Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS KASUS KORUPSI DANA BANSOS KEMENTERIAN KESEHATAN

1. Peserta secara individu mempelajari kasus dan mencari referensi melalui internet/ dokumen /
buku / modul ( Bahan Kasus https://youtu.be/TnEUCtKak14 dan https://youtu.be/wYHD74 8LTU
2. Hasil aktivitas tersebut dijadikan bahan untuk berdiskusi pada sesi berikutnya

1. Pembagian Kelompok : 10 orang di bagi menjadi 3 kelompok , kelompok sudah terbagi pada
saat pertemuan tatap maya di synchronous 1
2. Peserta berdiskusi dalam kelompok melalui virtual conference seperti google meet/ zoom/
skype ataupun aplikasi lainnya
3. Diskusi diarahkan pada analisis kasus seperti memetakan masalah , mengidentifikasi
penyebab , menmukan fakta fakta dan kaitannya dengan nilainilai dasar ANEKA
4. Diskusi juga diarahkan pada solusi terkait penerapan nilai , ide berkomitmen terhadap mutu
maupun nilai nilai dasar lainnya

A. Pemetaan Masalah

Dari video 1 “Wawancara Mensos Juliari Batubara 1 Tahun Lalu Kini Viral di Media Sosial” dapat
kita lihat bahwa seseorang ketika mendapatkan sebuah amanah atau jabatan dalam sebuah instansi
atau organiasi pada awalnya mempunyai komitmen dengan nilai kebaikan yang universal. Seperti apa
yang disampaikan oleh Menteri Sosial dalam wawancara dengan Direktur Tribun pada tahun 2019
menyampaikan ada beberapa hal yang akan beliau lakukan untuk mencegah terjadinya Korupsi di
Kementerian Sosial yaitu sebagai berikut

1. Memulai dari diri sendiri untuk menjauhkan sifat serakah


2. Menyesuaikan gaya hidup dengan kemampuan/pendapatan yang dimiliki.
3. Melakukan pendekatan humanis untuk menasehati rekan-rekan dan bawahan. Misalnya
dengan menyampaikan jika kamu korupsi maka kamu akan membuat malu keluarga, istri
dan anak-anak.
4. Sistem pengawasan apapun tidak akan efektif iika ada lingkungan yang menciptakan
peluang yang membuat seseorang untuk melakukan korupsi
5. Berkomitmen untuk tidak menerima suap dalam proyek meski permintaan tersebut datang
dari kepentingan kelompok atau partai.

Hal yang tidak disangka-sangka per tanggal 6 Desember 2020, Menteri Sosial Juliari di tahan oleh
KPK dan ditetapkan sebagai tersangka dikarenakan terlibat dalam kasus suap dana bantuan sosial untuk
keluarga miskin yang terdampak pandemi COVID-19. Dari video 2 dapat kita simak, KPK menyita barang
bukti uang sebanyak 14.5 Milyar. Diduga disepakati adanya fee dari tiap-tiap paket sebesar Rp10.000 per
paket sembako. Alokasi paket bantuan sosial yang dikorupsi tersebut adalah untuk 11 juta KK dengan
distribusi untuk DKI dialokasikan untuk 2,6 juta jiwa atau 1,2 juta KK dengan anggaran yang dialokasikan
adalah Rp2,2 triliun. Untuk wilayah Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi kepada 1,6 juta jiwa atau 576
ribu KK dengan total anggaran Rp1 triliun. Di luar Jabodetabek akan diberikan bantuan sosial tunai
kepada 9 juta KK dengan anggaran disiapkan Rp16,2 triliun.
Selain Juliari, KPK juga menetapkan 4 rekan lainnya yang terlibat dalam kasus korupsi ini yaitu
MJS dan AW dari pihak Kementerian Sosial dan AIM dan HS dari pihak swasta. Menurut Ketua KPK Firli
Bahuri, Juliari layak untuk dihukumi mati karena melakukan korupsi pada kondisi pandemi yang mana
hal ini memenuhi kondisi tertentu yang tertuang dalam ayat 2 pasal 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

B. Identintifikasi Penyebab Korupsi Dana Bansos

Kultur Masyarakat Individu

Sifat tamak
Pandangan
Moral lemah
Lumrah

Gengsi Lifestyle
Korupsi Bansos
COVID-19
Juliari Batubara
Keteladan Lemah
Kepentingan pemimpin pengawasan
Penyalahgunaaan
wewenang Ada peluang
Akuntabilitas

Politik Organisasi

Berikut faktor-faktor yang menyebabkan seseorang bertindak korupsi:

 Faktor Individu
1) sifat tamak dan serakah
2) moral yang lemah menghadapi godaan,Godaan itu bisa berasal dari atasan, teman
setingkat, bawahannya, atau pihak yang lain yang memberi kesempatan korupsi.
3) gaya hidup konsumtif, apabila tidak diimbangi dengan pendapatan yang memadai
sehingga membuka peluang untuk menghalalkan berbagai tindakan korupsi.
 Kultur Masyarakat
1) masyarakat menghargai seseorang karena kekayaan juga mendorong seseorang untuk
korupsi dan mengahalalkan segala cara
2) Budaya gengsi di lingkungan institusi sehingga merasa perlu melengkapi kebutuhan
pribadi yang bersifat tersier.
 Organisasi
1) Sikap keteladanan pimpinan
2) Situasi tidak kondusif dan membuka peluang terjadinya korupsi
3) Kurang memadainya sistem akuntabilitas Institusi
4) Kelemahan sistim pengendalian dan pengawasan baik pengawasan internal (pengawasan
fungsional dan pengawasan langsung oleh pimpinan) dan pengawasan bersifat eksternal
(pengawasan dari legislatif dan masyarakat)
 Politik
1) Penyalahgunaan wewenang
2) kepentingan politis,

C. Fakta dan Kaitannya Dengan Nilai Dasar ANEKA

No Nilai Fakta
Akuntabilitas  Tidak amanah dalam menjalankan tugas untuk menyalurkan bantuan sosial
kepada masyarakat
Nasionalisme  Mengutamakan kepentingan pribadi dan kelompok dibandingkan dengan
kepentingan rakyat Indonesia
 Tidak memiliki rasa empati terhadap masyarakat yang tengah terdampak
pandemic COVID-19 terutama rakyat miskin.
Etika Publik  Kasus korupsi dilakukan oleh Juliari dikarenakan adanya peluang untuk
membagikan bansos dengan jumlah yang sangat besar saat pandemi.

Komitmen  Ketidak efektifan kinerja Kementerian Sosial dalam penyelenggaraan penyaluran
Mutu bansos kepada masyarakat.

Anti Korupsi  Adanya proses suap antar Pihak Swasta kepada pejabat di Kementerian Sosial
dalam pengadaan bansos
 Kurangnya nilai-nilai anti korupsi pada pejabat Kementerian Sosial.

D. Solusi
 Menjadi keteladanan dengan bersikap jujur, sederhana dan mengutamakan kepentingan public
 Ikut melakukan pengawasan terhadap berbagai kebijakan sehingga tidak ada peluang untuk
korupsi bagi pejabat
 Internalisasi nilai-nilai anti korupsi pada kehidupan sehari-hari baik dilingkungan masyarakat
dan tempat kerja.

Anda mungkin juga menyukai