Prasasti
NPM : 2110501012
Rombel : 05
Block Coding
Redundansi diperlukan untuk menjaga sinkronisasi dan untuk mendeteksi kesalahan. Block
Coding memberikan redundansi tambahan dan meningkatkan kinerja pengkodean baris. Umumnya,
Block Coding mengonversi blok bit m menjadi blok bit n, di mana n lebih besar dari m. Proses
Block Coding dikenal sebagai teknik pengkodean mB/nB. Tahap-tahap utama dalam Block Coding
mencakup pembagian, substitusi, dan kombinasi. Pada tahap pembagian, urutan bit dibagi menjadi
kelompok-kelompok m bit. Sebagai contoh, dalam pengkodean 4B/5B, urutan bit awal dibagi
menjadi kelompok-kelompok 4-bit. Inti dari pengkodean blok terjadi pada langkah substitusi, di
mana grup m-bit digantikan dengan grup n-bit. Sebagai ilustrasi, dalam pengkodean 4B/5B, kode
4-bit diganti dengan grup 5-bit. Tahap terakhir melibatkan penggabungan kelompok n-bit untuk
membentuk aliran data yang lengkap.
2.3.2 Analog to Digital Conversion
Pulse Code Modulation (PCM)
Teknik paling umum yang digunakan untuk mengubah sinyal analog menjadi data digital
(digitalisasi) disebut modulasi kode pulsa (PCM). Encoder PCM memiliki tiga proses yaitu
PCM Bandwidth
Dapat dibuktikan bahwa bandwidth minimum sinyal digital adalah
Artinya bandwidth minimum sinyal digital adalah n₁, kali lebih besar dari bandwidth sinyal analog.
Ini adalah harga yang kami bayar untuk digitalisasi.
Delta Moulation (DM)
PCM (Pulse Code Modulation) adalah teknik yang memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi.
Teknik-teknik lain telah dikembangkan untuk mengurangi tingkat kompleksitasnya. PCM bekerja
dengan cara menentukan nilai amplitudo dari sinyal
Rumus B = (1 + d)S menunjukkan bahwa bandwidth yang diperlukan memiliki nilai minimum S
dan nilai maksimum 2S. Hal yang paling penting untuk diperhatikan di sini adalah lokasi pusat
bandwidth. Di tengah-tengah bandwidth adalah frekuensi pembawa f. Ini berarti bahwa jika kita
memiliki saluran bandpass yang tersedia, kita dapat memilih frekuensi pembawa f sedemikian rupa
sehingga sinyal yang termodulasi akan menempati bandwidth tersebut. Faktanya, inilah keuntungan
utama dari konversi digital ke analog. Kita dapat mengatur frekuensi pembawa untuk menyesuaikan
dengan bandwidth yang tersedia, sehingga memungkinkan penggunaan saluran bandpass secara
optimal.
• Multilevel ASK
Dalam ASK bertingkat, lebih dari dua tingkat amplitudo digunakan. Ini berarti kita dapat memiliki
4, 8, 16, atau bahkan lebih tingkat amplitudo yang berbeda untuk sinyal, dan data dapat dimodulasi
menggunakan 2, 3, 4, atau lebih bit sekaligus. Dalam konteks ini, r mewakili jumlah bit yang
digunakan untuk memodulasi data. Misalnya, jika kita menggunakan 4 tingkat amplitudo untuk
memodulasi data, itu berarti r = 2 (karena 2^2 = 4). Begitu juga untuk kasus-kasus lainnya seperti r
= 3, r = 4, dan seterusnya. Meskipun ini tidak diimplementasikan secara langsung dengan ASK
murni, konsep ini umumnya diterapkan dalam modulasi amplitudo kuadratur (QAM), yang akan
kita bahas lebih lanjut nanti.
Frequency Shift Keying (FSK)
Dalam Frequency Shift Keying, frekuensi sinyal pembawa diubah-ubah untuk merepresentasikan
data. Frekuensi sinyal termodulasi tetap konstan selama satu periode sinyal, tetapi dapat berubah
untuk periode sinyal berikutnya jika data yang dipancarkan berubah. Amplitudo puncak dan fase
sinyal tetap konstan untuk semua periode sinyal.
Binary FSK (BFSK)
Binary Frequency Shift Keying (BFSK) dapat dipahami dengan mempertimbangkan penggunaan
dua frekuensi pembawa. Dalam konsep ini, dua frekuensi pembawa, f1 dan f2, dipilih. Frekuensi
pembawa pertama digunakan ketika elemen data adalah 0, sementara frekuensi pembawa kedua
digunakan ketika elemen data adalah 1. Perlu dicatat bahwa contoh ini digunak an hanya untuk
tujuan demonstrasi dan tidak realistis, karena dalam praktiknya frekuensi pembawa biasanya sangat
tinggi dan perbedaan antara keduanya sangat kecil.
Gambar 2.5 Binary Frequency shift keying
Phase Shift Keying
Dalam Phase Shift Keying (PSK), fasa pembawa diubah untuk merepresentasikan dua atau lebih
elemen sinyal yang berbeda. Dalam PSK, amplitudo puncak dan frekuensi tetap konstan,
sementara yang berubah adalah fase pembawa. Saat ini, PSK lebih umum digunakan daripada
ASK atau FSK. Namun, kita akan segera melihat bahwa Quadrature Amplitude Modulation
(QAM), yang menggabungkan ASK dan PSK, menjadi metode modulasi digital-ke-analog yang
dominan.
Binary PSK (BPSK)
PSK yang paling sederhana adalah BPSK (Binary Phase Shift Keying), di mana hanya ada dua
elemen sinyal yang digunakan. Satu elemen memiliki fase 0°, sedangkan elemen lainnya memiliki
fase 180°. BPSK dapat dianggap sebagai bentuk PSK yang paling dasar, karena hanya menggunakan
dua kemungkinan fase untuk merepresentasikan data biner. Keuntungan utama dari BPSK adalah
kekurangan rentan terhadap gangguan noise, karena perubahan fase antara dua elemen sinyalnya
yang relatif besar.
Frequency Modulation
Dalam Frequency Modulation (FM), frekuensi sinyal pembawa diubah sesuai dengan
perubahan amplitudo sinyal modulasi. Meskipun amplitudo dan fase puncak sinyal pembawa tetap
konstan, namun ketika amplitudo sinyal informasi berubah, frekuensi pembawa juga ikut berubah.
FM umumnya diimplementasikan dengan menggunakan osilator yang dikontrol oleh tegangan,
mirip dengan metode yang digunakan dalam Frequency Shift Keying (FSK). Pada FM, frekuensi
osilator akan berubah sejalan dengan amplitudo sinyal modulasi. Perhitungan bandwidth sebenarnya
bisa cukup kompleks, tetapi secara empiris dapat dinyatakan sebagai B = 2(1+ẞ)B, di mana ẞ
adalah faktor yang tergantung pada teknik modulasi yang digunakan, dengan nilai umum sekitar 4.
Gambar 2.8 Frequency modulation
Phase Modulation
Sinyal modulasi. Meskipun amplitudo puncak dan frekuensi sinyal pembawa tetap konstan,
namun ketika amplitudo sinyal informasi berubah, fase pembawa juga ikut berubah. Secara
matematis, dapat dibuktikan bahwa PM sama dengan FM dengan satu perbedaan utama. Dalam FM,
perubahan sesaat pada frekuensi pembawa sebanding dengan amplitudo sinyal modulasi, sedangkan
dalam PM, perubahan sesaat pada frekuensi pembawa sebanding dengan turunan amplitudo sinyal
modulasi.
Implementasi PM umumnya menggunakan osilator yang dikontrol oleh tegangan bersama
dengan turunan tegangannya. Frekuensi osilator akan berubah sesuai dengan turunan tegangan
masukan, yaitu amplitudo sinyal modulasi. Perhitungan bandwidth sebenarnya bisa rumit, tetapi
secara empiris, bandwidth PM beberapa kali lipat dari bandwidth sinyal analog. Meskipun rumusnya
menunjukkan bahwa bandwidth untuk FM dan PM sama, nilai faktor (ẞ) lebih rendah untuk PM
(sekitar 1 untuk pita sempit dan 3 untuk pita lebar).