Anda di halaman 1dari 5

Nama Anggota Kelompok 2: Mata Kuliah : Legal Drafting

Alfaenawan : 20103070026 Kelas :B


Dinna Kamila Majid : 20103070085 Program Studi : HTN
Muhrizan Saraghi : 20103070103
Lisa Silfiana : 20103070089
Gen Gen Rio : 20103070014
Citra Reza : 20103070052
Salsabila Wahyu Yuana : 20103070010

RANCANGAN PERATURAN GUBERNUR TENTANG RENCANA AKSI


PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAN DAERAH TAHUN 2023-2027
A. JUDUL
Judul: Rencana Aksi Pengembangan Kewirausahaan Daerah Tahun 2023-2027
Apabila melihat pembagian urusan pemerintahan bidang tenaga kerja dalam UU Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
Sub Bidang: Pelatihan Kerja dan Produktivitas Tenaga Kerja
Bidang Pemerintahan Pusat terdiri dari:
a. Pengembangan sistem dan metode pelatihan
b. Penetapan standar kompetensi
c. Pengembangan program pelatihan ketenagakerjaan, ketransmigrasian, produktivitas,
dan kewirausahaan
d. Pelaksanaan pelatihan untuk kejuruan yang bersifat strategis
e. Dll
Sementara Bidang Pemerintahan Daerah Provinsi terdiri dari:
a. Pelaksanaan pelatihan berdasarkan klaster kompetensi
b. Pelaksanaan akreditasi lembaga pelatihan kerja
c. Konsultasi produktivitas pada perusahaan menengah
d. Pengukuran produktivitas tingkat daerah provinsi
Dengan demikian, judul Raperkada (provinsi) perlu disesuaikan dengan wewenang yang
dimiliki oleh pemerintah daerah provinsi, jangan samapai wewenang pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah kabupaten dan kota diambil oleh pemerintah daerah provinsi.
Selain itu, yang perlu diperbaiki antara lain:
a. Frasa Gubernur dan nama provinsi paling atas tidak perlu.
b. Naskah yang telah ditandatangani Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta harus
dibubuhi Nomor dan Tahun oleh Sekda Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
c. Dibawah penulisan nonmor serta tahun pengundangan atau penetapan seharusnya
menggunakan kata ‘TENTANG’.
B. PEMBUKAAN
1. Frasa Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa (sudah benar)
2. Jabatan Pembentuk Peraturan Perundang-undangan:
Pada penulisan jabatan pembentuk peraturan sudah ditulis kapital, ditengah marjin,
namun belum diakhiri tanda baca koma (,)
3. Konsiderans:
Setelah kata Menimbang spasi, titik dua (:) spasi huruf untuk format urutan. Pokok-
pokok pikiran yang terkandung dalam konsiderans harus memuat landasan filosofis,
sosiologis, dan yuridis.
a. Landasan filosofis
Yaitu pertimbangan atau alasan yang menggambarkan bahwa peraturan yang
dibentuk mempertimbangkan pandangan hidup, kesadaran, dan cita hukum
yang meliputi suasana kebatinan serta falsafah bangsa Indonesia yang
bersumber dari Pancasila dan Pembukaan UUD NRI 1945.
b. Landasan Sosiologis
Yaitu pertimbangan atau alasan yang menggambarkan bahwa peraturan yang
dibentuk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berbagai aspek.
Landasan ini berkaitan erat dengan kenyataan empiris yang hidup dalam
masyarakat.
c. Landasana Yuridis
Yaitu pertimbangan atau alasan yang mengilustrasikan bahwa peraturan yang
dibentuk untuk mengatasi permasalahan hukum atau mengisi kekosongan
hukum dengan mempertimbangkan aturan yang telah ada, yang akan diubah,
atau yang akan dicabut guna menjamin kepastian hukum dan keadilan bagi
masyarakat. Landasan yuridis menyangkut persoalan hukum yang berkaitan
dengan substansi atau materi yang diatur sehingga perlu dibentuk peraturan
perundang-undangan yang baru. Beberapa persoalan hukum tersebut antara
lain, peraturan sudah using, peraturan sudah tidak harmonis atau tumpeng
tindih, jenis peraturan yang lebih rendah dari undang-undang sehingga daya
berlakunya lemah, peraturannya sudah ada tetapi tidak memadahi, atau
peraturannya memang sama sekali belum ada.
4. Dasar Hukum:
a. Dasar hukum diawali dengan kata mengingat : Pasal 18 Ayat (6) UUD
NRI 1945 (sudah benar)
b. Dasar hukum yang digunakan banyak mencantumkan peraturan perundang-
undang yang tidak terkait, misalnya peraturan pemerintah Nomor 41 Tahun
2011 tentang Pengembangan Kewirausahaan dan Kepeloporan Pemuda, serta
Penyediaan Prasarana dan Sarana Kepemudaan, dan Peraturan Presiden Nomor
2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional Tahun 2021-
2024. Sehingga dasar hukum pembentukan peraturan daerah memuat sederetan
peraturan perundang-undangan yang tidak mempunyai relevansi dengan materi
peraturan daerah yang dibentuk.
c. Pada poin ke 3 kurang nya dilengkapi pencantuman Lembaran Negara dan
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia pada Undang-Undang Nomor
1 Tahun 2022, seperti yang diatur pada lampiran II Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 pada B.4. Dasar Hukum poin ke 47. Seharunya
menjadi Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2022 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6757);
d. Kurangnya penulisan titik koma pada kalimat terakhir di poin ke 3
e. Dalam Dasar Hukum “Mengingat” poin 8 seharusnya diletakan setelah poin ke
6, jika mengacu pada tahun penerbitan peraturannya agar sistematis.
5. Diktum:
Diktum terdiri atas:
a. Kata Memutuskan
b. Kata Menetapkan
c. Jenis dan nama peraturan perundang-undangan
Sebelum kata “MEMUTUSKAN:” ditengah ditulis:
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DAERAH
ISTIMEWA YOGYAKARTA
dan
GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : ………
Pada bagian diktum jenis dan nama yang dicantumkan setelah kata Menetapkan
tanpa frasa Provinsi, Kabupaten/Kota. Yang benar yaitu Menetapkan:
PERATURAN GUBERNUR TENTANG RENCANA AKSI PENGEMBANGAN
KEWIRAUSAHAAN DAERAH TAHUN 2023-2027. Seluruhnya ditulis dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik.
C. BATANG TUBUH
Ketentuan Umum
Pasal 1 Angka 3 menjelaskan tentang “Calon Wirausaha adalah setiap orang yang
memiliki jiwa Kewirausahaan …”. Pada kata “jiwa kewirausahaan” kurang cocok
dipakai dalam menggambarkan tidak ada yang bisa mengukur jiwa seseorang dalam
berwirausaha, seharusnya cukup dengan “Calon Wirausaha adalah setiap orang yang
memiliki ide bisnis dan/atau memiliki rintisan usaha.”
Materi Pokok Yang Diatur
- BAB II Pasal 2, terdapat kata “Pemangku Kepentingan” ini menimbulkan
pertanyaan terkait siapakah pemangku kepentingan ini serta tidak ada penjelasan
tentang hal tersebut sebelumnya.
- Pemakaian kata “Aksi” terutama dalam BAB II (Maksud dan Tujuan) tidak terlalu
berguna, sehingga dalam menjabarkan materi Peraturan Gubernur ini terkesan
tumpang tindih dengan kata “Pengembangan”.
- Pada Pasal 3 Poin b menyebutkan “kapasitas inovasi dan kewirausahaan”
menjadikannya bermakna ganda. Pasalnya dalam pengertian sebelumnya
disebutkan bahwa “kewirausahaan” sudah pasti mempunyai jiwa yang inovatif.
Cukup dengan kalimat “Memperkuat kapasitas kewirausahaan daerah…” saja.
- Pada Pasal 3 Poin c, kata “skills” tidak ada dalam KBBI. Kalau mau cukup dengan
kalimat “Meningkatkan kemampuan…”.
- Pada Pasal 3 Poin d terdapat kata “kesempatan berusaha”. berusaha apa?
Seharusnya “kesempatan usaha” atau “kesempatan berwirausaha” agar lebih
spesifik dengan isi Peraturan Gubernur ini.
- BAB III Pasal 4 ayat (1) kata singkatan RIKD tidak sesuai dengan penulisan
sebelumnya yang tidak disingkat. Hal ini akan membingungkan bagi orang umum.
- Ayat (2) point a dan b sudah dijelaskan dalam pasal 3 dan sebaiknya tidak perlu
disebutkan.
- Pada BAB III asal 6 Angka 2
Variabel rencana aksi yang tertuang pada Pasal 6 Angka 2 dirasa kurang konkret
dikarenakan jika kita merefleksikan dari aksi Pengembangan Kewirausahaan Daerah,
variabel tersebut kurang mengimplementasikan value dari sebuah segmentasi
kewirausahaan yang lebih mengedapankan analisis SWOT yang dimana terdapat
Strenght, Weakness, Opportunity, Threat.
- Pada BAB III Bagian Kedua Pasal 12 Angka 3
Pada Pasal 12 terdapat kekurangan detailing diksi yang tidak mengkerucutkan
pembagian Insentif yang dimaksud pada Pasal tersebut. Karena sudah sewajarnya jika
instansi ke-pemerintahan terdapat transparansi baik internal maupun eksternal.
- BAB IV Pasal 13
Di dalam Pasal 13 ayat (3) terdapat kesalahan dalam mencantumkan ayat. Seharusnya
ayat (2) bukan ayat (3) karena ayat yang memuat terkait Laporan pelaksanaan program
dan kegiatan itu ada di dalam ayat (2)
- Pemberian nomor pada Pasal tidak urut, setelah penulisan Pasal 6 selanjutnya
langsung penulisan Pasal 10
- Pasal 10 seharusnya dihapus/ditiadakan, karena maksud/tujuan pasal tsb sudah
termuat dalam pasal sebelumnya (pasal 4) atau pasal sebalik nya yang di tindakan
Hal ini dilakukan untuk menghindari tumpang tindih pasal yang mempunyai ide
pokok yang sama
- BAB VI
PENDANAAN
Pasal 14
Terdapat kesalahan terhadap Pemberian nomor urut dengan angka romawi pada Bab.
Seharusnya BAB V bukan VI.
Jika satu pasal atau ayat memuat rincian unsur, selain dirumuskan dalam bentuk kalimat
dengan rincian, dapat dirumuskan dalam bentuk Tabulasi. Isi pasal tersebut dapat lebih
mudah dipahami jika dirumuskan sebagai berikut:

BAB V
PENDANAAN

Pasal 14
Pendanaan Pelaksanaan Rencana Aksi Pengembangan Kewirausahaan Daerah yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah
bersumber dari:
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; dan
b. sumber dana lain yang sah dan tidak mengikat.
D. PENUTUP
- Salinan Sesuai Dengan Aslinya
KEPALA BIRO HUKUM,
ttd.
ADI BAYU KRISTANTO S.H., M.HUM
NIP. 19720711 199703 1 006
*Seharusnya nama lengkap pejabat yang menandatangani tidak disertai gelar,

Anda mungkin juga menyukai