Anda di halaman 1dari 10

JURNAL ANALIS FARMASI

Volume 7, No. 2 Oktober 2022, Hal 119 – 129

ANALYSIS OF PROTEIN LEVELS IN CORN (Zea mays L.) PURCHASED WITH


BRAND L IN THE MARKET REGION OF SEMULI JAYA LAMPUNG UTARA WITH
USING THE KJELDAHL METHOD

ANALISIS KADAR PROTEIN PADA TEPUNG JAGUNG (Zea mays L.) YANG DIBELI
DENGAN MEREK L DI DAERAH PASAR SEMULI JAYA LAMPUNG UTARA DENGAN
MENGGUNAKAN METODE KJELDAHL

Ageng Luhur Pakerti1, Robby Candra Purnama1

E-mail : robbycandra83@gmail.com

Abstract
Protein is part of all living cells and is the largest part of the body after water. One of the
protein content is found in corn flour. This test is used for protein determination. The
principle of this method is the determination of the amount of protein in the epidermis
based on the total nitrogen (N) content and converted (conversion factor 6.25). The
Kjeldahl method at the end of the titration is indicated by a change in the color of the
solution from clear to pink. From the research that has been done, the results of %N in
repetitions I, II, and III were obtained respectively 7.65%, 7.66%, and 7.76%. The
results of %N obtained the average value of %N is 7.69%. The conclusion obtained is
that corn flour (Zea mays L.) has a protein content of 7.69% which is sufficient for the
body.

Keywords : Protein, Corn Flour, Kjeldahl . Method

Abstrak
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh
sesudah air. Salah satu kandungan protein yaitu terdapat pada tepung jagung.
Pengujian ini digunakan untuk penetapan protein. Prinsip metode ini yaitu penetapan
jumlah protein secara epidermis berdasarkan jumlah kadar nitrogen (N) total dan
dikonversikan (faktor konversi 6,25). Metode Kjeldahl di akhiri titrasi ditandai dengan
perubahan warna larutan dari bening menjadi warna merah muda. Dari penelitian yang
telah dilakukan, didapatkan hasil %N pada pengulangan I, II, dan III didapatkann hasil
masing-masing 7,65%, 7,66%, dan 7,76%. Hasil dari %N didapatkan nilai rata-rata %N
yaitu 7,69%. Kesimpulan yang didapat yaitu tepung jagung (Zea mays L.) memiliki
kandungan protein 7,69% yang cukup bagi tubuh.

Kata kunci : Protein, Tepung Jagung, Metode Kjeldahl

1) Prodi D3 Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati


PENDAHULUAN 4,84; 4,95; 5,18; dan 5,31 ton/ha-1.
Indonesia merupakan salah satu Data produksi nasional yang tertinggi
negara yang kaya akan sumber daya terdapat di Jawa Timur dan Kabupaten
alam terutama dalam bidang agraris. Malang merupakan salah satu daerah
Seiring dengan perkembangan zaman, penghasil jagung tertinggi di Jawa
kebutuhan akan pangan di Indonesia Timur. Akan tetapi, produksi dan
semakin hari semakin meningkat produktivitas tanaman jagung di
terutama kebutuhan akan karbohidrat. Kabupaten Malang setiap tahunnya
Beberapa tanaman yang mengandung mengalami fluktuasi. Produktivitas
karbohidrat tinggi yaitu seperti jagung di Kabupaten Malang pada tahun
jagung,sagu dan masih banyak lainnya. 2012 adalah sebesar 5,5 ton/ha-1
Jagung (Zea mays L.) adalah salah kemudian pada tahun 2013 mengalami
satu komoditas pertanian yang penurunan menjadi 5,4 ton/ha-1 dan
digunakan sebagai bahan pangan dan pada tahun 2014 meningkat menjadi 5,8
(3)
memiliki manfaat yang cukup banyak. ton/ha-1 .
Data produksi Indonesia tertinggi Salah satu penyebab rendahnya hasil
ditemukan di Jawa Timur. Kabupaten tanaman jagung adalah kehadiran gulma
Malang adalah salah satu daerah pada tanaman jagung tersebut.
penghasil jagung tertinggi di Jawa Pengaruh gulma pada tanaman dapat
Timur, tetapi produksi dan produktivitas terjadi secara langsung, bersaing untuk
jagung di Kabupaten Malang telah mendapatkan unsur hara, air, cahaya
berfluktuasi. Salah satu penyebab dan ruang tumbuh. Gulma yang
produksi jagung tidak stabil di Indonesia dibiarkan tanpa pengendalian pada
disebabkan oleh perubahan iklim akibat jagung dapat menurunkan hasil 20-
pemanasan global. Perubahan iklim yang 80%, kehilangan hasil akibat gulma
memengaruhi lamanya musim hujan dan rata-rata 10% (15% di daerah tropis)
kemarau disebabkan oleh perubahan dan gulma pada umumnya menurunkan
(3)
pola curah hujan . hasil sampai 31% pada tanaman
Produktivitas nasional komoditas jagung(10).
jagung di Indonesia mengalami kenaikan Pemanfaatan jagung sebagai bahan
secara terus menerus setiap tahunnya. baku industri akan memberi nilai tambah
Pada tahun 2012, produktivitas jagung bagi usahatani komoditas tersebut.
mencapai 4,5 ton/ha-1 kemudian Penanganan dan pengolahan hasil
mengalami kenaikan berturut-turut pada pertanian memang penting untuk
tahun 20132016, yaitu sebesar 4,84; meningkatkan nilai tambah, terutama
4,95; 5,18; dan 5,31 ton/ha-1 . Data pada saat produksi melimpah dan harga
produksi nasional yang tertinggi terdapat pro duk rendah, juga untuk produk yang
di Jawa tahun 20132016, yaitu sebesar rusak atau bermutu rendah. Diversifikasi
pangan olahan jagung menjadi tepung, protein mengandung pila fosfor,
kerupuk, susu, dan dodol jagung belerang, da nada jenis protein yang
bertujuan untuk meningkatkan nilai mengandung unsur logam seperti zat
(5)
tambah dari jagung, di samping besi dan tembaga .
mendorong tumbuhnya industri skala Metode yang digunakan untuk
rumah tangga guna menyerap tenaga mengidentifikasi kadar protein sampel
kerja keluarga dalam upaya tersebut adalah dengan menggunakan
meningkatkan kesejahteraan penduduk metode Kjeldahl. Berdasarkan masalah
pedesaan dan petani jagung khususnya, yang terjadi diuraikan, peneliti ingin
sehingga pengembangan diversifikasi mengidentifikasi kandungan protein
olahan jagung menjadi berbagai produk pada tepung jagung. Metode Kjeldahl
diatas ini diharapkan akan menambah merupakan penetapan kadar protein
deretan perbendaharaan hasil olahan total dengan menghitung unsur nitrogen
jagung dan dapat meningkatkan (N%) dalam sampel. Metode Kjeldahl
(1)
konsumsi jagung untuk pangan . yang melalui tiga tahap yaitu proses
Selain sebagai sumber karbohidrat, destruksi, destilasi dan titrasi. Metode
jagung juga merupakan sumber protein Kjeldahl merupakan metode yang cukup
yang penting dalam menu masyarakat akurat dan cukup spesifik untuk
Indonesia. Kandungan gizi utama jagung menentukan jumlah protein dengan
adalah pati (72-73%), dengan nisbah menentukan kandungan nitrogen yang
(6)
amilosa dan amilopektin 25-30% : 70- ada dalam tepung jagung tersebut .
75%, namun pada jagung pulut (waxy
maize) 0-7% : 93-100%. Kadar gula METODOLOGI PENELITIAN
sederhana jagung (glukosa, fruktosa, Alat dan Bahan
dan sukrosa) berkisar antara 1-3%. Alat
Protein jagung (8-11%) terdiri atas lima Buret 50 ml, labu destilasi dan
fraksi, yaitu: albumin, globulin, kondensor, Erlenmeyer 250 ml, Pipet
prolamin, glutelin, dan nitrogen ukur (5 ml, 10 ml, dan 15 ml), Lampu
(8)
nonprotein . spiritus, labu takar (250 ml dan 500 ml),
Protein merupakan suatu zat timbangan, Beaker glass (100 ml, 250
makanan yang amat penting bagi tubuh ml, dan 500 ml), Statif dan klem, Gelas
karena zat ini disamping berfungsi ukur 100 ml.
sebagai bahan bakar dalam tubuh juga
berfungsi sebagai zat pembangun dan Bahan
pengatur. Protein adalah sumber asam- Sampel ( Tepung Jagung), CuSO4
asam amino yang mengandung unsur- encer, NaOH encer, H2SO4pekat, kristal
unsur C, H, O dan N yang tidak memiliki CuSO4, kristal K2SO4, HCL 0,1 N, NaOH
oleh lemak atau karbohidrat. Molekul 0,1 N, NaOH 50%, Indikator fenolftalein
1%, Aquadest. Ditimbang 100 mg kalium biftalat
yang sebelumnya telah dihaluskan dan
Subyek Penelitian Populasi dikeringkan pada suhu 120°C selama 2
Populasi adalah keseluruhan subjek jam, Dilarutkan dalam 25 ml aquadest
penelitian. Populasi dari penelitian ini bebas CO2, Ditambah 2 tetes indikator
adalah tepung jagung yang dibeli di fenolftalein 1%, Kemudian dititrasi
daerah Pasar Semuli Jaya Lampung dengan larutan standar NaOH 0,1 N
Utara yang di temukan tiga populasi. hingga berwarna merah muda.

(3)
Sampel 3. Prosedur Penetapan Kadar Protein .
Sampel adalah bagian dari populasi. a. Tahap Destruksi
Teknik pengambilan sampel yang Timbang ± 2,0 g sampel
digunakan yaitu simple random dimasukkan kedalam labu Kjeldahl,
sampling. Teknik pengambilan simpel diberi batu didih, tambahkan 5 g
random sampling yaitu pengambilan K2SO4, 200 mg CuSO4 dan 30 ml
sampel secara acak berdasarkan kriteria H2SO4 pekat, digojog sampai rata,
yang ditentukan oleh peneliti yang dipanaskan dengan api langsung
dianggap mewakili karakteristik dalam lemari asam, mula-mula
populasinya. Adapun sampel yang dengan api kecil, dan setelah asap
diambil yaitu Tepung Jagung (Zea mays hilang api dibesarkan, pemanasan
L.) dengan merek jual L yang dijual di diakhiri sampai cairan berwarna
daerah Pasar Semuli Jaya Lampung hijau jernih.
Utara.
b. Tahap Destilasi
Prosedur Penelitian Dinginkan, kemudian ditambahkan
1. Uji Kualitatif Uji Biuret 150 ml aquadest dan ditambahkan
Larutan protein dibuat alkalis dengan perlahan-lahan larutan NaOH 50%
NaOH encer kemudian ditambahkan sampai cairan bersifat basa, pasang
larutan CuSO4 encer. Uji ini untuk labu Kjeldahl dengan segera pada
menunjukan adanya senyawa-senyawa alat destilasi.Panaskan dengan cepat
yang mengandung gugus amida yang sampai ammonia menguap
lain. Uji ini memberikan reaksi positif sempurna, destilat ditampung dalam
yaitu ditandai dengan timbulnya warna erlenmeyer yang telah diisi dengan
(7)
ungu atau biru violet . larutan baku asam klorida 0,1 N
sebanyak 50 ml dan 3 tetes
2. Uji Kuantitatif indikator fenolftalein 1% ujung pipa
Prosedur Standarisasi Larutan NaOH kaca destilator dipanaskan
(2)
0,1N . dipastikan masuk kedalam larutan
asam klorida 0,1 N, destilat diakhiri
setelah destilat tidak bereaksi basa. %N =
𝑉 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜−𝑉 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
xN
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 (𝑚𝑔)

NaOH x 14,008 x 100%


c. Tahap Titrasi
Hasil destilasi ditambah 3 tetes
Keterangan :
indikator fenolftalein kemudian
%N : % Nitrogen
dititrasi dengan larutan baku
V NaOH sampel : Volume NaOH sampel
standar natrium hidroksida 0,1 N
V NaOH blanko : VolumeNaOH blanko
titik akhir titrasi tercapai jika terjadi
N NaOH : Normalitas NaOH hasil
perubahan warna merah muda
pembakuan
menjadi konstan, kemudian lakukan
14,008 : Masa atom nitrogen
penetapan blanko yang perlakuan
Bobot : Berat sampel
nya sama dengan sampel.

c. Dari hasil %N, dihitung kadar


Analisis Data
protein dengan dikalikan faktor
a. Perhitungan standardisasi NaOH 0,1 N
konversi yaitu 6,25.
menggunakan rumus sebagai berikut:
% Protein = % N x Fk
Keterangan :
𝑚𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 0,1
Normalitas = 𝑚𝑙 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑛 𝑥 20,42 Faktor konversi (Fk) buah-buahan :
6,25
b. Penetapan kadar protein dihitung Sumber : (7)
.
dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :

Hasil Penelitian

Tabel 1. Hasil Uji Identifikasi Biuret


Hasil Uji Identifikasi Protein Secara Biuret Pada Tepung Jagung (Zea mays L.)

No Pengujian Reaksi Warna Hasil Kesimpulan

1. Sampel Sampel + NaOH encer + CuSO4 Ungu + Mengandung Protein

2. Kontrol (+) Putih telur + NaOH encer + CuSO4 Ungu + Mengandung Protein
Tidak Mengandung
3. Kontrol (-) Aquadest + NaOH encer + CuSO4 Biru - Protein
Tabel 2. Hasil Pembakuan Larutan Standar NaOH 0,1 N
Berat kertas + Berat Berat Volume Konsentras Konsentrasi rata-rata
KHP (mg) kertas + KHP (mg) NaOH (ml) i (N) (N)
No Sisa (mg)
1. 0,385 0,280 100 5,3 0,0970
2. 0,399 0,299 105 5,8 0,0844 0,0913 N
3. 0,387 0,283 102 5,5 0,0926

Tabel 3. Hasil Penetapan Kadar Protein Pada Tepung Jagung


Sampel Pengulangan Protein Kadar protein rata-rata
(%) (%)

Tepung 1 7,65
Jagung 2 7,66 7,69 %
3 7,76

PEMBAHASAN menunjukan bahwa tepung jagung (Zea


Sebelum dilakukan penetapan kadar mays L.) memiliki kandungan protein.
protein pada tepung jagung sebaiknya Penetapan kadar protein total pada
dilakukan uji kualitatif menggunakan tepung jagung menggunakan metode
metode biuret untuk mengetahui adanya Kjeldahl yang pengujiannya dilakukan
ikatan peptida yang terdapat pada sebanyak tiga kali pengulangan terhadap
protein. Pada penelitian ini dilakukan uji sampel. Pengulangan tiga kali bertujuan
identifikasi dengan menggunakan untuk memperoleh ketepatan analisa
metode biuret. Untuk hasil yang lebih sehingga dapat diketahui adanya
baik digunakan kontrol positif dan perbedaan antara satu dengan yang
kontrol negatif sebagai pembanding. lainnya dari hasil yang diperoleh.
Sebagai kontrol positif digunakan putih Penetapan kadar protein total secara
telur karena putih telur mengandung kuantitatif dengan metode Kjeldahl,
(4)
protein antara 12,8% - 13,4% . dimana penetapan kadar protein
Setelah dilakukan uji kualitatif berdasarkan kandungan nitrogen yang
dengan metode biuret ternyata tepung terdapat dalam bahan. Analisis kadar
jagung yang sudah ditambahkan larutan protein dengan metode Kjeldahl pada
biuret (CuSO4 dan NaOH) maka dasarnya dibagi menjadi tiga yaitu tahap
terbentuk warna ungu begitupun dengan destruksi, destilasi dan titrasi.
kontrol positifnya (putih telur). Hal ini

Reaksi yang terjadi pada uji biuret:


O H
││ │
HOOC — CH — NH — C — C — NH2 + CuSO4 + NaOH
│ │
R R
R H R
│ │ │
NH2 ― C ― C ― NH ― C ― COOH
│ │ │
H O H

Cu
│ + Na2SO4 + H20
H O H
│ │ │
HOOC ― C ― NH ― C ― C ― NH 2
│ │ │
R H R

Kompleks Cu-Protein (ungu)


(9)
Gambar 1. Reaksi Protein Dengan Reagen Biuret Sumber : .

Destruksi adalah pemecahan senyawa saat proses destruksi. Labu Kjeldahl


organik menjadi senyawa anorganik. dipanaskan dengan api secara langsung,
Pada tahap ini sampel dipanaskan dalam mula-mula dengan api kecil dan setelah
asam sulfat pekat sehingga terjadi asap hilang api dibesarkan, cara ini
penguraian menjadi unsur-unsur yaitu bertujuan agar hasil yang diperoleh lebih
C,H,O dan N. Unsur N dalam protein ini efisien, karena apabila dari awal proses
dipakai untuk menentukan kandungan destruksi menggunakan api besar maka
protein dalam suatu bahan. Penambahan asam sulfat akan cepat habis sebelum
CuSO4 dan K2SO4 sebagai katalisator proses destruksi selesai. Pemanasaan
bertujuan untuk meningkatkan titik didih pada saat destruksi antara 370°C -
asam sulfat sehingga proses destruksi 410°C supaya unsur nitrogen dan unsur
berjalan lebih cepat. Tiap 1 gram K2SO4 lainnya dapat lepas dari ikatan
dapat menaikan titik didih sebesar 3°C. senyawanya.
Setelah ditambahkan katalisator, sampel Dalam setiap pengujian harus
dimasukan kedalam labu Kjeldahl dilakukan titrasi blanko yaitu dengan
kemudian ditambah H2SO4 pekat yang perlakuan yang sama. Setelah tahap
bertujuan untuk memisahkan unsur destruksi selesai diperoleh cairan
nitrogen dengan unsur lainnya dapat berwarna hijau jernih kemudian
lepas dari ikatan senyawanya. ditambahkan 150 ml aquadest untuk
Kemudian dilakukan penggojokan mengencerkan hasil destruksi. Reaksi
sehingga semua bahan yang berada yang terjadi selama proses destruksi :
didalam labu Kjeldahl tercampur pada

Asam amino (dalam sampel) + H 2SO4 (NH4)2SO4


Protein + Asam Sulfat Amonium Sulfat
Destilasi adalah pemisahan zat (NH3) yang dibebaskan selanjutnya akan
berdasarkan titik didih. Pada dasarnya ditangkap oleh larutan penampungnya
tahap destilasi bertujuan untuk (HCl 0,1 N) supaya amonia dapat
memisahkan zat yang diinginkan, yaitu ditangkap secara maksimal, maka
dengan memecah amonium sulfat sebaiknya ujung alat destilasi harus
menjadi amonia (NH3) dengan benar-benar menempel ditabung
menambahkan NaOH samkai alkalis Kjeldahl sehingga amonia (NH3) yang
kemudian dipanaskan. Fungsi terbentuk tidak menguap, karena
penambahan NaOH adalah untuk langsung kontak dan bereaksi dengan
memberikan suasana basa karena reaksi larutan asam penampungnya. Proses
tidak dapat berlangsung dalam keadaan destilasi akan berakhir jika sudah tidak
asam. Pada proses destilasi ini perlu bereaksi basa terhadap fenolftalein.
ditambahkan batu didih untuk Reaksi yang terjadi selama proses
meratakan panas dan menghindari dari destilasi :
percikan cairan ataupun timbulnya
gelembung gas yang besar. Amonia

(NH4)2SO4 + 2 NaoH Na2SO4 + 2 H2O + 2 NH3


Amonium Sulfat + Natrium Hidroksida Natrium Sulfat + Air + Amonia

NH3 + HCl berlebih NH4Cl + HCl sisa


Amonia + Asam Klorida Amonium Klorida + Asam Klorida

Pada tahap titrasi, kelebihan HCl 0,1 yang ditandai dengan berubahnya warna
N yang tidak bereaksi dengan amonia larutan menjadi warna merah muda
dititrasi dengan larutan standar NaOH konstan. Reaksi yang terjadi selama
0,1 N dengan menggunakan indikator proses titrasi :
fenolftalein 1 % sampai terjadi titik akhir

HCl sisa + NaOH NaCl + H2O


Asam Klorida + Natrium Hidroksida Natrium Klorida + Air

Hasil penelitian dari tepung jagung kandungan protein yang terdapat pada
yang dibeli dengan merek dagang L di tepung jagung sudah mencukupi
daerah Pasar Semuli Jaya Lampung dibandingkan dengan protein bahan
Utara. Diperoleh hasil penetapan kadar makanan lainnya seperti tepung terigu
protein rata-rata pada tepung jagung mengandung 10,33% protein, tepung
yaitu 7,69 %. Hasil menunjukan bahwa sagu mengandung 0,82% protein,
tepung beras ketan hitam mengandung SARAN
7,64% protein, tepung beras putih Untuk penelitian lebih lanjut
mengandung 7,649% protein, dan sebaiknya dilakukan penelitian tentang
tepung kulit pisang kapok mengandung kandungan karbohidrat, dan gizi dari
5,2291%. tepung jagung, untuk masyarakat cocok
Hal ini menunjukan bahwa kandugan dijadikan bahan untuk membuat kueh
protein yang terdapat dalam tepung karna kandungan protein yang tinngi
jagung memiliki kandungan yang cukup, serta mudah di dapat di pasar-pasar
meskipun belum setara dengan tepung tradisional.
tapioka. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa tepung jagung DAFTAR PUSTAKA
memiliki kandungan protein yang cukup 1. Arief, W,R., & Dewi, F. 2014. Kajian
memadahi bagi tubuh untuk melengkapi Pembuatan Tepung Jagung Dengan
kebutuhan protein perhari. Tepung Proses Pengolahan Yang Berbeda.
jagung dapat dijadikan sebagai alternatif Inovasi Teknologi Pertanian.
pengganti sumber protein dan bahan 2. Depkes RI. 1995. Farmakope
tambahan makanan yang dapat diolah Indonesia. Edisi IV, Departemen
dengan mudah oleh masyarakat. Kesehatan Republik Indonesia,
Pada tepung jagung ini, memiliki Jakarta.
kelebihan yaitu pembuatannya yang 3. Herlina, Ninuk., Prosetyorini, Amelia.
tidak terlalu sulit serta mudah 2019. Pengaruh Perubahan Iklim Pada
ditemukan di pasar-pasar tradisional Musim Tanam Dan Produktivitas
dan ekonomis. Namun tepung jagung Jagung (Zea Mays L). Jurnal Ilmu
memiliki efek samping yaitu seperti Pertanian Indonesia Vol. 25 (1): 118-
meningkatkan kadar gula darah, 128.
membahayakan kesehatan jantung, 4. Lestari, L., Mardiati, dan Djaelani,
kekurangan nutrisi penting. M.A. 2018. Kadar protein, indeks
putih telur, dan nilai haugh unit telur
KESIMPULAN itik setelah perendaman ekstrak daun
Dari hasil penelitian penetapan kadar salam (Syzygium polyanthum)
protein pada tepung jagung (Zea mays dengan waktu penyimpanan yang
L.) dengan metode Kjeldahl, bahwa : berbeda pada suhu 4°C. Buletin
Dari hasil penelitian ini terdapat protein Anatomi dan Fisiologi, Vol. 3 No. 1
pada tepung jagung (Zea mays L.), Hal 39-45.
kadar protein pada tepung jagung (Zea https://ejournal2.unipid.ac.id/index.p
mays L.) sebesar 7,68% hp/baf/index.
5. Natsir, A,N., Latifa, S. 2018. Analisi
Kandungan Protein Total Ikan Kakap
Merah Dan Ikan Kerapu Bebek. Jurnal Komposisi dan Nutrisi Jagung. Balai
Biologi Sceince Vol. 7, No. 2. Hal 77- Besar Penelitian Bogor.
83. 9. Sudarmadji, H,S. 2010. Analisis
6. Purnama R,C., Winahyu, D,A., Sari, Bahan Makanan Dan Pertanaian.
D,S. 2019. Analisis Kadar Protein Yogyakarta; Liberty Yogyakarta.
Pada Tepung Kulit Pisang Kepok 10. Wahyudin, A., Ruminta, S,A.,
(Musa Acuminate Balbisiana Colla) Nursaripah. 2016. Pertumbuhan Dan
Dengan Metode Kjeldahl. Jurnal Hasil Tanaman Jagung (Zea Mays L)
Analisis Farmasi Vol. 4, No. 2. Hal 77- Toleran Berbisida Akibat Pemberian
83. Berbagai Dosis Herbisida Kalium
7. Rohman, A. 2013. Analisis Komponen Glifosat. Jurnal Kultivasi Vol. 15 (2):
Makanan Yogyakarta; Graha Ilmu. Padjajaran University.
8. Suarni., Widowati,S. 2021. Struktur

Anda mungkin juga menyukai