PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peningkatan Literasi Digital: Di era digital saat ini, pemahaman dasar tentang
komputer dan pemrograman sangat penting. CJR dapat dibuat untuk membantu individu
meningkatkan literasi digital mereka, terutama mereka yang tidak memiliki latar belakang
teknologi yang kuat.
Formal: CJR dapat dirancang untuk digunakan sebagai bagian dari kurikulum
sekolah atau universitas. Ini bisa menjadi bagian dari mata pelajaran komputer atau teknologi
informasi.
JURNAL 1
Link :
https://drive.google.com/file/d/1RVJqwhmL2PymxD3dwbL2GkjkOdo
4ha7S/view?usp=drive_link
Volume, Nomor,
Tahun dan Halaman : Vol. 1, No. 2, Bulan April Tahun 2020, Hal 80-83
PEMBAHASAN
JURNAL 1
Abstrak
Didalam Kehidupan Sehari-Hari Kita Tak Asing Dengan Yang Namanya Data, Data
Merupakan Sebuah Informasi Mentah Yang Belum Diolah. Penyelesaian algoritma tersebut
dapat diselesaikan dengan menggunakan bahasa pemrograman yaitu C#. C# merupakan
bahasa yang bersifat oriented programing yang dapat dijadikan sebuah aplikasi mobile,
desktop, dan lain sebagainya. Matriks Dapat Digunakan Untuk Menyelesaikan Sebuah
Permasalahan Secara Pararel Digunakan Untuk Interkoneksi Perfect Shuffle Dengan N 2.
Bab Pendahuluan
Didalam Kehidupan Sehari-Hari Kita Tak Asing Dengan Yang Namanya Data, Data
Merupakan Sebuah Informasi Mentah Yang Belum Diolah. Data Biasanya Digunakan Untuk
Menjabarkan Sebuah Permasalahan.
Penulisan ini bertujuan membahas algoritma pararel tentang metode matriks shufle
transpose dan bagaimana cara penerapannya dalam menggunakan bahasa pemrograman c#.
Penyelesaian metode ini dapat diselesaikan dengan cara membagi dan memindahakn data
kedalam sebuah prosesor sebelum dilakukan penukaran data atau transpose.
Metode penyeleseaian Shuffle Transpose Kecepatan dari Mesh transpose hanya linier,
dianggap kecil karena jumlah prosesor kuadratik. geometri yg berbeda dpt men-transpose
matriks dalam waktu logaritmik
n = Element pangkat q
Element pangkat q merupakan bilangan akar kuadrat, artinya syarat dari matriks
transpose shuffle harus berordo sama antara baris dan kolom.
Indeks prosesor k terdiri dari 2q bit. q menunjukan sebagian besar bit menyatakan i-1,
dan q sebagian kecil bit menyatakan j-1. Setelah elemen q shufle mengalami pergeseran ruas
ke kiri, elemen yang sebelumnya berada pada Pk akan berada diprosesor yang indeksnya
adalah:
s = 2q (j-1) + (i-1)
Indeks prosesor k terdiri dari 2q bit. q menunjukan sebagian besar bit menyatakan i-1, dan q
sebagian kecil bit menyatakan j-1. Setelah elemen q shufle mengalami pergeseran ruas ke
kiri, elemen yang sebelumnya berada pada Pk akan berada diprosesor yang indeksnya adalah:
s = 2q (j-1) + (i-1)
Algoritma Penyelesaian for i=1 to q do for k=1 to 2𝑞-2 do in parallel Pk sends the element of
A it currently holds to P2 kmod(2𝑞-1) end for end for.
Analisis:
Pada umumnya Transpose Shuffle di anggap kecil karena jumlah prosesor kuadratik,
Elemen yang berbeda dapat mentranpose sekumpulan angka yang disusun secara baris atau
kolom. Geometri yang berbeda dpt men-transpose sebuah matriks dalam waktu logaritmik
[2].. Kecepatan dari Mesh transpose hanya linier, dianggap kecil karena jumlah prosesor
kuadratik. geometri yg berbeda dpt men-transpose matriks dalam waktu logaritmik.
n = Element pangkat q
Element pangkat q merupakan bilangan akar kuadrat, artinya syarat dari matriks
transpose shuffle harus berordo sama antara baris dan kolom. Dalam menyelesaikan Tranpose
Shuffle berdasarkan data yang telah kita peroleh, memperoleh dengan digunakan interkoneksi
perfect shuffle dgn n 2 ; prosesor: 𝑝0 , 𝑝1,……, 𝑝𝑛−1 . 𝑎𝑖𝑗 disimpan pada awalnya tersimpan
di prosesor 𝑃𝑘 , dimana k = 2q (i-1) + (j-1)
Indeks prosesor k terdiri dari 2q bit. q menunjukan sebagian besar bit menyatakan i-1,
dan q sebagian kecil bit menyatakan j-1. Setelah elemen q shufle mengalami pergeseran ruas
ke kiri, elemen yang sebelumnya berada pada Pk akan berada diprosesor yang indeksnya
adalah:
S = 2q(j-1) + (i-1)
Bab Kesimpulan
Jadi dalam menentukan metode shuffle transpose matriks hal yang harus dilakukan
adalah dengan cara menjumlahkan tiap prosesor pada kuadratik tersebut, kemudian elemen
yang berbeda dari setiap baris maupun kolom dapat dilakukan dengan cara mentranpose
sekumpulan angka yang disusun secara baris atau kolom. Geometri yang berbeda dapat men-
transpose sebuah matriks dalam waktu logaritmik.
Jurnal 2
Abstrak
Bab Pendahuluan
Penjiplakan yang melanggar hak cipta. Menurut Sulianta [1] dalam bukunya yang
berjudul “Seri Praktis Konten Internet”, menjelaskan bahwa kegiatan plagiarisme marak
terjadi di kalangan mahasiswa. Hal ini dipertegas dengan hasil survei yang dilakukan oleh
Pew Research Center di tahun 2011 yang menunjukkan bahwa sekitar 55% rektor dari
berbagai kampus di Amerika, menyatakan bahwa tindakan plagiarisme telah meningkat
selama 10 tahun ini.
Adapun dalam penelitian ini, terdapat beberapa batasan masalah yang ditentukan, antara lain:
- Source code yang dikenali dalam bahasa C.
Dalam hal pemrograman, terdapat dua jenis plagiat yang umum dilakukan, yaitu sebagai
berikut
1. Leksikal
Teknik plagiat leksikal merupakan teknik plagiat dengan melakukan pengubahan kode program
tanpa mengubah strukturnya.
2. Struktural
Teknik plagiat struktural merupakan teknik plagiat dengan mengubah struktur kode program tanpa
mengubah fungsi program.
A. Hamming Distance
Algoritma hamming distance merupakan salah satu dari algoritma approximate string
matching yang ditemukan oleh Richar Hamming, pada tahun 1950. Algoritma hamming
distance pertama kali digunakan untuk mendeteksi dan memperbaiki telekomunikasi sebagai
estimasi error.
= jumlah variabel dengan nilai 1 pada objek ke-i, tapi bernilai 0 pada objek ke-k
= jumlah variabel dengan nilai 0 pada objek ke-i, tapi bernilai 1 pada objek ke-k
B. Brute Force
Algoritma brute force menurut Abdeen adalah algoritma paling sederhana yang dapat
digunakan pada pencarian pola. Meskipun algoritma brute force merupakan algoritma yang
dapat diimplementasikan pada hampir semua permasalahan, namun algoritma ini sebenarnya
sebab tidak jarang dalam prosesnya algoritma ini memakan banyak sumber daya untuk
menyelesaikan masalah. Menurut Sinapova, salah satu algoritma yang termasuk ke dalam
brute force adalah algoritma sequential search. Algoritma ini bekerja dengan cara
membandingkan elemen-elemen dalam list dengan sebuah kata kunci sampai menemukan
kata kunci yang dicari atau tidak ditemukan sama sekali.
Bab Hasil dan Pembahasan
Jurnal 1
Jurnal 2
Implementasi Algoritma Hamming Distance dan Brute Force dalam Mendeteksi Kemiripan
Source Code Bahasa Pemrograman C
Komponen Hasil Review
Abstrak Abstrak pada jurnal ini sudah bagus dan para pembaca mampu
untuk memahami isi jurnal dengan baik karena menggunakan
bahasa yang mudah dipahami.Isi Jurnal mampu menjelaskan
secara singkat topik yang dibahas pada judul yaitu
Implementasi Algoritma Hamming Distance dan Brute Force
dalam mendeteksi kemiripan Source code Bahasa Pemrograman
C.Jurnal juga mampu menjelaskan dengan baik resolusi
(Penyelesaian masalah) terkait topik yang dibahas serta dengan
kesimpulannya.
Pendahuluan Pada jurnal ini berkaitan tentang rancangan pemograman serta
penerapan , dimana semua hal tersebut telah dibukukan oleh
penemu contohnya Rancangan bangun aplikasi pendeteksi
plagiarisme kode pemograman Bahasa C menggunakan
algoritma levenshtein distance dan brute force. Penelitian ini
bahwa levenshtein menghasilkan bobot presentase
kecenderungan plagiarisme lebih tinggi pada saat
membandingkan kode program yang mengalami perubahan
yanb bersifat Non – Struktural. Itulah alasan dari pembuatan
jurnal.Tujuan dari penelitian ini untuk memudahkan pencarian
program dimana dapat beerbagai jenis buku yang sudah dibuat.