Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL

CROWD
MONITORING
SYSTEM
Pendahuluan
Penyakit koronavirus 2019 disingkat COVID-19 adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh SARS- CoV-2, salah satu jenis koronavirus. Wabah COVID-19
pertama kali dideteksi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok pada bulan
Desember 2019, dan ditetapkan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) pada 11 Maret 2020. Hingga 15 April 2020, lebih dari 2.000.000 kasus COVID-
19 telah dilaporkan di lebih dari 210 negara dan teritori, mengakibatkan lebih dari
120.000 kematian dan lebih dari 400.000 sembuh.
Pandemi koronavirus di Indonesia diawali dengan temuan penderita penyakit korona
virus 2019 (COVID-
19) pada 2 Maret 2020 dan hingga 17 April 2020, telah terkonfirmasi 5.923 kasus positif
COVID-19 dengan 607 kasus sembuh dan 520 kasus meninggal. Dan kasus COVID-
19 ini dengan 2.082 kasus di antaranya berasal dari Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
142 kasus di antaranya sembuh, sementara 195 kasus lainnya meninggal.
Presiden Joko Widodo menetapkan pandemi virus corona sebagai bencana nasional.
Penetapan ini dilakukan dengan penerbitan Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020
yang ditandatangani pada Senin (13/4). Penanganan COVID-19 di Indonesia harus
beradu cepat dengan waktu, peningkatan kasus hari ke hari menunjukkan penyebaran
virus penyebab Covid-19 tak bisa dianggap enteng. Penegasan rantai komando
penanganan pandemi di bawah Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB)/Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo. Adapun,
gubernur, bupati, dan wali kota akan menjadi Ketua Gugus Tugas Percepatan
Penanganan Covid-19 di daerah. "Dalam menetapkan kebijakan di daerah masing-
masing harus memperhatikan kebijakan Pemerintah Pusat," tulis diktum ketiga
Keppres Nomor 12 Tahun 2020.

Sistem deteksi yang kini diterapkan belum mencerminkan keseluruhan kasus. Itu
sebab selain pembatasan sosial dan isolasi mandiri, pemerintah harus dapat
menghimpun data lengkap melalui massive screening. Seluruh langkah harus
disertai protokol teknis dan analisa kesiapan sistem kesehatan yang detail. Soal
buramnya informasi Covid-19 di Indonesia ini juga dikeluhkan Wakil Ketua Umum
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Adib Khumaidi. Karena itu, sekali lagi ia meminta
pemerintah pusat untuk membagi data dan melibatkan para ahli. Praktik serupa kata
dia diterapkan pelbagai negara dunia dalam penanggulangan pandemi corona.

CROWD MONITORING SYSTEM


Platform Overview
Sejumlah ahli IT tanah air mengembangkan teknologi CROWD MONITORING sebagai
salah satu usaha dalam membatasi penyebaran COVID-19 dan juga agar dapat
mendeteksi pergerakan sekumpulan orang baik yang termasuk dalam ODP (Orang
Dalam Pantauan) atau PDP (Pasien Dalam Pantauan) yang berkumpul diluar secara
bersamaan tanpa mematuhi peraturan social distancing yang telah diberlakukan dan
berpotensi menambah penyebaran virus corona ini. Selain itu CROWD MONITORING
juga dapat mencegah berkumpulnya orang-orang yang tidak mematuhi aturan PSBB
(Pembatasan Sosial Berskala Besar).
CROWD MONITORING akan menginformasikan kerumunan orang melalui peta yang
mungkin terdapat ODP dan PDP yang dapat membuat orang lain dalam bahaya.
Platform ini memungkinkan untuk memilih lokasi secara nasional dan profil kerumunan
di area tersebut melalui GPS pengguna smartphone masing- masing. Mengirimkan
notifikasi dan membuat masyarakat tetap aman.

CROWD MONITORING adalah sebuah sistem yang dapat digunakan oleh agensi
pemerintah dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)/Gugus
Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 untuk membantu mendapatkan data-data
yang akurat mayoritas penduduk Indonesia yang terlah terhubung ke Internet melalui
smartphone atau gadget yang terhubung dengan aplikasi berbasis GPS.
Selain itu platform ini dapat membantu meningkatkan keamanan tanah air dengan
menyediakan platform operasional untuk berkomunikasi dan analisis.

CROWD MONITORING mencakup spectrum penuh dari sumber-sumber yang


bebas, proses intelegensi mulai dari pemantauan hingga proses, analisis, dan
penyebaran informasi. termasuk platform untuk:
• Target Profiler
• Geo Target Monitoring

System ini mengumpulkan informasi secara Big data platform dari berbagai sumber
dan menyaringnya dalam analytics tools.

Beberapa sensory data yang bisa di input adalah berasal dari:


 Location basis Apps
 MSSISDN/IMSI
 Data Integration
 Field Report
Dan berbagai macam sumber ini akan diolah oleh sebuah command center untuk
dilanjutkan dalam bentuk Analisa data, monitoring atau melakukan tindakan langsung
di lapangan.
Struktur Platform:
GTMC adalah Platform Lokasi Target canggih berdasarkan Open Source Intelligence
Services. Solusi ini dirancang untuk mengamati Profil Sosial orang yang dialokasikan di
wilayah geografis tertentu. Platform ini memiliki Interface (Antarmuka) Pengguna yang
unik dan intuitif, memungkinkan dengan mudah untuk membuat beberapa Entitas
Pemantau Geo, dan terus memantau area geografis yang diinginkan di seluruh dunia.
Tinjauan tingkat tinggi dari platform GTMC ditunjukkan pada gambar:

GTMC berdasarkan kepada berbagai sumber yang tersedia untuk massa, seperti
jejaring sosial,
aplikasi seluler, situs web, dan lainnya. Informasi yang dikumpulkan diperkaya oleh
modul yang dikembangkan khusus yang disebut GTLM (akan dijelaskan secara rinci
di bawah). Solusinya memonitor berbagai Aplikasi Sosial dan Jejaring Sosial dan
mengumpulkan semua data yang diperlukan dengan menggunakan teknik crawling
lanjutan. Semua data yang dikumpulkan disimpan dalam format JSON (JavaScript
Object Notation), format data yang sangat umum digunakan untuk komunikasi
browser-server asinkron, yang dapat dengan mudah diekspor dan diimpor ke 3
bagian tujuan berbeda.
Fitur-Fitur dan Modul pada platform:
Fitur-fitur yang terdapat pada system ini adalah:
 AKURAT
Pada fitur ini pengguna dapat mendeteksi target berdasarkan koordinat GPS
dari aplikasi berbasis GPS yang sudah terinstal yang digunakan baik secara
sadar maupun tidak oleh target.
 DATA UMUM
Menyusun informasi berdasarkan data yang sudah terpublish dari sumber-
sumber umum ataupun sember berupa social media dan aplikasi umum lainnya.
 INTERAKTIF
Dapat berinteraksi dengan target dengan menggunakan berbagai platform yang
sudah ada.
 NOTIFIKASI
Sistem akan menginformasikan kegiatan yang dianggap melanggar.
 PERSONALISASI
Sistem yang fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan operasi di
lapangan.
 ANALISA DAN MONITORING
Pertajam informasi dengan data yang disajikan dari berbagai macam sumber
(sensory) yang sesuai dengan kebutuhan operasi.

Modul-Modul yang digunakan:


CROWD MONITORING Analitik Modul menyediakan berbagai kemungkinan untuk
mendapatkan pemahaman yang cepat tentang situasi di Entitas Geo yang dipantau. Ini
dapat memperlihatkan koneksi antara Orang-orang di area yang dipantau.
Modul-Modul tersebut adalah:
 Request Response Server (RRS)
Modul inti yang bertanggung jawab untuk mentransfer permintaan pencarian
dari Modul Interface Pengguna ke Mesin Pencarian. Modul ini mengumpulkan
hasil dari Mesin Pencarian, dengan tujuan Crawler Robots sesuai dengan hasil
Mesin Pencarian, mengumpulkan tanggapan dari Crawler Robots, dan
menyimpan semua informasi yang dikumpulkan dalam database. Ini
memungkinkan pengguna untuk mendapatkan profil terperinci untuk nomor
telepon target.
 Crawler Robot (CR)
Semua crawler yang digunakan oleh Target Profiler dikembangkan dan dikelola
oleh tim. Crawler Robots didasarkan pada teknik crawling yang unik dan tidak
menggunakan API standar yang disediakan oleh Penyedia Jaringan Sosial
seperti LinkedIn atau Facebook. Crawler Robots mengumpulkan informasi dari
sumber jaringan Sosial apa saja dan berjalan di regular browse, yang
membuatnya sangat stabil dan cepat.
 Net Broker (NB)
Modul RRS mengoperasikan sistem alur kerja sebenarnya sistem pesan quires
(Net Broker) yang beroperasi sebagai man in the middle module. Alur kerja ini
memungkinkan skalabilitas dan proses diam dari peningkatan pemprosesan di
masa depan dengan mengalokasikan modul tambahan yang dapat beroperasi
secara paralel.
 Case Management
Sistem operator dapat membuat Kasus dan mengatur tabel pencarian target
untuk penyelidikan khusus seperti laporan masyarakat tentang kerumunan,
penyelenggaraan kegiatan secara illegal dan lain-lain.

Selain itu system ini juga menggunakan modul untuk kebutuhan analisisnya:
 Collection and Processing
Modul Pengumpulan dan Pemrosesan dirancang untuk crawl and integrate
informasi dari sumber yang ditunjuk (didefinisikan oleh modul Direction), baik
terstruktur maupun tidak terstruktur, untuk mengamati keduanya untuk
pembaruan terkait Ontologi dan untuk mengumpulkan informasi relevan baru ke
dalam repositori, menurut PIR.
 Information Analytics
Modul Analisis Informasi memungkinkan analis untuk mempertahankan
pandangan "birds-eye" pada informasi yang dikumpulkan dan memperoleh
wawasan analitik dengan menampilkan informasi agregat menggunakan teknik
visualisasi dan grafik yang canggih.

Sistem Keamanan Platform

Sistem ini dibangun dengan sistem keamanan berbasis leading-edge-role-based.


Mekanisme login dan registrasi peran dilakukan secara online dengan mekanisme
otentikasi organisasi, System ini dapat dikonfigurasi untuk menyediakan mirroring
of source access, andal dari akses kontrol. Informasi dan metadata dalam Sistem
tetap aman. Akses ke sumber akan diproses atau ditolak jika sumber asli melarang.
Keamanan sistem terdiri dari empat lapisan yaitu:
1. Otentifikasi

Sistem dapat dikonfigurasi agar memerlukan otentifikasi dan akan


mendelegasikan permintaan otentifikasi ke organisasi. Ini berarti bahwa hanya
pengguna yang sah yang dapat masuk ke sistem berdasarkan peran mereka
(keanggotaan grup).
2. Otorisasi

Sistem akan menerapkan otorisasi berdasarkan ACL (Access Control Lists) dan
klasifikasi keamanan, sehingga pengguna hanya akan melihat informasi yang
diizinkan untuk dilihat, berdasarkan tingkat izin yang mereka miliki.
3. Anonimisasi

Jika perlu, ketika sistem akan mengakses beberapa situs sensitif, mungkin
dikonfigurasikan untuk menggunakan mekanisme anonimisasi yang mengurangi
kemungkinan spoofing atau pemblokiran

4. Akses (Pemisahan Jaringan)

Solusi ini dapat mendukung, sebagai fitur opsional, fasilitas yang


memungkinkan penyangga fisik antara internet dan jaringan intranet baik
dengan menggunakan media yang dapat dilepas sebagai perangkat transfer
data, atau dengan menggunakan sakelar searah atau firewall. Hal ini
memungkinkan pengguna intranet untuk mengakses informasi yang
dikumpulkan dari sumber-sumber berbasis internet secara terperinci.

Mekanisme Export
Sistem berisi mekanisme untuk mentransfer data dari satu server ke server lain dan
untuk mengekspor laporan.

KESIMPULAN
CROWD MONITORING ini dikembangkan dengan maksud agar penyebaran virus
COVID-19 ini dapat ditekan semaksimal mungkin melalui pembatasan berkerumun.
Selain itu juga dapat membatu pemerintah dalam pengawasan untuk menerapkan
Social dan Physical Distancing yang telah ditetapkan pemerintah dalam peraturan
PSBB di beberapa daerah di Indonesia.
PENUTUP
Demikian proposal ini di buat semoga menjadi acuan dan bahan pertimbangan.
Untuk itu kami mengharapkan dukungan dan serta peran semua pihak dalam
pembuatan Crowd Monitoring ini, Jika masih membutuhkan informasi tambahan
mengenai Crowd Monitoring System ini, dengan senang hati kami akan
memberikan penjelasan lebih rinci mengenai proposal ini.

Anda mungkin juga menyukai