Anda di halaman 1dari 12

TUGAS

BIMBINGAN KONSELING KLASIKAL

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN

(RPL)

DOSEN PENGAMPU:

1. Prof. Dr. Neviyarni, S.,M.S.,Kons


2. Soeci Izzati Adlya, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh kelompok 3:

1. Amanda Sativa (21006041)


2. Naila Rinanda Syakira (21006075)
3. Riri Juwita (21006082)
4. Aurelya Azzahra (2100

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING KLASIKAL

1. Identitas

a. Satuan Pendidikan : SMPN 7 PADANG

b. Tahun Ajaran : 2022/2023, Semester I

c. Sasaran Pelayanan : Siswa Kelas IX.6

d. Pelaksana : Guru BK

e. Pihak Terkait : Guru Mata Pelajaran


2. Waktu dan Tempat

a. Tanggal : 25 September 2022

b. Jam Pelayanan : 08:00 - -09.20

c. Volume Waktu (JP) : 2 x 40 Menit


d. Spesifikasi Tempat Belajar :Kelas IX.6 SMPN 7 Padang
3. Materi Pelayanan
Tema/Subtema
Tema : Bulliying

Sub tema : Menghindari Bahaya


Bulliying

4. Tujuan/ Arah Pelayanan


a. Tujuan Layanan
1. Melalui video yang ditayangkan peserta didik/konseli dapat
menganalisis pengertian perilaku bulliying
2. Melalui video yang ditayangkan peserta didik/konseli dapat
menentukan jenis-jenis perilaku bulliying dengan tepat.
3. Melalui diskusi peserta didik dapat mengidentifikasi
minimal 5 dampak perilaku bulliying
4. Melalui diskusi peserta didik dapat menyimpulkan cara
menghindari perilaku bulliying.
a) Arah Pengembangan KES: agar siswa dapat mengetahui
apa saja dampak negatif dari bulliying
b) Penanganan KES-T : Dapat mencegah siswa dari
keinginan melakukan perilaku bullying pada orang lain
5. Model/ Pendekatan : Small Group Discussion
6. Metode pendekatan : Ceramah, diskusi dan tanya jawab
7. Fungsi Layanan: Pencegahan dan pemahaman
tentang bahaya perilaku bulliying.
8. Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung
a. Jenis Layanan : Layanan Informasi
b. Kegiatan Pendukung : AUM Umum
9. Sarana
a. Media dan Perlengkapan : LCD Proyektor, Vidio Perilaku Bullying
b. Bahan belajar : Modul
c. Sumber:
10. Sasaran Penilaian Hasil Pelayanan
a. KES
1) Acuan (A) : Siswa memiliki pemahaman tentang Bahaya
Bullying
2) Kompetensi (K): Memahami pengertian bullying, jenis-
jenis bullying, dampak bullying, dan upaya menghindari
bullying.
3) Usaha (U): memahami dan mengembangkan potensi yang
dimiliki
4) Rasa (R) : Merasa mendapatkan pemahaman baru
mengenai bulliying dan kelebihan serta kekurangan yang
dimiliki.
5) Sungguh-sungguh (S) : bersungguh-sungguh
meningkatkan potensi yang dimiliki.

b. KES-T
Terhindarnya siswa dari perilaku bulliying yang dapat
mempengaruhi kehidupannya.
c. Ridho Tuhan, Bersyukur, Ikhlas dan Tabah
Memohon ridho Tuhan Yang Maha Esa untuk suksesnya
siswa dalam menjalankan proses pembelajaran dengan baik dan
dapat terhindar serta menjauhkan diri dari perilaku bulliying.
11. Langkah kegiatan

Kegiatan Kegiatan guru Kegiatan siswa Alokasi

waktu
Pendahuluan 1. Memberi salam menjawab salam berdoa 15
minta peserta didik
untuk berdoa Menit
2. Absensi peserta Absensi
didik.
3. Memotivasi siswa Menjawab pertanyaan guru
(membuat
icebreaking)
4. Menyampaikan Mendengarkan dan
tujuan layanan memahami tujuan layanan
5. Menayangkan Menyimak dengan
vidio tetang seksama dan mengambil
Bullying kesimpulan dari vidio

Inti
Guru membentuk kelompok Kelompok 1 membahas 20
1. Menentukan kecil untuk peserta didik pengertian Bulliying
Masalah berdiskusi menganalisis
vidio mengenai Bulliying Menit
Kelompok 2 membahas
2. Analisis Guru membimbing siswa jenis-jenis narkoba
Masalah berdiskusi dan
Kelompok 3 membahas
melaksanakan penilaian
dampak bulliying
proses (blangko penilaian)
Kelompok 4 membahas
upaya menghindari
perilaku bulliyingg

3. Pertemuan Guru membimbing dan


dan laporan Masing-masing kelompok
memfasilitasi peserta didik
dalam melaporkan hasil melaporkan hasil 10
diskusinya Menit
diskusi
4. Pembahasan Guru memberikan
hasil diskusi kesempatan masing-masing Peserta didik saling 20 menit
kelompok menanggapi dan bertanya dan memberikan
bertanya. pertanyaan
1. Guru meminta siswa 1. Peserta didik
Penutup menyimpulkan materi menyimpulkan materi
tentang Bullying 15
pembelajaran
Menit
2. Peserta didik menjawab
2. Evaluasi (berupa
pertanyaan sesuai pertanyaan
indikator)
3. Mendengar dan
3. Menyampaikan tugas mencatat tugas yang
untuk minggu depan akan dikerjakan
(materi yang belum minggu depan
diajarkan yang sesuai
dengan silabus) 4. Berdo’a
4. Berdo’a

12. Penilaian dan Tindak Lanjut


a. Penilaian Proses : Melalui pengamatan dilakukan penilaian
proses pembelajaran/pelayanan untuk memperoleh gambaran
tentang aktivitas siswa dan efektifitas pelayanan yang telah
diselenggarakan dengan dinamika BMB3.
b. Penilaian Hasil :
1) Peserta didik dapat menjelaskan pengertian Bulliying
2) Peserta didik dapat menyebutkan jenis-jenis bulliying
3) Peserta didik dapat menjelaskan dampak dari perilaku bulliying
4) Peserta didik dapat menerapkan upaya agar terhindar dari
perilaku bulliying
c. Lapelprog dan Tindak Lanjut
Setelah kegiatan pembelajaran atau layanan selesai disusunlah Laporan
Pelaksanaan Program Layanan (LAPELPROG) yang memuat data
penilaian hasil dan proses dengan disertai tindak lanjutnya.

Padang, September 2022


Perencana Layanan

Kelompok 3
BAHAYA BULLIYING

A. Pengertian Bulliying
Kata bullying berasal dari bahasa Inggris, yaitu dari kata bull yang
berarti banteng yang senang merunduk kesana kemari. Dalam bahasa
Indoneesia, secara etimologi kata bully berarti penggertak, orang yang
mengganggu orang lemah. Sedangkan secara terminologi menurut Tattum
bullying adalah “....the willful, conscious desire to hurt another and put
him/her under stress”. Kemudian, Olweus juga mengatakan hal yang serupa
bahwa bullying adalah perilaku negatif yang mengakibatkan seseorang ada
dalam keadaan tidak nyaman/terluka dan biasanya terjadi berulang-ulang.
(Wiyani, 2012; 12). Olweus (krahe, 2005) mengatakan bahwa bullying
adalah tindakan yang bersifat negatif yang dimunculakan seseorang atau
lebih, yang dilakukan berulang-ulang dan terjadi dari waktu ke waktu.
Bullying melibatkan kekuatan dan kekuasaan yang tidak seimbang,
sehingga korbannya berada dalam keadaan tidak mampu mempertahankan
diri secara efektif untuk melawan tindakan negatif yang diterimanya. Krahe
(2005), hampir setiap anak mungkin pernah mengalami suatu bentuk
perlakuan tidak menyenangkan dari anak lain yang lebih tua atau lebih kuat.
(dalam Mawardah, 2009).
Bullying merupakan suatu bentuk ekspresi, aksi bahkan perilaku
kekerasan. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) memberi
pengertian bullying sebagai “kekerasan fisik dan psikologis berjangka
panjang yang dilakukan seseorang atau kelompok terhadap seseorang yang
tidak mampu mempertahankan diri dalam situasi di mana ada hasrat untuk
melukai atau menakuti orang atau membuat orang tertekan, trauma atau
depresi dan tidak berdaya.”Bullying biasanya dilakukan berulang sebagai
suatu ancaman, atau paksaan dari seseorang atau kelompok terhadap
seseorang atau kelompok lain. Bila dilakukan terus menerus akan
menimbulkan trauma, ketakutan, kecemasan, dan depresi. Kejadian tersebut
sangat mungkin berlangsung pada pihak yang setara, namun, sering terjadi
pada pihak yang tidak berimbang secara kekuatan maupun kekuasaan. Salah
satu pihak dalam situasi tidak mampu mempertahankan diri atau tidak
berdaya. Korban bullyingbiasanya memang telah diposisikan sebagai target.
Bullying sering kita temui pada hubungan sosial yang bersifat subordinat
antara senior dan junior.
B. Jenis-Jenis Bullying
1. Bullying Secara Verbal
berupa julukan nama, celaan, fitnah, kritik kejam, penghinaan (baik
yang bersifat pribadi maupun rasial), pernyataan-pernyataan bernuansa
ajakan seksual atau pelecehan seksual, teror, surat-surat yang
mengintimidasi, tuduhan-tuduhan yang tidak benar, kasak-kusuk yang
keji dan keliru, gosip dan lain sebagainya. Dari ketiga jenis bullying,
bullyingdalam bentuk verbal adalah salah satu jenis yang paling
mudah dilakukan, kerap menjadi awal dari perilaku bullying yang
lainnya serta dapat menjadi langkah pertama menuju pada kekerasan
yang lebih jauh.
2. Bullying Secara Fisik
yang termasuk jenis ini ialah memukuli, mencekik, menyikut,
meninju, menendang, menggigit, emiting, mencakar, serta meludahi
anak yang ditindas hingga ke posisi yang menyakitkan, merusak serta
menghancurkan barang-barang milik anak yang tertindas. Kendati
bullying jenis ini adalah yang paling tampak dan mudah untuk
diidentifikasi, namun kejadian bullying secara fisik tidak sebanyak
bullying dalam bentuk lain. Anak yang secara teratur melakukan
bullying dalam bentuk ini kerap merupakan anak yang paling
bermasalah dan cenderung beralih pada tindakan-tindakan kriminal
yang lebih lanjut.
3. Bullying Secara Relasional (Pengabaian)
digunakan untuk mengasingkan atau menolak seorang teman atau
bahkan untuk merusak hubungan persahabatan. Bullying secara
relasional adalah pelemahan harga diri si korban secara sistematis
melalui pengabaian, pengucilan, pengecualian atau penghindaran.
Perilaku ini dapat mencakup sikap-sikap yang tersembunyi seperti
pandangan yang agresif, lirikan mata, helaan nafas, bahu yang
bergidik, cibiran, tawa mengejek dan bahasa tubuh yang kasar.
Bullying secara relasional mencapai puncak kekuatannya di awal masa
remaja, saat terjadi perubahan-perubahan fisik, mental, emosional dan
seksual. Ini adalah saat ketika remaja mencoba untuk mengetahui diri
mereka dan menyesuaikan diri dengan teman-teman sebaya.
4. Bullying Elektronik
merupakan bentuk dari perilaku bullying yang dilakukan pelakunya
melalui sarana elektronik seperti komputer, handphone, internet,
website, chatting room, e-mail, SMS dan sebagainya. Biasanya
ditujukan untuk meneror korban dengan menggunakan tulisan,
animasi, gambar dan rekaman video atau film yang sifatnya
mengintimidasi, menyakiti atau menyudutkan. Bullying jenis ini
biasanya dilakukan oleh kelompok remaja yang telah memiliki
pemahaman cukup baik terhadap sarana teknologi informasi dan media
elektronik lainnya.
C. Dampak Perilaku Bulliying
1. Gangguan Kesehatan Fisik
Beberapa dampak fisik yang biasanya ditimbulkan bullying adalah
sakit kepala, sakit tenggorokan, flu, batuk, bibir pecah-pecah, dan
sakit dada. Bahkan dalam kasus-kasus yang ekstrim seperti insiden
yang terjadi di IPDN, dampak fisik ini bisa mengakibatkan kematian.
2. Menurunnya Kesejahteraan Psikologis
Dampak lain yang kurang terlihat, namun berefek jangka panjang
adalah menurunnya kesejahteraan psikologis (psychological well-
being) dan penyesuaian sosial yang buruk. Dari penelitian yang
dilakukan Riauskina dkk., ketika mengalami bullying, korban
merasakan banyak emosi negatif (marah, dendam, kesal, tertekan,
takut, malu, sedih, tidak nyaman, terancam) namun tidak berdaya
menghadapinya. Dalam jangka panjang emosi-emosi ini dapat
berujung pada munculnya perasaan rendah diri bahwa dirinya tidak
berharga.
Kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial juga muncul
pada para korban. Mereka ingin pindah ke sekolah lain atau keluar
dari sekolah itu, dan kalaupun mereka masih berada di sekolah itu,
mereka biasanya terganggu prestasi akademisnya atau sering sengaja
tidak masuk sekolah. Yang paling ekstrim dari dampak psikologis ini
adalah kemungkinan untuk timbulnya gangguan psikologis pada
korban bullying, seperti rasa cemas berlebihan, selalu merasa takut,
depresi, ingin bunuh diri, dan gejala-gejala gangguan stres pasca-
trauma (post-traumatic stress disorder).
D. Upaya Menghindari Perilaku Bulliying
Upaya mencegah dan mengatasi bullying di sekolah bisa dimulai
dengan:
1. Menciptakan Budaya Sekolah yang Beratmosfer Belajar yang
Baik.
Menciptakan budaya sekolah yang beratmosfer belajar tanpa rasa
takut, melalui pendidikan karakter, menciptakan kebijakan pencegahan
bullying di sekolah dengan melibatkan siswa, menciptakan sekolah
model penerapan sistem anti-bullying, serta membangun kesadaran
tentang bullying dan pencegahannya kepada stakeholders sampai ke
tingkat rumah tangga dan tempat tinggal.
2. Menata Lingkungan Sekolah dengan Baik.
Menata lingkungan sekolah dengan baik, asri dan hijau sehingga
anak didik merasa nyaman juga merupakan faktor yang sangat
berpengaruh dan akan membantu untuk pencegahan bullying.
3. Dukungan Sekolah terhadap Kegiatan Positif Siswa.
Sekolah sebaiknya mendukung kelompok-kelompok kegiatan agar
diikuti oleh seluruh siswa. Selanjutnya sekolah menyediakan akses
pengaduan atau forum dialog antara siswa dan sekolah, atau orang tua
dan sekolah, dan membangun aturan sekolah dan sanksi yang jelas
terhadap tindakan bullying.
Ratiyono mengemukakan dua strategi untuk mengatasi bullying
yakni strategi umum dan khusus.
1. Strategi umum dijabarkan dengan menciptakan kultur sekolah yang
sehat. Ratiyono mendeskripsikan kultur sekolah sebagai pola nilai-
nilai, norma, sikap, ritual, mitos dan kebiasaan-kebiasaan yang
dibentuk dalam perjalanan panjang sekolah. Kultur sekolah
dilaksanakan oleh warga sekolah secara bersama baik oleh kepala
sekolah, guru, staf administrasi maupun siswa sebagai dasar dalam
memahami dan memecahkan berbagai persoalan yang muncul.
2. Sedangkan strategi khusus adalah mengidentifikasi faktor internal dan
eksternal yang menyebabkan terjadinya tindakan bullying di
lingkungan sekolah, aktifkan semua komponen secara proporsional
sesuai perannya dalam menanggulangi perilaku bullying, susun
program aksi penanggulangan bullying berdasarkan analisis
menyeluruh dan melakukan evaluasi dan pemantauan secara periodik
dan berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai