Anda di halaman 1dari 7

Nama : Andita Nurjannah

Prasasti
NPM : 2110501012
Rombel : 05

Rangkuman Chapter 2.3 dan 2.4

2.3 Digital Transmission


Tujuan Jaringan komputer adalah mentransmisikan informasi dari satu titik ke titik lainnya. Untuk
melakukan ini, informasi perlu diubah menjadi bentuk yang dapat ditransmisikan melalui media
komunikasi yang tersedia, yaitu sinyal digital atau sinyal analog. Dalam transmisi digital, jika data
bersifat digital, digunakan teknik Digital-To-Digital Conversion. Jika datanya analog, digunakan
Digital-To-Analog Conversion.
2.3.1 Digital-To-Analog Conversion
Jika kita menggunakan transmisi digital dan data kita sudah digital, maka kita memerlukan konversi
digital ke digital. Konversi ini melibatkan tiga teknik: pengkodean garis, pengkodean blok, dan
pengacakan. Pengodean baris selalu diperlukan; pengkodean blok dan pengacakan mungkin
diperlukan atau tidak.
Line coding
Line coding merupakan proses transformasi data digital ke dalam bentuk sinyal digital. Dalam
konteks ini, diasumsikan bahwa data yang terdiri dari teks, angka, gambar grafis, audio, atau video
disimpan dalam memori komputer sebagai urutan bit. Pengkodean garis mengubah urutan bit
menjadi sinyal digital. Pada pengirim, data digital dikodekan menjadi sinyal digital. Pada penerima,
data digital dibuat ulang dengan mendekode sinyal digital.

Gambar 2.1 Line coding dan decoding

Block Coding
Redundansi diperlukan untuk menjaga sinkronisasi dan untuk mendeteksi kesalahan. Block
Coding memberikan redundansi tambahan dan meningkatkan kinerja pengkodean baris. Umumnya,
Block Coding mengonversi blok bit m menjadi blok bit n, di mana n lebih besar dari m. Proses
Block Coding dikenal sebagai teknik pengkodean mB/nB. Tahap-tahap utama dalam Block Coding
mencakup pembagian, substitusi, dan kombinasi. Pada tahap pembagian, urutan bit dibagi menjadi
kelompok-kelompok m bit. Sebagai contoh, dalam pengkodean 4B/5B, urutan bit awal dibagi
menjadi kelompok-kelompok 4-bit. Inti dari pengkodean blok terjadi pada langkah substitusi, di
mana grup m-bit digantikan dengan grup n-bit. Sebagai ilustrasi, dalam pengkodean 4B/5B, kode
4-bit diganti dengan grup 5-bit. Tahap terakhir melibatkan penggabungan kelompok n-bit untuk
membentuk aliran data yang lengkap.
2.3.2 Analog to Digital Conversion
Pulse Code Modulation (PCM)
Teknik paling umum yang digunakan untuk mengubah sinyal analog menjadi data digital
(digitalisasi) disebut modulasi kode pulsa (PCM). Encoder PCM memiliki tiga proses yaitu

Gambar 2.2 Components of a PCM encoder

Ketiga proses tersebut adalah:


1. Sinyal analog diambil sampelnya setiap T s.
2. Sinyal sampel dikuantisasi, artinya setiap sampel dianggap sebagai pulsa.
3. Nilai-nilai terkuantisasi (pulsa) dikodekan sebagai aliran bit.
Contoh :
Kami ingin mendigitalkan suara manusia. Berapa bit ratenya, dengan asumsi 8 bit per sampel?
Suara manusia biasanya mengandung frekuensi dari 0 hingga 4000 Hz. Jadi laju pengambilan
sampel dan laju bit dihitung sebagai

PCM Bandwidth
Dapat dibuktikan bahwa bandwidth minimum sinyal digital adalah

Artinya bandwidth minimum sinyal digital adalah n₁, kali lebih besar dari bandwidth sinyal analog.
Ini adalah harga yang kami bayar untuk digitalisasi.
Delta Moulation (DM)
PCM (Pulse Code Modulation) adalah teknik yang memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi.
Teknik-teknik lain telah dikembangkan untuk mengurangi tingkat kompleksitasnya. PCM bekerja
dengan cara menentukan nilai amplitudo dari sinyal

Gambar 2.3 Process of delta modulation

2.4 Analog Transmission


Meskipun ada preferensi untuk transmisi digital, namun transmisi tersebut memerlukan
saluran low-pass (saluran yang dimulai dari 0). Jika saluran bandpass (saluran yang tidak dimulai
dari nol), transmisi analog menjadi satu-satunya pilihan yang tersedia. Proses mengubah data digital
menjadi sinyal analog bandpass secara tradisional disebut digital-to-analog conversion. Sementara
itu, proses mengubah sinyal analog low-pass menjadi sinyal analog bandpass secara tradisional
disebut analog-to-analog conversion . Pada bagian ini, kita akan membahas kedua jenis konversi
tersebut.
2.4.1 Digital to Analog Conversion
Konversi digital ke analog adalah proses mengubah sinyal analog berdasarkan informasi
dalam data digital. Ada tiga mekanisme utama untuk melakukan ini: penguncian pergeseran
amplitudo (ASK), penguncian pergeseran frekuensi (FSK), dan penguncian pergeseran fasa (PSK).
Selain itu, ada modulasi amplitudo kuadratur (QAM) yang menggabungkan perubahan amplitudo
dan fase, yang merupakan pilihan yang paling efisien dan umum digunakan saat ini.
Amplitude shift keying
Dalam penguncian pergeseran amplitudo, amplitudo sinyal pembawa divariasikan untuk
menghasilkan elemen sinyal. Frekuensi dan fase tetap konstan sementara amplitudo berubah.
• Biner ASK (BASK)
ASK biasanya diterapkan dengan hanya menggunakan dua tingkat amplitudo, yang dikenal sebagai
penguncian pergeseran amplitudo biner atau penguncian on-off (OOK). Dalam OOK, amplitudo
puncak satu level sinyal adalah 0, sementara yang lainnya sama dengan amplitudo frekuensi
pembawa. Meskipun sinyal pembawa hanya merupakan gelombang sinus sederhana, proses
modulasinya menghasilkan sinyal komposit nonperiodik. Sinyal inimemiliki serangkaian frekuensi
yang kontinu. Bandwidth berbanding lurus dengan kecepatan sinyal (baud). Namun, ada faktor
tambahan yang biasanya terlibat, dikenal sebagai faktor modulasi, yang bergantung pada proses
modulasi dan filtering yang digunakan. Nilai faktor modulasi (d) biasanya berada dalam rentang 0
hingga 1, di mana nilai 1 menunjukkan bandwidth maksimum yang mungkin. Oleh karena itu,
bandwidth dapat dinyatakan sebagai produk dari laju sinyal (S) dan faktor modulasi (d), di mana B
adalah Bandwith
Gambar 2.4 Binary amplitudo shift keying

Rumus B = (1 + d)S menunjukkan bahwa bandwidth yang diperlukan memiliki nilai minimum S
dan nilai maksimum 2S. Hal yang paling penting untuk diperhatikan di sini adalah lokasi pusat
bandwidth. Di tengah-tengah bandwidth adalah frekuensi pembawa f. Ini berarti bahwa jika kita
memiliki saluran bandpass yang tersedia, kita dapat memilih frekuensi pembawa f sedemikian rupa
sehingga sinyal yang termodulasi akan menempati bandwidth tersebut. Faktanya, inilah keuntungan
utama dari konversi digital ke analog. Kita dapat mengatur frekuensi pembawa untuk menyesuaikan
dengan bandwidth yang tersedia, sehingga memungkinkan penggunaan saluran bandpass secara
optimal.
• Multilevel ASK
Dalam ASK bertingkat, lebih dari dua tingkat amplitudo digunakan. Ini berarti kita dapat memiliki
4, 8, 16, atau bahkan lebih tingkat amplitudo yang berbeda untuk sinyal, dan data dapat dimodulasi
menggunakan 2, 3, 4, atau lebih bit sekaligus. Dalam konteks ini, r mewakili jumlah bit yang
digunakan untuk memodulasi data. Misalnya, jika kita menggunakan 4 tingkat amplitudo untuk
memodulasi data, itu berarti r = 2 (karena 2^2 = 4). Begitu juga untuk kasus-kasus lainnya seperti r
= 3, r = 4, dan seterusnya. Meskipun ini tidak diimplementasikan secara langsung dengan ASK
murni, konsep ini umumnya diterapkan dalam modulasi amplitudo kuadratur (QAM), yang akan
kita bahas lebih lanjut nanti.
Frequency Shift Keying (FSK)
Dalam Frequency Shift Keying, frekuensi sinyal pembawa diubah-ubah untuk merepresentasikan
data. Frekuensi sinyal termodulasi tetap konstan selama satu periode sinyal, tetapi dapat berubah
untuk periode sinyal berikutnya jika data yang dipancarkan berubah. Amplitudo puncak dan fase
sinyal tetap konstan untuk semua periode sinyal.
Binary FSK (BFSK)
Binary Frequency Shift Keying (BFSK) dapat dipahami dengan mempertimbangkan penggunaan
dua frekuensi pembawa. Dalam konsep ini, dua frekuensi pembawa, f1 dan f2, dipilih. Frekuensi
pembawa pertama digunakan ketika elemen data adalah 0, sementara frekuensi pembawa kedua
digunakan ketika elemen data adalah 1. Perlu dicatat bahwa contoh ini digunak an hanya untuk
tujuan demonstrasi dan tidak realistis, karena dalam praktiknya frekuensi pembawa biasanya sangat
tinggi dan perbedaan antara keduanya sangat kecil.
Gambar 2.5 Binary Frequency shift keying
Phase Shift Keying
Dalam Phase Shift Keying (PSK), fasa pembawa diubah untuk merepresentasikan dua atau lebih
elemen sinyal yang berbeda. Dalam PSK, amplitudo puncak dan frekuensi tetap konstan,
sementara yang berubah adalah fase pembawa. Saat ini, PSK lebih umum digunakan daripada
ASK atau FSK. Namun, kita akan segera melihat bahwa Quadrature Amplitude Modulation
(QAM), yang menggabungkan ASK dan PSK, menjadi metode modulasi digital-ke-analog yang
dominan.
Binary PSK (BPSK)
PSK yang paling sederhana adalah BPSK (Binary Phase Shift Keying), di mana hanya ada dua
elemen sinyal yang digunakan. Satu elemen memiliki fase 0°, sedangkan elemen lainnya memiliki
fase 180°. BPSK dapat dianggap sebagai bentuk PSK yang paling dasar, karena hanya menggunakan
dua kemungkinan fase untuk merepresentasikan data biner. Keuntungan utama dari BPSK adalah
kekurangan rentan terhadap gangguan noise, karena perubahan fase antara dua elemen sinyalnya
yang relatif besar.

Gambar 2.6 Binary phase shift keying

2.4.2 Analog-to-Analog Conversion


Analog-to-Analog Conversion, atau modulasi analog, adalah proses merepresentasikan
informasi analog melalui sinyal analog. Mungkin terdengar bertanya mengapa perlu melakukan
modulasi sinyal analog jika sinyalnya sudah analog. Modulasi diperlukan terutama jika medium
transmisi bersifat bandpass atau jika hanya saluran bandpass yang tersedia. Contohnya adalah pada
radio, di mana pemerintah menetapkan bandwidth yang sempit untuk setiap stasiun radio. Sinyal
analog yang dihasilkan oleh masing-masing stasiun radio adalah sinyal low-pass dan semuanya
berada dalam rentang yang sama. Untuk dapat mendengarkan stasiun yang berbeda, sinyal low-pass
tersebut perlu diubah menjadi sinyal bandpass yang terletak pada rentang frekuensi yang berbeda.
Analog-to-Analog Conversion dapat dilakukan dengan tiga cara utama: modulasi amplitudo (AM),
modulasi frekuensi (FM), dan modulasi fase (PM). FM dan PM biasanya digolongkan bersama
karena keduanya merupakan bentuk modulasi yang berfokus pada karakteristik frekuensi sinyal
Amplitude Modulation
Dalam transmisi Amplitude Modulation (AM), sinyal pembawa dimodulasi sehingga
amplitudonya berfluktuasi sejalan dengan perubahan amplitudo sinyal modulasi. Frekuensi dan fase
pembawa tetap konstan; yang berubah hanya amplitudo untuk mencerminkan variasi informasi.
Sinyal modulasi bertindak sebagai selubung untuk sinyal pembawa. Implementasi AM umumnya
menggunakan pengali sederhana karena perlu mengubah amplitudo sinyal pembawa sesuai dengan
sinyal modulasi.
Modulasi AM menghasilkan bandwidth dua kali lipat dari bandwidth sinyal modulasi dan
menempati rentang frekuensi yang berpusat pada frekuensi pembawa. Namun, komponen sinyal
pada frekuensi pembawa itu sendiri tidak membawa informasi tambahan. Oleh karena itu, beberapa
implementasi AM membuang salah satu setengah sinyal dan memotong bandwidth menjadi
setengahnya.

Gambar 2.7 Modulasi amplitudo

Frequency Modulation
Dalam Frequency Modulation (FM), frekuensi sinyal pembawa diubah sesuai dengan
perubahan amplitudo sinyal modulasi. Meskipun amplitudo dan fase puncak sinyal pembawa tetap
konstan, namun ketika amplitudo sinyal informasi berubah, frekuensi pembawa juga ikut berubah.
FM umumnya diimplementasikan dengan menggunakan osilator yang dikontrol oleh tegangan,
mirip dengan metode yang digunakan dalam Frequency Shift Keying (FSK). Pada FM, frekuensi
osilator akan berubah sejalan dengan amplitudo sinyal modulasi. Perhitungan bandwidth sebenarnya
bisa cukup kompleks, tetapi secara empiris dapat dinyatakan sebagai B = 2(1+ẞ)B, di mana ẞ
adalah faktor yang tergantung pada teknik modulasi yang digunakan, dengan nilai umum sekitar 4.
Gambar 2.8 Frequency modulation

Phase Modulation
Sinyal modulasi. Meskipun amplitudo puncak dan frekuensi sinyal pembawa tetap konstan,
namun ketika amplitudo sinyal informasi berubah, fase pembawa juga ikut berubah. Secara
matematis, dapat dibuktikan bahwa PM sama dengan FM dengan satu perbedaan utama. Dalam FM,
perubahan sesaat pada frekuensi pembawa sebanding dengan amplitudo sinyal modulasi, sedangkan
dalam PM, perubahan sesaat pada frekuensi pembawa sebanding dengan turunan amplitudo sinyal
modulasi.
Implementasi PM umumnya menggunakan osilator yang dikontrol oleh tegangan bersama
dengan turunan tegangannya. Frekuensi osilator akan berubah sesuai dengan turunan tegangan
masukan, yaitu amplitudo sinyal modulasi. Perhitungan bandwidth sebenarnya bisa rumit, tetapi
secara empiris, bandwidth PM beberapa kali lipat dari bandwidth sinyal analog. Meskipun rumusnya
menunjukkan bahwa bandwidth untuk FM dan PM sama, nilai faktor (ẞ) lebih rendah untuk PM
(sekitar 1 untuk pita sempit dan 3 untuk pita lebar).

Gambar 2.9 Phase Modulation

Anda mungkin juga menyukai