Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KELOMPOK PENDIDIKAN KARAKTER

Dosen : Sapta Rini Widyawati,S.Psi.,MM

KELOMPOK :4
NAMA KELOMPOK :
1. GUSTI AYU LAKSMI PARAMITA DEWI (05/2102612010299)
2. YULIANA JERITA (11/2102612010305)
3. I KOMANG AGUS EDY PRATAMA (13/ 2102612010307)
4. I KETUT AGUS ARYA KAWISTAMA (15/2102612010309)
5. I GUSTI AYU WIRA PUTRI RAHAYU (16/2102612010310)
6. SANG BAGUS PUTU WIRA PUTRA DIATMIKA (22/2102612010316)(tidak aktif)
7. I KADEK DWI PRADANA (23/2102612010317)

UNIVERSITAS MAHASARASWATI
FAKULTAS EKONOMI&BISNIS
PRODI MANAJEMEN
TAHUN AJARAN 2021
Studi Kasus
❖ Anda sebagai pegawai baru disuatu perusahaan. Di departemen tempat anda
bekerja terjadi praktek korupsi. Tidak ada tindakan apapun kaarena semua
pegawai didepartemen tersebut menganggap korupsi adalah hal yang biasa.
Sebenarnya anda sangat risau dengan kondisi tersebut. Namun anda ragu-ragu,
bila melaporkannya, posisi dan pekerjaan anda akan terancam. Sementara itu
mencari pekerjaan baru sungguh sulit.
a. Apa yang akan anda lakukan, bila berada dalam posisi seperti ini? Berikan
argumentasi anda!
➢ Menurut kelompok saya , Jika saya berada dalam posisi tersebut saya akan
bertindak tegas dan berani, karena yang saya pentingkan adalah kejujuran dan
keselamatan keuangan perusahaan, yang dimana digunakan secara privat untuk
kebutuhan sepihak dan merugikan perusahaan atau tindakan korupsi. Seperti yang
sudah diketahui bahwa korupsi adalah tindakan yang salah, namun sebelum saya
melaporkan tindakan korupsi tersebut ada beberapa hal yang akan saya lakukan;

● Menegur atau mengarahkan pelaku korupsi agar melakukan hal yang baik,
● Meminta kepada atasan untuk melakukan sosialisasi anti korupsi,
● Mencari bukti yang kuat jika ingin melaporkan tindakan korupsi,
Meskipun sebagai pegawai baru kita tidak boleh membiarkan hal yang salah
dilestarikan di perusahaan tempat kita bekerja, apalagi menganggap hal tersebut
adalah hal yang biasa karena itu akan merusak reputasi perusahaan dan berdampak
buruk pada kesehatan keuangan perusahaan.

b. Paparkan dengan singkat namun jelas dugaan korupsi yang dibahas oleh
kelompok anda. Dari paparan kasus tesebut apa saja faktor internal dan
eksternal yang bisa menyebabkan seseorang melakukann perilaku
korupsi?
➢ Tindakan korupsi dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, apalagi saat ini
masih dalam masa pandemi COVID-19 dimana para pejabat ataupun
bawahan bisa melakukan tindakan korupsi. Kelompok kami mengambil
contoh dalam kasus korupsi pengadaan paket bantuan sosial (bansos)
penanganan pandemi Covid-19 di Kementerian Sosial (Kemensos). Kasus ini
bermula dari adanya program pengadaan bansos penanganan Covid-19
berupa paket sembako di Kemensos tahun 2020 dengan nilai sekitar Rp 5,9
Triliun dengan total 272 kontrak dan dilaksanakan dengan 2 periode. Juliari
sebagai menteri sosial saat itu menunjuk Matheus dan Adi sebagai Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) dalam pelaksanaan proyek tersebut dengan cara
penunjukkan langsung para rekanan dan diduga disepakati ditetapkan adanya
fee dari tiap-tiap paket pekerjaan yang harus disetorkan para rekanan kepada
Kemensos melalui Matheus. Fee yang disepakati oleh Matheus dan Adi
sebesar Rp 10.000 per paket sembako dari nilai Rp 300.000 per paket bansos.
Pada Mei sampai November 2020, Matheus dan Adi membuat kontrak
pekerjaan dengan beberapa suplier sebagai rekanan yang di antaranya Ardian
dan Harry Sidabuke dan juga PT RPI yang diduga milik Matheus. Mensos
Juliari Diduga Terima Suap Rp 17 Miliar untuk Keperluan Pribadi
Penunjukkan PT RPI sebagai salah satu rekanan tersebut diduga diketahui
Juliari dan disetujui oleh Adi. Pada pelaksanaan paket bansos sembako
periode pertama diduga diterima fee Rp 12 miliar yang pembagiannya
diberikan secara tunai oleh Matheus kepada Juliari melalui Adi. Dari jumlah
itu, diduga total suap yang diterima oleh Juliari sebesar Rp 8,2 miliar. Uang
tersebut selanjutnya dikelola Eko dan Shelvy N selaku orang kepercayaan
Juliari untuk digunakan membayar berbagai keperluan pribadi Juliari.
Kemudian pada periode kedua pelaksanaan paket bansos sembako,
terkumpul uang fee dari Oktober sampai Desember 2020 sekitar Rp 8,8
miliar. Baca juga: Korupsi Bansos Covid-19: Mensos Juliari Diduga Terima
Rp 17 Miliar hingga Bukti Uang dalam Koper Sehingga, total uang suap yang
diterima oleh Juliari menurut KPK adalah sebesar Rp 17 miliar. Seluruh uang
tersebut diduga digunakan oleh Juliari untuk keperluan pribadi.
➢ Faktor internal seseorang melakukan korupsi :
1. Dari kejadian diatas dapat dikatakan bahwa beberapa orang tersebut
memiliki sifat yang tamak atau rakus, merasa selalu kurang akan hasil
yang sudah diperoleh.
2. Mempengaruhi dan mengajak orang tedekat melakukan tindakan hal
yang tidak terpuji tersebut.
3. Memiliki moral yang tidak kuat sehingga mudah tergoda untuk
melakukan tindakan korupsi.
4. Memiliki gaya hidup yang konsumtif
➢ Faktor eksternal seseorang melakukan korupsi :
1. Dorongan atau bantuan seseorang dari orang terdekat yang bisa diajak
kerja sama.
2. Kurang pengawasan dalam pemerintahan
3. Kurang adanya system akuntabilitas.

c. Sebutkan masing-masing faktor internal dan eksternal yang mendorong


terjadinya perilaku korupsi pada kasus yang anda ambil dan jelaskan
dinamikanya?
➢ Faktor Internal yang mendorong terjadinya perilaku korupsi pada kasus
yang diambil:
1. Aspek Perilaku Individu:
- Sifat tamak atau rakus seseorang manusia, orang yang tamak memiliki
hasrat untuk menambah harta serta kekayaannya dengan melakukan
tindakan yang merugikan orang lain seperti korupsi.
- Moral yang kurang kuat, orang yang tidak memiliki moral yang kuat
tentunya akan mudah tergoda melakukan perbuatan korupsi. Salah satu
penyebab korupsi ini merupakan tonggak bagi ketahanan diri seseorang
dalam kehidupannya
- Gaya hidup yang konsumtif, hal ini menjadi faktor internal sesorang
yang tidak bisa mengatur keperluan dalam hidupnya

➢ Faktor eksternal yang mendorong terjadinya perilaku korupsi pada kasus


yang diambil:
1. Aspek politis
- Mengajak atau mempengaruhi seseorang untuk melakukan hal
yang seharusnya tidak untuk ditiru yaitu korupsi tersebut
2. Aspek ekonomi
- Jika seseorang tersebut mengalami kondisi ekonomi yang sulit
maka hal itu akan dilakukan karena ia tidak bisa berpikir dampak
negatif yang akan didapatkan.
3. Aspek sosial
- Hal korupsi akan terjadi bila ada yang mendorong atau
mendukung untuk melakukan hal tersebut, bisa dari keluarga
maupun orang terdekat.
4. Aspek hukum
- Kurangnya penegasan hukum terhadap kasus korupsi sehingga
para koruptor tidak memiliki rasa takut berbuat hal seperti itu.

d. Dapatkah saudara menginvestigasi kasus-kasus politik uang yang terjadi


akhir-akhir ini dilingkungan saudara? Bagaimana kepemimpinan para
pejabat yang berhasil menjabat karena politik uang.
➢ Bawaslu RI memaparkan hasil temuannya dalam pelaksanaan Pilkada 2020
dalam rapat kerja bersama Komisi II DPR RI. Ketua Bawaslu Abhan
mengatakan ada sekitar 166 dugaan pelanggaran politik uang dalam Pilkada
2020. Selain itu, Bawaslu mengungkap adanya laporan terkait pelanggaran
dalam pelaksanaan Pilkada 2020. Menurut Abhan, telah ditemukan 3.686
temuan dan 81.542 laporan dugaan pelanggaran.
Kepemimpinan para pejabat yang berhasil karena politik uang hanya
sebatas jabatan, mereka juga yang akan memakan uang rakyat kenapa
demikian karena mereka ingin mengembalikan uang yang telah diberikan
saat pilkada. Kesimpulannya tidak ada orang yang hanya memberikan uang
dengan cuma-cuma, bukan tidak mungkin kepemimpinan mereka hanya
akan berada di satu garis yang artinya tidak ada perubahan. Rakyat hanya
menerima kesenangan di awal saja dan menderita di akhir.

e. Keteladanan pemimpin menjadi panutan anggota organisasi, terlebih


dalam hal mengambil keputusa. Bagaimana menurut saudara contoh
keteladanan pemimpin yang baik kepada para anggotanya?. Perilaku yang
bagaimana tidah seharusnya dilakukan oleh seorang pemimpin?
➢ Keteladanan pemimpin sangat mempengaruhi berjalan dengan baiknya
suatu perusahaan juga menjadi teladan yang baik bagi anggotanya,
terutama dalam hal mengambil keputusan. Saat mengambil keputusan
pemimpin harus mampu berpikir secara rasional, berpikir secara rasional
artinya penalaran terhadap sebuah informasi yang dilakukan setelah
mempertimbangkan hal tersebut dengan pengetahuan yang dimiliki atau
dapat dipahami. Contoh pemimpin yang baik adalah tepat waktu, dan
tidak membiarkan orang lain menunggu. Baginya waktu bagaikan
pedang. Bila tak tepat waktu, maka dia tak akan memberikan
keteladanan yang baik. Itu baru soal waktu, dan belum soal lainnya.
Tidak mudah menjadi seorang pemimpin yang tepat waktu.
Keteladanan adalah kunci pendidikan sepanjang masa. Siapa yang
mampu memberikan contoh yang baik, maka dia akan menjadi seorang
pemimpin yang sejati. Tak perlu banyak omong cukup keteladanan saja.
Perilaku yang seharusnya tidak dilakukan oleh seorang pemimpin;
1. Tidak Memiliki Waktu untuk Anggota Tim
2. Tidak Membagikan Tujuan Kamu
3. Tidak Bisa Menjadi Contoh
4. Tidak Memberikan Motivasi
5. Tidak Mau Mengakui Kesalahan
6. Tidak Mau Menerima Nasihat
7. Tidak Peduli dengan Komposisi Tim
8. Tidak Mendelegasikan Pekerjaan
9. Tidak Berinovasi
10. Kehilangan Kontrol di Depan Publik

f. Apa pendapat saudara tentang berbagai hal berikut yang terjadi dalam
kampus apabila beberapa saat menjelang ujian mahasiswa mendatangi
dosennya secara khusus dan memberikan bingkisan kepada dosen
tersebut?
➢ Menurut pendapat kami hal tersebut wajar saja jika tujuan pemberian
bingkisan tersebut sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada dosen yang
sudah memberikan bimbingan yang baik kepadanya, atau mungkin karena
bimbingan dosen tersebut memberikan perubahan yang baik kepada
mahasiswa tersebut dan tidak ada keinginan untuk dijadikan sebagai jalur
pribadi kelulusan. Namun jika tujuan pemberian bingkisan tersebut
bermaksud untuk menyogok dosen, ini sangat tidak baik karena secara tidak
langsung mahasiswa itu tidak menghargai mahasiswa lain yang sudah
berupaya untuk mendapatkan nilai yang baik. Ini juga dapat merendahkan
harga diri dosen tersebut, jika semua hal dapat dilakukan dengan sogokan
maka untuk apa kita belajar.
g. Apa pendapat saudara tentang berbagai hal berikut yang terjadi dalam
kampus apabila salah satu anggota kelompok yang mendapatkan tugas
dari dosen untuk membuat makalah. Dua hari menjelang masa tenggat
belum ada upaya dari kelompok untuk mulai membuat makalah tersebut.
Didorong oleh rasa khawatir dan tanggung jawab, saudara mengambil alih
tanggung jawab kelompok dan mengerjakan makalah tersebut sendiri ?
➢ Menurut kelompok kami hal tersebut tidak baik karena tidak mau ikut serta
dalam pengerjaan, ini hanya memberatkan sepihak sedangkan pihak lain
menerima tanpa bekerja. Jika tidak ada anggota kelompok satupun yg
bergerak untuk membuat makalah maka saya sendiri yg mengambil alih
mengerjakan tugas makalah tersebut agar tetap mendapatkan nilai
kelompok (karena didalam pembelajaran ada penglompokan nilai : nilai
individu, nilai kelompok dan lain-lain, dimana semua nilai tersebut sangat
penting) dengan pengecualian nama nama yang tidak berkontribusi dalam
pembuatan tugas makalah tersebut ditandai atau dicatat.

Anda mungkin juga menyukai