Anda di halaman 1dari 3

Hemat Energi “Potong 10%” Dorong Kesadaran Pemanfaatan Energi

Bertanggung Jawab

Penyediaan listrik secara merata dengan harga yang terjangkau sangat


penting. Namun, melaksanakan penghematan energi juga tidak kalah penting.
Di mulai tahun 2016 lalu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM) menginisisasi gerakan hemat energi “Potong 10%”. Gerakan ini
merupakan aksi bersama melibatkan Pemerintah, pelaku bisnis/industri,
organisasi masyarakat sipil dan individu untuk melakukan penghematan
energi sebesar 10%. Gerakan ini dilatarbelakangi pesatnya pertumbuhan
konsumsi energi di tengah penurunan jumlah cadangan energi fosil yang saat
ini masih menjadi sumber utama energi listrik di Indonesia.

Kebutuhan untuk melakukan konservasi energi sejalan dengan


paradigma pengelolaan energi global saat ini yang menempatkan penghematan
energi sebagai sumber energi pertama dan diikuti oleh energi sumber
terbarukan, minyak bumi, gas bumi dan batubara. Konservasi energi lebih
mudah untuk dilakukan dibandingkan memproduksi energi, dengan
menghemat 1 kWh lebih mudah dibandingkan memproduksi 1kWh.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini sekitar 5,1%, dengan pertumbuhan
konsumsi listrik yang terus meningkat rata-rata 7% per tahun. Total konsumsi
listrik tahun 2016 mencapai 216 Terra Watt Hour (TWh), dimana konsumsi
sektor rumah tangga sekitar 94 TWh.

Pemenuhan konsumsi listrik tersebut tidak dapat dilakukan dengan


hanya membangun pembangkit listrik, tetapi dapat dilakukan melalui upaya
yang lebih murah dan mudah yaitu penghematan listrik.

Tahun ini, Kementerian ESDM kembali melakukan kampanye hemat


energi potong 10%. Gelaran aksi yang terdiri dari Fun Run dan Fun Bike akan
diselenggarakan di 3 kota, yakni Denpasar, Balikpapan dan Makassar. Aksi ini
akan dilakukan serentak pada 21 Mei 2017 dan menyasar para pelanggan
listrik rumah tangga. Penghematan 10% pada sektor rumah tangga saja, akan
menghemat listrik setara dengan pembangunan pembangkit listrik tenaga uap
(PLTU) berkapasitas sekitar 900 MW. Penghematan listrik lebih mudah dan
murah dibanding membangun pembangkit listrik.
Pada tahap ini program akan dilaksanakan di provinsi dengan tingkat konsumsi
energi tinggi, atau di atas 87 persen total konsumsi nasional, seperti di
Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, DKI
Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Timur dan Sulawesi
Selatan.

Penghematan sebanyak 10% hingga tiga tahun kedepan sama dengan


menghemat pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) baru.
Dengan menghemat 10% juga dapat melistriki sekitar 2,5 juta kepala keluarga
di seluruh desa di 6 provinsi di Indonesia Timur, atau setara 10 juta jiwa akan
mendapatkan akses listrik. Ilustrasinya, dengan mematikan lampu dan
peralatan elektronik di rumah anda selama satu jam per hari akan menghemat
konsumsi listrik setara 600 Watt. Penghematan tersebut setara dengan
pemberian akses listrik kepada satu rumah tangga di daerah terpencil.
Membudayakan hemat listrik dapat dilakukan dari diri sendiri dan dimulai dari
hal sederhana untuk mendukung gerakan hemat energi “Potong 10%” antara
lain dengan:
1. Mematikan lampu saat keluar ruangan,
2. Mematikan televisi saat tidak digunakan,
3. Mencetak kertas secara bolak-balik,
4. Mematikan perangkat elektronik saat tidak digunakan,
5. Menutup kulkas dengan rapat,
6. Mematikan pendingin ruangan saat ruangan tidak digunakan,
7. Mengatur pendingin ruangan pada suhu 24 derajat,
8. Menggunakan lampu hemat listrik/LED.

Dalam gerakan ini, Kementerian ESDM mengajak seluruh komponen


masyarakat untuk memakai listrik secara efisien yang dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Apabila dilaksanakan secara konsisten, akan menjadi
gaya hidup dan jika dilakukan secara masif dapat mendukung upaya
mewujudkan kedaulatan energi.
Program serupa juga sudah pernah diterapkan di berbegai Negara, salah
satunya di kota Cambridge, Inggris dan Singapura. Di Cambridge
menggaungkan program A City of Cycling atau Kota Ramah Sepeda sebagai
salah satu perwujudan dari budaya bersepeda yang sudah turun temurun
ini. Sementara di Singapura dikenal dengan sebutan Clean and Green
Singapore yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kepedulian dan
kesadaran dalam menjaga lingkungan dengan menerapkan gaya hidup bersih
dan ramah lingkungan. **(Tim Komunikasi Kementerian ESDM dan Tim
Komunikasi Pemerintah Kemkominfo)

Anda mungkin juga menyukai