Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KELOMPOK

ANALISIS KASUS NILAI-NILAI DASAR ANEKA


LATSAR CPNS ANGKATAN LXXI

Oleh:
Kelompok II Sub-Kelompok II
1. Muhammad Irfan, S.P
2. dr. Agung Hadi Wibowo
3. dr. Novalia Arisandy
4. Ni Luh Ayu Augustya Putri Rosari, STr.Keb
5. Karla Kasihta Jaya, S.P

TUTOR : Bambang Kurniawan, S.Sos,M.SI

PELATIHAN DASAR CPNS METODE DISTANCE LEARNING


PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN
ANGKATAN LXXI
TAHUN 2021
ANALISIS KASUS NILAI-NILAI DASAR ANEKA

1. Pendahuluan

Praktik korupsi ternyata tidak "padam" di tengah pandemi CoViD-19 yang telah melanda
Tanah Air selama satu tahun belakangan. Sejak awal pandemi melanda, Ketua KPK Firli Bahuri
menegaskan pihaknya tetap bekerja untuk mengendus dan menemukan tindak pidana korupsi.
Terkhusus pada kasus Menteri Sosial Juliari Batubara, bansos CoViD-19 memang ditujukan untuk
membantu masyarakat terutama yang terdampak pandemi CoViD-19. Tim Riset CNBC Indonesia
menghitung, jika dana bansos yang dikorupsi sebesar Rp 100 triliun itu diberikan kepada masyarakat
miskin di berbagai wilayah Indonesia sebanyak 27,55 juta, maka per orang bisa mendapatkan dana
sebesar Rp 3,62 juta. Jika dana bansos tersebut diberikan kepada penduduk miskin di desa, maka per
orang mereka bisa mendapatkan Rp 6,44 juta. Dana tersebut tentu bisa membantu masyarakat miskin
terutama di tengah pandemi Covid-19.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membeberkan kasus korupsi yang dilakukan oleh
Menteri Sosial Juliari Peter Batubara dan empat orang lainnya terkait bantuan sosial dalam rangka
penanganan covid-19. Perkara itu diawali dengan adanya pengadaan bansos penanganan covid-19
berupa paket sembako di Kementerian Sosial RI tahun 2020. Pengadaan tersebut bernilai sekitar
Rp5,9 Triliun, dengan total 272 kontrak dan dilaksanakan dua periode.
Juliari menunjuk Matheus Joko Santoso dan Adi Wahyono sebagai Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) dalam pelaksanaan proyek tersebut dengan cara penunjukan langsung para
rekanan. Dari upaya itu diduga disepakati adanya fee dari tiap-tiap paket pekerjaan yang harus
disetorkan para rekanan kepada Kementerian Sosial melalui Matheus.
Ketua KPK Firli Bahuri menuturkan untuk fee tiap paket bansos disepakati oleh Matheus
dan Adi sebesar Rp10 ribu per paket sembako dari nilai Rp300 ribu per paket Bansos. Kemudian
kontrak pekerjaan dibuat oleh Matheus dan Adi pada bulan Mei-November 2020 dengan beberapa
suplier sebagai rekanan, yang di antaranya adalah Ardian I M dan Harry Sidabuke (swasta) dan PT
Rajawali Parama Indonesia (RPI) yang diduga milik Matheus. Penunjukan PT RPI sebagai salah
satu rekanan tersebut diduga diketahui JPB (Juliari Peter Batubara) dan disetujui oleh AW (Adi
Wahyono).
Pada pelaksanaan paket bansos sembako periode pertama, diduga diterima fee sebesar Rp12
miliar yang pembagiannya diberikan secara tunai oleh Matheus kepada Juliari melalui Adi dengan
nilai sekitar Rp8,2 Miliar. Pemberian uang tersebut selanjutnya dikelola oleh EK (Eko) dan SN
(Shelvy N) selaku orang kepercayaan JPB (Juliari) sekaligus Sekretaris di Kemensos untuk
digunakan membayar berbagai keperluan pribadi JPB (Juliari). Sedangkan untuk periode kedua
pelaksanaan paket Bansos sembako, Firli berujar bahwa terkumpul uang fee dari bulan Oktober-
Desember 2020 sejumlah sekitar Rp8,8 miliar yang juga diduga akan dipergunakan untuk keperluan
Juliari.
Juliari disangkakan melanggar Pasal 12 huruf a atau Pasal 12 huruf b atau Pasal 11 Undang-
undang (UU) Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP. Matheus dan Adi
disangkakan melanggar Pasal 12 huruf a atau Pasal 12 huruf b atau Pasal 11 dan Pasal 12 huruf (i)
UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP. Sedangkan Ardian I M
dan Harry Sidabuke dari unsur swasta, sebagai pemberi suap, disangkakan melanggar Pasal 5 ayat
(1) huruf a atau Pasal 5 ayat (1) huruf b atau Pasal 13 UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Para tersangka saat ini dilakukan penahanan selama 20 hari. Matheus ditahan di Rutan KPK
Cabang Gedung Merah Putih KPK, Ardian ditahan di Rutan Pomdam Jaya Guntur, dan Harry
ditahan di Rutan KPK Kavling C1. KPK mengimbau kepada JPB dan AW untuk kooperatif segera
menyerahkan diri ke KPK.

2. Identifikasi Penyebab
Analisa penyebab dengan teknik analisa fishbone sebagai berikut.
Penyebab Akibat
Surroundings
System
Adanya
kesempatan
Kurangnya pengawasan

Lingkungan
kondusif

Adanya celah pada


Berkembangnya
aturan
kebiasaan korupsi
Korupsi Dana
Bansos
Sifat rakus dan egois
Keteladanan pemimpin
Kurangnya pendidikan
moral dan agama
Sistem dalam
organisasi
Gaya hidup dan pola pikir
Manajemen yang
Posisi jabatan yang menutupi korupsi
strategis dalam organisasi

Man Organization

Berdasarkan teori Willingness dan Opportunity (Peluang), penyebab terjadinya korupsi antara lain :
a. Opportunity (Peluang)
- Memiliki kuasa sebagai Menteri Juliari Peter Batubara, M.B.A. adalah Menteri Sosial
Kabinet Indonesia Maju sejak 23 Oktober 2019. Dengan posisi strategis ini, beliau memiliki
kuasa untuk menentukan kebijakan-kebijakan dalam instansi yang dipimpinnya.
- Kelemahan sistem. Menurut Anggota Ombudsman, Ahmad Alamsyah Saragih: “bansos
pangan sebaiknya menggunakan pendekatan digital. Pemerintah sekarang sering melupakan
proses, transparansi, dan akuntabilitas. Terlalu yakin dan hanya mengejar hasil. Dalam
penerapan seharusnya tidak boleh asal-asalan”. Menurutnya bantuan pangan harusnya
menggunakan transfer dengan e-voucher dan bisa ambil di warung atau ritel terdekat sesuai
kebutuhan.
- Pengawasan kurang. Ahmad Alamsyah Saragih mengatakan kasus dugaan suap bantuan
sosial Covid-19 yang menjerat Menteri Sosial Juliari Batubara terjadi karena lemahnya
pengawasan internal di pemerintah. "Posisi Inspektorat Jenderal berada di bawah Menteri itu
berisiko tinggi. Di negara lain posisinya independen langsung di bawah Presiden. Tapi di
Indonesia menteri tidak mau diatur-atur. Harusnya bila pengawasan internal kuat bisa
meminimalisir celah korupsi. Godaan korupsi sangat besar bila pakai cara lama dengan
penunjukan langsung," ujar Alamsyah Selasa (8/12/2020)

b. Willingness (Keinginan/Niat)
- Kebutuhan, Keserakahan, dan Gaya Hidup. Menilik nilai kekayaan Politikus PDIP itu, yang
mana mempunyai harta senilai R Rp 48,1 miliar, sepertinya aneh jika dia masih berniat
melakukan praktik rasuah hanya untuk menambah pundi-pundi kekayaannya. Gaya hidup
yang sangat tinggi akan mendorong kita untuk membelanjakan uang kita lebih banyak ke hal-
hal yang lebih bersifat hedonis," kata Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group
Andy Nugroho, Selasa (8/12/2020). Menurutnya, muncul sebuah nafsu untuk memenuhi
gaya hidup yang tinggi ini sendiri terdorong oleh perasaan butuh pengakuan dari orang-orang
sekitarnya tentang eksistensi dirinya. "Sehingga agar dirinya diakui ada oleh lingkungannya
tersebut, maka orang tersebut melakukannya dengan cara memiliki barang-barang mewah,"
ujarnya.

3. Kaitan Kasus dengan ANEKA


No. Nilai Dasar Indikator Kaitan dengan Kasus
Aneka
1. Akuntabilitas Transparansi
Integritas
Kepemimpinan
Keadilan
Tanggung jawab
Kepercayaan
Keseimbangan
Kejelasan
Konsisten
2. Nasionalisme Toleransi
Religius
Gemar melakukan
kegiatan kemanusiaan
Tidak diskriminatif
Gotong royong

Musyawarah
Membela kepentingan
bersama
Sederhana
Menghormati
keputusan
Menghargai kerja keras
orang lain
3. Etika Publik Membuat keputusan
berdasarkan prinsip
keahlian
Menjalankan tugas
secara professional dan
tidak berpihak
Mempertanggung
jawabkan tindakan dan
kinerjanya kepada
publik
Memiliki kemampuan
dalam melaksanakan
kebijakan dan program
pemerintah
Memberikan pelayanan
kepada publik secara
jujur, tanggap, cepat,
akurat, berdaya guna,
berhasil guna, dan
santun.
4. Komitmen Efektif
Efisien
Mutu
Inovatif
Berorientasi mutu
5. Anti Korupsi Jujur Tidak jujur dalam menjalankan tugas sebagai
aparat pemerintah
Peduli Tidak peduli terhadap keadaan masyarakat yang
membutuhkan dana bantuan sosial Covid 19
Kesederhanaan Menjalani gaya hidup mewah dan banyak
membelanjakan uangnya ke hal-hal yang bersifat
hedonisme
Tanggung Jawab Menyalahgunakan posisi dan jabatan untuk
kepentingan pribadi dan golongan. Tidak
bertanggungjawab atas pernyataannya sendiri yang
mengatakan bahwa pengendali utama korupsi
adalah diri sendiri bukan orang lain, karena pada
kenyataannya beliau sendiri terlibat dalam kasus
korupsi

4. Solusi Penerapan ANEKA

Nilai-nilai dasar Aksi Penerapan Nilai Hasil yang Diharapkan


Akuntablitas 1. Membuat program kerja Terciptanya lingkungan kerja
yang transparan, jelas dan yang transparan, adil, dan
bertanggung jawab. bertanggung jawab serta
mendapatkan kepercayaan
2. Membuat pakta integritas
masyarakat yang dilayani.
bagi seluruh aparat
pemerintah.

3. Menjadi pelaksana program


kerja yang adil, konsisten
terhadap keputusannya dan
bertanggung jawab
Nasionalisme 1. Mengadakan aktivitas Terbentuknya lingkungan
bersama yang menanamkan kerja yang bermoral, saling
nilai-nilai keagaaman, menghormati dan menghargai .
toleransi, dan gotong royong.

2. Mengadakan kegiatan
kemanusiaan untuk
menumbuhkan rasa peduli dan
keinginan untuk
mendahulukan kepentingan
bersama.

3. Mencitapkan lingkungan
kerja yang tidak diskriminatif
dan menghargai satu sama lain
Etika Publik 1. Menggunakan kekuasaan Terbentuknya pribadi yang
yang dimiliki sesuai dengan memiliki nilai etika publik
tugas yang dimiliki. yang tinggi saat melaksankan
pekerjaan dan saat memimpin.
2. Melaksanakan pekerjaan
tanpa intervensi diri dari
kepentingan pribadi, kelompok
atau atasan.

3. Menolak dengan sopan dan


tegas apabila akan terlibat
dalam tindakan korupsi.
Komitmen Mutu 1. Melakukan perbaikan sistem Tersedianya sistem
dalam pengawasan yang lebih pengawasan, pengolahan data,
ketat untuk mencegah adanya pelaporan yang akurat dan
kesempatan melakukan transparan sehingga
tindakan korupsi . terciptanya hasil kerja yang
efektif, efesien dan bermutu.
2. Melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan SOP sehingga
pekerjaan tersebut dapat
efektif, efisien, dan terlaksana
dengan baik.

3. Mengikuti pelatihan/
meningkatkan ilmu
pengetahuan untuk
mempertahankan mutu dalam
pelayanan dan menjalankan
tugas.
Anti Korupsi 1. Jujur dalam melaksanakan Terciptanya individu yang
tugas sebagai aparat melaksanakan tugas sebagai
pemerentah termasuk bidang aparat pemerintah yang jujur,
keuangan dari program kerja sederhana, anti korupsi, dan
yang dilaksanakan. peduli terhadap kesulitan
masyarakat yang dilayaninya
2. Peduli terhadap kesulitan
yang tengah dihadapi oleh
masyarakat
3. Menjalani gaya hidup
sederhana dan menjadi teladan
yang baik untuk masyarakat
sebagai aparat pmerintah

4. Berani melaporkan tindakan


korupsi dan konsisten terhadap
komitmen anti korupsi saat
bekerja

5. Lampiran

Foto bukti zoom meeting

Anda mungkin juga menyukai