Anda di halaman 1dari 7

NAMA MAHASISWA : Putu Anjani Widhi Putri

NRP : 120118253

NO ABSEN :

Nama
Penulis,
Judul Artikel, Tujuan Penulisan Teori Metode Penelitian Hasil Studi
Jurnal dan
Tahun
Afrizal Riyadi, Tujuan dari artikel ini 1. Pasal 91 sampai dengan 94 1. Metode pendekatan 1. Dari Junal tersebut diketahui
Rinitami adalah untuk Undang-Undang Nomor 23 yuridis normatif. bahwa peraturan-peraturan
Njatrijani, Siti menjelaskan bagaimana Tahun 2007 tentang Melihat hukum mengenai penyelenggaraan
Mahmudah, konsep dari pengaturan Perkeretaapian dikonsepsikan apa yang pengangkutan darat dengan
“Tanggung pengangkutan dara Perlintasan sebidang tertulis dalam peraturan angkutan kereta api di
Jawab PT dengan kereta api di yang pada prinsipnya perundang- undangan perlintasan sebidang diatur
Kereta Api perlintasan sebidang perpotongan antara jalur kereta api atau hukum dalam berbagai peraturan
Indonesia serta untuk menjelaskan dan jalan dibuat tidak sebidang. dikonsepsikan sebagai pemerintah yang dimana akan
(persero) bagaiaman upaya yang Pengecualian terhadap kaidah atau norma yang mengatur tentang persyaratan
sebagai dilakukan PT KAI Perpotongan antara jalur keretaapi merupakan patokan dan ketentuan teknis
Perusahaan dalam menjamin hanya dapat dilakukan dengan tetap berperilaku manusia perlintasan sebidang, tata cara
Jasa keselamatan menjamin keselamatan dan yang dianggap pantas berlalu lintas di perlintasan
Pengangkutan penumpang dalam kelancaran perjalanan kereta api sebidang, prosedur pemberian
Terhadap perlintasan sebidang. dan lalu lintas jalan. dan perolehan izin pengadaan
Keselamatan 2. Pasal 75 Peraturan perlintasan sebidang serta
Penumpang Pemerintah Nomor 56 tahun pelaksanaan dan tindak lanjut
Kereta di 2009 tentang Penyelenggaraan dari evaluasi pada perlintasan
Perlintasan Perkeretaapian sebidang.
Sebidang”, perpotongan rel kereta api dan jalan 2. Dalam upaya tanggung jawab
Diponegoro dibuat tidak sebidang. PT KAI atas keselamatan
Law Review, 3. Undang-Undang Nomor 22 penumpang, beberapa langkah
Volume 5 no 2 tahun 2009 tentang Lalu dilakukan oleh PT KAI. PT
Tahun 2016 Lintas dan Angkutan Jalan Kereta Api Indonesia (Persero)
jalan yang dioperasikan harus telah melakukan koordinasi
memenuhi persyaratan laik fungsi dengan pemerintah sebagai
jalan secara teknis dan administratif langkah inisiatif mencegah
(Pasal 22 ayat 1). terjadinya kecelakaan yang
4. Pasal 3 ayat 1 dan 2 Peraturan dapat membahayakan
Menteri Perhubungan Nomor keselamatan penumpang kereta
36 Tahun 2011 tentang maupun pengguna jalan di
Perpotongan dan/atau perlintasan sebidang. Undang-
Persinggungan antara Jalur undang harus mewajibkan PT
Kereta Api dengan Bangunan KAI berkoordinasi dengan
Lain pemerintah dan dapat
perpotongan antara jalur kereta api dilakukan dengan cara
dengan jalan disebut perlintasan. Mengirimkan surat
5. Peraturan Direktur Jenderal rekomendasi kepada
Perhubungan Darat Nomor pemerintah untuk menutup
SK.770/KA.401/DRJD/2005 perlintasan liar dan
tentang Pedoman Teknis penambahan fasilitas,
Perlintasan Sebidang antara mengadakan rapat koordinasi,
Jalan dengan Jalur Kereta Melaporkan jadwal kepadatan
Api volume arus perjalanan kereta
6. Prinsip pertanggung jawaban api kepada pemerintah,
pengangkut yang bersifat Mengadakan sosialisasi
mutlak tidak terbatas dalam berbagai cara
(absolute liability principle) kepada masyarakat dan
yang menyatakan bahwa pengguna jalan berkaitan
adanya tanggung jawab dengan keselamatan di
langsung tidak memerlukan perlintasan sebidang.
hubungan kausal, hanya
mengakui alasan pembebas
sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-
undangan yang berkaitan
serta tidak adapembatasan
ganti rugi.
Muhammad 1. Tujuan dari 1. Pengangkutan adalah 1. Penelitian ini 1. Pelayanan pengangkutan
Sofyan Rudi article ini kegiatan pemuatan menggunakan penumpang harumemenuhi
Santoso, Moch membahasa penumpang atau barang metode hukum standar pelayanan umum
Najib tentang kedalam alat pengangkut, empiris yang bersifat yang diatur pada pasal 132
Imanullah, tanggung pemindahan penumpang deskrip- tif dengan UUKA
“Tanggung jawab atau barang ke tempat pendekatan kualitatif 2. Perjanjian pengangkutan
Jawab keperdataan tujuan dengan alat dengan menggunakan bersifat timbale balik,
Keperdataan PT Kereta Api pengangkut, dan penurunan jenis data pimer dan artinya kedua belah pihak
Pt Kereta Api Indonesia penumpang atau data sekunder. Data baik pengangkut maupun
Indonesia (Persero) atas pembongkaran barang dari primer diambil dari penumpang masing-masing
(Persero) Atas kecelakaan alat pengangkut di tempat kantor Daop 6 PT mempunyai kewajiban
Kecelakaan yang terjadi tujuan yang disepakati Kereta Api Indonesia sendiri-sendiri.
Yang Terjadi saat (Abdulkadir Muhammad, (Perseso) 3. Pada pengangkutan dengan
Saat mengangkut 2013: 4). kereta api, penyelenggara
Mengangkut penumpang. 2. Pengangkutan dapat sarana kereta api
Penumpang, dibedakan menjadi 3 (tiga) bertanggungjawab terhadap
Privat Law jenis pengangkutan yaitu pengguna jasa yang
Vol. IV No. 2 pengangkutan darat, mengalami kerugian, luka-
Juli - pengangkutan laut, dan luka, atau meninggal dunia
Desember pengangkutan udara. yang disebabkan oleh
2016 3. Bentuk ber- tanggung jawab pengoperasian
adalah pemberian ganti pengangkutan kereta api
kerugian dan biaya dijelaskan dalam pasal 168
pengobatan bagi pengguna PP nomor 72 tahun 2009 .
yang luka-luka atau Sebenarnya, apabila terjadi
santunan bagi pengguna kecelakan pada
yang meninggal dunia. pengangkutan penumpang (
dalam kasus ini adalha
penupang terpleset), kejadi
ini tidak hanya ditanggung
oleh PT KAI saja namun
juga ditanggung oleh pihak
asuransi dengan
pertimbangan penumpang
tersebut memiliki tiket
yang telah memiliki
asuransi yang ditanggung
oleh pihak PT Jasa Raharja
dan Jasa Raharja Putera.
Apabila nantinya pihak
asuransi yang ikut
menaggung kejadin ini
tidak mampu lagi
menaggung (biaya
melebihi santunan yang
diberikan asuransi) maka
PT KAI akan menu-
tup biaya kekurangan yang
melebihi santunan dari
pihak asuransi.

Dari kedua penulis jurnal mengenai Tanggung Jawab PT KAI terhadap Pengangkutan Penumpang dapat disimplulkan bahwa PT
KAI berperan sebagai Perusahaan Jasa Pengangkutan. Kedua artikel tersebut menjelaskan beberapa aturan yang mengatur mengenai
tanggung jawab PT KAI terhadap pengangkutan penumpang.

Berdasarkan analisis jurnal yang telah di paparkan di atas maka, Jurnal pertama mengacu pada peraturan yang menjelaskan
mengenai bagaiaman aturan tentang tanggung jawab PT KAI terhadap pengangkutan penumpang pada perlintasan sebidang. Selain
itu, jurnal pertama juga menjelaskan bagaiamana langkah-langkah preventif yang dapat dilakukan oleh PT KAI dan dengan koordinasi
bersama pemerintah mengenai tanggung jawab keselamatan penumpang. Sedangkan, pada Jurnal kedua, lebih membahas mengenai
tanggung jawab keperdataan PT Kereta Api Indonesia (Persero) atas kecelakaan yang terjadi saat mengangkut penumpang. Artikel
pada jurnal kedua tersebut menjelaskan bagaimana mekanisme tanggung jawab PT KAI ketika terjadi kecelakaan yang terjadi dengan
tanggung jawab yang ditanggung oleh PT KAI serta asuransi terkait. Dari pernyataan di atas dapat dilihat bahwa kedua artikel ini
memiliki perbedaan pada pembahasan. Artikel pertama lebih membahas secara umum bagaimana peraturan yang mengatur
pengangkutan pada perlintasan sebidang serta lebih membahas mengenai langkah preventif. Sedangkan, artikel pada jurnal kedua
lebih membahas mengenai prosedur setelah terjadinya kecelakaan pada pengangkutan penumpang. Kedua artikel ini memiliki
perbedaan pada metode penelitian. Pada jurnal pertama menggunakan metode yuridis normatif, dimana hanya menjelaskan
review saja tanpa adanya data primer yang merupakaan sebuah keadaan yang pernah terjadi pada suatu objek penelitian. Sedangakan
pada jurnal kedua menggunakan hukum empiris dimana menjelaskan tidak hanya dengan data sekunder, namun juga dengan data
primer yang menjelaskan mengenai sutau peristiwa yang pernah terjadi (dalam artikel ini adalah kejadian ibu Katrining Prasetyan
terpeleset saat turun dari kereta api )

Anda mungkin juga menyukai