SKRIPSI
Disusun Oleh
Hery Mursito
P27227017010
i
SKRIPSI
Disusun oleh :
Hery Mursito
P 27227017010
Telah disetujui
Pada tanggal : ...................................
Pembimbing I
dr. Yopi Harwinanda Ardesa, M. kes -------------------------------------
NIP. 197505142006041003
Pembimbing II
Agus Setyo Nugroho, SST OP., M. Kes -------------------------------------
NIP. 198408292010121006
NIP. 198807282015031003
ii
SKRIPSI
PENGARUHPENGGUNAANELASTICLUMBALCORSET
TERHADAPDERAJATNYERIPADA OPERATOR
DENGANNYERIPUNGGUNG BAWAH
Disusun oleh :
Hery Mursito
P 27227017010
Telah disahkan
Pada tanggal : ...................................
Tandatangan
Penguji I
Nur Rachmat, BPO, M.Kes -------------------------------------
NIP. 198309112014021001
Penguji II
dr. Yopi Harwinanda Ardesa, M. kes -------------------------------------
NIP. 197505142006041003
Penguji III
Agus Setyo Nugroho, SST OP., M. Kes -------------------------------------
NIP. 198408292010121006
dr. Yopi Harwinanda Ardesa, M Kes Prasetyo Catur Utomo, SST.OP, M.Kes
NIP. 197505142006041003 NIP. 198807282015031003
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, berkah dan hidayah-Nya sehingga skripsi dengan judul
“PENGARUH PENGGUNAAN ELASTIC LUMBAL CORSET TERHADAP
DERAJAT NYERI PADA OPERATOR DENGAN NYERI PUNGGUNG
BAWAH” dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi
sebagian persyaratan dalam menyelesaikan program pendidikan Diploma IV
Ortotik Prostetik di Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Surakarta.
arahan dan dorongan selama pendidikan maupun selama menyelesaikan skripsi ini.
2. Orangtua, istriku tercinta Ike Lusia Dewi, Amd.OP, ananda Elang Bayu Aji,
Cheisa Aqilla Ramadhan dan Atthayya Cakra Buwana yang telah rela ditinggal
perkuliahan.
iv
6. Bapak dr. Yopi Harwinanda Ardesa M. Kes, selaku Ketua Jurusan Ortotik
Pembimbing Akademis.
7. Bapak Prasetyo Catur Utomo, SST.OP, M.Kes selaku Ketua Program Studi
8. Bapak Agus Setyo Nugroho, SST OP, M.Kes selaku Pembimbing Akademis.
10. Seluruh dosen dan staf serta karyawan Politeknik Kesehatan Kementrian
menyelesaikan skripsi.
12. Teman – teman D-IV Ortotik Prostetik Alih Jenjang 2017 Politeknik
Penulis menyadari bahwa apa yang tertuang dalam skripsi ini masih jauh
dari sempurna dan banyak kelemahan dan kekurangannya. Oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat
Penulis
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah atas segala rahmat Allah SWT karya ini
saya persembahkan kepada
Orangtua, Istri dan anak – anak tercinta, Pemerintah Kabupaten Tabalong, BKPP
Tabalong, RSUD H. Badaruddin Tabalong, Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD H.
Badaruddin Tabalong, Perusahaan Pertambangan di Kabupaten Tabalong
khususnya.
Dosen - dosen Poltekkes Kemenkes Surakarta yang selalu menjadi guru, inspirator,
motivator dan keluarga.
vi
MOTTO
“Tuntutlah ILMU….
(Luqman Al-Hakim)
“Kita diniliai bukan darimana kita dilahirkan, tetapi dinilai dari apa yang telah
kita hasilkan”
(sikilpalsumaker)
“Barang siapa yang keluar untuk mencari ilmu, maka ia berada di jalan Allah
hingga ia pulang”
(HR. Turmudzi)
vii
PERNYATAAN
NIM : P 27227017010
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang saya peroleh
dari skripsi ini.
Surakarta,
Yang membuat pernyataan
Hery Mursito
viii
DAFTAR ISI
ix
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ................................... 26
E. Jenis dan Instrument Pengumpulan Data ........................................... 26
F. Cara Pengumpulan Data/Prosedur Penelitian ................................... 28
G. Teknik Analisis Data .......................................................................... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 31
A. Karakteristik Subyek Penelitian ........................................................ 31
B. Keadaan Subyek Penelitian ............................................................... 32
C. Analisis Data ...................................................................................... 32
D. Pembahasan ....................................................................................... 34
E. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 37
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 38
A. Kesimpulan ....................................................................................... 38
B. Saran ................................................................................................. 38
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 40
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
ABSTRAK
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kerja yang tidak dapat diatasi dengan teknologi yang ada, sehingga interaksi
antara pekerja dengan lingkungan dan alat kerja dapat menimbulkan dampak
negatif bagi manusai pekerja (Budiono, 2005). Salah satu bentuk gangguan
nyeri punggung bawah. Nyeri punggung bawah adalah sindroma yang ditandai
dengan gejala utama nyeri atau perasaan lain yang tidak enak di daerah tulang
Nyeri punggung bawah. Lebih dari 70% umat manusia dalam hidupnya
berusia 35-55 tahun (Anderson, 1997; Jellmema et al, 2001). Faktor psikologis
dan faktor sosial dapat meningkatkan risiko nyeri punggung bawah. Riset
1
2
dan penyalahgunaan obat dapat menempatkan seseorang pada risiko yang lebih
yang tergolong besar yaitu 4000 orang dan tersebar di beberapa departemen
serta melakukan aktifitas pekerjaan yang beragam. Berdasarkan data yang ada,
jenis aktivitas pekerjaan antara lain: operator alat berat, mekanik, supervisor,
dan manajemen. Semua jenis pekerjaan ini memiliki risiko yang dapat
berbeda. Jumlah kunjungan rawat jalan karyawan PT. Pama Persada Nusantara
District Adaro dengan nyeri punggung bawah pada Klinik Swasta di Tabalong
bulannya.
Saat ini, 90% kasus nyeri punggung bawah bukan disebabkan oleh
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Corset terhadap derajat nyeri pada operator dengan nyeri punggung bawah
Corset terhadap derajat nyeri pada penderita nyeri punggung bawah pada
aktivitas kerja.
4
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
punggung bawah, dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikular atau
klinis dengan manifestasi nyeri dan keluhan tidak nyaman di daerah punggung
bawah.
berasal dari tulang belakang, otot, saraf atau struktur lain pada daerah tersebut.
akut, nyeri punggung bawah akut terjadi dalam waktu kurang dari 12 minggu,
sedangkan nyeri punggung bawah kronik terjadi dalam waktu 3 bulan (Rogers,
2006).
2. Etiologi
5
6
a. Otot (miofasial)
b. Discus Intervertebralis
e. metabolik
f. psikogenik
g. umur
pada tulang belakang, otot, discus intervertebralis, sendi, maupun struktur lain
reumatoid.
11) lainnya, seperti nyeri alih dari gangguan visceral, sikap tubuh,
3. Gejala klinis
sebuah struktur lentur yang dibentuk oleh sejumlah tulang yang disebut
8
vertebra atau ruas tulang belakang. Diantara tiap dua ruas tulang belakang
terdapat bantalan tulang rawan. Panjang rangkaian tulang belakang pada orang
24 buah diantaranya adalah tulang terpisah dan 9 ruas sisanya dikemudian hari
terbagi atas 2 bagian. Bagian anterior tersusun atas korpus vertebra, discus
Bagian posterior vertebra antara satu dan lain dihubungkan dengan sendi
4
5
3
6
8
2
1
Keterangan Gambar :
1. Body (centrum)
2. Vertebral foramen
3. Vertebral arch
4. Spinous process
5. Lamina
6. Transverse process
8. Pedicle
leher sampai ekor yang menjadi tempat berjalanya saraf (sumsum) tulang belakang.
Saraf tepi akan berjalan dari sumsum tulang belakang sampai daerah paling tepi
yaitu otot dan kulit tubuh mulai dari leher, anggota gerak atas, dada, perut, seluruh
bagian punggung, pantat dan kedua tungkai bawah. Oleh karena itu, kelainan pada
saraf tulang belakang dan saraf tepi dapat menimbulkan gejala pada anggota gerak,
vertebrae, dura, sendi facet, annulus fibrosus dari discus intervertebralis, vena
ini dapat menjelaskan penyebab nyeri punggung tanpa kompresi radix saraf.
Nucleus pulposus dari discus intervertebral tidak peka terhadap nyeri dalam situasi
yang normal. Tulang belakang regio lumbal dan cervikal merupakan struktur yang
10
paling peka terhadap gerkana dan mudah mengalami trauma (Fauci Kasper dan
Longo, 2008).
terdorong keluar melalui lubang dan dapat menekan nervus spinalis atau yang lebih
jarang menekan medulla spinalis. Bila hal ini terjadi pada regio cervicallis, pasien
mengalami kaku leher akut dan nyeri yang menjalar ke bawah ke arah lengan. Bila
terjadi pada regio lumbalis, pasien akan mengalami nyeri punggung bawah atau
perubahan postur tubuh. Nachemson meneliti tekanan intradiskal pada lumbal yaitu
pada L3-L4 karena L3-L4 menerima beban intradiskal yang terbesar pada regio
berbaring antara 15 – 25 kp dan tidur miring menjadi 2 x lebih besar dari berbaring.
Pada saat berdiri tekanan intradiskal sekitar 100 kp dan tekanan tersebut menjadi
lebih besar saat duduk tegak yaitu 150 kp. Peningkatan tekanan terjadi saat berdiri
membungkuk dari 100 kp menjadi 140 kp, begitu pula saat duduk membungkuk
mencapai 200 kp lebih jika mengangkat barang dalam posisi berdiri membungkuk
1) Nyeri Akut yang tajam, dalam dan langsung maupun tiba-tiba. Seorang tidak dapat
beristirahat dengan tenang dan setiap gerak bagian punggung yang terkena
2) Nyeri kronis yang terus menerus dan tidak berkurang meskipun pikiran bisa
teralihkan dengan sesuatu yang mempesona. Nyeri biasanya dalam beberapa hari
tetapi kadang kala membutuhkan waktu selama satu atau bahkan beberapa minggu.
yang terpisah. Mereka ditopang oleh persendian dan otot-otot, yang membantu
(yang menyusuri kedua sisi tulang punggung), kedua otot penegak tulang
punggung (yang menyusuri sepanjang kedua sisi tulang punggung yang ada
dibelakangnya), dan otot paraspinal pendek yang banyak (yang menyusur diantara
tulang belakang). Otot perut (yang menyusur dari bagian bawah rongga dada
belakang timbul melalui ruang diantara tulang belakang untuk terhubung dengan
syaraf sepanjang tubuh. Akar syaraf tulang belakang bisa tertekan ketika tulang
ini akan direspon dengan pengeluaran berbagai mediator inflamasi yang akan
satu bentuk proteksi adalah spasma otot, yang selanjutnya akan menimbulkan
iskemia.
Nyeri yang timbul dapat berupa nyeri inflamasi pada jaringan dengan
terlibatnya berbagai mediator inflamasi atau nyeri neuropatik yang diakibatkan lesi
primer pada sistem saraf. Iritasi neuropatik pada serabut saraf dapat menyebabkan
saraf yang kaya nosiseptor dari nervi nevorum yang menimbulkan nyeri inflamasi.
Nyeri dirasakan sepanjang serabut saraf dan bertambah dengan peregangan serabut
terjadi perubahan biomolekuler dimana terjadi akumulasi saluram ion Na dan ion
7. Pengukuran Nyeri
pengukuran nyeri Visual Analogue Scale (VAS). Skala yang pertama sekali
dikemukakan oleh keele pada tahun 1948 yang merupakan skala dengan garis lurus
100 mm, dimana awal garis (0) penanda tidak ada nyeri dan akhir garis (10)
menandakan nyeri hebat. Secara potensial, VAS lebih sensitif terhadap intensitas
nyeri dari pada pengukuran lainnya seperti VRS skala 5-point karena responnya
yang lebih terbatas. Begitu pula, VAS lebih sensitif terhadap perubahan pada nyeri
kronik daripada nyeri akut. Skala nyeri ini simple dan mudah untuk menilai skor
dengan garis horizontal 100 mm dengan ujung kiri ditandai sebagai “tidak ada
nyeri” dan ujung kanan ditandai sebagai “nyeri maksimal”. Pasien dimin ta untuk
memberikan tanda vertical pada garis horizontal VAS sesuai dengan keluhan saat
Venereologica,2011).
14
December 2011)
merespon grafik VAS daripada skala verbal nyeri (VRS). Beberapa pasien
mungkin sulit untuk menilai nyerinya pada VAS karena sangat sulit dipahami skala
kesempatan error. Dengan demikian, jika memilih VAS sebagai alat ukur maka
penjelasan yang akurat terhadap pasien dan perhatian yang serius terhadap skor
Skala tersebut tidak efektif digunakan pada pasien yang memiliki gangguan
kognitif ataupun motorik, pasien yang tidak responsif (seperti injuri), anak usia
muda, dan pasien dengan umur yang tua. Skala nyeri ini tidak selalu dapat
menggambarkan apa yang dapat kita lihat hanya darisegi cahaya atau gelap, tanpa
pencegah dan perlindungan diri akibat kerja, pemakaian elastic lumbal corset
pada jaringan otot saat melakukan aktifitas. Elastic Lumbal Corset dibagi
menjadi 2 : (1) Elastic Lumbal Corset dengan full bahan elastis tanpa adanya
support plat alumunium yang ditaruh di bagian belakang pada kedua sisi
vertebra.
Elastic Lumbal Corset terbuat dari bahan elastis dengan lebar pada
bagian posterior 25 cm, dan panjang disesuaikan dengan ukuran lingkar perut.
Pada bagian posterior diperkuat dengan 4 buah bar metal yang berfungsi
Gambar 2.4 Elastic Lumbal Corset Posterior View (Cica Tri Mandasari
Ningsih, 2016)
Keterangan Gambar :
Anak panah berwarna kuning berarti elastic lumbal corset sedikit menekan
pada daerah perut, sehingga penekanan merata keseluruh bagian. Pada anak panah
berwarna biru terdapat 4 buah bar yang berfungsi menopang lumbal, sehingga berat
Gambar 2.5 Elastic Lumbal Corset Anterior View (Cica Tri Mandasari
Ningsih, 2016)
17
Keterangan Gambar :
Anak panah berwarna kuning berarti korset elastis total kontak pada bagian
perut pengguna, sehingga penekanan merata keseluruh bagian. Pada anak panah
berwarna biru terdapat perekat untuk mengunci korset elastis sehingga vertebrae
bisa tetap lurus dan menopang vertebra saat melakukan pergerakan serta melawan
lumbal, dimana bar pada bagian posterior didesain dengan tujuan untuk
pemakaian elastic lumbal corset dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan
terjadinya kelemahan otot pada area lumbal dan akan menjadi ketergantungan
terhadap pemakaian korset elastis tersebut. Oleh sebab itu pengguna korset elastis
juga harus menjalani terapi sehingga terjadinya kelemahan otot pada area lumbal
dapat diatasi.
bawah ini terbuat dari bahan elastis yang lentur dan kuat sehingga akan
memberikaan support pada bagian lumbal pada saat dipakai. Adapun material
Keterangan Gambar :
1. Bahan metal
2. Elastis korset
3. Kain
C. Operator
operasi dengan menggunakan alat berat. Alat berat adalah mesin yang
Hubungan Lama dan Sikap Duduk Perkuliahan Terhadap Keluhan nyeri punggung
analisis data statistic parametric dengan metode Correlasi Bivariat dengan bantuan
komputer Program SPSS Versi 10 diperoleh hasil output terlihat bahwa besar
hubungan atau koefisien korelasi (r) antara lama dan sikap duduk perkuliahan
terhadap keluhan nyeri punggung bawah miogenik adalah 0,600 dengan nilai
probabilitas = 0,000 < 0,05 maka H 0 ditolak yang berarti bahwa ada hubungan
lama dan sikap duduk perkuliahan terhadap keluhan nyeri punggung bawah
determinasi (r 2) yaitu sebesar 0,360 (0,745 x 0,745) atau sebesar 36%. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara lama dan
dengan judul “Hubungan Posisi Duduk Dengan Nyeri Punggung Bawah Pada
Penjahit Vermak Levis Dipasar Tanah Pasir Kelurahan Penjaringan Jakarta Utara”
mengasakan hasil penelitian menunjukan rata-rata skor posisi duduk sebesar (9,78±
1,38) dan rata-rata skor nyeri punggung bawah sebesar (32,14±4,66). Ho ditolak,
sehingga terdapat hubungan yang bermakna antara posisi duduk dengan nyeri
punggung bawah pada penjahit vermak levis di pasar tanah pasir kelurahan
Menururt penilitian yang dilakukan oleh Zubaidi tahun 2012 dengan judul
Keefektifan elastis lumbal corset terhadap progresivitas derajat nyeri pada pasien
low back pain, mengatakan dengan analisis bivariat dari 30 responden yang diteliti
sebagian besar mempunyai jenis kelamin laki-laki sebesar 16 orang (53%) dan
perempuan sebesar 14 orang (47%) dengan rata-rata 48,3 tahun dengan Standar
Deviasi sebesar 11,522. Nyeri pada kelompok perlakuan sebelum memakai elastic
corset rata-rata 66,93 mm dengan Standar Deviasi 2.815 dan sesudah perlakuan
rata-rata 43,13 mm dan Standar Deviasi 3,204. Sedangkan derajat nyeri kelompok
kontrol sebelum perlakuan rata-rata 67,20 mm dengan Standar Deviasi 2.808 dan
perubahan derajat nyeri pada lumbal, bila diukur dengan Visual Analogue Scale
(VAS) yang hasilnya merupakan data kontinum. Untuk mengetahui ada tidaknya
perbedaan derajat nyeri pre test dan post test menggunakan Uji statistik Paired
Sample t test. Hasil uji beda derajat nyeri pre dan post menggunakan elastic lumbal
corset pada kelompok perlakuan dengan menggunakan uji Paired Sample t-test,
didapatkan hasil p = 0,001 (p > 0,05), ini berarti distribusi data normal. Sedangkan
pada kelompok kontrol, hasil analisis data nyeri sebelum dan sesudah perlakuan,
menggunakan uji beda Paired Sample t-test, didapatkan hasil p = 0,001 (p<0,05)
berarti ada perbedaan secara signifikan derajat nyeri saat awal dan saat akhir
penelitian.
Rendra gita aulia M.H yang berjudul “Model Korset Dengan Bahan Dasar Support
Bambu Untuk Mengurangi Nyeri LBP Pada Pengemudi Bus Di Kota Surakarta”.
21
tingkat nyeri LBP pada pengemudi bus setelah memakai korset dengan
tingkat nyeri tidak sama karena tergantung pada kondisi tubuh masing-
masing.
yang dilakukan oleh Isabelle Fayolle-Minon, Paul Calmels tahun 2008 dengan
muscle strength after 21 days of use on healthy subjects” dengan hasil bahwa
penelitian ini menyangkal efek negatif pada kekuatan otot dan menambah literatur
yang ada yang mana masih memperdebatkan pemberian Lumbar Orthosis model
customize yang sebenarnya tergantung pada potensi kekuatan otot subjek itu
sendiri. Pemakaian orthosis lumbal yang soft selama 21 hari oleh populasi sampel
orang yang sehat tidak menunjukkan perubahan kekuatan otot fleksor dan
ekstensor trunk.
22
E. Kerangka Pikir
Kendaraan 3. Jenis
3. Getaran Kelamin
Pemberian Elastic
4. Tekanan
Lumbal Corset
punggung bawah
Keterangan Gambar :
Faktor resiko pada Operator dapat menimbulkan rasa nyeri pada bagian
punggung bawah ketika sedang menjalankan unit. Untuk menangani adanya nyeri
Keterangan :
elastic lumbal corset pada penderita nyeri punggung bawah. Selanjutnya dilihat
G. Hipotesis
METODE PENELITIAN
punggung bawah.
O1----------- X ---------- O2
Keterangan :
O1 = Sebelum perlakuan
O2 = Sesudah perlakuan
1. Populasi
24
25
penelitian ini adalah operator PT. Pama Persada Nusantara yang berjumlah
1000 orang.
a. Sampel
Sampel adalah sebagian dari subyek dalam populasi yang diteliti, yang
sampling.
26
1. Variabel Penelitian
2. Definsi operasional
a. Nyeri
1) Definisi
pada Operator.
2) Isntrumen
Analog Scale ).
3) Skala data
1) Definisi
1. Jenis data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, karena
data yang dikumpulkan atau data yang akan digunakan dalam penelitian ini
berupa angka.
27
2. Sumber data
Sumber data yang digunakan adalah data primer, yaitu data yang diperoleh
langsung dari subyek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat
pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari.
3. Instrument
tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis. Hal yang perlu
(dapat mengukur apa yang hendak diukur) dan reliable (ketetapan hasil).
Visual Analogue Scale, alat grafis dengan garis horisontal sepanjang 100 mm
dengan ujung kiri ditandai sebagai “tidak ada gejala nyeri” dan ujung kanan
intensitas nyeri yang harus ditunjukkan oleh pasien. Adapun gambar dari VAS
December 2011)
28
1. Tahap awal
2. Peneliti akan mengajukan ijin ke PT. Pama Persada Nusantara, setelah itu
(informed consent)
3. Tahap pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan ini dilakukan (1) subyek atau sampel didata (2),
melakukan pre test pada subyek penelitian, (3) pemberian perlakuan yang
Setelah data penelitian terkumpul baik melalui pretest maupun post test
Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut:
1. Informed Consent
3. Kerahasiaan (confidentiality)
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada
hasil riset.
30
Teknik analisis data adalah suatu metode atau cara untuk mengolah sebuah
data menjadi informasi sehingga karakteristik data tersebut menjadi mudah untuk
tertutama adalah masalah yang tentang sebuah penelitian. Data yang telah
meliputi editing, koding dan tabulating. Sedangkan program yang dipakai dalam
1. Uji normalitas
Uji ini bertujuan untuk melihat data yang akan dianalisis, yaitu nilai nyerisaat
awal (sebelum perlakuan) dan saat akhir penelitian, baik pada kelompok
interval dan sampel 91. Apabila dperoleh nilai p > 0.05 pada output uji
2. Uji hipotesis
hipotesa didasarkan pada p value output uj tersebut. Apabila p value < 0.05
maka hipotesa diterima , atau sebaliknya. Apabila p value > 0.05 hipotesa
ditolak.
BAB IV
pada bulan Februari 2018 sampai Mei 2018. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
nyeri pada operator dengan Nyeri punggung bawah pada aktivitas kerja di Tanjung,
Tabalong.
sebelum perlakuan (pretest) dan nyeri setelah diberikan perlakuan (postest) dapat
bahwa usia rata-rata subyek penelitian adalah 28,78 tahun, dimana rentang usia ini
adalah termasuk dalam kategori usia produktif. Rata-rata nyeri sebelum perlakuan
(pretest) pada subyek penelitian adalah 6,91 dimana masuk dalam kategori nyeri
31
32
sedang. Rata-rata nyeri setelah perlakuan (posttest) pada subyek penelitian adalah
Visual Analog Scale (VAS), untuk mengetahui kedaan nyeri yang dirasakan
dilakukan pengukuran awal diberikan terapi berupa Elastic Lumbal Corset selama
4 minggu, kemudian diukur lagi nyeri setelah intervensi. Data yang diperoleh dari
dimana termasuk dalam kategori nyeri sedang dan pengukuran nyeri setelah
perlakuan didapatkan rata-rata (4,55) yang termasuk dalam kategori nyeri ringan.
C. Analisis Data
1. Normalitas Data
Uji ini bertujuan untuk melihat distribusi data yang akan dianalisis,yaitu
nilai nyeri pada saat sebelum dan setelah intervensi. Uji normalitas data yang
dipilih adalah uji Kolmogorov Smirnov, karena sampel penelitian > 50.
Apabila diperoleh nilai p value > 0.05 pada output uji tersebut maka dikatakan
sebagai data yang berdistribusi normal, jika diperoleh nilai p value < 0.05 pada
33
output uji tersebut maka dikatakan sebagai data yang terdistribusi tidak
normal. Hasil uji normalitas nyeri dapat dilihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut
2. Uji Hipotesis
terhadap derajat nyeri pada operator dengan Nyeri punggung bawah pada
aktivitas kerja pada PT. Pama Persada Nusantara District Adaro di Tanjung,
Tabalong. Uji hipotesis pada penelitian ini adalah dengan uji Wilcoxon karena
analaisis dengan Uji Wilcoxon dapat dilihat pada Tabel 4.3 sebagai berikut :
34
untuk variabel nyeri sebelum perlakuan didapatkan nilai rata-rata (6,91) dan
derajat nyeri sebesar (2,36), hal ini berarti bahwa dilihat dari nilai rata-rata
4,080 dengan nilai p value 0,000 (< 0,05) sehingga dapat disimpulkan terdapat
D. Pembahasan
penurunan derajat nyeri punggung bawah pada aktivitas kerja operator di Tanjung,
Tabalong didapatkan hasil bahwa nyeri sebelum perlakuan didapatkan nilai rata-
rata (6,91) dan setelah perlakuan didapatkan nilai rata-rata (4,55) dengan selisih
penurunan derajat nyeri sebesar (2,36), hal ini berarti bahwa dilihat dari nilai rata-
35
rata nyeri didapatkan penurunan. Besarnya beda pengaruh perlakuan yang berupa
penggunaan elastic lumbal corset terhadap nyeri punggung bawah yaitu Z = -4,080
dengan nilai p value 0,000 (< 0,05) sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh
penurunan derajat nyeri punggung bawah pada aktivitas kerja operator di Tanjung,
elastic lumbal corset pada saat beraktivitas kerja yaitu sebagai operator maka akan
semakin dapat mengurangi derajat nyeri punggung bawah. Hasil penelitian ini
didukung oleh penelitian dari Wahyudi (2012) bahwa ada perbedaaan yang
senada juga dilakukan oleh Isabelle Fayolle-Minon, Paul Calmels (2008), dengan
hasil bahwa penelitian ini menyangkal efek negatif pada kekuatan otot dan
kekuatan otot subjek itu sendiri. Pemakaian orthosis lumbal yang soft selama 21
hari oleh populasi sampel orang yang sehat tidak menunjukkan perubahan kekuatan
menggunakan alat berat. Alat berat adalah mesin yang berukuran besar yang
digunakan untuk proses produksi pada pertambangan atara lain adalah : excavator,
36
dump truck, wheel loader, buldozer, motor grader. Sebagai operator maka akan
lebih banyak untuk aktivitas duduk, dimana hal ini dapat menyebabkan nyeri
punggung bawah karena terlalu lama duduk dan aktivitas kerja yang monoton. Hal
ini sesusi dengan penelitian dari Wulandari (2005) yang menyatakan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara lama dan sikap duduk terhadap keluhan nyeri
punggung.
bawah, dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikular atau keduanya
(Mahadewa, 2009). Pada kasus nyeri punggung bawah Nyeri yang timbul dapat
inflamasi atau nyeri neuropatik yang diakibatkan lesi primer pada sistem saraf.
Pertama, penekanan hanya terjadi pada selaput pembungkus saraf yang kaya
nosiseptor dari nervi nevorum yang menimbulkan nyeri inflamasi. Nyeri dirasakan
sepanjang serabut saraf dan bertambah dengan peregangan serabut saraf misalnya
kondisi ini terjadi perubahan biomolekuler dimana terjadi akumulasi saluram ion
yang sangat peka terhadap rangsang mekanikal dan termal (Tanjung, 2009)
sindroma klinis dengan manifestasi nyeri dan keluhan tidak nyaman di daerah
mengatasi masalah nyeri punggung bawah, salah satunya dengan pemakaian elastic
37
lumbal corset. Elastic Lumbal Corset adalah suatu alat yang berfungsi sebagai
pencegah dan perlindungan diri akibat kerja, pemakaian elastic lumbal corset
bertujuan untuk mengurangi nyeri dan untuk meminimalkan terjadinya cidera pada
jaringan otot saat melakukan aktifitas. Desain elastic lumbal corset produk ortotis
khususnya pada level lumbal, dimana bar pada bagian posterior didesain dengan
E. Keterbatasan Penelitian
berikut :
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan pada operator dengan jenis kelamin laki-laki
sejumlah 91 orang yang menderita nyeri punggung bawah bulan Februari – Mei
2018, didapatkan nilai rata-rata (6,91) dan setelah perlakuan didapatkan nilai rata-
rata (4,55) dengan selisih penurunan derajat nyeri sebesar (2,36), hal ini berarti
bahwa dilihat dari nilai rata-rata nyeri didapatkan penurunan. Besarnya beda
pengaruh perlakuan yang berupa penggunaan Elastic Lumbal Corset terhadap nyeri
punggung bawah yaitu Z = -4,080 dengan nilai p value 0,000 (< 0,05), maka dapat
perlakuan.
B. Saran
sebagai berikut :
1. Bagi Mayarakat
39
40
responden terutama jenis kelamin, dan ditambah untuk variabel posisi duduk
serta lama duduk yang dapat meningkatkan keluhan nyeri punggung bawah.
3. Bagi Pendidikan
Elastic Lumbal Corset terhadap derajat nyeri pada penderita Nyeri punggung
A.M. Sugeng Budiono, 2005. Pengenalan Potensi Bahaya Industrial dan Analisa
Kecelakaan Kerja. (Dalam Artikel) Depnakertrans.
Jellema, van Tulder M.W., van Poppel M.N.M., Nachemson A.L., Bouter L.M.
2001. Lumbar Support for Prevention and Treatment of Low Back Pain.
Spine. pp : 26(4) : 377-386
Llewellyn, V.2006. Back And Neck Related Condition. Biomed Central. 6(12):23-
9.
Rakel.2002. NyeriPunggungBagianBawah.www.nyeripunggungbawah.com.
Diakses17 Desember 2017.
41
42
Anthony Fauci, Eugene Braunwald, Dennis Kasper, Stephen Hauser, Dan Longo, J.
Jameson, Joseph LoscalzoHarrison's Principles of Internal Medicine, 17th
Edition, 17th edn., : Mcgraw-hill, 2008.
Fitriani Dewi,
http://www.academia.edu/10105719/visual_analog_scale&ved=2ahUKEwi
9m8amxZXZAhXGLY8KHRCjAAgQFjAAegQIDRAB&usg=AOvVaw1g
OOjOndmFCpXghtmIjzg3 diakses pada 07 Februari 2018.
Cica Tri Mandasari Ningsih, 2016. Pengaruh Penggunaan Elastic Lumbal Corset
Terhadap Penurunan Derajat Nyeri Pinggang Pada Buruh Tani Di Desa
Tinawas Nogosari Boyolali
STATISTIK DESKRIPTIF
Frequencies
Statistics
JENIS KELAMIN
Valid 91
N
Missing 0
JENIS KELAMIN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid LAKI-LAKI 91 100,0 100,0 100,0
Descriptives
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
USIA 91 23,00 34,00 28,7802 2,49801
NYERI PRE TEST 91 5,00 8,00 6,9121 ,95042
NYERI POST TEST 91 2,00 6,00 4,5495 ,95759
Valid N (listwise) 91
NORMALITAS DATA
UJI WILCOXON
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
a
Negative Ranks 91 46,00 4186,00
b
NYERI POST TEST - NYERI Positive Ranks 0
c
,00 ,00
PRE TEST Ties 0
Total 91
a. NYERI POST TEST < NYERI PRE TEST
b. NYERI POST TEST > NYERI PRE TEST
c. NYERI POST TEST = NYERI PRE TEST
a
Test Statistics
NYERI POST
TEST - NYERI
PRE TEST
b
Z -8,368
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.
PENELITIAN
PENGARUH PENGGUNAAN ELASTIC LUMBAL CORSET
TERHADAP DERAJAT NYERI PADA OPERATOR
DENGAN NYERI PUNGGUNG BAWAH
Nama/NRP : /
Tempat/tanggal lahir :
Jenis kelamin :
No. Telp :
Tabalong, .....................................2018
Responden
(............................................................)
PRE
POST
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
RIWAYAT PENDIDIKAN :
6. Perguruan Tinggi : D.IV Alih Jenjang Ortotik Prostetik lulus Tahun 2018