Anda di halaman 1dari 10

Pemodelan ke Depan (Forward Modelling)

Pemodelan ke depan melibatkan persamaan yang mengatur aliran arus listrik melalui tanah non-

homogen untuk distribusi resistivitas dan konfigurasi arus tertentuk sehingga akan didapatkan

distribusi potensial pada tiap titik datum sebagai data prediksi. Pemodelan ini merupakan bagian

integral dari program inversi Karen perlu menghitung nilai resistivitas semu teoritis untuk model

yang dihasilkan oleh inversi untuk melihat kesesuaian terhadap nilai terukur. Metode yang sering

digunakan dalam pemodelan kedepan adalag metode Finite Difference ( FD) dan metode Finite

Element (FE). Dengan menggunakan finite element maka akan dapat mengukur beda potensial di

daerah yang topografi yang memiliki batas dan bentuk yang tidak beraturan dengan cara

membagi domain menjadi beberapa element berbentuk triangular atau rectangular yang

mengunakan potensial pada setiap node, sedangkan finite difference membagi domain menjadi

elemen berbentu persegi (Looke, 2004).

Dalam metode geolistrik, penerapan finite elemen dalam mencari potensial arus.

Karena terdapat arus yang mengalir keluar masuk maka untuk pendapatkan nilai potensial atau

distribusi potensial sebenarnya maka digunakan persamaan Poisson.

∇(𝜎. ∇𝑉 ) = 𝐼

Dalam pemodelan, arus dianggap berasal dari sumber arus. Oleh karena itu, sumber arus dapat di

jelaskan oleh fungsi delta Diract dan arus titik I (Coggon, 1971).

∇(𝜎. ∇𝑉 ) = 𝐼𝛿(𝐴)

jika A merupakan titik sumber arus, 𝜎 merupakan konduktivitas dan ∇𝑉 ialah perubahan

potensial. Maka dengan menerapkan transformasi Fourier Cosinus akan didapatkan nilai

potensialnya.

𝑉(𝑥,𝑦,𝑘) = ∫ 𝑉𝑥,𝑦,𝑧 𝐶𝑜𝑠 (𝐾𝑧)𝑑𝑧
0
Dengan menggunakan fungsi Bessel yang menggunakan pendekatan batas tak hingga, maka

Variasi potensial listrik pada penampang geolistrik 2D diberikan oleh :

1 1
𝐹 (𝑣 ) = ∫ [ 𝜎 (∇𝑉 )2 + 𝜎𝑘 2 𝑉 2 − 𝐼𝛿(𝐴)𝑉 ] 𝑑Ω
Ω 2 2

Daerah domain Ω didiskritisasi menjadi beberapa elemen berbentuk segi empat. Jumlah node

total adalah n, maka integral domain Ω didekomposisi menjadi integral untuk setiap elemen e

(Cai dkk., 2007).

𝟏 𝟏 𝟐 𝟐
𝐹 (𝑣 ) = ∑ ∫ 𝝈 (𝛁𝑽)𝟐 𝒅𝛀 + ∑ ∫ 𝝈𝒌 𝑽 𝒅𝛀 − ∑ ∫ 𝑰𝜹(𝑨)𝑽 𝒅𝛀
𝛀 𝒆 𝟐 𝛀 𝒆 𝟐 𝛀 𝒆

Jika persamaan diatas diselesaikan pada setipa suku masing-masing maka;

1. Suku pertama

𝟏 1 ∂V ∂V 2
∑ ∫ 𝝈 (𝛁𝑽)𝟐 𝒅𝛀 = ∑ ∫ 𝜎 ( + ) 𝑑𝑥𝑑𝑦
𝛀 𝒆 𝟐 Ω 𝑒 2 ∂x ∂y

• Apabila potensial (V) terhadap x diturunkan secara parsial maka


𝑛
∂V ∂N1
=∑ 𝑉 ; 𝑛 = 𝑛𝑜𝑑𝑒
∂x ∂x 1
𝑖−1

∂N1 𝑇
=( ) 𝑉𝑒
∂x

∂N1 ∂N ∂N2 ∂N3 ∂N4 𝑇


Dengan 𝑉𝑒 = (𝑉1 , 𝑉2 , 𝑉3 , 𝑉4 )𝑇 𝑑𝑎𝑛 = ( ∂x1 , , , ) , 𝑚𝑎𝑘𝑎
∂x ∂x ∂x ∂x

𝛛𝐕 𝟐 𝛛𝐍 𝛛𝐍 𝑻
( ) = 𝑽𝑻𝒆 ( ) ( ) 𝑽𝒆
𝛛𝐱 𝛛𝐱 𝛛𝐱

∂V 2 𝑇
∂N1 ∂N2 ∂N3 ∂N4 ∂N1 ∂N2 ∂N3 ∂N4 𝑇
( )
( ) = 𝑉1 , 𝑉2 , 𝑉3 , 𝑉4 ( , , , )( , , , ) (𝑉1 , 𝑉2 , 𝑉3 , 𝑉4 )
∂x ∂x ∂x ∂x ∂x ∂x ∂x ∂x ∂x

• Apabila potensial (V) terhadap y diturunkan secara parsial maka


𝑛
∂V ∂N1
=∑ 𝑉 ; 𝑛 = 𝑛𝑜𝑑𝑒
∂y ∂y 1
𝑖−1

∂N1 𝑇
=( ) 𝑉𝑒
∂y

∂N1 ∂N ∂N2 ∂N3 ∂N4 𝑇


Dengan 𝑉𝑒 = (𝑉1 , 𝑉2 , 𝑉3 , 𝑉4 )𝑇 𝑑𝑎𝑛 = ( ∂y1 , , , ) , 𝑚𝑎𝑘𝑎
∂y ∂y ∂y ∂y

𝛛𝐕 𝟐 𝑻
𝛛𝐍 𝛛𝐍 𝑻
( ) = 𝑽𝒆 ( ) ( ) 𝑽 𝒆
𝛛𝐲 𝛛𝐲 𝛛𝐲

∂V 2 𝑇
∂N1 ∂N2 ∂N3 ∂N4 ∂N1 ∂N2 ∂N3 ∂N4 𝑇
( )
( ) = 𝑉1 , 𝑉2 , 𝑉3 , 𝑉4 ( , , , )( , , , ) (𝑉1 , 𝑉2 , 𝑉3 , 𝑉4 )
∂y ∂y ∂y ∂y ∂y ∂y ∂y ∂y ∂y

Dengan mensubtitusikan ke dalam persamaan awal pada suku pertama maka;

𝟏 𝟏 𝛛𝐍 𝛛𝐍 𝑻 𝛛𝐍 𝛛𝐍 𝑻
∑ ∫ 𝝈 (𝛁𝑽)𝟐 𝒅𝛀 = ∫ 𝝈 [𝑽𝑻𝒆 ( ) ( ) 𝑽𝒆 + 𝑽𝑻𝒆 ( ) ( ) 𝑽𝒆 ] 𝒅𝒙𝒅𝒚
𝛀 𝒆 𝟐 𝒆 𝟐 𝛛𝐱 𝛛𝐱 𝛛𝐲 𝛛𝐲

𝛛𝐍 𝛛𝐍 𝑻 𝛛𝐍 𝛛𝐍 𝑻
Jika 𝝈 ( 𝛛𝐱 ) ( 𝛛𝐱 ) + ( 𝛛𝐲 ) ( 𝛛𝐲 ) 𝑚𝑒𝑟𝑢𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑡𝑟𝑖𝑘𝑠 [𝐾1𝑒 ], 𝑚𝑎𝑘𝑎

1 1
∑ ∫ 𝜎 (∇𝑉 )2 𝑑Ω = 𝑉𝑒𝑇 [𝐾1𝑒 ]𝑉𝑒
Ω 𝑒 2 2

Dimana
4
∂N ∂N 𝑇 ∂N ∂N 𝑇
𝐾1𝑒 = ∫ ∑ 𝜎 [( ) ( ) + ( ) ( ) ] 𝑑𝑥𝑑𝑦
𝑒 ∂x ∂x ∂y ∂y
𝑖=1

4 𝑥 𝑦
∂N ∂N 𝑇 ∂N ∂N 𝑇
= ∑ ∫ ∫ 𝜎 [( ) ( ) + ( ) ( ) ] 𝑑𝜉𝑑𝜁
∂x ∂x ∂y ∂y
𝑖=1 −𝑥 −𝑦

𝑥 𝑦
𝐾1𝑒 = ∫ ∫ 𝜎[[𝐾 ] + [𝐾 ]𝑇 ] 𝑑𝜉𝑑𝜁
−𝑥 −𝑦
Untuk mendapatkan matriks [K] atau shape funcation maka terlebih dahulu membuat fungsi uji

linear menggunakan persamaan Polinomial Langrange lalu menurunkan fungsi uji tersebut

terhadap arah 𝜉 dan 𝜁

a. Fungsi Uji Linear

Setiap node akan memiliki fungsi bentuk (shape funcation) yang berbeda-beda sebagai fungsi uji

yang ditampilkan pada persamaan polynomial Langrange 2D.. (Xiong, 2022):

(𝜉 − 𝜉2 )(𝜁 − 𝜁4 )
𝑁1 =
(𝜉1 − 𝜉2 )(𝜁1 − 𝜁4 )

(𝜉 − 𝜉1 )(𝜁 − 𝜁3 )
𝑁2 =
(𝜉2 − 𝜉1 )(𝜁2 − 𝜁3 )

(𝜉 − 𝜉4 )(𝜁 − 𝜁2 )
𝑁3 =
(𝜉3 − 𝜉4 )(𝜁3 − 𝜁2 )

(𝜉 − 𝜉3 )(𝜁 − 𝜁1 )
𝑁4 =
(𝜉4 − 𝜉3 )(𝜁4 − 𝜁1 )

Jika dituliskan dalam bentuk matriks maka shape funcation pada setiap nodenya yaitu

𝑁 0 𝑁2 0 𝑁3 0 𝑁4 0
[𝑁] = [ 1 ]
0 𝑁1 0 𝑁2 0 𝑁3 0 𝑁4

b. Setelah didapatkan shape funcation pada setiap node maka terlebih dahulu menyelesaikan

setiap turunan pada setiap node dalam arah horizontal dan vertical untuk mendapatkan

gradient potensial listrik

1. Dalam arah horizontal (𝜉)

• Untuk 𝑁1

𝜕𝑁1 (𝜉 − 𝜉2 )(𝜁 − 𝜁4 )
=
𝜕𝜉 (𝜉1 − 𝜉2 )(𝜁1 − 𝜁4 )

• Untuk 𝑁2
𝜕𝑁2 (𝜉 − 𝜉1 )(𝜁 − 𝜁3 )
=
𝜕𝜉 (𝜉2 − 𝜉1 )(𝜁2 − 𝜁3 )

• Untuk 𝑁3

𝜕𝑁3 (𝜉 − 𝜉4 )(𝜁 − 𝜁2 )
=
𝜕𝜉 (𝜉3 − 𝜉4 )(𝜁3 − 𝜁2 )

• Untuk 𝑁4

𝜕𝑁4 (𝜉 − 𝜉3 )(𝜁 − 𝜁1 )
=
𝜕𝜉 (𝜉4 − 𝜉3 )(𝜁4 − 𝜁1 )

2. Dalam arah vertical (𝜁)

• Untuk 𝑁1

𝜕𝑁1 (𝜉 − 𝜉2 )(𝜁 − 𝜁4 )
=
𝜕𝜁 (𝜉1 − 𝜉2 )(𝜁1 − 𝜁4 )

• Untuk 𝑁2

𝜕𝑁2 (𝜉 − 𝜉1 )(𝜁 − 𝜁3 )
=
𝜕𝜁 (𝜉2 − 𝜉1 )(𝜁2 − 𝜁3 )

• Untuk 𝑁3

𝜕𝑁3 (𝜉 − 𝜉4 )(𝜁 − 𝜁2 )
=
𝜕𝜁 (𝜉3 − 𝜉4 )(𝜁3 − 𝜁2 )

• Untuk 𝑁4

𝜕𝑁4 (𝜉 − 𝜉3 )(𝜁 − 𝜁1 )
=
𝜕𝜁 (𝜉4 − 𝜉3 )(𝜁4 − 𝜁1 )

Dari turunan padashape funcation ini maka dapat dihitung matriks [K];
𝜕𝑁1 𝜕𝑁2 𝜕𝑁3 𝜕𝑁4
0 0 0 0
𝜕𝜉 𝜕𝜉 𝜕𝜉 𝜕𝜉
𝜕𝑁1 𝜕𝑁2 𝜕𝑁1 𝜕𝑁1
[𝐾 ] = 0 0 0 0
𝜕𝜁 𝜕𝜁 𝜕𝜁 𝜕𝜁
𝜕𝑁1 𝜕𝑁1 𝜕𝑁2 𝜕𝑁2 𝜕𝑁1 𝜕𝑁3 𝜕𝑁1 𝜕𝑁4
[ 𝜕𝜁 𝜕𝜉 𝜕𝜁 𝜕𝜉 𝜕𝜁 𝜕𝜉 𝜕𝜁 𝜕𝜉 ]

Dan transpose matriks [𝐾 ]𝑇

𝜕𝑁1 𝜕𝑁1
0
𝜕𝜉 𝜕𝜁
𝜕𝑁1 𝜕𝑁1
0
𝜕𝜁 𝜕𝜉
𝜕𝑁2 𝜕𝑁2
0
[𝐾 ]𝑇 = 𝜕𝜉 𝜕𝑁2 𝜕𝜁
0 𝜕𝑁2
𝜕𝑁2 𝜕𝜁
0 𝜕𝜉
𝜕𝜁

[ ]

Dengan mensubtitusikannya kedalam persamaan, maka didapatkan matriks 𝐾1𝑒 .


𝑥 𝑦
𝐾1𝑒 = ∫ ∫ 𝜎[[𝐾 ] [𝐾 ]𝑇 ] 𝑑𝜉𝑑𝜁
−𝑥 −𝑦

𝜕𝑁1
0
𝜕𝜉
1 𝜕𝑁1
0
𝜌1 𝜕𝜁
1 𝜕𝑁1 𝜕𝑁2 𝜕𝑁3 𝜕𝑁4 𝜕𝑁2 0
𝑥 𝑦 0 0 0 0 𝜕𝜉 𝜕𝑁2
𝜌2 𝜕𝜉 𝜕𝜉 𝜕𝜉 𝜕𝜉
[𝐾1𝑒 ] = ∫ ∫ 0 𝜕𝜁 𝑑𝜉𝑑𝜁
−𝑥 −𝑦
1 𝜕𝑁1 𝜕𝑁2 𝜕𝑁3 𝜕𝑁4
0 0 0 0 𝜕𝑁3 0
𝜌3 [ 𝜕𝜁 𝜕𝜁 𝜕𝜁 𝜕𝜁 ] 𝜕𝑁3
1 𝜕𝜉
0 𝜕𝜁
[𝜌4 ] 𝜕𝑁4 0
𝜕𝜉 𝜕𝑁4
[ [ 0 𝜕𝜁 ]]

Maka suku pertama menjadi


𝜕𝑁1
0
𝜕𝜉
1 𝜕𝑁1
𝜌1 0
𝜕𝜁
1 𝜕𝑁1 𝜕𝑁2 𝜕𝑁3 𝜕𝑁4 𝜕𝑁2 0
𝑥 𝑦 𝜌 0 0 0 0 𝜕𝜉 𝜕𝑁2
1 1 2 𝜕𝜉 𝜕𝜉 𝜕𝜉 𝜕𝜉
∑ ∫ 𝜎 (∇𝑉)2 𝑑Ω = 𝑉𝑒𝑇 ∫ ∫ + 0 𝜕𝜁 𝑑𝜉𝑑𝜁 𝑉𝑒
−𝑥 −𝑦 1
Ω 𝑒 2 2 𝜕𝑁1 𝜕𝑁2 𝜕𝑁3 𝜕𝑁4
0 0 0 0 𝜕𝑁3 0
𝜌3 [ 𝜕𝜁 𝜕𝜁 𝜕𝜁 𝜕𝜁 ]
𝜕𝜉 𝜕𝑁3
1 0 𝜕𝜁
[ 𝜌4 ] 𝜕𝑁4 0
𝜕𝜉 𝜕𝑁4
( [ [ 0 𝜕𝜁 ]] )

2. Suku kedua

𝟒
𝟏 𝟐 𝟐 𝟏
∑ ∫ 𝝈𝒌 𝑽 𝒅𝛀 = 𝑽𝑻𝒆 {∫ ∑ 𝑵𝒋 𝝈𝒋 (𝒌𝟐 𝑵𝑻𝑵) 𝒅𝒙𝒅𝒚} 𝑽𝒆
𝛀 𝒆 𝟐 𝟐 𝒆 𝒋=𝟏

Jika {∫𝒆 ∑𝟒𝒋=𝟏 𝑵𝒋 𝝈𝒋 (𝒌𝟐 𝑵𝑻𝑵) 𝒅𝒙𝒅𝒚} = 𝑲𝒆𝟐 maka

𝜕𝑁1
𝜕𝜉
𝜕𝑁1
𝜕𝜁
𝜕𝑁2
𝜕𝜉
𝜕𝑁2
𝒙 𝒚
𝜕𝜁 𝜕𝑁1 𝜕𝑁1 𝜕𝑁2 𝜕𝑁2 𝜕𝑁3 𝜕𝑁3 𝜕𝑁4 𝜕𝑁4
[𝑲𝒆𝟐 ] = ∫ ∫ [𝑲𝟏𝒆 ]𝟐 [ ] 𝒅𝝃𝒅𝜻
−𝒙 −𝒚 𝜕𝑁3 𝜕𝜉 𝜕𝜁 𝜕𝜉 𝜕𝜁 𝜕𝜉 𝜕𝜁 𝜕𝜉 𝜕𝜁
𝜕𝜉
𝜕𝑁3
𝜕𝜁
𝜕𝑁4
𝜕𝜉
𝜕𝑁4
[ 𝜕𝜁 ]

Dengan mensubtitusikan matriks [𝐾𝑒2 ] kedalam persamaan suku kedua, maka


𝜕𝑁1
𝟐
𝜕𝜉
𝜕𝑁1 𝜕𝑁1
0
𝜕𝜉 𝜕𝜁
1 𝜕𝑁1 𝜕𝑁2
0
𝜌1 𝜕𝜁 𝜕𝜉
1 𝜕𝑁1 𝜕𝑁2 𝜕𝑁3 𝜕𝑁4 𝜕𝑁2 0 𝜕𝑁2
𝒙 𝒚 𝑥 𝑦 0 0 0 0 𝜕𝑁2
𝟏 𝑻 𝜌2 𝜕𝜉 𝜕𝜉 𝜕𝜉 𝜕𝜉 𝜕𝜉 𝜕𝜁 𝜕𝑁1 𝜕𝑁1 𝜕𝑁2 𝜕𝑁2 𝜕𝑁3 𝜕𝑁3 𝜕𝑁4 𝜕𝑁4
𝑽 ∫ ∫ ∫ ∫ + 0 𝜕𝜁 𝑑𝜉𝑑𝜁 𝜕𝑁 [ 𝜕𝜉 ] 𝒅𝝃𝒅𝜻 𝑽𝒆
𝟐 𝒆 −𝒙 −𝒚 −𝑥 −𝑦
1 𝜕𝑁1 𝜕𝑁2 𝜕𝑁3 𝜕𝑁4 3 𝜕𝜁 𝜕𝜉 𝜕𝜁 𝜕𝜉 𝜕𝜁 𝜕𝜉 𝜕𝜁
0 0 0 0 𝜕𝑁3 0
𝜌3 [ 𝜕𝜁 𝜕𝜁 𝜕𝜁 𝜕𝜁 ] 𝜕𝑁3 𝜕𝜉
1 𝜕𝜉 𝜕𝑁3
0 𝜕𝜁
[𝜌4 ] 𝜕𝑁4 0 𝜕𝜁
𝜕𝑁4 𝜕𝑁4
𝜕𝜉
[ [ [ 0 𝜕𝜁 ]] ] 𝜕𝜉
𝜕𝑁4
{ [ 𝜕𝜁 ] }

3. Suku ketiga

𝟏
∑ ∫ 𝑰𝜹(𝑨)𝑽 𝒅𝛀 = 𝑰𝑽
𝛀 𝒆 𝟐 𝑨

Pada persamaan ini dapat menghitung kontribusi batas antar elemen lainnya ketika medan

listriknya mengalami perubahan secara signifikan. Pada persamaan ini pula diterapkan batas

kondisi (boundry condition).

Setelah didapatkan persamaan di setiap suku maka disubtitusikan kedalam persamaan 4.. dengan

𝐹 (𝑉 ) = 0, maka

1 𝑡 1
𝑉𝑒 𝐾1𝑒 𝑉𝑒 + 𝑉𝑒𝑡 𝐾2𝑒 𝑉𝑒 − 𝑉 𝑇 𝑈
2 2

𝑉 𝑇 𝐾 𝑉 − 𝑉 𝑇𝑈

𝐾𝑉 − 𝑈

Dengan K = matriks orde n x n yang merupakan penjumlahan dari (𝐾1𝑒 + 𝐾2𝑒 ), V adalah vector

kolom yang merupakan potensial listrik dari semua titik elem dalam domain wave number dan U

merupakan fungsi uji galerkin. Untuk memperoleh potensial listrik dari setiap elemen dalam

domain, maka persamaan 4.. menjadi;

Dengan F(V)= 0

𝐾𝑉 = 𝑈

𝑉 = 𝐾 −1 𝑈
{𝑉 } = [𝐾1𝑒 + 𝐾2𝑒 ]−1 {𝑈}

𝑥 𝑦 𝑥 𝑦 −1
1
{𝑉 } = [(∫ ∫ [ ] [[𝐾 ] [𝐾 ]𝑇 ] 𝑑𝜉𝑑𝜁) + (∫ ∫ (𝐾1𝑒 )2 [[𝐿] [𝐿]𝑇 ] 𝑑𝜉𝑑𝜁)] {𝑈}
−𝑥 −𝑦 𝜌 −𝑥 −𝑦

kondku

𝜕𝑁1
0
𝜕𝜉
𝜕𝑁1
𝑉 0
𝜕𝜁
𝜕𝑁1 𝜕𝑁2 𝜕𝑁3 𝜕𝑁4 𝜕𝑁2 0
𝑥 𝑦 0 0 0 0 𝜕𝜉 𝜕𝑁2
𝜕𝜉 𝜕𝜉 𝜕𝜉 𝜕𝜉
= ∫ ∫ 𝜎 + 0 𝜕𝜁 𝑑𝜉𝑑𝜁
−𝑥 −𝑦
𝜕𝑁1 𝜕𝑁2 𝜕𝑁3 𝜕𝑁4
0 0 0 0 𝜕𝑁3 0
[ 𝜕𝜁 𝜕𝜁 𝜕𝜁 𝜕𝜁 ] 𝜕𝑁3
𝜕𝜉
{ } 0 𝜕𝜁
𝜕𝑁4 0
𝜕𝜉 𝜕𝑁4
( [ [ 0 𝜕𝜁 ]] )

[
−1
𝜕𝑁1
𝜕𝜉
𝜕𝑁1
𝜕𝜁
𝜕𝑁2
𝑈
𝜕𝜉
𝜕𝑁2
𝒙 𝒚
𝜕𝜁 𝜕𝑁1 𝜕𝑁1 𝜕𝑁2 𝜕𝑁2 𝜕𝑁3 𝜕𝑁3 𝜕𝑁4 𝜕𝑁4
+ ∫ ∫ 𝑲𝟐 [ ] 𝒅𝝃
−𝒙 −𝒚
𝜕𝑁3 𝜕𝜉 𝜕𝜁 𝜕𝜉 𝜕𝜁 𝜕𝜉 𝜕𝜁 𝜕𝜉 𝜕𝜁
𝜕𝜉
𝜕𝑁3
{ }
𝜕𝜁
𝜕𝑁4
𝜕𝜉
𝜕𝑁4
( [ 𝜕𝜁 ] )]

Langkah-langkah dalam menyelesaikan pemodelan kedepan menggunakan finite element adah

melakukan diskritisasi atau meshing, dalam satu domain dibagi menjadi beberapa element.

Kemudian mencari pola dan bentuk distribusi menggunakan polynomial atau perpindahan dan
turunannya pada setiap mesh untuk melihat perpindahan dari arah x dan y. Desain mesh yang

digunkaan untuk komputasi sangatlah penting. Jumlah node menentukan tingkat resolusi spasial,

karena itu pemilihan node memiliki dampak yang signifikan terhadap akurasi.

Arah koordinat horizontal diwakili oleh 𝜉(𝑥𝑖) dan arah koordinat vertical diwakili oleh 𝜁(𝑒𝑡𝑎).

Setiap node memiliki DOF (Degree of freedom / atau derajat kebebasan) yaitu node dapat

mengalami perpindahan kearah x atau vertical yang dinyatakan dalam (a) dan perpindahan

kearah y atau horizontal dinyatakan dalam(b). Dalam pendekatan linear 2D untuk perpindahan

nodal maka interpolasi terhadap a dan b dinyatakan sebagai berikut:


𝑎1
𝑏1
𝑎2
𝑎 𝑁 0 𝑁2 0 𝑁3 0 𝑁4 0 𝑏2
[ ]=[ 1 ]
𝑏 0 𝑁1 0 𝑁2 0 𝑁3 0 𝑁4 𝑎3
𝑏3
𝑎4
[ 𝑏4 ]

Pada gambar … domain dibagi menjadi beberapa element, dimana setiap element memiliki 4

node yang berada di setiap sudut pada elemen.

Matriks K digunakan untuk mengevaluasi turunan dari fungsi uji

Anda mungkin juga menyukai