Diajukan Oleh
YONATHAN NATHANIEL MONIM
PO7120412038
Menyutujui,
Sri Arini Winarti, SKM., M.Kep. Ns. Ida Mardalena, S.Kep., M.Si.
NIP. 19720902199203 2001 NIP. 19710718199403 2003
Mengetahui
Ketua Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Yogyakarta
ii
PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI
SKRIPSI
Diajukan Oleh
Ketua
Sri Arini Winarti, SKM., M.Kep.
NIP. 19720902199203 2001 ....................................
Anggota
Ns. Ida Mardalena, S.Kep., M.Si.
NIP. 19710718199403 2003 ....................................
Anggota
Abdul Ghofur,S.Kp.,M.Kes
NIP. 197101101999011001 ....................................
Mengetahui
Ketua Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Yogyakarta
iii
KEASLIAN PENELITIAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya tulis atas pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, …………………2014
yang membuat pernyataan,
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
Posisi Miring Kiri Pada Pasien Seksio Sesarea di RSUD Merauke” dapat
terimakasih kepada :
Kemenkes Yogyakarta.
4. Sri Arini Rinawati, SKM., M.Kep., Selaku Pembimbing Utama yang telah
v
7. Para dosen beserta Staf Program Studi D-IV Keperawatan Anestesi dan
8. Rekan sejawat dan semua pihak yang telah banyak memberikan arahan
Penulis menyadari bahwa penulisan Skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Semoga segala upaya yang telah penulis lakukan dan bantuan dari semua pihak,
mendapatkan balasan sebagai amal baik dari Tuhan Yang Maha Esa. Dan dapat
memberi manfaat terutama penulis maupun pembaca serta sebagai bahan dan
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................. ii
PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI ........................................................... iii
KEASLIAN PENELITIAN ............................................................................ iv
KATA PENGANTAR ................................................................................... v
DAFTAR ISI................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi
PERSEMBAHAN DAN MOTTO .................................................................. xii
INTISARI .................................................................................................... xiii
ABSTRAK................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................... 7
E. Keaslian Penelitian .............................................................. 8
vii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ...................................................................... 42
B. Populasi Sampel .................................................................... 42
C. Variabel Penelitian ................................................................. 45
D. Definisi Operasional ............................................................... 45
E. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 48
F. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 49
G. Instrumen Pengumpulan Data................................................ 50
H. Jalannya Penelitian ................................................................ 50
I. Pengolahan dan Analisa Data ................................................ 51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Harga Normal Frekuensi Nadi dan Tekanan Darah....................... 20
Tabel 2. Definisi Operasional Variabel ........................................................ 46
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Spinal Anastesi Posisi Duduk.................................................... 29
Gambar 2. Spinal Anastesi Posisi Miring Kiri .............................................. 30
Gambar 3. Jarum Spinal ............................................................................. 32
Gambar 4. Kerangka Teori ......................................................................... 39
Gambar 5. Kerangka Konsep Penelitian ..................................................... 40
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
PERSEMBAHAN
Buat istriku tercinta Herlina Untung dan kedua anakku Yan Kalvin Monim
dan Yusuf Abel Herick Monim yang selalu memberikan dorongan dan
motivasi dan doa buat saya selama pendidikan DIV Anestesi di Jogja.
Adik-adikku, kakak saudara semua yang berada di Kabupaten Jayapura dan
Merauke yang tercinta.
Bapak Sutopo, S.Pd, M.Si beserta seluruh keluarga di Yogyakarta yang telah
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi.
MOTTO
Genggamlah hari lalu sebagai saksi yang adil kebaradaanmu. Hari inikan jadi bukti.
Gandakan hari ini maka kamu anak berbudi. Jangan menunda kebaikan karena hari
yang lalu takkan pernah kembali.
Belajar berbuat baik, usahakanlah keadilan kendalikanlah orang kejam belalah hak
anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara-perkara janda-janda
(1 Yesaya : 17)
xii
PERBEDAAN PERUBAHAN HEMODINAMIK TEKNIK ANESTESI
SPINAL POSISI DUDUK DAN POSISI MIRING KIRI PADA
PASIEN SEKSIO SESAREA DI RSUD MERAUKE
INTISARI
1
Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
2
Dosen Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
3
Dosen Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
xiii
THE DIFFERENCE OF HEMODYNAMIC CHANGES OF SPINAL ANESTHESIA
WITH SIT AND LEFT OBLIQUITY POSITIONS TO THE SECTION
CAESAREAN PATIENT AT RSUD MERAUKE
ABSTRACT
Research method: using observational analytic, where the writer try to search
difference inter variables with approximation to the section caesarean patient.
The number of samples is 43 patients spinal anesthesia technique with sit and
left obliquity position to the patients section caesarean at RSUD Merauke. Data
analysis used Univariat and Bivariat with t-test.
1
Student of Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
2
Lead Lecturer of Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
3
Lead Lecturer of Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kasus bedah baik yang bersifat darurat maupun elektif tentu akan
(Depkes,2008).
membuka dinding perut dan dinding uterus. Saat ini pembedahan seksio
tersedianya antibiotika, transfusi darah, teknik operasi yang lebih baik, serta
teknik anestesi yang lebih sempurna. Hal inilah yang menyebabkan saat ini
Jakarta dan kota besar lainnya, keputusan ibu hamil untuk melahirkan
dengan seksio sesarea tidak memiliki indikasi medis tetapi paling banyak
Angka operasi seksio sesaria rata - rata di Amerika Serikat baru - baru
1
2
keselamatan untuk ibu dengan memperhatikan kondisi janin dan bayi baru
lahir. Selama beberapa dekade terakhir ini, insiden kematian ibu mengalami
penurunan. Di Amerika Serikat kematian pada ibu hamil kira - kira 3% - 12%.
dimungkinkan dan general anestesi digunakan hanya jika ada kontra indikasi
metode Sectio Caesarea cukup besar yaitu sekitar 24% sampai 30% dari
sakit pendidikan atau rujukan sebesar 20% dan rumah sakit swasta 15%.
Hal ini tentu disebabkan oleh berbagai hal baik itu Sectio Caesarea atas
2010)
dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim, dengan
3
syarat rahim dalam keadaan utuh Berta berat janin diatas 500 gram
pervaginam mengandung resiko yang lebih besar bagi ibu maupun janin.
sehingga masa pulih lebih cepat dan dapat dimobilisasi lebih cepat. Zat
anestesi pada anestesi spinal yang masuk ke sirkulasi maternal lebih sedikit
morbiditas ibu dan janin lebih rendah pada prosedur anestesi spinal. Selain
yang lebih sedikit pada beberapa kasus, seperti preeklamsia berat. Anestesi
spinal juga menjadi pilihan pada kasus plasenta previa karena perdarahan
posisi duduk dan posisi miring biasanya dikerjakan diatas meja operasi
tanpa dipindah lagi dan hanya diperlukan sedikit perubahan posisi pasien.
pada terjadinya perubahan hemodinamik yang sangat cepat, untuk itu perlu
sekitar 30%, sementara denyut nadi akan meningkat 10 kali / menit. Volume
darah perifer terjadi karena adanya peningkatan volume air total pada tubuh
ibu dan hal ini sering menimbulkan edema perifer serta vena verikosa
pasien dengan spinal anestesi posisi duduk dan posisi miring maka setiap
pasien operasi dengan spinal anestesi tidak boleh ditinggal dari awal
ruang pulih sadarpun harus dimonitor sampai kondisi pasien benar - benar
Observasi ini dilakukan agar apabila timbul komplikasi bisa segera dilakukan
tindakan intensif.
pelayanan anestesi, apabila dokter anestesi ada. Apabila tidak ada dokter
Agustus sampai Oktober 2013 bahwa jumlah pasien yang telah dioperasi
sebanyak 240 pasien dengan rata – rata pasien perbulan 80 pasien yang
tercatat an dalam buku rekam medis Instalasi Bedah Sentral (IBS) pasien
sisanya diluar dari pasien seksio sesarea. Wawancara yang penulis lakukan
65%nya dan belum pernah terjadinya gagal dengan anastesi spinal pada
merangkap pada ruang recovery room. Bekerja sistem oncall dan tidak
berdasarkan shift.
pasien, pada nilai 8-9 jumlah score pasien dapat dipindahkan ruang
hemodinamik, maka perawat anestesi perlu membekali diri dengan ilmu dan
yang membutuhkan perhatian dan penanganan yang cepat dan tepat dalam
B. Rumusan Masalah
posisi duduk dan posisi miring pada pasien seksio sesarea di RSUD
Merauke?"
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
anestesi spinal posisi duduk dan posisi miring pada pasien seksio
2. Tujuan Khusus
induksi.
posisi miring kiri pada pasien seksio sesarea di RSUD Merauke pada
7
induksi.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat Praktis
hemodinamik.
Kemenkes Jogjakarta.
8
E. Keaslian Penelitian
duduk dan miring belum ada yang meneliti, namun penelitian yang hampir
perubahan hemodinamik.
teknik anestesi spinal posisi duduk dan miring sampelnya adalah semua
penelitian yang akan dilakukan juga berada dalam waktu penelitian yang
berbeda.
2. Hilde dkk (2006) yang berjudul "Posisi Duduk dan posisi miring Versus
penelitian yang akan dilakukan juga berada dalam waktu penelitian yang
berbeda.
1. Hemodinamik
terjadi
b. Evaluasi segera dari respon pasien terhadap suatu intervensi seperti obat-
lainnya.
invasive (seperti : kuf tekanan darah dan EKG, serta komponen dari monitor
prosedur secara invasive harus lebih kecil dari pada manfaat informasi yang
diperoleh. Monitoring lengkap meliputi : EKG, laju nadi, tekanan darah arteri,
mean arterial pressure (MAP), tekanan vena sentral, tekanan baji kapiler
pulmoner, tekanan oksigen dan karbon dioksida arteri, status asam basa,
11
12
2008).
Tekanan darah arteri adalah tekanan darah yang dihasilkan oleh ejeksi
ventrikel kiri ke aorta dan ke sistemik arteri (Debra et al, 2001). Tekanan
Darovic, 2008) :
MAP = CO x TPR
(SVR), kerja sekuncup ventrikel kiri (LVSV), dan kerja jantung kiri dan
kanan (LCW dan RCW). Nilai normal MAP 50–105 mmHg, MAP > 50
nilai MAP < 50 mmHg dinyatakan tidak normal atau aliran darah ke
diperlukan pada pasien dengan kondisi kritis atau pada pasien yang
aorta.
bedah vaskuler.
2002).
selanjutnya .
berat, dan keadaan- keadaan lain dimana denyut nadi tidak dapat
arteri carotis pulmonis, dan arteri perifer lainnya dengan palpasi dapat
2005).
sirkulasi perifer oleh jantung permenit. Curah jantung sama dengan isi
sekuncup (SV) dikali laju jantung (HR) (Gibbsy dalam Darovic, 2008).
CO = SV x HR
atau vena kava (Carolyn, M. Hudak, et al, 1998). Pada umumnya jika
venous return turun, CVP turun, dan jika Venous return naik, CVP
2008).
2008).
1). Usia
2). Suhu
3). Emosi
nyeri
(Tekanan darah, nadi, dan MAP) pada saat pre anestesi akan
2. Spinal Anestesi
a. Spinal Anastesi
obat analgetik lokal kedalam ruang subarachnoid di daerah lumbal. Cara ini
sering digunakan pada persalinan per vaginam dan pada seksio sesarea
penting. Hal ini disebabkan karena daerah yang akan dianestesi lebih luas,
diperlukan dosis agen anestesi yang lebih besar, dan ini meningkatkan
invasif (seperti : kaff tekanan darah dan EKG) sampai yang invasif (seperti :
EKG, laju nadi tekanan darah arteri, tekanan vena sentral, tekanan baji
2008).
darah arteri tidak mengukur secara langsung penurunan aliran dan volume
Tekanan nadi adalah perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik yang
rangka tulang seperti tumit dan sakrum, haruslah diganjal bantal untuk
22
2. Posisi Duduk
Gambar 1.
Spinal Anestesi Posisi Duduk
(Sumber : Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005).
Pada posisi ini pasien cukup nyaman, dengan cara duduk di sisi
Posisi ini cukup popular sebab ; 1). Dalam posisi ini biasanya para ahli
melakukan blok spinal untuk pertam akali; 2). Cukup nyaman untuk
processus spinosus.
Gambar 2.
Spinal Anastesi Posisi Miring Kiri
23
Pada posisi ini, pasien miring ke kiri dan kepala diganjal dengan
yaitu : 1). Ibu merasa lebih nyaman; 2). Bahaya partus iminen dengan
janin macet dapat dihindari; 3). Terjadinya postural hipotensi minimal; 4).
Posisi duduk dan miring dengan tusukan pada garis tengah ialah
selain enak untuk pasien juga supaya tulang belakang stabil. Buat
lidokain 1-2% 2-3 ml. Cara tusukan median atau pramedian. Untuk
irisan jarum (bevel) harus sejajar dengan serat durameter, yaitu pada
keluar likuor, pasang semprit berisi obat dan obat dapat dimasukkan
dan jenis yang ujungnya seperti ujung pensil (whitacre). Ujung pensil
Sepsis
1) Lidocain 1-5 %
epidural, hal ini disebabkan oleh karena vena –vena diruang epidural
melebar. Disamping itu juga volume dari ruang spinal dan epidural
jenis obat lebih besar dari CSF (Hyperbarik), maka akan terjadi
berat jenis sama (isobarik), maka akan berada ditingkat yang sama
saraf, falk serebri, dan meningen dimana nyeri akan timbul setelah
tegak dan akan berkurang bila berbaring, hal ini disebabkan pada
saat berdiri LCS dari otak mengalir ke bawah dan saat berbaring
Jika nyeri kepala tidak berat dan tidak mengganggu aktivitas maka
adekuat.
2) Menggigil (Shivering)
shivering yaitu dengan pemberian suhu panas dari luar dengan alat
pemanas
3) Mual - muntah
emetik.
4) Total spinal
diperlukan bila terjadi henti jantung. Jika hipotensi tetap terjadi atau
5) Meningitis
yang betul - betul steril dan menggunakan jarum spinal sekali pakai.
6) Retensi urine
30
penentuan kedudukan (posisi) yang sesuai bagi pasien - pasien yang akan
(Morgan,2002).
Ouput hasilnya adalah penurunan heart rate, stroke volume, dan cardiac
Posisi berbaring adalah posisi bedah yang paling umum dan menyebabkan
Komplikasi
spinal hilang selama anestesi dengan agen relaksasi otot ataupun blok
32
neuraksial.
yang dibawahnya yang seluruhnya adalah rangka tulang seperti tumit dan
lama.
b. Posisi Duduk
Pada posisi ini pasien cukup nyaman, dengan cara duduk di sisi meja
popular sebab ; 1). Dalam posisi ini biasanya melakukan blok spinal untuk
pertama kali; 2). Cukup nyaman untuk dokter; 3). Processus spinosus lebih
mudah terlihat; 4). Sangat membantu dalam menentukan garis tengah dan
Pada posisi ini, pasien miring ke kiri dan kepala diganjal dengan bantal.
dilakukan dalam posisi duduk dan miring. Hal inilah yang menyebabkan
placenta, kecuali jika telah dipersiapkan terapi preoperatif dengan baik melalui
membuka dinding perut dan dinding uterus. Terdapat beberapa cara seksio
sesarea yang dikenal saat ini, yaitu ( Husodo, 2002, Elridge, 2006) :
Teknik yang saat ini lebih sering digunakan adalah teknik seksio
masa mendatang tidak besar karena dalam masa nifas segmen bawah
uterus tidak mengalami kontraksi yang kuat seperti korpus uteri. Hal ini
hipertensi
2) Indikasi janin :
a) Kelainan letak : letak lintang, letak sungsang, letak dahi dan letak
b) Gawat janin
4) Kontra indikasi
Infeksi intra uteri, Janin mati, Syok / anemia berat yang belum diatasi,
Walaupun saat ini seksio sesarea sudah jauh lebih aman dari pada
komplikasi seksio sesarea yang dapat terjadi pada ibu dan janin. Faktor -
1) Infeksi puerperal
suhu selama beberapa hari dalam masa nifas. Komplikasi yang terjadi
2) Perdarahan
atonic uteri.
Komplikasi lain yang dapat terjadi antara lain adalah luka kandung
kuatnya parut pada dinding uterus. Komplikasi ini lebih sering ditemukan
antenatal dan intra natal yang baik, kematian perinatal pasca seksio
B. Kerangka Teori
Darovic (2008); Kapplan dalam Darovic (2008); Debra (2005); Scheer (2009);
Miller (2005); Gibbsy dalam Darovic (2005); Davis (2006)
Gambar 4. Kerangka Teori
37
B. Kerangka Konsep
Variabel Penganggu
Obat induksi
kecepatan penyuntikan
Ukuran jarum
Gambar 5.
Keterangan :
: Diteliti
C. Hipotesa
spinal posisi duduk dan posisi miring pada pasien seksio sesarea di
RSUD Merauke.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
teknik anestesi spinal posisi duduk dan miring pada pasien seksio sesarea di
RSUD Merauke.
1. Populasi
akan diteliti (Sugiono, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah semua
anestesi spinal.
RSUD Merauke bulan januari sampai Mei 2013 terdapat sebanyak 240
pasien dengan rata – rata pasien per bulannya 80 yang tercatat dalam
38
39
anestesi spinal baik posisi duduk maupun posisi miring kiri, sedangkan
2. Sampel
dengan rumus:
/ 2 . p.q
2
e2
Keterangan
: Jumlah Sampel Minimal
α/2 : Nilai Distribusi Normal Baku (5%) = 1,96
p : Proporsi yang diterima = 0,5
q : Proporsi yang ditolak = 1- 0,5 = 0,5
e : Tingkat kesalahan (0,15)
diketahui, maka p (1-p) juga tidak diketahui, oleh karena itu ukuran
sebesar 95% dan kesalahan yang terjadi tidak lebih dari 5% maka :
1,96 .0.5.0.5
2
0,15 2
oleh peneliti, dalam hal ini penentuan sampel untuk dilakukan posisi
duduk dan miring dilakukan oleh dokter spesialis anestesi. Sampel yang
a. Kriteria Inklusi
dan miring.
8) Lidocain 1-5 %
C. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
2. Variabel terikat
menjadi akibat karena variabel bebas, pada penelitian ini yang menjadi
1. Persiapan.
2) Bertugas di IBS
2. Pelaksanaan.
tekanan darah dan nadi yang terjadi sebelum dan setelah dilakukan
43
seksio sesarea.
(O2) kembali sampai 20 menit pada saat posisi pasien telah diatur
dalam posisi duduk dan miring kiri kembali lalu dicatat dalam
lembar dokumentasi.
dokumentasi.
h. Mengolah data
seksio sesarea dengan teknik anestesi spinal posisi duduk dan miring
G. Jalannya Penelitian
1. Pengolahan data
angka 1 .
d. Entry setelah isian kuesioner terisi penuh dan benar , maka peneliti
melihat missing, variasi dan konsistensi data agar seluruh data yang
2. Analisa Data
a. Analisis Univariat
penelitian yaitu tekanan darah, nadi dan saturasi Oksigen (O2) yang
x
x 100 %
n
Dimana :
P : Prosentase (%)
b. Analisis Bivariat
1) Uji Normalitas
2) Uji Statistik
A. Gambaran Umum
bertipe c yang telah lama melayani masyarakat sejak tahun 1952. Rumah
sakit ini merupakan sentral rujukan di daerah papua selatan. Rumah sakit
umum Daerah Merauke didirikan pada tahun 1952 dengan luas bangunan
6.990,4 M2 dan luas lahan 34.055 M2 yang mulai dibangun dan diawali
Sakit umum Merauke saat ini dikelola oleh pemerintah Daerah Kabupaten
Merauke. Tahun 2001 RSUD Merauke ditetapkan sebagai Rumah sakit kelas
Rumah sakit Umum Merauke yang dietapkan pada tanggal 18 Juli 2001.
Secara bertahap Rumah sakit ini telah mengalami kemajuan yang cukup
berarti. Pada tahun 2010 RSUD telah memulai layanan hemodialisa dan
yang terdiri dad pelayanan poliklinik umum, poliklinik medical check up,
poliklinik gigi dan mulut, pokja HIV/AIDS, pokja paru/TBC, poliklinik spesialis
47
48
tempat tidur berjumrah 201 buah, perayanan penunjang medic terdiri dari
orang spesialis kebidanan, I orang spesialis THT, 1 orang spesialis mata dan
Jumlah kasus tindakan bedah umum yang dirakukan dikamar operasi tahun
kasus yang terdiri dari tindakan seksio sesarea 409 kasus, tindakan
posisi duduk dan posisi miring yang menjalani operasi elektif dengan
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
berdasarkan usia, berat badan dan tinggi badan pada respoden seksio
miring.
49
posisi duduk dan posisi miring sebagian besar berusia 21-40 tahun yaitu
pada responden anestesi spinal posisi duduk dan posisi miring diketahui
miring sebagian responden juga memiliki tinggi badan < 155 cm yaitu
2. Uji Normalitas
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu uji Kolmogorov Smirnov dan uji
50
signifikasi (p) < 0,05. Sedangkan pada nadi akhir data berdistribusi
data uji normalitas dapat dilakukan uji paired t-test pada data
dengan distribusi normal dan uji Wilcoxon untuk data yang tidak
berdistribusi normal.
induksi.
signifikan (p<5%).
tekanan nadi sesudah induksi sebesar 93,47 mmHg. Pada tabel 6.4
0,19. Perubahan nadi dan saturasi teknik anestesi spinal posisi miring
secara statistik diketahui nilai signifikan > 5%. Artinya kenaikan dan
bermakna.
anestesi spinal posisi miring dari kondisi awal pasien sebelum induksi
sampai 20 menit setelah induksi dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
117/68 Mmhg dan pada menit keenam terjadi penurunan lagi menjadi
induksi.
tekanan nadi sesudah induksi sebesar 83,68 mmHg. Pada tabel 6.4
nadi dan saturasi teknik anestesi spinal posisi duduk secara statistik
anestesi spinal posisi duduk dari kondisi awal pasien sebelum induksi
sampai 20 menit setelah induksi dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
126/66 Mmhg dan pada menit keenam terjadi penurunan lagi menjadi
duduk.
Tabel 4.6. Uji beda antara rata-rata skor pada anestesi spinal posisi
miring dan posisi duduk
T skor/
Variabel X ± SD P value Ket.
Z skor
Sistolik miring 115,19 ± 21,83 Tidak
-0,073** 0,942
Sistolik duduk 110,09 ± 7,87 bermakna
Diastolik miring 63,90 ± 18,86 Tidak
-1,375* 0,169
Diastolik duduk 56,68 ± 12,09 bermakna
Nadi miring 93,47 ± 17,74 Tidak
-1,911** 0,063
Nadi duduk 83,98 ± 15,83 bermakna
Saturasi miring 98,57 ± 0,507 Tidak
-0990** 0,322
Saturasi duduk 98,27 ± 1,03 bermakna
* uji indepent TTest ** Uji Mann-Whitney Test
seksio sesarea dengan anestesi spinal posisi miring dan rata-rata skor
63,90 dan rata-rata posisi duduk sebesar 56,68 sehingga dari rata-rata
antara rata-rata skor nadi pada skor pada kelompok tindakan seksio
duduk. Rata-rata skor nadi pada kelompok miring sebesar 93,47 dan
57
tindakan seksio sesarea dengan anestesi spinal posisi miring dan rata-
> 0,05) antara rata-rata skor saturasi pada skor pada kelompok
tindakan seksio sesarea dengan anestesi spinal posisi miring dan rata-
skor saturasi pada kelompok miring sebesar 98,57 dan rata-rata posisi
seksio sesarea dengan anestesi spinal posisi miring dan rata-rata skor
C. Pembahasan
hermodinamik pada teknik anestesi spinal baik yang diberikan dengan posisi
miring ataupun duduk pada pasien dari pengukuran tekanan darah sistole
hermodinamik yang tidak bermakna pada awal maupun setelah induksi pada
untuk deteksi dini pada pasien, evaluasi segera dari respon pasien terhadap
dilakukan monitoring antara lain tekanan darah, nadi, serta saturasi oksigen.
viskositas darah, berat badan, umur, aktifitas, emosi dan, obat-obatan. Selain
sirkulasi pada anestesi. Denyut nadi yang lebih rendah dari denyut jantung
dapat ditemukan pada pasien dengan atrial fibrillation (AF) penurunan stroke
adalah pemberian dosis obat juga harus diperhatikan. Pada pasien yang
vena-vena di ruang epidural melebar. Disamping itu juga volume dari ruang
(Morgan, 2002).
Hasil observasi pada pada teknik spinal anestesi posisi miring diketahui
Hasil observasi nadi sebelum dan sesudah induksi terjadi rata-rata kenaikan
nadi dan saturasi teknik anestesi spinal posisi miring tidak terdapat
perubahan rata-rata yang signifikan. Hasil observasi nadi dan saturasi terjadi
dan akhirnya perluasan dari blokade yang terjadi, jika diberikan secara cepat,
60
ini disebabkan karena terjadi blok simpatis akibat dari efek obat yang
saturasi, pada pengamatan akhir ke20 menit menujukan tidak ada perbedaan
perubahan hemodinamik teknik anestesi spinal posisi miring dan duduk pada
pasien seksio sesarea di RSUD Merauke. Dibuktikan dari hasil analisis uji Uji
t test Indepent dan Man whithney nilai signifikan lebih besar 5%. Hasil
dan duduk pada pasien seksio sesarea di RSUD Merauke tidak menunjukan
spinal posisi miring dan duduk pada pasien seksio sesarea di RSUD
bermakna, sehingga kedua tehnik ini dapat dilakukan pada pasien seksio
sesarea. Teknik spinal anestesi posisi miring dan posisi duduk saat dilakukan
anestesi spinal posisi miring dan posisi duduk berdasarkan pengukuran rata-
anestesi. Posisi miring dan posisi duduk dapat dilakukan terhadap pasien
kardiovaskular secara normal baik posisi miring dan posisi duduk maka tidak
D. Keterbatasan Penelitian
darah diantaranya nadi, saturasi selama 20 menit data yang diperoleh sangat
banyak sehingga peneliti lupa tidak meneliti MAP, anestesi spinal posisi
A. Kesimpulan
duduk dan miring kiri tidak terjadi perubahan yang bermakna pada pasien
B. Saran
RSUD, bahwa tehnik spinal anestesi posisi miring kiri pada pasien seksio
61
62
dan saturasi oksigen sebelum dan sesudah induksi anestesi spinal, guna
2. Perawat Anestesi
samping obat.
anestesi spinal posisi duduk dan posisi miring kiri pada pasien seksio
Bobak. Lowdermik dan Jensen. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi
4. Jakarta : EGC.
Departemen Anestesiologi dan Reanimasi Reanimasi FK. USU didapat dari URL,
http://anesesi .usus.ac.id/texbox-reading/15, 2013 posisi kedudukan
dan resiko yang terkait diundah tanggal 12 Juni 2013.
Guyton, AC & Hal, JE. 2009. Pengaturan Keseimbangan Asam-Basa. Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran (Ed.9). EGC. Jakarta.
63
64
Gutsche BB. 2007. Prophylactic ephedrine preceding spinal analgesia for CS.
Acta Anaeshesiol Scand. Medline. 51:637-639.
Glenn F.J. 2010. Glenn’s Urologic Surgery Lippincott Williams & Wilkins
Publishers. 5th edition Juni 12, 2013.
Hide C. Ellen H. Joris G and Marcel P. 2006. The Sitting Versus Right Lateral
Position During Combined Spinal-Epidural ANeshesia for Cesaeran
Delivery block Characteristics and Severty of Hypotension.
Department of ANeshesia, University Hispital Antwerp, Edegem,
Belgium.
Herlius, 2011 Hubungan Tehnik Anestesi General dan Regional Spinal Terhadap
kejadian komplikasi Hipotensi di ruang pulih sar RSUP Dr. Muhammad
Hoesin Palembang, Skripsi 2008.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005. Edisi 3. Cet. 1 Jakara; Balai Pustaka.
Pollard, JB. 2011, Cardiac Arrest During Spinal Anestesi : Common mechanism
and strategies for presentation, Anesth Analg.
Smith, D.T. 2013. Persalinan Dengan bedah Caesarea, Penerbit Arcan. Jakarta.
Kepada Yth :
Bapak / Ibu / Sdr/i calon responden
Di RSUD Merauke
Denan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Program
Diploma IV Politeknik Kesehatan Yogyakarta Jurusan Keperawatan Anestesi
Reanimasi :
Nama : Yonathan Nathaniel Monim
Nim : PO7120412038
Akan melakukan penelitian dengan judul “Perbedaan Hemodinamik Teknik
Anestesi Spinal Posisi Duduk Dan Posisi Miring Kiri Pada Pasien Seksio
Sesarea di RSUD Merauke”.
Untuk itu saya mohon kesediaannya dari Ibu/Sdr/i untuk menjadi
responden penelitian ini. Tanpa partisipasi Ibu/Sdr/i penelitian ini tidak akan
berhasil. Kerahasiaan semua informasi akan dijaga dan dipergunakna untuk
kepentingan penelitian. Jika Ibu / Sdr/i tidak bersedia menjadi responden dalam
penelitian ini, maka tidak ada ancaman bagi Ibu / Sdr /i.
Demikian permohonan kami, atas kesediaannya sebagai responden kami
ucapkan terimakasih.
Peneliti
Saksi Pasien
…………………….. ………………………….
Peneliti
IDENTITAS RESPONDEN
LEMBAR DOKUMENTASI
DATA DESKRIPTIF PASIEN
TINDAKAN
Umur BB
No TB (cm) DIAGNOSIS POSISI POSISI
(Thn) (Kg)
DUDUK MIRING
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
Lampiran 5
0-2' 2-4' 4-6' 6-8' 8-10' 10-12' 12-14' 14-16' 16-18' 18-20' 20-22' 22-24' 24-26' 26-28' 28-30'
No. Pasien
T S T S T S T S T S T S T S T S T S T S T S T S T S T S T S
N T N T N T N T N T N T N T N T N T N T N T N T N T N T N T
D R D R D R D R D R D R D R D R D R D R D R D R D R D R D R
1
2
3
4
5
6
7
8
9
#
Lampiran 7.
KONDISI HEMODINAMIK SETELAH INDUKSI ( POSISI DUDUK )
0-2' 2-4' 4-6' 6-8' 8-10' 10-12' 12-14' 14-16' 16-18' 18-20' 20-22' 22-24' 24-26' 26-28' 28-30'
No. Pasien
T S T S T S T S T S T S T S T S T S T S T S T S T S T S T S
N T N T N T N T N T N T N T N T N T N T N T N T N T N T N T
D R D R D R D R D R D R D R D R D R D R D R D R D R D R D R
1
2
3
4
5
6
7
8
9
#
Lampiran 8.
ANGGARAN PENELITIAN
Kelompok
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Duduk 22 100,0 100,0 100,0
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <20 Tahun 2 9,1 9,1 9,1
20-35 Tahun 18 81,8 81,8 90,9
>35 Tahun 2 9,1 9,1 100,0
Total 22 100,0 100,0
Berat Badan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid =<50 Tahun 1 4,5 4,5 4,5
> 50 Tahun 21 95,5 95,5 100,0
Total 22 100,0 100,0
Tinggi Badan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid =<155 cm 13 59,1 59,1 59,1
> 155 cm 9 40,9 40,9 100,0
Total 22 100,0 100,0
Frequency Table
Kelompok
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Miring 21 100,0 100,0 100,0
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <20 Tahun 2 9,5 9,5 9,5
20-35 Tahun 16 76,2 76,2 85,7
>35 Tahun 3 14,3 14,3 100,0
Total 21 100,0 100,0
Berat Badan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid =<50 Tahun 2 9,5 9,5 9,5
> 50 Tahun 19 90,5 90,5 100,0
Total 21 100,0 100,0
Tinggi Badan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid =<155 cm 12 57,1 57,1 57,1
> 155 cm 9 42,9 42,9 100,0
Total 21 100,0 100,0
Gabungan
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <20 Tahun 4 9,3 9,3 9,3
20-35 Tahun 34 79,1 79,1 88,4
>35 Tahun 5 11,6 11,6 100,0
Total 43 100,0 100,0
Berat Badan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid =<50 Tahun 3 7,0 7,0 7,0
> 50 Tahun 40 93,0 93,0 100,0
Total 43 100,0 100,0
Tinggi Badan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid =<155 cm 25 58,1 58,1 58,1
> 155 cm 18 41,9 41,9 100,0
Total 43 100,0 100,0
Data mentah observasi hemodinamik posisi duduk
Karakteristik Hemodinamik Awal Hemodinamik 0 - 2 menit Hemodinamik 2 - 4 menit
No.
Umur (thn) BB (kg) TB (cm) Sistolik Diastolik Nadi Saturasi Sistolik Diastolik Nadi Saturasi Sistolik Diastolik Nadi Saturasi
1 38 70 155 150 89 88 99 145 80 108 99 141 70 105 99
2 17 44 149 110 43 107 99 106 37 134 99 83 37 122 99
3 27 75 164 135 80 68 98 143 69 56 99 102 42 53 99
4 23 70 160 158 119 128 98 179 84 133 99 129 61 124 99
5 28 59 155 128 77 88 99 140 78 91 99 113 70 117 99
6 25 60 150 144 88 125 98 113 53 116 98 102 49 112 98
7 21 66 160 137 91 66 98 131 91 93 98 121 75 93 100
8 33 70 160 127 79 70 98 158 87 118 99 127 70 122 99
9 28 70 149 147 88 67 99 139 60 83 98 151 79 84 98
10 28 56 120 147 72 94 97 100 56 79 100 96 78 78 98
11 27 75 164 135 80 68 98 143 69 56 99 102 42 53 99
12 24 70 148 123 74 84 98 86 44 64 99 97 48 80 99
13 21 65 155 121 70 66 99 99 53 98 99 88 66 108 99
14 28 54 147 106 88 67 99 139 60 83 98 151 79 84 98
15 41 70 165 153 72 94 97 100 56 79 100 96 78 78 98
16 20 65 155 180 69 125 99 90 69 125 99 100 50 86 99
17 25 70 165 120 70 86 99 130 80 100 94 123 60 82 99
18 34 60 160 142 84 83 99 175 89 87 99 128 71 87 99
19 32 70 150 140 80 120 98 115 77 114 98 65 43 57 98
20 28 59 165 125 63 88 99 112 56 131 99 95 54 107 99
21 21 69 150 120 60 119 99 106 54 125 99 98 36 126 99
22 17 60 155 139 97 72 99 129 68 86 98 11 56 99 99
26.64 64.86 154.59 135.77 78.77 89.68 98.45 126.27 66.82 98.14 98.59 105.41 59.73 93.50 98.77
Data mentah observasi hemodinamik posisi duduk
Hemodinamik 4 - 6 menit Hemodinamik 6 - 8 menit Hemodinamik 8 - 10 menit Hemodinamik 10 - 12 menit
No.
Sistolik Diastolik Nadi Saturasi Sistolik Diastolik Nadi Saturasi Sistolik Diastolik Nadi Saturasi Sistolik Diastolik Nadi Saturasi
1 142 86 83 99 153 139 85 99 126 63 86 99 126 99 63 99
2 121 33 141 99 111 51 141 99 106 39 123 99 104 38 131 99
3 114 57 66 99 113 45 93 98 105 45 80 98 111 46 83 98
4 108 53 100 99 112 56 105 99 123 55 103 99 120 54 101 99
5 114 70 88 99 110 74 100 99 107 51 96 99 117 78 70 99
6 96 44 114 98 107 51 128 99 101 47 130 98 109 55 121 99
7 134 76 110 100 97 51 92 100 101 65 74 99 117 81 74 100
8 97 54 113 99 110 54 75 99 114 44 77 98 107 64 78 98
9 137 38 88 99 108 49 112 99 92 46 100 99 102 74 85 98
10 137 115 80 99 128 101 80 100 96 68 78 100 105 67 80 100
11 114 57 66 99 113 45 93 98 105 45 80 98 111 46 83 98
12 116 65 74 99 111 63 78 99 115 58 66 98 111 50 65 99
13 96 51 79 99 117 60 56 98 110 55 80 97 120 57 79 98
14 137 38 88 99 108 49 112 99 92 46 100 99 102 74 85 98
15 137 115 80 99 128 101 80 100 96 68 78 100 105 67 80 100
16 98 38 88 99 90 40 83 98 90 48 89 99 74 42 85 99
17 95 48 83 99 108 53 90 98 124 58 97 99 127 61 87 99
18 103 54 76 99 101 49 76 99 105 63 71 98 110 63 71 98
19 93 62 64 95 124 71 59 97 122 78 66 97 113 65 86 97
20 124 63 121 99 116 60 99 99 105 55 110 99 106 57 113 99
21 124 68 130 99 103 38 119 99 102 37 114 99 110 51 102 99
22 104 60 80 98 100 57 73 98 116 62 64 98 110 59 84 99
115.50 61.14 91.45 98.77 112.18 61.68 92.23 98.77 106.95 54.36 89.18 98.59 109.86 61.27 86.64 98.73
Data mentah observasi hemodinamik posisi duduk
Hemodinamik 12 - 14 menit Hemodinamik 14 - 16 menit Hemodinamik 16 - 18 menit Hemodinamik 18 - 20 menit
No.
Sistolik Diastolik Nadi Saturasi Sistolik Diastolik Nadi Saturasi Sistolik Diastolik Nadi Saturasi Sistolik Diastolik Nadi Saturasi
1 118 61 81 99 120 70 76 99 119 61 81 99 118 60 85 99
2 102 36 126 99 100 39 125 99 97 33 117 99 97 35 115 99
3 108 46 70 98 112 45 67 98 110 51 67 98 114 44 73 98
4 127 68 120 99 126 66 99 98 130 70 95 99 119 76 92 99
5 117 71 70 99 114 64 86 99 131 69 85 99 114 65 70 99
6 104 56 128 99 98 42 139 99 95 44 127 99 106 52 122 98
7 94 60 96 99 101 56 71 98 100 59 73 90 101 67 84 98
8 100 45 76 98 103 47 74 98 105 51 73 98 107 50 69 98
9 124 64 85 98 119 70 86 98 123 70 83 98 119 72 88 98
10 105 71 80 100 128 101 85 100 98 56 84 100 98 56 80 100
11 108 46 70 98 112 45 67 98 110 51 67 98 114 44 73 98
12 103 51 64 99 112 47 65 98 104 48 60 98 109 46 58 99
13 113 60 80 97 116 63 74 98 125 62 77 98 111 62 76 97
14 124 64 85 98 119 70 86 98 123 70 83 98 119 72 88 98
15 105 71 80 100 128 101 85 100 98 56 84 100 98 56 80 100
16 81 42 79 98 100 48 90 98 93 40 80 98 116 55 80 97
17 126 47 87 99 101 46 89 99 108 49 77 99 109 40 80 99
18 104 54 75 98 101 52 71 98 99 53 74 97 107 53 71 97
19 113 67 91 98 15 59 90 97 103 54 90 97 106 52 92 97
20 105 60 130 98 104 53 108 98 112 60 111 98 101 56 111 96
21 120 41 115 99 90 30 114 99 105 53 96 99 114 51 88 99
22 116 70 80 99 117 72 72 99 133 87 80 99 125 83 66 99
109.86 56.86 89.45 98.59 106.18 58.45 87.23 98.45 110.05 56.68 84.73 98.09 110.09 56.68 83.68 98.27
Descriptives
Descriptive Statistics
140
120
Hemodinamik
100
Sistolik
80 Diastolik
Nadi
60
Saturasi
40
20
0
0 0-2 2-4 4-6 6-8 8-10 10-12 12-14 14-16 16-18 18-20
Explore
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Sistolik Awal Posisi Duduk ,086 22 ,200* ,971 22 ,735
Diastolik Awal Posisi Duduk ,121 22 ,200* ,953 22 ,361
Nadi Awal Posisi Duduk ,167 22 ,112 ,868 22 ,007
Saturasi Awal Posisi Duduk ,337 22 ,000 ,738 22 ,000
Sistolik Akhir Posisi Duduk ,145 22 ,200* ,956 22 ,422
Diastolik Akhir Posisi Duduk ,159 22 ,155 ,976 22 ,843
Nadi Akhir Posisi Duduk ,165 22 ,121 ,915 22 ,061
Saturasi Akhir Posisi Duduk ,214 22 ,010 ,914 22 ,058
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
T-Test
Paired Samples Statistics
Std. Error
Mean N Std. Deviation Mean
Pair Sistolik Awal
135,7727 22 16,93385 3,61031
1 Posisi Duduk
Sistolik Akhir
110,0909 22 7,87950 1,67992
Posisi Duduk
Pair Diastolik Awal
78,7727 22 15,02357 3,20304
2 Posisi Duduk
Diastolik Akhir
56,6818 22 12,09638 2,57896
Posisi Duduk
N Correlation Sig.
Pair Sistolik Awal Posisi
1 Duduk & Sistolik 22 ,147 ,514
Akhir Posisi Duduk
Pair Diastolik Awal Posisi
2 Duduk & Diastolik 22 ,695 ,000
Akhir Posisi Duduk
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Std. Error Difference
Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair Sistolik Awal Posisi
1 Duduk - Sistolik Akhir
25,68182 17,59704 3,75170 17,87973 33,48391 6,845 21 ,000
Posisi Duduk
Pair Diastolik Awal Posisi
2 Duduk - Diastolik 22,09091 10,92358 2,32892 17,24766 26,93415 9,485 21 ,000
Akhir Posisi Duduk
NPar Tests
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
Test Statisticsb
Saturasi Akhir
Nadi Akhir Posisi Duduk
Posisi Duduk - Saturasi
- Nadi Awal Awal Posisi
Posisi Duduk Duduk
Z -1,267a -,631a
Asymp. Sig. (2-tailed) ,205 ,528
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
T-Test
Group Statistics
Std. Error
Kelompok N Mean Std. Deviation Mean
Nadi Pengamatan Akhir Duduk 22 83.6818 15.83963 3.37702
Miring 21 93.4762 17.74435 3.87213
Ranks
Test Statisticsa
120
100 Sistolik
80 Diastolik
60 Nadi
40 Saturasi
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Explore
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Sistolik Awal Posisi Miring .190 21 .045 .867 21 .009
Diastolik Awal Posisi Miring .300 21 .000 .777 21 .000
Nadi Awal Posisi Miring .201 21 .027 .875 21 .012
Saturasi Awal Posisi Miring .385 21 .000 .709 21 .000
Sistolik Akhir Posisi Miring .308 21 .000 .830 21 .002
Diastolik Akhir Posisi Miring .244 21 .002 .810 21 .001
Nadi Akhir Posisi Miring .173 21 .103 .949 21 .332
Saturasi Akhir Posisi Miring .372 21 .000 .633 21 .000
a. Lilliefors Significance Correction
NPar Tests
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
Test Statisticsc