Anda di halaman 1dari 2

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA
KANTOR WILAYAH KALIMANTAN SELATAN
RUMAH TAHANAN NEGARA KLAS IIB BARABAI
Jl. H. Sibli Imansyah No. 1 Barabai, Kalimantan Selatan, 71315
Telp / Faks : (0517) 44052 / Fax.(0517) 41035
Email: rutanbarabai@yahoo.co.id

LAPORAN PELAKSANAAN ASESMEN


PEMBERIAN HAK BERSYARAT REMISI NARAPIDANA
Nama : SURIYANI ARIYANTO Alias ANI BIN SAPERI (Alm)
No Register : BI.83/2023
Perkara / Pasal : Pembunuhan / 338

A. PENDAHULUAN
1. UMUM
Asesmen mempunyai peran penting dalam menentukan jenis program bimbingan yang tepat bagi klien, dengan mengetahui tingkat
risiko maka Pembimbing Kemasyarakatan / asesor pemasyarakatan dapat memberikan intervensi/perlakuan yang tepat sesuai dengan
tingkat risikonya untuk mengurangi risiko terjadinya pengulangan pidana. Pelaksanaan pembinaan narapidana harus didasarkan pada
tingkat risiko dan kebutuhan untuk mengetahui tingkat pengulangan tindak pidana yang dilakukan, Sehingga untuk mengetahui tingkat
risiko dan penempatan narapidana, diperlukan adanya suatu mekanisme asesmen risiko secara tepat dan berkelanjutan.

Prinsip risiko mengisyaratkan bahwa klien berisiko tinggi, kemungkinan menunjukkan penurunan yang lebih besar, dalam
pengulangan tindak pidana ketika diberikan intervensi dan pengawasan yang lebih intensif, sedangkan klien berisiko rendah
cenderung merespon jauh lebih baik pada intervensi dengan intensitas yang biasa, dan bahkan mungkin menunjukkan peningkatan
dalam tingkat pengulangan tindak pidana, jika diberikan intervensi yang lebih intensif.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2022 pasal 10 ayat (2) huruf c, semua warga binaan berhak mendapat hak-haknya
selama menjalani pidana dan memenuhi syarat tertentu, salah satunya telah menunjukkan penurunan tingkat risiko. Pelaksanaan
pembinaan narapidana harus didasarkan pada tingkat risiko dan penempatan untuk mengetahui tingkat pengulangan tindak pidana
yang dilakukan, sehingga untuk mengetahui tingkat risiko dan kebutuhan setiap narapidana dan klien pemasyarakatan, diperlukan
adanya suatu mekanisme asesmen risiko dan penempatan secara tepat dan berkelanjutan. Laporan asesmen ini menggunakan
Instrumen Screening Penempatan Narapidana (ISPN) sebagai dasar rekomendasi penurunan tingkat risiko dan penempatan klien
dalam menjalani pidana, serta pemberian hak bersayarat.
2. TUJUAN
a. Pedoman dalam menentukan penempatan narapidana serta jenis pengamanan yang sesuai bagi narapidana di lembaga
pemasyarakatan yang berkorelasi pada persiapan reintegrasi yang aman ke dalam masyarakat;
b. Untuk mengidentifikasi kelayakan pemberian hak-hak warga binaan pemasyarakatan.
3. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup kegiatan ini berupa kegiatan asesmen bagi narapidana dengan menggunakan Intrumen Screening Penempatan
Narapidana (ISPN), Risiko Residivisme Indonesia (RRI) serta Asesmen Kebutuhan (Criminogenic) untuk mengindentifikasi
kelayakan pemberian hak bersyarat berupa Remisi bagi narapidana an. SURIYANI ARIYANTO Alias ANI BIN SAPERI (Alm) dengan tindak
pidana Pembunuhan / 338.

4. DASAR
a. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan;
b. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pembinaan dan Pembimbingan Narapidana dan Klien
Pemasyarakatan;
c. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 12 Tahun 2013 tentang Asesmen Resiko dan Asesmen kebutuhan Bagi
Narapidana dan Klien Pemasyarakatan;
d. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2018 Tentang Syarat dan Tata Cara
Pemberian Remisi, Asimilasi, Cuti Mengunjungi Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, dan Cuti Bersyarat, ;

e. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2018 Tentang Revitalisasi
Penyelenggaraan Pemasyarakatan;
f. Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : PAS-
58.0T.02.02 Tahun 2019 tentang Instrumen Screening Penempatan Narapidana (ISPN).
g. Surat Edaran Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Nomor : PAS.6.176-PK.01.04.03 Tahun 2019 tentang Penilaian Perubahan
Perilaku dan Pemenuhan Kebutuhan bagi Klien.
B. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN
Kegiatan yang dilaksanakan berkaitan dengan pelaksanaan bimbingan kemasyarakatan berupa Asesmen penempatan dalam upaya
menentukan kelayakan pemberian hak bersyarat (Remisi) bagi narapidana yang dilaksanakan pada tanggal 26 Maret 2024.
Asesmen penempatan dilakukan terhadap Narapidana :
Nama : SURIYANI ARIYANTO Alias ANI BIN SAPERI (Alm)
Nomor Register : BI.83/2023
Perkara : Pembunuhan / 338
Pidana : 7 Tahun 0 Bulan Denda : Rp. 0
Tanggal Pelaksanaan : 26 Maret 2024
Alasan Screening : Pengusulan Remisi Pertama
C. HASIL YANG DICAPAI
1. Berdasarkan hasil screening yang telah dilakukan oleh Asesor diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Asesmen ISPN

ASESMEN ISPN PERTAMA ASESMEN ISPN TERAKHIR


Dimensi Risiko 0.32 Dimensi Risiko 0.20
Lama Pidana 0.06 Lama Pidana 0.06
Sisa Pidana 0.17 Sisa Pidana 0.16
Tindak Pidana 0.04 Tindak Pidana 0.04
Penormaan Akhir 55.87 Penormaan Akhir 54.57
b. Asesmen Risiko Residivisme - Indonesia (RRI)
Berdasarkan hasil asesmen risiko yang dilakukan oleh Pembimbing Kemasyarakatan, diperoleh nilai sebesar 1 (Satu) sehingga
dapat disimpulkan bahwa risiko klien untuk melakukan pengulangan tindak pidana tergolong dalam kategori risiko Rendah,
namun hal tersebut tidak menjadi jaminan bahwa klien tidak akan melakukan pengulangan tindak pidana. Pengawasan,
pembinaan dan Pembimbingan senantiasa harus tetap dilakukan secara berkesinambungan.

c. Asemen Kebutuhan (Criminogenic)


Hasil Penilaian dengan menggunakan instrumen Asesmen Faktor-Faktor Kriminogenik diperoleh hasil sebagai berikut :

Keluarga dan Pernikahan : Sedang


Pendidikan dan Pekerjaan : Rendah
Penggunaan Narkotika, Obat-Obatan : Sedang
Terlarang dan Konsumsi Alkohol
Hubungan Sosial : Rendah
Waktu Luang / Rekreasi : Sedang
Manajemen Keuangan : Rendah
Sikap Anti Sosial / Pandangan Terhadap : Rendah
Tindak Kriminal
D. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
a. Hasil penilaian menggunakan Instrumen Screening Penempatan Narapidana (ISPN) menunjukan adanya penurunan tingkat risiko,
olehnya itu klien memenuhi ketentuan untuk dapat diberikan Hak Remisi;
b. Klien telah menunjukkan perubahan perilaku kearah yang lebih baik serta adanya penyesalan atas pelanggaran pidana yang telah
dilakukan dan bertekad untuk tidak melakukan pengulangan tindak pidana.

2. Saran
Diharapkan agar klien dapat diberikan / diusulkan untuk memperoleh Hak Remisi, agar ditingkatkan pembinaannya pada bidang
kerohanian serta diberikan pemahaman hukum, hingga saatnya nanti ketika klien menjalani program re-integrasi, dapat dengan
mudah beradaptasi dengan masyarakat sekitar karena telah memiliki dasar iman dan taqwa serta pengetahuan dan keterampilan yang
kuat, yang diharapkan mampu menghindarkan klien dari perbuatan melanggar hukum.

E. PENUTUP
Demikian laporan kegiatan asesmen ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Barabai,
Karutan Barabai Asesor

GUSTI ISKANDARSYAH SUGIANTORO


NIP. 197507062000031001 NIP. 199402032017121002

Anda mungkin juga menyukai