KELOMPOK 4
NAMA ANGGOTA :
1. Ni Komang Manika Dewi (221031014)
2. I Gede Dipta Ferdiyana Putra (221031026)
3. Ayu Sri Wulandari (221031032)
Mekanisme cedera pada mallet finger dapat terjadi dari gaya aksial pada distal jari
yang ekstensi. Pada usia muda seringkali mekanisme gaya aksial ini terjadi saat
olahraga sedangkan pada usia tua, aktivitas biasa sudah dapat menimbulkan gaya
aksial yang sifatnya merusak. Jari dapat mengalami hiperfleksi pasif sehingga
menyebabkan fraktur pada dorsal falang distal. Cedera tersebut mengakibatkan
ketidakseimbangan tendon sehingga derfomitas muncul. Pada mallet finger
keseimbangan fleksi dan ekstensi terganggu dan muncul derfomitas swan neck.
E. PEMERIKSAAN OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Vital Sign
Pemeriksaan tanda-tanda vital adalah jenis pemeriksaan yang dilakukan untuk
menilai tanda vital pada seseorang. Tujuan utamanya untuk mendeteksi gangguan,
kelainan, maupun perubahan pada fungsi setiap organ tubuh. Pemeriksaan tanda-
tanda vital menjadi hal yang pertama kali dilakukan oleh tenaga medis sebelum
pasien mendapatkan pemeriksaan lanjut hingga perawatan medis.
2. Pemeriksaan Inpeksi
Inpeksi merupakan tahapan yang bertujuan melihat bagian tubuh dan menentukan
apakah seseorang mengalami kondisi tubuh normal atau abnormal. Inpeksi
dilakukan secara langsung (statis dan dinamis) dan tidak langsung (dengan alat
bantu).
Inspeksi statis merupakan inpeksi yang dilakukan saat pasien tidak
bergerak atau dalam keadaan diam.
Sedangkan inspeksi dinamis merupakan inspeksi yang dilakukan saat
pasien bergerak.
3. Pemeriksaan Palpasi
Palpasi adalah teknik pemeriksaan yang menggunakan indera peraba tangan dan
jari-jari, untuk mendeterminasi ciri-ciri jaringan atau organ seperti: temperatur,
keelastisan, bentuk, ukuran, kelembaban dan penonjolan. Hal yang di deteksi
adalah suhu, kelembaban, tekstur, gerakan, vibrasi, pertumbuhan atau massa,
edema, krepitasi dan sensasi. Pada kasus mallet finger dilskukan palpasi pada
bagian sendi Distal Phalangeal Joint (DIP) untuk menemukan adanya Color (rasa
panas), Dolor (Nyeri), Tumor (Bengkak), Rubor (Kemerahan), dan Fungsio Lasea.
4. Pemeriksaan PFGD
1. Gerak aktif (fleksi dan ekstensi) yang dilakukan oleh pasien secara free active.
2. Gerak pasif (fleksi dan ekstensi) yang dilakukan oleh pemeriksa (fisioterapis),
pasien dalam keadaan rileks.
3. Gerak isometrik (fleksi dan ekstensi) melawan tahanan yaitu fisioterapis
menahan/melawan gerakan yang dilakukan oleh pasien/klien untuk
memprovokasi nyeri pada muskulotendinogen.
Range of motion (ROM) atau lingkup gerak sendi merupakan rentang gerakan
manusia pada persendian yang dipengaruhi oleh struktur tulang terkait dan
karakteristik fisiologis jaringan ikat yang mengelilingi sendi tersebut. Pada
malletof finger dilakukan pengukuran ROM dibagian sinistra dan dextra fibfer.
6. Pengukuran Nyeri
Skala analog visual (Visual analog scale, VAS) adalah suatu garis lurus yang
menyatakan intensitas nyeri yang berkesinambungan dan setiap ujungnya terdapat
deskripsi verbal. Visual Analog Scale (VAS) mengukur besarnya nyeri pada garis
sepanjang 10 cm. Biasanya berbentuk horizontal, tetapi mungkin saja
ditampilkannya secara vertical.
F. PEMERIKSAAN SPESIFIK
1. Pemeriksaan MMT (Manual Muscle Testing)
Manual Muscle Testing (MMT) adalah salah satu usaha untuk menentukan atau
mengetahui kemampuan seseorang dalam mengontraksikan otot atau group otot
secara voluntary. Pada Mallet Finger dilakukan MMT pada sendi Distal
InterPhalangeal Joint dengan gerakan Fleksi Finger (pronator teres dan supinator)
dan Ekstensi Finger (ekstensor policis longus-brevis dan ekstensor indicis).
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. X-RAY
Pemeriksaan penunjang seperti x-ray lateral dan anteroposterior dapat dilakukan.
Pada pemeriksaan tersebut dilakukan pencarian terhadap adanya cedera pada
lempeng epifisis, fragmen tulang, dan subluksasi pada DIPJ. Tak hanya itu, x-ray
dapat digunakan untuk konfirmasi diagnosis dan mengetahui apakah cedera hanya
terjadi pada tendon atau komponen tulang.
H. INTERVENSI
1. Cyotherapi
Cryotherapy dapat digunakan pada tahap awal cedera untuk mencegah peradangan
pada sendi dan area otot. Ini juga akan membantu menghilangkan rasa sakit di
wilayah tersebut.
Penanganan utama untuk mallet finger adalah pemasangan bidai atau splint.
Tujuannya untuk menjaga ujung jari agar tetap lurus, hingga tendon pulih. Bidai
umumnya perlu digunakan selama enam minggu, dan tidak boleh dilepas sama sekali.
Setelah enam minggu, jika dokter sudah mengizinkan, bidai bisa dipakai hanya ketika
tidur, selama dua minggu, dan ketika berolahraga. Saat melepas bidai, pastikan jari
dalam posisi lurus di permukaan datar. Jika jari dibengkokan, tendon dapat kembali
meregang dan proses penyembuhan akan jadi lebih lama.
3. Terapi Latihan
Duduk tegak di kursi. Letakkan lengan Anda yang cedera di atas meja, angkat lengan
bawah dengan pergelangan tangan lurus dan jari-jari rileks. Sambil memegang
dempul di tangan Anda yang cedera, kepalkan jari-jari Anda. Peras dempul sejauh
yang Anda bisa, tahan posisi ini.
Duduk tegak di depan meja. Ambil sepotong dempul terapi atau plastisin dan ratakan
menjadi bentuk cakram. Tekuk jari-jari Anda pada tangan yang lebih lemah dan
masukkan ke dalam dempul. Rentangkan jari Anda secara perlahan, buka tangan Anda
melawan hambatan dempul. Jaga bahu dan tubuh Anda tetap diam selama Latihan.
I. Kesimpulan
Mallet finger merupakan salah satu tipe cedera pada bagian terluar sendi yang
disebabkan kegiatan atletis atau olahraga pada umumnya, yang biasanya terajadi pada
olahraga yang mengandalkan dominan tangan yang kemungkinan tersentak bola pada
bagian ujung jari, yang membuat posisi fleksi finger karena ada kerobekan tendon.
Kondisi ini membuat ujung jari tidak dapat diluruskan karena tendon yang
menghubungkan otot dengan tulang jari mengalami peregangan atau robek.