Anda di halaman 1dari 12

INSTRUMEN SKALA

EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

MAKALAH

Diajukan kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Pengembangan Instrumen dan


Media Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Yogyakarta untuk
Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengembangan Instrumen
dan Media Bimbingan dan Konseling
Dosen Pengampu:
1. Prof. Dr. Edi Purwanta, M. Pd.
2. Dr. Ali Muhtadi, M. Pd.

Oleh:
Anifa Tuzzuhroh Nurbaiti
NIM. 19713251015

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2020
PROGRAM BIMBINGAN KLASIKAL

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN


BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2017
A Komponen Layanan Layanan Dasar
B Bidang Layanan Karir
C Topik Layanan Apa Jurusan yang Cocok Untukku?
D Fungsi Layanan Pemahaman dan Pengembangan
E Tujuan Umum Siswa dapat menentukan pilihan jurusan
yang cocok untuk melanjutkan ke
perguruan tinggi.
F Tujuan Khusus 1. Siswa dapat mengenal dan mengetahui
apa yang disebut dengan jurusan.
2. Siswa dapat memahami dan mengerti
arti pentingnya pemilihan jurusan di
perguruan tinggi.
3. Siswa dapat melakukan usaha untuk
mencapai pilihan jurusan di perguruan
tinggi..
G Sasaran Layanan XII MIPA 1
H Materi Layanan 1. Penayangan video “Tips Menentukan
Jurusan dan Universitas”
2. Pemberian materi “Aku dan Masa
Depanku”.
3. Melakukan diskusi dengan siswa.
I Waktu 1 x jam pelajaran (45 menit)
J Sumber 1. F.J. Monks, dkk. (2014). “Psikologi
Perkembangan Pengantar dalam
Nerbagai Bagiannya”. Yogyakarta:
Gajah Mada University
2. Rita Eka Izzaty. (2013).
“Perkembangan Peserta Didik”.
Yogyakarta : UNY Press
3. Dwi Wahyuni,dkk. (2014). “Pengaruh
Pengembangan Karier erhadap
Prestasi Kerja Karyawan)”. Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB). Vol. 8 No.
1. Diakses Sabtu 18 Maret 2017
K Metode/Teknik Ceramah, Cinematic Therapy, Diskusi
L Media/Alat 1. LCD dan layar proyektor
2. Materi tentang karir masa depan
3. Video “Tips Menentukan Jurusan dan
Universitas”
M Pelaksanaan
1. Tahap Awal/Pendahuluan
a. Pernyataan Tujuan 1. Guru Bimbingan dan Konseling atau
(1 menit) Konselor menyapa peserta didik
dengan kalimat yang membuat siswa
bersemangat.
2. Guru Bimbingan dan Konseling atau
Konselor menyampaikan tentang
tujuan khusus yang akan dicapai.
b. Penjelasan tentang Guru Bimbingan dan Konseling atau
langkah-langkah Konselor menjelaskan tentang langkah-
kegiatan langkah kegiatan, tugas dan
(1 menit) tanggungjawab peserta didik yaitu :
1) Melihat video yang telah
disiapkan.
2) Mendengarkan materi layanan
yang diberikan oleh Guru
Bimbingan dan Konseling.
3) Mengikuti diskusi secara aktif.
c. Mengarahkan Guru Bimbingan dan Konseling atau
kegiatan (konsolidasi) Konselor menjelaskan tentang topik yang
(2 menit) akan dibicarakan yaitu “Apa Jurusan yang
Cocok Untukku?”
d. Tahap Peralihan Guru Bimbingan dan Konseling atau
(Transisi) Konselor menanyakan kesiapan peserta
(1 menit) didik melaksanakan kegiatan dan mulai ke
tahap inti.
2. Tahap Inti
a. Kegiatan Peserta Peserta didik melakukan berbagai
Didik kegiatan sesuai dengan langkah-langkah
dan tugas serta tanggungjawab yang telah
dijelaskan yaitu :
1) Mendengarkan materi layanan
yang diberikan oleh Guru
Bimbingan dan Konseling (5
menit).
2) Melihat video “Tips Menentukan
Jurusan dan Universitas” (10
menit).
3) Mengikuti diskusi secara aktif (20
menit).

b. Kegiatan Guru Guru Bimbingan dan Konseling atau


Bimbingan dan Konselor :
Konseling atau 1) Memberikan materi layanan
Konselor tentang “Aku dan Masa Depanku”
2) Memberikan intruksi dan
mengamati ketika peserta didik
melakukan cinematic therapy.
3) Mengarahkan diskusi.
3. Tahap Penutup
Guru Bimbingan dan Konseling atau
Konselor merangkum kegiatan yang telah
dilaksanakan, memberikan penguatan dan
merencanakan tindak lanjut (5 menit).
N Evaluasi
1. Evaluasi Proses 1. Sikap peserta didik dalam mengikuti
kegiatan
Siswa mendengarkan dengan
seksama.
2. Cara peserta didik menyampaikan
pendapat atau bertanya
Siswa menyampaikan pertanyaan
dengan aktif dibuktikan dengan
banyak siswa yang bertanya.
3. Cara peserta didik memberikan
penjelasan terhadap Guru Bimbingan
dan Konseling atau Konselor
Siswa memberikan penjelasan
dengan jelas terkait pertanyaan yang
ditanyakan.
4. Cara peserta didik memberikan
penjelasan terhadap pertanyaan Guru
Bimbingan dan Konseling atau
Konselor
Peserta didik mengerti dengan
mengangguk-anggukan kepala.
2. Evaluasi Hasil Evaluasi setelah mengikuti kegiatan
klasikal, antara lain :
1. Suasana pertemuan
Pertemuan dilaksanakan dengan
dengan kondusif.
2. Topik yang dibahas
Mengenai penujurusan di perguruan
tinggi.
3. Cara Guru Bimbingan dan Konseling
atau Konselor menyampaikan
Disampaikan secara jelas.
Lampiran :
1. Materi yang diberikan secara lengkap
Yogyakarta, .... November 2017
Mengetahui
Guru Bimbingan dan Konseling Mahasiswa Bimbingan dan Konseling

Drs. Sunubadi Anifa Tuzzuhroh Nurbaiti


NIP. 19580712198021003 NIM. 14104241019

Lampiran Materi

Apa Jurusan yang Cocok Untukku?


Kebingungan melanda ketika seorang menginjak umur 16-17 tahun ketika
masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yaitu masa remaja awal.
Sifat-sifat remaja sebagian sudah tidak menunjukkan sifat-sifat kanak-kanaknya,
tetapi juga belum menunjukkan sifat-sifat sebagai orang dewasa (Rita Eka Izzaty,
dkk, 2013:122).
Masa remaja sebagai periode perubahan, selama masa remaja terjadi
perubahan fisik secara cepat dan juga perubahan perilaku dan sikap yang
berlangsung. Pada saat itulah perubahan terjadi dari masa remaja ini adalah
perubahan minat, peran dan perilakunya (Rita Eka Izzaty,dkk,2013). Perubahan
minat yang tadinya masih kanak-kanak, misalnya masih menaruh minat pada
pekerjaan yang terkenal seperti menjadi dokter, polisi, atau pilot karena ia memilih
pekerjaan yang paling dekat dengan bakat dan perhatiannya (F.J.
Monks,dkk,2014). Menjadi lebih memikirkan hal-hal realistik untuk menjadi
seorang yang dewasa seperti pada umumnya. Salah satu yang menjadi masa
pemikiran di masa remaja ini adalah masalah karir di msa depan.
Di saat inilah usia remaja adalah usia yang bermasalah karena untuk
memecahkan masalah seperti pada masalah karirnya dimasa depan dipandang
perlu untuk memecahkannya sendiri. Di usia yang sebelumnya dimana orangtua
dan gurunya membantu untuk memecahkan masalah tersebut.
Tugas perkembangan remaja diantaranya adalah menerima keadaan
fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif dan mempersiapkan karir
ekonomi. Masa remaja sudah dibilang mampu secara fisik untuk mendukung
karirnya di masa depan. Di sini timbul proses menimbang-nimbang berbagai arah
perhatian dan kecakapan-kecakapan serta kemungkinan- kemungkinan yang
optimal (F.J. Monks,dkk,2014). Jadi tidaklah salah ketika seorang remaja sudah
memulai untuk meniti karirnya untuk masa depan yang lebih baik.
Karir di masa depan adalah hal yang dipandang perlu menjadi salah satu
masalah yang harus di pecahkan. Di masa remaja ini adalah usia dimana
menimbulkan ketakutan-ketakutan tersendiri. Ketakutan akan peran yangg
dimainkan ketika dewasa yang memiliki karir yang jelas di masa depan tentunya.
Lalu, apa yang disebut dengan karir? Karier atau “career” adalah suatu
pekerjaan atau jabatan yang dipunyai (atau dipegang) seseorang selama
kehidupannya dalam bekerja (Dwi Wahyuni,dkk,2014). Dengan demikian gagasan
tersebut diperkuat oleh Martoyo (Dwi Wahyuni,dkk,2014) bahwa karier
menunjukkan perkembangan para karyawan secara individual dalam jenjang
jabatan atau kepangkatan yang dapat dicapai selam kerja dalam suatu organisasi.
Perlu diketahui bahwa karir dipilih bukan hanya dari satu faktor yaitu
keinginan. Tetapi ada beberapa faktor yang memengaruhi pemilihan karir terutama
untuk masa remaja.
Pertama yaitu dari segi perspektif. Dimana setiap manusia memiliki
perspektif yang berbeda. Misalnya seorang wanita yang memilih pekerjaan sebagai
pengusaha kue dibandingkan dengan tukang kayu. Perspektif tentang peran gender
salah satu yang menjadi pengaruh karena merupakan suatu kemampuan yang tidak
bisa terbantahkan.
Kedua, yakni pengaruh dari lingkungan di sekitar. Lingkungan sekitar
merupakan lingkungan dimana seseorang hidup di dalamnya. Seorang remaja
mengerti berbagai macam pekerjaan awalnya adalah dari lingkungan sekitar. Perlu
di sadari pula, bahwa pengetahuan tentang lingkungan sekitar adalah salah satu
faktor untuk memilih pekerjaan. Misalnya, seorang petani yang harus menanam
bibit, menjaga dan merawat tumbuhan, sehingga sampai saatnya di tuai.
Pengetahuan tentang berbagai macam pekerjaan adalah hal terpenting yang perlu
diketahui.
Ketiga, yaitu faktor kebetulan. Faktor kebetulan ini adalah kejadian-
kejadian insidental dalam hidup seseorang dan memungkinkan seseorang memilih
suatu pekerjaan. Misalnya, seseorang yang kebetulan mengalami kecelakaan yang
hebat dan kehilangan kedua kakinya. Secara otomatis orang tersebut memilih
pekerjaan yang cocok untuk dirinya. Menjadi seorang pengerajin tas misalnya.
Pekerjaan yang sedikit membutuhkan gerak kaki.
Peran orangtua adalah faktor keempat pemilihan karir. Seringkali
pendapat orangtua menjadi pertimbangan bagi seorang remaja untuk menentukan
pilihan karirnya di masa mendatang. Bukan hanya pendapat, tetapi juga apa yang
dilakukan oleh orangtua menjadi model bagi seorang remaja yang sedang dilanda
kebimbingan dalam memilih karirnya. Contohnya, ketika orangtuanya adalah
seorang artis yang sangat disanjung di masyarakat. Sosok itulah yang menjadi
model untuk pemilihan karir kedepan seorang remaja yang mungkin bisa jadi
keinginannya menjadi seorang artis seperti orangtuanya.
Setelah mengetahu faktor-faktor yang mempengaruhi karir, apa yang perlu
dilakukan untuk memilih karir?
1. Mengeksplorasi diri
Dalam mengeksplorasi diri ini yang terpenting adalah mengetahui apa
yang menjadi keinginan di masa mendatang. Banyak orang sukses yang
terlahir dari keinginan serta kerja keras diri sendiri meskipun finansial
kurang mendukung.
2. Mempertimbangkan minat dan hobi
Seseorang yang bekerja dengan minat akan melakukannya dengan
sepenuh hati. Ketika pekerjaan tersebut membuat nyaman, maka apapun
ang dilakukan selalu pada hasil yang terbaik. Sehingga perlu untuk
mengetahui apa yang menjadi minat dalam diri.
3. Mempertimbangkan keahlian
Kebetulan adalah salah satu faktor yang membuat ada resah aka
kehidupan di masa depan. Tetapi faktor kebetulan mungkin saja akan
berpihak. Tidak banya memang orang yang berhasil dari kebetulan.
Tetapi tidak sedikit pula orang yang berhasil karena memanfaatkan
kebetulan tersebut. Ketika kebetulan tersebut ditekuni, sehingga
menjadi suatu keahlian, maka akan ada saatnya keahlian tersebut
membawa ke karir yang tepat.
4. Mempertimbangkan kemampuan
Kemampuan menjadi momok akan masa depan. Bebrapa orang
mengkhawatirkan dan belum bisa menilai kemampuannya. Kemampuan
yang dimaksud di sini adalah seberapa mampu untuk berjuang
mendapatkan apa yang menjadi cita-cita. Tidak ada manusia dapat
melakukan semua hal secara sempurna. Kemampuan yang perlu
diketahui adalah kemampuan yang dimiliki diri sendiri yang tidak
dimiliki oleh orang lain.
5. Mengajak diri untuk berkembang
Manusia akan selalu berkembang. Baik secara kognitif, afektif, dan
psikomotornya. Dalam ranah kognitif, manusia dapat mengembangkan
dirinya sesuai dengan keahliannya. Ketika seseorang ingin berkembang,
tentunya harus ada yang dilakukan. Untuk memilih karir yang tepat
perlu ada usaha untuk mengetahui apa yang menjadi cita-cita dan apa
usaha yang harus dilakukan untuk mencapai hal tersebut.
Jadi, sudah siapkah melangkah lebih lanjut untuk memilih karir di masa
mendatang?
INSTRUMEN SKALA
EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

A. DEFINISI KONSEPTUAL EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN


KONSELING DALAM BIMBINGAN KLASIKAL

Evaluasi program adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan


sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan suatu program (2005:290). Evaluasi
program dimaksudkan untuk melihat pencapaian target program. Dalam
menentukan seberapa jauh target program yang sudah tercapai, perlu adanya tolok
ukur. Tolok ukur untuk menentukan jauh traget yang dicapai adalah dengan tujuan
yang sudah dirumuskan dalam perencanaan kegiatan.

Menurut Geltner dan Clark (2005) bimbingan klasikal adalah layanan yang
bersifat preventive, curative, preservative, dan developmental merupakan cara
yang efisien dalam memberikan informasi kepada siswa sejumlah satuan kelas.
Selaras dengan pendapatt Winkel dan Hastuti (2006: 561) Bimbingan klasikal
adalah bimbingan yang diberikan kepada sejumlah siswa yang tergabung dalam
suatu satuan kegiatan pembelajaran.

Model evaluasi yang digunakan dalam instrumen ini adalah model


evaluasi Context, Input, Process, dan Product (CIPP). Context, Input, Process,
Product (CIPP) menurut Arikunto dan Jabar (2007:29) adalah model evaluasi yang
memandang program yang dievaluasi sebagai sebuah sistem. Model evaluasi CIPP
merupakan model evaluasi yang dikembangkann oleh Stufflebeam untuk
mengidentifikasi empat unsur program yaitu konteks, input, proses, dan produk.

B. DEFINISI OPERASIONAL EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN


DAN KONSELING DALAM BIMBINGAN KLASIKAL

Model evaluasi program Bimbingan dan Konseling dengan CIPP dalam


bimbingan klasikal adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja
untuk melihat tingkat keberhasilan program bimbingan dan konseling klasikal
dengan mengidentifikasi empat unsur program yaitu konteks, input, proses, dan
produk.

C. TABEL KISI-KISI SKALA EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN


KONSELING DALAM BIMBINGAN KLASIKAL

Aspek Indikator Nomor Item Jumlah


Konteks 1. Pemenuhan kebutuhan
1,2 2
kegiatan program
2. Pencapaian tujuan
dengan pemenuhan 3,4 2
kebutuhan
3. Tujuan
pengembangan
5,6 2
berhubungan dengan
kegiatan
4. Kemudahan
7 1
pencapaian tujuan
Input 1. Kesesuaian strategi
dalam pogram dengan 8, 9, 10, 11 4
pencapaian tujuan
2. Keresmian strategi
12 1
dalam program
3. Penggunaan strategi 13 1
4. Prosedur dan jadwal
dalam melakukan 14 1
strategi
5. Ciri khusus bimbingan
15, 16 2
klasikal
Proses 1. Kesesuaian jadwal 17 1
2. Keterlibatan staf
dalam pelaksanaan 18 1
program
3. Pemanfaatan sarana
19 1
prasarana
4. Hambatan dalam
20 1
pelaksanaan program
Produk 1. Pencapaian tujuan
21 1
bimbingan klasikal
2. Hubungan posedur
bimbingan klasikal
22 1
dengan hasil kegiatan
bimbingan klasikal.
3. Pemenuhan
kebutuhan peserta
23 1
didik dalam layanan
bimbingan klasikal
4. Output dari layanan
bimbingan dan 24 1
klasikal
Jumlah 24

D. TABEL PERNYATAAN
Jawaban
NO PERNYATAAN
SS S K TS STS
1 Guru BK melakukan need
assesment pada peserta didik.
2 Terdapat tujuan bimbingan klasikal
dalam program BK
3 Program bimbingan klasikal sesuai
dengan need assesment.
4 Program bimbingan klasikal sesuai
dengan perkembangan peserta
didik.
5 Program bimbingan klasikal sesuai
dengan visi dan misi sekolah.
6 Program bimbingan klasikal sesuai
dengan Panduan Operasional
Penyelenggaraan Bimbingan dan
Konseling (POP BK).
7 Guru BK telah melakukan analisis
kebutuhan dan tujuan program
bimbingan klasikal.
8 Strategi bimbingan klasikal yang
dilakukan dalam bimbingan klasikal
sudah sesuai dengan jumlah guru
BK.
9 Strategi bimbingan klasikal yang
digunakan sesuai dengan jumlah
peserta didik.
10 Strategi bimbingan klasikal yang
digunakan telah sesuai dengan
finansial sekolah.
11 Strategi bimbingan klasikal sesuai
dengan sarana prasarana yang ada.
12 Strategi bimbingan klasikal sesuai
dengan strategi ayanan dalam
Permendikbud 111 tahun 2014.
13 Strategi digunakan dalam
bimbingan klasikal.
14 Terdapat jadwal khusus dalam
bimbingan dan klasikal.
15 Bimbingan dan klasikal dilakukan
di dalam kelas.
16 Bimbingan dan klasikal dilakukan
oleh guru BK.
17 Pelaksaanaan program sudah sesuai
dengan jadwal bimbingan dan
klasikal.
18 Semua staf terlibat dalam program
bimbingan klasikal
19 Sarana dan rasarana telah
dimanfaatkan secara maksimal oleh
staf program.
20 Tidak terdapat hampatan dalam
pelaksanaan bimbingan dan
klasikal.
21 Tujuan layanan bimbingan klasikal
telah tercapai
22 Ada hubungan antara prosedur
layanan bimbingan klasikal dengan
hasil layanan bimbingan kasikal.
23 Kebtuhan peserta didik telah
terpenuhi dengan layanan
bimbingan klasikal.
24 Terdapat hasil jangka panjang dari
layanan bimbingan klasikal.

Anda mungkin juga menyukai