PERSYARATAN TUMBUH
Tanaman bawang putih dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah. Namun,
tanah yang disukai adalah tipe tanah yang bertekstur lempung berpasir dengan
struktur tanah gembur, dengan pH 5,5-7.
BUDIDAYA TANAMAN
1. Persiapan lahan
Pembukaan lahan yaitu membersihkan sisa-sisa tanaman sebelumnya yang
berada di dalam atau di atas permukaan tanah dilakukan dengan pembajakan
sedalam 20-30 cm. Pembajakan dilakukan 2-3 kali dengan intensitas rata-rata satu
minggu.
Bedengan dibuat dengan lebar 60-150 cm dan tingginya 20-50 cm, panjang
bedengan disesuaikan dengan lahan.Parit antara bedengan untuk keperluan irigasi
lebarnya 30-40 cm. Kedalaman parit sangat dipengaruhi oleh keadaan musim.Pada
musim hujan diperlukan parit yang lebih dalam.
2. Penanaman
Kultivar yang dapat digunakan adalah Lumbu Putih, Lumbu Kuning dan
Lumbu Hijau.Gunakan umbi bibit dengan ukuran yang seragam dan ditanam
dengan kedalaman 2-3 cm. Jarak tanam disesuaikan dengan ukuran siung yang
digunakan. Bila siung bibit bobotnya lebih besar dari 1,5 gram maka jarak
tanamnya 20 cm x 20 cm, namun bila lebih kecil dari 1,5 gram maka jarak
tanamnya 15 cm x 15 cm atau 15 cm x 10 cm. Untuk mendapatkan umbi bibit dan
umbi konsumsi yang baik digunakan kerapatan tanam yang rendah, namun untuk
mendapatkan produksi maksimum per satuan luas digunakan populasi yang lebih
banyak (kerapatan tinggi). Kebutuhan bibit per hektar adalah 1600 kg (jika berat
siung bibit 3 gram) atau 670 kg (jika berat siung bibit 1 gram).
3. Pemupukan
Pupuk organik yang digunakan adalah pupuk kandang ayam dengan dosis
10-20 ton/ha atau pupuk kandang kambing dengan dosis 30 ton/ha. Dosis pupuk
kimia yang dianjurkan per hektar adalah 200 kg N, 180 kg P 2O5, 60 kg K2O dan
142 kg S. Pupuk nitrogen diaplikasikan 3 kali selama pertumbuhan bawang putih
yaitu pada saat tanam, saat pembentukan tunas (15-30 hari setelah tanam) dan saat
pembentukan umbi (30-45 hst). Pupuk fosfor dan kalium diberikan sebagai pupuk
dasar bersamaan dengan pupuk kandang pada waktu tanam.Pupuk kimia cair
(unsur mikro) dapat diberikan untuk meningkatkan kualitas dan hasil umbi. Misal
pupuk pelengkap cair Sitozim dengan konsentrasi 0,25% yang disemprotkan pada
daun pada umur 20 dan 60 hst, pupuk daun Massmikro dengan konsentrasi 200
ppm yang diaplikasikan 3 kali yaitu umur 3, 6 dan 9 hst dan pupuk Hipron yang
diaplikasikan sebanyak 2 kali dengan konsentrasi 2 ml/l.
4. Pemulsaan
Mulsa berupa jerami padi atau sisa-sisa tanaman yang telah mati.Pemulsaan
dilakukan pada musim kemarau.Bila dilakukan pada musim penghujan dapat
menyebabkan kelembaban tanah terlalu tinggi sehingga tidak menguntungkan bagi
kehidupan tanaman.Penggunaan mulsa dari bahan plastik tidak dianjurkan karena
dapat meningkatkan suhu tanah di sekitar perakaran dan dapat menghambat
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
5. Pengairan
Pengairan dilakukan dengan cara penggenangan parit-parit di antara
bedengan. Frekuensi pemberian air tergantung pada umur tanaman.Pada awal
pertumbuhannya, frekuensi pemberian air 2-3 hari sekali sesuai dengan kebutuhan.
Pada masa pembentukan tunas sampai dengan pembentukan umbi, pemberian air
dilakukan 7-15 hari sekali dengan cara yang sama. Pada saat pembentukan umbi
maksimal atau 10 hari menjelang panen tidak dilakukan pengairan.
6. Pemeliharaan
Penyiangan gulma diikuti dengan perbaikan bedengan dengan selang waktu
20-30 hari atau disesuaikan dengan keadaan laju pertumbuhan gulma di lapangan.
Penyiangan tidak dilakukan setelah tanaman bawang putih masuk fase generatif,
karena dapat mengganggu proses pembentukan dan pembesaran umbi.
7. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Sekitar sembilan belas OPT diketahui menyerang tanaman bawang putih, di
antaranya adalah Thrips tabaci yang dapat menmbulkan kerusakan sebesar 80 %,
Spodoptera exigua, Fusarium sp., Alternaria porii dan Onion Yellow Dwarf Virus
(OYDV). Pengendalian dilakukan dengan sistem PHT, yaitu dengan menggunakan
benih sehat, musuh alami, pengendalian secara kultur teknis, penggunaan
perangkap, sanitasi, dan penggunaan pestisida berdasarkan ambang pengendalian.
Pengendalian dengan pestisida harus dilakukan dengan benar baik pemilihan jenis,
dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval maupun waktu aplikasinya.
Bawang Putih
Bawang putih
Bawang putih
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Ordo: Asparagales
Famili: Alliaceae
Upafamili: Allioideae
Bangsa: Allieae
Genus: Allium
Spesies: A. sativum
Nama binomial
Allium sativumL.
Bawang putih adalah nama tanaman dari genusAllium sekaligus nama dari umbi
yang dihasilkan. Umbi dari tanaman bawang putih merupakan bahan utama untuk
bumbu dasar masakan Indonesia.
Bawang mentah penuh dengan senyawa-senyawa sulfur, termasuk zat kimia yang
disebut alliin yang membuat bawang putih mentah terasa getir atau angur.
Bawang putih (Allium sativum) termasuk genus afflum atau di Indonesia lazim
disebut bawang putih.Bawang putih termasuk klasifikasi tumbuhan terna berumbi
lapis atau siung yang bersusun. Bawang putih tumbuh secara berumpun dan berdiri
tegak sampai setinggi 30 -75 ecm, mempunyai batang semu yang terbentuk dari
pelepah-pelepah daun. Helaian daunnya mirip pita, berbentuk pipih dan
memanjang.Akar bawang putih terdiri dari serabut-serabut kecil yang bejumlah
banyak.Dan setiap umbi bawang putih terdiri dari sejumlah anak bawang (siung)
yang setiap siungnya terbungkus kulit tipis berwarna putih.Bawang putih yang
semula merupakan tumbuhan daerah dataran tinggi, sekarang di Indonesia, jenis
tertentu dibudidayakan di dataran rendah.Bawang putih berkembang baik pada
ketinggian tanah berkisar 200-250 meter di atas permukaan laut.
1. Syarat Tumbuh
a. Iklim · Ketinggian tempat : 600 m – 1.200 m di atas permukaan laut · Curah
hujan tahunan : 800 mm – 2.000 mm/tahun · Bulan basah (di atas 100 mm/bulan):
5 bulan – 7 bulan · Bulan kering (di bawah 60 mm/bulan): 4 bulan – 6 bulan ·
Suhu udara : 150 C – 200 C · Kelembapan : tinggi · Penyinaran : sedang b. Tanah ·
Jenis : gromosol (ultisol). ·Tekstur : lempung berpasir (gembur) · Drainase : baik ·
Kedalaman air tanah : 50 cm – 150 cm dari permukaan tanah · Kedalaman
perakaran : di atas 15 cm dari permukaan tanah · Kemasaman (pH) : 6 – 6,8 ·
Kesuburan : tinggi 2. Pedoman Bertanam a. Pegolahan Tanah · Buatkan selokan
atau parit dengan lebar 30 cm – 40 cm, dalam 30 cm – 60 cm. Tanah galian
digunakan untuk bedengan selebar 60 cm – 100 cm, panjang disesuaikan dengan
kebutuhan, lalu dicangkul sedalam 15 cm – 30 cm. · Setelah 10 hari – 15 hari
dicangkul kembali hingga membentuk gumpalan halus, kemudian diberi pupuk
kandang 10 ton – 15 ton/hektar. · Sehari sebelum tanam, bedengan dibasahi. b.
Persiapan Bibit · Bibit berasal dari tanaman cukup tua (85 hari – 135 hari), sehat
dan tidak cacat. · Bibit disimpan dalam ruangan kering sekitar 5 bulan – 8 bulan
digantung pada para-para. · Siang untuk bibit berasal dari umbi yang beratnya 5 g
– 7,5 g/umbi. c. Penanaman · Buatkan lubang tanam sedalam 3 cm – 4 cm dengan
tugal. · Tancapkan bibit dengan posisi tegak lurus, ujung siung di atas dan ¾
bagian siung tertanam dalam tanah. · Taburkan tanah halus dan tutup merata
dengan jerami setelah 3 cm. · Jarak tanam 10 cm x 10 cm atau 15 cm x 10 cm
Nama Lokal :
Garlic (Inggris), Bawang Putih (Indonesia), Bawang (Jawa); Bawang Bodas
(Sunda), Bawang handak (Lampung); Kasuna (Bali), Lasuna pute (Bugis),
Bhabang pote (Madura); Bawa bodudo (Ternate), Kalfeo foleu (Timor).
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Dari umbi bawang putih per 100 gram mengandung :
– protein sebesar 4,5 gram.
– lemak 0,20 gram,
– hidrat arang 23, 1 0 gram,
– vitamin B 1 0,22 miligram,
– vitamin C 1 5 miligram,
– kalori 95 kalori,
– posfor 134 miligram,
– kalsium 42 miligrain.
– besi 1 miligram
– air 71 gram.
Di samping itu dari beberapa penelitian umbi bawang putih mengandung zat aktif
awcin, awn, enzim alinase, germanium, sativine, sinistrine, selenium, scordinin,
nicotinic acid.
3. Sakit kepala
Bahan: umbi bawang putih;
Cara membuat: umbi bawang putih ditumbuk halus;
Cara menggunakan: untuk kompres pada dahi.
4. Sakit kuning, sesak nafas dan busung air
Bahan: 1 umbi bawang putih, 1 potong gula batu sebesar telur ayam
Cara membuat : umbi bawang putih ditumbuk halus, kemudian kedua
bahan tersebut direbus bersama dengan 3 gelas air sampai
mendidihdan diaduk sampai merata, dan disaring;
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 2 sendok makan, pagi dansore.
5. Ambeien
Bahan : umbi bawang putih;
Cara membuat: umbi bawang putih ditumbuk halus, kemudian diperas
untuk diambil airnya;
Cara menggunakan: dioleskan di sekitar dubur setiap hari.
6. Sembelit
Bahan: yoghurt bawang putih dan bawang merah secukupnya;
Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk halus, diperas untuk
diambil airnya, kemudian dicampur sampai merata dan disaring;
Cara menggunakan: diminuni biasa.
Ditulis oleh Muh Tizar Thamrin pada Selasa, Mei 28, 2013
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Tentang: TOGA
Poskan Komentar
Daftar Isi
Translate
Muh Tizar Thamrin
Pasangkayu, Sulawesi Barat, Indonesia
Lihat profil lengkapku
Powered by Translate
Prince13. Template PT Keren Sekali. Diberdayakan oleh Blogger.
PERTANIANNYA MUSRIATI
rasanya yang manis tanpa rasa pahit sedikitpun
2. Syarat Tumbuh
a. Iklim
bawang putih yang tumbuh didataran tinggi menghendaki iklim kering dengan suhu 15 20
derajat celcius dengan curah hujan 120 - 240 mm/tahun.
b. Tanah
tanah yang cocok untuk tanaman bawang putih adalah tanah yang subur, gembur, dan banyak
mengandung bahan organik. misalnya, regosol, latosol, dan alluvial dengan pH 6,7 - 7,0.
3. Persiapan Lahan
sebelum diadakan penanaman terlebih dahulu dilakukan persiapan lahan yaitu, tanah
dibajak/dicangkul sedalam lebih kurang 30 cm. lalu dibuat bedengan dengan arah timur barat,
ukuran lebar 120 cm, dan panjang sesuai kondisi lahan. tinggi bedengan lebih kurang 30 cm dan
bagian tepi dipadatkan sedangkan jarak antar bedengan 40 cm. setelah itu taburkan pupuk
kandang diatas bedengan dengan dosis 10 - 20 ton/ha kemudian bedengan dihaluskan, biarkan
selama lebih kurang 2 minggu.
4. Penyiapan Bibit
bibit yang dipakai berasal dari tanaman yang tua, kulit umbi mengkilat, sehat, dan telah disimpan
lebih dari 6 bulan dengan ukuran berkisar antara 1,1 - 2,0 g, pilih umbi yang keras dan mulus
kemudian tiap umbi dipisahkan siung-siungnya sambil dikelaupas kulit luarnya.
5. Penanaman
sehari sebelum tanam, bedengan diberi pupuk SP-36 400 kg/ha dan KCL 325 kg/ha. dua macam
pupuk tersebut ditebarkan secara merata diatas bedengan kemudian bedengan dihaluskan dengan
cangkul dan disiram. sehari setelah pemupukan dasar, dilakukan penanaman. bibit dibenamkan
2/3 bagian yang tersisa sampai rata dengan dengan jarak tanam 20 x 20 cm, 20 x 15 cm atau 20 x
10 cm, tergantung varietas. setelah itu tanah disiram sampai cukup basah.
6. Pemeliharaan
a. Pengairan
sistem perakaran bawang putih sangat dangkal, sehingga perlu dijaga kelembapannya. tanah
bedengan harus tetap basah, tetapi tidak tegenang. pemberian air dihentikan ketika menjelang
panen.
b. Penulaman
penyulaman terhadap bibit yang mati atau jelek pertumbuhannya dilakukan 1 minggu setelah
tanam.
c. Pemupukan susulan
pemupukan susulan diberikan dengan dosis pupuk N, didataran tinggi 125-250 kg/ha, sedangkan
didataran rendah 240 kg/ha. waktu pemberian pupuk saat tanam berumur 15,30 dan 45 hari
setelah tanam, masing-masing 1/3 dosis.
d. Penyiangan
penyiangan dilakukan 2 kali, yaitu umur 2 dan 4 minggu setelah tanam. pada saat penyiangan
sekaligus dilakukan pembumbunan.
7. Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama
Ulat Daun (Spodoptera Exigua)
merupakan hama yang paling banyak menyerang bawang putih. akibat serangannya dapat
menurunkan hasil panen sampai 75%. ulat masuk ke daun dan memakan daun dari dalam hingga
tinggal epidermis luar, sehingga daun berwarna putih transparan, akhirnya terkulai.
pengendalian dapat dilakukan dengan pergiliran tanaman dan waktu tanam yang serempak.
selain itu, dapat dilakukan dengan pemasangan sex pheromone maupun penggunaan insektisida.
Penyakit
Penyakit Layu (Fusarium, sp)
penyakit layu disebabkan oleh jamur fusrium.
serangan diawali dengan kelayuan pada ujung daun yang kecoklatan, permukaannya basah dan
lunak. penyakit layu juga dapat menyerang bawang putih yang ada di gudang.
pengendalian dapat dilakukan dengan pergiliran tanaman, waktu tanam seempak, dan
penggunaan fungisida.
8. Panen
a. Pmur panen
tanaman bawang putih sudah siap dipanen pada umur 90 - 120 hari setelah tanam, tergantung
varietas. ciri-ciri tanaman siap panen, daun-daun mulai menguning dan mengering, pangkal
batang tampak melemas dan rebah, serta umbinya maksimal dan keras.
b. Cara panen
cara panen bawang putih dapat dilakukan dengan mencabut atau mencongkel umbi
c. Pengeringan
bawang putih diikat kemudian dijemur, baru disimpan atau dijual
Diposkan oleh MUSRIATI di 18.43
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
1 komentar:
1.
Balas
Muat yang lain...
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
jajar legowo
Arsip Blog
▼ 2013 (47)
o ► Mei (2)
o ▼ April (20)
TANAMAN-TANAMAN SUMBER PESTISIDA NABATI
RESEP BIO PESTISIDA NABATI
Pengendali Hayati atau Bio Pestisida Alami
Cara Budidaya Belut Dalam Tong
Pengertian Sistem Tanam Tabela
cara merawat bunga anggrek
Hama Dan Penyakit Yang Sering Menyerang Tanaman Wo...
Teknik Budidaya Tanaman Wortel
Budidaya Tanaman Pare Atau Paria
Budidaya Tanaman Bawang Putih
Budidaya Tanaman Seledri
Budidaya Tanaman Kubis
Budidaya Tanaman Kol Bunga
Manfaat dan Khasiat Tanaman Sereh yang Menyehatkan...
Cara Menanam Hidroponik
7 Cara Menghilangkan Ketombe Secara Alami
PANDAN, MANGKOKAN, LIDAH BUAYA. JERUK PURUT DAN
MI...
Khasiat Pandan Wangi
Jenis-jenis pandan
Kandungan kimia dan manfaat daun beluntas untuk ke...
o ► Februari (20)
o ► Januari (5)
► 2012 (27)
Mengenai Saya
Pengikut
MUSRIATI
Lihat profil lengkapku