Anda di halaman 1dari 93

BUKU INFORMASI

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN


BERBASIS KOMPETENSI

MELAKSANAKAN RUTINITAS (DASAR)


PENGELASAN DENGAN PROSES LAS GMAW
JIP.GM02.001.01

Penyusun
Drs.Sunarko, M.T

Reviewer
Dr. Rizal Sani, M.M

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN BIDANG MESIN DAN TEKNIK INDUSTRI
2018.
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI -----------------------------------------------------------------------------------ii

BAB I URAIAN SINGKAT MATERI PELATIHAN---------------------------------------------.


A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Ruang Lingkup
D. Pengertian-Pengertian

BAB II MATERI PELATIHAN MELAKSANAKAN RUTINITAS (DASAR) PENGELASAN


DENGAN PROSES LAS GMAW
A. Diagram Alir Unit Kompetensi
B. Penjelasan Melaksanakan Rutinitas (dasar) Pengelasan dengan Proses
Las GMAW
1. Mengidentifikasi spesifikasi dan menyiapkan mesin las GMAW ---
2. Menyiapkan bahan las
3. Mengidentifikasi bahan pengisi (wire rod) GMAW-------------------
4. Melaksanakan rutinitas (dasar) pengelasan pada pelat posisi di
bawah tangan dan horizontal
5. Melaksanakan pemeriksaan (evaluasi) hasil pengelasan secara
visual dan melaporkan hasil pengelasan------------------------------

BAB III SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI


A. Sumber-sumber Perpustakaan
1. Daftar Pustaka
2. Buku Referensi
B. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan ------------------------------------------

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW Halaman: ii dari ii
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

BAB I
URAIAN SINGKAT MATERI PELATIHAN

Untuk menjamin pengelasan dengan kualitas tinggi, pemeriksaan dalam


segala hal seperti ditunjukkan pada gambar II.65 tidak dapat diabaikan. Pelaksanaan
pengelasan terdiri dari banyak proses, termasuk persiapan, operasional pengelasan
dan perlakuan pasca pengelasan. Meskipun persiapan cenderung diabaikan, hal ini
sangat mempengaruhi hasil pengelasan. Jika persiapan dilakukan secara tepat,
pengelasan akan mencapai tingkat sukses 90%.

Persiapan-persiapan berikut ini harus dilakukan sebelum pengelasan.


(a). Gambar-gambar pengelasan, perintah-perintah pengelasan dan lain - lain.
Sebagai langkah pertama dari perencanaan pelaksanaan pengelasan,sangatlah
diperlukan untuk memeriksa gambar-gambar pengelasan dan menuliskan
perintah-perintah pengelasan secara seksama.
Jika terdapat beberapa pertanyaan, hal tersebut harus didiskusikan diantara
pihak-pihak yang terkait, untuk menegaskan bahwa setiap operasional
pengelasan dapat dilakukan tanpa masalah. Kualifikasi dan ketrampilan dari
para insinyur dan teknisi juga harus diperiksa.
(b). Metode pengelasan, perlengkapan las dan perlengkapan terkait, serta
perlengkapan-perlengkapan pelindung.
Perlu untuk memeriksa catu daya dan catatan pemeliharaan dari perlengkapan
pengelasan dan perlengkapan lainnya, catatan perlengkapan terkait seperti
pemanas dan pemindah posisi, dan pijakan serta kondisi tempat kerja untuk
memastikan bahwa operasional pengelasan dapat dilakukan dengan aman.
Perlu untuk memeriksa metode-metode kontrol dan
(c). Kontrol terhadap baja dan material pengelasan, serta pencegahan terhadap
penyerapan kelembaban. penanganan baja dan elektrode las, seperti
kesesuaian elektrode las terhadap bajanya. Elektrode terbungkus dan fluks
memerlukan pemeriksaan secara hati-hati dan teliti atas penanganan,
pengeringan dan kondisi penyimpanan, untuk mencegah penyerapan
kelembaban. Elektrode terbungkus harus dikeringkan didalam kondisi-kondisi
berikut ini sebelum digunakan
(d). Kondisi pengelasan
Perlu untuk memeriksa las ikat dan kondisi-kondisi penyambungan benda
kerja, seperti posisi pengelasan, pemanasan awal dan kondisi pasca
pemanasan, arus las, metode penggunaan elektrode, kecepatan pengelasan,
urut-urutan pengelasan, suhu antar lajur pengelasan, jumlah lapisan rigi-rigi
las dan lain-lain, untuk melihat jika hal-hal tersebut telah sesuai.

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW Halaman: 1 dari 54
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

(e). Geometri kampuh


Perlu untuk memeriksa bentuk sambungan dan geometri kampuh las,
dan memeriksa bahwa permukaan kampuh bersih, bebas minyak, lemak,
kotoran dan kelembaban

A. LATAR BELAKANG
Melaksanakan Rutinitas (dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW
merupakan salah satu dari beberapa proses pengelasan dan posisi pengelasan dimana
pengelasan rutinitas dasar ini merupakan proses pengelasan yang biasa dipergunakan
dalam proses pengelasan tingkat dasar yaitu posisi mendatar atau dibawah tangan dari
sambungan sudut 1 F ( fillet joint ) dan sambungan tumpul 1 G ( Butt joint ) dan
posisi horisontal dari sambungan sudut 1 F ( fillet joint ) dan sambungan tumpul 1 G
(Butt joint ) dilakukan untuk membentuk suatu konstruksi dan merupakan posisi
pengelasan yang paling banyak digunakan pada dunia pengelasan. Pengelasan
dengan proses las GMAW atau disebut dengan pengelasan busur listrik dengan
pelindung gas CO2 merupakan proses pengelasan yang menggunakan busur listrik yang
mengalir sebagai pemanas dalam kawat las ( Wire Roll ) yang dilindungi gas CO2).
Kawat las yang digunakan berbentuk wire roll pejal.
Pada Buku Informasi ini akan dipaparkan tentang Pengetahuan dan
ketrampilan dimana berisi Informasi tentang : Persiapan mesin dan bahan las
(benda uji), Identifikasi bahan pengisi, Identifikasi posisi pengelasan, Pelaksanaan
pengelasan sambungan sudut dan tumpul pada pelat posisi di bawah tangan (1F,
1G), Pelaksanaan pemeriksaan(evaluasi) hasil pengelasan secara visual dan
melaporkan hasil pengelasan.
Dengan disusunnya Modul ” Mengelas Pelat Melaksanakan Rutinitas (dasar)
Pengelasan dengan Proses Las GMAW” ini diharapkan akan dapat membantu dalam
menjelaskan tentang pengelasan

B. TUJUAN
Modul “ Mengelas Pelat Melaksanakan Rutinitas (dasar) Pengelasan dengan
Proses Las GMAW” ini bertujuan agar peserta mampu untuk melakukan pengelasan
sesuai dengan SOP. Mengelas Pelat Posisi di Bawah Tangan(1F, 1G) dan posisi
horisontal (2F, 2G )dengan Proses Las GMAW dalam Modul ini adalah untuk memberikan
pemahaman dan menerapkan proses pengelasan, disamping itu juga bertujuan agar
siswa mampu melakukan pemeriksaan hasil pengelasan secara benar

C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dari Modul “ Mengelas Pelat Melaksanakan Rutinitas (dasar)
Pengelasan dengan Proses Las GMAW” ini terdiri dari: Persiapan mesin dan bahan las
(benda uji), Identifikasi bahan pengisi, Identifikasi posisi pengelasan, Pelaksanaan
pengelasan sambungan sudut dan tumpul pada pelat posisi di bawah tangan (1F, 1G),
dan posisi horisontal ( 2F, 2G ).Pelaksanaan pemeriksaan (evaluasi) hasil pengelasan
secara visual dan melaporkan hasil pengelasan

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW Halaman: 2 dari 54
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

D. PENGERTIAN-PENGERTIAN
1. Gas Metal Arc Welding ( GMAW ) adalah Proses pengelasan las busur listrik
(semi otomatik ) dengan pelindung gas Co2 dengan wire roll pejal ( tanpa
inti flux )
2. Kawat las (Wire Roll).adalah Logam pengisi dalam proses pengelasan
berbentuk kawat memanjang yang digulung pada roll untuk proses
pengelasan Gas Metal Arc Welding (GMAW)
3. Baja adalah Logam yang keras dan kuat, yang dihasilkan dari proses
pengolahan lanjut logam besi melalui dapur Siemens Martin, Bessemer, Open
Heart atau dapur listrik
4. Baja Carbon Rendah adalah Baja yang mempunyai kandungan karbon sebesar
0,1 % sampai dengan 0,3 %
5. Baja Carbon Sedang adalah Baja yang mempunyai kandungan karbon sebesar
0,3 % sampai dengan 0,6 %
6. Baja Carbon Tinggi adalah Logam yang mempunyai kandungan karbon 0,7
% sampai dengan 1,3 %
7. Baja campuran adalah Logam baja yang telah mengalami proses penambahan
unsur – unsur paduan
8. Baja Tahan Karat adalah Logam baja yang mempunyai sifat tahan terhadap
karat
9. Spesifikasi prosedur pengelasan (Welding Procedure Specification) disingkat
dengan WPS merupakan sebuah dokumen tentang prosedur pengelasan
berkualifikasi tertulis yang harus dipersiapkan untuk dijadikan petunjuk
pengelasan sesuai persyaratan yang diacu

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW Halaman: 3 dari 54
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

BAB II
MATERI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
MELAKSANAKAN RUTINITAS (DASAR) PENGELASAN
DENGAN PROSES LAS GMAW

A. Diagram Alir Unit Kompetensi

Mengenal Mengenal desain Mengenal bagian-


berbagai macam sambungan las bagian mesin las
jenis plat - Sambungan GMAW
-Baja roll tumpul - Remote control
-Baja roll untuk - Sambungan sudut dan wire feeder
struktur las - Sambungan - Regulator & botol
- Baja kekuatan tumpang gas CO2

Persiapan Material Mengidentifikasi Mengenal posisi


- Membersihkan bahan pengisi pengelasan
permukaan benda (wire roll) GMAW - Pelat
kerja - Pipa
- No. AWS
-
Las catat
-
Setting mesin las

Menerapkan K3 di Pengelasan Pembersihan


tempat kerja - Penyalaan - Mematikan
- Pengaruh asap busur switch
terhadap - Pelelehan - Tutup katup tubuh
ujung las tabung gas CO2
- Bahaya listrik - Gerakan ayunan peralatan
-

B. Penjelasan Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Dengan Proses


Las Gmaw

1. Mengidentifikasi Spesifikasi Dan Menyiapkan Mesin Las Gmaw


a) Pengetahuan
Pengelasan dengan Gas Metal Arc Welding (GMAW) termasuk dalam
proses las busur gas , cara pengelasan ini dimana gas dihembuskan
kedaerah lasan untuk melindungi busur dan logam yang mencair terhadap
atmosfir. Gas yang digunakan pada proses ini adalah gas Korbondioksida
(CO2) atau campuran dari gas Argon, helium atau korbondioksida.

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW Halaman: 4 dari 54
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

Las busur gas biasanya dibagi dalam dua kelompok besar yaitu
kelompok elektrode tak terumpan dan kelompok elektrode terumpan,
sedangkan proses las GMAW termasuk dalam kelompok elektrode terumpan
dimana sebagai elektrodenya digunakan kawat las. Untuk kelompok elektrode
terumpan dibagi lagi dalam dua jenis berdasarkan kawat elektrodenya yaitu
jenis kawat pejan (GMAW) dan jenis kawat elektrode dengan inti fluks
(FCAW). Kelompok ini biasanya menggunakan dua macam gas pelindung
yaitu gas mulia dan gas CO2.

b) Ketrampilan
1) Penanganan pengaturan (setting) mesin las
Sebelum melakukan pengelasan proses GMAW maka mesin las
harus diperhatikan hal-hal berikut ini :
(a) Periksa kabel input dan terminal sambungan, yakinkan bahwa semua
dalam kondisi baik.

(b) Periksa kabel output dan terminal sambungan (terminal sambungan


positif (+) ke wire feeder, terminal sambungan negatif (-) ke meja
kerja dan yakinkan semua dalam kondisi baik.

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW Halaman: 5 dari 54
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

(c) Periksa sambungan selang gas, kabel switch torch, kabel power dan
kabel wire feeder.

(d) Periksa rol ukuran wire feeder, yakinkan rol sesuai dengan ukuran
kawat yang digunakan (misal dia 1,2 mm).

(e) Bongkar / lepas corong gas, mulut lubang gas dan ujung kontak dari
torch las tersebut seperti gambar no. 1.

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW
Halaman: 6 dari 54
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

Ujung
kontak

Lubang
Torch las
gas

Corong gas

(f) Pasang kawat elektrode pada wire roll feeder.

(g) Putar posisi ON pada power switch utama.

(h) Tekan tombol pada kontak remote kontrol atau torch switch sampai
kawat muncul pada kontak tip di torch las sebagai mana yang terlihat
pada gambar no. 2.

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW
Halaman: 7 dari 54
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

Kotak remot
Tombol kontrol
arus

Tombol voltage
(tegangan)

Knob Inching

Torch las
Roll wire
Kawat elektoda
Kawat feeder
elektroda

(i) Periksa ujung kontak, lubang mulut corong gas dan gas alat pemercik,
yakinkan bahwa semuanya dalam kondisi baik.

(j) Pasang kembali ujung kontak, lubang mulut gas dan cerobong gas.

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW Halaman: 8 dari 54
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

(k) Pasang regulator gas CO2 pada botol gas CO2. Pasang kabel power untuk
.pemanas dan sambungkan selang gas, seperti pada gambar no. 3.

Regulator gas CO2

Kabel daya pemanas


Botol gas
Co2
Sambungan
Heater
Selang Sambungan
Sisi belakang

(l) Buka katup botol gas, setel katup kontrol tekanan gas sampai tekanan
gas mencapai 2 – 3 Kg/ Cm2.

(m) Putar switch gas check , buka katup kontrol aliran gas dan atur sampai
aliran gas 15 l/ menit.

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW Halaman: 9 dari 54
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

(n) Setelah penyetelan besarnya aliran gas putar kembali switch gas check
ka auto.
(o) Putar tombol arus dan voltase ke posisi tengah tengah.

(p) Nyalakan busur dengan menekan torch switch ON pada pelat baja.

(q) Yakinkan bahwa semua kondisi tersebut berfungsi dengan baik.

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW Halaman: 10 dari 54
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

2. Menyiapkan Bahan Las

a) Pengetahuan
Pada dasarnya pengelasan pelat posisi dibawah tangan dengan proses las
GMAW merupakan Pekerjaan pengelasan yang harus dipersiapkan terlebih
dahulu tentang mesin dan bahan las yang digunakan untuk menghasilkan
pengelesan yang sempurna. Hal ini dilakukan berupa persiapan pengelasan,
maka oleh sebab itu sebelum kita melakukan persiapan mesin dan bahan las
tersebut terlebih dahulu harus dilakukan pemilihan dan pemeriksaan dahulu
supaya dapat kita ambil suatu keputusan apakah mesin dan alat tersebut
langsung dapat kita pasang atau kita setel terlebih dahulu agar proses
pengelasan dapat dilakukan dengan sempurna.

Pengenalan berbagai macam grade jenis plat terbagi menjadi :


1) Baja roll untuk struktur umum ( Baja SS )
Baja karbon rendah (baja lunak) mengandung karbon sekitar 0.1% -
0.3% adalah baja yang umum dan digunakan dengan sangat luas untuk
struktur umum. Kecuali untuk jenis - jenis tertentu dari baja karbon rendah,
JIS menspesifikasikan rentang kandungan fosfor (P) dan belerang (S)
tersendiri, tetapi bukan kandungan karbon. Kandungan karbon yang tepat
ditentukan secara otomatis oleh persyaratan tegangan tarik. JIS menggunakan
simbol ”SS” untuk membedakan baja roll untuk struktur umum. SS 330 dan SS
400 adalah baja khusus dan digunakan secara luas dalam berbagai struktur.
SS 490 dan SS 540 digunakan dimana kekuatan dipersyaratkan.
Dikarenakan kandungan karbon tinggi, SS 490 dan SS 540 memberikan
tegangan tarik tinggi, tetapi perpanjangannya rendah dan menjadi sangat
rentan terhadap retak las.

Disamping itu umumnya mutunya rendah dalam ketangguhan takik. Jadi


tidak bisa dipakai untuk struktur las utama yang besar. Untuk alasan ini, JIS
menspesifikasikan kandungan elemen karbon, mangan dan kandungan elemen
yang membahayakan dari SS 540, sebagaimana yang diberikan pada tabel I.
A.

Tabel 1 Baja roll untuk struktur umum


(JIS G 3101)

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW Halaman: 11 dari 54
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

2) Baja roll untuk struktur las ( SM Stell )


Plat baja pada kapal laut dan rangka bangunan selalu disambung dengan
las. Baja roll untuk struktur umum juga bisa digunakan untuk struktur las.
Walaupun ada baja roll khusus yang lebih dapat dipakai untuk struktur las,
komposisi kimia dan sifat mekanis yang spesifik disiapkan untuk mampu las yang
baik dan kekuatan tarik tinggi. JIS menggunakan simbol "SM" untuk
membedakan baja roll untuk struktur las yang mempunyai rentang dari 400
sampai dengan 570 N/mm2.
Karbon mempertinggi tegangan tarik dari baja tetapi mengurangi sifat
mampu lasnya. Untuk menjamin mampu las yang baik dari baja roll untuk
struktur las maka kandungan karbon harus serendah mungkin atau sekitar
0.18% - 0.25%. Untuk menjamin kekuatan yang cukup, mangan (0.6% - 1.6%)
dan silikon (0.35% - 0.55%) harus ditambahkan pada baja karbon. Sebagai
contoh, SS 490 dan SM 490 mempunyai kekuatan tarik yang sama tetapi
komposisi kimianya berbeda; untuk Baja SM, kandungan C, Si, Mn, P dan S dan
kekuatan pukulnya dispesifikasikan. Baja SM dapat dipakai untuk struktur las
yang besar yang mana mampu las dan ketangguhan notch (tariknya) sangat
penting sekali.

Tabel 2 Baja roll untuk struktur las


( JIS G 3106 )

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW Halaman: 12 dari 54
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

3) Baja berkekuatan tarik tinggi

Baja berkekuatan tarik tinggi adalah baja struktur yang diproduksi dengan
menambahkan sejumlah kecil elemen campuran ke baja karbon rendah untuk
mempertinggi kekuatannya. Memberikan tegangan tinggi 490 N/mm2 atau
lebih dan mempunyai mampu las yang baik. Baja struktur ini mengurangi
berat struktur las dan biaya las dan merubah ekonomi material dan unjuk
kerja dari struktur las.
Baja berkekuatan tarik tinggi diklasifikasikan sesui dengan metode
perlakuan panas menjadi dua kelas: Kelas HT 50 (tegangan tarik = 490 N/mm2
atau lebih) dan Kelas HT 60 (tegangan tarik = 570 N/mm2 atau lebih).
Kekuatan dari baja berkekuatan tarik tinggi kelas HT 50, baja yang
berkekuatan tarik tinggi konvensional ditingkatkan dengan menambahkan
elemen campuran. Dibuat dengan diroll atau dinormalising dan juga disebut Baja
Normalising. Kekuatan dari baja berkekuatan tarik tinggi kelas HT 60 telah
ditingkatkan dengan perlakuan panas hardening dan tempering seperti dengan
menambahkan elemen campuran, mampu lasnya akan terganggu bila kekuatan
ditingkatkan hanya dengan penambahan elemen campuran. Baja HT
60 yang juga disebut Baja Quench Temper mensyaratkan jumlah elemen
campurannya lebih kecil untuk meningkatkan kekuatan dan mudah dilas tetapi
tidak bisa dipakai untuk pekerjaan panas. Bila mengelas baja yang dihaluskan
dengan masukan panas tinggi, perlu dikontrol masukan panasnya, dimulai dari
daerah terkena pengaruh panas (HAZ) dapat menjadi lunak dan sehingga
mengurangi ketangguhan dari sambungan las.
SM 490 dari JIS dapat disamakan dengan baja berkekuatan tarik tinggi
kelas HT 50, SM 520 dengan kelas HT 55 dan SM 570 dengan kelas HT 60.
Walaupun baja berkekuatan tarik tinggi HT 55 atau kelas yang lebih tinggi
dispesifikasikan oleh Standar Teknik Las (Welding Engineering Standards / WES)
Jepang bukan oleh JIS. WES yang membedakan baja berkekuatan tarik tinggi
dengan berbagai kelas, menggunakan simbol "HW" diikuti dengan batasan nilai
terendah dari titik mulurnya (Yield Point).

Geometri sambungan las

1) Disain Sambungan Las


Disaat pembuatan produk-produk pengelasan, penting untuk
merencanakan material pengelasan dan sambungan-sambungan las secara hati-
hati agar hasilnya sesuai dengan yang diharapkan, menampilkan fungsi-fungsi
disain, dan tersedia dengan harga yang pantas. Disaat merancang sebuah
sambungan las, tentukan rencana-rencana tersebut didalam format gambar.
Retak-retak pada struktur las disebabkan karena material, prosedur
pengelasan dan disain yang kurang baik, dsb. Dari penyebab-penyebab tersebut,
disain yang kurang baik menyebabkan hampir 50% keretakan.

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW Halaman: 13 dari 54
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

Disain yang kurang baik yang menyebabkan retak dapat disebabkan


perhitungan kekuatan yang salah (perhitungan penentuan muatan dan
tegangan),
disain struktur yang tidak tepat (jenis sambungan yang tidak tepat, garis
bentuk yang terputus, dan material yang tidak tepat), dsb. Berikut ini adalah hal-
hal yang harus dipertimbangkan dalam disain dan yang harus diperhatikan ketika
merancang sambungan.

Pertimbangan-pertimbangan dalam perancangan


1. Perencanaan struktur (penggunaan, Perhitungan struktur
kondisi, efisiensi ekonomis, periode
kerja pengelasan) Gambar disain

2. Perhitungan tegangan, dan karakteristik


tegangan dari tiap-tiap bagian Prosedur pengelasan
(perencanaan dasar)
3. Penentuan bentuk tertentu dari tiap-tiap bagian, dan daerah geometris las
beserta ukurannya (kondisi pekerjaan)
4. Pemilihan material
5. Kondisi-kondisi dan metode pengelasan
6. Perlakuan pasca pengelasan dan metode-metode pemeriksaan

Yang harus diperhatikan ketika merancang/mendisain sambungan las :


1. Agar diantisipasi bahwa tegangan sisa dapat mempercepat retak rapuh,
pilihlah material yang memiliki sifat mampu las dan kekuatan takik yang
baik, gunakan disain yang mudah untuk dilas dan lakukan pengurangan
tegangan
2. Untuk menghasilkan sambungan dengan deformasi kecil dan tegangan
sisa minimum, kurangi jumlah titik las dan jumlah endapan sebanyak
mungkin
3. Minimalkan bending momen pada tiap-tiap daerah las
4. Hindari disain sambungan las dimana terjadi konsentrasi garis las,
berdekatan satu sama lain atau berpotongan satu sama lain (lihat gambar
I.1)
5. Untuk mencegah konsentrasi tegangan, hindari struktur yang
terpotong/terputus, perubahan tajam pada bentuk-bentuk tertentu, dan
takik-takik (lihat gambar II.54)
6. Pilihlah metode pemeriksaan dan kriteria cacat las yang dapat diterima,
karena cacat las menyebabkan konsentrasi tegangan

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW Halaman: 14dari 54
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

Gambar II.52 Sambungan las yang baik atau


buruk berdasarkan bending momen

Gambar II.54 Sambungan las tumpul antara dua


logam yang berbeda ketebalan

2) Sambungan Las
Pembuatan struktur las meliputi proses pemotongan material sesuai
ukuran, melengkungkannya, dan menyambungnya satu sama lain. Tiap-tiap daerah
yang disambung disebut "sambungan".
Terdapat beberapa variasi sambungan las sebagai pilihan berdasarkan
ketebalan dan kualitas material, metode pengelasan, bentuk struktur dsb.
Berdasarkan bentuknya, sambungan las diklasifikasikan antara lain sambungan
tumpul, sambungan dengan penguat tunggal, sambungan dengan penguat ganda,
sambungan tumpang, sambungan T, sambungan sudut, sambungan tepi, sambungan
kampuh melebar dan sambungan bentuk silang, seperti ditunjukkan pada gambar
II.55.
Sambungan-sambungan kampuh las dapat juga diklasifikasikan berdasarkan
metode pengelasan, antara lain las tumpul, las sudut, las tepi, las lubang, dan las
buildup, seperti ditunjukkan pada gambar II.56
Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW Halaman: 16 dari 54
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

Gambar II.55 Sambungan las

Gambar II.56 Macam-macam las

Pengelasan sudut digunakan untuk mengelas sudut dari sambungan T atau


sambungan tumpang. Las sudut pada sambungan T membutuhkan persiapan
kampuh alur tunggal atau alur ganda jika diperlukan penetrasi yang lengkap. Las
sudut dapat diklasifikasikan menurut bentuk las, antara lain las terputus-putus,
las menerus, las rantai dan las berselang-seling, seperti ditunjukkan pada
gambar II.57

Gambar II.57 Macam-macam las sudut

b) KETERAMPILAN

Sebelum melakukan pengelasan proses GMAW maka material las harus


dipersiapkan dengan memperhatikan hal-hal berikut ini :
.
Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW Halaman: 17 dari 54
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

1) Permukaan logam yang kasar harus dihaluskan dulu dengan menggunakan


kikir tangan atau gerinda tangan.
2) Bersihkan logam dasarnya.

Kikir tangan

Gambar: 3.4. Persiapan permukaan logam pada


pengelasan tumpul posisi datar

Material yang telah dibersihkan dari kotoran, terak dan benda-benda lain yang
mengganggu terlebih dahulu dibersihkan. Selanjutnya material siap disetel
dengan mebgikuti proses sebagai berikut :
1) Persiapan material
Sebagai langkah persiapan, perhatikan hal-hal berikut ini :
(a) Siapkan dua logam dasar dengan kampuhnya
(b) Siapkan satu potong logam penahan bagian belakang.
(c) Berikan bevel 3o pada salah satu sisi penahan belakang.
(d) Hilangkan sisik-sisik bagian belakang logam dasar tersebut dengan kikir
tangan.

Gambar : 3.5. Persiapan awal pengelasan tumpul


kampuh V posisi datar dengan penahan belakang

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW Halaman: 18 dari 54
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

2) Pemberian las ikat


(a) Tempelkan kedua logam dasar diatas lempengan penahannya.
(b) Diantara dua logam itu, berikan celah 4 mm.
(c) Berikan las ikat pada bagian belakang logam dengan penahannya
dengan hati-hati jangan sampai merusak pengelasan bagian depan.
(d) Pastikan jika ada perubahan posisi hanya ± 3o.

Plat penahan

Las ikat

Sisi depan Sisi belakang

Las ikat

Gambar : 3.6. Pemberian las ikat

c) STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

1) Persiapan Mesin Las


(a) Tempatkan mesin las pada lokasi yang tepat dan memadai,
jarak mesin dengan dinding sekurang-kurangnya 30 cm
(b) Hubungkan kabel daya las ke sumber daya.
(c) Buat rangkaian luar mesin sesuai fungsi masing-masing
hubungan atau terminal yang ada.
2) Pemilihan gas pelindung
(a) Siapkan seperangkat gas CO2
(b) Hubungkan tabung gas ke “Wire Feeder” atau mesin las
Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW
Halaman: 19 dari 54
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

3) Pemilihan Kawat Las


a) Tentukan jenis atau klasifikasi dan ukuran kawat sesuai
tipe logam yang dilas
4) Penyetelan kondisi rol aliran kawat (Wire Feed Roller)
a) Periksa rol aliran kawat sesuai dengan diameter kawat.
b) Masukkan kawat las antara rol penekan secara tepat.
c) Putar tangkai rol penekan (Pressing Roll Bolder) ke arah “Pressing”
dan tetapkan atau setel “Pressing Handle” dengan besar tekanan
sesuai dengan jenis kawat las yang digunakan.
d) Tekan “Wire Inching” (tombol untuk mengalirkan kawat) sampai
kawat keluar kira – kira 10 mm ujung nozzle.
5) Pemeriksaan Contact Tip
a) Periksa pemakaian kontak tip sesuai dengan diameter kawat las
6) Pemaparan sinar las
a) Gunakan pelindung muka, badan dan anggota badan secara
memadai.
b) Gunakan kaca las dengan kepekatan yang cukup.
7) Pengelasan
a) Sebelum pengelasan, permukaan sambungan dibersihkan
b) Perhatikan ujung kawat las terhadap benda kerja yang akan dilas.
c) Letakkan posisi sudut stang las sesuai dengan arah
pengelasan
d) Tekan switch stang las penyalaan busur (awal pengelasan) pada
stang las.
e) Agar bentuk lapisan las maupun pengisian celah las baik
gunakan ayunan las sesuai dengan posisi pengelasan
8) Memadamkan busur
Ketika melepas (mematikan) switch pada stang las untuk memadamkan
busur, torch (stang las) jangan segera diangkat sampai aliran gas Argon
terhenti (habis) agar tidak terjadi parasit pada akhir pengelasan.
9) Mengakhiri proses pengelasan
a) Periksa hasil las, jika ada cacat atau hasil las yang kurang baik
diperbaiki.
b) Matikan switch daya mesin las, dan tutup katup pada tabung gas
CO2.
c) Simpan perlatan las pada tempat yang ditentukan.
d) Periksa kembali sampai kondisi aman

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW Halaman: 20 dari 54
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

3. Mengidentifikasi Bahan Pengisi (Wire Rod) Gmaw

a) Pengetahuan

Wire filler metal adalah logam pengisi dalam proses pengelasan selain
SMAW dimana bentuknya berupa :
• Kawat batangan ( wire rod )
• Kawat gulungan ( wire roll )
• Pita gulungan ( wire strip )

1) Elektrode proses las G M A W


Berdasarkan komposisi kimia dan persyaratan sifat mekanis logam las,
elektroda untuk proses las GMAW diklasifikasikan dengan formula :

Contoh:
ER 70 S – 2
70 → Kuat tarik minimum logam las = 70.000 psi
2 → Komposisi kimia :
0,07 % C 0,9 – 1,4 % Mn 0,4 – 0,7 % Si
0,05 – 0,15 % Ti 0,02 – 0,12 % Zr 0,05 – 0,15 % Al

ER 70 S – 4
70 → Kuat tarik minimum 70.000 psi
4 → Komposisi kimia :
0,07 – 0,15 % C 1,0 – 1,5 % Mn 0,65 – 0,85 % Si
0,025 % P 0,035 % S 0,50 % Cu

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW Halaman: 21 dari 54
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

Kawat untuk las GMAW sesuai dengan bentuk penampangnya dapat dibagi
menjadi dua tipe : Kawat Padat (Solid) dan Kawat Inti Fluks

Karena panas dari busur, karbon dioksida bereaksi sebagai berikut :


2CO2 = 2CO + O2..................................1

Jika logam cair terjadi pada oksidasi atmosfir, terjadi reaksi berikutnya :
2Fe + O = 2FeO.....................................2

Karena karbon dalam baja cenderung berikatan dengan oksigen dibanding dengan
Fe, terjadi reaksi berikutnya
FeO+C=Fe+CO.......................................3

CO diproduksi sebagai hasil dari reaksi 1 dan 3 menyebabkan lubang cacing.


Untuk mencegah terbentuknya CO, deoksidan seperti Mn dan Si ditambahkan
dalam jumlah banyak ke kawat padat.

FeO + Mn = MnO....................................4
2FeO + Si = 2SiO

Melalui reaksi 4, terak dari MnO dan SiO dibentuk dalam permukaan rigi,
menghasilkan logam las kualitas tinggi.
Untuk kawat inti fluks, deoksidan ditambahkan ke fluks untuk mencegah
terbentuknya CO

2) Kawat padat (solid) untuk las MAG (Metal Active Gas)


Kawat padat seluruhnya dibuat dari logam dan dilapisi dengan lapisan
tembaga dengan ketebalan 1 mikron atau kurang untuk mencegah karat dan
merubah konduktivitas. Diameter dari kawat padat khusus ini sekitar 0.8-1.6 mm.
Kawat padat dari komposisi kimia yang berbeda digunakan sesuai dengan tipe
baja, komposisi gas pelindung, jenis arus yang digunakan dan lain-lain. JIS
mengklasifikasikan kawat lunak menjadi empat kelompok : kawat untuk baja lunak
dan baja kuat tarik tinggi; kawat untuk anti cuaca; kawat untuk baja Mo dan
baja Cr Mo; dan kawat untuk baja tahan karat.
YGW 11 dan YGW 12 adalah yang paling banyak digunakan pada kawat
solid untuk las MAG. YGW 11 dirancang untuk pengelasan dengan arus besar.
Mengandung sejumlah kecil dari A dan Ti + Zr, untuk menjamin kestabilan busur
dalam daerah arus besar dan menaikkan deoksidasi. YGW 12 dirancang untuk
pengelasan dengan arus rendah. Digunakan untuk pengelasan sirkuit pendek. Dapat
digunakan untuk pengelasan plat tipis dan semua posisi. Karakteristik dari YGW 15
dan YGW 16 secara berturut-turut sama dengan karakteristik dari YGW
11 dan YGW 12. YGW 15 dapat dipakai terutama sekali untuk pengelasan arus
besar dengan busur semprot (arc spray). YGW 21 sampai dengan YGW 24
dispesifikasikan sebagai kawat solid dapat dipakai untuk 590 N/mm2 baja kelas
kuat tarik tinggi.

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW
Halaman: 22 dari 54
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

Tabel II.23 Perbandingan karakteristik dari berbagai kawat las MAG

Karena kawat inti fluks lebih lunak dibandingkan dengan kawat solid, harus
diperhatikan untuk penyetelan tekanan kawat pengumpan (wire feeder) tidak
boleh terlalu tinggi.

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW Halaman: 22 dari 54
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

4. Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan Pada Pelat Posisi


Di Bawah Tangan Dan Horizontal

a) Pengetahuan
Las MAG (Metal Active Gas Welding/las berpelindung gas aktif): Pada
metode las ini, gulungan kawat las (elektroda) secara kontinyu (terus
menerus) disuplai dengan motor pendorong elektroda, sementara itu arus
pengelasan dialirkan dari mesin las langsung ke kontak chip untuk
melelehkan logam induk dan kawat las. Untuk mencegah oksidasi atau nitrasi
logam las, gas pelindung oksidasi seperti gas CO2 atau campuran gas CO2
dan argon disuplai (dialirkan) disekeliling area pengelasan untuk menjadi
penghalang terhadap udara dan menjamin logam las yang baik. Ini disebut
metode pengelasan busur berpelindung gas, dan metode pengelasan busur
semiotomatis. Sesuai dengan jenis gas pelindung, digunakan campuran
100% CO2 Ar+ CO2>5% (umumnya digunakan 80% Ar + 20% CO2). Jika
100% CO2 digunakan, metode ini disebut las busur CO2. Metode yang
menggunakan Ar + CO2 disebut las busur berpelindung gas campuran, dan
dipakai untuk meningkatkan tampilan rigi las atau untuk mengurangi
percikan. Bagaimanapun juga, jika kecepatan udara 2 meter/detik atau lebih,
masuknya udara cenderung menyebabkan lubang cacing, jadi cara cara
perlindungan terhadap angin adalah perlu apakah pengelasan dilakukan
didalam atau diluar ruangan. Las busur semi otomatis mempunyai peralatan
untuk mendorong atau memajukan kawat secara otomatis sementara torch
dikontrol secara manual.
Metode ini banyak digunakan sebagai metode las busur berpelindung
gas untuk proses otomatis dan menaikkan efisiensi pengelasan, dan
memberikan efisiensi yang sangat tinggi dibandingkan dengan metode
SMAW. Metode ini dapat digunakan untuk lingkup yang sangat luas dari
material pengelasan termasuk baja lunak, baja berkekuatan tinggi, baja
campuran rendah, dan baja tahan karat. Metode yang telah dipakai tidak hanya
pada industri mobil, tetapi juga dipakai untuk berbagai bidang termasuk
konstruksi baja, jembatan, industri mesin, bangunan kapal, dll. Penggunaan
kawat untuk las MAG ada berbagai jenis penampang melintangnya dan
diklasifikasikan menjadi kawat pejal dan kawat berinti fluks.
Las busur berpelindung sendiri: Jika udara dapat dikeluarkan secara
sempurna, bentuk/ukuran logam las dapat disiapkan dengan las MAG dan
MIG. Bagaimanapun juga, bila kecepatan angin di daerah operasi las lebih
dari 2 meter/detik efek perlindungan akan terganggu, menyebabkan
terjadinya lubang cacing atau lubang-lubang pada logam las dan mengurangi
ketangguhan dari logam tersebut.
Metode las berpelindung sendiri telah dikembangkan untuk las semi
otomatis di luar (out door) misalnya konstruksi atau pekerjaan teknik sipil
dimana lingkungan tidak memungkinkan penggunaan botol gas pelindung.
Kawat las yang digunakan untuk metode ini diisi dengan fluks, yang meleleh
dan melebur pada panas busur yang ditimbulkan gas dan uap logam untuk

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW
Buku Informasi Versi: 2018 Halaman: 24 dari 54
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

mengeluarkan oksigen atau nitrogen diudara. Kawatnya juga berisi elemen


yang mempunyai deoksidasi yang kuat atau efek denitrisasi untuk membantu
jaminan hasil logam las.

Gambar Las MAG

b) Keterampilan

1) Penyalaan Busur dan Pengaturan Kondisi Pengelasan

Tahapan yang perlu dilakukan dan hal-hal penting yang harus


diperhatikan meliputi :
(a) Potong kawat elektrode sampai 15 mm dari gas alat pemercik.

(b) Atur knob amper dan voltase ke posisi tengah.

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW Halaman: 25 dari 54
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

(c) Jaga welding torch dan sentuhkan kawat elektrode pada plat baja
(lihat gambar III.99)

Sekitar 15 mm

Plat baja

(d) Tangan kiri bantu pegang welding torch untuk menjaga panjang
kawat yang keluar dan sudut torch konstan posisinya (lihat gambar
III.100)

Torch las

Plat baja

(e) Nyalakan busur dan pada waktu yang bersamaan jaga panjang
kawat konstan, periksa kondisi pengelasan untuk meter amper dan
voltage pada mesin las.

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW Halaman: 26 dari 54
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

(f) Matikan busur dengan melepas switch torch posisi OFF

(g) Putar sakelar arus pada sekitar 100 A dan sakelar voltage sekitar
19.5 V, kemudian nyalakan busur dan atur kembali sakelar arus
dan tegangan mencapai 100 A dan 19.5 V dengan tang ampere.

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW Halaman: 27 dari 54
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

(h) Putar / atur sakelar arus sekitar 140 A dan sakelar Voltage sekitar
21 Voltage, lanjutkan dengan menyalakan busur serta atur / putar
sakelar arus dan voltage sampai arus dan voltage mencapai 140 A
dan 21 V dengan meter pengukur (tang amper).

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW
Halaman: 28 dari 54
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

(i) Setel kondisi pengelasan (80A, 18.5 V).

(i) Setel kondisi pengelasan (120A, 20,5 V).

(j) Setel kondisi pengelasan (160A, 22 V).

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW Halaman: 29 dari 54
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

(k) Setel kondisi pengelasan (180A, 23 V).

(l) Lepas corong gas dari torch las dan bersihkan corong gas dan
ujung kontak.

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW Halaman: 30 dari 54
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

2) Pengelasan lurus
(a) Pengelasan lurus (tanpa ayunan)

Tahapan yang yang perlu dilakukan dan hal-hal penting yang


harus diperhatikan
Persiapan
Sebagai langkah awal dalam proses pengelasan ini, lakukan persiapan
dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
(1) Letakkan plat baja pada meja kerja.
(2) Bersihkan permukaan dengan sikat baja.

Gambar : 3.9. Proses pembersihan

Penyetelan kondisi pengelasan


(1) Atur besarnya aliran gas ke 20 ℓ/menit.
(2) Potong ujung kawat sehingga panjang kawat antara chip dan
benda kerja sekitar 10-15 mm
(3) Atur arus pengelasan sekitar 120-140 A.

Potongan

Kawat

Kontak tip Nosel

Gambar: 3.10. Penyetelan kondisi pengelasan

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW
Halaman: 31 dari 54
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

Penyalaan busur
(1) Ambil posisi tubuh yang enak atau nyaman.
(2) Jangan menekuk kabel torch secara ekstrim.
(3) Letakkan ujung kawat sekitar 10 mm didepan tepi awal
pengelasan.
(4) Pakai pelindung muka.
(5) Tekan tombol torch dan nyalakan busur.

Sekitar 3mm

Gambar : 3.11.Penyalaan busur

Pelelehan pada ujung awal las


(1) Jaga jarak sekitar 10-15 mm antara chip dan benda kerja dan balik
dengan cepat ke tepi awal las.
(2) Jaga torch sekitar 70o-80o terhadap arah pengelasan.
(3) Jaga torch tegak 90o terhadap permukaan benda kerja.
(4) Lelehkan tepi awal pengelasan.

Arah pengelasan

Gambar : 3.12. Proses pelelehan

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW Halaman: 32 dari 54
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

Pengelasan
(1) Gerakkan torch sehingga ujung kawat selalu terletak pada sisi
depan logam cair.
(2) Lakukan pengelasan sepanjang garis pengelasan.

Logam cair

Logam cair

Gambar: 3.13. Proses pengelasan lurus (tanpa ayunan)

Pengisian kawah las


(1) Matikan busur sesaat.
(2) Nyalakan busur lagi dan isi kawah las.
(3) Ulangi sampai ketinggian kawah menjadi sama dengan ketinggian
las-lasan.
(4) Jangan memindah torch dari kawah las selama periode after flow.

Gambar3.14. Pengisian kawah las

Pemeriksaan hasil las


(1) Periksa apakah permukaan dan rigi-rigi las bentuknya seragam
(2) Periksa apakah lebar dan tinggi las-lasan sudah optimal.

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW
Halaman: 33 dari 54
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

(3) Periksa apakah ada takikan atau overlap.


(4) Periksa apakah ada lubang atau retak.
(5) Periksa apakah pengisian kawah las sudah penuh.
Lebar rigi

Tinggi rigi

Logam induk

(Tinggi rigi maksimum = 0.1 x lebar rigi + 0.5mm)

Gambar : 3.15. Pemeriksaan hasil las

(b) Pengelasan lurus ( dengan ayunan )


Tahapan yang yang perlu dilakukan dan hal-hal penting yang harus
diperhatikan
Persiapan
Sebagai langkah awal dalam proses pengelasan ini, lakukan persiapan
dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
(1) Letakkan plat baja pada meja kerja.
(2) Bersihkan permukaan dengan sikat baja.

Penyetelan kondisi pengelasan


(1) Setel besarnya aliran gas pada 20 Lt/menit.
(2) Potong ujung kawat sehingga jarak antara chip dengan ujung kawat
sekitar 15-20 mm
(3) Setel arus pengelasan sekitar 170-200 Ampere.
(4) Setel tegangan/Voltage pengelasan sekitar 22-25 Volt.

Nosel
Kontak tip

Gambar: 3.16. Penyetelan kondisi pengelasan lurus


( dengan ayunan )

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW Halaman: 34 dari 54
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

Penyalaan busur
(1) Jarak antara chip dengan plat dijaga sekitar 15-20 m dan balik
secepatnya ke ujung awal pengelasan.
(2) Tahan torch membentuk sudut sekitar 70o-80o terhadap arah
pengelasan.
(3) Tahan torch membentuk sudut 90o terhadap permukaan plat.
(4) Ayun torch dari tepi ke tepi diantara lebar pengelasan.
(5) Cairkan titik awal.

Gambar : 3.17. Penyalaan busur

Pengelasan
(1) Gerakkan torch sehingga ujung kawat selalu terletak pada ujung depan
logam cair.
(2) Gerakkan torch dari tepi kiri ke tepi kanan dan berhenti sebentar pada
tiap-tiap tepi
(3) Maximum lebar ayunan torch sama dengan dimensi nozzle.
(4) Pengelasan rigi sepanjang garis las

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW
Buku Informasi Versi: 2018 Halaman: 35 dari 54
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

Gambar: 3.18. Gerakan ayunan

Pengisian kawah las


(1) Bila torch mendekati akhir pengelasan, matikan busur sambil membuat
putaran kecil
(2) Nyalakan busur lagi dan isi kawah las
(3) Ulangi sampai tinggi pengisian kawah las sama dengan tinggi lasan.
(4) Jangan pindahkan atau angkat torch dari kawah las selama periode
aliran gas sisa.

Gambar: 3.19. Mematikan busur

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW
Buku Informasi Versi: 2018 Halaman: 36 dari 54
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

Pemeriksaan
(1) Periksa apakah bentuk dan permukaan rigi-rigi las seragam.
(2) Periksa apakah lebar dan tinggi las sudah optimal.
(3) Periksa apakah ada takik las atau overlap.
(4) Periksa apakah ada retak atau lubang.
(5) Periksa apakah pengisian kawah las cukup.
(6) Periksa apakah permukaan las teroksidasi.

Lebar rigi

Tinggi las

logam cair

(Tinggi las maksimum = 0.1 x lebar rigi + 0.5mm)


Gambar : 3.20. Pemeriksaan hasil las

3. Pengelasan Posisi Datar

Tahapan yang perlu dilakukan dan hal-hal penting yang harus diperhatikan
meliputi :
1. Buat garis dengan pena penggores dengan jarak 20 mm pada kedua sisi
material plat.
2. Letakkan material plat diatas meja kerja dengan posisi datar
(Horizontal).dan yakinkan dalam posisi stabil
3. Setel Kondisi Pengelasan pada ( 130 A, 21 V ).
4. Atur pada posisi pengelasan yang paling nyaman. Pegang Welding Torch
dengan metode yang benar dan letakkan Torch pada titik awal garis
pengelasan .( Lihat gambar III.113 )

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW Halaman: 37 dari 54
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

Torch las

Meja kerja

Plat baja Torch las

Plat baja

Gambar III.124 Posisi pengelasan posisi datar

5. Nyalakan busur dan lakukan pengelasan lurus sepanjang garis pada


kondisi pengelasan 130 A dan 21 V.
6. Mundur sekitar 10 mm dari titik akhir untuk mencegah terjadinya kawah
las dan matikan busur api.
7. Bersihkan dan periksa hasil pengelasan.
8. Lakukan pengelasan pada alur kedua dengan cara yang sama.
9. Setel pada kondisi pengelasan ( 160 A, 22 V ).
10. Lakukan pengelasan ayun dengan membentuk sudut diantara dua
pengelasan lurus yang telah dibuat pada kondisi pengelasan 160 A, 22 V.

Torch las

Busur

Logam cair

Gambar III.125 Gerakan ayunan


Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW Halaman: 38 dari 54
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

11. Bersihkan dan periksa hasil pengelasan.


12. Setel pada kondisi pengelasan (130A,21 V)
13. Lakukan pengelasan lurus pada alur las ketiga pada kondisi pengelasan
130A, 21V.
14. Ulangi seperti prosedur no 10 sampai no urut 13

4. Pengelasan Sambungan Tumpang Posisi Horisontal


Tahapan yang perlu dilakukan dan hal-hal penting yang harus diperhatikan
meliputi :
1. Setel pada kondisi pengelasan (120A, 20.5 V).

Gambar III.129 Kondisi arus dan tegangan

2. Lakukan las ikat material secara menumpuk sekitar 10 mm.

Gambar III.130 Las ikat pada pengelasan sambungan


tumpang pada posisi horisontal

3. Letakkan material pada meja kerja dengan posisi horisontal.

Gambar III.131 Posisi material diatas meja kerja

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW Halaman: 39 dari 54
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

4. Atur pada posisi pengelasan yang nyaman.

Gambar III.132 Posisi pengelasan tumpang pada


posisi horisontal

5. Nyalakan busur dan lakukan pengelasan lurus maju sepanjang material


padkondisi pengelasan 120A, 20.5V.

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW Halaman: 40 dari 54
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

Torch las

Kawat
las

Logam cair
Busur

Gambar III.133 Penyalaan busur

6. Las balik (mundur) sekitar 5mm dari titik akhir untuk mencegah terjadinya
kawah las dan matikan nyala busur

Torch las

Kawat las

Logam cair

Gambar III.134 Mematikan nyala busur

7. Bersihkan dan periksa hasil lasan.

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW Halaman: 41 dari 54
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

Sikat kawat

Gambar III.135 Proses pembersihan dan


pemeriksaan hasil las

8. Balik material dan ulangi prosedur 3 s/d 7.


9. Potong bagian lasan.

G a ris p e mo to n g a n

Se kitar 5

Se kitar 5

G a ris p e mo to n g a n

Gambar III.136 Pemotongan hasil las

c) Sikap kerja

Melaksanakan Rutinitas (dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW


memerlukan beberapa langkah penanganan / tindakan pencegahan yang harus
diperhatikan. Bersikap hati-hati, cermat, teliti dan mematuhi peraturan yang ada
merupakan tindakan pencegahan untuk meyakinkan bahwa tidak ada masalah
selama proses pengelasan berlangsung.

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW Halaman: 42 dari 54
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

Komponen-komponen mesin las dan komponen yang lain perlu diperiksa


secara rutin sehingga sistem operasional mesin dapat bekerja secara optimal.
Jangan menghidupkan mesin dengan posisi tombol pendorong kawat las
tertekan hidup, yang dapat menyebabkan kontak langsung dengan pelat yang
akan dilas maupun meja kerja, hal ini akan mengakibatkan penyalaan yang tidak
diinginkan.
Bila pada saat menservis mesin las, perlu diperhatikan bahwa rangkaian
komponen yang ada didalam mesin mengandung tegangan listrik sehingga perlu
dihindarkan bersinggungan secara langsung dengan tubuh kita, oleh sebab itu
perlu menggunakan alat pelindung diri dan alat pengaman yang lainnya serta
bekerja dengan hati hati agar aman dari sengatan aliran listrik.

5. Melaksanakan pemeriksaan (evaluasi) hasil pengelasan secara


visual dan melaporkan hasil pengelasan

a) Pengetahuan
Hasil pengelasan pada umumnya sangat bergantung pada
keterampilan juru las. Kerusakan hasil las baik di permukaan maupun di
bagian dalam sulit dideteksi dengan metode pengujian sederhana. Selain
itu karena struktur yang dilas merupakan bagian integral dari seluruh badan
material las maka retakan yang timbul akan menyebar luas dengan cepat
bahkan mungkin bisa menyebabkan kecelakaan yang serius. Untuk mencegah
kecelakaan tersebut pengujian dan pemeriksaan daerah-daerah las sangatlah
penting

Tujuan dilakukannya pengujian adalah untuk menentukan kualitas produk-


produk atau spesimen-spesimen tertentu, sedangkan tujuan pemeriksaan
adalah untuk menentukan apakah hasil pengujian itu relatif dapat diterima
menurut standar-standar kualitas tertentu atau tidak dengan kata lain
tujuan pengujian dan pemeriksaan adalah untuk menjamin kualitas dan
memberikan kepercayaan terhadap konstruksi yang dilas.
Untuk program pengendalian prosedur pengelasan, pengujian dan
pemeriksaan dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok sesuai dengan
pengujian dan pemeriksaan dilakukan yaitu sebelum, selama atau setelah
pengelasan.
Pengujian/pemeriksaan yang dilakukan sebelum pengelasan meliputi:
pemeriksaan peralatan las, material pengelasan yang akan digunakan;
pengujian verifikasi prosedur pengelasan yang harus sesuai dengan
prosedur pengelasan yang memadai; dan pengujian kualifikasi juru las sesuai
dengan ketrampilan juru las.

Pemeriksaan untuk verifikasi pemenuhan standar pengelasan


meliputi pemeriksaan kemiringan baja yang dilas, dan pemeriksaan galur-
galur las pada setiap sambungan.

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW Halaman: 43 dari 54
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

Pengujian/pemeriksaan yang dilakukan selama proses pengelasan meliputi:


pemeriksaan tingkat kekeringan dan kondisi penyimpanan elektrode
pengelasan; pemeriksaan las ikat; pemeriksaan kondisi-kondisi pengelasan
terpending (arus listrik, tegangan listrik, kecepatan proses pengelasan,
urutan proses pengelasan, dsb.); pemeriksaan kondisi-kondisi sebelum
dilakukan pemanasan; dan pemeriksaan status sumbing-belakang.
Pengujian/pemeriksaan yang dilakukan setelah proses pengelasan
meliputi: pemeriksaan temperatur pemanasan dan tingkat pendinginan
sesudah proses pemanasan dan pelurusan; pemeriksaan visual pada
ketelitian ukuran; dan pemeriksaan pada bagian dalam dan permukaan hasil
las yang rusak.

1) Inspeksi Visual

Inspeksi visual mencakup pemeriksaan rakitan las terhadap kemulusan


pengerjaan (Workmanship) dan keseluruhan dimensi. Lasan diperiksa untuk
meyakinkan bahwa lokasi dan ukurannya sesuai Inspeksi Visual dengan yang
dispesifikasikan pada gambar rekayasa dan penampakannya sesuai dengan
spesifkasi.
Gambar rekayasa pada umumnya menunjukkan dimensi rakitan las dan
dimensi serta lokasi dari setiap lasan. Akseptabilitas dari rakitan las berdasarkan
pemenuhan setiap lasan menurut gambar yang dapat ditentukan oleh inspektur
pada waktu inspeksi visual.
Mutu dari lasan banyak ditunjukkan oleh tampak permukaan. Bila persiapan
sambungan lasan adalah baik dan juru-lasnya mampu (berkualifikasi), akan
mendapatkan lasan yang mulus dan memenuhi spesifikasi.
Inspeksi visual adalah mudah dilakukan cepat dan murah serta tidak
memperlakukan peralatan khusus selain kaca pembesar, "Gage", skala mistar
ingsut (Calipers), mikrometer, borescope dan cermin dokter gigi. Inspeksi visual
dilakukan sebelum, pada waktu dan setelah pengelasan .

(a) Inspeksi Sebelum Pengelasan


Inspeksi dimulai dengan pemeriksaan bahan sebelum fabrikasi "Seams" dan
"Laps" atau ketidaksempurnaan permukaan lainnya dapat dideteksi dengan
pemeriksaan visual. Laminasi dapat dilihat pada sisi potongan. Dimensi pelat dan
pipa dapat ditentukan dengan pengukuran. Setelah bagian - bagian yang akan
dilas dirakit, inspektur harus memperhatikan celah akar las yang salah,
persiapan sisi-sisi yang akan dilas yang tidak sesuai dan persiapan sambungan
lainnya yang akan mempengaruhi mutu dari sambungan las.
Inspektur harus mengecek kondisi-kondisi berikut ini untuk pemenuhan
spesifikasi yang digunakan :
(1) Persiapan pinggiran yang akan dilas (sudut bevel, sudut galur, muka akar)
dimensi dan penyelesaiannya
(2) Ukuran strip, cincin atau logam pengisi penahan balik
Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW Halaman: 44 dari 54
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

(3) Kesetangkupan (alignment) dan penyetelan (fit-up) dari bagian -bagian


yang akan dilas
(4) Pembersihan (harus tidak terdapat kotoran-kotoran seperti lemak, minyak,
cat dan lain-lain pada sisi yang akan dilas dan sekitarnya)
Inspeksi yang teliti sebelum pengelasan dapat meniadakan atau mengurangi
kondisi yang mengakibatkan lasan mengandung diskontinuitas

(b) Inspeksi Pada Waktu Pengelasan


Inspeksi visual mengecek rincian pekerjaan pada waktu jalannya
pengelasan, rincian pekerjaan pengelasan yang harus dicek adalah :
(1) Proses las
(2) Logam pengisi
(3) Fluks atau gas pelindung
(4) Suhu pemanasan awal (preheat) dan suhu antar jalur (interpass)
(5) Pembersihan
(6) Pemahatan penggerindaan atau penakukan (gouging)
(7) Persiapan sambungan untuk pengelasan sisi kebalikannya
(8) Pengendalian distorsi
(9) Suhu dan waktu perlakuan panas pasca las.
Inspektur harus paham dengan semua persoalan yang menyangkut spesifikasi
prosedur las berkualifikasi. Harus mengecek dengan teliti, khususnya pada
tingkat - tingkat awal dari produksi dan harus memverifikasi pemenuhan semua
rincian dari prosedur.
Lapisan pertama atau jalur akar (rootpass) adalah yang paling penting
untuk mencapai kemulusan final jalur akar akan cepat membeku oleh karena
konfigurasi dari sambungan volume logam dasar yang relatif besar dibandingkan
dengan logam lasan jalur akar, pelat yang dingin dan kemungkinan busur tidak
dapat mencapai akar. Jalur akar cenderung akan menjebak terak atau gas yang
pada waktu pengelasan jalur-jalur selanjutnya tidak akan hilang. Pula logam
yang mencair pada waktu pengelasan jalur akar ini peka terhadap keretakan.
Retakan ini dapat menjalar ke lapisan - lapisan selanjutnya. Oleh karena itu
inspeksi dari jalur akar ini harus betul - betul teliti.
Pada lasan jalur berganda (double groove welds), terak dari jalur akar pada
satu sisi pelat akan menetes melalui celah akar dan membentuk deposit terak
pada sisi kebalikannya. Oleh karena itu, sebelum pengelasan sisi kebalikannya
harus dilakukan pemahatan, penggerindaan atau penakukan balik (back
gouging).

(c) Inspeksi Setelah Pengelasan


Inspeksi visual setelah pengelasan adalah berguna untuk verifikasi produk
yang selesai :
(1) Pemenuhan persyaratan gambar
(2) Tampak rakitan las
Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW
Buku Informasi Versi: 2018 Halaman: 45 dari 54
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

(3) Adanya diskontinuitas struktural


(4) Tanda – tanda oleh karena kesalahan penanganan (markah Inspeksi yang
terlalu dalam atau pengerindaan vang berlebihan dan sebagainya

(d) Evaluasi hasil pengelasan dapat dilakukan dengan cara :


(1) Pemeriksaan hasil las
- Visual Test (VT)
- Non Destructive Test (NDT)
2.1. Radiography Test (RT)
2.2. Penetrant Test (PT)
2.3. Ultrasonic Test (UT)
2.4. Particle Magnetic (MT)
2.5. Eddy Current

(1) Pengujian hasil lasan

- Uji tarik / Tensile test


- Uji lengkung / Bending test
- Macro etsa
- Uji kekerasan / Hardness test
- Uji Patah / Fracture test
- Uji Pukul Charphy / Impact test

Catatan : - Evaluasi hasil lasan dengan cara pemeriksaan dan


pengujian harus mengacu pada RULE CLASS, ASME atau
standar lain yang ditentukan.

(e) Jenis – jenis cacat las :

(1) Crack adanya keretakan las akibat dari tegangan bahan

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW Halaman: 46 dari 54
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

(2) Underfill, suatu kondisi hasil las di mana logam las kurang mengisi kampuh

(3) Porosity , terdapat pori - pori di dalam las atau pada permukaan las.

(4) Undercut, takik las yang terjadi ke arah memanjang las diantara
bahan dasar dengan tepi las

(5) Incomplete fusion, tidak sempurnanya peleburan las antara logam las
dengan bahan dasar sehingga terjadi ruang kosong.

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW Halaman: 47 dari 54
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

(6) Excessive ialah suati kondisi hasil las di mana logam las membuat takikan
pada las multipass

(7) Overlap ialah suatu kondisi hasil las di mana logam las melebihi area las.

(8) Weaving fault, weld bead yang tidak paralel dan tidak menutup
groove dengan sempurna

(9) Excessive penetration, Penetrasi weld metal pada base metal yang melebihi
dari standart yang diberikan

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW Halaman: 48 dari 54
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

(10) Excess reinforcement, Contour capping weld bead yang berlebihan diatas
thickness material yang dilas

(11) Cold Lap, Lipatan/fold didalam weld bead yang gagal untuk berfusion
dengan pass berikutnya

(12) Burn through, Weld metal yang meleleh melewati base metal tanpa tersisa
sedikitpun (jebol)

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW Halaman: 49 dari 54
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

(13)Weld thickness less than, tebal las yang kurang dari tebal las.

TEBAL LAS KURANG

A. Keterampilan
Ketrampilan melakukan pemeriksaan secara visual dari hasil pengelasan
ditentukan oleh kecakapan Inspektur las, dimana untuk menjadi inspektur las
diperlukan kualifikasi kualifikasi sebagai berikut :
1. Memiliki kondis fisik yang baik.
2. Daya penglihatan harus mampu memeriksa sambungan las secara visual.
3. Memiliki sikap yang jujur, tangkas, teliti, kritis, tegas dan kreatif.
4. Mempunyai pengetahuan tentang las yang cukup.
5. Mengetahui gambar teknik dengan baik.
6. Mengetahui cara uji dan dapat mengevaluasi hasil uji.
7. Mempunyai pengalaman mengelas.
8. Memiliki pendidikan yang sesuai dan menunjang.
9. Melakukan perekaman dan membuat laporan hasil inspeksi, prosedur las,
kualifikasi prosedur las, pengendalian bahan pengelasan

Persyaratan khusus seorang inspektor harus memenuhi kreteria kreteria :


1. Kondisi Fisik
Untuk dapat melakukan tugasnya, kondisi fisik seorang Inspektur harus
baik. Pekerjaan Inspeksi Las termasuk inspeksi sebelum pengelasan (persiapan),
pada saat pengelasan dan setelah pengelasan. Sering seorang Inspektur harus
naik ke atas suatu konstruksi yang tinggi atau masuk ke dalam ketel-uap atau
bejana tekan untuk melakukan inspeksi. Kondisi inspeksi sering dalam keadaan
sulit
Ingat bahwa posisi pekerjaan adalah untuk memudahkan seorang Juru Las
atau Operator Las, bukan Inspektur las.

2. Daya Penglihatan
Daya Penglihatan adalah penting. Seorang Inspektur Las harus mampu
memeriksa sambungan – sambungan las secara visual dan mampu memeriksa
hasil radiografik atau uji tak merusak lain (NDT). Apabila seorang Inspektur
berkacamata, maka pada waktu melakukan inspeksi kacamatanya harus dipakai.

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW Halaman: 50 dari 54y
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

3. Sikap
Sikap dari seorang Inspektur adalah penting, dapat menentukan apakah
seorang Inspektur berhasil atau gagal untuk melakukan tugasnya. Keberhasilan
seorang Inspektur tergantung dari kerjasama dengan petugas-petugas dari bagian
- bagian yang berhubungan dengan pekerjaan las yang diperiksa, harus bisa
bergaul, jangan angkuh tapi berwibawa.
Dalam mendiskusikan sesuatu pekerjaan seorang Inspektur harus toleran
terhadap pendapat orang lain, tidak boleh memihak, tetapi harus konsekuen atas
keputusannya. Ikuti dengan seksama prosedur inspeksi yang ditetapkan, tidak
boleh terpengaruh oleh debat - debat yang menekan.
Ingatlah bahwa dalam dokumen kontrak telah tercantum syarat - syarat yang
ditentukan termasuk tugas, kewenangan dan pertanggung jawaban seorang
Inspektur.
Seorang Inspektur Las harus jujur, tangkas, teliti, kritis, tegas dan kreatif.

4. Pengetahuan Las
Seorang Inspektur Las harus memiliki cukup pengetahuan mengenai proses
proses pengelasan, mengetahui kesalahan - kesalahan atau cacat - cacat las dan
tempat - tempat yang sering terdapat cacat - cacat las. Apa yang menyebabkan
terjadinya cacat - cacat las dan bagaimana cara mencegahnya dan
membetulkannya (reparasi).
Harus mengetahui spesifikasi prosedur pengelasan dan harus
mengetahui kelemahan - kelemahan karakteristik dari Juru Las atau
Operator Las

5. Pengetahuan Gambar Teknik, Spesifikasi dan Prosedur Pengelasan


Sebagai seorang Inspektur harus dapat membaca gambar teknik terutama
gambar konstruksi las termasuk simbol - simbol las, simbol – simbol uji tak
merusak. Harus dapat menginterprestasi dengan benar suatu spesifikasi dan
prosedur pengelasan.

6. Pengetahuan Cara - Cara Uji


Untuk menentukan apakah suatu pekerjaan las dapat memenuhi syarat
menurut Standar tertentu, diperlukan berbagai cara uji. Setiap cara uji ada
limitasinya.
Seorang Inspektur harus mengetahui cara - cara uji dan harus dapat
mengevaluasi hasil - hasil uji berdasarkan standar yang ditentukan.

7. Rekaman (Records)
Inspektur harus memelihara rekaman dengan baik. Dia harus dapat menulis
laporan yang ringkas dan mudah dimengerti. Laporan harus cukup lengkap
sehingga alasan pengambilan keputusan adalah jelas meskipun setelah beberapa
lama kemudian.
Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW Halaman: 51 dari 54
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

Rekaman tidak hanya mencakup semua hasil inspeksi dan tes, tapi juga
prosedur las, kualifikasi prosedur las dan pengendalian bahan - bahan
pengelasan. Rekaman yang baik melindungi reputasi sebagai Inspektur
membantu dalam hal penulisan laporan yang ringkas dan lengkap.

8. Pengalaman las
Pengalaman las untuk seorang Inspektur Las bukan suatu persyaratan
yang penting, akan tetapi seorang Inspektur Las yang mempunyai pengalaman
sebagai Juru Las atau Operator Las sangat menguntungkan, oleh karena akan
lebih mudah memberi saran - saran untuk mencegah atau membetulkan
kesalahan – kesalahan las.

9. Pendidikan
Dasar pendidikan atau latihan khusus dalam bidang keteknikan dan
metalurgi akan sangat membantu meningkatkan mutu seorang Inspektur Las.
Kebanyakan Inspektur mendapatkan pengetahuannya dari pengalaman dan
belajar sendiri. Lebih banyak memiliki pengetahuan dan pengalaman seorang
Inspektur akan lebih trampil membuat keputusan

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW
Buku Informasi Versi: 2018 Halaman: 52 dari 54
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

BAB IV
SUMBER-SUMBER LAIN
YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI

A SUMBER-SUMBER PERPUSTAKAAN

1. Daftar Pustaka
1. Senji Ohyabu dan Yoshikazu Kubokawa, Politeknik Pusat Chiba ,
Welding Textbook , Lembaga Pelatihan Luar Negeri (OVTA ), Chiba
261-0021 Jepang 1990
2. Katsuhiko Yasuda, Lembaga Pelatihan Kejuruan, Instruction Manual
Welding Techniques ,1-1 Hibino, Chiba 260 Jepang 1985
3. Takuo Araki, Pusat Pelatihan Kejuruan Lanjut Narita, Workshop
Manual Welding, 1-1, Hibino, Chiba 260 Jepang 1985
4. Hery Sunaryo, Ir. Teknologi Pengelasan Kapal. Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta 2008

2. Buku Referensi
1. Harsono Wiryosumarto, Prof. Dr. Ir dan Toshie Okumura Prof. Dr.
Teknologi Pengelasan Logam, Jakarta 2000

5.1 DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN

1. Daftar Peralatan/Mesin

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW
Halaman: 53 dari 54
Buku Informasi Versi: 2018
No. Nama Peralatan/Mesin Keterangan
1. Mesin las FCAW dengan rlengkapannya
2. Mesin gerinda tangan
3. Tang potong
4. Tang penjepit

5. Kunci Inggris
6. Kunci L
7. Welding Gauge
8. Hammer
9. Adjustable Wrench
10. Tang Amper
11. Regulator CO2
12. Alat pelindung diri (APD)
13. Kap las dengan kaca las
14. Mistar baja
Modul Pelatihan Berbasis Kode Modul
Kompetensi Sub Bidang Pengelasan JIP.GM02.001.01
Non SMAW

2. Daftar Bahan

No. Nama Bahan Keterangan


1. Plat 12 x 300 x 150 mm
2. Plat 12 x 300 x 150 mm
3. Plat 12 x 200 x 150 mm
4. Batu gerinda 100x16x3
5. Batu gerinda 100x16x6
6. Backing Ceramic
7. Ceramic Nozzel

8. Contact Tip
9. Collet Body
10. Gas CO2
11. Pasta anti spater
12. Steel marker
13. Wire Roll AWS 71-T1
14. Gas CO2
15. Ceramic Insuline Bush
16.

Judul Modul: Melaksanakan Rutinitas (Dasar) Pengelasan dengan Proses Las GMAW Halaman: 54 dari 54
Buku Informasi Versi: 2018

Best PDF Encryption Reviews

Anda mungkin juga menyukai