Anda di halaman 1dari 57

BUKU INFORMASI

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN


BERBASIS KOMPETENSI

MELAKSANAKAN RUTINITAS (DASAR) PENGELASAN DENGAN


PROSES LAS BUSUR MANUAL
JIP.SM02.008.01

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN R.I


DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
PUSAT PENGEMBANGAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
BIDANG MESIN DAN TEKNIK INDUSTRI
BANDUNG
KATA PENGANTAR

Modul pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) berbasis kompetensi merupakan salah

satu media pembelajaran yang dapat digunakan sebagai media transformasi pengetahuan,

keterampilan dan sikap kerja kepada peserta pelatihan untuk mencapai kompetensi tertentu

berdasarkan program pelatihan yang mengacu kepada Standar Kompetensi.

Modul pelatihan ini berorientasi kepada pelatihan berbasis kompetensi ( Competence Based

Training) diformulasikan menjadi 3 (tiga) buku, yaitu Buku Informasi, Buku Kerja dan Buku Penilaian

sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam penggunaanya sebagai referensi dalam media

pembelajaran bagi peserta pelatihan dan instruktur, agar pelaksanaan pelatihan dapat dilakukan

secara efektif dan efisien. Untuk memenuhi kebutuhan pelatihan berbasis kompetensi tersebut, maka

disusunlah modul pelatihan berbasis kompetensi dengan judul “Melaksanakan rutinitas (dasar)

pengelasan dengan proses las busur manual “.

Kami menyadari bahwa modul yang kami susun ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,

kami sangat mengharapkan saran dan masukan untuk perbaikan agar tujuan dari penyusunan modul

ini menjadi lebih efektif.

Demikian kami sampaikan, semoga Tuhan YME memberikan tuntunan kepada kita dalam

melakukan berbagai upaya perbaikan dalam menunjang proses pelaksanaan pembelajaran di

lingkungan direktorat guru dan tenaga kependidikan.

Jakarta, ........................ 2018


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------------ 1

DAFTAR ISI -------------------------------------------------------------------------------------- 2

BAB I URAIAN SINGKAT MATERI PELATIHAN ------------------------------------------- 14


A. Latar Belakang ------------------------------------------------------------------ 14
B. Tujuan ---------------------------------------------------------------------------- 14
C. Ruang Lingkup ------------------------------------------------------------------ 14
D. Pengertian-Pengertian --------------------------------------------------------- 15

BAB II MATERI PELATIHAN Melaksanakan rutinitas(dasar) pengelasan dengan


proses las busur manual -------------------------------------------------- 16
A. Diagram Alir Unit Kompetensi ------------------------------------------------ 16
B. Penjelasan Melaksanakan rutinitas (dasar) pengelasan dengan
proses las busur manual -------------------------------------------------------- 17
1. Mengidentifikasi spesifikasi dan menyiapkan mesin las busur
manual ---------------------------------------------------------------------- 17
2. Menyiapkan bahan las ----------------------------------------------------- 30
3. Mengidentifikasi elektroda las busur manual -------------------------- 33
4. Melaksanakan rutinitas (dasar) pengelasan pada pelat baja
karbon posisi di bawah tangan dan mendatar (horizontal). --------- 42
5. Melaksanakan pemeriksaan (evaluasi) hasil pengelasan secara
visual dan melaporkan hasil pengelasan ------------------------------- 52

BAB III SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI


A. Sumber-sumber Perpustakaan------------------------------------------------- 64
1. Daftar Pustaka ------------------------------------------------------------- 64
2. Buku Referensi ------------------------------------------------------------- 64
B. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan ------------------------------------------- 64

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual
Halaman: 2 dari 66
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

BAB I
PENDAHULUAN

A. TUJUAN UMUM
Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu melakukan pengelasan pelat posisi dibwah

tangan menggunakan proses las SMAW

B. TUJUAN KHUSUS
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Melaksanakan rutinitas (dasar)

pengelasan dengan proses las busur manual, ini guna memfasilitasi peserta sehingga pada akhir

diklat diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Mengidentifi kasi pesifikasi dan menyiap kan mesin las busur manual

2. Menyiapkan bahan las

3. Mengidentifikasi elektroda las busur manual

4. Melaksanak an rutinitas (dasar) pengelasan pada pelat baja karbon posisi di bawah tangan dan

mendatar (horizontal )

5. Melaksanak an pemeriksaan (evaluasi) hasil pengelasan secara visual dan melaporkan hasil pengelasa

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual
Halaman: 7 dari 66
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

BAB II
URAIAN SINGKAT MATERI PELATIHAN

A. Latar Belakang

Melaksanakan Rutinitas (dasar) Pengelasan dengan Proses Las SMAW


merupakan salah satu dari beberapa proses pengelasan dan posisi pengelasan
dimana pengelasan rutinitas dasar ini merupakan proses pengelasan yang biasa
dipergunakan dalam proses pengelasan tingkat dasar yaitu posisi mendatar atau
dibawah tangan dari sambungan sudut 1 F ( fillet joint ) dan sambungan tumpul 1
G ( Butt joint ) dan posisi horisontal dari sambungan sudut 1 F ( fillet joint ) dan
sambungan tumpul 1 G (Butt joint ), dilakukan untuk membentuk suatu konstruksi
dan merupakan posisi pengelasan yang paling banyak digunakan pada dunia
pengelasan. Pengelasan dengan proses las SMAW atau disebut dengan
pengelasan busur listrik merupakan proses pengelasan yang menggunakan busur
listrik yang mengalir sebagai pemanas dalam kawat las ( Electrode ) yang. Kawat
las yang digunakan berbentuk potongan kawat baja dengan ukuran tertentu yang
dilapisi dengan fluk padat.
Pada Buku Informasi ini akan dipaparkan tentang Pengetahuan, ketrampilan
dan sikap kerja dimana berisi Informasi tentang : Persiapan mesin dan bahan las
(benda uji), Identifikasi bahan pengisi, Identifikasi posisi pengelasan, Pelaksanaan
pengelasan sambungan sudut dan tumpul pada pelat posisi di bawah tangan (1F,
1G), Pelaksanaan pemeriksaan (evaluasi) hasil pengelasan secara visual dan
melaporkan hasil pengelasan.
Dengan disusunnya Modul ”Melaksanakan rutinitas (dasar) pengelasan dengan
proses las busur manual (SMAW)” ini diharapkan akan dapat membantu Pelatih
dalam menjelaskan dan melaksanakan pengelas .

B. Tujuan
Modul “Melaksanakan rutinitas (dasar) pengelasan dengan proses las busur
manual (SMAW)” ini bertujuan agar siswa mampu untuk melakukan pengelasan
sesuai dengan SOP. Dimana Mengelas Pelat Posisi di Bawah Tangan (1F, 1G)
dengan Proses Las SMAW dalam Modul ini adalah untuk memberikan pemahaman
dan menerapkan proses pengelasan yang benar sesuai dengan standar
operasional yang berlaku, disamping itu juga bertujuan agar siswa mampu
melakukan pemeriksaan hasil pengelasan secara benar.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari Modul “Melaksanakan rutinitas (dasar) pengelasan dengan
proses las busur manual (SMAW)” ini terdiri dari : Mengidentifikasi spesifikasi dan
menyiapkan mesin las busur manual, Menyiapkan bahan las, Mengidentifikasi
elektroda las busur manual, Melaksanakan rutinitas (dasar) pengelasan pada pelat
baja karbon posisi di bawah tangan dan mendatar (horizontal), Melaksanakan
pemeriksaan (evaluasi) hasil pengelasan secara visual dan melaporkan hasil
pengelasan

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual
Halaman: 14 dari 66
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

D. Pengertian-pengertian

1. Logam adalah mineral yang tidak tembus pandang dan dapat


menghantarkan aliran panas atau aliran listrik
2. Besi adalah logam yang keras, yang dihasilkan dari proses
pengolahan biji besi pada dapur tinggi
3. Baja adalah logam yang keras dan kuat, yang dihasilkan dari
proses pengolahan lanjut logam besi melalui dapur Siemens
Martin, Bessemer, Open Heart atau dapur listrik
4. Logam Ferrous adalah logam yang terbuat dari unsur dasar besi (Fe) dan
Carbon (C)
5. Logam Non Ferrous adalah logam yang terbuat dari unsur dasar bukan besi (Fe)
dan Carbon (C)
6. Baja Carbon Rendah Baja yang mempunyai kandungan karbon sebesar 0,1%
sampai dengan 0,3%
7. Baja Carbon Sedang Baja yang mempunyai kandungan karbon sebesar 0,3%
sampai dengan 0,6%
8. Baja Carbon Tinggi Logam yang mempunyai kandungan karbon 0,7% sampai
dengan 1,3 %
9. Baja campuran Logam baja yang telah mengalami proses penambahan unsur
– unsur paduan
10. Baja Tahan Karat Logam baja yang mempunyai sifat tahan terhadap karat
11. Unsur Paduan Adalah unsur – unsur kimia yang ditambahkan pada logam
untuk memperbaiki sifat – sifat logam tersebut
12. Heat Treatment Proses pemanasan dan pendinginan pada logam untuk
mendapatkan sifat – sifat tertentu
13. Hardening Proses pemanasan logam yang bertujuan untuk menambah
sifat kekerasan logam
14. Tempering Proses pemanasan logam yang bertujuan untuk mengurangi
sifat kekerasan
15. Annealing Proses pemanasan dan pendinginan logam yang bertujuan
untuk melunakkan kekerasan logam
16. Klasifikasi baja Penggolongan logam baja berdasarkan komposisi unsur
paduan

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual
Halaman: 15 dari 66
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

BAB III
MATERI PELATIHAN
MELAKSANAKAN RUTINITAS (DASAR) PENGELASAN
DENGAN PROSES LAS BUSUR MANUAL

A. DIAGRAM ALIR UNIT KOMPETENSI

Menyiapkan = Pemeriksaan Menyiapkan


mesin las mesin : bahan las
SMAW : - Periksa sirkit - Identifikasi
- Pemasangan bantu material dasar
mesin - Pengaturan (raw material)
- Pengkabelan arus
- Verifikasi
mesin

Penyalaan busur Penyimpanan dan Mengidentifikasi


las pengeringan elektroda las
elektroda las - Jenis elektroda
- Kodefikasi

Mengelas lurus Membuat manik Mengelas


posisi datar posisi datar sambungan
dengan ayunan tumpul posisi
datar :

Melaksanakan
pemeriksaan hasil
las secara visual

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual
Halaman: 16 dari 66
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

B. PENJELASAN MELAKSANAKAN RUTINITAS (DASAR) PENGELASAN


DENGAN PROSES LAS BUSUR MANUAL

1. Mengidentifikasi spesifikasi dan menyiapkan mesin las busur manual


a) Pengetahuan
(1) Penanganan mesin las busur
(a) Pemasangan mesin las

Ketika memasang mesin las, hindari lokasi bagian yang bocor, air, lembab atau
berdebu. Bila pemasangan didalam ruang, yakinkan bahwa ruang yang
diijinkan sekitar 30 cm dari jendela dan dinding untuk menghindari gangguan
ventilasi karena efek pendinginan. Bila mesin las busur AC digunakan, pastikan
bahwa rektifier didinginkan dengan menggunakan kipas pendingin. Bila dua
buah mesin dioperasikan berdampingan, ruang diantara mesin - mesin
tersebut yang diijinkan adalah 30 cm.

(b) Pengkabelan sisi output dan pembumian


(i) Pembumian atau arde perlu dilakukan untuk pengoperasian peralatan
listrik dengan aman, dan harus dilakukan dengan tepat. Tidak hanya kasus
mesin yang harus dibumikan, tetapi material yang dilas dan penumpu las juga
harus dibumikan untuk melindungi operator dari sengatan listrik.
Pada kasus mesin las yang tidak dibumikan, potensial listrik dari mesin
tersebut relative terhadap bumi akan naik dikarenakan induksi atau penyebab
lainnya, kemungkinan menyebabkan sengatan listrik, walaupun rangkaian
didalam mesin las disiapkan dengan tepat/benar.
Peralatan listrik yang dihubungkan dengan mesin las juga harus
dibumikan untuk menjamin keselamatan. Gambar 1.1 menunjukkan bagaimana
melaksanakan pembumian dan pengkabelan yang benar. Kecuali kalau mesin las
dan material yang dilas letaknya sangat berdekatan satu dengan yang lainnya,
mereka harus dibumikan secara terpisah.
Kabel pengelasan (sisi elektroda)

Kabel Arus Potongan yang akan


Mesin las
input Sisi output Ditto (kabel balik pembumian) dilas atau
Penumpu pengelasan
Pembumian
casing/kotak
rangka
Casing/Kotak mesin las
Operator
rangka mesin
las

Pembumian Dasar Pembumian


kelas tiga
Pembumian potongan yang akan dilas

Gambar 1.1 Pembumian yang benar dan pengkabelan sisi output

Halaman: 17 dari 66
Buku Informasi Versi: 2017
Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

Sebagaimana arus yang sama mengalir langsung kesisi kabel stang elektroda
dan sisi kabel balik, pastikan untuk menggunakan kabel dengan kapasitas yang
cukup.
Sisi kabel balik harus dihubungkan langsung ke material yang dilas dan tidak
dicat atau permukaan yang dapat bergerak. Pada umumnya dihubungkan ke meja
kerja atau jig las. Walaupun sisi kabel balik harus disambung dengan rapat
kerangka besi yang ditentukan, misalnya ketika membumikan bagian yang dilas
pada galangan kapal besar dimana potensi pembumian telah ditentukan.

A ru s

Terminal Operator
Kabel input M e s in las output Potongan yang a kan
Terhubung dengan dilas
kabel las

Dok (tahanan sangat ke ci l )


Ground

Gambar 1.2 Contoh sisi pengkabelan output untuk dok galangan kapal

Jika bumi dan kabel sisi balik dihubungkan ke terminal yang sama
sebagaimana yang ditulis diatas untuk pabrik konvensional, kebakaran bisa
terjadi yang disebabkan oleh arus tidak terduga yang mengalir bercabang
dibawah tanah. Pengkabelan dengan kondisi tersebut harus dihindari. Berbagai
problem bisa terjadi jika sebuah batang plat yang kelistrikannya tidak
dihubungkan dengan baik digunakan untuk pembumian, atau jika kabel yang
digunakan mempunyai tahanan listrik yang tinggi karena luasan penampangnya
tidak memadai.
Problem-problem ini termasuk selang waktu dari busur karena arus atau
tegangan las tidak memadai, kehilangan daya listrik atau tidak berfungsi bila
peralatan penurun tegangan atau peralatan bantu seperti alat pengendali jarak
jauh (remote control) digunakan. Jika sambungan pengkabelan tidak sempurna,
maka akan mengandung resiko terbakar dikarenakan oleh variasi arus las atau
panas yang berlebihan. (lihat Gambar 1.3)
Per be d aa n potensial
lis trik
Ar us
Terminal
M es in las output

Ka b el b alik
tidak s em pur na
Ali r a n arus
Pe m b u nia n c as in g & berc aba ng
s am bu nga n term inal output

Das ar

Perbe da an potens ial


lis trik

Gambar 1.3 Pembumian dan pengkabelan sisi output yang buruk


Halaman: 18 dari 66
Buku Informasi Versi: 2017
Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

(iii) Bila kabel panjang digunakan untuk sisi output dari mesin las busur AC
dan kabel melilit membentuk gulungan, arus/amper yang ada pada
kabel yang tergulung lebih rendah dibandingkan dengan kabel yang
lurus.
Menunjuk ke Gambar 1.4, perbedaan arus diantara kabel-kabel ini
disebabkan karena tahanan oleh reaktansi yang menghalangi aliran arus las,
kejadian ini harus diperhatikan untuk pertimbangan.

Konduktor Pembumian
holder

Penurunan tegangan dalam penghantar


(Penghantar 25m)
Plat baja
Gambari Penurunan
kiri tegangan (V)
Pada plat baja
A 3-9

Ikatan tertutup yang B 3-4


dimasukkan
C 21-22
Jumlah putaran : D 13-14

Jumlah putaran : 25

Pada plat baja 1m

Gambar 1.4 Kondisi kabel las dan penurunan tegangan

(2) Pemeriksaan dan pemeliharaan mesin las busur


Mesin las busur dan peralatan disekelilingnya mempunyai banyak bagian
yang bergerak yang cenderung aus. Pemeriksaan dan pemeliharaan harian
menolong untuk memperpanjang umur peralatan dan membuat mesin
menghasilkan kapasitas maksimum. Secara struktur dibedakan antara mesin las
busur AC dan mesin las busur DC, metode inspeksinya bervariasi. Berbagai
pekerjaan dijelaskan dibawah.
1. Periksa apakah tombol sumber listrik dan tombol inspeksi berfungsi dengan
benar dan apakah terjadi getaran atau suara berisik pada bagian yang
bergerak, bagian penggerak dan kipas pendingin.
2. Lumasi daerah yang berputar dari tuas pengatur arus dan permukaan gesek
untuk menghindari keausan.
3. Jika terkumpul debu didalam, fungsi pendinginan dan kapasitas isolasi dari
kumparan transformer akan menurun. Bersihkan kumparan dengan meniup
debu dengan udara kompresi. Ukur tahanan isolasi dan tahanan pembumian
dari kumparan secara reguler/ tetap dan dinyatakan bahwa pengukurannya
memuaskan.
4. Periksa sisi kabel input dan output, apakah bungkusnya mengelupas,
penyambungannya kendor dan kondisi isolasinya.

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual Halaman: 19 dari 66
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

Pemeriksaan dan pemeliharaan harian adalah penting untuk


keamanan dan pengoperasian yang efisien dari mesin las busur. Mengikuti
rincian instruksi dari petunjuk operasional Tabel 1.1 memperlihatkan sebuah
contoh pemeriksaan mesin las busur SMAW. Adalah penting untuk
menegaskan sebelum mulai pemeriksaan, apakah sumber dayanya sudah
hidup. Catat bahwa test tekanan atau pengukuran tahanan isolasi dari mesin
las sehubungan dengan berbagai bagian elektronik, misalnya IC tidak boleh
dilaksanakan dengan sembrono, kalau tidak pelindung kondensor bisa rusak.

Tabel 1.1 Contoh pemeriksaan mesin las

Periode Bagian yang Lokasi pemeriksaan


diperiksa
Apakah kipas
pendingan mulai jalan Angin dari bawah sumber
ketika saklar utama daya
dinyalakan

Harian Sambungan kabel dan Digerakkan dengan


isolasinya tangan

Getaran dan bau yang Lebih dari M


tidak normal ketika menggunakan meger 500
arus dinyalakan V

Apakah isolasinya Kencangkan kembali


memadai semua sambungan
Kelonggaran dari
sekrup pada
sambungan listrik
(sebelah dalam)
Setiap 3
atau 6 Bersihkan dengan
bulan menggunakan udara
Penumpukan debu di tekan kering (jangan lupa
dalam membersihkan
permukaan belakang
papan panel)
Pembumian kotak Periksa klem kendor dan
rangka rusak

Saklar / tombol dan Periksa keausan


Tahunan
relai kontaktor

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual Halaman: 20 dari 66
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

Saat ini, banyak pengelasan busur dilaksanakan dengan menggunakan


mesin las busur. Bagaimanapun, meski teori dari las busur dimengerti dengan
baik, pengetahuan dari tenaga ahli tentang perangkat keras juga sangat perlu.

(3) Karakteristik dari sumber tenaga listrik dari mesin las busur
Busur mempunyai karakteristik arus - tegangan yang sangat berbeda
dengan tahanan dari beban peralatan listrik rumah tangga biasa. Mesin las busur
harus mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut ini sehubungan dengan
penimbulan busur secara mudah dan tetap stabil.
Karakteristik mesin las busur :
(1) Mudah terbentuknya busur dan kelanjutannya
(2) Fluktuasi arus las kecil karena perubahan panjang busur
(3) Kenaikan tegangan yang cepat untuk mengganti penurunan arus las
untuk mencegah selang waktu dari busur
(4) Tegangan tanpa beban yang cukup (tegangan sirkuit terbuka yang
terjadi antara sisi luar elektrode yang perlu untuk menimbulkan dan
memelihara busur. Jika tegangan terlalu tinggi, kemungkinan disebabkan
oleh kejutan listrik)

Agar supaya karakteristik ini tercapai mesin las busur yang dioperasikan
secara manual harus mempunyai penurunan karakteristik dan karakteristik arus
konstan, sementara itu mesin las busur semi otomatis mensyaratkan karakteristik
tegangan konstan. Gambar 1.5 (b). menunjukkan penurunan karakteristik dan
Gambar 1.5 (a). menunjukkan karakteristik arus konstan. Garis lengkung dan
garis lurus menunjukkan hubungan antara arus output dan tegangan output dari
mesin las busur ditunjukkan pada gambar tersebut disebut kurva karakteristik
eksternal

Karakteristik menurun Karakteristik tegangan


konstan
Teganganbusur
Teganganbusur

Karakteristik arus
konstan

Arus pengelasan Arus pengelasan

Gambar 1.5 Karakteristik eksternal dari mesin las busur

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual Halaman: 21 dari 66
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

(a) Karakteristik menurun (drooping)

Kurva karakteristik eksternal mesin las


Teganganoutput (karakteristik menurun)

Kurva karakteristik
Panjang busur
busur

Arus output
Gambar 1.6 Karakteristik menurun dan titik aksi busur

Sebuah karakteristik dari busur yang mana ketika arus meningkat,


tegangan output (tegangan terminal) menurun secara tiba-tiba. Hal ini disebut
karakteristik menurun (drooping), dan sebab itu perubahan tegangan
busur tidak berpengaruh besar terhadap arus las. Kurva PQ pada diagram
adalah kurva karakteristik eksternal dari mesin las yang mempunyai
karakteristik menurun (drooping). Garis putus-putus L - L' menunjukkan
karakteristik arus - tegangan dari busur. Titik P pada kurva disebut tegangan
tanpa beban yang diperlukan untuk penyalaan busur dan menjaga kelanjutan
busur, sementara titik Q disebut arus sirkuit pendek.
Titik S yang merupakan perpotongan antara kurva karakteristik
eksternal dengan kurva karakteristik busur disebut titik aksi (gerak) dari
busur. Hal ini menunjukkan kondisi dimana panjang busur L timbul terus
menerus dengan stabil. Jika panjang busur diperpanjang dari L ke L', titik gerak
dari busur berpindah dari S ke S' dan tegangan busur meningkat, tetapi
sehubungan dengan itu penurunan arus sangat kecil. Bila tegangan output
yang diaplikasikan sangat tinggi dibandingkan dengan tegangan busur, busur
tidak hilang tetapi tersisa dengan stabil. Perubahan arus las sangat
mempengaruhi penetrasi dan laju pelelehan dari elektrode serta kualitas dari
operasi pengelasan. Bagaimanapun juga, karakteristik dari sumber daya las
mengikuti arus pengelasan dijaga hampir konstan, walaupun perubahan dari
panjang busur yang disebabkan oleh perubahan jarak antara elektrode dan
logam induk tergantung pada ayunan tangan tukang las.
Mesin las busur AC untuk SMAW dan mesin las TIG mempunyai
karakteristik penurunan (drooping) dan dapat dipergunakan untuk las manual.
Mesin las busur untuk las busur berpelindung sendiri, SAW dan las elektro slag
AC yang menggunakan mesin las otomatis dikombinasikan dengan sistem
kontrol pengumpan kawat (sistem untuk mengontrol tegangan busur konstan
dengan cara mengatur kecepatan pengumpanan kawat) untuk mengontrol
kecepatan pengumpan kawat sesuai dengan tegangan busur dan menjaga
Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual
Halaman: 22 dari 66
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

panjang busur tetap konstan, semuanya ini mempunyai karakteristik penurunan


(drooping).

(b) Karakteristik arus konstan


Ini adalah karakteristik dari sumber daya untuk mesin las busur yang mana
arus output tetap hampir konstan meskipun ada perubahan tegangan output.
Dengan kata lain, arus pengelasan tetap konstan tanpa memperhatikan
perubahan dari panjang busur.
Sama dengan mesin las busur yang mempunyai karakteristik menurun
(drooping), sumber daya ini digunakan untuk mesin las busur manual seperti
mesin las TIG.

(c) Karakteristik tegangan konstan

Kurva
Kurva karakteristik eksternal karakteristik
mesin las (karakteristik busur
tegangan konstan)
Teganganoutput

Titik gerak Titik gerak


tidak stabil stabil

Arus output

Gambar 1.7 Titik gerak busur dari sumber daya tegangan konstan

Dengan sumber daya yang menyediakan listrik untuk peralatan


listrik rumah tangga atau motor, tegangan yang terjadi secara khusus tetap
hampir konstan walaupun terjadi perubahan arus. Karakteristik dari sumber
daya listrik ini disebut karakteristik tegangan konstan. Peralatan untuk
pengumpan kawat las kecil/tipis pada kecepatan tinggi sesuai dengan arus las
yang digunakan dikombinasikan dengan mesin las MAG, MIG atau kawat kecil
untuk mesin las SAW. Bila panjang busur diperpanjang dari L1 ke L2 pada
Gambar 1.7, arus pengelasan tiba - tiba menurun dari I1 ke I2 dan laju
peleburan kawat berkurang banyak.

Walaupun kawat las diumpankan pada kecepatan konstan tanpa


memperhatikan panjang busur, panjang busur seketika itu juga dikembalikan
ke panjang mulanya. Jika panjang busur berkurang, arus las meningkat.
Bagaimanapun, bila laju pelelehan kawat ditambah secara mendadak,
Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual
Halaman: 23 dari 66
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

pelelehan kawat membawa busur kembali ke panjang awalnya. Karakteristik ini


disebut karakteristik pengaturan sendiri dari karakteristik tegangan
konstan.

(4) Tipe mesin las busur

Mesin las busur yang digunakan untuk tegangan rendah, pengoperasian


dengan arus besar dapat dipakai untuk pekerjaan pengelasan dan dibagi
menjadi mesin las busur AC dan mesin las busur DC sebagaimana yang terlihat
pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2 Jenis mesin las busur

Tipe inti bergerak

Mesin las busur AC Tipe tap yang dapat


dirubah
Tipe kontrol thyristor

Tipe berputar (mesin


Mesin las busur DC penggerak generator tipe
4)

Tipe rektifier

Tabel 1.2. menunjukkan gambaran dan perbandingan dari mesin las


busur AC dan mesin las busur DC.
Perbedaanmesin
antaralas
mesin busur
busur DC AC dan

Jenis Mesin las busur DC Mesin las busur AC


perbedaan
Stabilitas busur Sempurna Sedikit kurang stabil

Perubahan
Memungkinkan Tidak mungkin
polaritas
Hembusan busur Terjadi Jarang terjadi

Tegangan tanpa
Relatif rendah Tinggi
beban
Bahaya kejutan
Relatif tidak ada Sering terjadi
listrik

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual
Halaman: 24 dari 66
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

Konstruksi Kompleks Sederhana

Kompleks pada
Perawatan Mudah
beberapa bagian
Agak sering untuk
Pembongkaran tipe berputar Minimal
(rotating)
Tipe berputar agak
Kebisingan bising, tetapi tipe Tidak bising
rektifier tidak
Harga Mahal Lebih murah

b) Keterampilan
(1) TEKNIK PENGELASAN BUSUR LISTRIK
(i) Penanganan Mesin Las Busur Listrik Arus Bolak-balik
(a) Persiapan Mesin Las

Pengangkat

Skala Amper meter Power supply 200V

Skala Penunjuk Saklar mesin


Handel arus Tombol power
Penjepit elektroda

Kabel power
Elektroda las
Material dasar Ground mesin

Plat magnet
Kabel ground

Gambar 1.8 Mesin Las Busur Listrik

Tahapan-tahapan persiapan yang perlu dilakukan dan hal-hal penting yang


harus diperhatikan dalam penanganan mesin las busur listrik arus bolak balik
meliputi :
1. Pemeriksaan sirkuit utama.
Pemeriksaan sirkuit utama mesin las seperti ditunjukkan pada gambar 1. 9
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual
Halaman: 25 dari 66
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

(1) Yakinkan bahwa saklar tenaga dalam keadaan mati ( off )


(2) Periksa sambungan kabel las bila ada yang lepas
(3) Periksa isolasi sambungan antar kabel dan yakinkan bahwa isolasi
sambungan dalam keadaan aman
(4) Periksa bahwa kabel ground dalam keadaan tertanam

Gambar 1.9 Sirkuit utama

2. Pemeriksaan sirkuit bantu

Pemeriksaan sirkuit bantu dan pemasangan elektrode las seperti ditunjukkan pada
gambar 1.10 dan gambar 1.11 dengan pemeriksaan sebagai berikut :
(1) Periksa sambungan kabel las yang terlepas.
(2) Periksa isolasi sambungan kabel.
(3) Sambungkan kabel ground dengan meja kerja pada posisi yang aman dari
gerakan
(4) Periksa kebenaran penyambungan kabel .
(5) Masukan elektrode kedalam penjepit pada kemiringan yang benar

Hati-hati jangan sampai mengarahkan ujung tangkai las dari penjepitnya

Gambar 1.10 Sambungan kabel Gambar 1.11 Pemasangan elektrode

3. Persiapan tang ampere

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual
Halaman: 26 dari 66
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

Sebelum mesin las dipergunakan dengan sebenarnya terlebih dahulu perlu


menyiapkan tang amper, gambar 1.12 dan lakukan :
(1) Putar dial pengatur pada posisi yang optimal.
(2) Lewatkan kabelnya dengan aman ditengah-tengah penjepitnya.

Gambar 1.12 Penyiapan tang ampere

4. Pengaturan arus

(1) Hidupkan Saklar tenaga.


(2) Hidupkan Saklar mesin las ( On ).
(3) Putar tuas pengatur amper untuk pengaturan ampere yang benar atau sesuai
yang dikehendaki.
(4) Lakukan sentuhan antara elektrode dengan material dasar untuk mengetahui
pengisian aliran arus listrik yang terjadi.
(5) Periksa optimalisasi arus dengan menggunakan tang amper.
(6) Matikan saklar mesin las ( Off )
Pengaturan arus dan pemeriksaan pengisian arus seperti pada gambar 1.13
dan gambar 1.14.

Skala
penunjuk

Tuas Pemutar

Gambar 1.13 Pengaturan arus Gambar 1.14 Pemeriksaan arus


Mesin Las Busur Listrik Mesin Las Busur Listrik

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual
Halaman: 27 dari 66
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

c) Sikap kerja

(1) Penanganan mesin las

Ketika memasang mesin las, hindari lokasi bagian yang bocor, air, lembab atau
berdebu. Bila pemasangan didalam ruang, yakinkan bahwa ruang yang
diijinkan sekitar 30 cm dari jendela dan dinding untuk menghindari gangguan
ventilasi karena efek pendinginan. Bila mesin las busur AC digunakan, pastikan
bahwa rektifier didinginkan dengan menggunakan kipas pendingin. Bila dua
buah mesin dioperasikan berdampingan, ruang diantara mesin - mesin
tersebut yang diijinkan adalah 30 cm.

(2) Pengkabelan sisi output dan pengardean

Pembumian atau arde perlu dilakukan untuk pengoperasian peralatan listrik


dengan aman, dan harus dilakukan dengan tepat. Tidak hanya kasus mesin
yang harus dibumikan, tetapi material yang dilas dan penumpu las juga harus
dibumikan untuk melindungi operator dari sengatan listrik.
Pembumian atau arde perlu dilakukan untuk pengoperasian peralatan listrik
dengan aman, dan harus dilakukan dengan tepat. Tidak hanya kasus mesin
yang harus dibumikan, tetapi material yang dilas dan penumpu las juga harus
dibumikan untuk melindungi operator dari sengatan listrik.

(3) Pemeriksaan dan pemeliharaan mesin las busur


Mesin las busur listrik dan peralatan disekelilingnya mempunyai banyak bagian
yang perlu mendapatkan perhatian. Pemeriksaan dan pemeliharaan harian
menolong untuk memperpanjang umur peralatan dan membuat mesin
menghasilkan kapasitas maksimum. Secara struktur dibedakan antara mesin las
busur AC dan mesin las busur DC, metode inspeksinya bervariasi. Berbagai
pekerjaan dijelaskan dibawah.

1. Periksa apakah tombol sumber listrik dan tombol inspeksi berfungsi dengan
benar dan apakah terjadi getaran atau suara berisik pada bagian yang
bergerak, bagian penggerak dan kipas pendingin.
2. Lumasi daerah yang berputar dari tuas pengatur arus dan permukaan gesek
untuk menghindari keausan.
3. Jika terkumpul debu didalam, fungsi pendinginan dan kapasitas isolasi dari
kumparan transformer akan menurun. Bersihkan kumparan dengan meniup
debu dengan udara kompresi. Ukur tahanan isolasi dan tahanan pembumian
dari kumparan secara reguler/tetap dan dinyatakan bahwa pengukurannya
memuaskan.
4. Periksa sisi kabel input dan output, apakah bungkusnya mengelupas,
penyambungannya kendor dan kondisi isolasinya.

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual
Halaman: 28 dari 66
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

Pemeriksaan dan pemeliharaan harian adalah penting untuk keamanan dan


pengoperasian yang efisien dari mesin las busur.

Adalah penting untuk menegaskan sebelum mulai pemeriksaan, apakah sumber


dayanya sudah hidup. Catat bahwa test tekanan atau pengukuran tahanan
isolasi dari mesin las sehubungan dengan berbagai bagian elektronik, misalnya
IC tidak boleh dilaksanakan dengan sembrono, kalau tidak pelindung kondensor
bisa rusak.

d) Standar Operasional Prosedur (SOP)

Verifikasi Mesin Las

Tujuan :

Sebagai acuan /petunjuk bagi pelaksana untuk melakukan pengujian mesin las
dan even elektroda sehingga dapat diketahui performansi atau unjuk kerja dari
mesin las tersebut.

Dokumen Terkait /Pendukung.


Standard operasional berjudul “Verifikasi Mesin Las”

Ruang Lingkup
Digunakan pada pengujian arus listrik mesin las tipe SMAW (Shield Metal Arc
Welding) dan tipe lainnya

Prosedur
Urutan Pelaksanaan
a. Periksa kondisi mesin las yang akan diuji.
b. Gunakan tang ampere untuk mendeteksi arus listrik yang timbul pada
kabel keluaran/output sejauh 1500 mm dari holder.
c. Catat nilai penunjukan arus listriknya pada range yang berbeda

Standard Keberterimaan.
Range Toleransi
< 500 Ampere + 20 Ampere

> 500 Ampere + 40 Ampere

Dokumen Hasil Pengujian


Hasil pengujian mesin las dituangkan pada lembar Verification Report dan atau
Verification Certificate sesuai standard prosedur operasional yang berlaku

Label/Sticker Identifikasi
a. Mesin las yang telah diuji dan dinyatakan memenuhi persyaratan diberi
label/sticker seperti halaman berikut, serta diterbitkan hasil pengujian.
Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual
Halaman: 29 dari 66
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

b. Pengisian label/stiker :
* KODEFIKASI, diisi dengan kode pemilik & nomer urut
mesin (sequen) yang dimiliki.
* DIVERIFIKASI TGL, diisi dengan tanggal pelaksanaan veri-
fikasi/pengujian.
1) Mesin las yang telah diuji dan dinyatakan memenuhi persyaratan
diberi label/sticker seperti halaman berikut, serta diterbitkan hasil
pengujian.
2) Pengisian label/stiker :

* Kodefikasi, diisi dengan kode pemilik & nomer urut


mesin (sequen) yang dimiliki.
* Re-Verifikasi Tgl, diisi dengan tanggal verifikasi/pengujian
berikutnya yang ditetapkan berdasarkan
kondisi/keadaan mesin.
* Quality, diisi tanda tangan dan nama terang verifikator.

2. Menyiapkan bahan las


a) Pengetahuan
(1) Baja
Logam baja dihasilkan dari pengolahan lanjut besi kasar pada dapur
konventer, Siemens Martin atau dapur listrik, dimana hasil pengolahan dari
dapur – dapur tersebut menghasilkan baja karbon yang mempunyai kandungan
karbon maksimum 1,7 %.
Baja karbon sangat banyak jenisnya, dimana komposisi kimia, sifat mekanis,
ukuran, bentuk dan sebagainya dispesifikasikan untuk masing - masing
penggunaan pada Standar Industri Jepang (JIS). Pada bab ini menjelaskan
tentang baja karbon.
Besi murni lunak, tidak kuat sehingga tidak dapat dipakai. Untuk
menambah kekuatan, karbon (C) 2% atau kurang ditambahkan ke besi murni
membentuk material struktur campuran besi karbon. Material ini disebut baja
karbon. Disamping karbon, baja karbon terdiri dari sejumlah kecil mangan (Mn),
dan silikon (Si), dan sedikit phospor (P) serta belerang (S) sebagai unsur - unsur
pada pembuatan baja. Elemen - elemen ini disebut 5 elemen untuk besi. Tabel
II.6 menspesifisikan karakteristik dari masing - masing 5 elemen tersebut. Besi
yang mengandung silikon dan karbon 2-4,5% disebut Besi Tuang. Baja
campuran yang dibuat untuk penggunaan dan perlakuan khusus, mengandung
nikel (Ni), khrom (Cr), tembaga (Cu), molybden (Mo), vanadium (V), aluminium
(Al), titan (Ti), boron (B) dan sebagainya disamping karbon. Baja campuran
diklasifikasikan menjadi baja campuran tinggi dan baja campuran rendah, sesuai
dengan jumlah kandungan elemen campurannya. Baja campuran juga disebut
Baja Khusus. Normalnya walaupun baja khusus juga merupakan baja karbon
tingkat tinggi misalnya baja perkakas, baja potong atau baja diperkeras, yang
dibuat dengan produksi khusus atau metode perlakuan panas dan lain-lain.

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual
Halaman: 30 dari 66
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

Adapun pembagian jenis – jenis baja :


(a) Baja karbon rendah
Baja karbon rendah yang biasanya disebut mid steel mengandung karbon
antara 0,1 % sampai dengan 0,3 % dan dalam perdagangan baja karbon rendah
berbentuk batang (profil), plat – plat baja dan baja strip.
(b) Baja karbon sedang
Baja karbon sedang mempunyai kandungan karbon antara 0,3 % sampai
dengan 0,6 % dan dalam perdagangan baja karbon sedang digunakan untuk
bahan baut, mur, poros, piston, poros engkol dan roda gigi.

(c) Baja karbon tinggi


Baja karbon tinggi mempunyai kandungan karbon antara 0,7 % sampai
dengan 1.3 % dan setelah mengalami proses heat treatment, baja tersebut
digunakan untuk pegas (per), alat – alat perkakas, gergaji, pisau, kikir dan pahat
potong.

(d) Baja campuran


Baja campuran yang biasanya disebut alloy steel, adalah baja yang sudah
mengalami proses penambahan unsur – unsur paduan yang bertujuan untuk
memperbaiki sifat kekerasan dan keuletan.

b) Standar Operasional Prosedur (SOP)

Identifikasi Material

(1) Maksud Dan Tujuan


Untuk menetapkan sistem pada proses identifikasi material guna
mempermudah melacak material dan pengelolaan material yang
dibutuhkan didalam menunjang kegiatan unit kerja.

(2) Dokumen Terkait


(i) Pedoman Sistem Manajemen Mutu.
(ii) Pedoman Standar Kerja

(3) Ruang Lingkup


Standard Kerja ini digunakan di lingkungan unit kerja yang melakukan
persiapan material

(4) Prosedur
Dalam pemeriksaan material dan penandaan, maka :

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual
Halaman: 31 dari 66
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

(i) Raw Material


 Biro Perencanaan Pekerjaan bekerja sama dengan QC inspector dan
QA inspector untuk memeriksa material dari tanda material yang
didasarkan pada spesifikasi, heat number dan grade dari material
serta data dari sertifikat material tersebut.
(ii) Bagian-Bagian Raw Material

 Bagian Inspector menandai material yang sudah selesai diinspeksi


untuk proses penandaan ( marking ).
 Kepala seksi marking bersama bagian mutu menandatangani surat
perintah sebagai bukti telah selesai melaksanakan proses identifikasi
material.
 Kepala Seksi marking selaku penanggung jawab terhadap identifikasi
material melakukan penandaan dengan suatu cara tanpa merusak
dan tanda identifikasi tersebut tidak hilang sampai pekerjaan selesai.
 Penandaan nomor item material sebaiknya menggunakan paint
marker atau dengan stamping besi sebelum pemotongan dan
sebaiknya dipertahankan sampai dengan periode fabrikasi selesai.
 Dalam hal penandaan identifikasi, apabila tanda asli akan terpotong
karena dipecah menjadi beberapa bagian, maka sebelum dipotong
tanda tersebut dipindahkan ke suatu lokasi pada material sehingga
terlihat jelas pada tiap bagian material yang di potong.
Setelah equipment selesai ditandai dengan nomor equipment
sebaiknya ditempatkan sesuai kelompok bagian.
(iii) Sisa Material

 Material sisa yang relatif besar baik yang selesai proses gas cutting
atau yang tidak diperlukan karena telah mencukupi berdasarkan
permintaan yang ada, maka ditempatkan pada tempat tertentu dan
ditandai untuk memudahkan pengecekan/identifikasi.
 Untuk material yang relatif kecil, hendaknya ditempatkan pada
tempat tertentu untuk memudahkan dalam proses scrapping.

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual
Halaman: 32 dari 66
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

3. Mengidentifikasi elektroda las busur manual


a) Pengetahuan
(1) Logam pengisi / Elektrode las busur manual
Desain yang tepat, material yang baik dan teknik yang baik adalah tiga
faktor untuk menjamin pengelasan yang bagus. Bila salah satu dari faktor ini tidak
ada, hasil yang memuaskan tidak dapat dicapai. Untuk melaksanakan pengelasan
dengan kualitas yang dipersyaratkan adalah penting untuk dimengerti sifat-sifat
dari tiap-tiap material las (elektrode las, kawat, fluks).
Pemilihan logam pengisi las berupa elektroda las / filler metal electrode sebagai
logam pengisi dalam proses pengelasan sangat berpengaruh dalam menentukan
mutu hasil pengelasan, begitu juga fluks dan gas sebagai pelindung (shielding).
Berkaitan dengan sifat mekanis logam las yang dikehendaki maka apabila salah
dalam pemilihan akan menyebabkan kegagalan pengelasan.

Pemilihan logam pengisi banyak ditentukan oleh keterkaitannya dengan:


 Jenis proses las yang akan digunakan.
 Jenis material yang akan di las.
 Desain sambungan las.
 Perlakuan panas (preheat, post heat)

Agar dapat memilih elektroda / filler metal yang tepat sesuai dengan standar /
code, dan dapat menghasilkan sambungan las yang dapat diterima sesuai
dengan persyaratan standar / code maka logam pengisi yang dipilih sesuai
dengan sifat logam induknya.

Fungsi, jenis, klasifikasi, karakteristik dan pengujian dari elektroda / filler metal
pada proses pengelasan SMAW, GMAW, FCAW, GTAW dan SAW harus
mendapatkan jaminan dari perusahaan pembuat logam pengisi tersebut dalam
bentuk sertifikat atau data spesifikasi teknik

Elektrode Bersalut
Seperti yang terlihat pada Gambar 3.1, logam pengisi las berupa
elektroda terbungkus fluk untuk proses las SMAW terdiri dari bagian :
 Kawat inti (core wire rod) yang berfungsi sebagai logam pengisi
 Coating (pembungkus) berupa fluk berfungsi sebagai pelindung pada proses
pengelasan dan pada saat penyimpanan.

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual
Halaman: 33 dari 66
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

Diameter fluks Panjang


Inti terbuka
elektrode

Fluks pelapis
Kawat Inti
Diameter inti

Gambar 3.1 Konstruksi dari elektrode bersalut

Material kawat inti bervariasi dengan tipe dari salutan elektrodenya,


seperti yang terpampang pada tabel
1. Kawat Inti yang terlihat pada Tabel 3.1.

K Tipe elektroda bersalut Material kawat inti Keterangan


e
t Campuran ditambahkan
Elektroda untuk baja lunak Baja lunak
e dari fluks
r
Elektroda untuk baja kuat
a Baja lunak Sama dengan diatas
tarik tinggi
m
pElektrode untuk baja Untuk kawat inti baja
Baja lunak atau baja
i temperatur rendah dan baja lunak campuran
campuran rendah
l campuran rendah ditambahkan dari fluks
aElektrode untuk baja tahan
n Baja tahan karat
karat
Elektrode untuk nikel dan
Ni atau campuran Ni
Baja campuran Ni
S
i Elektrode untuk tembaga
Cu atau campuran Cu
kdan campuran tembaga
a Untuk kawat inti baja
p
Elektrode las pengerasan Baja lunak atau baja lunak campuran
permukaan campuran ditambahkan dari
k
e fluks

Kawat inti yang berfungsi sebagai logam pengisi ini terbuat dari
bahan logam yang disesuaikan dengan logam induk yang akan di las, bisa
mild steel, low carbon steel, alloy steel dll. Yang mempunyai ukuran diameter
antara 1,2  6 mm dengan panjang antara 250  450 mm. Komposisi kimia
dari kawat inti ini cukup berpengaruh terhadap sifat mekanis dari logam las

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual
Halaman: 34 dari 66
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

yang terbentuk, dan yang paling berpengaruh terhadap sifat mekanik logam
las ini adalah material dari coating (pembungkus) yaitu fluksnya.

2. Coating (Pembungkus)
Dalam proses pengelasan, pembungkus elektroda ini akan terbakar dan
membentuk terak (slag) cair yang kemudian membeku sehingga melindungi
logam las dari pengaruh atmosfir atau mencegah terhadap kontaminasi dari
udara sekitarnya.
Jika pengelasan busur dilakukan dengan elektrode telanjang, elektrode akan
menempel pada logam induk, menghalangi penyalaan busur atau
menyebabkan busur mati. Hal ini menghasilkan rigi yang tidak teratur dan
lubang-lubang cacing

Fungsi utama dari salutan fluks adalah sebagai berikut :

a. Fluks memfasilitasi penyalaan busur dan meningkatkan intensitas dan stabilitas


busur
b. Fluks menimbulkan gas untuk melindungi busur, fluks akan terurai dan
menimbulkan gas (CO2, CO, H, dan sebagainya) yang mengelilingi busur. Hal
ini menjaga bentuk butiran logam dan cairan teroksidasi atau nitrasi yang
disebabkan oleh kontak dengan atmosfer.
c. Slag / terak melindungi logam las dan membantu pembentukan rigi, selama
pengelasan, fluks mencair menjadi terak yang melindungi cairan dan rigi las
dengan cara menutupinya. Dengan berbagai kekentalan (viskositas) dari terak,
memungkinkan untuk melaksanakan pengelasan dalam berbagai posisi dan
memperbaiki bentuk dari rigi las.
d. Fluks menghaluskan kembali logam las dengan deoksidasi, bila pengelasan
dilaksanakan pada udara terbuka, logam las tidak bisa terhindar dari oksidasi
walau penimbul gas dan pembentuk terak digunakan. Elemen deoksidasi
seperti Mn dan Si telah ditambahkan pada fluks, melindungi pembentukan
lubang cacing dan meningkatkan kekuatan dan ketangguhan dari logam las.
e. Fluks perlu ditambahi elemen campuran ke logam deposit, elemen campuran
yang tepat yang ditambahkan dari fluks untuk endapan logam akan
meningkatkan ketahanan terhadap korosi, panas dan abrasi.
f. Serbuk besi dalam fluks meningkatkan laju pengendapan dan efisiensi
pengoperasian, laju pengendapan dapat ditingkatkan dengan arus las yang
tinggi atau diameter elektrode las yang besar. Metode yang lain adalah
menambahkan serbuk besi ke salutan fluks pada elektrode las. Contoh
khususnya adalah elektroda oksida serbuk besi.
g. Fungsi isolasi, fluks memberikan isolasi listrik yang baik. Dalam hal elektrode
las dengan kurang hati-hati disentuhkan ke permukaan las selama pengelasan,
fluks mencegah geretan busur yang tidak terduga, dengan demikian mencegah
kerusakan las dan juga kecelakaan terhadap manusia.

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual
Halaman: 35 dari 66
Buku Informasi Versi: 2017
Menstabilk an busur

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul


Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

Fluks terdiri dari biji alam, serbuk dan oksida perekat, karbonat, silikat, zat organik dan
berbagai zat bubuk lainnya kecuali untuk logam, dicampurkan pada perbandingan yang
spesifik. Campuran ini ditempelkan / disalutkan ke kawat inti dengan menggunakan air
kaca sebagai perekat dan dikeringkan.

Tabel 3.2 memberikan komponen utama dari fluks dan fungsinya

Fungsi Mensta Pemben Penguran Oksidasi Penyala Penambahan Penguatan Daya ikat

Oksidasi
bilkan tukan gan an gas elemen fluks fluks

anterak

fluks

fluks
busur terak (Deoksid paduan
Komponen asi)
Selulosa ° © °
Tanah liat ©
Talek ©
Titanium © ©
oksida
Ilmenite ©
°
Oksida besi © ©
°
©
Kalsium
Karbonat ° ° °
Ferro © ©
Mangan °
Ferro Silikon © ©
°
Mangan
Dioksida
©
°
Pasir Kuarsa ©
Potasium © © ©
Silikat
Sodium © © ©
Silikat

Keterangan
©= Fungsi utama
° = Fungsi kedua

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual
Halaman: 36 dari 66
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

Elektrode bersalut diklasifikasikan secara garis besar dengan komponen


utama dari fluks. Kecuali untuk elektrode hidrogen rendah, seluruh elektrode
bersalut diberi nama sesudah komponen utama dari fluks. Tabel 3.3 memberikan
perbandingan campuran khusus dari fluks pada beberapa elektrode bersalut khusus
untuk baja lunak. Oleh karena komposisi fluks mempengaruhi sifat mekanis dari
logam las, mampu operasi las, mampu las dan lain-lain, adalah perlu untuk
menggunakan perbandingan campuran yang tepat, membawa ke nilai kekuatan las
yang disyaratkan.

Tabel 3.3 Contoh perbandingan komposisi campuran fluks dari elektrode


bersalut untuk baja lunak

Karbon
D4301 Karbona Ferro Mangan Pasir Potasium
Ilmenite Kanji Talek
(Elektroda t Mangan Dioksida Kuarsa Feldspar
35 Medium 5 8
Ilmenite) 6 5 10 16
15
D4303
Pasir Feldspar Ferro Kanji
(Elektroda Rutile Dolomit Kuarsa
Mika
Mangan
Lime 34 32 10 6 4
10 10
Titania)
Karbon
D4311 Oksida Ferro
(Elektroda Selulosa Titanium Asbestos Mangan Talek
Selulosa 21 11 Medium 10
11
Tinggi)
8

Karbon
D4311
Ferro
(Elektroda Rutile Mangan Kanji Talek Selulosa Feldspar Karbonat
Selulosa 45 Medium 2 12 5 20 4
Tinggi)
13

Karbon
D4316 Karbona Ferro Ferro Serbuk
(Elektroda Fluorite Mika
t Silikon Mangan Besi
Hidrogen 20 Medium 7
50 10 10
Rendah)
2
D4327 Karbon
(Elektroda Selulosa Talek Ferro Potasium Pasir Biji Serbuk
Oksida Mangan Feldspar Kuarsa Besi Besi
3 10 Medium
Serbuk 10 20 30 50
Besi) 16

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual
Halaman: 37 dari 66
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

Karakteristik pembungkus (coating) :


 Menambah konduktivitas (conductivity) pada panjang busur
 Menghasilkan gas ( H2, O2, H2O, CO, CO2, N2 ), asap metalik, asap organik
 Menyebabkan slag sebagai proteksi, isolasi melawan panas, reaksi metalurgi
penghasil komposisi yang pasti, berpengaruh pada kristalisasi

Persyaratan Electrode Coating


a. Persyaratan teknologi pengelasan :
 Karakteristik striking dan restriking baik
 Kemampuan menutup jarak baik
 Posisi mampu las
 Stabilitas busur
 Elastisitas Coating, resistansi
 Kemungkinan menimbulkan pembakaran kecil

b. Ekonomi :
 Tingkatan endapan tinggi
 Daya pembentukan kembali tinggi
 Percikan yang terbentuk rendah
 Penghilangan terak/slag mudah
 Kapasitas melebihi batas
 Kecepatan pengelasan tinggi
 Panjang endapan rigi las besar
 Kemampuan untuk upset baik
 Permukaan rigi las baik

c. Metalurgi :
 Sifat-sifat mekanik sangat baik
 Tidak menimbulkan keropos ketika mengelas
 Tidak sensitif terhadap debu, kotoran, minyak pada permukaan logam
induk
 Insensitive to segregation
 Daya tahan terhadap retak panas dan retak dingin
 Coating tidak sensitif terhadap kelembaban

(2) Klasifikasi dan kodifikasi elektroda

Menurut Klasifikasi sistem Amerika ( A W S )

Misal :
A W S A 5.1 , ASTM 233 untuk Mild Steel
A W S A 5.5 , ASTM 316 untuk Low Alloy Steel

Tabel 3.4 Arti simbol yang digunakan dalam standar

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual
Halaman: 38 dari 66
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

________Elektroda_

_____Kuat tarik minimal dalam 1000 psi_

E XX X X Jenis coating, arus, polaritas

_____Posisi pengelasan_

E 60 XX : Kuat tarik logam las 60.000 psi


E 70 XX : Kuat tarik logam las 70.000 psi
E XX 10 : Semua posisi, DC EP, Selulosa, penetrasi dalam
E XX 11 : Semua posisi, AC, DC EP, Selulosa
E XX 12 : Semua posisi, AC, DC EN, Rutile
E XX 13 : Semua posisi, AC, DC, Rutile
E XX 14 : Semua posisi, AC, DC, Iron Powder Rutile
E XX 15 : Semua posisi, DC EP, Basic Hydrogen Rendah
E XX 16 : Semua posisi, AC, DC EP, Basic Hydrogen Rendah +
garam potasium
E XX 18 :Semua posisi, AC, DC EP, Basic Hidrogen Rendah + 30% Serbuk
besi
E XX 20 : Posisi F,H, AC, DC EN, Mineral + oksida besi / Silikat
E XX 24 : Posisi F,H, AC, DC, Typical Mineral, Rutile, Serbuk besi
E XX 27 : Posisi F,H, AC, DC EN, Mineral + Serbuk besi
E XX 28 : Posisi F,H, AC, DC EP, Hydrogen Rendah, Basic + 50% Serbuk
besi
E XX 30 : Posisi F only, Mineral + Serbuk besi / Silikat
E XX 48 : Khusus Vertikal turun, AC, DC EP, Kalium Hydrogen Rendah,
Serbuk besi

(3) Pemilihan Elektroda

Pemilihan elektroda berdasarkan :

 Material (base metal) composition


 Posisi pengelasan
 Bentuk desain sambungan
 Arus las, AC atau DC polaritas EP / EN
 Persyaratan penetrasi, Heat Input
 Biaya operasional, deposition rate
 Juru las (welder qualification) untuk spesial proses
Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual
Halaman: 39 dari 66
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

Pengaruh Kebasahan dan Kandungan H2

Apabila elektroda mengandung Hydrogen ( H2 ) akan merugikan hasil las,

humidity lebih besar dari 50% pada temperatur kamar akan mengakibatkan cold

cracking (retak dingin) hasil las

(4) Penyimpanan Elektroda Las

Penyimpanan elektroda untuk mendapatkan hasil las yang baik adalah :


 Disimpan ditempat kering, terutama untuk low hydrogen basic elektrode
 Pengepakan dari pabrik sebagai proteksi untuk menghindari pengaruh
humidity harus baik
 Elektroda yang mempunyai humidity  50% diharuskan disimpan di oven
(sesuai dengan rekomendasi pabrik)
 Elektroda hydrogen rendah sangat kritis dan sangat mudah menyerap
kelembaban
 Jika container / pack dibuka, hanya untuk digunakan periode 8 jam, apabila
masih ada sisa harus disimpan di oven dengan temperatur 3000 – 3500 C
selama 2 jam
 Jika container dibuka, elektroda basic harus disimpan pada oven dengan
temperatur 1000 – 1500 C selama minimum 4 jam
 Ruang penyimpanan elektroda basic harus dikontrol dengan humidity  50%
 Electrode selulosa tidak harus selalu di oven (rebaking), karena mempunyai
level kelembaban 3  7%, sehingga tidak mempunyai efek dalam proses las

Pengeringan elektrode bersalut

Ketika dalam pembuatan, setiap elektrode bersalut dikeringkan pada


temperatur tinggi untuk menghilangkan kandungan air dari fluks. Temperatur
pengeringan dipilih secara hati-hati sehingga unjuk kerja fluks tidak memburuk
oleh panas. Walaupun air kaca dalam kondisi kering dapat menyerap kandungan
air, elektrode bersalut bisa menjadi lembab sebelum digunakan, tergantung
dengan temperatur penyimpanan, kelembaban dan waktu pada kondisi
pengepakan. Untuk menjaga terjadinya cacat las, elektrode yang lembab harus
dibersihkan sebelum dipakai. Temperatur pengeringan ulang berbeda untuk
masing-masing tipe elektrode. Jika temperatur pengeringan ulang yang
dispesifikasikan untuk elektrode hidrogen rendah digunakan untuk pengeringan
ulang elektrode tipe umum lainnya, unjuk kerja fluks akan menurun. Untuk
persyaratan penanganan spesifik dan temperatur pengeringan merujuk ke
"Pelaksanaan Pengelasan".

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual
Halaman: 40 dari 66
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

b) Standar Operasional Prosedur (SOP)


Prosedur Penyimpanan dan Pengendalian Material Las
(1) Mengetahui jenis kawat las yang digunakan dan perlakuannya
(i) Kawat las bukan tipe “ LOW HYDROGEN”
(a) Sebelum digunakan harus dimasukkan pada lemari pemanas (oven)
dengan suhu 70–150o C selama 1 jam kecuali bila pembungkus elektroda
belum rusak dapat digunakan langsung untuk mengelas atau sesuai
petunjuk pabrik elektroda tersebut.
(b) Simpanlah kembali kedalam lemari pemanas (oven) bila kawat las lebih
dari 8 jam di udara terbuka.
(c) Jangan menggunakan kawat las yang rusak atau basah (karena air
hujan atau sebab lain).
(d) Catat dan periksa suhu pada lemari pemanas (oven) setiap hari
sekurang – kurangnya 1-2 kali

(ii) Kawat las tipe “LOW HYDROGEN”


(a) Keringkan pada suhu 300–350o C selama kurang lebih 1 jam kedalam
lemari pemanas sebelum digunakan atau sesuai petunjuk pabrik elektroda
yang digunakan.
(b) Simpanlah kedalam “Portable Heating “ (termos pemanas kecil yang
dapat dibawa kemana saja) agar terjaga kekeringannya selama proses
pemakaian.
(c) Bila lebih dari 4 jam di udara terbuka, kawat las harus dimasukkan
kembali kedalam lemari pemanas atau 8 jam bila berada di Portable
Heating.
(d) Lemari pemanas maupun Portable Heating harus tersedia di lapangan.
(e) Jangan digunakan lagi kawat las yang rusak atau basah (karena hujan
atau sebab lain).
(f) Catat dan periksa setiap hari suhu pada lemari pemanas, sekurang –
kurangnya 1-2 kali.

(2) Pemakaian flux untuk pengelasan otomatis (SAW)


(a) Keringkan dalam lemari pemanas pada suhu 200–250o C selama 1 jam,
sebelum digunakan.
(b) Pertahankan kekeringannya dengan memasukkan kedalam lemari
pemanas kecil atau Portable Heating.

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual
Halaman: 41 dari 66
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

Gambar 3.2 Skema aliran pemakaian elektroda

4. Melaksanakan rutinitas (dasar) pengelasan pada pelat baja karbon


posisi di bawah tangan dan mendatar (horizontal)

a) Keterampilan

(1) Penyalaan Busur Listrik

(i) Persiapan
Sebagai langkah awal dalam proses penyalaan busur, lakukan persiapan
dengan melaksanakan langkah-langkah sebagai berikut :
(1) Mengeset mesin las
(Lihat “Penanganan Mesin Las Busur Listrik Arus Bolak-balik”).
(2) Menyetel arus pengelasan sampai 160A, tebal plat 9 mm
(3) Membersihkan permukaan logam dasar.
(4) Mengatur logam induk secara mendatar pada meja kerja.

(ii) Posisi tubuh


Posisi tubuh yang benar seperti ditunjukkan pada gambar 4.1 juga
menunjang kesempurnaan hasil pengelasan. Untuk itu perhatikan hal-hal
berikut dibawah ini :

(1) Tegakkan badan bagian atas dan buka posisi kaki anda

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual
Halaman: 42 dari 66
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

(2) Pegang holder dan pertahankan siku-siku tangan anda pada posisi
horisontal

Gambar 4.1 Posisi tubuh saat penyalaan busur listrik

(iii) Menyalakan busur


Langkah-langkah penyalaan busur adalah sebagai berikut :
(1) Masukkan elektrode kedalam holder pada sudut yang benar (seperti
gambar 4.2).
(2) Dekatkan posisi elektrode pada posisi penyalaan busur.

Untuk diingat ! Lindungi wajah anda dengan kap las.

(3) Penyalaan Busur


a. Ketukkan ujung elektrode pada material dan pertahankan jarak
terhadap material dasar kurang lebih 2 sampai 3 mm.
b. Goreskan elektrode pada logam dasar dan pertahankan jarak antara
logam dasar kurang lebih 2 sampai 3 mm.

Persiapan Menyentuh Jauhkan

Gambar 4.2 Proses Penyalaan busur


(iv) Menghentikan busur

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual
Halaman: 43 dari 66
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

Untuk menghentikan busur, kurangi gerakan busur agar lebih pendek dan
angkat secepat mungkin elektrode dari bahan induk dengan gerakan posisi balik
dan sedikit dimiringkan, seperti terlihat pada gambar 4.3.
Untuk meneruskan las ulangi langkah 3 dan 4 tetapi terlebih dahulu dibersihkan
ujung hasil las pertama dan selanjutnya.

Gambar 4.3 Menghentikan busur

(2) Mengelas Manik manik Lurus posisi datar


(i) Persiapan
Sebagai langkah awal dalam proses pengelasan ini, lakukan persiapan
dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
(1) Tempatkan logam dasar tebal 9 mm pada meja kerja pada posisi yang
stabil dan bersihkan permukaannya.
(2) Aturlah arus las dengan besaran antara 150 & 160 A.
(3) Atur posisi tubuh seperti pada gambar 4.1

(ii) Penyalaan busur


Nyalakan busur api sekitar 10-20 mm didepan titik awal dan kembali ke
posisi semula seperti terlihat pada gambar 4.4.

Posisi penyalaan busur


Titik
permulaaan

Gambar 4.4 Penyalaan busur pada pengelasan posisi datar

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

(iii) Pengelasan manik-manik las


0 0
(1) Tempatkan elektroda 90 terhadap permukaan logam dasar dan 70 -
0
80 terhadap arah pengelasan.
(2) Tahanlah dengan seksama lebar rigi-rigi jangan sampai melebihi dua
kali diameter inti.
(3) Tetapkan bahwa panjang busur kira-kira 3- 4 mm.
(4) Arahkan elektrode las pada ujung lubang pengelasan.
kt
Elea

Panjang
Lebar busur =
rigi-rigi Kawat inti
Diameter Pelindung
7~8 inti gas rod Pelindung
mm flux
Terak

Material Logam induk

pengelasan Lubang Penembusan

as
Gambar 4.5 Posisi elektrode Gambar 4.6 Posisi Batang Las

(iv) Mematikan busur las


Untuk mematikan busur las biarkan panjang busur menjadi pendek dan
kemudian cepat matikan (lihat gambar 4.3).
(v) Menyambung manik-manik las
Terbatasnya panjang elektrode terbungkus yang digunakan pada proses
pengelasan ini mengakibatkan terputusnya manik-manik las. Untuk
menyambung kembali ikutilah petunjuk berikut :
(1) Bersihkan ujung lubangnya.
(2) Nyalakan busur sekitar 20 mm di depan kawah las dan putar balik
kekawah lasnya.
(3) Buatlah endapan sehingga kawah lasnya terisi kemudian pindahkan
elektrodanya ke depan.

Baik

(Buruk
Terlalu tebal)
Posisi alur
busur Buruk
(Terlalu tipis)
Kondisi dari sambungan
Gambar 4.7 Posisi alur busur Gambar 4.8 Penampang
sambungan las
Halaman: 45 dari 66
Buku Informasi Versi: 2017
Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

vi) Pengisian kawah/lubang las

Buatlah endapan pada kawah las sehingga sama rata dengan bahan yang
dilas.
(1) Biarkan panjangnya busur itu memendek pada ujung garis pengelasan
dan buatlah lingkaran kecil 2 atau 3 kali.
(2) Nyalakan dan matikan busur secara berulang-ulang dan jangan lupa
sebelum awal pengelasan lakukan pembersihan terlebih dahulu.

a.
Pemutusan arus

b.

Gambar 4.9 Cara pemutusan arus

(vii) Pemeriksaan hasil las


Setelah proses pengelasan selesai, periksalah hal-hal berikut :
(1) Kondisi akhir ujung pengelasan.
(2) Hasil pengelasan (ketebalannya, kekuatannya, relung-relung lasnya).
(3) Takik / Tumpang tindih (overlapping)

Pen yelesa ian Lebar Takik


akhir rigi-rigi
Bentuk
gelo mb ang rigi
Mulai Overlap /
Menum pang

Percikan

Gambar 4.10 Hasil pengelasan Gambar 4.11 Takik & overlap

(4) Penampang hasil las (lihat gambar 4.8).


(5) Pembersihan terak maupun percikan las

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual Halaman: 46 dari 66
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

(3) Membuat manik-manik posisi datar dengan ayunan


(i) Persiapan
Sebagai langkah awal dalam proses pengelasan ini, lakukan persiapan dengan
melaksanakan langkah-langkah sebagai berikut :

(1) Letakkan logam dasar diatas meja kerja pada posisi yang tepat dan
bersihkan permukaannya.
(2) Aturlah arus pengelasannya ke ukuran antara 160 & 170 A. Untuk pelat
tebal 9 mm
(3) Perhatikan posisi tubuh seperti pada gambar 4.1

(ii) Penyalaan busur


Nyalakan busur api sekitar 10-20 mm didepan titik awal dan kembali ke posisi
semula (lihat gambar 4.2).

(iii) Pengelasan manik-manik las


o
(1) Elektroda harus dipegang dengan kemiringan 90 terhadap kanan kirinya
logam dan 75 - 85o terhadap arah lasnya.
(2) Gerakkan batang lasnya ke tepi kanan dan kirinya sambil berhenti sejenak
dititik masing-masing tepi.
a Lebar ayunan tidak boleh lebih dari 3 kali diameter inti .
b. Gerakkan tangkai las dengan jarak yang tetap dengan cara
menggunakan seluruh tangan.

Gerakkan perlahan di sekitar titik balik


Langkah

Terak

Kurang dari tiga kali diameter inti

Gambar 4.12 Ayunan las saat pembuatan manik – manik


posisi datar

(iv) Menyambung manik - manik las


Untuk menyambung manik-manik las yang terputus karena elektrode habis,
ikutilah petunjuk berikut :
(1) Bersihkan kawah las.
(2) Nyalakan busur ± 20 mm didepan kawah las dan putar kembali ke kawah.
(3) Buatlah endapan sampai hampir memenuhi kawah lalu maju.

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual
Halaman: 47 dari 66
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

Titik penyalaan
busur

Gambar 4.13 Menyambung manik – manik las

(v) Mengisi kawah las


(1) Nyala dan matikan busur berulang-ulang melalui ujung elektrode.
(2) Buatlah endapan sehingga mengisi kawah sama rata dengan manik-
manik.

(4) Pengelasan Tumpul Posisi Datar

(i) Persiapan
Sebagai langkah persiapan, perhatikan hal-hal berikut ini :
(1) Permukaan logam yang kasar harus dihaluskan dulu dengan
menggunakan kikir tangan atau gerinda tangan.
(2) Bersihkan logam dasarnya.
Kikir tangan

Gambar 4.14 Persiapan permukaan logam pada


pengelasan tumpul posisi datar

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual
Halaman: 48 dari 66
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

(ii) Las ikat


Sebelum pengelasan, dua logam yang akan disambung terlebih dahulu diberikan
las ikat. Perhatikan hal-hal berikut :
(1) Berikan las ikat pada sisi belakang dengan hati-hati jangan sampai merusak
pengelasan sisi depan.
(2) Jangan sampai menggeser posisi bagian las logam dasar.
(3) Berikan pengaturan regangan sekitar 20 untuk dapat mengganti regangan
sudut .

Sisi belakang
Las ikat

Jarak

Gambar 4.15 Las ikat pada pengelasan tumpul posisi datar

(iii) Menyalakan busur


(1) Buatlah las ikat dengan las busur listrik
(2) Tunggu sampai busurnya stabil.

Las ikat

Gambar 4.16 Pembuatan busur

(iv) Proses Pengelasan


Selama proses pengelasan tumpul, perhatikan hal-hal berikut :
(1) Gunakan elektroda (D4316) type hidrogen rendah dengan atau kode lain
yang sejenis.
Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual
Halaman: 49 dari 66
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

(2) Aturlah arus las pada posisi yang diperlukan.


(3) Jagalah tangkai elektrodanya pada posisi 90o terhadap permukaan logam dan
75 hingga 80o terhadap arah pengelasan.
(4) Gerakkan tangkai las ke kanan dan kiri dengan ayunan sedikit lebih besar
dari celah.
(5) Pertahankan pendeknya busur dan dilaskan maju kedepan supaya ujung
tangkai lasnya berada di ujung depan yang lubang.

Gambar 4.17 Pengaturan las Gambar 4.18 Gerakan tangkai Las

(v) Pemeriksaan hasil las


Setelah proses pengelasan selesai, periksalah hal-hal berikut :
(1) Bentuk rigi-riginya (lebarnya, kekuatannya, dan bentuk relung-relungnya).
(2) Kondisi akhir ujung-ujung rigi
(3) Takikan atau tumpangan.
(4) Bentuknya rigi-rigi.
(5) Pembersihan.

Lebar manik
Kekuatan
Ketinggian penembusan
Ujung
ma akhir
nik sa
aa bu n
uk n m
rm Te
Pe

Ujung permulaan

Gambar 4.19 Pemeriksaan hasil las

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual
Halaman: 50 dari 66
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

c) Sikap kerja
Melaksanakan Rutinitas (dasar) Pengelasan dengan Proses Las SMAW
memerlukan beberapa langkah penanganan / tindakan pencegahan yang harus
diperhatikan antara lain : Bersikap hati-hati, cermat, teliti dan mematuhi
peraturan yang ada merupakan tindakan pencegahan untuk meyakinkan bahwa
tidak ada masalah selama proses pengelasan berlangsung.
Komponen-komponen mesin las dan komponen yang lain perlu diperiksa
secara rutin sehingga sistem operasional mesin dapat bekerja secara optimal.
Jangan menghidupkan mesin dengan kawat las terpasang pada holder dan
menempel pada plat yang tersambung aliran listrik, hal ini dapat menyebabkan
kontak langsung dengan pelat yang akan dilas maupun meja kerja dan akan
mengakibatkan penyalaan yang tidak diinginkan bila kawat las (elektrode)
tersinggung dengan plat.
Bila pada saat menservis mesin las, perlu diperhatikan bahwa rangkaian
komponen yang ada didalam mesin mengandung tegangan listrik sehingga
perlu dihindarkan bersinggungan secara langsung dengan tubuh kita, oleh
sebab itu perlu menggunakan alat pelindung diri dan alat pengaman yang
lainnya serta bekerja dengan hati hati agar aman dari sengatan aliran listrik.

d) Standar Operasional Prosedur (SOP)


Menghindari Kecelakaan Kerja
(1) Maksud & Tujuan
1. Menghindari kecelakaan kerja akibat kelalaian terhadap aturan waktu
pengelasan
2. Agar peralatan las bisa didayagunakan seefisien dan seefektif mungkin

(2) Dokumen Terkait/Pendukung


1. Standard berjudul “Penyuluhan keselamatan kerja”.
2. Standard berjudul “Petunjuk pemakaian alat pelindung diri”.
3. Standard/prosedur pengelasan

(3) Ruang Lingkup


Persyaratan ini diberlakukan untuk setiap personil yang melaksanakan
pengelasan

(4) Prosedur
(a) Sebelum pengelasan dimulai, periksalah daerah kerja, untuk memastikan
bahwa percikan api atau lelehan besi tidak akan menjatuhi seseorang
atau benda yang mudah terbakar
(b) Kerangka dari mesin las harus berarde
(c) Tempat-tempat alat pemadam kebakaran harus diketahui secara pasti
dan terjangkau dengan mudah bila dibutuhkan
(d) Pakailah alat pelindung yang diwajibkan bagi tukang las adalah kedok/
kap las, respirator/masker, sarung tangan kulit panjang, selubung
Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual
Halaman: 51 dari 66
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

tangan, apron/jaket las, celana las, stiwel, sepatu keska, ketel pak, helm
dan sabuk pengaman (untuk pekerjaan ketinggian).
(e) Pengelasan dalam ruang terbatas/tertutup seperti di tanki-tanki boleh
dilakukan setelah mendapatkan rekomendasi dari petugas gas free
(f) Bila menggunakan las listrik harus memperhatikan beberapa ketentuan
dibawah ini :
 Letakkan kabel ditempat yang kering dan bebas dari oli atau jenis
minyak lainnya serta air
 Kabel harus terisolasi dengan baik, terutama untuk sambungan atau
pencabangan. Tidak diperkenankan menggunakan kabel yang rusak
dan terdapat sambungan atau pencabangan pada jarak ± 3 meter
dengan sambungan/pencabangan lainnya
 Stang las yang digunakan harus laik pakai (terisolasi sempurna) dan
sesuai dengan kapasitas
 Menghubungkan kabel las harus dengan permukaan kontak yang
bersih, terikat dan dilindungi dengan sempurna terhadap bahaya
sentuh
 Sewaktu tidak mengelas, stang las harus dimatikan dan ditempatkan
sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan terjadinya sentuhan
 Mesin las harus dimatikan saat istirahat

5. Melaksanakan pemeriksaan (evaluasi) hasil pengelasan secara


visual dan melaporkan hasil pengelasan

a) Pengetahuan
Hasil pengelasan pada umumnya sangat bergantung pada keterampilan
juru las. Kerusakan hasil las baik di permukaan maupun di bagian dalam sulit
dideteksi dengan metode pengujian sederhana. Selain itu karena struktur yang
dilas merupakan bagian integral dari seluruh badan material las maka retakan
yang timbul akan menyebar luas dengan cepat bahkan mungkin bisa
menyebabkan kecelakaan yang serius. Untuk mencegah kecelakaan tersebut
pengujian dan pemeriksaan daerah-daerah las sangatlah penting

Tujuan dilakukannya pengujian adalah untuk menentukan kualitas produk-


produk atau spesimen-spesimen tertentu, sedangkan tujuan pemeriksaan
adalah untuk menentukan apakah hasil pengujian itu relatif dapat diterima
menurut standar-standar kualitas tertentu atau tidak dengan kata lain tujuan
pengujian dan pemeriksaan adalah untuk menjamin kualitas dan memberikan
kepercayaan terhadap konstruksi yang dilas.

Untuk program pengendalian prosedur pengelasan, pengujian dan


pemeriksaan dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok sesuai dengan
pengujian dan pemeriksaan dilakukan yaitu sebelum, selama atau setelah
pengelasan.

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual
Halaman: 52 dari 66
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

Pengujian/pemeriksaan yang dilakukan sebelum pengelasan meliputi:


pemeriksaan peralatan las, material pengelasan yang akan digunakan;
pengujian verifikasi prosedur pengelasan yang harus sesuai dengan prosedur
pengelasan yang memadai; dan pengujian kualifikasi juru las sesuai dengan
ketrampilan juru las.

Pemeriksaan untuk verifikasi pemenuhan standar pengelasan meliputi


pemeriksaan kemiringan baja yang dilas, dan pemeriksaan galur-galur las pada
setiap sambungan.

Pengujian/pemeriksaan yang dilakukan selama proses pengelasan meliputi:


pemeriksaan tingkat kekeringan dan kondisi penyimpanan elektrode pengelasan;
pemeriksaan las ikat; pemeriksaan kondisi-kondisi pengelasan terpending (arus
listrik, tegangan listrik, kecepatan proses pengelasan, urutan proses pengelasan,
dsb.); pemeriksaan kondisi-kondisi sebelum dilakukan pemanasan; dan
pemeriksaan status sumbing-belakang.
Pengujian/pemeriksaan yang dilakukan setelah proses pengelasan meliputi:
pemeriksaan temperatur pemanasan dan tingkat pendinginan sesudah proses
pemanasan dan pelurusan; pemeriksaan visual pada ketelitian ukuran; dan
pemeriksaan pada bagian dalam dan permukaan hasil las yang rusak.

(1) Inspeksi Visual


Inspeksi visual mencakup pemeriksaan rakitan las terhadap kemulusan
pengerjaan (Workmanship) dan keseluruhan dimensi. Lasan diperiksa untuk
meyakinkan bahwa lokasi dan ukurannya sesuai Inspeksi Visual dengan yang
dispesifikasikan pada gambar rekayasa dan penampakannya sesuai dengan
spesifkasi.

Gambar rekayasa pada umumnya menunjukkan dimensi rakitan las dan


dimensi serta lokasi dari setiap lasan. Akseptabilitas dari rakitan las berdasarkan
pemenuhan setiap lasan menurut gambar yang dapat ditentukan oleh inspektur
pada waktu inspeksi visual

Mutu dari lasan banyak ditunjukkan oleh tampak permukaan. Bila persiapan
sambungan lasan adalah baik dan juru-lasnya mampu (berkualifikasi), akan
mendapatkan lasan yang mulus dan memenuhi spesifikasi.

Inspeksi visual adalah mudah dilakukan cepat dan murah serta tidak
memperlakukan peralatan khusus selain kaca pembesar, "Gage", skala mistar
ingsut (Calipers), mikrometer, borescope dan cermin dokter gigi. Inspeksi visual
dilakukan sebelum, pada waktu dan setelah pengelasan.

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual
Halaman: 53 dari 66
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

(i) Inspeksi Sebelum Pengelasan


Inspeksi dimulai dengan pemeriksaan bahan sebelum fabrikasi "Seams"
dan "Laps" atau ketidaksempurnaan permukaan lainnya dapat dideteksi dengan
pemeriksaan visual. Laminasi dapat dilihat pada sisi potongan. Dimensi pelat dan
pipa dapat ditentukan dengan pengukuran. Setelah bagian - bagian yang akan
dilas dirakit, inspektur harus memperhatikan celah akar las yang salah, persiapan
sisi-sisi yang akan dilas yang tidak sesuai dan persiapan sambungan lainnya yang
akan mempengaruhi mutu dari sambungan las.
Inspektur harus mengecek kondisi-kondisi berikut ini untuk pemenuhan
spesifikasi yang digunakan :
(1) Persiapan pinggiran yang akan dilas (sudut bevel, sudut galur, muka
akar) dimensi dan penyelesaiannya.
(2) Ukuran strip, cincin atau logam pengisi penahan balik
(3) Kesetangkupan (alignment) dan penyetelan (fit-up) dari bagian -bagian
yang akan dilas
(4) Pembersihan (harus tidak terdapat kotoran-kotoran seperti lemak,
minyak, cat dan lain-lain pada sisi yang akan dilas dan sekitarnya).

Inspeksi yang teliti sebelum pengelasan dapat meniadakan atau mengurangi


kondisi yang mengakibatkan lasan mengandung diskontinuitas.

(ii) Inspeksi Pada Waktu Pengelasan


Inspeksi visual mengecek rincian pekerjaan pada waktu jalannya
pengelasan, rincian pekerjaan pengelasan yang harus dicek adalah :
(1) Proses las
(2) Logam pengisi
(3) Fluks atau gas pelindung
(4) Suhu pemanasan awal (preheat) dan suhu antar jalur (interpass)
(5) Pembersihan
(6) Pemahatan penggerindaan atau penakukan (gouging)
(7) Persiapan sambungan untuk pengelasan sisi kebalikannya
(8) Pengendalian distorsi
(9) Suhu dan waktu perlakuan panas pasca las.
Inspektur harus paham dengan semua persoalan yang menyangkut
spesifikasi prosedur las berkualifikasi. Harus mengecek dengan teliti,
khususnya pada tingkat - tingkat awal dari produksi dan harus memverifikasi
pemenuhan semua rincian dari prosedur.

Lapisan pertama atau jalur akar (rootpass) adalah yang paling penting
untuk mencapai kemulusan final jalur akar akan cepat membeku oleh karena
konfigurasi dari sambungan volume logam dasar yang relatif besar di-
bandingkan dengan logam lasan jalur akar, pelat yang dingin dan

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual
Halaman: 54 dari 66
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

kemungkinan busur tidak dapat mencapai akar. Jalur akar cenderung akan
menjebak terak atau gas yang pada waktu pengelasan jalur-jalur selanjutnya
tidak akan hilang. Pula logam yang mencair pada waktu pengelasan jalur akar
ini peka terhadap keretakan. Retakan ini dapat menjalar ke lapisan - lapisan
selanjutnya. Oleh karena itu inspeksi dari jalur akar ini harus betul - betul
teliti.
Pada lasan jalur berganda (double groove welds), terak dari jalur akar
pada satu sisi pelat akan menetes melalui celah akar dan membentuk deposit
terak pada sisi kebalikannya. Oleh karena itu, sebelum pengelasan sisi
kebalikannya harus dilakukan pemahatan, penggerindaan atau penakukan
balik (back gouging).

(iii) Inspeksi Setelah Pengelasan


Inspeksi visual setelah pengelasan adalah berguna untuk verifikasi
produk yang selesai :
(1) Pemenuhan persyaratan gambar
(2) Tampak rakitan las
(3) Adanya diskontinuitas struktural
(4) Tanda – tanda oleh karena kesalahan penanganan (markah Inspeksi
yang terlalu dalam atau pengerindaan vang berlebihan dan sebagainya.

(2) Evaluasi hasil pengelasan

(i) Evaluasi hasil pengelasan dapat dilakukan dengan cara :

(a) Pemeriksaan hasil las


1. Visual Test (VT)
2. Non Destructive Test (NDT)
2.1. Radiography Test (RT)
2.2. Penetrant Test (PT)
2.3. Ultrasonic Test (UT)
2.4. Particle Magnetic (MT)
2.5. Eddy Current

(b) Pengujian hasil lasan


1. Uji tarik/Tensile test
2. Uji lengkung/Bending test
3. Macro etsa
4. Uji kekerasan/Hardness test

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual
Halaman: 55 dari 66
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

5. Uji Patah/Fracture test


6. Uji Pukul Charphy/Impact test

Catatan : - Evaluasi hasil lasan dengan cara pemeriksaan dan pengujian


harus mengacu pada RULE CLASS, ASME atau standar lain
yang ditentukan.

(ii) Jenis jenis cacat las.

1. Tabel 5.1 Jenis – jenis cacat las


JENIS
NO URAIAN GAMBAR
CACAT

adanya keretakan las


(a) Crack akibat dari tegangan
bahan

adanya terak las yang


terperangkap di dalam
(b) Slag endapan las, akibat
pembersihan yang
tidak sempurna pada
waktu pengelasan

terdapat pori – pori di


(c) Porosity dalam las atau pada
permukaan las

takik – takik las yang


terjadi ke arah
(d) Undercut memanjang las
diantara bahan dasar
dengan tepi las

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual
Halaman: 56 dari 66
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

tidak sempurnanya
peleburan las antara
Incomplete
(e) logam las dengan
fusion bahan dasar sehingga
terjadi ruang kosong
terjadi lubang pada
permukaan las, tetapi
tidaksampai
menembus.
Ciri – ciri :
Tinggi lasnya
Melt berlebihan, tidak
(f) selalu terjadi pada
through
root pass.
Biasanya disertai
oxidasi crystal.
Tidak terdapat
lubang tembus
seperti pada Burn
Through.

ada lubang yang


Burn
(g) tembus pada
through pengelasan

adanya perubahan
warna di sekitar tepian
las. Ciri – ciri oksidasi
(h) Oxidation yang ringan berwarna
pelangi. Ciri – ciri
oksidasi yang berat
berwarna hitam pekat

rusaknya bahan dasar


pada tepian
pengelasan akibat
(i) Arc Strikes
tersentuhnya
elektroda pada waktu
memulai pengelasan

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual
Halaman: 57 dari 66
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

bahan dasar termakan


(j)
Base metal kena goresan busur
burn listrik dengan tidak
beraturan

(k)
Incomplete pengelasan yang
belum penuh atau
weld
belum sempurna

kecembungan, suatu
contoh, untuk pipa
(l) Convexity berdiameter lebih kecil
dari 2” convexity
1
maximum /6”

kecekungan, untuk
pipa berdiameter lebih
(m) Concavity
kecil dari 2 ”concavity
1
maximum /32”

(n)
Incomplete bagian belakang dari
penembusan las ada
melt
yang tidak lebur

Slag on ada terak las pada


(o) the top
permukaan las
side

ada permukaan yang


membentuk kristal
Oxidation
(p) dan dibarengi dengan
crystalized warna pelangi atau
hitam pekat
(q)
Discolorati ada perubahan warna
on antara las I dan II

Weld bead manik – manik las


(r)
to sharp yang berbentuk tajam

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual Halaman: 58 dari 66
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

Incomplet
(s) e penembusan yang
penetratio tidak sempurna
n

Weld tebal las yang kurang


(t) thickness
dari tebal las.
less than

b). Keterampilan
Keterampilan melakukan pemeriksaan secara visual dari hasil pengelasan
ditentukan oleh kecakapan Inspektur las, dimana untuk menjadi inspektur las
diperlukan kualifikasi kualifikasi sebagai berikut :

1. Kondisi Fisik
Untuk dapat melakukan tugasnya, kondisi fisik seorang Inspektur harus baik.
Pekerjaan Inspeksi Las termasuk inspeksi sebelum pengelasan (persiapan),
pada saat pengelasan dan setelah pengelasan. Sering seorang Inspektur harus
naik ke atas suatu konstruksi yang tinggi atau masuk ke dalam ketel-uap atau
bejana tekan untuk melakukan inspeksi. Kondisi inspeksi sering dalam keadaan
sulit.
Ingat bahwa posisi pekerjaan adalah untuk memudahkan seorang Juru Las atau
Operator Las, bukan Inspektur las.

2. Daya Penglihatan
Daya Penglihatan adalah penting. Seorang Inspektur Las harus mampu
memeriksa sambungan – sambungan las secara visual dan mampu memeriksa
hasil radiografik atau uji tak merusak lain (NDT). Apabila seorang Inspektur
Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual
Halaman: 59 dari 66
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

berkacamata, maka pada waktu melakukan inspeksi kacamatanya harus


dipakai.

3. Sikap
Sikap dari seorang Inspektur adalah penting, dapat menentukan apakah seorang
Inspektur berhasil atau gagal untuk melakukan tugasnya. Keberhasilan seorang
Inspektur tergantung dari kerjasama dengan petugas-petugas dari bagian -
bagian yang berhubungan dengan pekerjaan las yang diperiksa, harus bisa
bergaul, jangan angkuh tapi berwibawa.
Dalam mendiskusikan sesuatu pekerjaan seorang Inspektur harus toleran
terhadap pendapat orang lain, tidak boleh memihak, tetapi harus konsekuen
atas keputusannya. Ikuti dengan seksama prosedur inspeksi yang ditetapkan,
tidak boleh terpengaruh oleh debat - debat yang menekan.
Ingatlah bahwa dalam dokumen kontrak telah tercantum syarat - syarat yang
ditentukan termasuk tugas, kewenangan dan pertanggung jawaban seorang
Inspektur.
Seorang Inspektur Las harus jujur, tangkas, teliti, kritis, tegas dan kreatif.

4. Pengetahuan Las
Seorang Inspektur Las harus memiliki cukup pengetahuan mengenai proses -
proses pengelasan, mengetahui kesalahan - kesalahan atau cacat - cacat las dan
tempat - tempat yang sering terdapat cacat - cacat las. Apa yang menyebabkan
terjadinya cacat - cacat las dan bagaimana cara mencegahnya dan
membetulkannya (reparasi).
Harus mengetahui spesifikasi prosedur pengelasan dan harus mengetahui
kelemahan - kelemahan karakteristik dari Juru Las atau Operator Las

5. Pengetahuan Gambar Teknik, Spesifikasi dan Prosedur Pengelasan


Sebagai seorang Inspektur harus dapat membaca gambar teknik terutama
gambar konstruksi las termasuk simbol - simbol las, simbol – simbol uji tak
merusak. Harus dapat menginterprestasi dengan benar suatu spesifikasi dan
prosedur pengelasan.

6. Pengetahuan Cara - Cara Uji


Untuk menentukan apakah suatu pekerjaan las dapat memenuhi syarat
menurut Standar tertentu, diperlukan berbagai cara uji. Setiap cara uji ada
limitasinya.
Seorang Inspektur harus mengetahui cara - cara uji dan harus dapat
mengevaluasi hasil - hasil uji berdasarkan standar yang ditentukan.

7. Rekaman (Records)
Inspektur harus memelihara rekaman dengan baik. Dia harus dapat menulis
laporan yang ringkas dan mudah dimengerti. Laporan harus cukup lengkap
Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual
Halaman: 60 dari 66
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

sehingga alasan pengambilan keputusan adalah jelas meskipun setelah


beberapa lama kemudian.
Rekaman tidak hanya mencakup semua hasil inspeksi dan tes, tapi juga
prosedur las, kualifikasi prosedur las dan pengendalian bahan - bahan
pengelasan. Rekaman yang baik melindungi reputasi sebagai Inspektur
membantu dalam hal penulisan laporan yang ringkas dan lengkap.

8. Pengalaman Las
Pengalaman las untuk seorang Inspektur Las bukan suatu persyaratan yang
penting, akan tetapi seorang Inspektur Las yang mempunyai pengalaman
sebagai Juru Las atau Operator Las sangat menguntungkan, oleh karena akan
lebih mudah memberi saran - saran untuk mencegah atau membetulkan
kesalahan – kesalahan las.

9. Pendidikan
Dasar pendidikan atau latihan khusus dalam bidang keteknikan dan metalurgi
akan sangat membantu meningkatkan mutu seorang Inspektur Las.
Kebanyakan Inspektur mendapatkan pengetahuannya dari pengalaman dan
belajar sendiri. Lebih banyak memiliki pengetahuan dan pengalaman seorang
Inspektur akan lebih trampil membuat keputusan

c). Sikap kerja

Sikap kerja yang perlu dilakukan dalam melaksankan pemeriksaan visual adalah
tindakan sadar dari seorang pemeriksa atau inspektur adalah bahwa dia
mempunyai kewajiban tidak hanya terhadap pemberi kerja, akan tetapi terhadap
umum yang keamnannya atau keselamatannya tergantung dari efektifitasnya
tugas yang dilakukan.
Untuk memelihara intergritas dan kemmpuan/ketrampilan dlam melakukan
inspeksi las, inspektur las harus mengetahui dan sadar atas prinsip prinsip
intergritas, pertanggung jawaban terhadap umum, pernyataan atas dasar data
atau fakta dan menghindari perselisihan kepentingan

d). Standar Operasional Prosedur (SOP)

Pengendalian Peralatan Keselamatan Kerja


(1) Maksud dan tujuan
Untuk memudahkan cara permintaan atau cara pengebonan peralatan
keselamatan kerja, serta pengendaliannya agar dapat terealisir
penggunaan serta penanganannya di tiap-tiap Bengkel

(2) Dokumen terkait


 Pedoman Sistem Manajemen Mutu.
 Standard Kerja tentang Perencanaan dan Pengendalian Fasilitas.

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual
Halaman: 61 dari 66
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

(3) Ruang lingkup


Prosedur ini hanya berlaku di lingkungan Departemen Fabrikasi dan Kon-
struksi Divisi Rekayasa Umum

(4) Definisi
Peralatan Keselamatan Kerja adalah suatu peralatan yang berhubungan
dengan keselamatan manusia ( Karyawan ) yang harus dipakai dalam
melaksanakan pekerjaan di mana Karyawan bekerja. Peralatan tersebut
meliputi :
1. Safety Shoes
 Sepatu kulit tahan pukul
 Sepatu kulit alpania
 Sepatu karet tahan pukul
 Sepatu panjat
2. Protector Clothes
 Ketelpak potongan hijau
 Baju kerja sand blasting
3. Sarung Tangan/Gloves
 Sarung tangan kulit panjang
 Sarung tangan kulit pendek
 Sarung tangan tahan minyak
 Sarung tangan katun
 Stiwel
4. Safety Glasses
 Kaca mata brander
 Kaca mata gerinda
 Kaca mata las hitam
 Kaca mata survey
5. Safety Floor Covering
 Senter 6 baterry
 Senter 3 baterry
 Jas hujan potongan
 Poples ( tempat air minum )
6. Safety Belt
 Sabuk pengaman keska
7. Safety Helmet
 Helm putih
 Helm biru
8. Masker dan Respirator
 Dust respirator 2090 AD
Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual
Halaman: 62 dari 66
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

 Masker kain
 Cartridge mist dust RC 7H
9. Ear Protector
 Ear plug

(5) Prosedur

(i) Pengumpulan Data

Untuk menentukan kebutuhan keselamatan kerja yang akan digunakan di


Bengkel dalam lingkungan Departemen Fabrikasi dan Konstruksi, maka
Bengkel Fasilitas dan Transportasi

 Membagikan blangko kebutuhan peralatan keselamatan kerja selama


setahun kepada para Kepala Bengkel dan Kepala Biro dengan maksud
untuk mengetahui jumlah dan jenis kebutuhan ideal yang diperlukan
Bengkel. Perhitungan berdasarkan pada jumlah personil dan frekuensi
pemakaian pada proyek yang akan dilaksanakan.
 Melaksanakan evaluasi peralatan keselamatan kerja yang ada di Shop
Store, sehingga dapat diketahui jumlah dan jenis peralatan yang bisa
dimanfaatkan untuk menunjang kebutuhan Bengkel.

(ii) Perencanaan

Dengan didapatkannya data kebutuhan ideal peralatan keselamatan kerja


yang diusulkan oleh para pimpinan setempat serta dari hasil evaluasi, maka
dapat direncanakan kebutuhan peralatan keselamatan kerja selama
setahun, kemudian dituangkan dalam perencanaan kerja.

Jumlah dan jenis yang ada dianggap sebagai budget penggunaan peralatan
keselamatan kerja di tempat kerja setempat
 Masing-masing pimpinan unit akan mengisi kebutuhan peralatan
keselamatan kerja yang diperlukan sesuai jumlah yang dibutuhkan.
 Unit kerja setempat memberikan peralatan Keska bila sudah diproses
dan sudah ada barangnya sesuai pengajuan.
 Personil berkewajiban untuk merawat /menjaga dan memakai peralatan
Keska sesuai ketentuan yang ditetapkan.
 Apabila personil tidak memakai/menggunakannya, maka personil
dikenakan sanksi oleh tim Keska
 Pimpinan setempat melaporkan anggotanya yang belum memiliki Keska
sesuai dengan form.
Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual
Halaman: 63 dari 66
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

BAB IV
SUMBER-SUMBER
YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI

A. SUMBER-SUMBER PERPUSTAKAAN

1. Daftar Pustaka
a) Senji Ohyabu dan Yoshikazu Kubokawa, Politeknik Pusat Chiba, Welding
Textbook, Lembaga Pelatihan Luar Negeri (OVTA ), Chiba 261-0021 Jepang
1990
b) Katsuhiko Yasuda, Lembaga Pelatihan Kejuruan, Instruction Manual Welding
Techniques, 1-1 Hibino, Chiba 260 Jepang 1985
c) Takuo Araki, Pusat Pelatihan Kejuruan Lanjut Narita, Workshop Manual
Welding, 1-1, Hibino, Chiba 260 Jepang 1985
d) Hery Sunaryo, Ir. Teknologi Pengelasan Kapal. Departemen Pendidikan
Nasional, Jakarta 2008

2. Buku Referensi
Harsono Wiryosumarto, Prof. Dr. Ir Dan Toshie Okumura Prof. Dr. Teknologi
Pengelasan Logam, Jakarta 2000

B. DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN


1. Daftar Peralatan/Mesin

No. Nama Peralatan/Mesin Keterangan

1. Mesin las SMAW dengan perlengkapannya


2. Mesin gerinda tangan
3. Tang penjepit
4. Welding Gaude
5. Hammer
6. Tang Amper
7. Alat pelindung diri (APD)
8. Kap las dengan kaca las
9. Mistar baja

Halaman: 64 dari 66
Buku Informasi Versi: 2017
Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelasan SMAW JIP.SM02.008.01

2. Daftar Bahan

No. Nama Bahan Ukuran Standar Keterangan


1. Plat 12 x 200 x 150 m
2. Plat 12 x 300 x 150 mm
3. Batu gerinda 100x16x3
4. Batu gerinda 100x16x6
5. Elektrode AWS E 6013 dia 3,2 mm
6. Steel marker

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses Las Busur Manual
Halaman: 65 dari 66
Buku Informasi Versi: 2009

Anda mungkin juga menyukai