Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM WORKSHOP TEKNIK MANUFAKTUR

2
PENGELASAN GMAW MAG

Disusun oleh :

Nama anggota :Ali Gafrun (032100002)


Levana Della Mahir (032100013)
Ratilla Falih Subiakto (032100022)
Kelompok : 5
Prodi/Angkatan : Elektro Mekanika/2021
Tgl. Praktikum : 20 November 2023

Dosen Pengampu : Taufiqurrahman. S.H., S.Tr.T.

ELEKTRO MEKANIKA
POLITEKNIK TEKNOLOGI NUKLIR INDONESIA
BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL
YOGYAKARTA
2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Las MAG, atau Metal Active Gas Welding, merujuk pada salah satu proses pengelasan yang
telah mengalami evolusi signifikan sejak pertama kali dikembangkan pada tahun 1940-an dan
1950-an. Dikenal juga sebagai GMAW (Gas Metal Arc Welding) atau MIG (Metal Inert Gas) we-
lding, teknologi ini telah menjadi pilihan utama dalam berbagai sektor industri. Prinsip kerjanya
melibatkan penggunaan busur listrik antara elektroda berpilin dan bahan kerja, sementara gas pe-
lindung, umumnya campuran argon dan karbon dioksida, disuplai untuk menciptakan lingkungan
yang melindungi logam cair dari kontaminasi oleh oksigen dan nitrogen. Las MAG menawarkan
kecepatan pengelasan tinggi, hasil las yang bersih, dan kemampuan untuk menangani berbagai
jenis logam dan ketebalan material, menjadikannya serbaguna di industri otomotif, konstruksi,
pembuatan kapal, dan sektor manufaktur logam lainnya.

Dalam perkembangannya, Las MAG terus mengalami peningkatan teknologi. Robotik dan
kontrol otomatis digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan konsistensi, sementara penekanan
pada keamanan kerja juga menjadi bagian integral dari pengembangan. Meskipun memiliki keun-
tungan signifikan, Las MAG juga menghadapi tantangan seperti kontrol kualitas dan keamanan
operator. Oleh karena itu, industri pengelasan terus berfokus pada pengembangan sistem oto-
matisasi yang lebih canggih dan peningkatan keamanan untuk memastikan hasil pengelasan yang
optimal dalam berbagai aplikasi industri.

1.2 Tujuan Praktikum


1. Mahasiswa mampu memahami prinsip dasar dan mekanisme kerja dari proses pengelasan
MAG, termasuk pemilihan gas pelindung.

2. Mahasiswa mampu menerapkan pengelasan dengan menggunakan Teknik 3G downhill.

3. Mahasiswa mampu memahami karakteristik material yang akan dilas, termasuk persiapan
permukaan, pemilihan bahan pengisi yang sesuai.

4. Mahasiswa mampu mengindetifikasi cacat atau kesalahan pada hasil pengelasan.

2
BAB II

METODE PRAKTIKUM

2.1 Alat dan Bahan


1. Alat dalam pengelasan:

(a) Mesin las MAG (Gas CO2)


(b) Spesimen untuk las yang sudah di groove
(c) Tang
(d) Palu terak
(e) Gerinda

2. Alat Pelindung Diri:

(a) Apron/jaket safety


(b) Sarung tangan las (Welding Gloves)
(c) Helm las
(d) Welding foot cover

2.2 Dasar Teori


Las MAG, atau Gas Metal Arc Welding (GMAW), merupakan teknik pengelasan yang mengan-
dalkan busur listrik untuk melelehkan logam dan membentuk sambungan antara berbagai bahan
kerja. Proses ini melibatkan penggunaan elektroda berbentuk kawat berpilin yang terus-menerus
disuplai ke titik pengelasan. Elektroda ini memiliki lapisan fluks atau serbuk yang berfungsi me-
lindungi busur listrik dan logam yang cair dari pengaruh kontaminasi udara.

Gambar 1

Salah satu karakteristik utama Las MAG adalah penggunaan gas pelindung, yang sering kali
terdiri dari campuran argon dan karbon dioksida. Gas pelindung ini diberikan ke zona kerja untuk
mencegah oksidasi dan degradasi logam yang sedang dalam keadaan leleh akibat suhu tinggi dari
busur listrik. Proses transfer panas dalam Las MAG melibatkan mekanisme konduksi, konveksi,
dan radiasi, yang semuanya memainkan peran penting dalam membentuk karakteristik sambung-
an dan penetrasi yang diinginkan.

3
Berbagai parameter pengelasan, seperti arus pengelasan, tegangan, kecepatan pengelasan, dan
jenis gas pelindung, memegang peranan kunci dalam menentukan hasil akhir pengelasan. Pema-
haman mendalam terhadap transfer panas dan parameter pengelasan ini memberikan kemampuan
kepada operator untuk mengoptimalkan proses pengelasan sesuai dengan jenis logam dan kete-
balan material yang digunakan.

Las MAG memiliki aplikasi luas di berbagai sektor industri, termasuk otomotif, konstruksi,
manufaktur logam, dan pembuatan kapal. Kecepatan proses dan fleksibilitas dalam mengelas
berbagai jenis logam menjadikannya pilihan yang sangat relevan, terutama dalam konteks pro-
duksi massal. Pemahaman yang mendalam terhadap dasar teori Las MAG bukan hanya penting
dalam konteks keamanan dan kualitas hasil pengelasan, tetapi juga menjadi landasan untuk terus
mengembangkan teknologi pengelasan logam ke arah inovasi yang lebih tinggi.

Proses Las MAG adalah jenis pengelasan GMAW yang menggunakan gas pelindung CO2 saat
proses pengelasan berlangsung. Namun kelemahan gas ini tidak dapat digunakan untuk jenis
pengelasan GMAW spray transfer, jika ingin menggunakan jenis spray transfer maka harus dila-
kukan pencampuran gas CO2 dengan gas Helium atau gas Argon.

Jenis dan fungsi gas pelindung pada las GMAW:

1. Gas CO2, untuk penggunaan gas pelindung ini biasanya untuk aplikasi pengelasan logam
atau baja karbon rendah. Gas pelindung CO2 ini tidak dapat digunakan untuk metal tran-
sfer jenis spray, pada penggunaannya harus dilakukan pencampuran dengan gas pelindung
yang lain seperti Argon dan Helium.

2. Gas Inert (Helium dan Argon), untuk pengelasan GMAW dengan gas argon dan helium
biasanya untuk pengelasan bahan non logam seperti stainless steel dan alumunium. Pa-
da penggunaan gas ini dapat menghasilkan las lasan dengan sifat mekanik yang baik dan
penetrasi yang lebih dalam jika dibandingkan dengan shielding gas CO2.

2.3 Langkah Kerja


1. Pastikan Anda memiliki peralatan yang akan digunakan sesuai denan standar, seperti me-
sin pengelas MIG, gas pelindung (gas mulia seperti Argon atau Helium), kawat elektrode
yang sesuai dengan logam yang akan dilas, sarung tangan pengelas, helm pengelas, dan
perlengkapan keselamatan lainnya.

2. Gunakanlah Alat pelindung diri yang telah tersedia yang sesuai dengan standar.

3. Buatlah sambungan groove pada material yang akan di sambung 25o sampai 35o dan me-
nyisakan ketebalan sebesar 2 mm seperti pada gambar dibawah ini

Gambar 2

4
4. Setelah dibuat groove pada material (benda kerja) tersebut, maka benda kerja tersebut
sudah bisa dilakukan penyambungan.

5. Letakan benda kerja diatas meja kerja dan atur posisi pengelasan sesuai dengan yang di
inginkan. Pada pengelasan ini kami menggunakan posisi pengelasan dengan menggunakan
metode 4 G down.

6. Pengaturan mesin pengelasan dengan mengatur ampere yang sesuai.

7. Setalah pengaturan mesin selesai, maka sudah bisa dilakukan pengelasan awal dengan meng-
isi root atau dasar pada benda kerja.

8. Jika root sudah selesai maka lanjut ke pengisian selanjutnya hingga groove tertutupi.

9. Jika groove sudah tertutupi maka dinginkanlah benda kerja tersebut dan beri identitas serta
metode yang digunakan pada benda kerja tersebut.

5
BAB III

DATA DAN ANALISIS

3.1 Data praktikum

(a) Depan (b) Belakang

Gambar 3: Hasil las ali gafrun

(a) Depan (b) Belakang

Gambar 4: Hasil las levana della mahir

6
(a) Depan (b) Belakang

Gambar 5: Hasil las ratilla falih subiakto

3.2 Analisis Data

(a) hijau= under cut, merah= over lap, dan biru=


spatter. (b) merah= incomplete penetration

Gambar 6: Hasil las ali gafrun

(a) hitam= cacat underfill, merah= cacat overlap(b) Hitam= cacat incomplete penetration, merah=
dan hijau= undercut. cacat arc strike

Gambar 7: Hasil las levana della mahir

7
(a) Merah= excessive reinforcement,Kuning= Slag
inclusion, Biru=Porosity, Ungu=Porosity. (b) Merah= Incomplete Penetration.

Gambar 8: Hasil las ratilla falih subiakto

8
BAB IV

PENUTUP

4.1 Pembahasan
Pada hari Senin, 20 November 2023 telah terlaksana praktikum GMAW jenis MAG. Dari prakti-
kum ini praktikan telah mengikuti teori dari pengelasan ini maupun cara menggunakan mesin las
MAG. Dalam menunjang keselamatan proses pengelasan ini, praktikan diajari menggunakan APD
yang tepat dalam pengelasan. Yang pertama apron atau jaket las yang akan melindungi tubuh
dari percikan las. Lalu ada pelindung lengan jika praktikan menggunakan apron, yang berfungsi
melindungi bagian lengan yang tidak tertutup dari bagian apron. Lalu ada sarung tangan las,
hal ini sangat penting dimana bagian tangan yang sangat dekat dengan welding gun. Lalu ada
welding foot cover yang digunakan untuk melindungi kaki jika percikan api jatuh mengenai kaki.
Letak dari welding foot cover ini berada didalam bagian baju. Tidak lupa juga pastikan praktikan
menggunakan wearpack agar keselamatan terjamin. Jika praktikan akan memulai proses penge-
lasan jangan lupa untuk memakai helm las agar bagian wajah tidak terkena percikan api maupun
mata tidak sakit melihat silaunya proses pengelasan.

Selain persiapan praktikum bagian APD, praktikan juga memerlukan persiapan praktikum
untuk specimen. Sebelum specimen dilas, specimen akan dibevel terlebih dahulu dengan sudut
kemiringan 25 - 30 menggunakan gerinda. Lakukan bevel ini pada kedua specimen yang nantinya
akan digabung menggunakan mesin las. Selain itu juga ada persiapan untuk mesin las yaitu pe-
ngaturan voltase dan arus yang diperlukan yang nantinya akan berpengaruh pada hasil lasan.

Pada hasil pengelasan Ali terdapat beberapa cacat pengelasan yaitu overlap yaitu cacat di
mana bahan pengisi di ujung las menutupi logam tanpa ikatan, incomplete penetration hal ini
disebabkan oleh alur logam tidak terisi penuh sehingga logam las tidak menyebar secara merata
hingga dasar sambungan logam dan tempo waktu saat pengelasan terlalu cepat sehingga filler
pengelasan tersebut belum menyatu pada root dan ini dapat mengurangi kekuatan dari penge-
lasan, spatter yang disebabkan oleh percikan logam kecil yang dikeluarkan oleh busur las selama
proses pengelasan. Under cut dimana filler tidak terbagi merata pada sambungan las hal ini di-
sebabkan oleh tempo waktu saat mengelas terlalu cepat sehingga filler tidak terbagi secara merata.

Pada hasil pengelasan atas nama Levana Della Mahir terdapat beberapa cacat dibagian re-
inforcement maupun root. Untuk bagian root terdapat cacat incomplete penetration dan arc
strike. Cacat incomplete penetration terjadi karena kecepatan pengelasan yang terlalu cepat dan
menyebabkan tidak tembusnya lasan ke bagian root. Lalu arc strike dikarenakan ujung kawat las
secara tidak sengaja menempel pda material secara singkat. Lalu pada bagian permukaan ada
cacat overlap, undercut, dan underfill. Cacat overlap dikarenakan pengelesan logam yang tidak
melebur sempurna pada logam dasar. Cacat ini disebabkan oleh penggunaan ampere yang rendah
sedangkan suhu metal dalam keadaan dingin. Untuk cacat undercut adalah cacat yang berada di
permukaan berbentuk cerukan yang terjadi di material. Hal ini disebabkan oleh tempo pengelas-
an yang terlalu cepat sehingga lasan tidak sempat mengisi dibagian tersebut. Lalu untuk cacat
underfill adalah bagian dimana lasan tidak terisi secara sempurna pada proses lasan sehingga
reinforcement tidak rata.

9
Untuk hasil las praktikan bernama ratilla falih subiakto memiliki cacat las berikut ini: Slag
inclusion, Porosity, excessive reinforcement (excess), dan Incomplete Penetration dari cacat itu
penyebabnya adalah sebagai berikut: Slag inclusion= Kerak yang biasanya terjadi karena kesesu-
aian antara voltase dan kecepatan kawat las. Porosity= terjadinya porosity paling utama adalah
hilangnya gas pelindung karena pengaruh gangguan angin, hal ini sesuai karena tempat praktikan
melakukan pengelasan banyak angin dari berbagai arah, excessive reinforcement (excess)= cacat
ini adalah ketika area logam las memiliki ketinggian melebihi plat yang dilas, hal ini terjadi kare-
na welder yang kurang berpengalaman, Incomplete Penetration= Cacat ini adalah sebuah cacat
pengelasan yang terjadi pada daerah root atau akar las, sebuah pengelasan dikatakan IP jika
pengelasan pada daerah root tidak tembus atau reinforcemen pada akar las berbentuk cekung.

4.2 Kesimpulan
Setelah melaksanakan praktikum terkati pengelasan GMAW ada pun beberapa kesimpulan yaitu:

1. Terdapat 2 jenis dan fungsi gas pelindung pada las GMAW yaitu Gas CO2 (MAG) dan Gas
Inert (MIG)

2. Dalam mesin las GMAW ada beberapa bagian seperti welding gun, wire feeder, tabung gas
serta regulatornya.

3. Pengaturan arus dan voltage dari mesin las maupun kecepatan dalam pengelasan akan ber-
pengaruh pada hasil lasan

4. Praktikan mengetahui cacat dalam lasan seperti cacat incomplete penetration, arc strike,
underfill, overlap, undercut, slag inclusion, porosity dan lain-lain.

10

Anda mungkin juga menyukai