π 2π
2 105
ʃ ɸ 2 dr =∫ ∫ 16 π =cos ²θ sin sin ² 2ϕ sin θ dθ dϕ
0 0
π ₂π
105
= ∫ cos ² θ sin ² θ dθ² ∫ 4 sin ² ϕ cos ²ɸ dϕᵇ
16 π 0 0
Maka fungsi gelombang ϕз. ₊₂ dinormalisir. Dalam hal yang sama dapat juga dibuktikan bahwa
fungsi gelombang 𝜙₂-₂ juga dinormalisir.
2.8 Operator
Sesuai dengan namanya, operator adalah suatu perintah yang diberikan untuk
melaksanakan suatu pengerjaan matematika pada fungsi yang diberikan, yang disebut operan.
Sama dengan fungsi gelombang, aturan berikut ini diamati operator:
Suatu operator mekanika kuantum untuk setiap besaran fisik dapat diperoleh pertama-
tama dengan menuliskan persamaan klasik dalam bentuk variabel seperti x, p₁, t, E, dan
seterusnya dan kemudian mengubah persamaan ke bentuk operator dengan bantuan aturan yang
disebutkan dalam Tabel 2.1
Akhirnya Ô₁Ô₂ tidak perlu sama dengan ÔÔ₁ jika Ô₁Ô₂ = ÔÔ kedua operator akan
mengatakan “ganti” satu sama lain.
d
Dalam hal yang sama Ô₂Ô₁ ʄ(x) =[ x ] ʄ (x)
dxʼ
d
=( x ʄ (x) = ʄ (x) + x ʄ ʼ (x) (2.31c)
dx
Dari persamaan (2.31b) dan (2.31c) jelaslah bahwa hubungan (2.31a) tidak dipenuhi, yaitu kedua
operator tidak bergantian.
ih ∂ʄ ∂ʄ
Lx ʄ = (y –z )
2π ∂z ∂y
h² ∂² ʄ ∂² ʄ ∂² ʄ ∂ ʄ
dan Ly Lx ʄ = - ( zy - z² – xy +
4π² ∂x ∂ z ∂x ∂ y ∂ z² ∂ y
∂² ʄ
+ xy (2.32b)
∂z ∂ y
∂² ʄ ∂² ʄ
= dimana ʄ adalah suatu fungsi keadaan
∂x ∂ y ∂ y∂ x
Harga pengharapan atau harga rata-rata dari setiap besaran yang dapat diamati secara
fisik atau suatu rangkaian pengukuran diberikan oleh
Ō= <Ō>=
∫ ψ∗Ôψdr (2.33)
∫ ψ∗ψdx
dimana Ō adalah harga rata-rata, Ô adalah operator yang sesuai, jika fungsi gelombang
dinormalisir, maka
∫ ψ∗ψdr=1
2.10 Persamaan Gelombang Schrodinger
Persamaan gelombang schrodinger diturunkan dari persamaan dasar sifat gelombang dan
dengan menggabungkan sifat gelombang serta pertikel dari suatu bahan. Persamaan gelombang
Schrodinger, yang menguraikan perilaku partikel, tidak tergantung dari waktu, dapat ditulis
sebagai berikut
8n²m
∇ ² ψ+ (E-V)ψ=0 (2.36)
h²
dimana ψadalah fungsi gelombang dengan karakteristik yang telah disebutkan, m adalah massa
partikel, E adalah energi total, dan V adalah energi potensial. ∇ adalah operator Laplacian, dan
dalam koordinat Cartesian harganya adalah
∂² ∂² ∂²
∇ ²= + +
∂ x ² ∂ y² ∂z ²
(2.37)
I ∂ ∂ I ∂ ∂ I ∂²
∇ ²= ( r² ) + (sin θ )+
r ² ∂r ∂r r ² sinθ ∂θ ∂θ r ² sin ² θ ∂ ϕ ²
(2.38)
Penyelesaian persamaan diferensial orde kedua memberikan harga ψ dengan harga E yang
sesuai.
Persamaan gelombang (2.36) dapat juga ditulis dengan bantuan operator, dan persamaan
yang sesuai adalah
Ĥψ= Eψ (2.39)
Ôψ=¿ Oψ (2.40)
di mana Ô adalah suatu operator untuk setiap besaran yang dapat diamati, dan O adalah nilai
eigennya. Persamaan (2.40) disebut persamaan fungsi eigen nilai eigen. “Fungsi eigen” adalah
fungsi apabila dioperasikan oleh suatu operator akan membangkitkan fungsi yang sama dikalikan
dengan suatu konstanta. Konstanta ini disebut “nilai eigen”.
Persamaan Schrodinger dapat diterapkan pada sebuah partikel dengan massa m yang
bergerak dalam suatu kotak dengan dinding tidak terhingga , yaitu energi potensial ∞ diluar
kotak adalah tidak terhingga, tetapi di dalam kotak adalah konstan dan tertentu, yaitu nol.
Penyelesaian persamaan Schrodinger
d ²ψ 8 π ² m
+ Eψ=0 (2.41)
dx ² h²
untuk kotak stau dimensi memberikan harga tingkat energi dan fungsi gelombang untuk tiap
energi, yaitu
n²h²
En₂= (2.42)
8 ma²
2́ n₂π
ψn=√ sin .x (2.43)
a a
Dalam hal yang sama untuk suatu partikel yang bergerak dalam kotak tiga dimensi, fungsi
gelombang dan tigkat energi adalah
8 n ₁ πx n₂π n₃π
ψψn ₁n ₂ n ₃(x,y,z) =( )½ sin sin y sin z
abc a b c
(2.44)
h ² n ²₁ n ²₂ n ²₃
E= ( +
8m a² b² c ²
+ )
n₁ = 1, 2, 3, . . . . (2.45)
n ₂ = 1, 2, 3, ..... , n ₃ = 1, 2, 3, ....
h²
E= ( n2 ₁+n2 ₂+ n ²₃ ) (2.46)
8 ma²
Degenerasi
Suatu penggambaran baru muncul dalam hal partikel yang bergerak dalam kotak kubus, yaitu
untuk fungsi gelombang yang berbeda, energi yang bersesuaian adalah sama. Degenerasi
didefinisikan sebagai terjadinya fungsi gelombang tertentu lebih dari satu untuk nilai eigen yang
sama.
Untuk mendapatkan penyelesaian yang pasti dari persamaan Schrodinger adalah sulit,
kecuali untuk beberapa sistem, pada keadaan ini diperoleh suatu penyelesaian pendekatan dari
persamaan gelombang. Penyelesaian pendekatan ini berbeda dari persamaan yang pasti dengan
menghilangkan bentuk-bentuk tertentu yang pengaruhnya sangat sedikit. Masalah seperti itu
dapat diselesaiakan dengan bantuan teori gangguan; pertama – tama dengan menghitung
penyelesaian pendekatan, dan kemudian dengan menambahkan bentuk koreksi tambahan.
Jika ^
H ₀ adalah Hamiltonian yang tidak terganggu, Hamiltonian total ^
H , dapat ditulis
sebagai
H=^
^ H⁰ + λ^
H
(2.47)
ψ k = ψ ⁰k + λψ k ¹ + λ ² ψ k ‘’ + . . . (2.48)
Untuk teori gangguan orde pertama, persamaan (2.48) dan (2.49) menjadi
∞
Hjk˙ψ 0 j
ψ k=ψ ⁰ k + λ ∑ 0 0
j−0 E j−E k
H́ jk =∫ ψ ⁰j ^
H ψ ⁰ k dr (2.52)
Dan E⁰k = ∫ ψ ⁰k ^
H ψ ⁰k dr
(2.53)
Ada banyak masalah dalammekanika kuantum yang tidak dapat diselesaikan dengan teliti
walaupun dengan teori gangguan orde pertama. Jumlah kerja yang dibutuhkan untuk mencapai
hasil yang lebih baik dengan menggunakan teori gangguan orde yang lebih tinggi adalah terlalu
banyak, suatu pendekatan, tetapi dengan hasil yang lebih baik, dapat diperoleh dengan bantuan
metode variasi dan ini terutama berguna bila seseorang ingin mencari energi dari keadaan dasar.
(i) Buatlah fungsi gelombang dalam bentuk tolak ukur variabel tertentu Ci dan fungsi
bebas Xi, yaitu
ϕ n = ∑ Cn X n (2.54)
n
Cn adalah tolak ukur yang akan ditentukan untuk mendapatkan harga E terendah.
(ii) Energi sistem diberikan oleh persmaan
(2.55)
∫ ϕ∗ ^
H ϕdr I I
É= ´ ń
=∑ ∑ Cn C n Hn
∫ ϕ∗ϕ dr n=1 ´
n=1
I I