Anda di halaman 1dari 63

PENGARUH PENGGUNAAN ELASTIC LUMBAL CORSET

TERHADAP DERAJAT NYERI PADA OPERATOR


DENGAN NYERI PUNGGUNG BAWAH

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma IV Alih Jenjang Ortotik Prostetik

Disusun Oleh

Hery Mursito

P27227017010

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV ALIH JENJANG


JURUSAN ORTOTIK PROSTETIK
POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
2018

i
SKRIPSI

PENGARUH PENGGUNAAN ELASTIC LUMBAL CORSET


TERHADAP DERAJAT NYERI PADA OPERATOR
DENGAN NYERI PUNGGUNG BAWAH

Disusun oleh :
Hery Mursito
P 27227017010

Telah disetujui
Pada tanggal : ...................................

Pembimbing I
dr. Yopi Harwinanda Ardesa, M. kes -------------------------------------
NIP. 197505142006041003

Pembimbing II
Agus Setyo Nugroho, SST OP., M. Kes -------------------------------------
NIP. 198408292010121006

Surakarta, Agustus 2018


Ketua Prodi DIV Ortotikprostetik

Prasetyo Catur Utomo, SST.OP, M.Kes

NIP. 198807282015031003

ii
SKRIPSI

PENGARUHPENGGUNAANELASTICLUMBALCORSET
TERHADAPDERAJATNYERIPADA OPERATOR
DENGANNYERIPUNGGUNG BAWAH

Disusun oleh :
Hery Mursito
P 27227017010

Telah disahkan
Pada tanggal : ...................................

Tandatangan
Penguji I
Nur Rachmat, BPO, M.Kes -------------------------------------
NIP. 198309112014021001

Penguji II
dr. Yopi Harwinanda Ardesa, M. kes -------------------------------------
NIP. 197505142006041003

Penguji III
Agus Setyo Nugroho, SST OP., M. Kes -------------------------------------
NIP. 198408292010121006

Surakarta, Agustus 2018


Ketua Jurusan Ortotik Prostetik Ketua Prodi DIV Ortotik prostetik

dr. Yopi Harwinanda Ardesa, M Kes Prasetyo Catur Utomo, SST.OP, M.Kes
NIP. 197505142006041003 NIP. 198807282015031003

iii
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, berkah dan hidayah-Nya sehingga skripsi dengan judul
“PENGARUH PENGGUNAAN ELASTIC LUMBAL CORSET TERHADAP
DERAJAT NYERI PADA OPERATOR DENGAN NYERI PUNGGUNG
BAWAH” dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi
sebagian persyaratan dalam menyelesaikan program pendidikan Diploma IV
Ortotik Prostetik di Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Surakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan bantuan, bimbingan,

arahan dan dorongan selama pendidikan maupun selama menyelesaikan skripsi ini.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan kesempatan hidup, sehingga penulis

mampu menyelesaikan skripsi ini.

2. Orangtua, istriku tercinta Ike Lusia Dewi, Amd.OP, ananda Elang Bayu Aji,

Cheisa Aqilla Ramadhan dan Atthayya Cakra Buwana yang telah rela ditinggal

beberapa waktu selama perkuliahan.

3. Bupati Tabalong, Bapak Drs. H. Anang Syakhfiani, M.Si yang telah

memberikan ijin tugas belajar.

4. Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Tabalong yang

telah memberikan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan

perkuliahan.

5. Bapak Satino, S.KM, M. ScN, selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kementrian Kesehatan Surakarta.

iv
6. Bapak dr. Yopi Harwinanda Ardesa M. Kes, selaku Ketua Jurusan Ortotik

Prostetik Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Surakarta dan

Pembimbing Akademis.

7. Bapak Prasetyo Catur Utomo, SST.OP, M.Kes selaku Ketua Program Studi

D.IV Ortotik Prostetik Kesehatan Kementrian Kesehatan Surakarta.

8. Bapak Agus Setyo Nugroho, SST OP, M.Kes selaku Pembimbing Akademis.

9. Bapak Nur Rachmat, BPO, M.Kes selaku penguji

10. Seluruh dosen dan staf serta karyawan Politeknik Kesehatan Kementrian

Kesehatan Surakarta yang telah membantu memotivasi penulis untuk dapat

menyelesaikan skripsi.

11. Seluruh responden yang sudah memberikan kelonggaran waktunya untuk

membantu menyelesaikan skripsi penulis.

12. Teman – teman D-IV Ortotik Prostetik Alih Jenjang 2017 Politeknik

Kesehatan Kementrian Kesehatan Surakarta yang telah bersama – sama saling

mendukung, memberikan doa, dan memberikan semangat sehingga dapat

bersama-sama wisuda pada tahun ini.

Penulis menyadari bahwa apa yang tertuang dalam skripsi ini masih jauh

dari sempurna dan banyak kelemahan dan kekurangannya. Oleh karena itu kritik

dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi kita semua.

Surakarta, Agustus 2018

Penulis

v
HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah atas segala rahmat Allah SWT karya ini
saya persembahkan kepada

Orangtua, Istri dan anak – anak tercinta, Pemerintah Kabupaten Tabalong, BKPP
Tabalong, RSUD H. Badaruddin Tabalong, Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD H.
Badaruddin Tabalong, Perusahaan Pertambangan di Kabupaten Tabalong
khususnya.

Dosen - dosen Poltekkes Kemenkes Surakarta yang selalu menjadi guru, inspirator,
motivator dan keluarga.

Teman-teman D.IV Alih Jenjang Poltekkes Kemenkes Surakarta yang saling


menyemangati dan mejadi keluarga selama menempuh pendidikan di Poltekkes
Surakarta.

Indonesia sehat dan hebat.

vi
MOTTO

“Tuntutlah ILMU….

Disaat kamu Miskin, dia akan menjadi hartamu

Disaat kamu kaya, ia akan menjadi perhiasanmu”

(Luqman Al-Hakim)

“Kita diniliai bukan darimana kita dilahirkan, tetapi dinilai dari apa yang telah

kita hasilkan”

(sikilpalsumaker)

“Barang siapa yang keluar untuk mencari ilmu, maka ia berada di jalan Allah

hingga ia pulang”

(HR. Turmudzi)

vii
PERNYATAAN

Yang bertandatangan dibawah ini, saya :

Nama : Hery Mursito

NIM : P 27227017010

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul “ PENGARUH


PENGGUNAAN ELASTIC LUMBAL CORSET TERHADAP DERAJAT
NYERI PADA OPERATOR DENGAN NYERI PUNGGUNG BAWAH “
adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam skripsi
ini di beri tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang saya peroleh
dari skripsi ini.

Surakarta,
Yang membuat pernyataan

Hery Mursito

viii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................... i


Halaman Persetujuan ..................................................................................... ii
Halaman Pengesahan .................................................................................... iii
Kata Pengantar .............................................................................................. iv
Halaman Persembahan .................................................................................. vi
Motto ....................................................................................................... vii
Pernyataan ..................................................................................................... viii
Daftar Isi ....................................................................................................... ix
Daftar Gambar................................................................................................ xi
Daftar Tabel .................................................................................................. xii
Daftar Lampiran ............................................................................................ xiii
Abstrak ....................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 5
A. Nyeri Punggung Bawah .................................................................... 5
B. Elastic Lumbal Corset ....................................................................... 15
C. Operator ............................................................................................ 18
D. Penelitian Yang Relevan ................................................................... 19
E. Kerangka Pikir .................................................................................. 22
F. Kerangka Konsep Penelitian ............................................................. 23
G. Hipotesis ........................................................................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 24
A. Jenis Penelitian dan Desain Penelitian ............................................... 24
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 24
C. Populasi dan Sampel .......................................................................... 24

ix
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ................................... 26
E. Jenis dan Instrument Pengumpulan Data ........................................... 26
F. Cara Pengumpulan Data/Prosedur Penelitian ................................... 28
G. Teknik Analisis Data .......................................................................... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 31
A. Karakteristik Subyek Penelitian ........................................................ 31
B. Keadaan Subyek Penelitian ............................................................... 32
C. Analisis Data ...................................................................................... 32
D. Pembahasan ....................................................................................... 34
E. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 37
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 38
A. Kesimpulan ....................................................................................... 38
B. Saran ................................................................................................. 38
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 40

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Penampang Tulang Belakang Potongan Transversal ................ 8


Gambar 2.2 Kompresi Radix Saraf ............................................................... 11
Gambar 2.3 Visual analoque Scale ............................................................... 14
Gambar 2.4 Elastic Lumbal Corset Posterior View ...................................... 16
Gambar 2.5 Elastic Lumbal Corset Anterior View ........................................ 16
Gambar 2.6 Elastic Lumbal Corset ................................................................ 18
Gambar 2.7 Kerangka Pikir ........................................................................... 22
Gambar 2.8 Kerangka Konsep Penelitian ..................................................... 23
Gambar 3.1 Rancangan Penelitian ................................................................. 24
Gambar 3.2 Visual Analoque Scale ............................................................... 27

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Karakteristik Subyek Data Kontinu ............................................... 31


Tabel 4.2 Normalitas Data ............................................................................. 33
Tabel 4.3 Pengaruh Penggunaan Lumbal Korset ........................................... 33

xii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Ijin Penelitian


2. Inform Consent
3. Data Penelitian
4. Hasil Penelitian
5. Daftar Riwayat Hidup

xiii
ABSTRAK

Latar Belakang : Kemajuan di bidang industri telah membawa kemudahan bagi


hidup manusia, namun demikian, masih terdapat persoalan – persoalan dalam dunia
kerja yang tidak dapat diatasi dengan teknologi yang ada, sehingga interaksi antara
pekerja dengan lingkungan dan alat kerja dapat menimbulkan dampak negatif bagi
manusai pekerja. Salah satu bentuk gangguan yang dapat timbul akibat kerja
khususnya di industri pertambangan adalah Nyeri punggung bawah. Nyeri
punggung bawah adalah sindroma yang ditandai dengan gejala utama nyeri atau
perasaan lain yang tidak enak di daerah tulang punggung bagian bawah. Nyeri
punggung bawah tidak mengenal perbedaan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status
sosial, tingkat pendidikan, semuanya bisa terkena Nyeri punggung bawah. Lebih
dari 70% umat manusia dalam hidupnya pernah mengalami Nyeri punggung
bawah, dengan rata-rata puncak kejadian berusia 35-55 tahun. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan Elastic Lumbal Corset terhadap
derajat nyeri pada operator dengan Nyeri punggung bawah pada aktivitas kerja
operator di Tanjung, Tabalong.
Subjek dan Metode : Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu dengan desain
pre test-post test design. Lokasi penelitian ini di PT. Pama Persada Nusantara
District Adaro di Tanjung, Tabalong. Sampel dalam peneltian ini adalah semua
penderita nyeri punggung bawah dengan jenis kelamin laki-laki sejumlah 91 orang
dengan teknik pengambilan sampel yaitu simple random sampling. Variabel
independen dalam penelitian ini adalah elastic lumbal corset. Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah nyeri punggung bawah. Teknik pengumpulan data
menggunakan instrumen Visual Analog Scale (VAS), data primer dan studi pustaka.
Analisis data menggunakan uji Wilcoxon.
Hasil : nilai rata-rata (4,55) dengan selisih penurunan derajat nyeri sebesar (2,36),
hal ini berarti bahwa dilihat dari nilai rata-rata nyeri didapatkan penurunan.
Besarnya beda pengaruh perlakuan yang berupa penggunaan elastic lumbal corset
terhadap nyeri punggung bawah yaitu Z = -4,080 dengan nilai p value 0,000 (<
0,05).
Kesimpulan : terdapat pengaruh yang secara statistik signifikan penggunaan
elastic lumbal corset terhadap penurunan derajat nyeri punggung bawah pada
aktivitas kerja operator di Tanjung, Tabalong sebelum dan setelah perlakuan.

Kata Kunci : Elastic Lumbal Corset, Nyeri punggung bawah, Penurunan


Derajat Nyeri.

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit akibat kerja adalah penyakit artefisial oleh karena

timbulnya disebabkan oleh pekerjaan manusia/manmade diseases (Anies,

2005). Kemajuan di bidang industri telah membawa kemudahan bagi hidup

manusia, namun demikian, masih terdapat persoalan – persoalan dalam dunia

kerja yang tidak dapat diatasi dengan teknologi yang ada, sehingga interaksi

antara pekerja dengan lingkungan dan alat kerja dapat menimbulkan dampak

negatif bagi manusai pekerja (Budiono, 2005). Salah satu bentuk gangguan

yang dapat timbul akibat kerja khususnya di industri pertambangan adalah

nyeri punggung bawah. Nyeri punggung bawah adalah sindroma yang ditandai

dengan gejala utama nyeri atau perasaan lain yang tidak enak di daerah tulang

punggung bagian bawah.

Nyeri punggung bawah tidak mengenal perbedaan umur, jenis

kelamin, pekerjaan, status sosial, tingkat pendidikan, semuanya bisa terkena

Nyeri punggung bawah. Lebih dari 70% umat manusia dalam hidupnya

pernah mengalami nyeri punggung bawah, dengan rata-rata puncak kejadian

berusia 35-55 tahun (Anderson, 1997; Jellmema et al, 2001). Faktor psikologis

dan faktor sosial dapat meningkatkan risiko nyeri punggung bawah. Riset

menunjukkan bahwa peregangan ligament dan otot, tekanan, stres terhadap

tanggung jawab, ketidakpuasan dalam bekerja, tekanan mental di tempat kerja,

1
2

dan penyalahgunaan obat dapat menempatkan seseorang pada risiko yang lebih

tinggi untuk mengalami nyeri punggung bawah yang kronis.

PT. Pama Persada Nusantara District Adaro sebagai salah satu

perusahaan tambang batubara terbesar di Indonesia, memiliki jumlah karyawan

yang tergolong besar yaitu 4000 orang dan tersebar di beberapa departemen

serta melakukan aktifitas pekerjaan yang beragam. Berdasarkan data yang ada,

jenis aktivitas pekerjaan antara lain: operator alat berat, mekanik, supervisor,

dan manajemen. Semua jenis pekerjaan ini memiliki risiko yang dapat

menyebabkan nyeri punggung bawah dengan derajat risiko yang tentunya

berbeda. Jumlah kunjungan rawat jalan karyawan PT. Pama Persada Nusantara

District Adaro dengan nyeri punggung bawah pada Klinik Swasta di Tabalong

jumlah kunjungan selama tahun 2016 sebanyak 50 orang untuk setiap

bulannya.

Saat ini, 90% kasus nyeri punggung bawah bukan disebabkan oleh

kelainan organik, melainkan oleh kesalahan posisi tubuh dalam bekerja

(Llewellyn, 2006). Hasil penelitian yang menyebutkan bahwa hampir 48%

klien diagnosis nyeri punggung bawah tidak diketemukan penyebabnya yang

jelas (Croft, 1999). Dalam bukunya, Croft juga menyebutkan bahwa 90 %

klien dengan diagnosis nyeri punggung bawah menghentikan pengobatannya

setelah 3 bulan pengobatan walaupun nyerinya masih terasa.


3

B. Rumusan Masalah

Adakah pengaruh penggunaan Elastic Lumbal Corset terhadap

derajat nyeri pada operator dengan nyeri punggung?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh

penggunaan Elastic Lumbal Corset terhadap derajat nyeri pada operator

dengan nyeri punggung bawah pada aktivitas.

D. Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini diharapkan akan mendapatkan berbagai

manfaaat yang dapat diambil antara lain :

1. Bagi Peneliti dan Ortotis Prostetis

Diharapkan akan menambah ilmu pengetahuan dan memberikan pemecahan

masalah pelayanan ortotik prostetik tentang penggunaan Elastic Lumbal

Corset terhadap derajat nyeri pada operator dengan nyeri punggung bawah

pada aktivitas kerja.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang penggunaan Elastic Lumbal

Corset terhadap derajat nyeri pada penderita nyeri punggung bawah pada

aktivitas kerja.
4

3. Bagi Masyarakat dan Manajemen Perusahaan Pertambangan

Memberikan pengetahuan tentang pentingnya penggunaan Elastic Lumbal

Corset bagi operator untuk meminimalisir dan membatasi deformitas

lanjutan dikarenakan nyeri punggung bawah pada aktivitas kerja.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Nyeri Punggung Bawah

1. Definisi

Nyeri punggung bawah adalah nyeri yang dirasakan di daerah

punggung bawah, dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikular atau

keduanya (Mahadewa, 2009). Nyeri punggung bawah merupakan keluhan

muskuluskeletal yang sering dikeluhkan oleh pasien, bahkan seringkali

menyebabkan gangguan aktivitas sehari-hari (Setiyohadi, 2013). Nyeri

punggung bawah bukanlah diagnosis penyakit tetapi merupakan sindroma

klinis dengan manifestasi nyeri dan keluhan tidak nyaman di daerah punggung

bawah.

Menurut Rakel (2002), nyeri punggung bawah adalah nyeri yang

berasal dari tulang belakang, otot, saraf atau struktur lain pada daerah tersebut.

nyeri punggung bawah diklasifikasikan dalam 2 kelompok yaitu kronik dan

akut, nyeri punggung bawah akut terjadi dalam waktu kurang dari 12 minggu,

sedangkan nyeri punggung bawah kronik terjadi dalam waktu 3 bulan (Rogers,

2006).

2. Etiologi

Etiologi Nyeri punggung bawah bermacam-macam, yaitu paling

banyak adalah penyebab sistem neuromuskuloskeletal. Disamping itu nyeri

punggung bawah dapat merupakan nyeri akibat dari gangguan sistem

5
6

gastrointestinal, sistem genitorinaria atau sistem kardiovaskuler. Proses infeksi,

neoplasma, dan inflasi daerah panggul dapat juga menimbulkan nyeri

punggung bawah. Menurut Dachlan (2009) penyebab sistem

neuromuskuloskeletal dapat diakibatkan beberapa faktor, ialah :

a. Otot (miofasial)

b. Discus Intervertebralis

c. Sendi apofiseal,anterior atau sendi sakroiliaka

d. kompresi saraf / radiks

e. metabolik

f. psikogenik

g. umur

Nyeri punggung dapat disebabkan oleh berbagai kelaianan yang terjadi

pada tulang belakang, otot, discus intervertebralis, sendi, maupun struktur lain

yang menyokong tulang belakang. Kelainan tersebut antara lain:

1) kelainan kongenital / kelainan perkembangan, seperti spondylosis dan

spondilolistesis, kiposcoliosis, spina bifida, ganggguan korda spinalis

2) trauma minor, seperti regangan, cedera whiplash,

3) fraktur, seperti traumatik misalnya jatuh, atraumatik misalnya

osteoporosis, infiltrasi neoplastik, steroid eksogen,

4) hernia discus intervertebralis,

5) degeneratif kompleks discus misalnya osteofit, gangguan discus

internal, stenosis spinalis dengan klaudikasio neurogenik, gangguan


7

sendi vertebra, gangguan sendi atlantoaksial misalnya arthritis

reumatoid.

6) arthritis spondylosis, seperti 11 artropati facet atau sacroiliaka,

autoimun misalnya ankylosing spondilitis, sindrom reiter.

7) neoplasma, seperti metastasisi, hematologic, tumor tulang primer.

8) infeksi / inflamasi, seperti osteomyelitis vertebral, abses epidural, sepsis

discus, meningitis, arachnoiditis lumbal.

9) metabolik osteoporosis – hiperparatiroid,

10) vaskuler aneurisma aorta abdominalis, diseksi arteri vertebral.

11) lainnya, seperti nyeri alih dari gangguan visceral, sikap tubuh,

psikiatrik, sindrom nyeri kronik.

3. Gejala klinis

Gejala-gejala yang sering di jumpai pada penderita nyeri punggung bawah

antara lain yaitu :

a. Rasa nyeri di daerah pinggang dan menjalar ke bokong, paha, belakang

tumit sampai telapak kaki.

b. Pegal atau nyeri radikuler.

c. Dengan foto rontgen terlihat adanya destruksi.

e. Tulang belakang menjadi kaku dan timbul rasa nyeri.

4. Anatomi Tulang Belakang

Tulang Belakang secara medis dikenal sebagai columna vertebralis

(Jayson, 2002). Menurut Pearce (2006) rangkaian tulang belakang adalah

sebuah struktur lentur yang dibentuk oleh sejumlah tulang yang disebut
8

vertebra atau ruas tulang belakang. Diantara tiap dua ruas tulang belakang

terdapat bantalan tulang rawan. Panjang rangkaian tulang belakang pada orang

dewasa mencapai 57 sampai 67 sentimeter. Seluruhnya terdapat 33 ruas tulang,

24 buah diantaranya adalah tulang terpisah dan 9 ruas sisanya dikemudian hari

menyatu menjadi sakrum 5 buah dan koksigius 4 buah.

Tulang vertebrae merupakan struktur komplek yang secara garis besar

terbagi atas 2 bagian. Bagian anterior tersusun atas korpus vertebra, discus

intervertebralis (sebagai artikulasi), dan ditopang oleh ligamentum

longitudinale anterior dan posterior. Sedangkan bagian posterior tersusun atas

pedikel, lamina, kanalis vertebralis, serta prosesus tranversus dan spinosus

yang menjadi tempat otot penyokong dan pelindung kolumna vertebrae.

Bagian posterior vertebra antara satu dan lain dihubungkan dengan sendi

apofisial (faset). Stabilitas vertebrae tergantung pada integritas korpus vertebra

dan discus intervertebralis serta dua jenis jaringan penyokong yaitu

ligamentum (pasif) dan otot (aktif) (Lubis, 2003).

4
5
3
6

8
2
1

Gambar 2.1 Penampang Tulang Belakang Potongan Transversal


9

Keterangan Gambar :

1. Body (centrum)

2. Vertebral foramen

3. Vertebral arch

4. Spinous process

5. Lamina

6. Transverse process

7. Superior articular process

8. Pedicle

Di dalam tulang belakang terdapat sebuah rongga memanjang dari tulang

leher sampai ekor yang menjadi tempat berjalanya saraf (sumsum) tulang belakang.

Saraf tepi akan berjalan dari sumsum tulang belakang sampai daerah paling tepi

yaitu otot dan kulit tubuh mulai dari leher, anggota gerak atas, dada, perut, seluruh

bagian punggung, pantat dan kedua tungkai bawah. Oleh karena itu, kelainan pada

saraf tulang belakang dan saraf tepi dapat menimbulkan gejala pada anggota gerak,

baik berupa nyeri, kesemutan atau bahkan kelumpuhan.

Struktur tulang belakang yang peka terhadap nyeri adalah periosteum

vertebrae, dura, sendi facet, annulus fibrosus dari discus intervertebralis, vena

epidural, dan ligamentum longitudinal posterior. Gangguan pada berbagai struktur

ini dapat menjelaskan penyebab nyeri punggung tanpa kompresi radix saraf.

Nucleus pulposus dari discus intervertebral tidak peka terhadap nyeri dalam situasi

yang normal. Tulang belakang regio lumbal dan cervikal merupakan struktur yang
10

paling peka terhadap gerkana dan mudah mengalami trauma (Fauci Kasper dan

Longo, 2008).

Nyeri punggung sering diakibatkan asimetri minor columna vertebralis,

terutama di regio lumbosacral. Prolapsus discus intervertebralis diakibatkan oleh

reptur anulus fibrosus sebuah discus intervertebralis. Nucleus pulposus discus

terdorong keluar melalui lubang dan dapat menekan nervus spinalis atau yang lebih

jarang menekan medulla spinalis. Bila hal ini terjadi pada regio cervicallis, pasien

mengalami kaku leher akut dan nyeri yang menjalar ke bawah ke arah lengan. Bila

terjadi pada regio lumbalis, pasien akan mengalami nyeri punggung bawah atau

nyeri menjalar ke tungkai (Gibson, 2002:38).

Discus intervetebralis akan mengalami pembebanan pada setiap perubahan

postur tubuh. Tekanan yang timbul pada pembebanan discus intervertebralis

disebut tekanan intradiskal. Tekanan intradiskal berhubungan erat dengan

perubahan postur tubuh. Nachemson meneliti tekanan intradiskal pada lumbal yaitu

pada L3-L4 karena L3-L4 menerima beban intradiskal yang terbesar pada regio

lumbal. Dari penelitian Nachemson menunjukan bahwa tekanan intradiskal saat

berbaring antara 15 – 25 kp dan tidur miring menjadi 2 x lebih besar dari berbaring.

Pada saat berdiri tekanan intradiskal sekitar 100 kp dan tekanan tersebut menjadi

lebih besar saat duduk tegak yaitu 150 kp. Peningkatan tekanan terjadi saat berdiri

membungkuk dari 100 kp menjadi 140 kp, begitu pula saat duduk membungkuk

tekanan intradiskal meningkat menjadi 160 kp. Peningkatan tekanandapat

mencapai 200 kp lebih jika mengangkat barang dalam posisi berdiri membungkuk

dan duduk membungkuk.


11

Gambar 2.2 Kompresi Radix Saraf (Ropper A, 2003)

5. Klasifikasi Nyeri punggung bawah

Nyeri yang dibedakan menurut waktu terjadinya nyeri berlangsung menurut

Jayson (2002), yaitu :

1) Nyeri Akut yang tajam, dalam dan langsung maupun tiba-tiba. Seorang tidak dapat

beristirahat dengan tenang dan setiap gerak bagian punggung yang terkena

bertambah nyeri yang terjadi selama kurang dari 8 minggu.

2) Nyeri kronis yang terus menerus dan tidak berkurang meskipun pikiran bisa

teralihkan dengan sesuatu yang mempesona. Nyeri biasanya dalam beberapa hari

tetapi kadang kala membutuhkan waktu selama satu atau bahkan beberapa minggu.

Kadang-kadang nyeri berulang tetapi untuk kekambuhan ditimbulkan untuk

aktivitas fisik yang sepele.

6. Patofisiologi Nyeri punggung bawah

Tulang punggung (spinal column) terdiri dari tulang belakang (vertebrae)

yang terpisah. Mereka ditopang oleh persendian dan otot-otot, yang membantu

menyeimbangkan tulang punggung. Otot-otot ini termasuk kedua otot iliopsoas


12

(yang menyusuri kedua sisi tulang punggung), kedua otot penegak tulang

punggung (yang menyusuri sepanjang kedua sisi tulang punggung yang ada

dibelakangnya), dan otot paraspinal pendek yang banyak (yang menyusur diantara

tulang belakang). Otot perut (yang menyusur dari bagian bawah rongga dada

menuju panggul) juga membantu menyeimbangkan tulang punggung. Syaraf tulang

belakang timbul melalui ruang diantara tulang belakang untuk terhubung dengan

syaraf sepanjang tubuh. Akar syaraf tulang belakang bisa tertekan ketika tulang

belakang terluka, dan bisa mengakibatkan nyeri (Latif, 2007).

Bangunan peka nyeri mengandung reseptor nosiseptif (nyeri) yang

merangsang oleh berbagai stimulus local (mekanisme, termal, kimiawi. Stimulus

ini akan direspon dengan pengeluaran berbagai mediator inflamasi yang akan

menimbulkan persepsi nyeri. Mekanisme nyeri merupakan proteksi yang bertujuan

untuk mencegah pergerakan sehingga proses penyembuhan dimungkinkan. Salah

satu bentuk proteksi adalah spasma otot, yang selanjutnya akan menimbulkan

iskemia.

Nyeri yang timbul dapat berupa nyeri inflamasi pada jaringan dengan

terlibatnya berbagai mediator inflamasi atau nyeri neuropatik yang diakibatkan lesi

primer pada sistem saraf. Iritasi neuropatik pada serabut saraf dapat menyebabkan

dua kemungkinan. Pertama, penekanan hanya terjadi pada selaput pembungkus

saraf yang kaya nosiseptor dari nervi nevorum yang menimbulkan nyeri inflamasi.

Nyeri dirasakan sepanjang serabut saraf dan bertambah dengan peregangan serabut

saraf misalnya karena pergerakan.


13

Kemungkinan kedua, penekanan mengenai serabut saraf. Pada kondisi ini

terjadi perubahan biomolekuler dimana terjadi akumulasi saluram ion Na dan ion

lainnya. Penumpukan ini menyebabkan timbulnya mechano-hot spot yang sangat

peka terhadap rangsang mekanikal dan termal (Tanjung, 2009).

7. Pengukuran Nyeri

Pada kasus nyeri punggung bawah dapat diukur menggunakan metode

pengukuran nyeri Visual Analogue Scale (VAS). Skala yang pertama sekali

dikemukakan oleh keele pada tahun 1948 yang merupakan skala dengan garis lurus

100 mm, dimana awal garis (0) penanda tidak ada nyeri dan akhir garis (10)

menandakan nyeri hebat. Secara potensial, VAS lebih sensitif terhadap intensitas

nyeri dari pada pengukuran lainnya seperti VRS skala 5-point karena responnya

yang lebih terbatas. Begitu pula, VAS lebih sensitif terhadap perubahan pada nyeri

kronik daripada nyeri akut. Skala nyeri ini simple dan mudah untuk menilai skor

nyeri dalam banyak kasus

VAS adalah instrumen untuk mengetahui nilai nyeri seseorang ditunjukkan

dengan garis horizontal 100 mm dengan ujung kiri ditandai sebagai “tidak ada

nyeri” dan ujung kanan ditandai sebagai “nyeri maksimal”. Pasien dimin ta untuk

memberikan tanda vertical pada garis horizontal VAS sesuai dengan keluhan saat

itu. Pada ujung 100 mm dianggap nyeri maksimal (Acta Dermato-

Venereologica,2011).
14

Gambar 2.3 Visual Analogue Scale (Acta Dermato-Venereologica,

December 2011)

Pada beberapa pasien khususnya orang tua akan mengalami kesulitan

merespon grafik VAS daripada skala verbal nyeri (VRS). Beberapa pasien

mungkin sulit untuk menilai nyerinya pada VAS karena sangat sulit dipahami skala

VAS sehingga supervisi yang teliti dari dokter/terapis dapat meminimalkan

kesempatan error. Dengan demikian, jika memilih VAS sebagai alat ukur maka

penjelasan yang akurat terhadap pasien dan perhatian yang serius terhadap skor

VAS adalah hal yang vital.

Skala tersebut tidak efektif digunakan pada pasien yang memiliki gangguan

kognitif ataupun motorik, pasien yang tidak responsif (seperti injuri), anak usia

muda, dan pasien dengan umur yang tua. Skala nyeri ini tidak selalu dapat

dijelaskan secara akurat ataupun diukur berdasarkan tingkat keparahannya saja.

Untuk menggambarkan nyerihanya dalam hal intensitasnya seperti

menggambarkan apa yang dapat kita lihat hanya darisegi cahaya atau gelap, tanpa

mempertimbangkan warna, pola, atau tekstur. Sejumlah penelitian telah dilakukan

untuk menentukan kualitas rasa sakit lebih lanjut (Fitriani Dewi)


15

B. Elastic Lumbal Corset

1. Definisi Elastic Lumbal Corset

Elastic Lumbal Corset adalah suatu alat yang berfungsi sebagai

pencegah dan perlindungan diri akibat kerja, pemakaian elastic lumbal corset

bertujuan untuk mengurangi nyeri dan untuk meminimalkan terjadinya cidera

pada jaringan otot saat melakukan aktifitas. Elastic Lumbal Corset dibagi

menjadi 2 : (1) Elastic Lumbal Corset dengan full bahan elastis tanpa adanya

penyangga di bagian belakang, (2) Elastic Lumbal Corset dengan bahan

support plat alumunium yang ditaruh di bagian belakang pada kedua sisi

vertebra.

2. Desain dan Fungsi Elastic Lumbal Corset

Elastic Lumbal Corset terbuat dari bahan elastis dengan lebar pada

bagian posterior 25 cm, dan panjang disesuaikan dengan ukuran lingkar perut.

Pada bagian posterior diperkuat dengan 4 buah bar metal yang berfungsi

sebagai support bagian posterior lumbal. Dalam penggunaan korset elastis

harus diposisikan secara benar yaitu mengikuti lingkar abdominal sehingga

dengan adanya penopang/penekanan di sekitar lumbal akan mengurangi area

pembebanan pada corpus lumbal serta adanya penekanan hidrostatis yang

berperan membantu memberikan posisi yang stabil sehingga akan mengurangi

rasa nyeri pada area lumbal.


16

Gambar 2.4 Elastic Lumbal Corset Posterior View (Cica Tri Mandasari
Ningsih, 2016)

Keterangan Gambar :

Anak panah berwarna kuning berarti elastic lumbal corset sedikit menekan

pada daerah perut, sehingga penekanan merata keseluruh bagian. Pada anak panah

berwarna biru terdapat 4 buah bar yang berfungsi menopang lumbal, sehingga berat

badan si pengguna di bantu oleh bar korset itu sendiri.

Gambar 2.5 Elastic Lumbal Corset Anterior View (Cica Tri Mandasari
Ningsih, 2016)
17

Keterangan Gambar :

Anak panah berwarna kuning berarti korset elastis total kontak pada bagian

perut pengguna, sehingga penekanan merata keseluruh bagian. Pada anak panah

berwarna biru terdapat perekat untuk mengunci korset elastis sehingga vertebrae

bisa tetap lurus dan menopang vertebra saat melakukan pergerakan serta melawan

gaya yang ada di bagian posterior.

Desain elastic lumbal corset produk ortotis prostetis dirancang dengan

memperhatikan struktur anatomi dan biomekanik tubuh khususnya pada level

lumbal, dimana bar pada bagian posterior didesain dengan tujuan untuk

mensupport lumbal disesuaikan dengan kasusnya. Namun demikian dalam

pemakaian elastic lumbal corset dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan

terjadinya kelemahan otot pada area lumbal dan akan menjadi ketergantungan

terhadap pemakaian korset elastis tersebut. Oleh sebab itu pengguna korset elastis

juga harus menjalani terapi sehingga terjadinya kelemahan otot pada area lumbal

dapat diatasi.

3. Struktur Elastic Lumbal Corset

Elastic Lumbal Corsetyang di gunakan pada kondisi nyeri punggung

bawah ini terbuat dari bahan elastis yang lentur dan kuat sehingga akan

memberikaan support pada bagian lumbal pada saat dipakai. Adapun material

elastic lumbal corset tersebut seperti gambar di bawah ini:


18

Gambar 2.6 Elastic Lumbal Corset (Cica Tri MandasariNingsih, 2016)

Keterangan Gambar :

1. Bahan metal

2. Elastis korset

3. Kain

C. Operator

Operator adalah orang yang bertugas menjaga, melayani dan

menjalankan suatu peralatan, mesin, telepon, radio dan sebagainya (KBBI)

Didalam industri pertambangan operator memiliki tugas atau menjalankan

operasi dengan menggunakan alat berat. Alat berat adalah mesin yang

berukuran besar yang didesain untuk melaksanakan fungsi produksi

pertambangan. Alat berat yang digunakan untuk proses produksi pada

pertambangan atara lain adalah : excavator, dump truck, wheel loader,

buldozer, motor grader.


19

D. Penelitian Yang Relevan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2005) dengan judul

Hubungan Lama dan Sikap Duduk Perkuliahan Terhadap Keluhan nyeri punggung

bawah Miogenik Pada Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Surakarta Hasil

analisis data statistic parametric dengan metode Correlasi Bivariat dengan bantuan

komputer Program SPSS Versi 10 diperoleh hasil output terlihat bahwa besar

hubungan atau koefisien korelasi (r) antara lama dan sikap duduk perkuliahan

terhadap keluhan nyeri punggung bawah miogenik adalah 0,600 dengan nilai

probabilitas = 0,000 < 0,05 maka H 0 ditolak yang berarti bahwa ada hubungan

lama dan sikap duduk perkuliahan terhadap keluhan nyeri punggung bawah

miogenik pada mahasiswa. Sedangkan besarnya pengaruh dihitung dari koefisien

determinasi (r 2) yaitu sebesar 0,360 (0,745 x 0,745) atau sebesar 36%. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara lama dan

sikap duduk terhadap keluhan nyeri punggung miogenik pada mahasiswa.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad dan Budiman (2014)

dengan judul “Hubungan Posisi Duduk Dengan Nyeri Punggung Bawah Pada

Penjahit Vermak Levis Dipasar Tanah Pasir Kelurahan Penjaringan Jakarta Utara”

mengasakan hasil penelitian menunjukan rata-rata skor posisi duduk sebesar (9,78±

1,38) dan rata-rata skor nyeri punggung bawah sebesar (32,14±4,66). Ho ditolak,

sehingga terdapat hubungan yang bermakna antara posisi duduk dengan nyeri

punggung bawah pada penjahit vermak levis di pasar tanah pasir kelurahan

penjaringan jakarta utara ( p < 0,05 ).


20

Menururt penilitian yang dilakukan oleh Zubaidi tahun 2012 dengan judul

Keefektifan elastis lumbal corset terhadap progresivitas derajat nyeri pada pasien

low back pain, mengatakan dengan analisis bivariat dari 30 responden yang diteliti

sebagian besar mempunyai jenis kelamin laki-laki sebesar 16 orang (53%) dan

perempuan sebesar 14 orang (47%) dengan rata-rata 48,3 tahun dengan Standar

Deviasi sebesar 11,522. Nyeri pada kelompok perlakuan sebelum memakai elastic

corset rata-rata 66,93 mm dengan Standar Deviasi 2.815 dan sesudah perlakuan

rata-rata 43,13 mm dan Standar Deviasi 3,204. Sedangkan derajat nyeri kelompok

kontrol sebelum perlakuan rata-rata 67,20 mm dengan Standar Deviasi 2.808 dan

setelah perlakuan rata-rata 60,20 mm dengan Standar Deviasi 3,688. Sehingga

perubahan derajat nyeri pada lumbal, bila diukur dengan Visual Analogue Scale

(VAS) yang hasilnya merupakan data kontinum. Untuk mengetahui ada tidaknya

perbedaan derajat nyeri pre test dan post test menggunakan Uji statistik Paired

Sample t test. Hasil uji beda derajat nyeri pre dan post menggunakan elastic lumbal

corset pada kelompok perlakuan dengan menggunakan uji Paired Sample t-test,

didapatkan hasil p = 0,001 (p > 0,05), ini berarti distribusi data normal. Sedangkan

pada kelompok kontrol, hasil analisis data nyeri sebelum dan sesudah perlakuan,

menggunakan uji beda Paired Sample t-test, didapatkan hasil p = 0,001 (p<0,05)

berarti ada perbedaan secara signifikan derajat nyeri saat awal dan saat akhir

penelitian.

Penelitian lain yang berhubungan adalah penelitian yang dilakukan oleh

Rendra gita aulia M.H yang berjudul “Model Korset Dengan Bahan Dasar Support

Bambu Untuk Mengurangi Nyeri LBP Pada Pengemudi Bus Di Kota Surakarta”.
21

tahun 2012. Dengan kesimpulan penelitiannya adalah ada perbedaan pengurangan

tingkat nyeri LBP pada pengemudi bus setelah memakai korset dengan

bahan dasar support bambu. Dari 30 responden didapatkan bahwa semua

responden mengalami penurunan tingkat nyeri setelah memakai korset dengan

bahan dasar support bambu walaupun pada tiap-tiap responden penurunan

tingkat nyeri tidak sama karena tergantung pada kondisi tubuh masing-

masing.

Penelitian lain yang berhubungan dengan penelitian ini adalah penelitian

yang dilakukan oleh Isabelle Fayolle-Minon, Paul Calmels tahun 2008 dengan

judul “Effect of wearing a lumbar orthosis on trunk muscles: Study of the

muscle strength after 21 days of use on healthy subjects” dengan hasil bahwa

penelitian ini menyangkal efek negatif pada kekuatan otot dan menambah literatur

yang ada yang mana masih memperdebatkan pemberian Lumbar Orthosis model

customize yang sebenarnya tergantung pada potensi kekuatan otot subjek itu

sendiri. Pemakaian orthosis lumbal yang soft selama 21 hari oleh populasi sampel

orang yang sehat tidak menunjukkan perubahan kekuatan otot fleksor dan

ekstensor trunk.
22

E. Kerangka Pikir

Faktor Eksternal Etiologi Faktor Internal

1. Posisi Duduk 1. Usia

2. Unit Nyeri punggung bawah 2. IMT

Kendaraan 3. Jenis

3. Getaran Kelamin
Pemberian Elastic
4. Tekanan
Lumbal Corset

Penurunan Derajat Nyeri

punggung bawah

Gambar 2.7 Kerangka Pikir

Keterangan Gambar :

Faktor resiko pada Operator dapat menimbulkan rasa nyeri pada bagian

punggung bawah ketika sedang menjalankan unit. Untuk menangani adanya nyeri

pada bagian punggung bawah akibat mengendarai menjalankan unit maka

digunakanlah orthosis berupa Elastic Lumbal Corset. Sehingga dapat menurunkan

nyeri pada bagian punggung bawah.


23

F. Kerangka Konsep Penelitian

Subyek : Penggunaan Elastic Lumbal

- Operator dengan nyeri Corset Pada Operator


punggung bawah

Penurunan Derajat Nyeri

Gambar 2.8 Kerangka Konsep

Keterangan :

Kelompok dengan kriteria inklusi penderita nyeri punggung bawah yang

bersedia mengikuti program penelitian. Kelompok perlakuan dengan pemberian

elastic lumbal corset pada penderita nyeri punggung bawah. Selanjutnya dilihat

hasil penurunan derajat nyeri punggung bawah .

G. Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini, yaitu ada pengaruh penggunanaan Elastic

Lumbal Corset terhadap penurunan derajat nyeri pada Operator.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen semu(quasi) dengan

menggunakanrancangan pretest and postest design yang bertujuan untuk

mengetahui adanya pengaruh penggunaan Elastic Lumbal Corsetterhadap nyeri

punggung bawah.

O1----------- X ---------- O2

Gambar 3.1 Rancangan Penelitian

Keterangan :

O1 = Sebelum perlakuan

X = Pemberian Elastic Lumbal Corset

O2 = Sesudah perlakuan

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada operator PT. Pama Persada Nusantara Tanjung,

Tabalong. Penelitian direncanakan akan dilakukan pada bulan Februari 2018.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya , Populasi dalam

24
25

penelitian ini adalah operator PT. Pama Persada Nusantara yang berjumlah

1000 orang.

2. Sampel dan Teknik sampling

a. Sampel

Sampel adalah sebagian dari subyek dalam populasi yang diteliti, yang

sudah tentu mampu secara representative dapat mewakili populasinya.

Besar sampel dalam penelitian ini diperoleh dari perhitungan dengan

menggunakan rumus Slovin sebagai berikut :

Sehingga dapat disimpulkan bahwa besar sampel dalam penelitian ini

adalah sejumlah 91 orang operator PT. Pama Persada Nusantara yang

mengeluhkan adanya nyeri punggung bawah

b. Teknik pengambilan sampel.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah simple random

sampling.
26

D. Variable Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini terdiri dari variabel independen (Elastic Lumbal

Corset) dan variabel dependen (nyeri).

2. Definsi operasional

a. Nyeri

1) Definisi

Derajat nyeri yang dimaksud adalah derajat nyeri punggung bawah

pada Operator.

2) Isntrumen

Derajat nyeri diukur dengan menggunakan metode VAS ( Visual

Analog Scale ).

3) Skala data

Skala data untuk derajat nyeri adalah interval

b. Elastic Lumbal Corset

1) Definisi

Elastic lumbal corset yang dimaksud adalah alat bantu yang

digunakan oleh Operator.

E. Jenis dan Instrument Pengumpulan Data

1. Jenis data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, karena

data yang dikumpulkan atau data yang akan digunakan dalam penelitian ini

berupa angka.
27

2. Sumber data

Sumber data yang digunakan adalah data primer, yaitu data yang diperoleh

langsung dari subyek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat

pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari.

3. Instrument

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan,

memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau mengumpulkan, mengolah,

menganalisa dan menyajikan data-data secara sistematis serta objektif dengan

tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis. Hal yang perlu

diperhatikan dalam memilih instrument adalah instrument tersebut harus valid

(dapat mengukur apa yang hendak diukur) dan reliable (ketetapan hasil).

Alat ukur pada penelitian penderita nyeri punggung bawahmenggunakan

Visual Analogue Scale, alat grafis dengan garis horisontal sepanjang 100 mm

dengan ujung kiri ditandai sebagai “tidak ada gejala nyeri” dan ujung kanan

ditandai sebagai “gejala nyeri terburuk” Garis ini mempresentasikan gambaran

intensitas nyeri yang harus ditunjukkan oleh pasien. Adapun gambar dari VAS

adalah sebagai berikut:

Gambar 3.2 Visual Analogue Scale (Acta Dermato-Venereologica,

December 2011)
28

F. Cara Pengumpulan Data /Prosedur Penelitian

Untuk mendapatkan data yang akurat, peneliti langsung ke lokasi penelitian

dan berinteraksi langsung dengan responden sebagai sumber data dengan

melakukan observasi, anamnesis, melakukan intervensi pada kelompok intervensi,

analisis dan kesimpulan.

1. Tahap awal

Langkah pertama setelah mendapat ijin dari Politeknik Kesehatan Surakarta

Jurusan Ortotik Prostetik.

2. Peneliti akan mengajukan ijin ke PT. Pama Persada Nusantara, setelah itu

dilakukan pemeriksaan untuk menentukan apakah subyek masuk dalam

kriteria penerimaan. Kemudian bertanya apakah bersedia untuk berpartisipasi

dalam penelitian, selanjutnya dijelaskan mengenai jalannya penelitian. Subyek

yang bersedia berpartisipasi menandatangani persetujuan tindakan terapi

(informed consent)

3. Tahap pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan ini dilakukan (1) subyek atau sampel didata (2),

melakukan pre test pada subyek penelitian, (3) pemberian perlakuan yang

berupa penggunaan Elastic Lumbal Corset, (5) setelah 4 minggu dipakai,

kemudian dilakukan post test.

4. Tahap pengolahan data

Setelah data penelitian terkumpul baik melalui pretest maupun post test

selanjutnya dilakukan edit dan entry data. Pengolahan data menggunakan

fasilitas computer dengan program SPSS for windows.


29

Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut:

1. Informed Consent

Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden

penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed Consent

diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar

persetujuan untuk menjadi responden. Tujuannya agar subyek mengerti

maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Beberapa

informasi yang harus ada dalam Informed Consentyaitu : partisipasi

pasien, tujuan dilakukan tindakan, jenis data yang dibutuhkan, komitmen,

prosedur pelaksanaan, potensi masalah yang akan terjadi, manfaat,

kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi, dan lain-lain.

2. Anonymity (tanpa nama)

Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam

penggunaan subyek penelitian dengan cara tidak memberikan atau

mencantunkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya

menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian

yang akan disajikan.

3. Kerahasiaan (confidentiality)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informas maupun masalah-masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya

oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada

hasil riset.
30

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah suatu metode atau cara untuk mengolah sebuah

data menjadi informasi sehingga karakteristik data tersebut menjadi mudah untuk

dipahami dan juga bermanfaat untuk menemukan solusi permasalahan, yang

tertutama adalah masalah yang tentang sebuah penelitian. Data yang telah

dikumpulkan dilakukan rekapitulasi, kemudian dilakukan pengolahan data yang

meliputi editing, koding dan tabulating. Sedangkan program yang dipakai dalam

pengolahan dan analisis data adalah softwfare SPSS for windows.

1. Uji normalitas

Uji ini bertujuan untuk melihat data yang akan dianalisis, yaitu nilai nyerisaat

awal (sebelum perlakuan) dan saat akhir penelitian, baik pada kelompok

perlakuan maupun kelompok control, dengan menggunakan uji normalitas

kolmogorov smirnovkarena data yang diperoleh merupakan data yang berskala

interval dan sampel 91. Apabila dperoleh nilai p > 0.05 pada output uji

tersebut, maka dikatakan sebagai data yang berdistribusi normal.

2. Uji hipotesis

Uji hipotesis untuk mengetahui pengaruh penggunanaan elastic lumbal

corsetterhadap penurunan derajat nyeri pada Operator. Jika data terdistribusi

normal menggunakan paired sample t-testapabila data tidak terdistribusi

normal maka menggunakan uji Wilcoxon. Penentuan menolak atau menerima

hipotesa didasarkan pada p value output uj tersebut. Apabila p value < 0.05

maka hipotesa diterima , atau sebaliknya. Apabila p value > 0.05 hipotesa

ditolak.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada operator dengan jenis kelamin laki-laki

sejumlah 91 orang yang menderita nyeri punggung bawah. Penelitian dilakukan

pada bulan Februari 2018 sampai Mei 2018. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui adakah pengaruh penggunaan Elastic Lumbal Corset terhadap derajat

nyeri pada operator dengan Nyeri punggung bawah pada aktivitas kerja di Tanjung,

Tabalong.

Hasil karakteristik subyek penelitian data kontinu meliputi usia, nyeri

sebelum perlakuan (pretest) dan nyeri setelah diberikan perlakuan (postest) dapat

dilihat pada Tabel 4.1 sebagai berikut :

Variabel Min. Max. Mean Std.Dev


Usia 23,00 34,00 28,78 2,49

Nyeri sebelum perlakuan (pretest) 5,00 8,00 6,91 0,95

Nyeri setelah perlakuan (posttest) 2,00 6,00 4,55 0,96

Tabel 4.1 Karakteristik Subyek Data Kontinu

Sumber : data primer diolah, 2018

Hasil statistik deskriptif karakteristik subyek data kontinu menunjukkan

bahwa usia rata-rata subyek penelitian adalah 28,78 tahun, dimana rentang usia ini

adalah termasuk dalam kategori usia produktif. Rata-rata nyeri sebelum perlakuan

(pretest) pada subyek penelitian adalah 6,91 dimana masuk dalam kategori nyeri

31
32

sedang. Rata-rata nyeri setelah perlakuan (posttest) pada subyek penelitian adalah

4,55 dimana masuk dalam kategori nyeri ringan.

B. Keadaan Subyek Penelitian

Subjek penelitian yang mengalami nyeri punggung bawah telah ditentukan

dengan menggunakan teknik simple random sampling sehingga terdapat 91 subyek

dengan jenis kelamin laki-laki kemudian dilakukan pengukuran nyeri dengan

Visual Analog Scale (VAS), untuk mengetahui kedaan nyeri yang dirasakan

sebelum diberikan intervensi (perlakuan). Kemudian subyek penelitian yang telah

dilakukan pengukuran awal diberikan terapi berupa Elastic Lumbal Corset selama

4 minggu, kemudian diukur lagi nyeri setelah intervensi. Data yang diperoleh dari

pengukuran, kemudian diolah dengan statistik deskriptif. Hasil statistik deskriptif

pengukuran nyeri sebelum perlakuan didapatkan nilai rata-rata adalah (6,91)

dimana termasuk dalam kategori nyeri sedang dan pengukuran nyeri setelah

perlakuan didapatkan rata-rata (4,55) yang termasuk dalam kategori nyeri ringan.

C. Analisis Data

1. Normalitas Data

Uji ini bertujuan untuk melihat distribusi data yang akan dianalisis,yaitu

nilai nyeri pada saat sebelum dan setelah intervensi. Uji normalitas data yang

dipilih adalah uji Kolmogorov Smirnov, karena sampel penelitian > 50.

Apabila diperoleh nilai p value > 0.05 pada output uji tersebut maka dikatakan

sebagai data yang berdistribusi normal, jika diperoleh nilai p value < 0.05 pada
33

output uji tersebut maka dikatakan sebagai data yang terdistribusi tidak

normal. Hasil uji normalitas nyeri dapat dilihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut

Variabel p value α Keterangan

Nyeri (pretest) 0,001 0,05 Tidak normal

Nyeri (posttest) 0,000 0,05 Tidak normal

Tabel 4.2 Normalitas Data

Sumber : data primer diolah, 2018

Hasil uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov pada variabel nyeri

sebelum dan setelah intervensi menunjukkan bahwa data terdistribusi tidak

normal, dimana nilai p value < 0,05.

2. Uji Hipotesis

Analisis data penelitian ini dilakukan menggunakan program SPSS 21

untuk mengatahui adanya pengaruh penggunaan Elastic Lumbal Corset

terhadap derajat nyeri pada operator dengan Nyeri punggung bawah pada

aktivitas kerja pada PT. Pama Persada Nusantara District Adaro di Tanjung,

Tabalong. Uji hipotesis pada penelitian ini adalah dengan uji Wilcoxon karena

data terdistribusi tidak normal dan merupakan kelompok berpasangan. Hasil

analaisis dengan Uji Wilcoxon dapat dilihat pada Tabel 4.3 sebagai berikut :
34

Variabel Mean Z P value


Nyeri (pretest) 6,91
-8,368 0,000
Nyeri (postest) 4,55
Tabel 4.3 Pengaruh Penggunaan Lumbal Korset Terhadap Penurunan
Derajat Nyeri Punggung Bawah

Sumber : data primer diolah, 2018

Hasil analisis pengaruh penggunaan elastic lumbal corset terhadap

penurunan derajat nyeri punggung bawah pada aktivitas kerja operator di

Tanjung, Tabalong dengan menggunakan uji Wilcoxon didapatkan hasil bahwa

untuk variabel nyeri sebelum perlakuan didapatkan nilai rata-rata (6,91) dan

setelah perlakuan didapatkan nilai rata-rata (4,55) dengan selisih penurunan

derajat nyeri sebesar (2,36), hal ini berarti bahwa dilihat dari nilai rata-rata

nyeri didapatkan penurunan. Besarnya beda pengaruh perlakuan yang berupa

penggunaan elastic lumbal corset terhadap nyeri punggung bawah yaitu Z = -

4,080 dengan nilai p value 0,000 (< 0,05) sehingga dapat disimpulkan terdapat

pengaruh yang secara statistik signifikan penggunaan elastic lumbal corset

terhadap penurunan derajat nyeri punggung bawah pada aktivitas kerja

operator di Tanjung, Tabalong sebelum dan setelah perlakuan.

D. Pembahasan

Hasil uji Wilcoxon pengaruh penggunaan elastic lumbal corset terhadap

penurunan derajat nyeri punggung bawah pada aktivitas kerja operator di Tanjung,

Tabalong didapatkan hasil bahwa nyeri sebelum perlakuan didapatkan nilai rata-

rata (6,91) dan setelah perlakuan didapatkan nilai rata-rata (4,55) dengan selisih

penurunan derajat nyeri sebesar (2,36), hal ini berarti bahwa dilihat dari nilai rata-
35

rata nyeri didapatkan penurunan. Besarnya beda pengaruh perlakuan yang berupa

penggunaan elastic lumbal corset terhadap nyeri punggung bawah yaitu Z = -4,080

dengan nilai p value 0,000 (< 0,05) sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh

yang secara statistik signifikan penggunaan elastic lumbal corset terhadap

penurunan derajat nyeri punggung bawah pada aktivitas kerja operator di Tanjung,

Tabalong sebelum dan setelah perlakuan. Dimana semakin sering menggunakan

elastic lumbal corset pada saat beraktivitas kerja yaitu sebagai operator maka akan

semakin dapat mengurangi derajat nyeri punggung bawah. Hasil penelitian ini

didukung oleh penelitian dari Wahyudi (2012) bahwa ada perbedaaan yang

bermakna sesudah pemakain korset terhadap penurunan derajat nyeri. Penelitian

senada juga dilakukan oleh Isabelle Fayolle-Minon, Paul Calmels (2008), dengan

hasil bahwa penelitian ini menyangkal efek negatif pada kekuatan otot dan

menambah literatur yang ada yang mana masih memperdebatkan pemberian

Lumbar Orthosis model customize yang sebenarnya tergantung pada potensi

kekuatan otot subjek itu sendiri. Pemakaian orthosis lumbal yang soft selama 21

hari oleh populasi sampel orang yang sehat tidak menunjukkan perubahan kekuatan

otot fleksor dan ekstensor trunk.

Operator adalah pekerjaan fungsional di dalam suatu industri. Tugas utama

dari operator lapangan adalah menjalankan suatu operasi lapangan. Didalam

industri pertambangan operator memiliki tugas atau menjalankan operasi dengan

menggunakan alat berat. Alat berat adalah mesin yang berukuran besar yang

didesain untuk melaksanakan fungsi produksi pertambangan. Alat berat yang

digunakan untuk proses produksi pada pertambangan atara lain adalah : excavator,
36

dump truck, wheel loader, buldozer, motor grader. Sebagai operator maka akan

lebih banyak untuk aktivitas duduk, dimana hal ini dapat menyebabkan nyeri

punggung bawah karena terlalu lama duduk dan aktivitas kerja yang monoton. Hal

ini sesusi dengan penelitian dari Wulandari (2005) yang menyatakan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara lama dan sikap duduk terhadap keluhan nyeri

punggung.

Nyeri punggung bawah adalah nyeri yang dirasakan di daerah punggung

bawah, dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikular atau keduanya

(Mahadewa, 2009). Pada kasus nyeri punggung bawah Nyeri yang timbul dapat

berupa nyeri inflamasi pada jaringan dengan terlibatnya berbagai mediator

inflamasi atau nyeri neuropatik yang diakibatkan lesi primer pada sistem saraf.

Iritasi neuropatik pada serabut saraf dapat menyebabkan dua kemungkinan.

Pertama, penekanan hanya terjadi pada selaput pembungkus saraf yang kaya

nosiseptor dari nervi nevorum yang menimbulkan nyeri inflamasi. Nyeri dirasakan

sepanjang serabut saraf dan bertambah dengan peregangan serabut saraf misalnya

karena pergerakan. Kemungkinan kedua, penekanan mengenai serabut saraf. Pada

kondisi ini terjadi perubahan biomolekuler dimana terjadi akumulasi saluram ion

Na dan ion lainnya. Penumpukan ini menyebabkan timbulnya mechano-hot spot

yang sangat peka terhadap rangsang mekanikal dan termal (Tanjung, 2009)

Nyeri punggung bawah bukanlah diagnosis penyakit tetapi merupakan

sindroma klinis dengan manifestasi nyeri dan keluhan tidak nyaman di daerah

punggung bawah. Sehingga membutuhkan suatu penanganan yang tepat untuk

mengatasi masalah nyeri punggung bawah, salah satunya dengan pemakaian elastic
37

lumbal corset. Elastic Lumbal Corset adalah suatu alat yang berfungsi sebagai

pencegah dan perlindungan diri akibat kerja, pemakaian elastic lumbal corset

bertujuan untuk mengurangi nyeri dan untuk meminimalkan terjadinya cidera pada

jaringan otot saat melakukan aktifitas. Desain elastic lumbal corset produk ortotis

prostetis dirancang dengan memperhatikan struktur anatomi dan biomekanik tubuh

khususnya pada level lumbal, dimana bar pada bagian posterior didesain dengan

tujuan untuk mensupport lumbal disesuaikan dengan kasusnya.

E. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian ini antara lain adalah sebagai

berikut :

1. Aktivitas yang dilakukan subyek penelitian tidak dapat dikendalikan oleh

peneliti karena penelitian hanya bersifat observasional.

2. Mayoritas jenis kelamin subyek penelitian adalah laki-laki sehingga hasil

penelitian sulit untuk dilakukan generaliasi pada semua jenis kelamin.

3. Metode pengumpulan data kurang melakukan wawancara mendalam untuk

lebih mengungkap derajat nyeri yang dirasakan pasien.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan pada operator dengan jenis kelamin laki-laki

sejumlah 91 orang yang menderita nyeri punggung bawah bulan Februari – Mei

2018, didapatkan nilai rata-rata (6,91) dan setelah perlakuan didapatkan nilai rata-

rata (4,55) dengan selisih penurunan derajat nyeri sebesar (2,36), hal ini berarti

bahwa dilihat dari nilai rata-rata nyeri didapatkan penurunan. Besarnya beda

pengaruh perlakuan yang berupa penggunaan Elastic Lumbal Corset terhadap nyeri

punggung bawah yaitu Z = -4,080 dengan nilai p value 0,000 (< 0,05), maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang secara statistik signifikan

penggunaan Elastic Lumbal Corset terhadap penurunan derajat nyeri punggung

bawah pada aktivitas operator di Tanjung, Tabalong sebelum dan setelah

perlakuan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas penulis dapat menyampaikan saran-saran

sebagai berikut :

1. Bagi Mayarakat

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk

memberikan informasi dan pendidikan kesehatan kepada masyarakat pada

39
40

umumnya dan khususnya kepada manajemen perusahaan pertambangan

tentang pentingnya penggunaan Elastic Lumbal Corset bagi operator untuk

meminimalisir dan membatasi deformitas lanjutan dikarenakan Nyeri

punggung bawah pada aktivitas kerja

2. Bagi Peneliti selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya lebih melakukan variasi terhadap karakteristik

responden terutama jenis kelamin, dan ditambah untuk variabel posisi duduk

serta lama duduk yang dapat meningkatkan keluhan nyeri punggung bawah.

3. Bagi Pendidikan

Menambah pengetahuan bagi pendidik dan mahasiswa tentang penggunaan

Elastic Lumbal Corset terhadap derajat nyeri pada penderita Nyeri punggung

bawah pada aktivitas kerja.

4. Bagi Ortotis Prostetis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam bidang ortotik

prostetik dan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam melaksanakan

pelayanan ortotik prostetik.


DAFTAR PUSTAKA

Anies. 2005. PenyakitAkibatKerja. PenerbitPT. Elex Media Komputindo. Jakarta.

A.M. Sugeng Budiono, 2005. Pengenalan Potensi Bahaya Industrial dan Analisa
Kecelakaan Kerja. (Dalam Artikel) Depnakertrans.

Andersson G.B.J. 1997. The Epidemiology ofSpinal Disorder.In :FrymoyerJ.W.,


Ed.The Adult Spine :Priciples and Practice.Edisi 2. Raven Press New York.
pp: 93-141

Jellema, van Tulder M.W., van Poppel M.N.M., Nachemson A.L., Bouter L.M.
2001. Lumbar Support for Prevention and Treatment of Low Back Pain.
Spine. pp : 26(4) : 377-386

NSW Nurses Association. 2006. Manual Handling for Nurses. Diakses :


17Desember 2017www.workcover.nsw.gov.au

Llewellyn, V.2006. Back And Neck Related Condition. Biomed Central. 6(12):23-
9.

Croft PR, Macfarlane GJ, Papageorgiou AC, Thomas E, SilmanAJ.Outcome of low


back pain in general practice: a prospective study.BMJ1998; 316:1356–
1359.

MahadewadanMaliawan. 2009. Diagnosis


&TatalaksanaKegawatDaruratanTulangBelakang. Jakarta : CV SagungSeto.

Setyohadi B. 2005. EtiopatogenesisNyeriPinggang.


TemuIlmiahRematologidanKursusNyeri. Jakarta: IRA

Rakel.2002. NyeriPunggungBagianBawah.www.nyeripunggungbawah.com.
Diakses17 Desember 2017.

41
42

Rogers, R.G. 2006. Research-Based Rehabilitation of The Lower Back. Strength


And Conditioning Journal. Diambilpadatanggal17 Desember 2017
dariwww.proquest.com/pqdauto

Lubis I. EpidemiologiNyeriPunggungBawah. Dalam :Meliala L, Suryamiharja A,


Purba JS, Sadeli HA., editor. NyeriPunggungBawah. KelompokStudiNyeri
PERDOSSI. 2003.

Anthony Fauci, Eugene Braunwald, Dennis Kasper, Stephen Hauser, Dan Longo, J.
Jameson, Joseph LoscalzoHarrison's Principles of Internal Medicine, 17th
Edition, 17th edn., : Mcgraw-hill, 2008.

Gibson, 2002. Organisasi Perilaku – Struktur. Terjemahan, Edisi V. Jakarta:


Penerbit Erlangga.

Ruslan A Latif, 2007, Nyeri Punggung Bawah,


http://medicastore.com/penyakit/2007/08/Nyeri_Punggung_Bawah.html,
diakses tanggal 25 Desember 2017.

Tanjung R. Diagnosis danPenatalaksanaanNyeriPunggungBawah di


Puskesmas.dokterblog.wordpress.com/2009/05/17/diagnosis-dan-
penatalaksanaan-nyeri-punggung-bawah-di-puskesmas. 17 Mei 2009.

Gunawan SG, Setiabudy R, Nafrialdi, Elysabeth editors.


th
FarmakologidanTerapi.5 ed. Jakarta: BalaiPenerbit FKUI: 2008.p.210-29.

Wulandari, ID. Hubungan Lama


danSikapDudukPerkuliahanTerhadapKeluhannyeripunggungbawahMiogeni
kPadaMahasiswa di UniversitasMuhammadiyahSurakarta.
www.jurnal.unikal.ac.id/index.php/pena/article/view/149 diakses pada 30
Desember 2017.

Ahmad. A., Budiman. F. 2014.


HubunganPosisiDudukdenganNyeriPunggungBawahpadaPenjahitVermak
Levis di Pasar Tanah PasirKelurahanPenjaringan Jakarta Utara Tahun
2014.JurnalFakultasIlmuKesehatan. Jakarta :UniversitasEsaUnggul.
43

Aulia, Rendra Gita M.H, 2012;


ModelKorsetDenganBahanDasarSupportBambuUntukMengurangiNyeriLB
PPadaPengemudiBusDiKotaSurakarta; SkripsiUniversitasMuhammadiyah
Surakarta.

Isabelle Fayolle-Minon, Paul Calmels, 2008; Effect of wearing a lumbar orthosis


on trunk muscles: Study of the muscle strength after 21days of use on
healthy subjects, In Joint Bone Spine, Volume 75, Issue 1.

FatemehAzadinia, EsmaeilEbrahimi, MojtabaKamyab, MohamadParnianpour,


JacekCholewicki, Nader Maroufi, 2017;Can lumbosacral orthoses cause
trunk muscle weakness? : A systematic review of literature; In The Spine
Journal, Volume 17, Issue 4.

Zubaidi Alfan, 2012. Keefektifanelastislumbal corset


terhadapprogresivitasderajatnyeripadapasienlow back pain.jurnal.poltekkes-
solo.ac.id/index.php/Int/article/view/41 Diakses pada 30 Desember 2017

ActaDermato-Venereologica,2011.Assessment of Pruritus Intensity: Prospective


Study on Validity and Reliability of the Visual Analogue Scale, Numerical
Rating Scale and Verbal Rating Scale in 471 Patients with Chronic Pruritus.
https://www.researchgate.net/publication/51880290_Assessment_of_Pruritu
s_Intensity_Prospective_Study_on_Validity_and_Reliability_of_the_Visual
_Analogue_Scale_Numerical_Rating_Scale_and_Verbal_Rating_Scale_in_
471_Patients_with_Chronic_Pruritusdiakses pada 07 Februari 2018.

Fitriani Dewi,
http://www.academia.edu/10105719/visual_analog_scale&ved=2ahUKEwi
9m8amxZXZAhXGLY8KHRCjAAgQFjAAegQIDRAB&usg=AOvVaw1g
OOjOndmFCpXghtmIjzg3 diakses pada 07 Februari 2018.

Cica Tri Mandasari Ningsih, 2016. Pengaruh Penggunaan Elastic Lumbal Corset
Terhadap Penurunan Derajat Nyeri Pinggang Pada Buruh Tani Di Desa
Tinawas Nogosari Boyolali
STATISTIK DESKRIPTIF
Frequencies

Statistics
JENIS KELAMIN
Valid 91
N
Missing 0

JENIS KELAMIN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid LAKI-LAKI 91 100,0 100,0 100,0

Descriptives

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
USIA 91 23,00 34,00 28,7802 2,49801
NYERI PRE TEST 91 5,00 8,00 6,9121 ,95042
NYERI POST TEST 91 2,00 6,00 4,5495 ,95759
Valid N (listwise) 91

NORMALITAS DATA

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


NYERI PRE TEST NYERI POST
TEST
N 91 91
a,b Mean 6,9121 4,5495
Normal Parameters
Std. Deviation ,95042 ,95759
Absolute ,203 ,340
Most Extreme Differences Positive ,172 ,220
Negative -,203 -,340
Kolmogorov-Smirnov Z 1,941 3,247
Asymp. Sig. (2-tailed) ,001 ,000
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

UJI WILCOXON
Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
a
Negative Ranks 91 46,00 4186,00
b
NYERI POST TEST - NYERI Positive Ranks 0
c
,00 ,00
PRE TEST Ties 0
Total 91
a. NYERI POST TEST < NYERI PRE TEST
b. NYERI POST TEST > NYERI PRE TEST
c. NYERI POST TEST = NYERI PRE TEST

a
Test Statistics
NYERI POST
TEST - NYERI
PRE TEST
b
Z -8,368
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.

PENELITIAN
PENGARUH PENGGUNAAN ELASTIC LUMBAL CORSET
TERHADAP DERAJAT NYERI PADA OPERATOR
DENGAN NYERI PUNGGUNG BAWAH

Lembar Persetujuan Subjek (Informed Consent)

Yang bertanda tangan dibawah ini, Saya :

Nama/NRP : /

Tempat/tanggal lahir :

Jenis kelamin :

No. Telp :

Dengan ini memberikan PERSETUJUAN dan secara sukareka bersedia untuk


membantu menjadi responden pada penelitian yang dilakukan di Adaro Group
dengan judul “Pengaruh Penggunaan Elastic Lumbal Corset Terhadap Derajat
Nyeri Pada Operator Dengan Nyeri Punggung Bawah” yang dilakukan oleh :
Nama : Hery Mursito
Waktu : Februari – Mei 2018
Keperluan : Penelitian (Skripsi)

Tabalong, .....................................2018
Responden

(............................................................)

PRE

POST
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

NAMA : Hery Mursito

TEMPAT / TANGGAL LAHIR : Surakarta, 08 Agustus 1981

ALAMAT : Perumahan The Riscon Maburai Hills,

Jl. A. Yani No. 153 Tabalong - Kalsel

RIWAYAT PENDIDIKAN :

1. TK : TK Aisyah BA Palur lulus Tahun 1988

2. SD : SD Negeri Palur V lulus Tahun 1994

3. SMP : SMP Negeri 14 Surakarta lulus Tahun 1997

4. SMA : SMA Negeri 5 Surakarta lulus Tahun 200

5. Perguruan Tinggi : D.III Ortotik Prostetik lulus Tahun 2008

6. Perguruan Tinggi : D.IV Alih Jenjang Ortotik Prostetik lulus Tahun 2018

Anda mungkin juga menyukai