Pemodelan ke depan melibatkan persamaan yang mengatur aliran arus listrik melalui tanah non-
homogen untuk distribusi resistivitas dan konfigurasi arus tertentuk sehingga akan didapatkan
distribusi potensial pada tiap titik datum sebagai data prediksi. Pemodelan ini merupakan bagian
integral dari program inversi Karen perlu menghitung nilai resistivitas semu teoritis untuk model
yang dihasilkan oleh inversi untuk melihat kesesuaian terhadap nilai terukur. Metode yang sering
digunakan dalam pemodelan kedepan adalag metode Finite Difference ( FD) dan metode Finite
Element (FE). Dengan menggunakan finite element maka akan dapat mengukur beda potensial di
daerah yang topografi yang memiliki batas dan bentuk yang tidak beraturan dengan cara
membagi domain menjadi beberapa element berbentuk triangular atau rectangular yang
mengunakan potensial pada setiap node, sedangkan finite difference membagi domain menjadi
Dalam metode geolistrik, penerapan finite elemen dalam mencari potensial arus.
Karena terdapat arus yang mengalir keluar masuk maka untuk pendapatkan nilai potensial atau
∇(𝜎. ∇𝑉 ) = 𝐼
Dalam pemodelan, arus dianggap berasal dari sumber arus. Oleh karena itu, sumber arus dapat di
jelaskan oleh fungsi delta Diract dan arus titik I (Coggon, 1971).
∇(𝜎. ∇𝑉 ) = 𝐼𝛿(𝐴)
jika A merupakan titik sumber arus, 𝜎 merupakan konduktivitas dan ∇𝑉 ialah perubahan
potensial. Maka dengan menerapkan transformasi Fourier Cosinus akan didapatkan nilai
potensialnya.
∞
𝑉(𝑥,𝑦,𝑘) = ∫ 𝑉𝑥,𝑦,𝑧 𝐶𝑜𝑠 (𝐾𝑧)𝑑𝑧
0
Dengan menggunakan fungsi Bessel yang menggunakan pendekatan batas tak hingga, maka
1 1
𝐹 (𝑣 ) = ∫ [ 𝜎 (∇𝑉 )2 + 𝜎𝑘 2 𝑉 2 − 𝐼𝛿(𝐴)𝑉 ] 𝑑Ω
Ω 2 2
Daerah domain Ω didiskritisasi menjadi beberapa elemen berbentuk segi empat. Jumlah node
total adalah n, maka integral domain Ω didekomposisi menjadi integral untuk setiap elemen e
𝟏 𝟏 𝟐 𝟐
𝐹 (𝑣 ) = ∑ ∫ 𝝈 (𝛁𝑽)𝟐 𝒅𝛀 + ∑ ∫ 𝝈𝒌 𝑽 𝒅𝛀 − ∑ ∫ 𝑰𝜹(𝑨)𝑽 𝒅𝛀
𝛀 𝒆 𝟐 𝛀 𝒆 𝟐 𝛀 𝒆
1. Suku pertama
𝟏 1 ∂V ∂V 2
∑ ∫ 𝝈 (𝛁𝑽)𝟐 𝒅𝛀 = ∑ ∫ 𝜎 ( + ) 𝑑𝑥𝑑𝑦
𝛀 𝒆 𝟐 Ω 𝑒 2 ∂x ∂y
∂N1 𝑇
=( ) 𝑉𝑒
∂x
𝛛𝐕 𝟐 𝛛𝐍 𝛛𝐍 𝑻
( ) = 𝑽𝑻𝒆 ( ) ( ) 𝑽𝒆
𝛛𝐱 𝛛𝐱 𝛛𝐱
∂V 2 𝑇
∂N1 ∂N2 ∂N3 ∂N4 ∂N1 ∂N2 ∂N3 ∂N4 𝑇
( )
( ) = 𝑉1 , 𝑉2 , 𝑉3 , 𝑉4 ( , , , )( , , , ) (𝑉1 , 𝑉2 , 𝑉3 , 𝑉4 )
∂x ∂x ∂x ∂x ∂x ∂x ∂x ∂x ∂x
∂N1 𝑇
=( ) 𝑉𝑒
∂y
𝛛𝐕 𝟐 𝑻
𝛛𝐍 𝛛𝐍 𝑻
( ) = 𝑽𝒆 ( ) ( ) 𝑽 𝒆
𝛛𝐲 𝛛𝐲 𝛛𝐲
∂V 2 𝑇
∂N1 ∂N2 ∂N3 ∂N4 ∂N1 ∂N2 ∂N3 ∂N4 𝑇
( )
( ) = 𝑉1 , 𝑉2 , 𝑉3 , 𝑉4 ( , , , )( , , , ) (𝑉1 , 𝑉2 , 𝑉3 , 𝑉4 )
∂y ∂y ∂y ∂y ∂y ∂y ∂y ∂y ∂y
𝟏 𝟏 𝛛𝐍 𝛛𝐍 𝑻 𝛛𝐍 𝛛𝐍 𝑻
∑ ∫ 𝝈 (𝛁𝑽)𝟐 𝒅𝛀 = ∫ 𝝈 [𝑽𝑻𝒆 ( ) ( ) 𝑽𝒆 + 𝑽𝑻𝒆 ( ) ( ) 𝑽𝒆 ] 𝒅𝒙𝒅𝒚
𝛀 𝒆 𝟐 𝒆 𝟐 𝛛𝐱 𝛛𝐱 𝛛𝐲 𝛛𝐲
𝛛𝐍 𝛛𝐍 𝑻 𝛛𝐍 𝛛𝐍 𝑻
Jika 𝝈 ( 𝛛𝐱 ) ( 𝛛𝐱 ) + ( 𝛛𝐲 ) ( 𝛛𝐲 ) 𝑚𝑒𝑟𝑢𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑡𝑟𝑖𝑘𝑠 [𝐾1𝑒 ], 𝑚𝑎𝑘𝑎
1 1
∑ ∫ 𝜎 (∇𝑉 )2 𝑑Ω = 𝑉𝑒𝑇 [𝐾1𝑒 ]𝑉𝑒
Ω 𝑒 2 2
Dimana
4
∂N ∂N 𝑇 ∂N ∂N 𝑇
𝐾1𝑒 = ∫ ∑ 𝜎 [( ) ( ) + ( ) ( ) ] 𝑑𝑥𝑑𝑦
𝑒 ∂x ∂x ∂y ∂y
𝑖=1
4 𝑥 𝑦
∂N ∂N 𝑇 ∂N ∂N 𝑇
= ∑ ∫ ∫ 𝜎 [( ) ( ) + ( ) ( ) ] 𝑑𝜉𝑑𝜁
∂x ∂x ∂y ∂y
𝑖=1 −𝑥 −𝑦
𝑥 𝑦
𝐾1𝑒 = ∫ ∫ 𝜎[[𝐾 ] + [𝐾 ]𝑇 ] 𝑑𝜉𝑑𝜁
−𝑥 −𝑦
Untuk mendapatkan matriks [K] atau shape funcation maka terlebih dahulu membuat fungsi uji
linear menggunakan persamaan Polinomial Langrange lalu menurunkan fungsi uji tersebut
Setiap node akan memiliki fungsi bentuk (shape funcation) yang berbeda-beda sebagai fungsi uji
(𝜉 − 𝜉2 )(𝜁 − 𝜁4 )
𝑁1 =
(𝜉1 − 𝜉2 )(𝜁1 − 𝜁4 )
(𝜉 − 𝜉1 )(𝜁 − 𝜁3 )
𝑁2 =
(𝜉2 − 𝜉1 )(𝜁2 − 𝜁3 )
(𝜉 − 𝜉4 )(𝜁 − 𝜁2 )
𝑁3 =
(𝜉3 − 𝜉4 )(𝜁3 − 𝜁2 )
(𝜉 − 𝜉3 )(𝜁 − 𝜁1 )
𝑁4 =
(𝜉4 − 𝜉3 )(𝜁4 − 𝜁1 )
Jika dituliskan dalam bentuk matriks maka shape funcation pada setiap nodenya yaitu
𝑁 0 𝑁2 0 𝑁3 0 𝑁4 0
[𝑁] = [ 1 ]
0 𝑁1 0 𝑁2 0 𝑁3 0 𝑁4
b. Setelah didapatkan shape funcation pada setiap node maka terlebih dahulu menyelesaikan
setiap turunan pada setiap node dalam arah horizontal dan vertical untuk mendapatkan
• Untuk 𝑁1
𝜕𝑁1 (𝜉 − 𝜉2 )(𝜁 − 𝜁4 )
=
𝜕𝜉 (𝜉1 − 𝜉2 )(𝜁1 − 𝜁4 )
• Untuk 𝑁2
𝜕𝑁2 (𝜉 − 𝜉1 )(𝜁 − 𝜁3 )
=
𝜕𝜉 (𝜉2 − 𝜉1 )(𝜁2 − 𝜁3 )
• Untuk 𝑁3
𝜕𝑁3 (𝜉 − 𝜉4 )(𝜁 − 𝜁2 )
=
𝜕𝜉 (𝜉3 − 𝜉4 )(𝜁3 − 𝜁2 )
• Untuk 𝑁4
𝜕𝑁4 (𝜉 − 𝜉3 )(𝜁 − 𝜁1 )
=
𝜕𝜉 (𝜉4 − 𝜉3 )(𝜁4 − 𝜁1 )
• Untuk 𝑁1
𝜕𝑁1 (𝜉 − 𝜉2 )(𝜁 − 𝜁4 )
=
𝜕𝜁 (𝜉1 − 𝜉2 )(𝜁1 − 𝜁4 )
• Untuk 𝑁2
𝜕𝑁2 (𝜉 − 𝜉1 )(𝜁 − 𝜁3 )
=
𝜕𝜁 (𝜉2 − 𝜉1 )(𝜁2 − 𝜁3 )
• Untuk 𝑁3
𝜕𝑁3 (𝜉 − 𝜉4 )(𝜁 − 𝜁2 )
=
𝜕𝜁 (𝜉3 − 𝜉4 )(𝜁3 − 𝜁2 )
• Untuk 𝑁4
𝜕𝑁4 (𝜉 − 𝜉3 )(𝜁 − 𝜁1 )
=
𝜕𝜁 (𝜉4 − 𝜉3 )(𝜁4 − 𝜁1 )
Dari turunan padashape funcation ini maka dapat dihitung matriks [K];
𝜕𝑁1 𝜕𝑁2 𝜕𝑁3 𝜕𝑁4
0 0 0 0
𝜕𝜉 𝜕𝜉 𝜕𝜉 𝜕𝜉
𝜕𝑁1 𝜕𝑁2 𝜕𝑁1 𝜕𝑁1
[𝐾 ] = 0 0 0 0
𝜕𝜁 𝜕𝜁 𝜕𝜁 𝜕𝜁
𝜕𝑁1 𝜕𝑁1 𝜕𝑁2 𝜕𝑁2 𝜕𝑁1 𝜕𝑁3 𝜕𝑁1 𝜕𝑁4
[ 𝜕𝜁 𝜕𝜉 𝜕𝜁 𝜕𝜉 𝜕𝜁 𝜕𝜉 𝜕𝜁 𝜕𝜉 ]
𝜕𝑁1 𝜕𝑁1
0
𝜕𝜉 𝜕𝜁
𝜕𝑁1 𝜕𝑁1
0
𝜕𝜁 𝜕𝜉
𝜕𝑁2 𝜕𝑁2
0
[𝐾 ]𝑇 = 𝜕𝜉 𝜕𝑁2 𝜕𝜁
0 𝜕𝑁2
𝜕𝑁2 𝜕𝜁
0 𝜕𝜉
𝜕𝜁
[ ]
𝜕𝑁1
0
𝜕𝜉
1 𝜕𝑁1
0
𝜌1 𝜕𝜁
1 𝜕𝑁1 𝜕𝑁2 𝜕𝑁3 𝜕𝑁4 𝜕𝑁2 0
𝑥 𝑦 0 0 0 0 𝜕𝜉 𝜕𝑁2
𝜌2 𝜕𝜉 𝜕𝜉 𝜕𝜉 𝜕𝜉
[𝐾1𝑒 ] = ∫ ∫ 0 𝜕𝜁 𝑑𝜉𝑑𝜁
−𝑥 −𝑦
1 𝜕𝑁1 𝜕𝑁2 𝜕𝑁3 𝜕𝑁4
0 0 0 0 𝜕𝑁3 0
𝜌3 [ 𝜕𝜁 𝜕𝜁 𝜕𝜁 𝜕𝜁 ] 𝜕𝑁3
1 𝜕𝜉
0 𝜕𝜁
[𝜌4 ] 𝜕𝑁4 0
𝜕𝜉 𝜕𝑁4
[ [ 0 𝜕𝜁 ]]
2. Suku kedua
𝟒
𝟏 𝟐 𝟐 𝟏
∑ ∫ 𝝈𝒌 𝑽 𝒅𝛀 = 𝑽𝑻𝒆 {∫ ∑ 𝑵𝒋 𝝈𝒋 (𝒌𝟐 𝑵𝑻𝑵) 𝒅𝒙𝒅𝒚} 𝑽𝒆
𝛀 𝒆 𝟐 𝟐 𝒆 𝒋=𝟏
𝜕𝑁1
𝜕𝜉
𝜕𝑁1
𝜕𝜁
𝜕𝑁2
𝜕𝜉
𝜕𝑁2
𝒙 𝒚
𝜕𝜁 𝜕𝑁1 𝜕𝑁1 𝜕𝑁2 𝜕𝑁2 𝜕𝑁3 𝜕𝑁3 𝜕𝑁4 𝜕𝑁4
[𝑲𝒆𝟐 ] = ∫ ∫ [𝑲𝟏𝒆 ]𝟐 [ ] 𝒅𝝃𝒅𝜻
−𝒙 −𝒚 𝜕𝑁3 𝜕𝜉 𝜕𝜁 𝜕𝜉 𝜕𝜁 𝜕𝜉 𝜕𝜁 𝜕𝜉 𝜕𝜁
𝜕𝜉
𝜕𝑁3
𝜕𝜁
𝜕𝑁4
𝜕𝜉
𝜕𝑁4
[ 𝜕𝜁 ]
3. Suku ketiga
𝟏
∑ ∫ 𝑰𝜹(𝑨)𝑽 𝒅𝛀 = 𝑰𝑽
𝛀 𝒆 𝟐 𝑨
Pada persamaan ini dapat menghitung kontribusi batas antar elemen lainnya ketika medan
listriknya mengalami perubahan secara signifikan. Pada persamaan ini pula diterapkan batas
Setelah didapatkan persamaan di setiap suku maka disubtitusikan kedalam persamaan 4.. dengan
𝐹 (𝑉 ) = 0, maka
1 𝑡 1
𝑉𝑒 𝐾1𝑒 𝑉𝑒 + 𝑉𝑒𝑡 𝐾2𝑒 𝑉𝑒 − 𝑉 𝑇 𝑈
2 2
𝑉 𝑇 𝐾 𝑉 − 𝑉 𝑇𝑈
𝐾𝑉 − 𝑈
Dengan K = matriks orde n x n yang merupakan penjumlahan dari (𝐾1𝑒 + 𝐾2𝑒 ), V adalah vector
kolom yang merupakan potensial listrik dari semua titik elem dalam domain wave number dan U
merupakan fungsi uji galerkin. Untuk memperoleh potensial listrik dari setiap elemen dalam
Dengan F(V)= 0
𝐾𝑉 = 𝑈
𝑉 = 𝐾 −1 𝑈
{𝑉 } = [𝐾1𝑒 + 𝐾2𝑒 ]−1 {𝑈}
𝑥 𝑦 𝑥 𝑦 −1
1
{𝑉 } = [(∫ ∫ [ ] [[𝐾 ] [𝐾 ]𝑇 ] 𝑑𝜉𝑑𝜁) + (∫ ∫ (𝐾1𝑒 )2 [[𝐿] [𝐿]𝑇 ] 𝑑𝜉𝑑𝜁)] {𝑈}
−𝑥 −𝑦 𝜌 −𝑥 −𝑦
kondku
𝜕𝑁1
0
𝜕𝜉
𝜕𝑁1
𝑉 0
𝜕𝜁
𝜕𝑁1 𝜕𝑁2 𝜕𝑁3 𝜕𝑁4 𝜕𝑁2 0
𝑥 𝑦 0 0 0 0 𝜕𝜉 𝜕𝑁2
𝜕𝜉 𝜕𝜉 𝜕𝜉 𝜕𝜉
= ∫ ∫ 𝜎 + 0 𝜕𝜁 𝑑𝜉𝑑𝜁
−𝑥 −𝑦
𝜕𝑁1 𝜕𝑁2 𝜕𝑁3 𝜕𝑁4
0 0 0 0 𝜕𝑁3 0
[ 𝜕𝜁 𝜕𝜁 𝜕𝜁 𝜕𝜁 ] 𝜕𝑁3
𝜕𝜉
{ } 0 𝜕𝜁
𝜕𝑁4 0
𝜕𝜉 𝜕𝑁4
( [ [ 0 𝜕𝜁 ]] )
[
−1
𝜕𝑁1
𝜕𝜉
𝜕𝑁1
𝜕𝜁
𝜕𝑁2
𝑈
𝜕𝜉
𝜕𝑁2
𝒙 𝒚
𝜕𝜁 𝜕𝑁1 𝜕𝑁1 𝜕𝑁2 𝜕𝑁2 𝜕𝑁3 𝜕𝑁3 𝜕𝑁4 𝜕𝑁4
+ ∫ ∫ 𝑲𝟐 [ ] 𝒅𝝃
−𝒙 −𝒚
𝜕𝑁3 𝜕𝜉 𝜕𝜁 𝜕𝜉 𝜕𝜁 𝜕𝜉 𝜕𝜁 𝜕𝜉 𝜕𝜁
𝜕𝜉
𝜕𝑁3
{ }
𝜕𝜁
𝜕𝑁4
𝜕𝜉
𝜕𝑁4
( [ 𝜕𝜁 ] )]
melakukan diskritisasi atau meshing, dalam satu domain dibagi menjadi beberapa element.
Kemudian mencari pola dan bentuk distribusi menggunakan polynomial atau perpindahan dan
turunannya pada setiap mesh untuk melihat perpindahan dari arah x dan y. Desain mesh yang
digunkaan untuk komputasi sangatlah penting. Jumlah node menentukan tingkat resolusi spasial,
karena itu pemilihan node memiliki dampak yang signifikan terhadap akurasi.
Arah koordinat horizontal diwakili oleh 𝜉(𝑥𝑖) dan arah koordinat vertical diwakili oleh 𝜁(𝑒𝑡𝑎).
Setiap node memiliki DOF (Degree of freedom / atau derajat kebebasan) yaitu node dapat
mengalami perpindahan kearah x atau vertical yang dinyatakan dalam (a) dan perpindahan
kearah y atau horizontal dinyatakan dalam(b). Dalam pendekatan linear 2D untuk perpindahan
Pada gambar … domain dibagi menjadi beberapa element, dimana setiap element memiliki 4