OLEH:
11020200037
PEMBIMBING:
FAKULTAS KEDOKTERAN
MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
i
Semoga amal budi baik dari semua pihak mendapatkan pahala dan Rahmat yang
melimpah dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Sebagai manusia biasa penulis menyadari sepenuhnya akan keterbatasan baik
dalam penguasaan ilmu maupun pengalaman penelitian, sehingga penulisan Karya
Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk saran dan kritik yang sifatnya
membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan Karya Tulis
Ilmiah ini. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.
Makassar, 2023
Penulis
ii
HUBUNGAN KADAR HEMATOKRIT DENGAN ANGKA KEJADIAN SROKE
DI RUMAH SAKIT IBNU SINA MAKASSAR TAHUN 2023
Muh. Ulil Al baab1, Arina Fathiyyah Arifin2, Achmad Harun Muchsin3, Erwin
Rachman4, Sri Wahyu5
1
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Muslim Indonesia
2
Histologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Muslim Indonesia
3,4
Neurologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Muslim Indonesia
5
Fisiologis, Fakultas Kedokteran, Universitas Muslim Indonesia
E-mail : muhulil52@gmail.com
muhulil52@gmail.com1, arinafathiyyah.arifin@umi.ac.id2,
achmad.harun@umi.ac.id3, mochammaderwin.rachman@umi.ac.id4,
sri.wahyu@umi.ac.id5
081283459451
ABSTRAK
Latar Belakang : Stroke merupakan penyakit atau gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf
akibat terhambatnya aliran darah ke otak secara mendadak dan akut yang berlangsung lebih dari 24 jam,
karena adanya perdarahan ataupun sumbatan pada bagian otak yang dapat menyebabkan kematian.
Penyakit Stroke dapat menyebabkan terjadinya viskositas/kekentalan darah yang dapat
memperburuk kejadian stroke , menyebabkan perlambatan aliran darah otak , perluasan infark dan
perburukan prognosis. Selain viskositas/kekentalan darah, stroke juga disebabkan oleh kebocoran
atau pecahnya pembuluh darah yang ada di dalam otak, sehingga darah menggenangi atau menutupi
ruang-ruang jaringan sel di dalam otak. Hematokrit berkolerasi dengan viskositas (kekentalan) yang
berpengaruh langsung dengan kecukupan aliran atau suplai darah. Pada pasien yang menderita
penyakit stroke akan tinggi karena terjadi kekentalan pada darah.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar hematokrit dengan angka kejadian
stroke di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar tahun 2023.
Metode : Penelitian ini bersifat Analitik dengan desain cross sectional. Menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov
Hasil : Berdasarkan data rekam medik dari 120 pasien yang mengalami stroke, maka 62 pasien
diantaranya memenuhi kriteria inklusi untuk diteliti dengan p-value 0,204 (p-value >0,05) yang berarti
tidak ada hubungan yang signifikan antara kadar hematokrit dengan angka kejadian stroke.
Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan yang signifikan kadar hematokrit dengan kejadian stroke di Rumah
Sakit Ibnu Sina Makassar
Kata Kunci : Kadar hematokrit, kejadian stroke, rumah sakit ibnu sina makassar
iii
iv
THE RELATIONSHIP OF HEMATOCRIT LEVELS WITH THE INCIDENT RATE
OF STROKES AT IBNU SINA HOSPITAL MAKASSAR IN 2023
Muh. Ulil Al Baab1, Arina Fathiyyah Arifin2, Achmad Harun Muchsin3,
Mochammad Erwin Rachman3, Sri Wahyu4
1
Student of the Medical Education Study Program, Faculty of Medicine, Indonesian
Muslim University
2
Department of Histology, Faculty of Medicine, Indonesian Muslim University
3
Department of Neurology, Faculty of Medicine, Indonesian Muslim University
4
Department of Physiology, Faculty of Medicine, Indonesian Muslim University
Email: muhulil52@gmail.com
ABSTRACT
Background: Stroke is a disease or functional disorder of the brain in the form of nerve
paralysis due to sudden and acute obstruction of blood flow to the brain that lasts
more than 24 hours, due to bleeding or blockage in parts of the brain which can cause
death. Stroke can cause blood viscosity/thickness which can worsen the incidence of
stroke, causing a slowdown in cerebral blood flow, expansion of the infarction and a
worsening of the prognosis. Apart from blood viscosity/viscosity, stroke is also caused
by leakage or rupture of blood vessels in the brain, so that blood pools or covers the
cell tissue spaces in the brain. Hematocrit correlates with viscosity which directly
influences the adequacy of blood flow or supply. In patients who suffer from stroke, it
will be high because blood viscosity occurs.
Objective: This study aims to determine the relationship between hematocrit levels
and the incidence of stroke at Ibnu Sina Hospital Makassar in 2023.
Method: This research is analytical with a cross sectional design.Using the
Kolmogorov Smirnov test
Results: Based on medical record data from 120 patients who experienced stroke, 62
of them met the inclusion criteria for study with a p-value of 0.204 (p-value >0.05),
which means there is no significant relationship between hematocrit levels and the
incidence of stroke.
Conclusion: There was no significant relationship between hematocrit levels and
the incidence of stroke at Ibnu Sina Hospital Makassar
Keywords: Hematocrit levels, stroke incidence, Ibnu Sina Hospital Makassar
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
ABSTRAK iii
ABSTRACT iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR LAMPIRAN ix
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………. 4
1.3 Tujuan Penelitian ………………………………………… 4
1.3.1 Tujuan Umum…………………………………….. 4
1.3.2 Tujuan Khusus…………………………………… 4
1.4 Manfaat Penelitian………………………………………. 5
1.4.1 Manfaat Akademis………………………………. 5
1.4.2 Manfaat Praktis………………………………….. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………….. 6
2.1 Stroke……………………………………………………… 6
2.1.1 Definisi…………………………………………….. 6
2.1.2 Epidemiologi……………………………………… 6
2.1.3 Klasifikasi…………………………………………. 7
2.2 Stroke Iskemik…………………………………………… 7
2.2.1 Definisi……………………………………………. 7
2.2.2 Klasifikasi………………………………………… 8
2.2.3 Etiologi…………………………………………….. 10
2.2.4 Epidemiologi……………………………………… 12
2.2.5 Patofisiologi………………………………………. 12
2.2.6 Faktor Risiko……………………………………… 13
2.2.7 Komplikasi………………………………………… 18
2.2.8 Manifestasi Klinis………………………………… 19
2.3 Stroke Hemoragik………………………………………… 20
2.3.1 Definisi……………………………………………… 20
2.3.2 Klasifikasi………………………………………….. 20
2.3.3 Etiologi……………………………………………… 21
2.3.4 Patofisiologi……………………………………….. 21
2.3.5 Faktor Risiko………………………………………. 22
2.3.6 Komplikasi…………………………………………. 22
2.3.7 Manifestasi Klinis…………………………………. 23
2.4 Pemeriksaan Diagnostik Stroke……………………………. 23
2.5 Penatalaksanaan Stroke…………………………………….. 25
2.6 Pencegahan Stroke…………………………………………… 26
2.7 Hematokrit……………………………………………………… 27
2.7.1 Definisi………………………………………………….. 27
vi
2.7.2 Kadar Hematokrit ........................................................... 27
2.7.3 Nilai Rujukan Hematokrit .............................................. 28
2.7.4 Aspek-Aspek Yang Berpengaruh Pada Kadar
Hematokrit ....................................................................... 28
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB I
PENDAHULUAN
kealiran darah sebagai akibat dari penyakit lain atau karena adanya
bagian otak yang cedera dan menyumbat arteri otak, akibatnya fungsi
juta jiwa dengan 6,5 juta jiwa kematian akibat stroke. Dan data yang
penyakit jantung dan kanker. Indonesia saat ini menjadi negara penderita
pada penduduk umur 15-24 tahun sebesar 0,6% per mil; penduduk umur
25-34 tahun sebesar 1,4% per mil; penduduk umur 35-44 tahun sebesar
1
sebesar 14,2% per mil; penduduk umur 55-64 tahun sebesar 32,4% per
mil; penduduk umur 65-74 tahun sebesar 45,3% per mil; sedangkan
obesitas, kurang aktifitas fisik atau gerak, diet tidak sehat, merokok,
darah.4
rendah, yaitu 16,5%, lebih tinggi di kota daripada di desa yaitu 8,2%, dan
mati rasa pada bagian wajah, lengan dan atau kaki, paling sering terjadi
pada sebagian tubuh. Selain itu juga ditandai dengan rasa bingung,
bergantung pada bagian mana otak yang terluka dan seberapa parah
mendadak.5
2
Kejadian stroke iskemik yaitu 85% dan sisanya 15% stroke
eritrosit dalam 100 ml darah dan disebut dengan % dari volume darah.
viskositas dengan aliran darah otak. Aliran darah otak yang rendah
3
Hubungan kadar hematokrit pada pasien stroke saat ini belum
1.3 Tujuan
pasien stroke.
4
2. Meningkatkan pemahaman tentang dampak yang diakibatkandari
pengelolaannya.
stroke .
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Stroke
2.1.1 Definisi
merupakan gejala dan tanda stroke yang dapat teratasi dalam 24 jam.
tertutupnya arteri oleh bekuan darah yang lepas dari tempat lain di
sirkulasi.
2.1.2 Epidemiologi
6
tenaga kesehatan (Nakes) sebesar 7 per mil dan yang terdiagnosis
tenaga kesehatan atau gejala sebesar 12,1 per mil. Prevalensi stroke
masing 9,7 per mil. Prevalensi stroke di Sumatera Utara, yaitu 6%.
2.1.3 Klasifikasi
lemak.
2. Stroke hemoragik
2.2.1 Definisi
bagian otak. Stroke iskemik terjadi akibat obstruksi atau bekuan di satu
atau lebih arteri besar pada sirkulasi serebrum. 7 Penderita stroke akan
dapat bersifat fisik, psikologis dan perilaku. Hal yang perlu di perhatikan
pada penderita stroke adalah kondisi fisik setelah mengalami stroke yang
biasanya dijumpai berbagai masalah akibat gejala sisa dari fungsi otak
7
kelumpuhan pada satu sisi tubuh, menurun atau hilangnya rasa,
gangguan fungsional.8
2.2.2 Klasifikasi
iskemik.
1. Stroke trombotik
suatu arteri yang menuju otak. Bekuan darah tersebut akan menyumbat
2. Stroke embolik
8
2. Arteri Serebri Media
dari infark arteri serebri media adalah kontralateral di satu sisi (yang
paling sering, yaitu muka dan lengan lebih lemah daripada tungkai), mata
akan terjadi oklusi pada arteri kecil yang menyuplai bagian yang sama
lesi batang otak. Sindrom Horner (ptosis, miosis, dan anhidrosis pada
2.2.3 Etiologi
1. Large-vessel atherothrombosis
9
Mekanisme dari large-vessel atherothrombosis adalah terbentuknya
dan sepanjang arteri serebralis media adalah lokasi yang paling sering
yang mengalir melalui peredaran darah pada cabang arteri kecil yang
pembuluh darah.
2. Cardioembolism
paroksismal yaitu fibrilasi atrial). Jika terjadi fibrilasi atrial, maka denyut
jantung meningkat dan tidak teratur. Hal ini dapat membuat bekuan
darah lebih mudah untuk terbentuk. Bekuan darah yang terbentuk dari
cenderung terjadi pada lebih dari satu pembagian arteri yang lebih
10
3. Small-vessel disease
otak.
4. Diseksi Arteri
Suatu kondisi dimana katup yang terletak diantara atrium kanan dan
atrium kiri pada jantung tidak menutup setelah bayi dilahirkan. Pada
2.2.4 Epidemiologi
11
diantaranya meninggal dan sisanya mengalami kecacatan baik ringan
diagnosis tenaga kesehatan sebesar 7 per mil dan yang terdiagnosis oleh
tenaga kesehatan (nakes) atau gejala sebesar 14,5 per mil. Jadi,
(50,2%) dan lebih banyak pria (11%) dibandingkan dengan wanita (10%)
hemoragik.7
2.2.5 Patofisiologi
dari pembuluh darah diluar otak yang tersangkut di arteri otak. Saat
sel otak akan mengalami kekurangan nutrisi dan juga oksigen, sel otak
asidosis atau tingginya kadar asam di dalam tubuh lalu asidosis akan
12
mengakibatkan natrium klorida, dan air masuk ke dalam sel otak dan
faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi adalah usia jenis kelamin, dan
a) Umur
tahun. Dua pertiga dari semua serangan stroke terjadi pada orang yang
berusia di atas 65 tahun. Tetapi, itu tidak berarti bahwa stroke hanya
terjadi pada orang lanjut usia karena stroke dapat menyerang semua
b) Jenis kelamin
13
meninggal karena stroke. Risiko stroke pria 1,25 lebih tinggi daripada
wanita, tetapi serangan stroke pada pria terjadi di usia lebih muda
lebih besar.
c) Ras
risiko lebih tinggi untuk semua jenis stroke dibandingkan dengan orang-
orang dari ras kaukasia. Risiko ini setidaknya 1,2 kali lebih tinggi dan
d) Faktor genetik
Terdapat dugaan bahwa stroke dengan garis keturunan saling
berkaitan. Dalam hal ini hipertensi, diabetes, dan cacat pada pembuluh
darah menjadi faktor genetik yang berperan. Selain itu, gaya hidup dan
a) Hipertensi
hipertensi memiliki faktor risiko stroke empat hingga enam kali lipat
b) Diabetes Mellitus
menebal karena proses jangka panjang dari deposisi hialin, produk lipid
d) Obesitas
g) Merokok
risiko stroke iskemik, terlepas dari faktor risiko yang lain, dan dapat
terjadi pada usia dewasa muda ketimbang usia tengah baya atau lebih
berhenti merokok dan terlihat jelas dalam periode 2-4 tahun setelah
2.2.7 Komplikasi
otak. Komplikasi pada pasien stroke yang berbaring lama dapat terjadi
2) Dekubitus
sendi kaki dan tumit. Bila memar ini tidak pengaruh dirawat dengan baik
3) Pneumonia
Pasien stroke tidak bisa batuk dan menelan dengan sempurna, hal ini
menimbulkan pneumoni.
reaksi emosional dan fisik yang tidak diinginkan karena terjadi perubahan
18
a. Tiba-tiba mengalami kelemahan atau kelumpuhan separuh
badan
c. Bicara pelo
e. Gangguan penglihatan
i. Vertigo
j. Kesadaran menurun
2.3.1 Definisi
atau pecahnya pembuluh darah yang ada di dalam otak, sehingga darah
2.3.2 Klasifikasi
19
darah intraserebral sehingga darah keluar dari pembuluh darah dan
sebab dari luar tetapi sepertiga kasus terkait dengan stres mental dan
batuk atau bersin yang terlalu keras, mengejan dan hubungan intim
2.3.3 Etiologi
berdinding tipis berbentuk balon yang disebut aneurisma atau arteri yang
tekanan darah yang mendadak tinggi dan atau oleh stres psikis berat.
2.3.4 Patofisiologi
jaringan sel otak, dengan adanya darah yang menggenangi dan menutupi
ruang – ruang pada jaringan sel otak tersebut maka akan menyebabkan
kerusakan jaringan sel otak dan menyebabkan fungsi kontrol pada otak.
Genangan darah bisa terjadi pada otak sekitar pembuluh darah yang
terjadi stroke bisa sangat luas dan fatal dan bahkan sampai berujung
aterosklerosis bisa akan lebih parah lagi apabila disertai dengan gejala
2. Faktor resiko stroke yang tidak dapat dirubah, seperti usia, jenis
21
kelamin, riwayat keluarga/keturunan, penyakit jantung koroner, fibrilasi
2.3.6 Komplikasi
a. Infeksi pernafasan
c. Konstipasi
d. Tombroflebitis
b. Dislokasi sendi
3. Berhubungan dengan kerusakan otak
a. Epilepsi
b. Sakit kepala
c. Kraniotomi
4. Hidrosefalus.14
1. Angiografi serebral
2. Elektroencefalography
3. Sinar X tengkorak
subarchnoid.
4. Ultrasonography doopler
5. CT-scan
infark.
6. MRI
23
7. Pemeriksaan foto thorax
8. Pemeriksaan labolatorium
a. Berikan nutrisi per oral hanya boleh diberikan setelah tes fungsi
fase rehabilitasi.
3. Penatalaksanaan medis
25
yaitu :
tinggi.
2.7 Hematokrit
2.7.1 Definisi
bagian dari darah yang telah memiliki kandungan eritrosit pada kapasitas
mengetahui kadar eritrosit dari rata-rata serta guna mengetahui ada atau
6. Kurangnya homogenisasi
27
eritrosit dalam 100 ml darah dan disebut dengan % dari volume darah.
viskositas dengan aliran darah otak. Aliran darah otak yang rendah
28
2.9 Kerangka Teori
1. Lama bendungan
Hematokrit 2. Penundaan sampel
3. Kecepatan sentrifus
4. Waktu sentrifus
5. Bentuk eritrosit
6. Jumlah eritrosit
7. Perbandingan
antikoagulan
Meningkatkan 8. Darah yang tidak
viskositas sesuai
darah 9. Penutupan yang
kurang rapat
10. Penempatan
tabung kapiler
yang kurang tepat
29
2.10 Kerangka Konsep
Karakteristik pasien
stroke iskemik dan
stroke hemoragik
Jenis kelamin
Bangsa/suku
Ras
Pendidikan
Pekerjaan
Usia
30
BAB III
METODE PENELITIAN
bagian dari darah yang telah memiliki kandungan eritrosit pada kapasitas
31
3.3 Waktu dan Tempat Penelitian
3.4.1 Populasi
3.4.2 Sampel
Kriteria inklusi;
Makassar
Kriteria eksklusi;
2023
32
3.4.3 Teknik Pengambilan Sampel
stroke hemoragik
33
3.6 Definisi Operasional
34
3.7 Rencana Pengolahan dan Analisis Data
35
3.9 Alur Penelitian
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
kejadian stroke di rumah sakit ibnu sina makassar tahun 2023. Variabel
data yang hendak digunakan. Data akan memiliki arti apabila dapat
disajikan melalui ringkasan statistik deskriptif suatu data set dengan atau
37
Salah satu jenis penyajian statistik deskriptif adalah distribusi frekuensi.
Berikut ini adalah hasil dari distribusi frekuensi yang dicantumkan pada
Jenis kelamin
Laki-laki 37 59.7
Perempuan 25 40.3
Kadar Hematokrit
40.3%.
38
Gambar 4.1 Grafik Lingkaran Jenis Kelamin Pasien
4.8%.
39
Pada kejadian stroke terdapat 55 responden dengan kriteria
tahun.
40
Gambar 4.4 Grafik Batang Usia Pasien
41
4.3 Analisis Bivariat
stroke
42
Asymptotic Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 24.915a 2 .000
Likelihood Ratio 14.896 2 .001
Linear-by-Linear Association 14.735 1 .000
N of Valid Cases 62
4 cells (66.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .34.
Tabel 4.3 Hasil Uji Chi Square
(2010), salah satu syarat uji chi square yang benar yaitu apabila bentuk
tabel 3 x 2, maka jumlah sel dengan frekuensi harapan yang kurang dari
5 tidak boleh lebih dari 20%. Oleh karena itu, uji chi square tidak dapat
hematokrit
43
Berdasarkan hasil uji Kolmogorov Smirnov, diperoleh nilai p-value
ditolak. Dengan kata lain, dalam penelitian ini tidak ada hubungan yang
dipengaruhi oleh ukuran sampel yang kecil dan desain penelitian yang
berjalannya waktu.
44
BAB V
PEMBAHASAN
kadar hematokrit dengan angka kejadian stroke di rumah sakit Ibnu Sina
stroke. Tidak adanya hubungan yang signifikan dalam penelitian ini dapat
dipengaruhi oleh ukuran sampel yang kecil dan desain penelitian yang
dengan penelitian yang dilakukan oleh Erizal tahun 2012 di RSUD Arifin
Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa insidensi stroke pada laki-laki lebih
kebiasaan merokok dan pola hidup yang tidak baik menjadi salah satu
45
pemicu penyakit stroke. Asap rokok mengandung berbagai bahan seperti
sel-sel darah merah dimana ikatan ini 210-300 kali lebih kuat. Risiko
terjadinya aterosklerosis.15
meningkat namun tidak disertai faktor risiko lain, maka stroke dapat
46
yang menyatakan bahwa hematokrit normal pada laki-laki berupa
dibiarkan maka sel otak akan mengalami nekrosis dalam beberapa menit
viskositas dengan aliran darah otak. Aliran darah otak yang rendah
persentase hematokrit.18
47
memicu nekrosis dinding pembuluh darah dan patofisiologi degenerasi
stroke tidak diragukan lagi dapat menjadi aspek kunci dari patogenesis
serta protein plasma yang berdampak negatif pada parenkim otak dan
penurunan aliran darah ke otak dan aktifnya zat pembeku darah. Aktifnya
48
berkurang. Trombus yang lepas menjadi emboli dan bisa menyangkut ke
Risiko stroke meningkat dua kali lipat ketika seseorang berusia lebih
ini usia responden termuda adalah 20 tahun dan usia tertua adalah 84
tahun. Sedangkan rata-rata usia pasien berkisar dari 57-58 tahun. Hal ini
stroke meningkat sebesar 20% pada kelompok usia 45-55 tahun, 32%
pada kelompok usia 55-64 tahun, dan 83% pada kelompok usia
49
BAB VI
6.1 Kesimpulan
hematokrit normal.
6.2 Saran
sampel yang lebih besar, serta mempertimbangkan faktor risiko lain agar
acuan.
50
DAFTAR PUSTAKA
51
15. Rabelo NN, Telles JPM, Pipek LZ, Nascimento RFV, de Gusmao RC,
Teixeira MJ, Figueiredo EG. Homocysteine is Associated With Higher
Risks of Ischemic Stroke: A Systematic Review and Meta-Analysis.
PLOS ONE. 2022;17(10):1–20.
16. Lai WY, Lin PC, Yin CH, Yang KT, Shih EJ, Chen JS. The Association
between Elevated Hematocrit and Retinal Artery Occlusion in Adult
Patients. J of Clinical Medicine. 2022;11(6116):1–10.
17. Mutiari SE, Dewi DRL, Zakiah M. Hubungan antara Nilai Hematokrit
dan Early Neurological Deterioration pada Pasien Stroke Iskemik Akut.
J Cerebellum. 2019;5(3A):1376–1387.
18. Azmi, E., Gambaran Kadar Kolestrol HDL dan Tekanan Darah Pada
Pasien Stroke Yang Dirawat Di Bagian Saraf RSUD Arifin Ahmad
Provinsi Riau. Pekanbaru: Fakultas Kedokteran Universitas Riau.
2013.
19. Ekayanti, M., S., Bachtiar, M., F., Kembuan, M., A., H., N., Runtuwene,
T., & Tumboimbela, M., J. Nilai Hematokrit Pada Stroke Akut di Bagian
Neurologi RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado Periode Mei 2013 –
Mei 2015. Jurnal Sinaps, Vol. 1 No. 1 hlm. 9-20.
20. Y Kiyohara, M Fujishima, T Ishitsuka, K Tamaki, S Sadoshima and T
Omae. Effects of hematocrit on brain metabolism in experimentally
induced cerebral ischemia in spontaneously hypertensive rats (SHR).
Journal of Amerian Heart of Association.1985;16(5):838.
21. Hisni, D., Saputri, M., E., &Sujarni. Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Stroke Iskemik di Instalasi Fisioterapi Rumah Sakit
Pluit Jakarta Utara Periode Tahun 2021. Jurnal Penelitian
Keperawatan Kontemporer, Vol. 2 No.1
52