Anda di halaman 1dari 70

PENGARUH VARIASI PUTARAN MOTOR PENGGERAK

TERHADAP OPTIMALISASI KERJA PADA ALAT


SHAKING TABLE

SKRIPSI

Ditujukan untuk memenuhi persyaratan


memperoleh gelar Sarjana Teknik

Oleh :
AGUSTINUS SEVEN SORE
NIM : 1806020021

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH VARIASI PUTARAN MOTOR PENGGERAK TERHADAP


OPTIMALISASI KERJA PADA ALAT SHAKING TABLE

AGUSTINUS SEVEN SORE


NIM : 1806020021

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji dan dinyatakan LULUS
pada tanggal 14 Desember 2023, serta telah direvisi sebagaimana mestinya

Menyetujui

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Ir. Jahirwan Ut Jasron, ST.,MT Jack C. A. Pah, S.T, M,T


NIP.19711110 200003 1 001 NIP. 19720304 200604 1 001

Mengetahui
Koordinator Program Studi Teknik Mesin

Dr. Erich U. K. Maliwemu, S.T., M.Eng


NIP. 19820208 200604 1 002

ii
LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH VARIASI PUTARAN MOTOR PENGGERAK TERHADAP


OPTIMALISASI KERJA PADA ALAT SHAKING TABLE

AGUSTINUS SEVEN SORE


NIM : 1806020021

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji dan dimyatakan LULUS
pada tanggal 14 Desember 2023

Menyetujui

Tim Penguji:

1. Defmit B. N. Riwu, S.T., M.T (Ketua Penguji) : ...............................

2. Daud pulo Mangesa, S.T., M.T (Anggota Penguji I) : ...............................

3. Yeremias M. Pell, S.T., M.Eng (Anggota Penguji II) : ................................

Mengesahkan

Dekan Fakultas Sains dan Teknik Koordinator Program Studi Teknik Mesin

Prof. Philiphi de Rozari, S.Si., M.Si., M.Sc., Ph.D Dr. Erich U. K. Maliwemu, S.T., M.Eng
NIP. 19741114 200002 1 001 NIP. 19820208 200604 1 002

iii
HALAMAN PERUNTUKAN

Teriring ucapan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus sebagai sumber segala hikmat dan pengetahuan yang
telah menganugerahkan rahmat-nya sehingga tulisan ini dapat terselesaikan
dengan baik.
2. Kelurga Tercinta (Bapak) Bertolomeus Sore dan (Mama) Anastasia Mande,
Kaka Jeri, Kaka Forus , Kaka Sebas Yang selalau mendoakan dan
mendukung saya dalam menyelesaikan pendidikan saya.
3. Saudara Rizal Fernando Moy S.T yang selalu membantu saya dalam
menyusun skripsi hingga selesai.
4. Keluarga besar TEKNIK MESIN UNDANA Keluarga Besar BEDIL 18 yang
sudah menjadi saudara dalam perjuangan selama menepuh pendidikan di
UNDANA.
5. Kawan-kawan yang selalu mendukung dengan 1 botol moke.
6. Orang yang selalu menanyakan KAPAN WISUDA? Terimakasih pertanyaan
kalian menjadi motivasi untuk saya.

“segala Hal yang nyata dan kau inginkan tetapi belum


dapat kau raih adalah fiksi, Tetapi semua fiksi itu akan
nyata bila kau berusaha ”

iv
LEMBAR PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan


saya dan berdasarkan hasil penelusuran berbagai karya ilmiah, gagasan dan masalah
ilmiah yang diteliti dan diulas di dalam naskah Skripsi ini adalah asli dari pemikiran
saya. Tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk
memperoleh gelar akademik disuatu Perguruan Tinggi dan tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar
pustaka.
Apabila ternyata di dalam naskah Skripsi ini dapat dibuktikan terdapat
unsur-unsur jiplakan, saya bersedia Skripsi ini dibatalkan, serta diproses sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal
25 ayat 2 dan pasal 70).

Kupang, 14 Desember 2023


Yang membuat pernyataan

Agustinus Seven Soru


1806020021

v
ABSTRAK

PENGARUH VARIASI PUTARAN MOTOR PENGGERAK TERHADAP


OPTIMALISASI KERJA PADA ALAT SHAKING TABLE

Agustinus Seven Sore, Jahirwan Ut Jasron*, Jack C. A. Pah**

Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahan galian (tambang), pasir besi merupakan
sumber salah satu material magnetik. Alat yang biasanya digunakan dalam pengolahan pasir besi
yaitu Shaking Table, mekanisme ayakan getar yang ditimbulkan dari gaya pada putaran motor
penggerak untuk mineral seperti logam dan pasir. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui
putaran motor penggerak untuk mendapatkan hasil dari pengayakan material yang baik. Dari hasil
pengujian 3 kg material pasir besi didapatkan hasil paling baik pada putaran 28,4 Rpm dengan hasil
pengayakan material kategori konsentrat sebanyak 0,55 kg dan kategori tailing sebanyak 2,45 kg,
Semakin besar ratio puli maka semakin lambat putaran yang terjadi pada roda torak. Sebaliknya,
semakin kecil diameter puli maka semakin cepat putaran roda torak utuk menggerakan deck shaking
table. Hal ini terjadi sesuai dengan konsep momen gaya, puli dan poros merupakan roda yang
sepusat.

Kata Kunci: Shaking Table, Riffle, Pasir Besi, Consentrat, Tailing.

*Dr. Ir. Jahirwan Ut Jasron, ST.,MT

** Jack C. A. Pah, S.T, M,T

vi
ABSTRACT
THE OPTIMALS OF MOTOR ROTATION VARIATIONS ON OPERATIONAL
EFFICIENCY IN SHAKING TABLE EQUIPMENT

Agustinus Seven Sore, Jahirwan Ut Jasron*, Jack C. A. Pah**

Indonesia is a country rich in minerals (mining), iron sand is a source of magnetic material.
The tool usually used in iron sand processing is the Shaking Table, a vibrating sieve mechanism that
is generated by the force in the rotation of the driving motor for minerals such as metal and sand.
This research aims to determine the rotation of the driving motor to obtain good material sieving
results. From the test results of 3 kg of iron sand material, the best results were obtained at a rotation
of 28.4 Rpm with the result of sieving material in the concentrate category as much as 0.55 kg and
in the tailings category as much as 2.45 kg. The greater the pulley razio, the slower the rotation that
occurs on the wheel piston. On the other hand, the smaller the diameter of the pulley, the faster the
piston wheel rotates to move the deck shaking table. This occurs in accordance with the concept of
moment of force, the pulley and axle are concentric wheels.

Keywords: Motor Drive Rotation Variations, Efficiency, Shaking Table, Riffle, Iron Sand,
Concentrate, Tailings.

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala rahmat dan
anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini
merupakan syarat tugas akhir yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa untuk
menyelesaikan studi di Prodi Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas
Nusa Cendana, Kupang. Untuk memenuhi syarat tersebut maka penulis melakukan
penelitian dengan judul Pengaruh Variasi Putaran Motor Penggerak Terhadap
Optimalisasi Kerja Pada Alat Shaking Table.
Penulis menyadari bahwa begitu banyak bimbingan serta bantuan yang diperoleh
selama masa perkuliahan sampai tahap pengerjaan skripsi ini, penulis ingin
berterima kasih kepada:
1. Bapak Dr. drh. Maxs U. E. Sanam, M. Sc, selaku Rektor Universitas Nusa
Cendana.
2. Bapak Prof. Philiphi de Rozari, S.Si., M.Si., M.Sc., Ph.D selaku Dekan
Fakultas Sains dan Teknik Universitas Nusa Cendana.
3. Bapak Dr. Erich U. K. Maliwemu, S.T., M.Eng selaku Ketua Prodi Teknik
Mesin, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana
4. Bapak Dr. Ir. Jahirwan Ut Jasron, ST.,MT selaku dosen pembimbing I, yang
telah meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga serta selalu sabar dalam
membimbing penulis selama penelitian berlangsung.
5. Bapak Jack C. A. Pah, S.T., M.T selaku dosen pembimbing II dan pembimbing
Akademik yang telah meluangkan waktu, pikiran, tenaga dan selalu sabar
untuk membantu penulis dalam penyususnan skripsi serta memberi motivasi
positif kepada penulis dalam menjalankan studi hingga penyelesaian tugas
akhir ini.
6. Bapak Defmit B. N. Riwu, S.T., M.T selaku dosen penguji yang telah menguji
penulis serta memberikan saran dan ilmu bagi penulis.
7. Bapak Daud pulo Mangesa, S.T., M.T selaku dosen penguji yang telah menguji
penulis serta memberikan saran dan ilmu bagi penulis.
8. Bapak Yeremias M. Pell, S.T., M.Eng selaku dosen penguji yang telah menguji
penulis serta memberikan saran dan ilmu bagi penulis.

viii
9. Bapak Ibu Dosen dan Pegawai Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Sains dan
Teknik UNDANA.
10. Keluarga saya yang tidak pernah berhenti memotivasi dengan penuh kesabaran
dan selalu berdoa agar saya bisa menyelesaian studi di Program Studi Teknik
Mesin.
11. Saudara seperjuanganku BEDIL 18.

Penulis juga menyadari bahwa karena keterbatasan pengetahuan maupun


pengalaman, penulis yakin masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. oleh karena
itu penulis mengharapkan usul dan saran dari pembaca demi penyempurnaan
skripsi ini.
Akhir kata, semoga penulisan skripsi ini, dapat bermanfaat dan menambah
wawasan bagi mahasiswa Teknik Mesin yang membacanya.

Kupang 14 Desember 2023

Penulis

ix
DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN SAMPUL……………………………………………………………i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii

HALAMAN PERUNTUKAN ............................................................................. iv

LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................................v

ABSTRAK ............................................................................................................ vi

ABSTRACT .......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI ...........................................................................................................x

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ................................................................................................xv

DAFTAR NOTASI ............................................................................................. xvi

BAB 1 ......................................................................................................................1

PENDAHULUAN ...................................................................................................1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................3

1.3 Batasan Masalah......................................................................................3

1.4 Tujuan Penelitian ....................................................................................3

1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................................4

1.6 Peta Jalur Alur Penelitian ......................................................................5

BAB II .....................................................................................................................6

TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................................6

x
2.1 Tinjauan Pustaka Terdahulu .................................................................6

2.2 Landasan Teori ........................................................................................7

2.3 Shaking Table ..........................................................................................9

2.4 Komponen Penelitian ............................................................................14

BAB III ..................................................................................................................17

METODE PENELITIAN ....................................................................................17

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................17

3.2 Alat dan Bahan ......................................................................................17

3.3 Desain alat ..............................................................................................17

3.4 Gambar Variasi Puli .............................................................................18

3.5 Gambar Skema Putaran .......................................................................18

3.6 Tahap Persiapan ....................................................................................19

3.7 Tahap Pengujian....................................................................................19

3.8 Diagram Alir Penelitian ........................................................................20

BAB IV ..................................................................................................................20

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................20

4.1 Hasil Penelitian ......................................................................................21

4.2. Spesifikasi Komponen Penelitian .........................................................21

4.3 Hasil Analisis..........................................................................................21

4.4. Hasil Simulasi ............................................................................................33

4.5 Pengujian menggunakan putaran pada alat shaking table ................39

4.6 Pembahasan hasil pengujian putaran dan simulasi ...........................39

BAB V....................................................................................................................49

KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................49

5.1 Kesimpulan ............................................................................................49

xi
5.2 Saran .......................................................................................................49

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................50

LAMPIRAN ..........................................................................................................53

xii
DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman
Gambar 2.1 Pasir Besi ........................................................................................... 8
Gambar 2.2 Alat shaking table.............................................................................. 10
Gambar 2.3 Proses Pemindahan Material dengan Perbedaan Berat Jenis. ........... 12
Gambar 2.4 Motor induksi .................................................................................... 14
Gambar 2.5 Gearbox ............................................................................................. 15
Gambar 2.6 Puli dan V-Belt .................................................................................. 16
Gambar 3.1 Desain alat Shaking table ................................................................. 17
Gambar 3.2 Desain Variasi Puli ........................................................................... 18
Gambar 3.3 Desain Skema Putaran ...................................................................... 18
Gambar 4.1 Skema Analisis Putaran I .................................................................. 21
Gambar 4.2 Perhitungan Putaran Motor induksi ke Gearbox Pada Skema I ........ 22
Gambar 4.3 Perhitungan Putaran Keluar Gearbox Ke Poros Pada Skema I ........ 23
Gambar 4.4 Skema Analisis Putaran II ................................................................. 25
Gambar 4.5 Perhitungan Putaran Motor Induksi Ke Gearbox Pada Skema II ..... 26
Gambar 4.6 Perhitungan Putaran Gearbox Ke Poros Skema II ........................... 27
Gambar 4.7 Skema Analisis Putaran III ................................................................ 29
Gambar 4.8 Perhitungan PutaranMotor Induksi ke Gearbox Pada Skema III ..... 30
Gambar 4.9 Perhitungan Putaran Gearbox Ke Poros Skema III .......................... 31
Gambar 4.10 Hasil Simulasi Stress pada v-blet Skema I ...................................... 33
Gambar 4.11 Hasil Simulasi Displacement pada v-blet Skema I.......................... 34
Gambar 4.12 Hasil Simulasi strain pada v-blet Skema I ..................................... 35
Gambar 4.13 Hasil Simulasi Stress pada v-blet Skema II ..................................... 35
Gambar 4.14 Hasil Simulasi Displacement pada v-blet Skema II ........................ 36
Gambar 4.15 Hasil Simulasi strain pada v-blet Skema II .................................... 37
Gambar 4.16 Hasil Simulasi Stress pada v-blet Skema III ................................... 37

xiii
Gambar 4.17 Hasil Simulasi Displacement pada v-blet Skema III ....................... 38
Gambar 4.18 Hasil Simulasi strain pada v-blet Skema III................................... 39
Gambar 4.19 Perbandingan Tailing dan konsentrat pada pasir besi dengan putaran
47,3 Rpm .......................................................................................... 40
Gambar 4.20 Perbandingan Tailing dan konsentrat pada pasir besi dengan putaran
35,5 Rpm .......................................................................................... 41
Gambar 4.21 Perbandingan Tailing dan konsentrat pada pasir besi dengan putaran
28,4 Rpm .......................................................................................... 42
Gambar 4.22 Hasil Simulasi Pembebanan terhadap puli dengan Putaran 47,3 Rpm
......................................................................................................... 42

Gambar 4.23 Hasil Simulasi Tekanan terhadap puli dengan putaran 47,3 Rpm . 43

Gambar 4.24 Hasil simulasi Perpindahan terhadap puli dengan putaran 47,3 Rpm
......................................................................................................... 44

Gambar 4.25 Hasil Simulasi Peembebanan terhadap puli dengan putaran 35,5
Rpm .................................................................................................. 44

Gambar 4.26 Hasil Simulasi Tekanan terhadap puli dengan putaran 35,5 Rpm .. 45

Gambar 4.27 Hasil Simulasi Perpindahan terhadap puli dengan putaran 35,5 Rpm
......................................................................................................... 46

Gambar 4.28 Hasil Simulasi Pembebanan terhadap puli dengan putaran 28,4 Rpm
......................................................................................................... 46

Gambar 4.29 Hasil Simulasi Tekanan terhadap puli dengan putaran 28,4 Rpm .. 47

Gambar 4.30 Hasil Simulasi Perpindahan terhadap puli dengan putaran 28,4 Rpm
......................................................................................................... 48

xiv
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
Tabel 4.1 Data hasil perhitungan putaran motor induksi ke gearbox ................... 22
Tabel 4.2 Data Hasil untuk perhitungan putaran Gearbox ke Poros..................... 23
Tabel 4.3 Data Hasil perhitungan putaran motor induksi ke Gearbox ................. 25
Tabel 4.4 Data Hasil untuk perhitungan putaran Gearbox ke Poros..................... 27
Tabel 4.5 Data Hasil perhitungan putaran motor induksi ke Gearbox ................. 29
Tabel 4.6 Data Hasil untuk perhitungan putaran Gearbox ke Poros..................... 30
Tabel 4.7 Kecepatan poros dan Kecepatan roda torak .......................................... 32
Tabel 4.8 Pengujian dengan menggunakan variasi putaran terhadap hasil
pengayakan material pasir besi. ............................................................ 39
Tabel 4.9 Hasil Simulasi V-blet Terhadap putaran alat shaking table . ................ 48

xv
DAFTAR NOTASI

Notasi Keterangan Satuan Halaman


N Putaran N 15
F Frekuensi Hz 15
P Jumlah Kutub N 15
𝑛1 Putaran Motor Induksi Rpm 35

𝑛2 Putaran Pada Gear Box Rpm 35


𝐷𝑝 Diameter Puli Motor Induksi mm 35
𝑑𝑝 Diameter Puli Gir Box mm 35
T Waktu s 36
V Kecepatan Linear 𝑟𝑎𝑑⁄ 36
𝑠
Ω Kecepatan Sudut 𝑚⁄ 36
𝑠

xvi
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahan galian (tambang). Bahan
galian itu, meliputi emas, perak, tembaga, minyak dan gas bumi, batu bara dan
lain-lain (Erna Riwu Rada, 2019). Proses pengolahan bahan galian (mineral
processing) ialah suatu proses pengolahan dengan memanfaatkan perbedaan-
perbedaan dari sifat fisik bahan galian dengan tujuan untuk memisahkan bahan
galian tersebut dengan pengotornya dan menghasilkan nilai tambah yang berupa
peningkatan nilai kadar dari bahan galian tersebut (Rayla, 2021). Berdasarkan
pusat sumber daya geologi 2016 khususnya untuk sumber daya pasir besi di
Indonesia pada tahun 2011 sumber daya berjumlah 1,58 miliar ton dan pada tahun
2015 sumber daya meningkat menjadi 4,46 miliar ton karena adanya penemuan
sumber daya baru. Pasir besi tersebar di berbagai pantai seperti pantai barat
Sumatera, Jawa, Kalimantan Sulawesi, Nusa tenggara dan kepulauan Maluku
(Wijaya Gitarani, 2012).
Pasir besi merupakan sumber salah satu material magnetik yang banyak
digunakan dalam berbagai bidang seperti elektronika, energi, kimia, ferofluida,
katalis, dan diagnosa medik (Dewi Linda, 2014). Pasir besi ditemukan di wilayah
pesisir pantai sebagai endapan aluvial yang berasal dari batuan gunung berapi dan
dihasilkan secara bertahap dari pendinginan cepat lahar vulkanik (Infantri Putra,
2022). Biasanya digunakan untuk bahan baku utama pembuatan baja (Abdul &
Wasik, 2018). Selain untuk bahan baku utama pembuatan baja, pasir besi juga
digunakan dalam industry keramik, refractory, bahan campuran pembuatan semen
dan lain-lain (Aritonang et al., 2019). Berbagai aplikasi mengenai pasir besi saat
ini masih terus dilakukan para peneliti di seluruh dunia dengan produk dan metode
yang berbedabeda, sehingga memiliki ukuran nanometer. Oleh karena itu, pasir
besi kemudian diolah dengan berbagai metode untuk mendapatkan produk
nanomaterial (Dewi Linda, 2014).
Proses pemilahan dengan ayakan getar merupakan salah satu metode tertua
dan banyak digunakan secara luas dalam proses pemilahan secara fisik. Aplikasi

1
ini dilakukan di dunia industri dalam pemilahan skala besar maupun di
laboratorium sebagai alat bantu skala kecil untuk analisa distribusi ukuran partikel
(Haris Mujianto Dan Miftahul Rahmi, 2019), di dunia industri, ayakan getar
digunakan di bidang pertambangan, powder metallurgy, proses kimia dan
konstruksi (Shen H, 2011). Ayakan getar bekerja dengan gerak vertikal dan
horisontal bolak-balik dalam mekanismenya (Sullivan JF, 2012). Gerakan ini
menimbulkan efek gerak memantul (bumping) pada bahan atau material yang
diproses. Peralatan ini pertama kali digunakan di Amerika pada awal abad ke 20
dan berkembang dari segi efisiensi, terutama di Jerman pada pertengahan abad ke
20 (Meinel A, 2010).
Dalam penelitian ini menggunakan mekanisme ayakan getar yang
ditimbulkan dari gaya pada putaran motor penggerak untuk pengolahan batubara
dan mineral seperti logam pasir yaitu alat shaking table. Belakangan ini alat
shaking table banyak digunakan dalam industri pertambangan dengan kapasitas
produksi yang besar. Adanya alat shaking table sangat membantu proses
pengolahan material tambang seperti pasir besi, dalam pengoperasian alat tersebut
diharapkan untuk mendapat hasil dari kinerja alat yang baik.
Wills (1992) menjelaskan bahwa gaya yang bekerja saat operasional shaking
table adalah gaya gravitasi, gaya dorong fluida dan gaya gesek. Mekanisme kerja
alat shaking table pada proses pemisahannya mineral terjadi karena adanya
sentakan meja yang ditimbulkan oleh head motion dan aliran air tipis dipermukaan
meja dari wash water mineral berat mempunyai gaya gesek yang lebih besar maka
akan terlempar kesamping (searah sentakan meja). Mineral yang berukuran halus
akan terlempar kesamping lebih jauh dibanding dengan mineral yang berukuran
kasar. Mineral ringan berukuran kasar akan terdorong oleh aliran air lebih jauh
dari pada mineral berat berukuran halus. Sedangkan adanya riffle diatas meja akan
mengakibatkan aliran turbulen dan membentuk susunan mineral berat dan ringan.
Putaran motor penggerak sangat berpengaruh terhadap hasil dari material
tambang yang diayak, semakin besar putaran pada motor dapat menyebabkan
getaran pada meja goyang secara berlebihan dan material yang adapun tidak dapat
terayak dengan baik, begitupun semakin lambat putaran motor maka semakin
besar juga efisiensi penggunaan alat terhadap hasil material yang diinginkan

2
sangat kecil, sehingga dapat menyebabkan kerugian yang tidak dinginkan
terhadap material yang ada akibat putaran yang terlalu besar, dan optimalisasi
penggunaan alat yang berlebihan akibat putaran yang lambat.
Sehingga dibutuhkan suatu penelitian untuk mengetahui putaran motor
penggerak untuk mendapatkan hasil dari pengayakan material yang baik,
berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
terhadap permasalahan yang ada dengan judul Pengaruh variasi Putaran Motor
Penggerak Terhadap Optimalisasi Kerja Alat Shaking Table.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana pengaruh variasi putaran motor penggerak terhadap optimalisasi
kinerja alat shaking table?

1.3 Batasan Masalah


Dari permasalahan yang di atas penulis membuat batasan masalah sebagai
berikut :
1. Material yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pasir besi dengan
massa 3 kg.
2. Putaran motor induksi 1.420 Rpm
1
3. Rasio GearBox yang digunakan 30

4. Puli dengan diameter 75 mm, 100 mm dan 125 mm.

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui variasi putaran motor
penggerak terhadap optimalisasi kinerja alat shaking table.

3
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.5.1 Untuk Mahasiswa
Dari hasil penelitian yang diperoleh, diharapkan dapat membawa manfaat
kepada mahasiswa secara praktis dan teoritis terkait dengan alat shaking table
lebih khususnya pada putaran motor penggerak, untuk mendapatkan hasil dari
kerja alat yang baik.
1.5.2 Untuk Universitas
Dari hasil penelitian yang diperoleh, diharapkan bisa membantu
Universitas dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan kajian keilmuan.
1.5.3 Untuk Masyarakat
Dari hasil penelitian yang diperoleh, diharapkan dapat memberikan
pengetahuan mengenai kinerja alat shaking table.

4
1.6 Peta Jalur Alur Penelitian

Penerapan
Industri
Teknologi Tepat
Manufaktur
Guna

Tujuan Payung Penelitian

Mengembangkan Iptek Pembuatan alat


di bidang Industri shaking table pada
Manufaktur dalam bidang Industri
pengolahan hasil manufaktur
pertambangan

Sasaran Wilayah Komponen/Topik

Pengembangan Penelitian industri Penelitian industri


teknologi tepat guna manufaktur yang manufaktur yang akan
pada bidang pertanian bermanfaat dalam mengarah pada
berupa pembuatan pengolahan hasil pengembangan
alat Shaking Table pertambangan di teknologi tepat guna
wilayah NTT dibidang pertambangan

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka Terdahulu
Pada penelitian yang dilakukan oleh Infantri Putra pada tahun 2022 dengan
judul “Identifikasi Kandungan Fe Pada Pasir Besi Hasil Proses Konsentrasi
Menggunakan Sluice Box” menyebut mengenai Pengolahan bahan galian yang
merupakan suatu proses pengolahan bahan galian atau mineral untuk memisahkan
mineral berharga dari mineral pengotornya dengan memanfaatkan perbedaan
sifat-sifat fisik dari mineral tersebut tanpa mengubah identitas kimia dan fisik dari
produk tersebut. Sifat-sifat fisik dari mineral harus diketahui terlebih dahulu hal
ini dilakukan agar dapat menentukan alat yang tepat untuk digunakan dalam
proses pengolahan pasir besi. Selain itu, proses pengolahan ini bertujuan untuk
meningkatkan kadar hingga tercapai syarat untuk proses pengolahan lanjutan. Dan
disimpukan bahwa hasil uji AAS pada sampel konsentrat diperoleh kandungan Fe
yang terkandung 18.01% pada konsentrat kemiringan 100 dan 19.15% pada
konsentrat kemiringan 150 dan 200. Serta hasil yang paling optimal adalah pada
kemiringan yang paling kecil yaitu 10 derajat dan mendapatkan recoveri sebesar
89% (Infantri Putra, 2022).
Pada penelitian yang dilakukan oleh Yusuf Rumbino dan Noni Banunaek
pada tahun 2021 dengan judul “Pengaruh Variabel Meja Goyang (Shaking Table)
Untuk Memisahkan Mineral Mangan Dari Mineral Pengotor” menyebutkan
bahwa gaya yang bekerja saat operasional shaking table adalah gaya gravitasi,
gaya dorong fluida dan gaya gesek. Mekanisme kerja alat shaking table pada
proses pemisahannya mineral terjadi karena adanya sentakan meja yang
ditimbulkan oleh head motion dan aliran air tipis dipermukaan meja dari wash
water. Menyimpulkan Hubungan kemiringan deck meja terhadap recovery
mineral mangan bervariasi berkisar 61,5-62,7% pada kemiringan 3° berkisar 42,2-
47,5% pada kemiringan 5°, berkisar 32-32,7% pada kemiringan 8°. Recovery
yang dicapai pada beberapa laju aliran adalah: 49,6-49,9% pada laju aliran
10liter/menit 34,6-34,8% pada laju aliran 15liter/menit, 24,4-24,8% pada laju
aliran 20liter/menit (Yusuf Rumbio dan Noni Banunaek, 2021).

6
Pada penelitian yang dilakukan oleh Emirzza Rasyid pada tahun 2019 dengan
judul “Perancangan Alat Pencucian Pasir Sungai Untuk Menghasilkan Pasir
Sungai Berkualitas di Sungai Ogan” menyebutkan Motor penggerak berfungsi
sebagai mesin yang menggerakan besi pitman yang nantinya akan bergesekan
dengan besi vertical yang dibuat di kaki sasis alat. Motor penggerak ini
menghasilkan energi gerak yaitu energi putar yang nantinya energi putar ini di
alirkan ke gearbox menggunakan v-belt, dimana gearbox berfungsi untuk
memperlambat putaranyang dihasilkan oleh motor penggerak dan menyimpulkan
bahwa Alat pencucian pasir ini dapat digunakan namun belum secara maksimal
karena masih terdapat konsentrat yang tidak masuk kedalam wadah konsentrat
akibat lebar wadah konsentrat yang terlalu kecil dan lubang bukaan box feed yang
terlalu besar yang mengakibatkan feed mengalir terlalu cepat (Emirzza Rasyid,
2019).
Pada penelitian yang dilakukan oleh Haris Mujianto dan Miftahul Rahmi pada
tahun 2019 dengan judul “Pengaruh Sudut Kemiringan (Inklinasi) Terhadap
Unjuk Kerja Ayakan Getar (Vibrating Screen)” menyebutkan pengayak getar
dengan memvariasikan putaran motor penggerak mekanisme engkol peluncur dan
aliran massa abu sekam padi masuk ayakan untuk mendapatkan data-data
simpangan koordinat pegas yang bergetar dan simpangan titik berat pengayak
getar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju hasil pengayakan abu sekam padi
yang tertinggi pada putaran motor 2430 rpm dengan laju massa hasil ayakan yang
optimal sebesar 1.49 gr/dt (Haris Mujianto dan Miftahul Rahmi pada tahun 2019).

2.2 Landasan Teori


2.2.1 Pasir Besi
Pasir besi merupakan salah satu sumber daya alam yang melimpah di
Indonesia terutama di pantai selatan Jawa Barat dan merupakan bahan dasar untuk
bangunan serta industri logam. Kandungan mineral pasir besi tersebut umumnya
adalah oksida logam seperti besi, timah dan silika/kuarsa. Salah satu bahan dasar
yang dibuat menggunakan pasir besi adalah kandungan magnetit (Fe3O4) yang
digunakan sebagai bahan dalam pembuatan logam besi (Setianto, 2017).
Pemanfaatan mineral pasir besi yang kini sedang dikembangkan ialah pasir besi

7
berukuran nanopartikel (Sunaryono, 2013). Pasir besi dalam ukuran nano
mempunyai banyak peluang aplikasi di bidang industri, elektronik dan medis
(Teja, 2009), studi kemagnetan bumi dan pertahanan sebagai bahan anti radar
(Mashuri, 2013).

Gambar 2.1 Pasir Besi

2.2.2 Pengolahan Pasir Besi


Pengolahan Bahan Galian atau mineral dressing adalah istilah umum yang
biasa dipergunakan untuk proses pengolahan semua jenis bahan galian atau
mineral yang berasal dari endapan-endapan alam pada kulit bumi, untuk
dipisahkan menjadi produk-produk berupa satu macam atau lebih, mineral
berharga dan sisanya dianggap sebagai mineral kurang berharga, yang terdapat
bersama-sama dalam alam. Secara umum mineral dressing adalah suatu proses
pengolahan bahan galian hasil penambangan guna memisahkan mineral berharga
dari mineral pengotornya yang kurang berharga, yang terdapat bersama-sama
gangue mineral (Abbas, 2020).
Proses pengolahan bahan galian (mineral processing) ialah suatu proses
pengolahan dengan memanfaatkan perbedaan-perbedaan dari sifat fisik bahan
galian dengan tujuan untuk memisahkan bahan galian tersebut dengan
pengotornya dan menghasilkan nilai tambah yang berupa peningkatan nilai kadar
dari bahan galian tersebut. Salah satu proses pengolahan pasir kuarsa adalah 10
dengan gravity concentration yaitu, pemisahan konsentrat dan tailing dengan
memanfaatkan perbedaan berat jenis mineral. Media yang digunakan pada

8
pemisahan seara gravitasi adalah fluida, pada umumnya media yang digunakan
adalah air (Rayla Tria Harsa, 2021).

2.2.3 Sifat Fisik Pasir Besi


Pasir besi berwarna abu-abu hingga kehitaman, berbutir sangat halus dengan
ukuran antara 75 – 150 mikron, densitas 2-5 gr/cm³, bobot isi (spesific gravity,)
2,99 – 4,23 gr/cm³, dan derajat kemagnetan (MD) 6,4 – 27,16%. Pasir besi yang
mengandung mineral utama magnetit dicirikan oleh butiran mineral magnetit yang
selalu berikatan dengan butiran mineral magnetit lainnya sehingga membentuk
ikatan rantai. Butiran mineralnya bersistem kristal isometrik, sehingga pasir besi
(magnetit) cenderung berbentuk membundar hingga membundar tanggung.
(Handesman Putra, 2018).

2.2.4 Kegunaan Pasir Besi Bagi Industri


Kegunaan pasir besi ini selain untuk industri logam besi juga telah
dimanfaatkan sebagai bahan dasar tinta kering (toner) pada mesin photo-copy dan
printer laser dan sebagai bahan dasar pembuatan besi baja yang telah dilakukan
studinya dalam bentuk pellet, selain itu, mineral magnetit pasir besi juga sangat
potensial diolah menjadi bahan industri lain, seperti pewarna serta campuran
untuk cat. Pemakaian pasir besi sebesar 80% dari berat pasir total bisa
meningkatkatkan kua tarik belah beton sebesar 4,84% dibandingkan beton normal
dan meningkatkan kuat tekan beton sebesar 28,41% dibandingkan beton normal
(Handesman Putra, 2018).

2.3 Shaking Table

Shaking table merupakan salah satu alat pemisah antara mineral utama
dengan mineral pengotor dengan menggunakan metode gravitasi yang merupakan
metode pemisahan berdasarkan perbedaan berat jenis antara pasir besi dengan
mineral pengotornya dengan cara mengalirkan air yang tipis diatas permukaan
deck shaking table (Rasyid, 2019).

9
Gambar 2.2 Alat shaking table

Salah satu metode gravitasi adalah shaking table. Shaking table merupakan
pemisahan material dengan cara mengalirkan air yang tipis pada suatu meja
bergoyang dengan menggunakan media aliran tipis dari air (Handesman Putra,
2018).
1. Jenis-jenis Shaking Table
a. Willey Table
Willey table terdiri deck berbentuk segiempat dan headmotion sebagai
penggeraknya. Penggunaan riffle yaitu dengan tinggi minimal
setengah feed dan lebar seperempat feed. Kapasitas alat tergantung
pada panjang store, jumlah air, jumlah store, sifat bijih, slope dan
meja, dan ukuran feed.
b. Butcher Table
Bentuknya hampir sama dengan willey, tapi memiliki watch plinger
untuk mencuci.
c. Card table
Riffle dibuat dengan membentuk dek segitiga dan headmotion
d. Dister diagonal overslorm table
Bentuk deck rombahedral, pemisahan antara konsentrat, midling dan
tailing tidak jelas atau berdekatan sekali akibatnya kecil midling.

10
2. Jenis-jenis Shaking Table
Mekanisme kerja alat shaking table pada proses pemisahannya,
pemisahan mineral terjadi karena adanya sentakan meja yang
ditimbulkan oleh head motion dan aliran air tipis dipermukakan meja dari
wash water. Mineral berat karena mempunyai gaya gesek yang lebih
besar maka akan terlempar kesamping (searah sentakan meja). Mineral
yang berukuran halus akan terlempar kesamping lebih jauh dibanding
dengan mineral yang berukuran kasar. Mineral ringan berukuran kasar
akan terdorong oleh aliran air lebih jauh dari pada mineral berat
berukuran halus. Sedangkan adanya riffle diatas meja akan
mengakibatkan aliran turbulen dan membentuk susunan mineral berat
dan ringan.

2.3.1 Dinamika dan Kinematika Teknik


Kinematika teknik adalah ilmu yang mempelajari pergerakan suatu mesin
dan komponen yang sangat dibutuhkan dalam suatu perancangan mesin.
Perancangan alat peraga kinematika engkol peluncur bertujuan untuk
mendapatkan parameter kinematika yang bekerja pada engkol peluncur dengan
variasi panjang batang dan kecepatan sudut batang input dimana alat peraga yang
menampilkan gerak suatu mekanisme tertentu dianggap memadai dan cukup
dalam pembelajaran kinematika dan dinamika teknik mesin, dimana pada masing-
masing batang dapat ditentukan variasi dimensi batang dan data yang dihasilkan
dari perhitungan akan mendapat besaran kecepatan dan percepatan sudut batang
yang terjadi pada mekanisme engkol peluncur (Yogi saputra, 2022).
Dinamika teknik adalah ilmu yang mempelajari pergerakanpergerakan suatu
mesin dan komponen yang sangat dibutuhkan dalam suatu perancangan mesin.
Suatu perancangan mesin, perlu dilakukan analisis terlebih dahulu terhadap
mekanisme pergerakan kecepatan dan percepatan tiap-tiap komponen dari suatu
mesin. Komponen mesin terdiri dari rangkaian benda bergerak dan tidak bergerak
yang rangkai diantara sumber-sumber tenaga dan kerja yang harus dilakukan
untuk tujuan penyesuaian fungsi dan gerak mesin tersebut (Naharudin, 2012).
Penganalisisan gerakan relatif suatu elemen mesin meliputi lintasan, kecepatan,

11
dan percepatan digunakan ilmu analisis kinematika (D.Wardianto, 2021).
Mekanisme engkol peluncur adalah mekanisme gerak relatif yang merupakan
rangkaian batang penghubung empat batang yang memiliki gerakan kombinasi
translasi dan rotasi (Naharudin, 2012).

Gambar 2.3 Proses Pemindahan Material dengan Perbedaan Berat Jenis.

2.3.3 Pengaruh Putaran Motor Dan Hasil Kerja Alat Shaking Table
Adapun variabel yang mempengaruhi proses pencucian pada shacking table
(Emirzza Rasyid, 2019).

1. kemiringan dek Kemiringan dek berpengaruh terhadap hasil pengolahan.


Kemiringan yang terlalu besar akan mengakibatkan 14 konsentrat yang
dihasilkan kurang baik karena mineral berharga yang berukuran agak
halus akan jatuh kedalam tailing, sedangkan kemiringan yang kecil akan
menyebabkan sebagian besar umpan akan jatuh kedalam konsentrat.
Konsentrat yang dihasilkan pada kemiringan meja goyang yang hampir
datar tidak hanya mineral berharganya saja, tetapi mineral pengotornya
pun ikut jatuh kedalam konsentrat.
2. Kecepatan pergerakan dek Pada proses meja goyang gerakan dek dibuat
relatif lebih besar agar mineral berat teraduk, sehingga partikel mineral
berbutir halus yang kurang berharga akan terangkat keatas dan akan
mengalami gaya dorongan air dan hanyut melewati sekat-sekat terbuang
sebagai tailing atau sebagai middling.
3.

12
3. Tinggi sekat-sekat Konsentrat tinggi dihasilkan dari sekat yang rendah,
sebaliknya sekat-sekat yang terlalu tinggi mengakibatkan mineral
pengotor atau tailing tidak dapat melewati dan tertahan di sela – sela
sekat.

Salah satu variabel yang mempengaruhi proses pencucian pada shacking


table menurut (Emirzza Rasyid, 2019). Yaitu kecepatan feeding meja yang secara
langsung dipengaruhi oleh putaran motor dan memberikan gaya pada deck
mempengaruhi recovery yang yang dihasilkan. Secara skematis produk
pemisahanakibat pengaruh dari pengaruh kemiringan dek, ketebalan lapisan tipis
flowing film, kecepatan pergerakan dek, panjang stoke dan jenis sekat–sekat
(riffle). Dari gambar 2.1 dapat dilihat bahwa butiran partikel yang ringan berbutir
besar akan mudah terbawa air kesisi bagian kiri bawah meja goyang keluar
sebagai tailing. Partikel mineral berat berbutir besar dan partikel ringan berbutir
sedang akan terbawa ke sisi bagian kanan bawah meja goyang keluar sebagai
produk midling. Butiran partikel mineral berat yang berukuran halus akan keluar
sebagai produk konsentrat (Denver, 2015).

Partikel mineral ringan, berbutir halus dan pipih akan lebih besar
kemungkinan terbawa aliran air dari partikel mineral lebih berat berbutir bulat dan
kasar yaitu searah dengan kemiringan dek. Kemungkinan pada proses selanjutnya
akibat adanya gaya-gaya yang bekerja terhadap partikel mineral maka partikel
mineral berat berbutir besar akan besar kemungkinan terbawa oleh aliran air
searah kemiringan dek dari pada partikel berat tetapi berbutir halus. Akibat air
pencucian (wash water) material lumpur akan terbawa menurut kemiringan dek
dan melewati sekat-sekat (riffle) yang terpasang tegak lurus terhadap aliran air.
Pada saat melawati sekat-sekat (riffle), material lumpur akan mengalami
turbulensi sehingga terjadi proses pemisahan antar partikel mineral (F, A, Taggart,
2013).

13
2.4 Komponen Penelitian
2.4.1 Motor Induksi
Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (ac) yang paling
luas digunakan Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja
berdasarkan induksi medan magnet stator ke statornya, dimana arus rotor motor
ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi
sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar
(rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator.

Motor induksi sangat banyak digunakan di dalam kehidupan sehari-hari


baik di industri maupun di rumah tangga. Motor induksi yang umum dipakai
adalah motor induksi 3-fase dan motor induksi 1-fase. Motor induksi 3-fase
dioperasikan pada sistem tenaga 3-fase dan banyak digunakan di dalam berbagai
bidang industri dengan kapasitas yang besar. Motor induksi 1-fase dioperasikan
pada sistem tenaga 1-fase dan banyak digunakan terutama untuk peralatan rumah
16 tangga seperti kipas angin, lemari es, pompa air, mesin cuci dan sebagainya
karena motor induksi 1-fase mempunyai daya keluaran yang rendah, gambar
motor induksi dapat dilihat pada gambar 2.4 sebagai berikut :

Gambar 2.4 Motor induksi (Zulfikar, 2019)


Kecepatan putaran yang dihasilkan suatu Motor Listrik, juga dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu Frekuensi dan Jumlah Kutub. Kecepatan Putaran
(Rpm) biasa juga dituliskan dengan huruf N, dan besar RPM ini ditentukan oleh
seberapa besar frekwensi listrik yang digunakan dikali dengan sudut phase (120⁰)
dibagi dengan jumlah kutub gulungan (Pole).

14
Dengan rumus untuk mencari kecepatan putaran (Rpm) adalah sebagai
berikut (Zulfikar, 2019) :
N = (F x 120) : P
Dengan,
N = Putaran (Rpm)
F = Frekuensi (Hz)
P = Jumlah kutub (n)

2.4.2 Gearbox

Gearbox atau transmisi adalah salah satu komponen utama motor yang
disebut sebagai sistem pemindah tenaga, transmisi berfungsi untuk memindahkan
dan mengubah tenaga dari motor yang berputar, yang digunakan untuk memutar
spindel mesin maupun melakukan gerakan feeding.

Transmisi juga berfungsi untuk mengatur kecepatan gerak dan torsi serta
berbalik putaran, sehingga dapat bergerak maju dan mundur. Transmisi manual
atau lebih dikenal dengan sebutan gearbox, mempunyai beberapa fungsi antara
lain :

1. Merubah momen puntir yang akan diteruskan ke spindel mesin.

2. Menyediakan rasio gigi yang sesuai dengan beban mesin.

3. Menghasilkan putaran mesin tanpa selip

Gambar 2.5 Gearbox (Diniaty, 2017)

Sistem transmisi adalah sistem yang berfungsi untuk mengkonversi torsi dan
kecepatan yang berbeda-beda untuk diteruskan ke penggerak akhir. Konversi ini
mengubah kecepatan putaran tinggi menjadi lebih rendah atau sebaliknya.

15
2.4.3 Puli dan V-Belt
Puli dan belt adalah pasangan elemen mesin yang digunakan untuk
mentransmisikan daya dari satu poros ke poros lain. Perbandingan kecepatan
antara poros penggerak dan poros yang digerakkan tergantung pada perbandingan
diameter puli yang digunakan. Agar dapat mentransmisikan daya, puli
dihubungkan dengan belt (sabuk) dan memanfaatkan kontak gesek antara puli
dengan sabuk.

Gambar 2.6 Puli dan V-Belt (Seprianto,2021)

Beberapa fungsi lain dari puli dan belt selain mentransmisikan daya antara
lain memperlambat putaran poros, mempercepat putaran poros, memperkecil
torsi dan memperbesar torsi.

16
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu pelaksanaan selama tiga bulan dihitung mulai proposal ini
diseminarkan. Pembuatan dan pengujian alat dilakukan di Bengkel Program Studi
Teknik Pertambangan, Fakultas Sains Dan Teknik, Universitas Nusa Cendana
Kupang.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
Alat-alat yang digunakan penelitian ini, yaitu :
1. Gearbox.
2. Motor Induksi.
3. Puli dan V-Belt.
5. Timbangan.
6. Stopwatt.
3.2.2 Bahan
1. Material Pasir Besi sebanyak 3kg.
2. Air 1500 ml.
3.3 Desain alat

11 10

7 5

1
9 4 2

Gambar 3.1 desain alat shaking table

17
Keterangan :
1. GearBox 5. Deck material 9. Motor
2. Rangka 6. Riffle 10. Pipa
3. Bak penampung tailing 7. Torak 11. Corong masuk
4. Bak penampung konsentrat 8. Poros

3.4 Gambar Variasi Puli

1
3 4
2

(A) (B) (C)


Gambar 3.2 desain variasi puli
Keterangan :
1. V-Belt 3. Puli 100 (mm)
2. Puli 75 (mm) 4. Puli 125 (mm)

3.5 Gambar Skema Putaran


2
3 1

Gambar 3.3 desain skema putaran

18
Keterangan :
1. Poros 4. V-belt 7. Motor
2. Roda gila 5. Gearbox
3. Poros 6. Pulli

3.6 Tahap Persiapan


1. Desain variasi ukuran puli menggunakan aplikasi solidworks, kemudian
dicetak sebagai acuan dalam proses penelitian.
2. Persiapan alat dan bahan untuk proses variasi putaran,

3.7 Tahap Pengujian


1. Pengecekan semua komponen dengan seksama.
2. Pemasangan puli dengan masing-masing variasi diameter.
3. Menghidupkan motor induksi dengan putaran 1.420 Rpm.
3. Perhitungan pergerakan deck.
4. Tuangkan pasir besi ke atas deck meja melalui feed.
5. Menghitung massa konsentrat dan tailing pasir besi.

19
3.8 Diagram Alir Penelitian

Mulai

Perumusan
Masalah

Studi Pustaka

Persiapan alat
dan bahan

Shaking Table

Pengujian
Putaran

Variasi putaran Variasi putaran Variasi putaran


1 2 3

Analisis data
Perhitungan

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan

Selesai

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

20
4.1 Hasil Penelitian
Penelitian ini menunjukan hasil analisis menggunakan variasi diameter puli
untuk melihat putaran yang terjadi pada poros untuk menggerakan deck shaking
table.
4.2. Spesifikasi Komponen Penelitian
Spesifikasi ukuran puli
a. Diameter puli motor induksi (Dp) : 75 mm, 100 mm dan 125 mm
b. Diameter puli pada input gearbox (dp): 75 mm
c. Diameter puli pada otput gearbox (dp): 75 mm
d. Diameter puli poros (dp): 75 mm
Spesifikasi komponen
a. Motor induksi 1420 Rpm
1
b. Gearbox ratio 30
4.3 Hasil Analisis
4.3.1 Putaran pada Skema Analisis Putaran I
Perhitungan putaran menggunakan Skema Analisis Putaran I seperti pada
Gambar 4.1 berikut :

Motor Induksi Puli masuk Puli keluar


Puli Poros
(1420 Rpm) Gearbox Gearbox
(Diameter Puli
1 1
Diameter Puli (Ratio ) (Ratio 30)
30 75 mm)
75 mm Diameter Puli Diameter Puli
75 mm 75 mm

Gambar 4.1 Skema Analisis Putaran I


Adapun hasil analisis untuk mendapatkan besar putaran pada skema I
menggunakan data dan rumus dibawah ini yaitu :

21
Tabel 4.1 Data hasil perhitungan putaran motor induksi ke gearbox
Diameter puli motor induksi (Dp) = 75 mm
Diameter puli masuk gearbox (dp) = 75 mm
Putaran motor induksi (n1 ) = 1.420 Rpm
Pada data yang ada putaran motor induksi yang digunakan adalah 1.420 Rpm
dan menggunakan puli dengan diameter 75 mm pada motor dan diameter puli 75
1
mm pada gearbox dengan ratio 30 adapun hasil perhitungan sebagai berikut :
𝑛1 𝐷𝑝
=
𝑛2 𝑑𝑝
1. Besar putaran motor induksi ke puli masuk dari gearbox.

Gambar 4.2 Perhitungan putaran motor Induksi ke gearbox skema I


Hasil perhitungan,
𝑛1 𝐷𝑝 1.420 75
= = =
𝑛2 𝑑𝑝 𝑛2 75

1.420.75 = 𝑛2 .75
106.500 = 𝑛2 .75
𝑛2 = 106.500
75
𝑛2 = 1.420 Rpm
Berdasarkan hasil analisis besar putaran yang terjadi dari motor induksi
(𝑛1 )sebesar 1.420 Rpm dengan diameter puli 75 mm (Dp) terhadap puli masuk
gearbox dengan diameter puli 75 mm (dp) mendapatkan putaran (𝑛2 ) sebesar
1.420 Rpm, dengan perhitungan ini maka besar putaran pada motor induksi
(𝑛1 ) adalah sama besarnya dengan putaran yang terjadi pada puli masuk gearbox
(𝑛2 ) dengan transmisi menggunakan sabuk dan puli berdiameter 75 mm. Karena

22
besarnya putaran pada puli masuk gearbox (𝑛2 ) adalah 1.420 Rpm, putaran
1
tersebut dibagi dengan ratio gearbox seperti pada perhitungan dibawah ini.
30

Ratio gearbox = 1
30
Putaran motor = 1.420 Rpm
Putaran motor dibagi ratio gearbox = 1.420
30
Putaran gearbox = 47,33 Rpm
1
Menghasilkan putaran setelah melewati gearbox dengan ratio sebesar
30

47,33 Rpm, putaran yang keluar dari gearbox ini di transmisikan ke poros
menggunakan diameter pada puli keluar gearbox (𝐷𝑝 ) 75 mm dan diameter pada
poros (𝑑𝑝 ) 75 mm, untuk mendapatkan besar putaran pada poros menggunakan
data dan rumus dibawah ini yaitu :
Tabel 4.2 Data Hasil untuk perhitungan putaran Gearbox ke Poros
Diameter puli motor induksi (Dp) = 75 mm
Diameter puli pada input a gearbox (dp) = 75 mm
Putaran motor induksi (n1 ) = 47,3 Rpm
2. Besar putaran keluar gearbox ke poros.

Gambar 4.3 Perhitungan putaran keluar gearbox ke poros pada skema I


Hasil perhitungan,
𝑛1 𝐷𝑝 47,33 75
= = =
𝑛2 𝑑𝑝 𝑛2 75

47,33.75 = 𝑛2 .75

23
3.549,75 = 𝑛2 .75
𝑛2 = 13.549,75
75
𝑛2 = 47,33 Rpm
Berdasarkan hasil analisis besar putaran yang terjadi dari gearbox (𝑛1 )sebesar
47,33 Rpm dengan diameter puli 75 mm (Dp) terhadap poros dengan diameter
puli 75 mm (dp) mendapatkan putaran (𝑛2 ) sebesar 47,33 Rpm.
Dari hasil perhitungan didapatkan besar putaran akhir pada poros sebesar
47,33 Rpm. Besar putaran pada poros menghasilkan putaran pada roda torak
dengan jari-jari 10 cm sebesar 47,33 putaran per menit, roda torak tersebut
bergerak melingkar sehingga hubungan kecepatan linear dan sudut dihitung
menggunakan persamaan berikut :
Hasil perhitungan,
𝑉 = 𝜔 .𝑟
2𝜋
𝜔=
𝑇
Jumlah putaran (n) = 47,33 Putaran
Waktu (t) = 1 m = 60 s
Jari-jari roda torak = 20 cm
1. Waktu yang diperlukan torak untuk melakukan satu putaran yaitu :
𝑡
𝑇=
𝑛
60
𝑇= = 1,27 s
47,33

2. Jumlah putaran yang dilakukan torak dalam satuan waktu yaitu :


𝑛
𝑓=
𝑡
47,33
𝑓= = 0,78 Hz
60

3. Hubungan kecepatan linear dan sudut :


2𝜋
𝑉 = 𝜔 .𝑟 = .𝑟
𝑇
2𝜋
𝑉= .20
1.27
40𝜋
𝑉= = 31.50 𝜋 𝑚⁄𝑠
1.27

24
2𝜋 2𝜋
𝜔= = 1.27 = 1,57 𝜋 𝑟𝑎𝑑⁄𝑠
𝑇

Sehingga total pergerakan deck shaking table untuk putaran 47,3 Rpm dapat
dikonversi yaitu 47,3 Rpm sama dengan terjadinya 47 gerakan pada torak yang
mampu menggerakan deck shaking table dalam waktu 1 menit, pada waktu
pengujian dengan menggunakan 3 kg massa pasir besi yaitu selama 30 menit
waktu pengujian maka total pergerakan deck shaking table yaitu sebanyak 1.410
pergerakan.
4.3.2 Putaran pada Skema Analisis Putaran II
Perhitungan putaran menggunakan Skema Analisis Putaran II seperti pada
gambar Gambar 4.2 berikut :

Motor Induksi Puli masuk Puli keluar


Puli poros
(1420 Rpm) Gearbox Gearbox
(Diameter Puli
1 1
Diameter Puli (Ratio 30) (Ratio 30) 75 mm)
100 mm Diameter Puli Diameter Puli
75 mm 75 mm

Gambar 4.4 Skema Analisis Putaran II


Adapun hasil analisis untuk mendapatkan besar putaran pada skema II
menggunakan data dan rumus dibawah ini yaitu :
Tabel 4.3 Data Hasil perhitungan putaran motor induksi ke Gearbox
Diameter puli motor induksi (Dp) = 100 mm
Diameter puli pada gearbox (dp) = 75 mm
Putaran motor induksi (n1 ) = 1420 Rpm
Putaran puli pada gearbox (n2 ) = 1065 Rpm
Pada data yang ada putaran motor induksi yang digunakan adalah 1.420 Rpm
dan menggunakan puli dengan diameter 100 mm pada motor dan diameter puli 75
1
mm pada gearbox dengan ratio 30 adapun hasil perhitungan sebagai berikut :
𝑛1 𝐷𝑝
=
𝑛2 𝑑𝑝
1. Besar putaran motor induksi ke puli masuk gearbox.

25
Gambar 4.5 perhitungan putaran motor induksi ke gearbox pada skema II
Hasil perhitungan,
𝑛1 𝐷𝑝 1.420 100
= = =
𝑛2 𝑑𝑝 𝑛2 75

1.420.75 = 𝑛2 .100
106.500 = 𝑛2 .100
𝑛2 = 106.500
100
𝑛2 = 1.065 Rpm
Jadi berdasarkan hasil analisis besar putaran yang terjadi dari motor induksi
(𝑛1 )sebesar 1.420 Rpm dengan diameter puli 100 mm (Dp) terhadap puli masuk
gearbox dengan diameter puli 75 mm (dp) mendapatkan putaran (𝑛2 ) pada puli
masuk gearbox sebesar 1.065 Rpm, dengan transmisi menggunakan sabuk dan
puli berdiameter 75 mm. Karena besarnya putaran pada puli masuk gearbox (𝑛2 )
1
adalah 1.065 Rpm, putaran tersebut dibagi dengan ratio dari gearbox seperti
30

pada perhitungan dibawah ini.


Ratio gearbox = 1
30
Putaran motor = 1.065 Rpm
Putaran motor dibagi ratio = 1.065
gearbox 30

Putaran gearbox = 35,5 Rpm


1
Sehingga menghasilkan putaran setelah melewati gearbox dengan ratio 30

sebesar 35,5 Rpm, putaran yang keluar dari gearbox ini di transmisikan ke poros
dengan diameter pada puli keluar gearbox (𝐷𝑝 ) 75 mm dan diameter pada poros

26
(𝑑𝑝 ) 75 mm, untuk mendapatkan besar putaran pada tahap menggunakan data dan
rumus dibawah ini yaitu :

Tabel 4.4 Data Hasil untuk perhitungan putaran Gearbox ke Poros


Diameter puli motor induksi (Dp) = 75 mm
Diameter puli pada input gearbox (dp) = 75 mm
Putaran motor induksi (n1 ) = 35,5 Rpm

2. Besar putaran gearbox ke poros.

Gambar 4.6 perhitungan putaran gearbox Ke poros pada skema II


Hasil perhitungan,
𝑛1 𝐷𝑝 35,5 75
= = =
𝑛2 𝑑𝑝 𝑛2 75

35,5.75 = 𝑛2 .75
2.662,5 = 𝑛2 .75
𝑛2 = 2.662,5
75
𝑛2 = 35,5 Rpm
Jadi berdasarkan hasil analisis besar putaran yang terjadi dari our gearbox
(𝑛1 )sebesar 35,5 Rpm dengan diameter puli 75 mm (Dp) terhadap poros dengan
diameter puli 75 mm (dp) mendapatkan putaran (𝑛2 ) sebesar 35,5 Rpm.
Dari hasil perhitungan didapatkan besar putaran akhir pada poros sebesar 35,5
Rpm. Besar putaran pada poros menghasilkan putaran pada roda torak dengan jari-

27
jari 10 cm sebesar 35,5 putaran per menit, roda torak tersebut bergerak melingkar
sehingga hubungan kecepatan linear dan sudut dihitung menggunakan persamaan
berikut :
𝑉 = 𝜔 .𝑟
2𝜋
𝜔=
𝑇
Jumlah putaran (n) = 35,5 Putaran
Waktu (t) = 1 m = 60 s
Jari-jari roda torak = 20 cm
1. Waktu yang diperlukan suatu torak untuk melakukan satu putaran yaitu :
𝑡
𝑇=
𝑛
60
𝑇= = 1,69 s
35,5

2. Jumlah putaran yang dilakukan torak dalam satuan waktu yaitu :


𝑛
𝑓=
𝑡
35,5
𝑓= = 0,60 Hz
60

3. Hubungan kecepatan linear dan sudut :


2𝜋
𝑉 = 𝜔 .𝑟 = .𝑟
𝑇
2𝜋
𝑉= . 20
1.69
40𝜋
𝑉= = 23,67 𝜋 𝑚⁄𝑠
1.69
2𝜋 2𝜋
𝜔= = 1,69 = 1,18 𝜋 𝑟𝑎𝑑⁄𝑠
𝑇

Sehingga total pergerakan deck shaking table untuk putaran 35,5 Rpm dapat
dikonversi yaitu 35,5 Rpm sama dengan terjadinya 35 gerakan pada torak yang
mampu menggerakan deck shaking table dalam waktu 1 menit, pada waktu
pengujian dengan menggunakan 3 kg massa pasir besi yaitu selama 30 menit
waktu pengujian maka total pergerakan deck shaking table yaitu sebanyak 1.050
pergerakan.
4.3.3 Putaran pada Skema Analisis Putaran III
Perhitungan putaran menggunakan Skema Analisis Putaran I seperti pada
gambar Gambar 4.3 berikut :

28
Motor Induksi Puli masuk Puli masuk
Puli Poros
(1420 Rpm) Gearbox Gearbox
(Diameter Puli
1 1
Diameter Puli (Ratio 30) (Ratio 30) 75 mm)
125 mm Diameter Puli Diameter Puli
75 mm 75 mm

Gambar 4.7 Skema Analisis Putaran III


Adapun hasil analisis untuk mendapatkan besar putaran pada skema III
menggunakan data dan rumus dibawah ini yaitu :
Tabel 4.5 Data Hasil perhitungan putaran motor induksi ke Gearbox
Diameter puli motor induksi (Dp) = 125 mm
Diameter puli gearbox (dp) = 75 mm
Putaran motor induksi (n1 ) = 1.420 Rpm
Pada data yang ada putaran motor induksi yang digunakan adalah 1.420 Rpm
dan menggunakan puli dengan diameter 125 mm pada motor dan diameter puli 75
1
mm pada gearbox dengan ratio 30 adapun hasil perhitungan sebagai berikut :
𝑛1 𝐷𝑝
=
𝑛2 𝑑𝑝
1. Besar putaran motor induksi ke gearbox.

Gambar 4.8 perhitungan putaran motor induksi ke gearbox pada skema III

Hasil perhitungan,
𝑛1 𝐷𝑝 1.420 125
= = =
𝑛2 𝑑𝑝 𝑛2 75

1.420.75 = 𝑛2 .100
106.500 = 𝑛2 .125

29
𝑛2 = 106.500
125
𝑛2 = 852 Rpm
Jadi berdasarkan hasil analisis besar putaran yang terjadi dari motor
induksi (𝑛1 )sebesar 1.420 Rpm dengan diameter puli 125 mm (Dp) terhadap
gearbox dengan diameter puli 75 mm (dp) mendapatkan putaran (𝑛2 ) pada
gearbox sebesar 852 Rpm, dengan transmisi menggunakan sabuk dan puli
berdiameter 75 mm. Karena besarnya putaran pada gearbox (𝑛2 ) adalah 852 Rpm,
1
putaran tersebut dibagi dengan ratio dari gearbox seperti pada perhitungan
30

dibawah ini.
Ratio gearbox = 1
30
Putaran motor = 1.420 Rpm
Putaran motor dibagi ratio gearbox = 852
30
Putaran gearbox = 28,4 Rpm
1
Sehingga menghasilkan putaran setelah melewati gearbox dengan ratio 30

sebesar 28,4 Rpm, putaran yang keluar dari gearbox ini di transmisikan ke poros
menggunakan diameter pada puli gearbox (𝐷𝑝 ) 75 mm dan diameter pada poros
(𝑑𝑝 ) 75 mm, untuk mendapatkan besar putaran pada tahap menggunakan data dan
rumus dibawah ini yaitu :
Tabel 4.6 Data Hasil untuk perhitungan putaran Gearbox ke Poros
Diameter puli motor induksi (Dp) = 75 mm
Diameter puli gearbox (dp) = 75 mm
Putaran motor induksi (n1 ) = 28,4 Rpm

30
2. Besar putaran gearbox ke poros.

Gambar 4.9 perhitungan putaran gearbox ke poros pada skema III


Hasil perhitungan,
𝑛1 𝐷𝑝 28,4 75
= = =
𝑛2 𝑑𝑝 𝑛2 75

28,4.75 = 𝑛2 .75
2.130 = 𝑛2 .75
𝑛2 = 2.130
75
𝑛2 = 28,4 Rpm
Jadi berdasarkan hasil analisis besar putaran yang terjadi dari our gearbox
(𝑛1 )sebesar 28,4 Rpm dengan diameter puli 75 mm (Dp) terhadap poros dengan
diameter puli 75 mm (dp) mendapatkan putaran (𝑛2 ) sebesar 28,4 Rpm.
Dari hasil perhitungan didapatkan besar putaran akhir pada poros sebesar 28,4
Rpm. Besar putaran pada poros menghasilkan putaran pada roda torak dengan jari-
jari 10 cm sebesar 28,4 putaran per menit, roda torak tersebut bergerak melingkar
sehingga hubungan kecepatan linear dan sudut dihitung menggunakan persamaan
berikut :
Hasil perhitungan,
𝑉 = 𝜔 .𝑟
2𝜋
𝜔=
𝑇
Jumlah putaran (n) = 28,4 Putaran
Waktu (t) = 1 m = 60 s
Jari-jari roda torak = 20 cm
1. Waktu yang diperlukan torak untuk melakukan satu putaran yaitu :

31
𝑡
𝑇=
𝑛
60
𝑇= = 2,11 s
28,4

2. Jumlah putaran yang dilakukan torak dalam satuan waktu yaitu :


𝑛
𝑓=
𝑡
28,4
𝑓= = 0,47 Hz
60

3. Hubungan kecepatan linear dan sudut :


2𝜋
𝑉 = 𝜔 .𝑟 = .𝑟
𝑇
2𝜋
𝑉= . 20
28,4
40𝜋
𝑉= = 1,41 𝜋 𝑚⁄𝑠
28,4
2𝜋 2𝜋
𝜔= = 28,4 = 0,07 𝜋 𝑟𝑎𝑑⁄𝑠
𝑇

Semakin besar diameter puli maka kecepatan roda torak semakin kecil. Hal
ini berkaitan dengan konsep fisika yaitu hubungan roda-roda. Roda torak yang
terdapat pada torak dan poros merupakan contoh roda-roda yang dihubungkan
dengan rantai. Pada roda-roda yang saling terhubung dengan rantai memliki
kecepatan linier yang sama antara roda satu dengan roda lainnya. Adapun data
hubungan hasil analisis kecepatan linear dan kecepatan sudut dapat dilihat pada
tabel 4.1 sebagai berikut :
Tabel 4.7 Kecepatan poros dan Kecepatan roda torak
No Diameter Puli 𝑉𝑝𝑜𝑟𝑜𝑠 𝑉𝑟𝑜𝑑𝑎 𝑡𝑜𝑟𝑎𝑘
(mm) (𝑟𝑎𝑑⁄𝑠) (𝑚⁄𝑠)

1 75 1,57 31,50
2 100 1,18 23,67
3 125 0,07 1,41

Pada analisis ini, poros memiliki kecepatan linier yang tidak sama dengan
roda torak Hal ini karena adanya pengaruh panjang sabuk penghubung, pengaruh
putaran motor induksi yang tidak stabil, serta pengaruh-pengaruh lain.

32
Pada penelitian ini saat menggunakan variasi diameter puli dengan kecepatan
motor induksi yang sama, maka semakin besar diameter puli maka semakin
lambat putaran yang terjadi pada roda torak. Pada sebaliknya, semakin kecil
diameter puli maka semakin cepat putaran roda torak utuk menggerakan deck
shaking table. Hal ini terjadi sesuai dengan konsep momen gaya, puli dan poros
merupakan roda yang sepusat, akibatnya semakin kecil puli maka lengan gaya
semakin besar. Karena lengan gaya semakin besar maka nilai momen gaya
semakin besar, akibatnya roda torak lebih cepat berputar.
4.4. Hasil Simulasi
Simulasi menggunakan aplikasi solidwork 2021 dengan material Natural
Ruber dan dilakukan pada v-belt dengan 3 jenis variasi pulley dan
mendapatkan 3 hasil :
4.4.1 Hasil Simulasi Skema 1
a. Stress
• Material : Natural Ruber
• Stres Maksimal : 1,594 × 107 N/m2

Gambar 4.10 Hasil Simulasi Stress pada v-belt Skema 1


Hasil simulasi yang pertama adalah Stress dengan
menggunakan material natural ruber dan diberikan beban
menyeluruh sebesar 147 N didapatkan hasil Stress dari V-blet
dengan nilai maksimal 1,594 × 107 N/m2. Angka stress ini
menunjukan bahwa V-blet ini mampu menahan beban sebesar 147
N.

33
b. Displacement
• Material : Natural Ruber
• Displacement Maksimal : 5,286 × 106 mm

Gambar 4.11 Hasil Simulasi Displacement pada v-belt Skema 1


Displacement merupakan perubahan bentuk pada benda yang
dikenai gaya. Ketika suatu material diuji tarik dengan besar beban
tertentu, maka akan mengalami pertambahan panjang. Besarnya
nilai displacement atau defleksi dihasilkan sesuai dengan
kebutuhan, apakah menginginkan struktur yang tegar atau
melendut sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan hasil simulasi v-
blet menggunakan material natural ruber diperoleh Displacement
terbesar 5,286 × 106 mm dan nilai Displacement terkecil 1× 10-30
mm.
c. Strain
• Material : Natural Ruber
• Strain Maksimal : 1,101 × 103

Gambar 4.12 Hasil simulasi strain pada v-belt Skema 1

34
Data strain analisis dari material Narutal ruber ditunjukkan
pada gambar 4.9. dari gambar tersebut menunjukkan beban 147 N
dianggap tidak berbahaya bagi material Narutal ruber. Strain atau
rengangan yang terjadi pada V-belt dengan nilai strain
maksimalnya adalah 1,101 × 103

4.4.2 Hasil simulasi Skema 2


a. Stress
• Material : Natural Ruber
• Stres Maksimal : 2,194 × 107 N/m2

Gambar 4.13 Hasil Simulasi Stress pada v-belt Skema 2


Hasil simulasi yang pertama adalah Stress dengan
menggunakan material natural ruber dan diberikan beban
menyeluruh sebesar 147 N didapatkan hasil Stress dari V-blet
dengan nilai maksimal 2,194 × 107 N/m2. Angka stress ini
menunjukan bahwa V-blet ini mampu menahan beban sebesar 147
N.
b. Displacement
• Material : Natural Ruber
• Displacement Maksimal : 5,296 × 106 mm

35
Gambar 4.14 Hasil Simulasi Displacement pada v-belt Skema 2
Displacement merupakan perubahan bentuk pada benda yang
dikenai gaya. Ketika suatu material diuji tarik dengan besar beban
tertentu, maka akan mengalami pertambahan panjang. Besarnya
nilai displacement atau defleksi dihasilkan sesuai dengan
kebutuhan, apakah menginginkan struktur yang tegar atau
melendut sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan hasil simulasi v-
blet menggunakan material natural ruber diperoleh Displacement
terbesar 5,296 × 106 mm dan nilai Displacement terkecil 1× 10-30
mm.
c. Strain
• Material : Natural Ruber
• Strain Maksimal : 1,333 × 103

Gambar 4.15 Hasil simulasi strain pada v-belt Skema 2


Data strain analisis dari material Narutal ruber ditunjukkan
pada gambar 4.9. dari gambar tersebut menunjukkan beban 147 N
dianggap tidak berbahaya bagi material Narutal ruber. Strain atau

36
rengangan yang terjadi pada V-belt dengan nilai strain
maksimalnya adalah 1,333 × 103

4.4.3 Hasil simulasi Skema 3


a. Stress
• Material : Natural Ruber
• Stres Maksimal : 3,087 × 107 N/m2

Gambar 4.16 Hasil Simulasi Stress pada v-belt Skema 3

Hasil simulasi yang pertama adalah Stress dengan


menggunakan material natural ruber dan diberikan beban
menyeluruh sebesar 147 N didapatkan hasil Stress dari V-blet
dengan nilai maksimal 3,087 × 107 N/m2. Angka stress ini
menunjukan bahwa V-blet ini mampu menahan beban sebesar 147
N.
b. Displacement
• Material : Natural Ruber
• Displacement Maksimal : 1,008 × 106 mm

37
Gambar 4.17 Hasil Simulasi Displacement pada v-belt Skema 3

Displacement merupakan perubahan bentuk pada benda yang


dikenai gaya. Ketika suatu material diuji tarik dengan besar beban
tertentu, maka akan mengalami pertambahan panjang. Besarnya
nilai displacement atau defleksi dihasilkan sesuai dengan
kebutuhan, apakah menginginkan struktur yang tegar atau
melendut sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan hasil simulasi v-
blet menggunakan material natural ruber diperoleh Displacement
terbesar 1,008 × 106 mm dan nilai Displacement terkecil 1× 10-30
mm.
c. Strain
• Material : Natural Ruber
• Strain Maksimal : 2,214 × 103

Gambar 4.18 Hasil simulasi strain pada v-belt Skema 3

38
Data strain analisis dari material Narutal ruber ditunjukkan
pada gambar 4.9. dari gambar tersebut menunjukkan beban 147 N
dianggap tidak berbahaya bagi material Narutal ruber. Strain atau
rengangan yang terjadi pada V-belt dengan nilai strain
maksimalnya adalah 2,214 × 103

4.5 Pengujian menggunakan putaran pada alat shaking table


Pengujian menggunakan variasi diameter puli yaitu 75 mm, 100 mm dan 125
mm menghasilkan besar putaran digunakan untuk menggerakan deck pada alat
shaking table dengan hasil 3 variasi putaran yaitu 47,3 Rpm, 35,5 Rpm dan 28,4
Rpm. Pengujian dengan masing-masing putaran tersebut dilakukan pada material
pasir besi dengan massa 3 kg pengamatan didapatkan hasil pengayakan material
pasir besi seperti pada tabel 4.2 sebagai berikut :
Tabel 4.8 Pengujian dengan menggunakan variasi putaran terhadap hasil
pengayakan material pasir besi.
No Putaran Diameter PutaranMassa Hasil Pengujian Waktu
Pasir (Kg) (Menit)
Motor puli dari
Besi
(Rpm) (mm) Gearbox
(Kg)
Dp dp (Rpm) Tailing Konsentrat

1 75 75 47,33 3 2,70 0,30 30

2 1420 100 75 35,5 3 2,53 0,47 42

3 125 75 28,4 3 2,45 0,55 53

4.6 Pembahasan hasil pengujian putaran dan simulasi


4.5.1 Pengujian putaran
1. Pada putaran 47,3 Rpm
Pada pengujian tahap ini kali ini untuk mengetahui pergerakan deck dengan
putaran poros sebesar 47,3 Rpm pada shaking table selama 30 menit pegoperasian
alat, hasil analisis menunjukan bahwa dengan diameter puli penggerak (dp) 75
mm dan diameter puli yang digerakan 75 cm mendapatkan putaran sebesar 1.420
1
Rpm dibagi dengan ratio gearbox 30 maka total putaran yang keluar dari gearbox

39
yaitu 47,3 Rpm yang artinya dalam rentan waktu 1 menit poros mampu
menggerakan deck shaking table sebanyak 47 kali, sehingga dalam waktu 30
menit total pergerakan deck adalah 1.410 kali.
Selama 30 menit Pergerakan deck ini mampu mengayak 3 kg material pasir
besi sampai habis dengan hasil pengayakan material kategori konsentrat sebanyak
0,30 kg dan kategori tailing sebanyak 2,70 kg. Hasil pengujian dapat dilihat pada
grafik 4.4 sebagai berikut :

2,5
Hasil Pengujian (Kg)

1,5

0,5

0
Tailing Konsentrat
Jenis material pasir besi (Kg)

Gambar 4.19 Perbandingan Tailing dan konsentrat pada pasir besi dengan
putaran 47,3 Rpm
2. Pada putaran 35,5 Rpm
Pada pengujian tahap ini kali ini untuk mengetahui pergerakan deck dengan
putaran poros sebesar 35,5 Rpm pada shaking table, hasil analisis menunjukan
bahwa dengan dengan diameter puli penggerak (dp) 100 mm dan diameter puli
yang digerakan 75 cm mendapatkan putaran sebesar 1.420 Rpm dibagi dengan
1
ratio gearbox maka total putaran yang keluar dari gearbox yaitu 35,5 Rpm
30

artinya dalam rentan waktu 1 menit poros mampu menggerakan deck sebanyak 35
kali, sehingga dalam waktu 43 menit total pergerakan deck adalah 1.505 kali
Selama 43 menit Pergerakan deck ini mampu mengayak 3 kg material pasir
besi sampai habis dengan hasil pengayakan material kategori konsentrat sebanyak
0,47 kg dan kategori tailing sebanyak 2,53 kg. Hasil pengujian dapat dilihat pada
grafik 4.5 sebagai berikut :

40
3

2,5

Hasil pengujian (kg)


2

1,5

0,5

0
Tailing Konsentrat
Jenis material pasir besi (Kg)

Gambar 4.20 Perbandingan Tailing dan konsentrat pada pasir besi dengan
putaran 35,5 Rpm
3. Pada putaran 28,4 Rpm
Pada pengujian tahap ini kali ini untuk mengetahui pergerakan deck dengan
putaran poros sebesar 28,4 Rpm pada shaking table selama 30 menit pegoperasian
alat, hasil analisis menunjukan dengan diameter puli penggerak (dp) 125 mm dan
diameter puli yang digerakan 75 cm mendapatkan putaran sebesar 1.420 Rpm
1
dibagi dengan ratio gearbox 30.

Maka total putaran yang keluar dari gearbox yaitu 28,4 Rpm artinya dalam
rentan waktu 1 menit poros mampu menggerakan deck sebanyak 28 kali, sehingga
dalam waktu 53 menit total pergerakan deck adalah 1.484 kali.
Selama 53 menit Pergerakan deck ini mampu mengayak 3 kg material pasir
besi sampai habis dengan hasil pengayakan material kategori konsentrat sebanyak
0,55 kg dan kategori tailing sebanyak 2,45 kg. Hasil pengujian dapat dilihat pada
grafik 4.6 sebagai berikut :

41
3

2,5

Hasil Pengujian (kg)


2

1,5

0,5

0
Tailing Konsentrat
Jenis material pasir besi

Gambar 4.21 Perbandingan Tailing dan konsentrat pada pasir besi dengan
putaran 28,4 Rpm

4.5.2 Pembahasan Hasil Simulasi


Hasil simulasi ini dilakukan menggunakan beban sebesar 15 kg untuk
mengetahui pembebanan, tekanan dan perpindahan yang terjadi pada v-belt dari
masing-masing putaran yang terjadi pada alat shaking table.
1. Pada putaran 47,3 Rpm
Hasil simulasi beban pada v-belt dengan putaran 47,3 Rpm menggunakan
pulli 75 mm pada motor induksi dan 75 mm pada gearbox dapat di lihat dari hasil
gambar 4.7 dibawah ini.

Gambar 4.22 Simulasi pembebanan terhadap pulli dengan putaran 47,3 Rpm
a. Pada warna biru bentuk v-belt pada pulli di angka 4.232 adalah dimana
beban sebesar 15 kg mulai bereaksi dan keadaan masih terlihat normal.

42
b. Pada warna hijau bentuk v-belt pada pulli di angka 9.294 adalah dimana
beban sebesar 15 kg mulai sudah bereaksi dan mengalami perubahan.
c. Pada warna merah bentuk v-belt pada pulli di angaka 1.549 adalah dimana
bentuk total beban terhadap v-belt pada pulli tersebut terjadi sangat besar.

Hasil simulasi tekanan pada v-belt dengan putaran 47,3 Rpm menggunakan
pulli 75 mm dan 75 mm dapat di lihat dari hasil gambar 4.8 dibawah ini.

Gambar 4.23 Simulasi tekanan terhadap pulli dengan putaran 47,3 Rpm
a. Pada warna biru bentuk v-belt pada pulli di angka 2.816 adalah dimana
beban sebesar 15 kg mulai bereaksi dan tekanan pada v-belt masih terlihat
normal.
b. Pada warna hijau bentuk v-belt pada pulli di angka 6.607 adalah dimana
beban sebesar 15 kg mulai sudah bereaksi dan tekanan pada v-belt
mengalami perubahan.
c. Pada warna merah bentuk v-belt pada pulli di angaka 1.101 adalah dimana
bentuk total beban 15 kg terhadap tekanan v-belt pada pulli tersebut terjadi
sangat besar.
Hasil simulasi pada v-belt sehingga terjadi perpindahan dengan putaran 47,3
Rpm menggunakan pulli 75 mm dan 75 mm dapat di lihat dari hasil gambar 4.9
dibawah ini.

43
Gambar 4.24 Simulasi perpindahan terhadap pulli dengan putaran 47,3 Rpm
a. Pada warna biru bentuk v-belt pada pulli di angka 1.000 adalah dimana
beban sebesar 15 kg mulai bereaksi dan perpindahan pada v-belt masih
terlihat normal.
b. Pada warna hijau bentuk v-belt pada pulli di angka 3.172 adalah dimana
beban sebesar 15 kg mulai sudah bereaksi dan perpindahan pada v-belt
mengalami perubahan.
c. Pada warna merah bentuk v-belt pada pulli di angaka 5.282 adalah dimana
bentuk total beban 15 kg terhadap perpindahan v-belt pada pulli.
2. Pada putaran 35,5 Rpm
Hasil simulasi beban pada v-belt dengan putaran 35,5 Rpm menggunakan
pulli 100 mm pada motor induksi dan 75 mm pada gearbox dapat di lihat dari hasil
gambar 4.10 dibawah ini.

Gambar 4.25 Simulasi pembebanan terhadap pulli dengan putaran 35.5 Rpm
a. Pada warna biru bentuk v-belt pada pulli di angka 1.782 adalah dimana
beban sebesar 15 kg mulai bereaksi dan keadaan masih terlihat normal.

44
b. Pada warna hijau bentuk v-belt pada pulli di angka 1.316 adalah dimana
beban sebesar 15 kg mulai sudah bereaksi dan mengalami perubahan.
c. Pada warna merah bentuk v-belt pada pulli di angaka 2.194 adalah dimana
bentuk total beban terhadap v-belt pada pulli tersebut terjadi sangat besar.
Hasil simulasi tekanan pada v-belt dengan putaran 35,5 Rpm
menggunakan pulli 75 mm dan 75 mm dapat di lihat dari hasil gambar 4.11
dibawah ini.

Gambar 4.26 Simulasi tekanan terhadap pulli dengan putaran 35.5 Rpm
a. Pada warna biru bentuk v-belt pada pulli di angka 7.374 adalah dimana
beban sebesar 15 kg mulai bereaksi dan tekanan pada v-belt masih terlihat
normal.
b. Pada warna hijau bentuk v-belt pada pulli di angka 6.665 adalah dimana
beban sebesar 15 kg mulai sudah bereaksi dan tekanan pada v-belt
mengalami perubahan.
c. Pada warna merah bentuk v-belt pada pulli di angaka 1.333 adalah dimana
bentuk total beban 15 kg terhadap tekanan v-belt pada pulli tersebut terjadi
sangat besar.
Hasil simulasi pada v-belt sehingga terjadi perpindahan dengan putaran 35.5
Rpm menggunakan pulli 75 mm dan 75 mm dapat di lihat dari hasil gambar 4.12
dibawah ini.

45
Gambar 4.27 Simulasi perpindahan terhadap pulli dengan putaran 35.5 Rpm
a. Pada warna biru bentuk v-belt pada pulli di angka 1.000 adalah dimana
beban sebesar 15 kg mulai bereaksi dan perpindahan pada v-belt masih
terlihat normal.
b. Pada warna hijau bentuk v-belt pada pulli di angka 3.178 adalah dimana
beban sebesar 15 kg mulai sudah bereaksi dan perpindahan pada v-belt
mengalami perubahan.
c. Pada warna merah bentuk v-belt pada pulli di angaka 5.296 adalah dimana
bentuk total beban 15 kg terhadap perpindahan v-belt pada pulli.
3. Pada putaran 28,4 Rpm
Hasil simulasi beban pada v-belt dengan putaran 28,4 Rpm menggunakan
pulli 125 mm pada motor induksi dan 75 mm pada gearbox dapat di lihat dari hasil
gambar 4.13 dibawah ini.

Gambar 4.28 Simulasi pembebanan terhadap pulli dengan putaran 28,4 Rpm

46
a. Pada warna biru bentuk v-belt pada pulli di angka 3.304 adalah dimana
beban sebesar 15 kg mulai bereaksi dan keadaan masih terlihat normal.
b. Pada warna hijau bentuk v-belt pada pulli di angka 1.544 adalah dimana
beban sebesar 15 kg mulai sudah bereaksi dan mengalami perubahan.
c. Pada warna merah bentuk v-belt pada pulli di angaka 3.087 adalah dimana
bentuk total beban terhadap v-belt pada pulli tersebut terjadi sangat besar.

Hasil simulasi tekanan pada v-belt dengan putaran 28,4 Rpm menggunakan
pulli 125 mm dan 75 mm dapat di lihat dari hasil gambar 4.14 dibawah ini.

Gambar 4.29 Simulasi tekanan terhadap pulli dengan putaran 28,4 Rpm
a. Pada warna biru bentuk v-belt pada pulli di angka 5.533 adalah dimana
beban sebesar 15 kg mulai bereaksi dan tekanan pada v-belt masih terlihat
normal.
b. Pada warna hijau bentuk v-belt pada pulli di angka 1.107 adalah dimana
beban sebesar 15 kg mulai sudah bereaksi dan tekanan pada v-belt
mengalami perubahan.
c. Pada warna merah bentuk v-belt pada pulli di angaka 2.213 adalah dimana
bentuk total beban 15 kg terhadap tekanan v-belt pada pulli tersebut terjadi
sangat besar.
Hasil simulasi pada v-belt sehingga terjadi perpindahan dengan putaran 28.4
Rpm menggunakan pulli 75 mm dan 75 mm dapat di lihat dari hasil gambar 4.15
dibawah ini.

47
Gambar 4.30 Simulasi perpindahan terhadap pulli dengan putaran 28.4 Rpm
a. Pada warna biru bentuk v-belt pada pulli di angka 1.000 adalah dimana
beban sebesar 15 kg mulai bereaksi dan perpindahan pada v-belt masih
terlihat normal.
b. Pada warna hijau bentuk v-belt pada pulli di angka 5.442 adalah dimana
beban sebesar 15 kg mulai sudah bereaksi dan perpindahan pada v-belt
mengalami perubahan.
c. Pada warna merah bentuk v-belt pada pulli di angaka 1.088 adalah dimana
bentuk total beban 15 kg terhadap perpindahan v-belt pada pulli.

Hasil simulasi diatas dapat dilihat pada tabel berikut :


Tabel 4.9 Hasil simulasi V-Belt terhadap putaran alat shaking table
N Putara Hasil simulasi
o n Strain Stress Displacement
(Rpm) B H M B H M B H M

1 47,3 4.23 9.29 15.49 2.816 6.60 1.10 1.00 3.11 5.25
2 4 7 1 0 7 8
2 35,5 1.78 1.31 2.194 7.374 6.66 1.33 1.00 3.17 5.29
2 6 5 3 0 8 6
3 28.4 3.30 1.54 3.08 5.53 1.10 2.21 1.00 5.44 1.08
4 4 7 3 7 3 0 2 8

48
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengujian 3 kg material pasir besi didapatkan hasil paling baik pada
putaran 28,4 Rpm dengan hasil pengayakan material kategori konsentrat sebanyak
0,55 kg dan kategori tailing sebanyak 2,45 kg, Pada penelitian ini saat
menggunakan variasi diameter puli dengan kecepatan motor induksi yang sama,
maka semakin besar diameter puli maka semakin lambat putaran yang terjadi pada
roda torak. Pada sebaliknya, semakin kecil diameter puli maka semakin cepat
putaran roda torak utuk menggerakan deck shaking table. Hal ini terjadi sesuai
dengan konsep momen gaya, puli dan poros merupakan roda yang sepusat,
akibatnya semakin kecil puli maka lengan gaya semakin besar. Karena lengan
gaya semakin besar maka nilai momen gaya semakin besar, akibatnya roda torak
lebih cepat berputar.

5.2 Saran
Dengan pengujian putaran dari alat shaking table ini peneiti memiliki saran
yaitu pada pengoperasian shaking table perlu diperhatikan besarnya putaran untuk
menggerakan deck shaking table, semakin cepat putaran, maka semakin besar
juga pergerakan deck, namun semakin besar juga tingkat kerugian pada material
pasir besi yang diayak.

49
DAFTAR PUSTAKA

Abbas (2020). “Studi Pengolahan Mineral Zircon (Zro²) Menjadi Zirconia Pada
Pt Kalimantan Zircon Industri Di Desa Gohong Kecamatan Kahayan Hilir
Kabupaten Pulang Pisau” Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas
Teknik, Universitas Lambung Mangkurat.

Abdul, F., & Wasik, H. (2018). Analisa Penggunaan Beberapa Jenis Arang
Lokal Sebagai Reduktor dalam Proses Pembuatan Besi Spon (Sponge
Iron) dari Bahan Baku Pasir Besi Menggunakan Metode Reduksi
Langsung. Jurnal Iptek, 22(2), 43–50.

Aritonang, S., Jupriyanto, J., & Juhana, R. (2019). Analisis Proses Pengolahan
Pasir Besi Menjadi Besi Spons dalam Rangka Mendukung Industri
Pertahanan Bahan Baku Baja. Jurnal Pertahanan Dan Bela Negara, 9(1),
1–12.

Denver. 2015 (19840. Modern Mineral Processing. Colorado, US: First Edition
Denver Equipment Company.

Dewi Linda, (2014) “Sintesis Fe2O3 dari Pasir Besi dengan Metode Logam
Terlarut Asam Klorida” Jurusan Fisika, FMIPA, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111.

Emirzza Rasyid (2019). “Perancangan Alat Pencucian Pasir Sungai Untuk


Menghasilkan Pasir Sungai Berkualitas Di Sungai Ogan” Jurusan Teknik
Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya.

Erna Riwu Rada, 2019 “Analisis Faktor-fakor Yang Mempengaruhi Penerapan


KonservatismeAkuntansi Pada Perusahaan Pertambangan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” Program Studi Akuntansi Universitas
Muhammadiyah Kupang Indonesia.

F,A,Taggart. (2013). Hand Book of Mineral Dressing, Ores and Industrial


Materials. New York : John Willie & Sons.Inc

50
Handesman Putra, (2018) “Produktivitas Shaking Table Dengan Variasi
Kemiringan Deck Meja Untuk Pemisahan Pasir Besi” Teknik
Pertambangan Yayasan Muhammad Yamin Sekolah Tinggi Teknologi
Industri (Sttind) Padang Indonesia.

Haris Mujianto Dan Miftahul Rahmi (2019), “Pengaruh Sudut Kemiringan


(Inklinasi) Terhadap Unjuk Kerja Ayakan Getar (Vibrating Screen)”
Teknik Mesin, Teknik, Universitas PGRI Banyuwangi Indonesia.

Infantri Putra, (2022) “Identifikasi Kandungan Fe Pada Pasir Besi Hasil Proses
Konsentrasi Menggunakan Sluice Box” Bandung Polytechnic of Energy
and Mining, Bandung, Indonesia

Meinel A, 2010, Fine and Very Fine Screening. Jurnal AT Mineral Processing
English Edition Volume 51.

R.A. Diantari, Erlin And Cristine Widyastuti, “Studi Penyimpanan Energi Pada
Baterai PLTS,” J.Energi Kelistrikan Vol.9 NO.2, Juni-Desember 2017,
No. April, Pp 5-24, 2016.

Rayla Tria Harsa, 2021“Analisis Peningkatan Kualitas Pasir Kuarsa Untuk


Memenuhi Kebutuhan Industri Kaca Lembaran Di Laboratorium
Pengolahan Bahan Galian Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya”
Program Studi Teknik Pertambangan Jurusan Teknik Pertambangan Dan
Geologi Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Indonesia.

Sullivan JF, 2012, Screening Theory and Practice, Triple/S Dynamics Inc.

Shen H, Zhang J, Xue C, He B, Liu Y, Yang T, 2011, A “Novel PKM-Based


Vibrating Sifter and its Screening Efficiency Experimental Study,” dalam
Proc. 13th World Congress in Mechanism and Machine Science,
Guanajuato, México.

Sutowo, Cahya, and Ery Diniardi. (2010). “Perencanaan Mesin Penghancur


Plastik Kapasitas 30 Kg/Jam,” Sintek Jurnal Vol 4, No 2:4

51
Suwarno, Suwarno, and Fitra Zambak. "Optimalisasi Kecepatan Putaran Motor
Listrik Sebagai Beban Pada PLTS 5 kWp (Aplikasi: Laboratorium Balai
Besar Pengembangan Dan Penjamin Mutu Pendidikan Vokasi Bidang
Bangunan Dan Listrik Medan)." RELE (Rekayasa Elektrikal dan Energi):
Jurnal Teknik Elektro 5.1 (2022): 8-15.

Wijaya Gitarani, Cahaya Putri Putu, dan Sungging Pintowantoro (2012). Sifat
Dielektrik pada Proses Reduksi Pasir Besi Akibat Gelombang Mikro.
Jurnal teknik pomits, 1 (1), 1.

Wills, Barry A. 1992. Mineral Processing Technology. 6th Ed, Butterworth


Heineman, Canada.

Yusuf Rumbio dan Noni Banunaek (2021) “Pengaruh Variabel Meja Goyang
(Shaking Table) Untuk Memisahkan Mineral Mangan Dari Mineral
Pengotor” Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Sains dan
Teknik Universitas Nusa Cendana.

52
LAMPIRAN
DOKUMENTASI PENGAMBILAN DATA

54

Anda mungkin juga menyukai