Anda di halaman 1dari 18

ISSN: 2303-3142 Vol. 3, No.

2, Oktober 2014

ALAT BANTU SURVEY BAWAH AIR MENGGUNAKAN


AMOBA, ROBOT BERBASIS ROV
Made Santo Gitakarma1, Ketut Udy Ariawan2, Nyoman Arya Wigraha3
1
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, 2Jurusan Pendidikan Teknik Mesin,
Fakultas Teknik dan Kejuruan Undiksha, Singaraja

e-mail: santo@undiksha.ac.id

Abstrak
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah 1) menghasilkan rancangan
prototipe robot alat monitor dan observasi bawah air (AMOBA) berbasis ROV
(remotely operated vehicle) yang mampu bergerak di dalam air; 2) melakukan uji
coba prototipe robot AMOBA di bawah air dan mengkaji hasilnya; 3) memperoleh
kinerja prototipe robot AMOBA sebagai alat yang memiliki kemampuan survey
(monitoring and observation) bawah air. ROV merupakan robot bawah air yang
dikendalikan oleh operator dalam pengoperasiannya, dan didukung oleh perangkat
kendali dalam pengoperasiannya. Pada penelitian ini dikembangkan prototipe ROV
yang mampu bernavigasi di bawah air dengan kendali berbasis mikrokontroller dari
permukaan air menggunakan kabel 15m dan beberapa aktuator dengan
propellernya dari pompa air. Pompa air yang digunakan sebanyak 8 buah (2 buah
pompa untuk belok kiri, 2 buah pompa untuk belok kanan, 2 buah pompa untuk
maju ke depan, dan 2 buah pompa untuk naik ke atas). Robot AMOBA yang
dikembangkan dilengkapi dengan IPCamera yang dapat dikendalikan untuk
0
menampilkan visual bawah air dan dapat diputar sepanjang 120 (kiri, kanan, atas,
dan bawah). Metode yang akan digunakan untuk mencapai tujuan diatas adalah
metode penelitian dan pengembangan (research and development) atau R&D
menurut Borg dan Gall. Analisis dalam penelitian ini menggunakan konsep SMART
(specific, measurable, achievable, realistic, time-based). Hasil penelitian
menunjukkan rata-rata kecepatan robot 21,5 cm/detik dengan bobot 23kg.
Kecepatan robot tergolong lambat dan saat pergerakan di awal pelan kemudian
perlahan-lahan cepat akibat perlunya daya yang kuat untuk mendorong robot di
awal. Semakin dalam robot di air maka tekanan air semakin besar dan berakibat
terhentinya pompa air bekerja. Pompa air yang digunakan hanya dapat bekerja
maksimal hingga kedalaman 3 m. Sehingga diperlukan aktuator dengan propeller
yang lebih kuat apabila ingin dikembangkan untuk menjangkau kedalaman air lebih
dari 3 m.

Kata kunci: ROV, survey, robot bawah air, sistem navigasi, kelautan

Abstract
The objectives of this research are 1) produce a prototype design of monitoring
tools and robotic underwater observation (AMOBA) based ROV (remotely operated
vehicle) that is able to move in the water; 2) to test the prototype underwater robot
AMOBA and reviewing the results; 3) obtaining performance of the prototype robot

Jurnal Sains dan Teknologi |392


ISSN: 2303-3142 Vol. 3, No. 2, Oktober 2014

AMOBA as a tool that has the ability to survey (monitoring and observation)
underwater. ROV is an underwater robot that is controlled by the operator in the
operation, and is supported by the control device in operation. In this research, a
prototype of ROV developed that is capable of navigating underwater with a
microcontroller-based control from surface using a 15m cable and some actuators
with propeller from the water pump. 8 pieces water pumps are used 2 pieces pump
to turn left, 2 pumps to turn right, 2 pumps to move forward, and 2 pieces of the
pump to rise to the top). AMOBA robot equipped with IPCamera that can be
controlled for visual display under water and can be played throughout 120
degrees (left, right, top, and down). Methods to be used to achieve the above
objectives is a method of research and development) or R & D according to Borg
and Gall. The analysis in this study uses the concept of SMART. The results
showed the average speed of the robot 21.5 cm / sec and weight 23kg. Speed of
the robot is slow in the beginning and then slowly became faster due to the need
for strong power to push robot in the beginning. The deeper the water, the robots in
the greater water pressure and the resulting cessation of the water pump works.
The water pump used can only work a maximum of up to a depth of 3 m. So that
the necessary stronger actuator if you want to be developed to reach water depths
of more than 3 m.

Keywords : ROV, survey, underwater robots, navigation systems, marine

PENDAHULUAN Alasan utama penggunaan robot adalah


Teknologi komputer, terutama karena, robot dalam kondisi tertentu
robotika di masa sekarang sudah (syarat minimum operasi terpenuhi)
menjadi bagian penting dalam dapat menjadi pekerja yang ideal, robot
kehidupan manusia. Robot adalah memiliki tingkat akurasi dan efisiensi
peralatan eletro-mekanik atau bio- yang tinggi, serta yang lebih penting
mekanik, atau gabungan peralatan yang adalah biaya operasinya rendah dengan
menghasilkan gerakan yang otonomi output yang dihasilkan lebih tinggi.
maupun gerakan berdasarkan gerakan Ada beberapa tipe robot, yang
yang diperintahkan (Halim, 2007). Robot secara umum dapat dibagi menjadi dua
dalam beberapa hal dapat kelompok yakni robot manipulator dan
menggantikan peran manusia, hal ini robot mobil (mobile robot). Robot
terlihat pada robot-robot yang manipulator dicirikan dengan memiliki
diterapkan dalam berbagai bidang lengan (arm robot), dan banyak
seperti industri, kesehatan (health), digunakan untuk robot industri.
pertahanan (defense), pertanian Sedangkan robot mobil merupakan
(agriculture), penelitian (research), robot yang dapat bergerak berpindah
pemainan (game), dan lain-lain. tempat, meskipun nantinya robot
Dalam industri modern, robot telah tersebut juga dipasang manipulator.
mengambil alih posisi para pekerja di Robot mobil dapat dikelompokkan lagi
pabrik-pabrik. Misalnya dalam industri menjadi tiga yaitu robot daratan (ground
automotif, alat elektronik, peranti robot), robot air (underwater robot), dan
komputer, robot telah menjadi robot terbang (aerial robot). Ketiga jenis
penggerak utama dari industri ini. robot ini sangat banyak dikembangkan

Jurnal Sains dan Teknologi |393


ISSN: 2303-3142 Vol. 3, No. 2, Oktober 2014

pada saat sekarang ini karena melihat proses eksplorasi tersebut dan salah
sifatnya yang sangat fungsional. satunya adalah dengan menggunakan
Pada penelitian ini akan robot ROV. Kebanyakan kegiatan
dikembangkan robot monitor bawah air eksplorasi bawah air dilakukan sendiri
(integrated underwater vehicle) dengan oleh manusia tanpa bantuan robot,
berbasis sistem ROV (remotely seperti pengamatan bawah laut.
operated vehicle). Secara sederhana Pengamatan bawah laut yang dilakukan
cara kerja dari robot berbasis ROV sendiri oleh manusia memiliki beberapa
adalah dioperasikan menggunakan resiko yaitu adanya area-area yang sulit
sistem yang dikendalikan oleh dijangkau manusia serta ancaman dari
pengguna melalui perangkat kontroler. serangan binatang-binatang air
Sistem kamera video bawah air juga berbahaya. Oleh karena itu, untuk
akan dipasang pada wahana aktif tak memaksimalkan proses eksplorasi
berawak ini yang dikendalikan dari jauh. bawah air itu diperlukan alat yang
Sistem kendali robot dan robot itu mampu bergerak bebas di dalam air,
sendiri dihubungkan dengan media aman dan efisien dalam membantu
transmisi data seperti kabel atau tugas manusia.
gelombang radio (RF=Radio
Frequency). Tinjauan Pustaka
Beberapa penelitian tentang Robot Bawah Air (Underwater Robot)
sistem ROV telah dibahas di luar negeri Robot bawah air adalah salah satu
seperti (E. Kelner, 2012) yang tipe robot mobile yang aplikasinya
mengembangkan sistem sampling data ditujukan untuk melakukan kegiatan di
ROV di kedalaman laut dan penelitian bawah air (www.ilmukelautan.com).
(Enfang S, 2005) implementasi sonar Secara umum robot bawah air di
untuk pendeteksian bawah laut dengan kelompokkan atas dua jenis yaitu AUV
ROV. Alasan kenapa pada penelitian ini (Autonomous Underwater Vehicle) dan
penulis mengangkat tema robot monitor ROV (Remotely Operated Vehicle). AUV
bawah air, adalah karena robot ini adalah jenis robot bawah air yang
belum banyak dikembangkan dan bersifat autonomous (otonom), robot
mungkin kurang mendapat perhatian, dapat bergerak dan melakukan kegiatan
khususnya di Indonesia. Hal ini sangat sendiri, berdasarkan program yang telah
ironis dan bertolak belakang dengan ditanamkan di dalam chip-nya. Hal ini
kondisi geografis Indonesia, dimana ditunjang dengan dukungan dari sensor-
Indonesia adalah negara yang memiliki sensor yang disertakan pada robot
perairan yang sangat luas dan tersebut. Sedangkan ROV adalah robot
mengandung nilai potensi ekonomi yang bawah air yang dikendalikan oleh
sangat besar. Keterbatasan operator dalam pengoperasiannya, dan
kemampuan manusia untuk memetakan didukung oleh perangkat kendali
potensi bawah laut Indonesia terutama (remote kontrol) dalam
untuk kawasan laut dalam yang belum pengoperasiannya. Contoh Robot
terjamah. Untuk menggali dan menjaga penyelam termasuk dalam jenis robot
potensi ini diperlukan perangkat atau kendaraan bawah air yang
pendukung yang mampu membantu tergolong ROV. Robot penyelam adalah

Jurnal Sains dan Teknologi |394


ISSN: 2303-3142 Vol. 3, No. 2, Oktober 2014

robot yang mampu bergerak di dalam pengamatan (observation).


air. Gerakan yang dapat dilakukan Kemampuannya bisa ditingkatkan
adalah naik dan turun/menyelam. dengan menambahkan sonar,
Gerakan ke atas timbul akibat adanya magnetometer, kamera foto,
gaya dorong dari putaran propeller, manipulator atau lengan robotik,
sedangkan untuk gerak menyelam pengambil sampel air, dan alat
disebabkan oleh berat beban dari robot pengukur kejernihan air, penetrasi
(saat kondisi motor off). cahaya, serta temperatur. Kabel-kabel
ROV dilapisi dengan tabung penuh
ROV (Remotely Operated Vehicle) minyak agar terhindar dari korosi air
ROV (Remotely Operated Vehicle) laut. Alat pendorong dipasang di tiga
menurut Marine Technology Society lokasi agar menghasilkan kontrol penuh
ROV Committee’s dalam “Operational terhadap alat itu. Adapun kamera,
Guidelines for ROVs” (1984) dan The lampu, dan lengan manipulator berada
National Research Council Committee’s di bagian depan atau belakang.
dalam “Undersea Vehicles and National Mengenai siapa yang pertama kali
Needs” (1996) pada dasarnya sebuah memperkenalkan istilah ROV dan yang
robot bawah laut yang dikendalikan oleh membuatnya tidak diketahui secara
operator ROV, untuk tetap dalam pasti. Namun setidaknya ada dua
kondisi yang aman, pada saat ROV peristiwa penting yang berkaitan dengan
bekerja di lingkungan yang berbahaya. mulai populernya istilah ROV yaitu
ROV seperti pada Gambar 1 ketika diluncurkannya PUV
secara luas dikenal sebagai nama (Programmed Underwater Vehicle) yang
umum bagi kapal selam mini yang kerap dibuat oleh Luppis-Whitehead
digunakan pada industri minyak dan gas Automobile (LWA) di Austria pada tahun
lepas pantai. Kapal selam ini tak 1864. Sebutan ROV sendiri pertama kali
berawak, tapi dioperasikan dari kapal dibuat oleh Dimitri Rebikoff dalam
lain. Sistem ROV terdiri atas vehicle Marine Technology Society tahun 1953,
(atau sering disebut ROV itu sendiri), yang membuat ROV dengan nama
yang terhubung oleh kabel umbilical ke POODLE.
ruangan kontrol dan operator di atas
permukaan air (kapal, rig atau barge).
Melalui kabel umbilical, tenaga listrik
dan juga perintah-perintah, atau sinyal-
sinyal kontrol, disampaikan dari
perangkat kontrol ke ROV, secara dua
arah. ROV dilengkapi dengan peralatan
atau sensor tertentu seperti kamera
video, transponder, kompas, odometer,
bathy (data kedalaman) dan lain-lain
tergantung dari keperluan dan tujuan
surveinya. Kebanyakan ROV dilengkapi
dengan kamera video dan lampu yang
digunakan untuk melakukan Gambar 1. ROV

Jurnal Sains dan Teknologi |395


ISSN: 2303-3142 Vol. 3, No. 2, Oktober 2014

Angkatan Laut Amerika Serikat pekerjaan pengeboran lepas pantai,


(AS) selanjutnya mengembangkan yang digunakan untuk survey dan
teknologi ini. Dengan dukungan rektifikasi pipa gas bawah laut dan kelas
teknologi tinggi dan pendanaan besar inspeksi (inspection-class) dan yang
mereka mengembangkan ROV untuk kelas kerja atau (work-class). ROV kelas
mengangkat ranjau-ranjau di dasar laut inspeksi ini kecil dan agak ringan,
dan peristiwa hilangnya bom atom di biasanya digunakan untuk survey dan
Spanyol pada kecelakaan pesawat di pekerjaan tes karat (catodhic protection)
tahun 1966. Teknologi ROV ini konstruksi platform dan bangunan air
dikembangkan sejak 1960-an oleh lepas pantai.
Angkatan Laut Amerika Serikat dengan Salah satu contoh ROV tipe work
tujuan awalnya untuk operasi class yaitu Venom (Gambar 2). Venom
penyelamatan dan pengambilan obyek work class ROV didesain untuk operasi
di dasar laut. bawah air hingga kedalaman 3000
Generasi berikutnya dengan meter dan digerakkan dengan unit
semakin berkembangnya teknologi, tenaga hidrolik untuk menghasilkan
ROV banyak digunakan untuk daya hingga 150 HP (horse power).
mendukung pekerjaan di pengeboran Desain yang modular memberikan
minyak lepas pantai. ROV pertama kali berbagai mode operasi dan tugas-tugas
yang dilibatkan dalam hal pekerjaan yang dapat dilakukan dengan sistem
tersebut adalah RCV-225 dan RCV-150 tunggal. Hal yang paling penting dalam
yang dibuat oleh HydroProducts, Venom ialah perawatan dan perbaikan
Amerika Serikat. Saat ini, pada saat kabel kapal selam. Fasilitas daya,
kecenderungan eksplorasi minyak dan kontrol dan ruang kerja di dalamnya
gas semakin banyak dilakukan pada laut memberikan mobilisasi yang cepat
dalam, ROV telah menjadi suatu bagian dalam sebuah alternatif kapal selam.
yang penting dari operasional kegiatan
ekplorasi tersebut.
ROV terbagi atas berbagai tipe,
tergantung dari kemampuan dan fungsi
kerjanya. Salah satu tipe ROV dari situs
www.ilmukelautan.com yaitu Small
Electric Vehicle (ROV Kecil), berdimensi
mini untuk kedalaman kurang dari
300m, biasanya untuk keperluan
inspeksi dan pengamatan, digunakan
untuk inspeksi perairan pantai, juga
untuk ilmiah, SAR, waduk, saluran
airdan inspeksi nuklir. Ada juga
berdasarkan kemampuan kerjanya
seperti tipe Work Class Vehicle, yang
menggunakan listrik dan hidrolik
sebagai sumber tenaganya. Sebagian
besar tipe ini untuk mendukung Gambar 2.2 Venom work class ROV

Jurnal Sains dan Teknologi |396


ISSN: 2303-3142 Vol. 3, No. 2, Oktober 2014

(Sumber: Venom ROV Specifications)

Sistem ROV pada umumnya


bekerja di atas wahana apung seperti
kapal, barge, atau rig. Bila sistem ROV
dipasang diatas kapal, maka posisi ROV
di bawah laut akan mengacu pada titik
referensi di kapal. Untuk keperluan
survei, kapal biasanya menggunakan
DGPS (Differential Global Positioning
System) sebagai penentuan posisi
utamanya. Sedangkan untuk posisi di
bawah laut, sistem ROV dilengkapi
dengan alat penentuan posisi bawah
laut menggunakan gelombang suara
(Acoustic Underwater Positioning). Gambar 3. Konfigurasi PIN MCS-51

2.3 Mikrokontroler MCS-51 Terdapat tiga bagian penting


Mikrokontroler MCS-51 adalah pada mikrokontroler MCS-51, yaitu
keluarga mikrokontroler 8051 yang memori program (flash memory),
diperkenalkan pertama kali oleh Intel memori data, dan CPU (Central
Corporation. Mikrokontroler MCS-51 Processing Unit) yang bertugas
standar adalah mikrokontroler 8 bit, membaca memori program dan
dimana bus data internal dan register- menjalankan perintah yang tersimpan di
register yang dimilikinya memiliki lebar dalamnya. CPU ini tersusun oleh
data 8 bit. sebuah unit aritmetika dan logika
Mikrokontoler MCS-51 memiliki (ALU=Arithmethic Logic Unit) yang
fitur antara lain: 4×8 bit port I/O, RAM terhubung dengan SFR yaitu register A
internal 128 bytes, memiliki 2 buah (ACC= accumulator), register B, PSW
timer, sebuah port serial, kendali (Program Status Word) dan stack
interupsi dengan 5 sumber interupsi, pointer (SP). Dan 16 bit Program
dapat mengalamati memori program Counter (PC) serta Data Pointer
sampai 64 Kbyte (KB) dan memori data (DPTR). Gambar 3 menunjukkan
sampai 64 KB, dan register-register konfigurasi pin mikrokontroler MCS-51.
khusus (SFR=Special Function Susunan pin-pin mikrokontroler
Register) seperti akumulator (A), AT89C51 diperlihatkan pada Gambar 2
register B, stack pointer (SP), data di atas. Penjelasan darimasing-masing
pointer (DPTR), P0, P1, P2, P3 untuk pin adalah sebagai berikut :
mengakses port I/O, buffer data serial, a. Pin 1 sampai 8 (port 1) merupakan
register timer, register kendali untuk port port paralel 8 bit dua arah (input-
serial, timer, dan interupsi (Usman, output) yang digunakan sebagai
2008). keperluan general purpose.
b. Pin 9 (Reset) adalah interupsi reset
(aktif high) perpindahan kondisi

Jurnal Sains dan Teknologi |397


ISSN: 2303-3142 Vol. 3, No. 2, Oktober 2014

rendah ke tinggi akan mereset j. Pin 32 sampai 39 (port 0) merupakan


AT89C51. Pin ini dihubungkan port paralel 8 bit open drain dua arah.
dengan rangkaian power on reset. Bila digunakan untuk mengakses
c. Pin 10 sampai 17 (port 3) adalah port memori luar, port ini akan
paralel 8 bit dua arah (input-output) memultipleks alamat memori dengan
yang memiliki fungsi pengganti. data.
Fungsi pengganti meliputi TXD k. Pin 40 (Vcc) dihubungkan ke Vcc (+5
(Transmision Data), RXD (Receiver V).
Data), INT0 (Interupt 0), INT1
(Interupt 1), T0 (timer 0), T1 (Timer
1), WR (Write), dan RD (Read). Bila
fungsi pengganti tidak dipakai, pin-pin
ini dapat digunakan sebagai port
paralel 8 bit serbaguna.
d. Pin 18 dan 19 (XTAL1 dan XTAL2)
adalah pin input osilator kristal, yang
merupakan input clock bagi
rangkaian osilator internal.
e. Pin 20 (ground) dihubungkan ke Vss
atau Ground.
f. Pin 21 sampai 28 (port 2) adalah port
paralel 8 bit dua arah (input-output).
Port 2 ini mengirim byte alamat bila
dilakukan pengaksesan memori
ekternal.
g. Pin 29 adalah pin PSEN (Program
Strobe Enable) yaitu sinyal
pengontrol yang membolehkan
program memori eksternal masuk ke Gambar 4. Sistem minimum
dalam bus selama proses mikrokontroler MCS-51
pemberian/pengambilan intruksi.
h. Pin 30 adalah pin output ALE Untuk dapat mengoperasikan
(Address Latch Enable) yang mikrokontroler MCS-51, harus dibuat
digunakan untuk menambah alamat sistem minimum yang meliputi
memori eksternal selama komponen antara lain: sumber tegangan
pelaksanaan intruksi. (Vcc), Ground (Gnd), Osilator, dan
i. Pin 31 EA bila pin ini diberi logika sistem reset. Dengan sistem minimum
tinggi, mikrokontroler akan ini mikrokontroler MCS-51 sudah dapat
melaksana-kan intruksi dari ROM diprogram dan dioperasikan. Gambar 4
ketika isi program counter kurang dari menunjukkan sistem minimum
4096, bila diberi logika rendah maka mikrokontroler MCS-51.
mikro-kontroler akan melaksanakan Untuk membuat program
seluruh intruksi dari memori program mikrokotroler MCS-51 digunakan editor
luar. dan compiler untuk bahasa assembler
A51 (bahasa assembler mikrokontroler

Jurnal Sains dan Teknologi |398


ISSN: 2303-3142 Vol. 3, No. 2, Oktober 2014

MCS-51) (Ayala, 1991). Dalam yang sudah ada melainkan juga untuk
pembahasan ini editor dan compiler menemukan pengetahuan atau jawaban
yang digunakan adalah M-IDE Studio atas permasalahan praktis. Langkah-
MCS-51. Setelah proses pembuatan langkahnya seperti pada Gambar 5.
dan kompilasi program selesai dilakukan Metode penelitian dan pengembangan
akan diperoleh file intel hex (*.hex). File juga didefinisikan sebagai suatu metode
ini adalah file yang akan diprogramkan penelitian yang digunakan untuk
ke mikrokontroler MCS-51. menghasilkan produk tertentu, dan
Pemrograman mikrokontroler dilakukan menguji keefektifan produk tersebut
dengan menggunakan perangkat ISP (In (Sugiyono, 2011).
System Programmer) Flash Selanjutnya, penelitian
Programmer melalui antarmuka port pengembangan (R&D) adalah sebuah
paralel komputer. strategi atau metode penelitian yang
cukup ampuh untuk memperbaiki praktik
METODE PENELITIAN (Sukmadinata, 2009). Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini Pengembangan juga diartikan sebagai
menggunakan metode Penelitian dan suatu proses atau langkah-langkah
Pengembangan (Research and untuk mengembangkan suatu produk
Development/R&D). Sedangkan analisis baru atau menyempurnakan produk
yang digunakan adalah analisis yang telah ada yang dapat
S.M.A.R.T yaitu Specific, Measurable, dipertanggungjawabkan (Sujadi, 2002).
Achievable, Realistic dan Time-based. Sejalan dengan hal tersebut, menurut
Perancangan penelitian meliputi (Richey, 2007), pengembangan adalah
perancangan hardware dan software. proses penerjemahan spesifikasi desain
Selain itu dalam metode penelitian ini ke dalam bentuk fisik yang berkaitan
akan dibahas juga tentang lokasi dengan desain belajar sistematik,
penelitian, subjek dan objek (peubah pengembangan dan evaluasi
yang diamati/diukur), teknik memproses dengan maksud
pengumpulan data, analisis data, dan menetapkan dasar empiris untuk
luaran yang dijanjikan. mengkreasikan produk pembelajaran
dan non-pembelajaran yang baru atau
Metode Penelitian dan model peningkatan pengembangan
Pengembangan (R&D) yang sudah ada. Untuk dapat
Menurut Borg and Gall (Borg, menghasilkan produk tertentu
1989), “educational research and digunakan penelitian yang bersifat
development is aprocess used to analisis kebutuhan dan untuk menguji
develop and validate educational keefektifan produk tersebut agar dapat
product”. Atau dapat diartikan bahwa berfungsi di masyarakat luas maka
penelitian pengembangan pendidikan diperlukan penelitian untuk menguji
adalah sebuah proses yang digunakan keefektifan produk tersebut.
untuk mengembangkan dan Menurut Borg and Gall (1989), ada
memvalidasi produk pendidikan. Hasil empat ciri utama dalam metode
dari penelitian pengembangan tidak penelitian dan pengembangan, yaitu:
hanya pengembangan sebuah produk

Jurnal Sains dan Teknologi |399


ISSN: 2303-3142 Vol. 3, No. 2, Oktober 2014

1. Studying research findings pertinent Research and


Information Planning
Develop
preliminary form
to the product to be develop. collecting of product

Artinya, melakukan studi atau


penelitian awal untuk mencari Main field Main product Preliminary field
temuan-temuan penelitian terkait testing revision testing

dengan produk yang akan


dikembangkan.
Operational Operational field Final product
2. Developing the product base on this product revision testing revision

findings.
Artinya, mengembangkan produk Dissemination
berdasarkan temuan penelitian and
Implementation
tersebut.
3. Field testing it in the setting where it
will be used eventually. Gambar 5. Langkah-langkah
Artinya, dilakukannya uji lapangan penggunaan Metode R&D menurut Borg
dalam seting atau situasi senyatanya dan Gall
dimana produk tersebut nantinya
digunakan. Pendekatan (R & D) dalam
4. Revising it to correct the deficiencies penelitian ini meliputi sepuluh langkah.
found in the field-testing stage. Adapun bagan langkah-langkah
Artinya, melakukan revisi untuk penelitiannya seperti ditunjukkan pada
memperbaiki kelemahan-kelemahan Gambar 5 di atas.
yang ditemukan dalam tahap-tahap Untuk dapat memahami tiap
uji lapangan. langkah pada gambar di atas tersebut
Dari empat ciri utama R&D dapat dijelaskan sebagai berikut.
tersebut, memberikan gambaran bahwa 1. Studi Pendahuluan (Research and
ciri utamaR&D adalah adanya langkah- Information Collecting)
langkah penelitian awal tekait dengan Langkah pertama ini meliputi analisis
produk yang akan dikembangkan. kebutuhan, studi pustaka, studi
Berdasarkan hasil penelitian tersebut literatur, penelitian skala kecil dan
kemudian produk pendidikan dirancang standar laporan yang dibutuhkan.
dan dikembangkan untuk kemudian diuji 2. Merencanakan Penelitian (Planning)
dan diperbaiki/direvisi. Setelah melakukan studi
pendahuluan, pengembang dapat
melanjutkan langkahkedua, yaitu
merencanakan penelitian.
Perencaaan penelitian R & D
meliputi: 1) merumuskan tujuan
penelitian; 2) memperkirakan dana,
tenaga dan waktu; 3) merumuskan
kualifikasi peneliti dan bentuk-bentuk
partisipasinya dalam penelitian.
3. Pengembangan Desain (Develop
Preliminary of Product)

Jurnal Sains dan Teknologi |400


ISSN: 2303-3142 Vol. 3, No. 2, Oktober 2014

Langkah ini meliputi: 1) Menentukan desain, pada umumnya,


desain produk yang akan menggunakan teknik eksperimen
dikembangkan (desain hipotetik); 2) model penggulangan; 3) Hasil uji
menentukan sarana dan prasarana lapangan adalah diperoleh desain
penelitian yang dibutuhkan selama yang efektif, baik dari sisi substansi
proses penelitian dan maupun metodologi.
pengembangan; 3) menentukan 7. Revisi Hasil Uji Lapangan Lebih
tahap-tahap pelaksanaan uji desain Luas (Operational Product Revision)
di lapangan; 4) menentukan Langkah ini merupakan perbaikan
deskripsi tugas pihak-pihak yang kedua setelah dilakukan uji lapangan
terlibat dalam penelitian. yang lebih luas dari uji lapangan
4. Uji produk secara terbatas yang pertama. Penyempurnaan
(Preliminary Field Testing) produk dari hasil uji lapangan lebih
Langkah ini merupakan uji produk luas ini akan lebih memantapkan
secara terbatas. Langkah ini produk yang kita kembangkan.
meliputi: 1)melakukan uji lapangan 8. Uji Kelayakan (Operational Field
awal terhadap desain produk; 2) Testing)
bersifat terbatas, baik substansi Langkah ini meliputi sebaiknya
desain maupun pihak-pihak yang dilakukan dengan skala besar: 1)
terlibat; 3) uji lapangan awal melakukan uji efektivitas dan
dilakukan secara berulang-ulang adaptabilitas desain produk; 2) uji
sehingga diperoleh desain layak, efektivitas dan adabtabilitas desain
baik substansi maupun metodologi. melibatkan para calon pemakai
5. Revisi Hasil Uji Lapangan Terbatas produk; 3) hasil uji lapangan adalah
(Main Product Revision) diperoleh model desain yang siap
Langkah ini merupakan perbaikan diterapkan, baik dari sisi substansi
model atau desain berdasarakan uji maupun metodologi.
lapangan terbatas. Penyempurnaan 9. Revisi Final Hasil Uji Kelayakan
produk awal akan dilakukan setelah (Final Product Revision)
dilakukan uji coba lapangan secara Langkah ini akan lebih
terbatas. Pada tahap menyempurnakan produk yang
penyempurnaan produk awal ini, sedang dikembangkan.
lebih banyak dilakukan dengan Penyempurnaan produk akhir
pendekatan kualitatif. Evaluasi yang dipandang perlu untuk lebih
dilakukan lebih pada evaluasi akuratnya produk yang
terhadap proses, sehingga dikembangkan. Pada tahap ini
perbaikan yang dilakukan bersifat sudah didapatkan suatu produk yang
perbaikan internal. tingkat efektivitasnya dapat
6. Uji produk secara lebih luas (Main dipertanggungjawabkan. Hasil
Field Test) penyempurnaan produk akhir
Langkah merupakan uji produk memiliki nilai “generalisasi” yang
secara lebih luas. Langkah ini dapat diandalkan.
meliputi 1) melakukan uji efektivitas
desain produk; 2) uji efektivitas

Jurnal Sains dan Teknologi |401


ISSN: 2303-3142 Vol. 3, No. 2, Oktober 2014

10. Desiminasi dan Implementasi


Produk Akhir (Dissemination and
Implementation)
Laporan hasil dari penelitian ini
didesiminasi dan dipublikasi secara
ilmiah. Publikasi ilmiah berupa paper
berkaitan dengan model prototipe
robot ROV dan kinerjanya yang
dipublikasikan dalam jurnal
terakreditasi.

Rancangan Penelitian
Prototipe robot AMOBA yang Gambar 6. Rancangan robot
akan dibangun dirancang agar dapat
melakukan kegiatan di bawah air
dengan efisien dan aman. Ada
beberapa hal yang menjadi fokus dalam
tahap perancangan robot yaitu desain
konstruksi robot, aktuator (komponen
mekanis), main circuit (sirkuit elektronik)
dan perangkat lunak (software).
Perancangan konstruksi robot
berhubungan dengan beberapa
komponen yaitu kerangka robot, bagian
tabung/tanki (buoyancy), dan body
utama robot (waterproof).
Untuk tahap awal, produk yang
dirancang yaitu prototipe robot ini,
kerangka robot dibuat menggunakan
bahan pipa plastik PVC (Polyvinyl
Gambar 7. Gaya Buoyancy dan Gravity
Chloride). Alasan penggunaan bahan
PVC adalah karena bahan ini bersih,
Aktuator adalah komponen yang
tidak mudah retak, dan mudah
berfungsi untuk melakukan gerakan
pengerjaannya. Kerangka robot didesain
mekanis berdasarkan input perintah dari
dengan dimensi berukuran 40 cm × 26,5
mikrokontroler (processor). Prototipe
cm × 28 cm. dinamis. Gambar 6 dan 7
robot ini memiliki dua komponen
berikut ini adalah rancangan kerangka
mekanis yaitu baling-baling (propeller)
robot beserta pelampung (buoyancy)
dan aktuator kamera.
dan beratnya akibat gravitasi.
Propeller adalah baling-baling
yang digerakkan dengan tenaga
mekanis (motor DC), dan akan
mengkonversi gerakan rotasi menjadi
daya dorong. Fungsi propeller pada
prototipe robot ini adalah sebagai

Jurnal Sains dan Teknologi |402


ISSN: 2303-3142 Vol. 3, No. 2, Oktober 2014

penggerak utama, baik gerakan Untuk keperluan pengubahan


horizontal maupun vertikal. Karena sudut pandang kamera, diperlukan
motor DC umumnya tidak tahan aktuator yang dapat bergerak dalam
terhadap air maka pada penelitian ini ukuran sudut tertentu. Contoh aktuator
digunakan pompa air sebagai yang beroperasi berdasarkan satuan
penggerak utamanya. Kelemahan sudut adalah motor stepper dan motor
pompa air di pasaran adalah terbatas servo. Oleh karena itu, sebagai aktuator
hingga kedalaman tertentu. Gambar 8 kamera digunakan motor servo, motor
berikut adalah pompa air yang ini akan mengarahkan sudut pandang
digunakan dalam penelitian ini. Pompa atau posisi kamera pada sudut tertentu.
air ditempatkan sedemikian rupa Ada dua sudut pandang kamera
sehingga mampu melakukan navigasi di yang harus diatur oleh aktuator kamera
bawah air seperti terlihat pada Gambar yaitu posisi kamera normal dan posisi
9. kamera mengarah ke objek. Sudut
pandang normal adalah sudut pandang
ketika robot beroperasi dalam fungsi
untuk monitoring dan hanya melakukan
pergerakan normal. Sedangkan sudut
pandang mengarah ke objek digunakan
pada saat melakukan suatu
pengamatan (observation) objek.
Dalam penelitian ini digunakan
IP Camera untuk aktuator kamera
karena umumnya IP Camera sudah
Gambar 8. Jenis pompa air terdapat motor servo di dalamnya yang
dapat digerakkan secara otomatis
melalui software yang telah disediakan
untuk memudahkan navigasi mengubah
sudut-sudut pandang kamera sepanjang
1200 (kiri, kanan, atas, dan bawah).
Gambar 10 berikut adalah ip camera
yang digunakan dalam penelitian ini.

Gambar 9. Penempatan aktuator untuk


navigasi robot
Gambar 10. Jenis ip camera

Jurnal Sains dan Teknologi |403


ISSN: 2303-3142 Vol. 3, No. 2, Oktober 2014

Mikrokontroler digunakan akan mengendalikan pergerakan robot


sebagai pengendali utama robot ini. (horizontal dan vertikal) dan posisi
Mikrokontroler akan memproses input kamera (visualisasi). Perangkat kontrol
dari perangkat kontrol dan mengontrol yang digunakan ada dua jenis yaitu
semua aktivitas robot seperti perangkat kontrol utama, digunakan
pergerakan, sensing, dan komunikasi untuk mengontrol pergerakan robot,
dengan perangkat kontrol. Rangkaian yang berhubungan langsung dengan
dasar yang digunakan untuk main circuit. Dan perangkat kontrol
mengoperasikan sebuah mikrokontroler posisi kamera, untuk mengatur
disebut sebagai rangkaian sistem pergerakan kamera untuk pengamatan
minimum. Rangkaian sistem minimum atau observasi. Perangkat kontrol utama
terdiri dari rangakaian osilator, menggunakan joystick sebagai
rangkaian sistem reset, dan sumber pengontrolnya, sedangkan kontrol posisi
tegangan. Gambar 11 berikut adalah kamera didapatkan langsung dengan
gambar sistem minimum mikrokontroler menginstal software dari ip camera.
yang terdiri dari rangkaian osilator dan
rangkaian reset. Dan Gambar 12 adalah
driver komunikasi serialnya.

Gambar 12. Driver Komunikasi Serial

Dari beberapa peralatan dan


bahan yang dipergunakan dalam
penelitian ini, serta modifikasi
menyesuaikan bahan yang
dipergunakan maka didapatkan hasil
perancangan prototipe robot AMOBA
seperti terlihat pada Gambar 13.

Gambar 11. Rangkaian Sistem Minimum

Perangkat kontrol (control


device) adalah perangkat yang
digunakan untuk mengendalikan robot
secara keseluruhan. Perangkat kontrol

Jurnal Sains dan Teknologi |404


ISSN: 2303-3142 Vol. 3, No. 2, Oktober 2014

Tombol-tombol joystick tersebut


menyesuaikan gerak yang dapat
dilakukan robot di dalam air akibat
semprotan dari pompa air yang
diletakkan pada posisi tertentu. Tombol
joystick kiri dan kanan akan
menggerakkan robot ke kiri dan ke
kanan di dalam air. Tombol joystick atas
mendorong robot menuju permukaan
air. Dan tombol joystick bawah
disesuaikan untuk mendorong robot
melaju ke depan dengan
Gambar 13. Rancangan robot riil menyemprotkan air ke belakang robot.
Gambar 14 berikut adalah hasil
Untuk mencapai tujuan rancangan joystick dan mikrokontroller
penelitian secara efektif, dalam pengendali utama robot.
penelitian ini diterapkan analisis
menggunakan konsep SMART. Konsep
SMART (specific, measurable,
achievable, realistic, time-based)
pertama kali digunakan oleh George T.
Doran (1981).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada penelitian ini akan dilakukan
pengujian untuk melihat kinerja
komponen-komponen pendukung robot
AMOBA yang meliputi :
• Pengujian input kontrol
• Pengujian aktuator pompa air
• Pengujian aktuator kamera
• Pengujian visualisasi kamera Gambar 14. Rangkaian joystick dan
• Pengujian keseluruhan mikrokontroller

Pengujian Input Kontrol 4.2 Pengujian Aktuator Pompa Air


Input kontrol berasal dari Aktuator yang diuji terdiri
penekanan tombol pada joystick yang aktuator propeller dengan pompa air.
telah dirancang dengan relay untuk Untuk aktuator propeller dilakukan
mentransfer tegangan listrik 220VAC ke pengujian untuk pergerakan robot
pompa air melalui kabel pipa sepanjang berbelok ke kanan, berbelok ke kiri,
20 meter. Kontrol joystick digunakan maju, dan naik ke permukaan air. Jika
untuk mempermudah navigasi robot di perputaran propeller untuk masing-
dalam air. Tombol joystick yang masing pergerakan telah benar dan
digunakan hanya tombol navigasi saja indikator pengendalian telah berjalan
yaitu atas, bawah, kiri, dan kanan. dengan baik, berarti perangkat keras

Jurnal Sains dan Teknologi |405


ISSN: 2303-3142 Vol. 3, No. 2, Oktober 2014

propeller dan modul program sudah


cukup baik. Jumlah pompa yang
digunakan sebanyak 8 buah yaitu : 2
buah pompa untuk berbelok ke kiri, 2
buah pompa untuk berbelok ke kanan, 2
buah pompa untuk maju ke depan, dan
2 buah pompa untuk naik ke atas.
Gambar 15 adalah posisi aktuator
pompa air.

Gambar 16. Aktuator kamera

Pengujian Visualisasi Kamera


Pengujian visualisasi kamera
juga dilakukan dengan cara yang sama
seperti aktuator kamera karena
menggunakan ip camera. Dengan
memasukkan alamat IP dari ip camera
ke dalam browser internet yang sudah
Gambar 15. Aktuator pompa air terhubung dengan kabel utp dari
komputer ke ip camera, maka tampilan
Pengujian Aktuator Kamera visualisasi kamera dapat dilakukan (lihat
Untuk pengujian aktuator kamera Gambar 17). Proses capture dan
dilakukan dengan memasukkan alamat recording dapat dilakukan dengan fitur-
IP dari ip camera. Selama ip camera fitur yang telah disediakan oleh ip
menyala, aktuator kamera dan camera.
pengaturan lainnya dapat diatur di Pada tahap pengujian ini juga
dalam browser internet dengan dilakukan juga pengubahan posisi sudut
memasukkan alamat IP nya. IP camera pandang kamera menggunakan aktuator
ada berbagai macam dan merk yang kamera. Jika proses capture dan
memungkinkan pengendalian aktuator pengontrolan posisi kamera telah dapat
kamera, resolusi, capturing, recording, dilakukan dengan baik, maka
dan lain-lain dengan spesifikasi yang diasumsikan perangkat dan program
berbeda-beda. Aktuator ip camera Sun baik untuk digunakan.
Bio (lihat Gambar 16) pada prototipe
robot ini berjalan dengan baik sesuai
penekanan tombol melalui software
yang dibangkitkan dan ditampilkan ke
dalam browser.

Jurnal Sains dan Teknologi |406


ISSN: 2303-3142 Vol. 3, No. 2, Oktober 2014

kerusakan pompa air. Pompa air yang


digunakan memiliki kinerja maksimal
untuk kedalaman 3 m, apabila lebih dari
3 m maka pompa akan tidak dapat
bekerja. Untuk kedalaman lebih dari 3 m
dapat menggunakan pompa yang lebih
kuat lagi.
Gambar 17. Visualisasi kamera
Tabel 1. Hasil pengujian kecepatan
Pengujian Keseluruhan
Pengujian ini bertujuan untuk
mengetahui sinkronisasi antara seluruh
komponen sistem dalam menjalankan
tujuan sistem navigasi, monitoring dan
observasi. Pengujian ini memperhatikan
proses sistem penggerak (aktuator),
pengontrolan, visualisasi dan
pergerakkan atau navigasi robot. Untuk pengujian kedua terjadi
Dengan pengujian ini maka akan kesulitan pengukuran dikarenakan air
diperoleh hasil kinerja sistem atau robot laut memiliki arus yang cukup kuat di
secara keseluruhan. dalam air laut sehingga hanya dapat
Pengujian dilakukan di dua diujikan pada air laut yang tenang.
tempat yang berbeda, yang pertama di Untuk mencapai tujuan
dalam kolam air dan yang kedua di laut. penelitian secara efektif, dalam
Pada pengujian pertama didapatkan penelitian ini diterapkan analisis
hasil seperti pada Tabel 1 berikut. menggunakan konsep SMART. Konsep
Dari percobaan di atas SMART (specific, measurable,
didapatkan nilai rata-rata kecepatan achievable, realistic, time-based) dalam
sekitar 21,5 cm/detik. Hal ini dapat penelitian ini dapat dijelaskan sebagai
dikatakan cukup lambat karena robot berikut :
sangatlah berat yaitu 23kg sehingga 1. Spesifik (Specific)
walaupun dibuat mengapung dengan Tujuan dalam penelitian ini adalah
buoyancy yang besar, namun saat gaya menghasilkan rancangan prototipe
dorong awal sangatlah besar sehingga robot alat monitor dan observasi
pergerakan di awal pelan kemudian bawah air (AMOBA) berbasis ROV
perlahan-lahan cepat. Kecepatan akibat yang mampu bergerak di dalam air.
daya dorong air yang dihembuskan Tujuan ini telah tercapai dengan jelas
pompa air selain tergantung berat robot dan spesifik bahwa yang dihasilkan
juga tergantung dari kedalamannya. adalah rancangan prototipe robot.
Semakin dalam robot di air maka 2. Terukur (Measurable)
tekanan air semakin besar dan Pengujian yang dilakukan dalam
berakibat terhentinya pompa air bekerja. penelitian ini yaitu mengukur
Sehingga pada kedalaman tertentu, kecepatan rata-rata dari pergerakan
pompa air sudah tidak bekerja lagi dan robot di dalam air. Dari hasil
hal terburuk dapat menyebabkan

Jurnal Sains dan Teknologi |407


ISSN: 2303-3142 Vol. 3, No. 2, Oktober 2014

perhitungan didapatkan Penelitian ini berlangsung dari 1 April


kecepatannya sebesar 21,5 cm/detik. hingga 31 Nopember 2013.
Setiap aktuator pompa air memiliki Dari beberapa ROV yang
spesifikasi tertentu hal ini juga harus dikembangkan di dunia, hasil prototipe
terukur dengan jelas disertai robot ini jauh dari sempurna, karena
satuannya. Untuk spesifikasi pompa kemampuannya yang terbatas. Namun
air yang digunakan dalam robot dapat ini merupakan awal penelitian yang baik
dilihat pada Tabel 2. untuk menyempurnakan sistem
navigasi, sistem kamera, sistem
Tabel 2. Spesifikasi pompa air pendorong dan sistem lainnya. Dengan
keterbatasan waktu dan dana yang
disediakan untuk penelitian ini, maka
pengembangan robot ROV hanya
menfokuskan pada pola penempatan
aktuator pompa air untuk mencapai
sistem navigasi yang maksimal, sistem
pengendalian robot, serta mengukur
3. Tercapai (Achievable) kecepatan dan kedalaman yang mampu
Tujuan yang diinginkan dalam dicapai dengan pompa air yang ada.
penelitian ini telah tercapai,
rancangan dan robot riil telah dapat 5. Simpulan dan Saran
berfungsi sebagaimana mestinya. Perancangan dan pembuatan
Tercapainya tujuan penelitian robot prototipe untuk membantu survey
diperkuat dengan pengujian- bawah air ini dapat disimpulkan berjalan
pengujian yang dilakukan. dengan baik dengan pengendalian
4. Masuk akal (Realistic) navigasi yang sesuai harapan. Robot
Tujuan yang ingin dicapai dalam yang diberi nama AMOBA (Alat Monitor
penelitian ini cukup realistis, karena dan Observasi Bawah Air) memiliki
hanya membuat prototipe robot yang kemampuan memonitor keadaan air
mampu memonitor dan mensurvey secara visual sehingga dapat
bawah ini. Untuk saat ini cukup memberikan tampilan lingkungan air.
dengan membuat prototipe robot Secara umum, alat ini bekerja dengan
yang nantinya dapat dikembangkan baik, mampu bernavigasi dan
dengan spesifikasi motor yang memonitor menggunakan ip camera
berbeda, dikembangkan dengan dengan baik. Dari percobaan yang
kamera wireless misalnya maupun dilakukan didapatkan rata-rata
dikembangkan fungsi-fungsi kecepatan sebesar 21,5 cm/detik.
tambahan lainnya seperti lengan Lambatnya pergerakan robot akibat
robot, pencahayaan, dan lain-lain. bobot robot sekitar 23kg dan semakin
5. Berdasarkan waktu (Time-Based) dalam robot bergerak maka semakin
Penelitian ini berlangsung selama 8 lambat pompa air bekerja.
(delapan) bulan. Jadwal kegiatan Untuk ke depan diharapkan
dalam penelitian ini dapat dilihat pada pompa yang digunakan lebih baik lagi
tabel di lampiran tentang jadwal seperti pompa submersible yang
kegiatan penelitian tahun 2013.

Jurnal Sains dan Teknologi |408


ISSN: 2303-3142 Vol. 3, No. 2, Oktober 2014

harganya cukup mahal namun dapat Sujadi, (2002). Metodologi Penelitian


bertahan lebih dalam. Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sukmadinata, N. S. (2009). Metode
DAFTAR PUSTAKA
Penelitian Pendidikan. Bandung:
Ayala, J. K. (1991). The 8051 Rosda Karya.
Microcontroller Architecture,
Usman. (2008). Teknik Antarmuka dan
Programming, and Application. St.
Pemrograman Mikrokontroler
Paul: West Publishing Company.
AT89S52. Yogyakarta: ANDI.
Borg, W.R. & Gall, M.D. Gall. (1989).
Educational Research: An
Introduction,Fifth Edition. New York:
Longman.
E. Kelner, P.E., Letton-Hall Group.
(2012). An ROV-Deployed
Deepwater Subsea Sampling
System. Offshore Technology
Conference (OTC 23412).
Enfang S., Ji Xiangchun, An Yan, Zhao
Jingyi. (2005). Design and
Implementation of Sonars for
Underwater Inspection with ROV.
Proceedings od ACOUSTICS 9-11
November 2005, Busselton,
Western Australia, pp.491-493.
George T. Doran. (1981). There’s a S.
M. A. R. T. Way to Write
Management Goals and Objectives.
Management Review (AMA Forum),
pps. 35-36.
Halim, S. (2007). Merancang Mobile
Robot Pembawa Objek
Menggunakan OOPic-R. Jakarta:
Elex Media Komputindo.
Richey, Rita C. Klein. (2007). Design
and Development Research.
London:Lawrence Erlbaum
Associates. Inc.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Yogyakarta: Penerbit Alfabeta.

Jurnal Sains dan Teknologi |409

Anda mungkin juga menyukai