Anda di halaman 1dari 10

Gender dan Kajian Teori Tentang Wanita ISSN:2599-2511 (online)

ISSN:2685-0524 (cetak)

Gender dan Kajian Teori Tentang Wanita


Nurhasanah1, Zuriatin2
1Sekolah
Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Bima
Jln. Piere Tendean, Mande, Mpunda, Kota Bima, Nusa Tenggara Barat 84111
2 STKIP Taman Siswa Bima. Jalan Pendidikan Taman Siswa Bima Palibelo Bima Indonesia

Email Coresponden*: nurhasanahsosiologi@gmail.com

Abstrak
Seyogyannya perbedaan gender yang melekat dan mendarah daging dalam masyarakat tidaklah
menjadi masalah selama tidak menimbulkan ketidakadilan dan ketidaksetaraan antara mereka yang
terlibat dalam hal ini laki-laki dan perempuan, namun kenyataannya yang terjadi di tengah masyarakat
tidaklah demikian adanya. Dalam kehidupan bermasyarakat dijumpai adanya ketidakadilan dan
ketidaksetaraan dari keberlakuan konsep gender tersebut seperti: marginalisasi, subordinasi, kekerasan,
beban kerja dan stereotype negative terhadap perempuan. Permasalahan-permasalahan terhadap
perempuan ini juga dikaji dengan beberapa teori yang membedakan antara laki-laki dan perempian, apa
sesungguhnya yang menyebabkan adanya perbedaan antara laki-laki dan perempuan ditenganh
masyarakat.
Kata Kunci: Gender, Teori Tentang Wanita

membuka kesadaran bagi kita bahwa tidak


PENDAHULUAN
Memahami persoalan gender bukanlah seharusnnya perbedaab antara laki-laki dan

hal yang mudah, tetapi diperlukan berbagai perempuan dijadikan sebagai dasar untuk

kajian yang bias mengantarkan pada melemahkan salah satu golongan dalam

pemahaman yang benar tentang gender. masyarakat. Dalam tulisan ini juga

Perbedaan gender yang telah melekat dan memaparkan teori gender yang dibangun

mendarah daging dalam masyarakat tidaklan bedasarkan teori-teori yang berkembang dalam

menjadi masalaha selama tidak menimbulkan sosiologi dan psikologi. Tulisan ini diharpkan

ketidakadilan dan ketidaksetaraan antara memberi penjelasan awal tentang berbagai

mereka yang terlibat dalam hal ini laki-laki teori gender yang dapat dijadikan sebagai

dan perempuan, namun kenyataannya yang dasar untuk melakukan analisis gender

terjadi ditenggah masyarakat tidaklah terhadap berbagai persoalan yang terjadi di

demikian adannya (Ritonga, 2020). tenggah-tengah masyarakat.

Tulisan singkat ini mencoba Gender sering disrtikan dengan jenis

memaparkan perbedaan gender yang melekat kelamin (sex) padahal gender berbeda dengan

ditenggah masyarakat yang sering kali jenis kelamin. Gender sering juga dipamahami

menimbulkan konflik dan perbedaan perlakuan sebagai pemebrian tuhan atau kodrat ilahi,

dan ketidakadilan ditengah masyarakat padahal gender tidak semata-mata demikian

terutama yang dialami oleh kaum perempuan. (Chotim, 2020). Secara etimilogi kata gender

Dengan hadirnya tulisan ini diharapkan berasal dari bagahasa Inggris yang berarti

282 Edusociata Jurnal Pendidikan Sosiologi Volume 6 Nomor 1 2023


Gender dan Kajian Teori Tentang Wanita ISSN:2599-2511 (online)
ISSN:2685-0524 (cetak)

Jenis Kealamin (Bangun, 2020) Kata gender umum sex digunakan untuk mengidentifikasi
bisa diartikan sebagai perbedaan yang tampk perbedaan laki-laki dan perempuan dari segi
antara laki-laki dan perempuan dalam hal nilai anatomi biologis, sedang gender lebig banyak
dan perilaku. Secara etimologis Gender bisa berkonsentrasi kepada aspek social, budaya
didefinisikan sebagai harapan-harapan budaya dan aspek-aspek nonbiologis lainnya. Kalau
terhadap laki-laki dan perempuan, sedangkan studi sex lebih menekankan kepada
menurut Handayani (2020) mengatakan bahwa perkembangan aspek biologis dan komposisi
Gender adalah perbedaan laki-laki dan kimia dalam tubuh seorang laki-laki dan
perempuan dilihat dari konstruksi social dan seorang perempuan, maka studi gender lebih
budaya. Definisi lain tentang gender menekankan kepada perkembangan aspek
dikemukakan oleh Muttaqin (2020) maskulinitas dan femininitas seseorang.
menurutnya gender adalah pembedaan laki- Sejarah perbedasaan gender antara seorang
laki dan perempuan dilihat dari konstruksi laki-laki dan perempuan terjadi melalui proses
social budaya, gender bisa juga dijadikan yang sangat panjang dan dibentuk oleh
sebagai konsep analisis yang dapat digunakan beberapa sebab, seperti kondisi social budaya,
untuk menjelaskan sesuatu (Umar, 1999). kondisi keagamaan, dan kondisi kenegaraan.
Menurut Tupamahu (2020) bahwa gender Dengan proses yang panjang ini, perbedaan
adalah suatu konsep kultural yang dipakai gender akhirnya sering dianggap menjadi
untuk membedakan peran, perilaku, ketentuan tuhan yang bersifat kodrati atau
mentalitas, dan karakteristik emosional antara seolah-olah bersifat biologis yang tidak dapat
laki-laki dan perempuan yang berkembang diubah lagi.
dalam masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk
Dari bebrapa definisi di atas dapat mengetahui bagaimana perbedaan gender
dipahami bahwa gender adalah suatu sifat melahirkan ketidakadilan, dan untuk
yang dijadikan dasar untuk mengidentifikasi mengetahui teori-teori yang membedakan
perbedasaan antara laki-laki dan perempuan antara laki-laki dan perempuan.
dilihat dari segikndisi soial budaya, nilai dan
METODE
perilaku, mentalitas, dan emosi, serta faktor- Penilaian ini adalah penelitian Library
faktor nonbiologis lainnya. Gender berbeda Research (Penelitian Kepustakaan) yaitu
dari sex, meskipun secara etimologis artinya penelitian yang dilaksanakan dengan
sama-sama dengan sex, yaitu jenis kelamin menggunakan literature (kepustakaan) baik
(Echols dan Hassan Shadily, 1983). Secara

283 Edusociata Jurnal Pendidikan Sosiologi Volume 6 Nomor 1 2023


Gender dan Kajian Teori Tentang Wanita ISSN:2599-2511 (online)
ISSN:2685-0524 (cetak)

berupa buku, catatan, maupun laporan hasil Analisis Deskriptif Metode analisi deskriptif
penelitian dari penelitian terdahulu. yaitu usaha untuk mengumpulkan data dan
Data dan Sumber Data menyusun suatu data, kemudian dilakukan
Sumber data yang digunakan dapat analisis terhadap data tersebut. Analisis
berupa buku harian, surat pribadi, laporan, deskriptif yakni data yang dikumpulkan adalah
notilen rapat, catatan khusus dalam pekerjaan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-
social dan dokumen lainnya. Jadi semua angka. Hal ini disebabkan oleh adanya
dokumentasi diposisikan setara tergantung penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua
ketersambungan dengan topic utama penelitian data yang terkumpulkan berkemungkinan
ini. menjadikunci dari apa yang sudah diteliti,
Teknik Pengumpulan Data dengan demikian laporan penelitian akan
Teknik pengumpulan data, dalam hal ini berisi kutipan-kutipan data dan pengolahan
penulis akan melakukan identifikasi wacana data untuk memberikan gambaran pengkajian
dari buku-buku, makalah atau artikel, majalah, laporan tersebut. 2) Content Analiysis atau
jurnal, web (internet), ataupun informasi analisis isi.
lainnya yang berhubungan dengan judul
HASIL DAN PEMBAHASAN
penulisan untuk mencari hal-hal atau variable
Perbedaan Seks dan Gender
yang berupa catatan, transkrip, buku, surat
Untuk memahami konsep gender secara
kabar, majalah dan lainnya yang berkaitan
jelas haruslah dibedakan terlebih dahulu
dengan kajian gender dan kajian wanita. Maka
antara kata gender dan jenis kelamin (gender
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
dan sex). Pengertian jenis kelami merupakan
1. Mengumpulkan data-data yang ada baik
pengsifatan atau pembagian dua jenis kelamin
melalui buku-buku, dokumen, majalah
manusia yang ditentukan secara biologis. Dari
internet (web).
sudut jenis kelamin laki-laki memiliki organ-
2. Menganalisa data-data tersebut sehingga
organ tubuh tertentu yang berbeda dari
penelitian bisa menyimpulkan tentang
perempuan, dimana organ-organ tubuh tertentu
masalah yang dikaji.
itu melekat dan tidak dapat di pertekarkan,
Tehnik Analisis Data
sedangkan konsep gender yakni sifat yang
Dalam penelitian ini setelah dilakukan
melekat pada kaum laki-laki maupun
pengumpulan data, maka daya tersebut
perempuan yang dikonstruksikan secara social
dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan,
maupun kultural (Fakif, 1997).
bentuk teknik analisis data sebagai berikut: 1)

284 Edusociata Jurnal Pendidikan Sosiologi Volume 6 Nomor 1 2023


Gender dan Kajian Teori Tentang Wanita ISSN:2599-2511 (online)
ISSN:2685-0524 (cetak)

Dari suduk konsep gender, perbedaan emosional, keibuan, dan tidak selamnya pula
antara laki-laki dan perempuan yang laki-laki itu tegar, kuat, rasional, jantan,
dikonstruksikan secara social dan kultural, perkasa itu semua dibentuk melalui proses
maka dikenallah perbedaan ciri-ciri sifat laki- sosialisasi sehingga ada perempuan yang
laki dan perempuan. Laki-laki dianggap kuat, kasar, kuat, dan rasional, sementara itu ada
rasional, jantan, erkasa sedangkan perempuan juga laki-laki yang lemah lembut, emosional,
lemah-lembut, emosional, keibuan, dan dan penuh perhatian sesuai dengan kebutuhan
sebagainya. Namun ciri sifat tersebut tidak masyarakat bersangkutan. Kesimpulannya
selalu melekat dan malah dapat dipertukarkan semua ciri-ciri sifat yang dapat di pertukarkan
karena ciri-ciri sifat ini bukan bawaan sejak antara laki-laki dan perempuan yang berubah
lahir tetapi disosialisasikan kepada individu dari waktu ke waktu lain, berbeda dari kelas
yang bersangkutan (Sarvasti, 2020). Jadi ciri- social yang lainnya adalah gender (Bainar,
ciri sifat ini sangat bergantung pada proses 998).
bagaimana suatu masyarakat mengidealkan Sejarah perbedaan gender antara laki-
dan menginginkan ciri-ciri sifat yang harus laki dan perempuan terjadi melalui proses
dimiliki oleh anggota-anggota masyarakatnya yang sangat panjang dan dibentuk oleh
yang terdiri atas laki-laki dan perempuan beberapa sebab, seperti kondisi social budaya,
dimana ciri-ciri sifat itu dapat menunjang kondisi keaganaan, kondisi kenebaraan. Dalam
keteraturan dan kelestarian masyarakatnya. proses yang panjang ini, perbedaan gender
Oleh sebab itu perubahan ciri-ciri sifat yang sering dianggap menjadi suatu ketentuan tuhan
dimaaksudkan dalam konsep gender dapat yang bersifat kodrati atau seolah-olah tidak
terjadi dari waaktu ke waktu, tempat ke tempat dapat di ubah atau berubah dan selamanya
yang lain serta dari masyarakaat yang satu ke akan terus melekat dalam diri laki-laki dan
masyaarakat yang lain pula dan malahan ciri perempuan sehingga kadangkala diartikan
sifat ini berbeda dari satu kelas social ke kelas sebagai ciri biologis, hal inilah yang kadang
social lainnya, misalnya perempuan kelas kala menimbulkan ketidakadilan gender di
bawah lebih kuat disbanding dengan laki-laki tengah-tengah masyarakat (JF, 2020).
kelas atas pada suatu masyarakat (Paramita, Perbadaan Gender Melahirkan Ketidakadilan
2020). Seyogyanya perbedaan gender yang
Ciri-ciri sifat yang dimaksudkan dalam telah melekat dan mendarah daging dalam
konsep gende ini dapat dipertukarkan misalnya masyarakat tidaklah menjadi masalah selama
tidak selamnya perempuan itu lemah-lembut, tidak menimbulkan ketidakadilan dan ketidak

285 Edusociata Jurnal Pendidikan Sosiologi Volume 6 Nomor 1 2023


Gender dan Kajian Teori Tentang Wanita ISSN:2599-2511 (online)
ISSN:2685-0524 (cetak)

setaraan antara mereka yang terlibat dalam hal dirinya. Demikian juga yang dialami oleh
ini laki-laki dan perempuan, namun kenyataan perempuan saat proses marginalisasi ini terjadi
yang terjadi ditengah masyarakat dijumpai pada jenis kelamin. Perempuan merupakan
adanya adanya ketidakadilan dan pihak yang dirugikan daripada laki-laki dalam
ketidaksetaraan dari keberlakuan konsep hal ketidakadilan gender ini. Sebagai contoh
gender tersebut terutama dikalangan dalam hal pekerjaan perempuan yang bekerja
perempuan (Salim, 2020). Ketidakadilan dan dianggap hanya untuk memberikan nafkah
ketidaksetaraan tersebut dapat ditemui dalam tambahan bagi keluarga, maka perbedaan gaji
berbagai bentuk antara lain: pun diterapkan antara perempuan dan laki-laki.
Perempuan mendapat perlakuan tidak adil,
1. Gender dan Marginalisasi Perempuan
tidak hanya di tempat kerja, namun juga di
Marginalissai merupakan proses
dalam perempuan (Fakih, 2008). Anggota
pengabaian hak-hak yang seharusnnya didapat
kelurga berjenis kelamin perempuan tidak
oleh pihak yang termarginalkan. Namun, hak
memiliki hak yang sama dengan laki-laki
tersebut diabaikan dengan berbagai alasan
dalaam mengambil keputusan dalam
demi suatu tujuan (Putri, 2020). Sebagai
kelurganya. Ayah akan memiliki kekuasaaan
contoh, penggurusan lapak dagang yang ada di
mutlak terhadap kehidupan istri maupun anak-
sekitar alun-alun kota. Demi alasan kebersihan
anaknya, begitu pula dengan kedudukan anak
dan keindahan kota maka lapak-lapak tersebut
laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki akan
dipindahkan kesuatu daerah yang masih
langsung mengantikan ayah jika yang
lapang yang kemudian dijadikan pusat jajanan.
bersangkutan pergi atau meninggal, walaupun
Namun, tersebut tidak memperhatikan
posisi anak perempuan lebih tua dari anak
bagaimana kondisi penjual di tempat tersebut,
laki-laki.
karena tempat tersebut tidak strategis untuk
Kedudukan laki-laki yang dianggap
dijadikan tempat transaksi jual beli. Hal
lebih tinggi juga akan berimbas pada
tersebut tentu akan merugikan pihak pedagang
pendidikan yang rendah untuk perempuan. Hal
yang dipindahkan.
tersebut dicontohkan ketika kadaan kelurga
Menurut Fakih (2008), proses
yang sedang mengalami ksrisis keuangan,
marginalisasi sama saja dengan proses
maka anak laki-laki akan mendapatkan
pemiskinan. Hal ini di karenakan tidak di
prioritas utama untuk mendapatkan pendidikan
berinya kesempatan kepada pihak yang
yang lebih tinggi dari pada anak perempuan.
termarginalkam untuk mengembangkan
Anak perempuan akan lebih banyak digunakan

286 Edusociata Jurnal Pendidikan Sosiologi Volume 6 Nomor 1 2023


Gender dan Kajian Teori Tentang Wanita ISSN:2599-2511 (online)
ISSN:2685-0524 (cetak)

tenaganya untuk membantu urusan rumah. Hal Pembatasan ini dapat dicontohkan ketika
ini karena anggapan masyarakat patriarki anak perempuan akan keluar rumah,
bahwa anak laki-laki sebagai penganti kepala terdapat aturan untuk pergaulannya dengan
keluarga (pengganti pencari nafkah) lawan jenis maupun sesama (Lips, 1993).
sedangkan perempuan akan menjadi ibu rumah d. Harta Milik dan SUmber Daya Ekonomi
tangga kelak kalau sudah menikah. Menurut lainnya Dikuasai oleh Laki-laki
Manalu (2020), ada beberapa bidang Sebagian besar harta dan sumber daya
kehidupan perempuan yang dikontrol oleh produktif dikendalikan oleh laki-laki
laki-laki dalam masyarakat patriarki. Bidang kemudian diwariskan dari laki-laki kelaki-
kehidupan tersebut meliputi hal-hal sebagai laki yang lainnya.hal tersebut terlihat pada
berikut hukum agama maupun social yang
a. Membatasi daya kreatif atau tenaga kerja memberikan bagian lebih banyak kepada
perempuan pewaris laki-laki daripada pewaris
Ibu rumah tangga merupakan posisi di perempuan
mana perempuan dijadikan budak untuk 2. Gender dan Subordinasi
suami dan orang-orang yang tinggal di Penomorduaan atau subordinasi pada
dalam kelurga tersebut. Tenaga perempuan dasarnya adalah perbedaan perlakuan terhadap
diperas untuk melayani semua kebutuhan salah satu identitas social, dalam hal ini adalah
hidup anggota keluarga. Tidak berbeda jauh terhadap perempuan. Cukup adil rasanya kalau
dengan perempuan yang bekerja. saya menganggap bahwa dalam kultur kita di
b. Kontrol Atas Reproduksi Perempuan Indonesia, perempuan masih dinomorduakan
Perempuan kadang tidak memiliki dalam banyak hal, teutama dalam mengambil
kebebasan dalam hal reproduksi, semuanya keputusan, suara perempuan dianggap kurang
di control oleh laki-laki, Bahkan, pada penting dalam proses pengambilan keputusan,
zaman modern ini reproduksi ditentukan terutama yang menyangku kepentingan umum
oleh negara (yang banyak dikuasai oleh (Sari, 2021). Akibatnya, perempuan tidak data
laki-laki). mengontrol apabila keputusan itu mereugikan
c. Gerak Perempuan yang Dibatasi mereka dan tidak bisa ikut terlibat maksaimal
Gerak-gerik perempuan memiliki batasan saat hasil keputusan tersebut
yang jelas dalam masyarakat patriarki. Hal diimplementasikan. Tradisi, adat, atau bahkan
tersebut akan terlihat ketika banyaknya aturan agama paling sering digunakan sebagai
aturan yang membatasi anak perempuan. alasan untuk menorduakanan perempuan.

287 Edusociata Jurnal Pendidikan Sosiologi Volume 6 Nomor 1 2023


Gender dan Kajian Teori Tentang Wanita ISSN:2599-2511 (online)
ISSN:2685-0524 (cetak)

Padahal secara etimologis (dipandang dari Berdasarkan anggapan bahwa kaum


sudut keagamaan) prinsip-prinsip Tauhid perempuan bersifat memelihara, rajin,
(ketuhanan, berlaku untuk agama apapun) keibuam, penyabar, penyayang, lemah-lembut,
pada dasarnya adalah menganggap semua maka sifat-sifat ini akan sangat cocok untuk
manusia adalah sama, laki-laki maupun ibu rumah tangga dan sekaligus bukan kepala
perempuan. rumah tangga, akibanya semua tanggung
3. Gender dan Stereotipe jawab kaum perempuan. Karena semua
Secara umum stereotype adalah pekerjaan domesrtik atau pekerjaan rumah
pelabelan atau penandaan terhadap suatu tangga menjadi tanggung jawab kaum
kelompok tertentu, celakanya selalu perempuan menjadi lebih berat. Pekerjaan
merugikan dan menimbulkan ketidakadilan, menjaga kebersihan rumah, kerapiahan rumah
salah satu jenis stereotype adalah yang tangga, mulai mengepel lantai, memasak
bersumber dari opandangan yang bias gender, mencuci, memelihara dan menjaga anggota
yang melahirkan label tertentu dan pada rumah tangga yang sakit, mencari dan
kondisi tertentu menjadikan perempuan mengambil air bersih sampai-sampai mencari
terpojok dan tidak menguntungkan bagi dan mengambil kayu bakar adalah beban kaum
kebaerdaan dirinya (Fakih, 2008). perempuan (Muthali’in, 2001).
4. Gender dan Kekerasan Teori- Teori yang Membedakan Laki-Laki
Kekerasan terhadap perempuan adalah dan Perempuan

salah satu bentuk ketidakadilan Gender yang 1. Teori Alamiah (Nature Theory)

mulai ramai dibicarakan akhir-akhir ini dalam Teori ini mengemukakan bahwa secara
media. Bentuk kekerasan yang terjadi sangat biologis laki-laki dan wanita berbeda. Organ-
beragam, mulai dari kekertasan fisik (seerti organ tubuh tertentu di miliki oleh laki-laki
pemukulan), kekerasan psikis (misalnya, kata- tidak dimiliki oleh perempuan dan sebaliknya.
kata yang merendahkan atau melecehkan), Kodrat fisik yang berbeda ini berpengaruh
kekerasan seksual (contohnya pemerkosaan), pula pula pada kondisi psikis laki-laki dan
dll. Bentuk-bentuk kekerasan ini bisa terjadi perempuan. Laki-laki yang berasumsi
pada siapa saja, dan dimana saja, bisa memiliki tubuh berperilaku tegar dan kasar
diwilayah pribadi (rumah tangga) atau di dianggap lebih cocok untuk berperan di luar
wilayah public (lingkungan). rumah tangga, disektor public, melakukan
5. Gender dan Beban Kerja kegiatan untuk memenuhi kebutuhan nafkah

288 Edusociata Jurnal Pendidikan Sosiologi Volume 6 Nomor 1 2023


Gender dan Kajian Teori Tentang Wanita ISSN:2599-2511 (online)
ISSN:2685-0524 (cetak)

keluraga sekalgus melindungi anggota atau tumpang tindih antara fungsi, maka sistim
kelurganya (Budiman, 1985). keutuhan kelurga akan mengalami
2. Teori Kebudayaan (Nurture Theory) ketidakseimbngan.
Teori ini merupakan bantahan terhadap Meskipun teori ini banyak memperoleh
teori alamiah. Teori ini tidak setuju bahwa kritikan dan kecaman, teori ini masih tetap
perbedaan posisi dan peran antara laki-laki dan bertahan terutama karena didukung oleh
perempuan merupakan kodrat alam, bersifat masyarakat industry yang cenderung
alamiah, teori ini juga berpendapat bahwa mempertahankan prinsip ekonomi industry
faktor biologis tidak menyebabkan yang menekankan aspek produktivitas. Jika
keunggukan laki-laki terhadap perempuan. faktor produksi diutamakan, maka nilai
3. Teori Fungsional structural manusia akan tampil tidak lebih dari sekedar
Pendekatan structural fungsional alat produksi. Nilai-nilai fundamental
merupakan teori sosiologi yang di terapkan kemanusiaan cenderung diabaikan. Karena itu,
dalam melihat institusi kelurga. Teori ini tidak heran dalam masyarakat kapitalis,
berangkat dari asumsi bahwa suatu masyarakat industry seks dapat diterima secara wajar.
terdiri atas beberapa bagian yang saling Yang juga memperkuat pemberlakuan teori ini
memengaruhi. Teori ini mencari unsur-unsur adalah karena masyarakat modern kapitalis
mendasar yang berpengaruh didalam suatu 4. Teori Materialis
masyarakat, mengidentifikasi fungsi setiap Salah satu tokoh teori materialis adalah
unsur, dan menerangkan bagaimana fungsi Frederik Engels berdasarkan interpretasi
unsur-unsur tersebut dalam masyarakat. marxis mengenai subordinasi kaum
Banyak soiolog yang mengembangkan teori perempuan, mengemukakan bahwa sistim
ini dalam kehidupan kelurga pada abad ke-20, ekonomi produksi untuk digunakan sendiri dan
(Ratna Megawangi, 1999). dikerjakan oleh semua anggota kelurga tampa
Menurut para penganutnya, teori terkecuali sehingga baik laki-laki maupun
structural- fungsional tetap relavan diterapkan perempuan, suami maupun istri dan anggota
dalam masyarakat modern. Talcott Parsons rumah tangga lainnya mempunyai kontribusi
dan Bales menilai bahwa pembagian peran yang penting dalam produksi ekonoomi. Dapa
secara seksual adalah sesuatu yang wajar konsisi seperti ini tidak terjadi subordinasi
(Umar, 1999). Dengan pembagian kerja yang terhadap siapapun. Tetapi berkembang hak
seimbang, hubungan suami istri bisa berjalan milik pribadi itu menjadi sirna. Laki-laki
lancar dengan baik. Jika terjadi penyimpangan menjadi pemilik harta benda dan produksi

289 Edusociata Jurnal Pendidikan Sosiologi Volume 6 Nomor 1 2023


Gender dan Kajian Teori Tentang Wanita ISSN:2599-2511 (online)
ISSN:2685-0524 (cetak)

untuk digunakan sendiri berubah menjadi gender ini diadopsi dari teori-teori yang
produksi untuk tukar mebukar sehingga dikembangkan oleh para ahli dalam bidang-
perempuan mulai berproduksi untuk laki-laki, bidang yang terkait dengan permasalah gender,
istri berproduksi untuk suami mereka. Jadi terutama teori-teori sosiologi dan psikologi.
menurut Engels, perkembangan harta benda Teori-teori dimaksud adalah teori Alamiah
pribadi dan control oleh laki-lakilah yang (Nature theory), teori kebudayaan (nurture
merupakan sebab mendasar subordinasi theory), Teori Struktural Fungsional dan Teori
terhadap kaum perempuan (Sanderson, 1993). Materialis.

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Secara etimologis makna gender identic Bangun, B. H. (2020). Hak Perempuan dan
dengan makna sex yang berate jenis kelamin. Kesetaraan Gender dalam Perspektif
Sedang secara terminology gender dan sex Filsafat Hukum. Pandecta Research Law
Journal, 15(1), 74-82.
memiliki makna yang berbeda, menskipun
Bainar, (Ed,) (1998). Wacana Perempuan
masih memiliki keterkaitan yang tidak bisa dalam keIndonesiaan dan Kemoderenan.
terpisahkan. Jakarta: PT. Pustaka Cidesindo.
Budiman, Arief. (1985). Pembagian Kerja
Perbedaan gender yang telah melekat
Secara Seksual Sebuah Pembahasan
dan mendarah daging dalam masyarakat Sosiologis Tentang Peran Wanita di
tidaklah menjadi masalah selama tidak Dalam Masyarakat. Jakarta: PT
Gramedia.
menimbulkan ketidakadilan dan ketidak
Chotim, E. E. (2020). Kesetaraan Gender Dan
setaraan antara mereka yang terlibat dalam hal Pemberdayaan Perempuan Di Indonesia:
ini laki-laki dan perempuan, namun Keinginan Dan Keniscayaan Pendekatan
kenyataannya yang terjadi ditengah Pragmatis (Studi Terhadap Ukm Cirebon
Home Made). AKSELERASI: Jurnal
masyarakat tidaklah demikian adanya. Dalam Ilmiah Nasional, 2(1), 70-82.
kehidupan bermasyarakat dijumpai adanya Echols, John M. dan Hasan Shadily, (1983).
ketidakadilan dan ketidaksetaraan tersebut Kamus Inggris Indonesia. Jakarta:
Gramedia. Cet. XII.
dapat ditemui dalam berbagai bentuk seperti:
Fakih Mansour, (2008). Analisis Gender dan
marginalisasi, subordinasi, kekerasan, beban Transformasi Sosial. Yogyakarta:
kerga dan stereotype negative terhadap Pustaka Pelajar.
Handayani, B., & Daherman, Y. (2020).
perempuan.
Wacana Kesetaraan Gender: Kajian
Tidak ada satu pun teori khusus Konseptual Perempuan Dan Pelaku
digunakan untuk menkaji permasalahan Media Massa. Jurnal Ranah Komunikasi
gender. Teori-teori yang dikembangkan untuk (JRK), 4(1), 106-121.

290 Edusociata Jurnal Pendidikan Sosiologi Volume 6 Nomor 1 2023


Gender dan Kajian Teori Tentang Wanita ISSN:2599-2511 (online)
ISSN:2685-0524 (cetak)

JF, N. I. M. N. Z. (2020). Mengkonstruksikan Sari, A. L., Irwandi, I., Rochmansjah, H. R.,


Konsep Identitas Dan Peran Gender Nurdiansyah, I., & Aslam, D. F. (2021).
Pada Anak Melalui Pembelajaran Di UMKM, Kesetaraan Gender dan
Ranah Paud. Jurnal Kajian Gender Dan Pemberdayaan Perempuan di Indonesia.
Anak, 4(1), 11-26. Jurnal Ekonomi Dan Statistik Indonesia,
Lips, Hilary M, (1993). Sex and Gender: An 1(1), 22-32.
Introduction. London: Myfield Salim, L. (2020). Kontruksi Sosial Gender Di
Publishing Company. Pesantren Studi Kesenjangan Antara
Muttaqin, M. N., & Rosadi, M. (2020). Laki-Laki Dengan Perempuan. Sosio
Perlindungan perempuan melalui Religia, 1(2).
perjanjian pra nikah (Respon terhadap Tupamahu, M. K. (2020). Perempuan dalam
isu hukum dan gender). Al-Maiyyah: pembangunan berwawasan gender:
Media Transformasi Gender Dalam sebuah kajian dalam perspektif
Paradigma Sosial Keagamaan, 13(1), 51- fenomenologis. Jurnal Ekonomi, Sosial
63. & Humaniora, 2(05), 128-134.
Manalu, N. A., & Sukman, F. F. (2020). Tari Umar, Nasaruddin. (1999). Argumen
Seudati Inong sebagai Wujud Kesetaraan Gender: Perspektif Al-
Representasi Kesetaraan Gender Qur’an. Jakarta: Paramadina. Cet. I.
Dikabupaten Aceh Besar. Gorga: Jurnal
Seni Rupa, 9(2), 367-376.
Muthali’in, Achmad. (2001). Bias Gender
dalam Pendidikan. Surakarta:
Muhammadiayah University Pers.
Megawangi, Ratna, (1999). Membiarkan
berbeda: Sudut Pandang Baru Tentang
Relasi Gender. Bandung: Mirzan. Cet. I
Paramita, I. B. G. (2020). Pendidikan Etika
Dan Gender Dalam Teks Satua I Tuung
Kuning. Jurnal Inovasi Penelitian, 1(2),
91-98.
Putri, N. W. E. (2020). Perempuan Hindu
Dalam Kajian Komunikasi Politik Dan
Gender. Communicare, 1(1), 30-39.
Ritonga, R. A., & Sutapa, P. (2020). Literasi
dan Gender: Kesenjangan yang Terjadi
di Tingkat Pendidikan Anak Usia Dini.
Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak
Usia Dini, 5(1), 965-974.
Sarvasti, D. (2020). Pengaruh Gender Dan
Manifestasi Kardiovaskular Pada
COVID-19. Indonesian Journal of
Cardiology, 41(2), 126-32.

291 Edusociata Jurnal Pendidikan Sosiologi Volume 6 Nomor 1 2023

Anda mungkin juga menyukai