SKRIPSI
Oleh :
AGUSTINUS SEVEN SORE
NIM : 1806020021
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji dan dinyatakan LULUS
pada tanggal 14 Desember 2023, serta telah direvisi sebagaimana mestinya
Menyetujui
Mengetahui
Koordinator Program Studi Teknik Mesin
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji dan dimyatakan LULUS
pada tanggal 14 Desember 2023
Menyetujui
Tim Penguji:
Mengesahkan
Dekan Fakultas Sains dan Teknik Koordinator Program Studi Teknik Mesin
Prof. Philiphi de Rozari, S.Si., M.Si., M.Sc., Ph.D Dr. Erich U. K. Maliwemu, S.T., M.Eng
NIP. 19741114 200002 1 001 NIP. 19820208 200604 1 002
iii
HALAMAN PERUNTUKAN
1. Tuhan Yesus Kristus sebagai sumber segala hikmat dan pengetahuan yang
telah menganugerahkan rahmat-nya sehingga tulisan ini dapat terselesaikan
dengan baik.
2. Kelurga Tercinta (Bapak) Bertolomeus Sore dan (Mama) Anastasia Mande,
Kaka Jeri, Kaka Forus , Kaka Sebas Yang selalau mendoakan dan
mendukung saya dalam menyelesaikan pendidikan saya.
3. Saudara Rizal Fernando Moy S.T yang selalu membantu saya dalam
menyusun skripsi hingga selesai.
4. Keluarga besar TEKNIK MESIN UNDANA Keluarga Besar BEDIL 18 yang
sudah menjadi saudara dalam perjuangan selama menepuh pendidikan di
UNDANA.
5. Kawan-kawan yang selalu mendukung dengan 1 botol moke.
6. Orang yang selalu menanyakan KAPAN WISUDA? Terimakasih pertanyaan
kalian menjadi motivasi untuk saya.
iv
LEMBAR PERNYATAAN
v
ABSTRAK
Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahan galian (tambang), pasir besi merupakan
sumber salah satu material magnetik. Alat yang biasanya digunakan dalam pengolahan pasir besi
yaitu Shaking Table, mekanisme ayakan getar yang ditimbulkan dari gaya pada putaran motor
penggerak untuk mineral seperti logam dan pasir. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui
putaran motor penggerak untuk mendapatkan hasil dari pengayakan material yang baik. Dari hasil
pengujian 3 kg material pasir besi didapatkan hasil paling baik pada putaran 28,4 Rpm dengan hasil
pengayakan material kategori konsentrat sebanyak 0,55 kg dan kategori tailing sebanyak 2,45 kg,
Semakin besar ratio puli maka semakin lambat putaran yang terjadi pada roda torak. Sebaliknya,
semakin kecil diameter puli maka semakin cepat putaran roda torak utuk menggerakan deck shaking
table. Hal ini terjadi sesuai dengan konsep momen gaya, puli dan poros merupakan roda yang
sepusat.
vi
ABSTRACT
THE OPTIMALS OF MOTOR ROTATION VARIATIONS ON OPERATIONAL
EFFICIENCY IN SHAKING TABLE EQUIPMENT
Indonesia is a country rich in minerals (mining), iron sand is a source of magnetic material.
The tool usually used in iron sand processing is the Shaking Table, a vibrating sieve mechanism that
is generated by the force in the rotation of the driving motor for minerals such as metal and sand.
This research aims to determine the rotation of the driving motor to obtain good material sieving
results. From the test results of 3 kg of iron sand material, the best results were obtained at a rotation
of 28.4 Rpm with the result of sieving material in the concentrate category as much as 0.55 kg and
in the tailings category as much as 2.45 kg. The greater the pulley razio, the slower the rotation that
occurs on the wheel piston. On the other hand, the smaller the diameter of the pulley, the faster the
piston wheel rotates to move the deck shaking table. This occurs in accordance with the concept of
moment of force, the pulley and axle are concentric wheels.
Keywords: Motor Drive Rotation Variations, Efficiency, Shaking Table, Riffle, Iron Sand,
Concentrate, Tailings.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala rahmat dan
anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini
merupakan syarat tugas akhir yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa untuk
menyelesaikan studi di Prodi Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas
Nusa Cendana, Kupang. Untuk memenuhi syarat tersebut maka penulis melakukan
penelitian dengan judul Pengaruh Variasi Putaran Motor Penggerak Terhadap
Optimalisasi Kerja Pada Alat Shaking Table.
Penulis menyadari bahwa begitu banyak bimbingan serta bantuan yang diperoleh
selama masa perkuliahan sampai tahap pengerjaan skripsi ini, penulis ingin
berterima kasih kepada:
1. Bapak Dr. drh. Maxs U. E. Sanam, M. Sc, selaku Rektor Universitas Nusa
Cendana.
2. Bapak Prof. Philiphi de Rozari, S.Si., M.Si., M.Sc., Ph.D selaku Dekan
Fakultas Sains dan Teknik Universitas Nusa Cendana.
3. Bapak Dr. Erich U. K. Maliwemu, S.T., M.Eng selaku Ketua Prodi Teknik
Mesin, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana
4. Bapak Dr. Ir. Jahirwan Ut Jasron, ST.,MT selaku dosen pembimbing I, yang
telah meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga serta selalu sabar dalam
membimbing penulis selama penelitian berlangsung.
5. Bapak Jack C. A. Pah, S.T., M.T selaku dosen pembimbing II dan pembimbing
Akademik yang telah meluangkan waktu, pikiran, tenaga dan selalu sabar
untuk membantu penulis dalam penyususnan skripsi serta memberi motivasi
positif kepada penulis dalam menjalankan studi hingga penyelesaian tugas
akhir ini.
6. Bapak Defmit B. N. Riwu, S.T., M.T selaku dosen penguji yang telah menguji
penulis serta memberikan saran dan ilmu bagi penulis.
7. Bapak Daud pulo Mangesa, S.T., M.T selaku dosen penguji yang telah menguji
penulis serta memberikan saran dan ilmu bagi penulis.
8. Bapak Yeremias M. Pell, S.T., M.Eng selaku dosen penguji yang telah menguji
penulis serta memberikan saran dan ilmu bagi penulis.
viii
9. Bapak Ibu Dosen dan Pegawai Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Sains dan
Teknik UNDANA.
10. Keluarga saya yang tidak pernah berhenti memotivasi dengan penuh kesabaran
dan selalu berdoa agar saya bisa menyelesaian studi di Program Studi Teknik
Mesin.
11. Saudara seperjuanganku BEDIL 18.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN SAMPUL……………………………………………………………i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. ii
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
BAB 1 ......................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
BAB II .....................................................................................................................6
x
2.1 Tinjauan Pustaka Terdahulu .................................................................6
BAB IV ..................................................................................................................20
BAB V....................................................................................................................49
xi
5.2 Saran .......................................................................................................49
LAMPIRAN ..........................................................................................................53
xii
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
Gambar 2.1 Pasir Besi ........................................................................................... 8
Gambar 2.2 Alat shaking table.............................................................................. 10
Gambar 2.3 Proses Pemindahan Material dengan Perbedaan Berat Jenis. ........... 12
Gambar 2.4 Motor induksi .................................................................................... 14
Gambar 2.5 Gearbox ............................................................................................. 15
Gambar 2.6 Puli dan V-Belt .................................................................................. 16
Gambar 3.1 Desain alat Shaking table ................................................................. 17
Gambar 3.2 Desain Variasi Puli ........................................................................... 18
Gambar 3.3 Desain Skema Putaran ...................................................................... 18
Gambar 4.1 Skema Analisis Putaran I .................................................................. 21
Gambar 4.2 Perhitungan Putaran Motor induksi ke Gearbox Pada Skema I ........ 22
Gambar 4.3 Perhitungan Putaran Keluar Gearbox Ke Poros Pada Skema I ........ 23
Gambar 4.4 Skema Analisis Putaran II ................................................................. 25
Gambar 4.5 Perhitungan Putaran Motor Induksi Ke Gearbox Pada Skema II ..... 26
Gambar 4.6 Perhitungan Putaran Gearbox Ke Poros Skema II ........................... 27
Gambar 4.7 Skema Analisis Putaran III ................................................................ 29
Gambar 4.8 Perhitungan PutaranMotor Induksi ke Gearbox Pada Skema III ..... 30
Gambar 4.9 Perhitungan Putaran Gearbox Ke Poros Skema III .......................... 31
Gambar 4.10 Hasil Simulasi Stress pada v-blet Skema I ...................................... 33
Gambar 4.11 Hasil Simulasi Displacement pada v-blet Skema I.......................... 34
Gambar 4.12 Hasil Simulasi strain pada v-blet Skema I ..................................... 35
Gambar 4.13 Hasil Simulasi Stress pada v-blet Skema II ..................................... 35
Gambar 4.14 Hasil Simulasi Displacement pada v-blet Skema II ........................ 36
Gambar 4.15 Hasil Simulasi strain pada v-blet Skema II .................................... 37
Gambar 4.16 Hasil Simulasi Stress pada v-blet Skema III ................................... 37
xiii
Gambar 4.17 Hasil Simulasi Displacement pada v-blet Skema III ....................... 38
Gambar 4.18 Hasil Simulasi strain pada v-blet Skema III................................... 39
Gambar 4.19 Perbandingan Tailing dan konsentrat pada pasir besi dengan putaran
47,3 Rpm .......................................................................................... 40
Gambar 4.20 Perbandingan Tailing dan konsentrat pada pasir besi dengan putaran
35,5 Rpm .......................................................................................... 41
Gambar 4.21 Perbandingan Tailing dan konsentrat pada pasir besi dengan putaran
28,4 Rpm .......................................................................................... 42
Gambar 4.22 Hasil Simulasi Pembebanan terhadap puli dengan Putaran 47,3 Rpm
......................................................................................................... 42
Gambar 4.23 Hasil Simulasi Tekanan terhadap puli dengan putaran 47,3 Rpm . 43
Gambar 4.24 Hasil simulasi Perpindahan terhadap puli dengan putaran 47,3 Rpm
......................................................................................................... 44
Gambar 4.25 Hasil Simulasi Peembebanan terhadap puli dengan putaran 35,5
Rpm .................................................................................................. 44
Gambar 4.26 Hasil Simulasi Tekanan terhadap puli dengan putaran 35,5 Rpm .. 45
Gambar 4.27 Hasil Simulasi Perpindahan terhadap puli dengan putaran 35,5 Rpm
......................................................................................................... 46
Gambar 4.28 Hasil Simulasi Pembebanan terhadap puli dengan putaran 28,4 Rpm
......................................................................................................... 46
Gambar 4.29 Hasil Simulasi Tekanan terhadap puli dengan putaran 28,4 Rpm .. 47
Gambar 4.30 Hasil Simulasi Perpindahan terhadap puli dengan putaran 28,4 Rpm
......................................................................................................... 48
xiv
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
Tabel 4.1 Data hasil perhitungan putaran motor induksi ke gearbox ................... 22
Tabel 4.2 Data Hasil untuk perhitungan putaran Gearbox ke Poros..................... 23
Tabel 4.3 Data Hasil perhitungan putaran motor induksi ke Gearbox ................. 25
Tabel 4.4 Data Hasil untuk perhitungan putaran Gearbox ke Poros..................... 27
Tabel 4.5 Data Hasil perhitungan putaran motor induksi ke Gearbox ................. 29
Tabel 4.6 Data Hasil untuk perhitungan putaran Gearbox ke Poros..................... 30
Tabel 4.7 Kecepatan poros dan Kecepatan roda torak .......................................... 32
Tabel 4.8 Pengujian dengan menggunakan variasi putaran terhadap hasil
pengayakan material pasir besi. ............................................................ 39
Tabel 4.9 Hasil Simulasi V-blet Terhadap putaran alat shaking table . ................ 48
xv
DAFTAR NOTASI
xvi
BAB 1
PENDAHULUAN
1
ini dilakukan di dunia industri dalam pemilahan skala besar maupun di
laboratorium sebagai alat bantu skala kecil untuk analisa distribusi ukuran partikel
(Haris Mujianto Dan Miftahul Rahmi, 2019), di dunia industri, ayakan getar
digunakan di bidang pertambangan, powder metallurgy, proses kimia dan
konstruksi (Shen H, 2011). Ayakan getar bekerja dengan gerak vertikal dan
horisontal bolak-balik dalam mekanismenya (Sullivan JF, 2012). Gerakan ini
menimbulkan efek gerak memantul (bumping) pada bahan atau material yang
diproses. Peralatan ini pertama kali digunakan di Amerika pada awal abad ke 20
dan berkembang dari segi efisiensi, terutama di Jerman pada pertengahan abad ke
20 (Meinel A, 2010).
Dalam penelitian ini menggunakan mekanisme ayakan getar yang
ditimbulkan dari gaya pada putaran motor penggerak untuk pengolahan batubara
dan mineral seperti logam pasir yaitu alat shaking table. Belakangan ini alat
shaking table banyak digunakan dalam industri pertambangan dengan kapasitas
produksi yang besar. Adanya alat shaking table sangat membantu proses
pengolahan material tambang seperti pasir besi, dalam pengoperasian alat tersebut
diharapkan untuk mendapat hasil dari kinerja alat yang baik.
Wills (1992) menjelaskan bahwa gaya yang bekerja saat operasional shaking
table adalah gaya gravitasi, gaya dorong fluida dan gaya gesek. Mekanisme kerja
alat shaking table pada proses pemisahannya mineral terjadi karena adanya
sentakan meja yang ditimbulkan oleh head motion dan aliran air tipis dipermukaan
meja dari wash water mineral berat mempunyai gaya gesek yang lebih besar maka
akan terlempar kesamping (searah sentakan meja). Mineral yang berukuran halus
akan terlempar kesamping lebih jauh dibanding dengan mineral yang berukuran
kasar. Mineral ringan berukuran kasar akan terdorong oleh aliran air lebih jauh
dari pada mineral berat berukuran halus. Sedangkan adanya riffle diatas meja akan
mengakibatkan aliran turbulen dan membentuk susunan mineral berat dan ringan.
Putaran motor penggerak sangat berpengaruh terhadap hasil dari material
tambang yang diayak, semakin besar putaran pada motor dapat menyebabkan
getaran pada meja goyang secara berlebihan dan material yang adapun tidak dapat
terayak dengan baik, begitupun semakin lambat putaran motor maka semakin
besar juga efisiensi penggunaan alat terhadap hasil material yang diinginkan
2
sangat kecil, sehingga dapat menyebabkan kerugian yang tidak dinginkan
terhadap material yang ada akibat putaran yang terlalu besar, dan optimalisasi
penggunaan alat yang berlebihan akibat putaran yang lambat.
Sehingga dibutuhkan suatu penelitian untuk mengetahui putaran motor
penggerak untuk mendapatkan hasil dari pengayakan material yang baik,
berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
terhadap permasalahan yang ada dengan judul Pengaruh variasi Putaran Motor
Penggerak Terhadap Optimalisasi Kerja Alat Shaking Table.
3
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.5.1 Untuk Mahasiswa
Dari hasil penelitian yang diperoleh, diharapkan dapat membawa manfaat
kepada mahasiswa secara praktis dan teoritis terkait dengan alat shaking table
lebih khususnya pada putaran motor penggerak, untuk mendapatkan hasil dari
kerja alat yang baik.
1.5.2 Untuk Universitas
Dari hasil penelitian yang diperoleh, diharapkan bisa membantu
Universitas dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan kajian keilmuan.
1.5.3 Untuk Masyarakat
Dari hasil penelitian yang diperoleh, diharapkan dapat memberikan
pengetahuan mengenai kinerja alat shaking table.
4
1.6 Peta Jalur Alur Penelitian
Penerapan
Industri
Teknologi Tepat
Manufaktur
Guna
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka Terdahulu
Pada penelitian yang dilakukan oleh Infantri Putra pada tahun 2022 dengan
judul “Identifikasi Kandungan Fe Pada Pasir Besi Hasil Proses Konsentrasi
Menggunakan Sluice Box” menyebut mengenai Pengolahan bahan galian yang
merupakan suatu proses pengolahan bahan galian atau mineral untuk memisahkan
mineral berharga dari mineral pengotornya dengan memanfaatkan perbedaan
sifat-sifat fisik dari mineral tersebut tanpa mengubah identitas kimia dan fisik dari
produk tersebut. Sifat-sifat fisik dari mineral harus diketahui terlebih dahulu hal
ini dilakukan agar dapat menentukan alat yang tepat untuk digunakan dalam
proses pengolahan pasir besi. Selain itu, proses pengolahan ini bertujuan untuk
meningkatkan kadar hingga tercapai syarat untuk proses pengolahan lanjutan. Dan
disimpukan bahwa hasil uji AAS pada sampel konsentrat diperoleh kandungan Fe
yang terkandung 18.01% pada konsentrat kemiringan 100 dan 19.15% pada
konsentrat kemiringan 150 dan 200. Serta hasil yang paling optimal adalah pada
kemiringan yang paling kecil yaitu 10 derajat dan mendapatkan recoveri sebesar
89% (Infantri Putra, 2022).
Pada penelitian yang dilakukan oleh Yusuf Rumbino dan Noni Banunaek
pada tahun 2021 dengan judul “Pengaruh Variabel Meja Goyang (Shaking Table)
Untuk Memisahkan Mineral Mangan Dari Mineral Pengotor” menyebutkan
bahwa gaya yang bekerja saat operasional shaking table adalah gaya gravitasi,
gaya dorong fluida dan gaya gesek. Mekanisme kerja alat shaking table pada
proses pemisahannya mineral terjadi karena adanya sentakan meja yang
ditimbulkan oleh head motion dan aliran air tipis dipermukaan meja dari wash
water. Menyimpulkan Hubungan kemiringan deck meja terhadap recovery
mineral mangan bervariasi berkisar 61,5-62,7% pada kemiringan 3° berkisar 42,2-
47,5% pada kemiringan 5°, berkisar 32-32,7% pada kemiringan 8°. Recovery
yang dicapai pada beberapa laju aliran adalah: 49,6-49,9% pada laju aliran
10liter/menit 34,6-34,8% pada laju aliran 15liter/menit, 24,4-24,8% pada laju
aliran 20liter/menit (Yusuf Rumbio dan Noni Banunaek, 2021).
6
Pada penelitian yang dilakukan oleh Emirzza Rasyid pada tahun 2019 dengan
judul “Perancangan Alat Pencucian Pasir Sungai Untuk Menghasilkan Pasir
Sungai Berkualitas di Sungai Ogan” menyebutkan Motor penggerak berfungsi
sebagai mesin yang menggerakan besi pitman yang nantinya akan bergesekan
dengan besi vertical yang dibuat di kaki sasis alat. Motor penggerak ini
menghasilkan energi gerak yaitu energi putar yang nantinya energi putar ini di
alirkan ke gearbox menggunakan v-belt, dimana gearbox berfungsi untuk
memperlambat putaranyang dihasilkan oleh motor penggerak dan menyimpulkan
bahwa Alat pencucian pasir ini dapat digunakan namun belum secara maksimal
karena masih terdapat konsentrat yang tidak masuk kedalam wadah konsentrat
akibat lebar wadah konsentrat yang terlalu kecil dan lubang bukaan box feed yang
terlalu besar yang mengakibatkan feed mengalir terlalu cepat (Emirzza Rasyid,
2019).
Pada penelitian yang dilakukan oleh Haris Mujianto dan Miftahul Rahmi pada
tahun 2019 dengan judul “Pengaruh Sudut Kemiringan (Inklinasi) Terhadap
Unjuk Kerja Ayakan Getar (Vibrating Screen)” menyebutkan pengayak getar
dengan memvariasikan putaran motor penggerak mekanisme engkol peluncur dan
aliran massa abu sekam padi masuk ayakan untuk mendapatkan data-data
simpangan koordinat pegas yang bergetar dan simpangan titik berat pengayak
getar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju hasil pengayakan abu sekam padi
yang tertinggi pada putaran motor 2430 rpm dengan laju massa hasil ayakan yang
optimal sebesar 1.49 gr/dt (Haris Mujianto dan Miftahul Rahmi pada tahun 2019).
7
berukuran nanopartikel (Sunaryono, 2013). Pasir besi dalam ukuran nano
mempunyai banyak peluang aplikasi di bidang industri, elektronik dan medis
(Teja, 2009), studi kemagnetan bumi dan pertahanan sebagai bahan anti radar
(Mashuri, 2013).
8
pemisahan seara gravitasi adalah fluida, pada umumnya media yang digunakan
adalah air (Rayla Tria Harsa, 2021).
Shaking table merupakan salah satu alat pemisah antara mineral utama
dengan mineral pengotor dengan menggunakan metode gravitasi yang merupakan
metode pemisahan berdasarkan perbedaan berat jenis antara pasir besi dengan
mineral pengotornya dengan cara mengalirkan air yang tipis diatas permukaan
deck shaking table (Rasyid, 2019).
9
Gambar 2.2 Alat shaking table
Salah satu metode gravitasi adalah shaking table. Shaking table merupakan
pemisahan material dengan cara mengalirkan air yang tipis pada suatu meja
bergoyang dengan menggunakan media aliran tipis dari air (Handesman Putra,
2018).
1. Jenis-jenis Shaking Table
a. Willey Table
Willey table terdiri deck berbentuk segiempat dan headmotion sebagai
penggeraknya. Penggunaan riffle yaitu dengan tinggi minimal
setengah feed dan lebar seperempat feed. Kapasitas alat tergantung
pada panjang store, jumlah air, jumlah store, sifat bijih, slope dan
meja, dan ukuran feed.
b. Butcher Table
Bentuknya hampir sama dengan willey, tapi memiliki watch plinger
untuk mencuci.
c. Card table
Riffle dibuat dengan membentuk dek segitiga dan headmotion
d. Dister diagonal overslorm table
Bentuk deck rombahedral, pemisahan antara konsentrat, midling dan
tailing tidak jelas atau berdekatan sekali akibatnya kecil midling.
10
2. Jenis-jenis Shaking Table
Mekanisme kerja alat shaking table pada proses pemisahannya,
pemisahan mineral terjadi karena adanya sentakan meja yang
ditimbulkan oleh head motion dan aliran air tipis dipermukakan meja dari
wash water. Mineral berat karena mempunyai gaya gesek yang lebih
besar maka akan terlempar kesamping (searah sentakan meja). Mineral
yang berukuran halus akan terlempar kesamping lebih jauh dibanding
dengan mineral yang berukuran kasar. Mineral ringan berukuran kasar
akan terdorong oleh aliran air lebih jauh dari pada mineral berat
berukuran halus. Sedangkan adanya riffle diatas meja akan
mengakibatkan aliran turbulen dan membentuk susunan mineral berat
dan ringan.
11
dan percepatan digunakan ilmu analisis kinematika (D.Wardianto, 2021).
Mekanisme engkol peluncur adalah mekanisme gerak relatif yang merupakan
rangkaian batang penghubung empat batang yang memiliki gerakan kombinasi
translasi dan rotasi (Naharudin, 2012).
2.3.3 Pengaruh Putaran Motor Dan Hasil Kerja Alat Shaking Table
Adapun variabel yang mempengaruhi proses pencucian pada shacking table
(Emirzza Rasyid, 2019).
12
3. Tinggi sekat-sekat Konsentrat tinggi dihasilkan dari sekat yang rendah,
sebaliknya sekat-sekat yang terlalu tinggi mengakibatkan mineral
pengotor atau tailing tidak dapat melewati dan tertahan di sela – sela
sekat.
Partikel mineral ringan, berbutir halus dan pipih akan lebih besar
kemungkinan terbawa aliran air dari partikel mineral lebih berat berbutir bulat dan
kasar yaitu searah dengan kemiringan dek. Kemungkinan pada proses selanjutnya
akibat adanya gaya-gaya yang bekerja terhadap partikel mineral maka partikel
mineral berat berbutir besar akan besar kemungkinan terbawa oleh aliran air
searah kemiringan dek dari pada partikel berat tetapi berbutir halus. Akibat air
pencucian (wash water) material lumpur akan terbawa menurut kemiringan dek
dan melewati sekat-sekat (riffle) yang terpasang tegak lurus terhadap aliran air.
Pada saat melawati sekat-sekat (riffle), material lumpur akan mengalami
turbulensi sehingga terjadi proses pemisahan antar partikel mineral (F, A, Taggart,
2013).
13
2.4 Komponen Penelitian
2.4.1 Motor Induksi
Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (ac) yang paling
luas digunakan Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja
berdasarkan induksi medan magnet stator ke statornya, dimana arus rotor motor
ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi
sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar
(rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator.
14
Dengan rumus untuk mencari kecepatan putaran (Rpm) adalah sebagai
berikut (Zulfikar, 2019) :
N = (F x 120) : P
Dengan,
N = Putaran (Rpm)
F = Frekuensi (Hz)
P = Jumlah kutub (n)
2.4.2 Gearbox
Gearbox atau transmisi adalah salah satu komponen utama motor yang
disebut sebagai sistem pemindah tenaga, transmisi berfungsi untuk memindahkan
dan mengubah tenaga dari motor yang berputar, yang digunakan untuk memutar
spindel mesin maupun melakukan gerakan feeding.
Transmisi juga berfungsi untuk mengatur kecepatan gerak dan torsi serta
berbalik putaran, sehingga dapat bergerak maju dan mundur. Transmisi manual
atau lebih dikenal dengan sebutan gearbox, mempunyai beberapa fungsi antara
lain :
Sistem transmisi adalah sistem yang berfungsi untuk mengkonversi torsi dan
kecepatan yang berbeda-beda untuk diteruskan ke penggerak akhir. Konversi ini
mengubah kecepatan putaran tinggi menjadi lebih rendah atau sebaliknya.
15
2.4.3 Puli dan V-Belt
Puli dan belt adalah pasangan elemen mesin yang digunakan untuk
mentransmisikan daya dari satu poros ke poros lain. Perbandingan kecepatan
antara poros penggerak dan poros yang digerakkan tergantung pada perbandingan
diameter puli yang digunakan. Agar dapat mentransmisikan daya, puli
dihubungkan dengan belt (sabuk) dan memanfaatkan kontak gesek antara puli
dengan sabuk.
Beberapa fungsi lain dari puli dan belt selain mentransmisikan daya antara
lain memperlambat putaran poros, mempercepat putaran poros, memperkecil
torsi dan memperbesar torsi.
16
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu pelaksanaan selama tiga bulan dihitung mulai proposal ini
diseminarkan. Pembuatan dan pengujian alat dilakukan di Bengkel Program Studi
Teknik Pertambangan, Fakultas Sains Dan Teknik, Universitas Nusa Cendana
Kupang.
11 10
7 5
1
9 4 2
17
Keterangan :
1. GearBox 5. Deck material 9. Motor
2. Rangka 6. Riffle 10. Pipa
3. Bak penampung tailing 7. Torak 11. Corong masuk
4. Bak penampung konsentrat 8. Poros
1
3 4
2
18
Keterangan :
1. Poros 4. V-belt 7. Motor
2. Roda gila 5. Gearbox
3. Poros 6. Pulli
19
3.8 Diagram Alir Penelitian
Mulai
Perumusan
Masalah
Studi Pustaka
Persiapan alat
dan bahan
Shaking Table
Pengujian
Putaran
Analisis data
Perhitungan
Kesimpulan
Selesai
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
20
4.1 Hasil Penelitian
Penelitian ini menunjukan hasil analisis menggunakan variasi diameter puli
untuk melihat putaran yang terjadi pada poros untuk menggerakan deck shaking
table.
4.2. Spesifikasi Komponen Penelitian
Spesifikasi ukuran puli
a. Diameter puli motor induksi (Dp) : 75 mm, 100 mm dan 125 mm
b. Diameter puli pada input gearbox (dp): 75 mm
c. Diameter puli pada otput gearbox (dp): 75 mm
d. Diameter puli poros (dp): 75 mm
Spesifikasi komponen
a. Motor induksi 1420 Rpm
1
b. Gearbox ratio 30
4.3 Hasil Analisis
4.3.1 Putaran pada Skema Analisis Putaran I
Perhitungan putaran menggunakan Skema Analisis Putaran I seperti pada
Gambar 4.1 berikut :
21
Tabel 4.1 Data hasil perhitungan putaran motor induksi ke gearbox
Diameter puli motor induksi (Dp) = 75 mm
Diameter puli masuk gearbox (dp) = 75 mm
Putaran motor induksi (n1 ) = 1.420 Rpm
Pada data yang ada putaran motor induksi yang digunakan adalah 1.420 Rpm
dan menggunakan puli dengan diameter 75 mm pada motor dan diameter puli 75
1
mm pada gearbox dengan ratio 30 adapun hasil perhitungan sebagai berikut :
𝑛1 𝐷𝑝
=
𝑛2 𝑑𝑝
1. Besar putaran motor induksi ke puli masuk dari gearbox.
1.420.75 = 𝑛2 .75
106.500 = 𝑛2 .75
𝑛2 = 106.500
75
𝑛2 = 1.420 Rpm
Berdasarkan hasil analisis besar putaran yang terjadi dari motor induksi
(𝑛1 )sebesar 1.420 Rpm dengan diameter puli 75 mm (Dp) terhadap puli masuk
gearbox dengan diameter puli 75 mm (dp) mendapatkan putaran (𝑛2 ) sebesar
1.420 Rpm, dengan perhitungan ini maka besar putaran pada motor induksi
(𝑛1 ) adalah sama besarnya dengan putaran yang terjadi pada puli masuk gearbox
(𝑛2 ) dengan transmisi menggunakan sabuk dan puli berdiameter 75 mm. Karena
22
besarnya putaran pada puli masuk gearbox (𝑛2 ) adalah 1.420 Rpm, putaran
1
tersebut dibagi dengan ratio gearbox seperti pada perhitungan dibawah ini.
30
Ratio gearbox = 1
30
Putaran motor = 1.420 Rpm
Putaran motor dibagi ratio gearbox = 1.420
30
Putaran gearbox = 47,33 Rpm
1
Menghasilkan putaran setelah melewati gearbox dengan ratio sebesar
30
47,33 Rpm, putaran yang keluar dari gearbox ini di transmisikan ke poros
menggunakan diameter pada puli keluar gearbox (𝐷𝑝 ) 75 mm dan diameter pada
poros (𝑑𝑝 ) 75 mm, untuk mendapatkan besar putaran pada poros menggunakan
data dan rumus dibawah ini yaitu :
Tabel 4.2 Data Hasil untuk perhitungan putaran Gearbox ke Poros
Diameter puli motor induksi (Dp) = 75 mm
Diameter puli pada input a gearbox (dp) = 75 mm
Putaran motor induksi (n1 ) = 47,3 Rpm
2. Besar putaran keluar gearbox ke poros.
47,33.75 = 𝑛2 .75
23
3.549,75 = 𝑛2 .75
𝑛2 = 13.549,75
75
𝑛2 = 47,33 Rpm
Berdasarkan hasil analisis besar putaran yang terjadi dari gearbox (𝑛1 )sebesar
47,33 Rpm dengan diameter puli 75 mm (Dp) terhadap poros dengan diameter
puli 75 mm (dp) mendapatkan putaran (𝑛2 ) sebesar 47,33 Rpm.
Dari hasil perhitungan didapatkan besar putaran akhir pada poros sebesar
47,33 Rpm. Besar putaran pada poros menghasilkan putaran pada roda torak
dengan jari-jari 10 cm sebesar 47,33 putaran per menit, roda torak tersebut
bergerak melingkar sehingga hubungan kecepatan linear dan sudut dihitung
menggunakan persamaan berikut :
Hasil perhitungan,
𝑉 = 𝜔 .𝑟
2𝜋
𝜔=
𝑇
Jumlah putaran (n) = 47,33 Putaran
Waktu (t) = 1 m = 60 s
Jari-jari roda torak = 20 cm
1. Waktu yang diperlukan torak untuk melakukan satu putaran yaitu :
𝑡
𝑇=
𝑛
60
𝑇= = 1,27 s
47,33
24
2𝜋 2𝜋
𝜔= = 1.27 = 1,57 𝜋 𝑟𝑎𝑑⁄𝑠
𝑇
Sehingga total pergerakan deck shaking table untuk putaran 47,3 Rpm dapat
dikonversi yaitu 47,3 Rpm sama dengan terjadinya 47 gerakan pada torak yang
mampu menggerakan deck shaking table dalam waktu 1 menit, pada waktu
pengujian dengan menggunakan 3 kg massa pasir besi yaitu selama 30 menit
waktu pengujian maka total pergerakan deck shaking table yaitu sebanyak 1.410
pergerakan.
4.3.2 Putaran pada Skema Analisis Putaran II
Perhitungan putaran menggunakan Skema Analisis Putaran II seperti pada
gambar Gambar 4.2 berikut :
25
Gambar 4.5 perhitungan putaran motor induksi ke gearbox pada skema II
Hasil perhitungan,
𝑛1 𝐷𝑝 1.420 100
= = =
𝑛2 𝑑𝑝 𝑛2 75
1.420.75 = 𝑛2 .100
106.500 = 𝑛2 .100
𝑛2 = 106.500
100
𝑛2 = 1.065 Rpm
Jadi berdasarkan hasil analisis besar putaran yang terjadi dari motor induksi
(𝑛1 )sebesar 1.420 Rpm dengan diameter puli 100 mm (Dp) terhadap puli masuk
gearbox dengan diameter puli 75 mm (dp) mendapatkan putaran (𝑛2 ) pada puli
masuk gearbox sebesar 1.065 Rpm, dengan transmisi menggunakan sabuk dan
puli berdiameter 75 mm. Karena besarnya putaran pada puli masuk gearbox (𝑛2 )
1
adalah 1.065 Rpm, putaran tersebut dibagi dengan ratio dari gearbox seperti
30
sebesar 35,5 Rpm, putaran yang keluar dari gearbox ini di transmisikan ke poros
dengan diameter pada puli keluar gearbox (𝐷𝑝 ) 75 mm dan diameter pada poros
26
(𝑑𝑝 ) 75 mm, untuk mendapatkan besar putaran pada tahap menggunakan data dan
rumus dibawah ini yaitu :
35,5.75 = 𝑛2 .75
2.662,5 = 𝑛2 .75
𝑛2 = 2.662,5
75
𝑛2 = 35,5 Rpm
Jadi berdasarkan hasil analisis besar putaran yang terjadi dari our gearbox
(𝑛1 )sebesar 35,5 Rpm dengan diameter puli 75 mm (Dp) terhadap poros dengan
diameter puli 75 mm (dp) mendapatkan putaran (𝑛2 ) sebesar 35,5 Rpm.
Dari hasil perhitungan didapatkan besar putaran akhir pada poros sebesar 35,5
Rpm. Besar putaran pada poros menghasilkan putaran pada roda torak dengan jari-
27
jari 10 cm sebesar 35,5 putaran per menit, roda torak tersebut bergerak melingkar
sehingga hubungan kecepatan linear dan sudut dihitung menggunakan persamaan
berikut :
𝑉 = 𝜔 .𝑟
2𝜋
𝜔=
𝑇
Jumlah putaran (n) = 35,5 Putaran
Waktu (t) = 1 m = 60 s
Jari-jari roda torak = 20 cm
1. Waktu yang diperlukan suatu torak untuk melakukan satu putaran yaitu :
𝑡
𝑇=
𝑛
60
𝑇= = 1,69 s
35,5
Sehingga total pergerakan deck shaking table untuk putaran 35,5 Rpm dapat
dikonversi yaitu 35,5 Rpm sama dengan terjadinya 35 gerakan pada torak yang
mampu menggerakan deck shaking table dalam waktu 1 menit, pada waktu
pengujian dengan menggunakan 3 kg massa pasir besi yaitu selama 30 menit
waktu pengujian maka total pergerakan deck shaking table yaitu sebanyak 1.050
pergerakan.
4.3.3 Putaran pada Skema Analisis Putaran III
Perhitungan putaran menggunakan Skema Analisis Putaran I seperti pada
gambar Gambar 4.3 berikut :
28
Motor Induksi Puli masuk Puli masuk
Puli Poros
(1420 Rpm) Gearbox Gearbox
(Diameter Puli
1 1
Diameter Puli (Ratio 30) (Ratio 30) 75 mm)
125 mm Diameter Puli Diameter Puli
75 mm 75 mm
Gambar 4.8 perhitungan putaran motor induksi ke gearbox pada skema III
Hasil perhitungan,
𝑛1 𝐷𝑝 1.420 125
= = =
𝑛2 𝑑𝑝 𝑛2 75
1.420.75 = 𝑛2 .100
106.500 = 𝑛2 .125
29
𝑛2 = 106.500
125
𝑛2 = 852 Rpm
Jadi berdasarkan hasil analisis besar putaran yang terjadi dari motor
induksi (𝑛1 )sebesar 1.420 Rpm dengan diameter puli 125 mm (Dp) terhadap
gearbox dengan diameter puli 75 mm (dp) mendapatkan putaran (𝑛2 ) pada
gearbox sebesar 852 Rpm, dengan transmisi menggunakan sabuk dan puli
berdiameter 75 mm. Karena besarnya putaran pada gearbox (𝑛2 ) adalah 852 Rpm,
1
putaran tersebut dibagi dengan ratio dari gearbox seperti pada perhitungan
30
dibawah ini.
Ratio gearbox = 1
30
Putaran motor = 1.420 Rpm
Putaran motor dibagi ratio gearbox = 852
30
Putaran gearbox = 28,4 Rpm
1
Sehingga menghasilkan putaran setelah melewati gearbox dengan ratio 30
sebesar 28,4 Rpm, putaran yang keluar dari gearbox ini di transmisikan ke poros
menggunakan diameter pada puli gearbox (𝐷𝑝 ) 75 mm dan diameter pada poros
(𝑑𝑝 ) 75 mm, untuk mendapatkan besar putaran pada tahap menggunakan data dan
rumus dibawah ini yaitu :
Tabel 4.6 Data Hasil untuk perhitungan putaran Gearbox ke Poros
Diameter puli motor induksi (Dp) = 75 mm
Diameter puli gearbox (dp) = 75 mm
Putaran motor induksi (n1 ) = 28,4 Rpm
30
2. Besar putaran gearbox ke poros.
28,4.75 = 𝑛2 .75
2.130 = 𝑛2 .75
𝑛2 = 2.130
75
𝑛2 = 28,4 Rpm
Jadi berdasarkan hasil analisis besar putaran yang terjadi dari our gearbox
(𝑛1 )sebesar 28,4 Rpm dengan diameter puli 75 mm (Dp) terhadap poros dengan
diameter puli 75 mm (dp) mendapatkan putaran (𝑛2 ) sebesar 28,4 Rpm.
Dari hasil perhitungan didapatkan besar putaran akhir pada poros sebesar 28,4
Rpm. Besar putaran pada poros menghasilkan putaran pada roda torak dengan jari-
jari 10 cm sebesar 28,4 putaran per menit, roda torak tersebut bergerak melingkar
sehingga hubungan kecepatan linear dan sudut dihitung menggunakan persamaan
berikut :
Hasil perhitungan,
𝑉 = 𝜔 .𝑟
2𝜋
𝜔=
𝑇
Jumlah putaran (n) = 28,4 Putaran
Waktu (t) = 1 m = 60 s
Jari-jari roda torak = 20 cm
1. Waktu yang diperlukan torak untuk melakukan satu putaran yaitu :
31
𝑡
𝑇=
𝑛
60
𝑇= = 2,11 s
28,4
Semakin besar diameter puli maka kecepatan roda torak semakin kecil. Hal
ini berkaitan dengan konsep fisika yaitu hubungan roda-roda. Roda torak yang
terdapat pada torak dan poros merupakan contoh roda-roda yang dihubungkan
dengan rantai. Pada roda-roda yang saling terhubung dengan rantai memliki
kecepatan linier yang sama antara roda satu dengan roda lainnya. Adapun data
hubungan hasil analisis kecepatan linear dan kecepatan sudut dapat dilihat pada
tabel 4.1 sebagai berikut :
Tabel 4.7 Kecepatan poros dan Kecepatan roda torak
No Diameter Puli 𝑉𝑝𝑜𝑟𝑜𝑠 𝑉𝑟𝑜𝑑𝑎 𝑡𝑜𝑟𝑎𝑘
(mm) (𝑟𝑎𝑑⁄𝑠) (𝑚⁄𝑠)
1 75 1,57 31,50
2 100 1,18 23,67
3 125 0,07 1,41
Pada analisis ini, poros memiliki kecepatan linier yang tidak sama dengan
roda torak Hal ini karena adanya pengaruh panjang sabuk penghubung, pengaruh
putaran motor induksi yang tidak stabil, serta pengaruh-pengaruh lain.
32
Pada penelitian ini saat menggunakan variasi diameter puli dengan kecepatan
motor induksi yang sama, maka semakin besar diameter puli maka semakin
lambat putaran yang terjadi pada roda torak. Pada sebaliknya, semakin kecil
diameter puli maka semakin cepat putaran roda torak utuk menggerakan deck
shaking table. Hal ini terjadi sesuai dengan konsep momen gaya, puli dan poros
merupakan roda yang sepusat, akibatnya semakin kecil puli maka lengan gaya
semakin besar. Karena lengan gaya semakin besar maka nilai momen gaya
semakin besar, akibatnya roda torak lebih cepat berputar.
4.4. Hasil Simulasi
Simulasi menggunakan aplikasi solidwork 2021 dengan material Natural
Ruber dan dilakukan pada v-belt dengan 3 jenis variasi pulley dan
mendapatkan 3 hasil :
4.4.1 Hasil Simulasi Skema 1
a. Stress
• Material : Natural Ruber
• Stres Maksimal : 1,594 × 107 N/m2
33
b. Displacement
• Material : Natural Ruber
• Displacement Maksimal : 5,286 × 106 mm
34
Data strain analisis dari material Narutal ruber ditunjukkan
pada gambar 4.9. dari gambar tersebut menunjukkan beban 147 N
dianggap tidak berbahaya bagi material Narutal ruber. Strain atau
rengangan yang terjadi pada V-belt dengan nilai strain
maksimalnya adalah 1,101 × 103
35
Gambar 4.14 Hasil Simulasi Displacement pada v-belt Skema 2
Displacement merupakan perubahan bentuk pada benda yang
dikenai gaya. Ketika suatu material diuji tarik dengan besar beban
tertentu, maka akan mengalami pertambahan panjang. Besarnya
nilai displacement atau defleksi dihasilkan sesuai dengan
kebutuhan, apakah menginginkan struktur yang tegar atau
melendut sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan hasil simulasi v-
blet menggunakan material natural ruber diperoleh Displacement
terbesar 5,296 × 106 mm dan nilai Displacement terkecil 1× 10-30
mm.
c. Strain
• Material : Natural Ruber
• Strain Maksimal : 1,333 × 103
36
rengangan yang terjadi pada V-belt dengan nilai strain
maksimalnya adalah 1,333 × 103
37
Gambar 4.17 Hasil Simulasi Displacement pada v-belt Skema 3
38
Data strain analisis dari material Narutal ruber ditunjukkan
pada gambar 4.9. dari gambar tersebut menunjukkan beban 147 N
dianggap tidak berbahaya bagi material Narutal ruber. Strain atau
rengangan yang terjadi pada V-belt dengan nilai strain
maksimalnya adalah 2,214 × 103
39
yaitu 47,3 Rpm yang artinya dalam rentan waktu 1 menit poros mampu
menggerakan deck shaking table sebanyak 47 kali, sehingga dalam waktu 30
menit total pergerakan deck adalah 1.410 kali.
Selama 30 menit Pergerakan deck ini mampu mengayak 3 kg material pasir
besi sampai habis dengan hasil pengayakan material kategori konsentrat sebanyak
0,30 kg dan kategori tailing sebanyak 2,70 kg. Hasil pengujian dapat dilihat pada
grafik 4.4 sebagai berikut :
2,5
Hasil Pengujian (Kg)
1,5
0,5
0
Tailing Konsentrat
Jenis material pasir besi (Kg)
Gambar 4.19 Perbandingan Tailing dan konsentrat pada pasir besi dengan
putaran 47,3 Rpm
2. Pada putaran 35,5 Rpm
Pada pengujian tahap ini kali ini untuk mengetahui pergerakan deck dengan
putaran poros sebesar 35,5 Rpm pada shaking table, hasil analisis menunjukan
bahwa dengan dengan diameter puli penggerak (dp) 100 mm dan diameter puli
yang digerakan 75 cm mendapatkan putaran sebesar 1.420 Rpm dibagi dengan
1
ratio gearbox maka total putaran yang keluar dari gearbox yaitu 35,5 Rpm
30
artinya dalam rentan waktu 1 menit poros mampu menggerakan deck sebanyak 35
kali, sehingga dalam waktu 43 menit total pergerakan deck adalah 1.505 kali
Selama 43 menit Pergerakan deck ini mampu mengayak 3 kg material pasir
besi sampai habis dengan hasil pengayakan material kategori konsentrat sebanyak
0,47 kg dan kategori tailing sebanyak 2,53 kg. Hasil pengujian dapat dilihat pada
grafik 4.5 sebagai berikut :
40
3
2,5
1,5
0,5
0
Tailing Konsentrat
Jenis material pasir besi (Kg)
Gambar 4.20 Perbandingan Tailing dan konsentrat pada pasir besi dengan
putaran 35,5 Rpm
3. Pada putaran 28,4 Rpm
Pada pengujian tahap ini kali ini untuk mengetahui pergerakan deck dengan
putaran poros sebesar 28,4 Rpm pada shaking table selama 30 menit pegoperasian
alat, hasil analisis menunjukan dengan diameter puli penggerak (dp) 125 mm dan
diameter puli yang digerakan 75 cm mendapatkan putaran sebesar 1.420 Rpm
1
dibagi dengan ratio gearbox 30.
Maka total putaran yang keluar dari gearbox yaitu 28,4 Rpm artinya dalam
rentan waktu 1 menit poros mampu menggerakan deck sebanyak 28 kali, sehingga
dalam waktu 53 menit total pergerakan deck adalah 1.484 kali.
Selama 53 menit Pergerakan deck ini mampu mengayak 3 kg material pasir
besi sampai habis dengan hasil pengayakan material kategori konsentrat sebanyak
0,55 kg dan kategori tailing sebanyak 2,45 kg. Hasil pengujian dapat dilihat pada
grafik 4.6 sebagai berikut :
41
3
2,5
1,5
0,5
0
Tailing Konsentrat
Jenis material pasir besi
Gambar 4.21 Perbandingan Tailing dan konsentrat pada pasir besi dengan
putaran 28,4 Rpm
Gambar 4.22 Simulasi pembebanan terhadap pulli dengan putaran 47,3 Rpm
a. Pada warna biru bentuk v-belt pada pulli di angka 4.232 adalah dimana
beban sebesar 15 kg mulai bereaksi dan keadaan masih terlihat normal.
42
b. Pada warna hijau bentuk v-belt pada pulli di angka 9.294 adalah dimana
beban sebesar 15 kg mulai sudah bereaksi dan mengalami perubahan.
c. Pada warna merah bentuk v-belt pada pulli di angaka 1.549 adalah dimana
bentuk total beban terhadap v-belt pada pulli tersebut terjadi sangat besar.
Hasil simulasi tekanan pada v-belt dengan putaran 47,3 Rpm menggunakan
pulli 75 mm dan 75 mm dapat di lihat dari hasil gambar 4.8 dibawah ini.
Gambar 4.23 Simulasi tekanan terhadap pulli dengan putaran 47,3 Rpm
a. Pada warna biru bentuk v-belt pada pulli di angka 2.816 adalah dimana
beban sebesar 15 kg mulai bereaksi dan tekanan pada v-belt masih terlihat
normal.
b. Pada warna hijau bentuk v-belt pada pulli di angka 6.607 adalah dimana
beban sebesar 15 kg mulai sudah bereaksi dan tekanan pada v-belt
mengalami perubahan.
c. Pada warna merah bentuk v-belt pada pulli di angaka 1.101 adalah dimana
bentuk total beban 15 kg terhadap tekanan v-belt pada pulli tersebut terjadi
sangat besar.
Hasil simulasi pada v-belt sehingga terjadi perpindahan dengan putaran 47,3
Rpm menggunakan pulli 75 mm dan 75 mm dapat di lihat dari hasil gambar 4.9
dibawah ini.
43
Gambar 4.24 Simulasi perpindahan terhadap pulli dengan putaran 47,3 Rpm
a. Pada warna biru bentuk v-belt pada pulli di angka 1.000 adalah dimana
beban sebesar 15 kg mulai bereaksi dan perpindahan pada v-belt masih
terlihat normal.
b. Pada warna hijau bentuk v-belt pada pulli di angka 3.172 adalah dimana
beban sebesar 15 kg mulai sudah bereaksi dan perpindahan pada v-belt
mengalami perubahan.
c. Pada warna merah bentuk v-belt pada pulli di angaka 5.282 adalah dimana
bentuk total beban 15 kg terhadap perpindahan v-belt pada pulli.
2. Pada putaran 35,5 Rpm
Hasil simulasi beban pada v-belt dengan putaran 35,5 Rpm menggunakan
pulli 100 mm pada motor induksi dan 75 mm pada gearbox dapat di lihat dari hasil
gambar 4.10 dibawah ini.
Gambar 4.25 Simulasi pembebanan terhadap pulli dengan putaran 35.5 Rpm
a. Pada warna biru bentuk v-belt pada pulli di angka 1.782 adalah dimana
beban sebesar 15 kg mulai bereaksi dan keadaan masih terlihat normal.
44
b. Pada warna hijau bentuk v-belt pada pulli di angka 1.316 adalah dimana
beban sebesar 15 kg mulai sudah bereaksi dan mengalami perubahan.
c. Pada warna merah bentuk v-belt pada pulli di angaka 2.194 adalah dimana
bentuk total beban terhadap v-belt pada pulli tersebut terjadi sangat besar.
Hasil simulasi tekanan pada v-belt dengan putaran 35,5 Rpm
menggunakan pulli 75 mm dan 75 mm dapat di lihat dari hasil gambar 4.11
dibawah ini.
Gambar 4.26 Simulasi tekanan terhadap pulli dengan putaran 35.5 Rpm
a. Pada warna biru bentuk v-belt pada pulli di angka 7.374 adalah dimana
beban sebesar 15 kg mulai bereaksi dan tekanan pada v-belt masih terlihat
normal.
b. Pada warna hijau bentuk v-belt pada pulli di angka 6.665 adalah dimana
beban sebesar 15 kg mulai sudah bereaksi dan tekanan pada v-belt
mengalami perubahan.
c. Pada warna merah bentuk v-belt pada pulli di angaka 1.333 adalah dimana
bentuk total beban 15 kg terhadap tekanan v-belt pada pulli tersebut terjadi
sangat besar.
Hasil simulasi pada v-belt sehingga terjadi perpindahan dengan putaran 35.5
Rpm menggunakan pulli 75 mm dan 75 mm dapat di lihat dari hasil gambar 4.12
dibawah ini.
45
Gambar 4.27 Simulasi perpindahan terhadap pulli dengan putaran 35.5 Rpm
a. Pada warna biru bentuk v-belt pada pulli di angka 1.000 adalah dimana
beban sebesar 15 kg mulai bereaksi dan perpindahan pada v-belt masih
terlihat normal.
b. Pada warna hijau bentuk v-belt pada pulli di angka 3.178 adalah dimana
beban sebesar 15 kg mulai sudah bereaksi dan perpindahan pada v-belt
mengalami perubahan.
c. Pada warna merah bentuk v-belt pada pulli di angaka 5.296 adalah dimana
bentuk total beban 15 kg terhadap perpindahan v-belt pada pulli.
3. Pada putaran 28,4 Rpm
Hasil simulasi beban pada v-belt dengan putaran 28,4 Rpm menggunakan
pulli 125 mm pada motor induksi dan 75 mm pada gearbox dapat di lihat dari hasil
gambar 4.13 dibawah ini.
Gambar 4.28 Simulasi pembebanan terhadap pulli dengan putaran 28,4 Rpm
46
a. Pada warna biru bentuk v-belt pada pulli di angka 3.304 adalah dimana
beban sebesar 15 kg mulai bereaksi dan keadaan masih terlihat normal.
b. Pada warna hijau bentuk v-belt pada pulli di angka 1.544 adalah dimana
beban sebesar 15 kg mulai sudah bereaksi dan mengalami perubahan.
c. Pada warna merah bentuk v-belt pada pulli di angaka 3.087 adalah dimana
bentuk total beban terhadap v-belt pada pulli tersebut terjadi sangat besar.
Hasil simulasi tekanan pada v-belt dengan putaran 28,4 Rpm menggunakan
pulli 125 mm dan 75 mm dapat di lihat dari hasil gambar 4.14 dibawah ini.
Gambar 4.29 Simulasi tekanan terhadap pulli dengan putaran 28,4 Rpm
a. Pada warna biru bentuk v-belt pada pulli di angka 5.533 adalah dimana
beban sebesar 15 kg mulai bereaksi dan tekanan pada v-belt masih terlihat
normal.
b. Pada warna hijau bentuk v-belt pada pulli di angka 1.107 adalah dimana
beban sebesar 15 kg mulai sudah bereaksi dan tekanan pada v-belt
mengalami perubahan.
c. Pada warna merah bentuk v-belt pada pulli di angaka 2.213 adalah dimana
bentuk total beban 15 kg terhadap tekanan v-belt pada pulli tersebut terjadi
sangat besar.
Hasil simulasi pada v-belt sehingga terjadi perpindahan dengan putaran 28.4
Rpm menggunakan pulli 75 mm dan 75 mm dapat di lihat dari hasil gambar 4.15
dibawah ini.
47
Gambar 4.30 Simulasi perpindahan terhadap pulli dengan putaran 28.4 Rpm
a. Pada warna biru bentuk v-belt pada pulli di angka 1.000 adalah dimana
beban sebesar 15 kg mulai bereaksi dan perpindahan pada v-belt masih
terlihat normal.
b. Pada warna hijau bentuk v-belt pada pulli di angka 5.442 adalah dimana
beban sebesar 15 kg mulai sudah bereaksi dan perpindahan pada v-belt
mengalami perubahan.
c. Pada warna merah bentuk v-belt pada pulli di angaka 1.088 adalah dimana
bentuk total beban 15 kg terhadap perpindahan v-belt pada pulli.
1 47,3 4.23 9.29 15.49 2.816 6.60 1.10 1.00 3.11 5.25
2 4 7 1 0 7 8
2 35,5 1.78 1.31 2.194 7.374 6.66 1.33 1.00 3.17 5.29
2 6 5 3 0 8 6
3 28.4 3.30 1.54 3.08 5.53 1.10 2.21 1.00 5.44 1.08
4 4 7 3 7 3 0 2 8
48
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengujian 3 kg material pasir besi didapatkan hasil paling baik pada
putaran 28,4 Rpm dengan hasil pengayakan material kategori konsentrat sebanyak
0,55 kg dan kategori tailing sebanyak 2,45 kg, Pada penelitian ini saat
menggunakan variasi diameter puli dengan kecepatan motor induksi yang sama,
maka semakin besar diameter puli maka semakin lambat putaran yang terjadi pada
roda torak. Pada sebaliknya, semakin kecil diameter puli maka semakin cepat
putaran roda torak utuk menggerakan deck shaking table. Hal ini terjadi sesuai
dengan konsep momen gaya, puli dan poros merupakan roda yang sepusat,
akibatnya semakin kecil puli maka lengan gaya semakin besar. Karena lengan
gaya semakin besar maka nilai momen gaya semakin besar, akibatnya roda torak
lebih cepat berputar.
5.2 Saran
Dengan pengujian putaran dari alat shaking table ini peneiti memiliki saran
yaitu pada pengoperasian shaking table perlu diperhatikan besarnya putaran untuk
menggerakan deck shaking table, semakin cepat putaran, maka semakin besar
juga pergerakan deck, namun semakin besar juga tingkat kerugian pada material
pasir besi yang diayak.
49
DAFTAR PUSTAKA
Abbas (2020). “Studi Pengolahan Mineral Zircon (Zro²) Menjadi Zirconia Pada
Pt Kalimantan Zircon Industri Di Desa Gohong Kecamatan Kahayan Hilir
Kabupaten Pulang Pisau” Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas
Teknik, Universitas Lambung Mangkurat.
Abdul, F., & Wasik, H. (2018). Analisa Penggunaan Beberapa Jenis Arang
Lokal Sebagai Reduktor dalam Proses Pembuatan Besi Spon (Sponge
Iron) dari Bahan Baku Pasir Besi Menggunakan Metode Reduksi
Langsung. Jurnal Iptek, 22(2), 43–50.
Aritonang, S., Jupriyanto, J., & Juhana, R. (2019). Analisis Proses Pengolahan
Pasir Besi Menjadi Besi Spons dalam Rangka Mendukung Industri
Pertahanan Bahan Baku Baja. Jurnal Pertahanan Dan Bela Negara, 9(1),
1–12.
Denver. 2015 (19840. Modern Mineral Processing. Colorado, US: First Edition
Denver Equipment Company.
Dewi Linda, (2014) “Sintesis Fe2O3 dari Pasir Besi dengan Metode Logam
Terlarut Asam Klorida” Jurusan Fisika, FMIPA, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111.
50
Handesman Putra, (2018) “Produktivitas Shaking Table Dengan Variasi
Kemiringan Deck Meja Untuk Pemisahan Pasir Besi” Teknik
Pertambangan Yayasan Muhammad Yamin Sekolah Tinggi Teknologi
Industri (Sttind) Padang Indonesia.
Infantri Putra, (2022) “Identifikasi Kandungan Fe Pada Pasir Besi Hasil Proses
Konsentrasi Menggunakan Sluice Box” Bandung Polytechnic of Energy
and Mining, Bandung, Indonesia
Meinel A, 2010, Fine and Very Fine Screening. Jurnal AT Mineral Processing
English Edition Volume 51.
R.A. Diantari, Erlin And Cristine Widyastuti, “Studi Penyimpanan Energi Pada
Baterai PLTS,” J.Energi Kelistrikan Vol.9 NO.2, Juni-Desember 2017,
No. April, Pp 5-24, 2016.
Sullivan JF, 2012, Screening Theory and Practice, Triple/S Dynamics Inc.
51
Suwarno, Suwarno, and Fitra Zambak. "Optimalisasi Kecepatan Putaran Motor
Listrik Sebagai Beban Pada PLTS 5 kWp (Aplikasi: Laboratorium Balai
Besar Pengembangan Dan Penjamin Mutu Pendidikan Vokasi Bidang
Bangunan Dan Listrik Medan)." RELE (Rekayasa Elektrikal dan Energi):
Jurnal Teknik Elektro 5.1 (2022): 8-15.
Wijaya Gitarani, Cahaya Putri Putu, dan Sungging Pintowantoro (2012). Sifat
Dielektrik pada Proses Reduksi Pasir Besi Akibat Gelombang Mikro.
Jurnal teknik pomits, 1 (1), 1.
Yusuf Rumbio dan Noni Banunaek (2021) “Pengaruh Variabel Meja Goyang
(Shaking Table) Untuk Memisahkan Mineral Mangan Dari Mineral
Pengotor” Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Sains dan
Teknik Universitas Nusa Cendana.
52
LAMPIRAN
DOKUMENTASI PENGAMBILAN DATA
54