban yang bekerja simetri, maka :
L 2
M dx 2
U=2 
0 2EI
Lenturan di titik C :
L
U 2 2 M
dC = =  M dx
PC EI 0 PC
 L
2 2  qL PC qx 2  x
dC =   x  x -  dx
EI 0  2 2 2 2

Karena beban yang bekerja PC = 0, maka :

L
2 2  qL qx 2  x
dC =   x -  dx
EI 0  2 2 2
5qL4
=
384EI
B) TAMBAHKAN MOMEN BENDING M B = 0 DI
TUMPUAN ROLL B.
L

m
B
A
n C q MB=0
x
RA
RB

Momen bending pd penampang potong m-n diperoleh

dgn menentukan harga RA dan RB dgn cara 
momen di tumpuan roll B = 0.
HARGA R A DAN R B DIDAPAT :

qL2 qL M B
R AL - - MB = 0  R A = -
2 2 L
Momen bending pada penampang potong m-n :

qx 2 qL M B qx 2
M = R Ax - =(  )x -
2 2 L 2
Strain energy yang terserap balok :

L M 2dx
U= 
0 2EI
SUDUT LENTUR DI TUMPUAN ROLL B :

U 1 L M
jB = =  2M dx
M B 2EI 0 M B
1 L qLx M Bx qx 2 x
jB =  (  - ) dx
EI 0 2 L 2 L
Masukkan harga MB = 0, maka :
L 2
1 qLx qx x
jB =  ( - ) dx
EI 0 2 2 L
q L 2 x3 qL3
jB =  ( x - )dx =
2EI 0 L 24EI