Anda di halaman 1dari 16

BAB III

Peran OPEC Dalam Menjaga Stabilitas Ekonomi Internasional Di

Masa Pandemi Covid-19

A. Tujuan Pembentukan OPEC

Setelah menerapkan berbagai strategi dalam mencapai tujuannya, OPEC

akhirnya menetapkan tujuan yang hendak dicapainya yaitu memelihara dan

meningkatkan peran dari minyak sebagai sumber energi utama dalam

mencapai pembangunan ekonomi berkelanjutan. Selain itu OPEC memiliki

tujuan utama yang dibagi menjadi dua, yakni:1

1. Tujuan Ekonomi

Secara ekonomi adalah untuk mempertahankan harga minyak dan

menentukan harga sehingga menguntungkan negara-negara produsen.

2. Tujuan Politik

Secara politik adalah untuk mengatur hubungan dengan perusahaan-

perusahaan minyak asing atau pemerintah negara-negara konsumen

OPEC adalah organisasi yang bertujuan menegosiasikan masalah-masalah

mengenai produksi, harga dan hak konsesi minyak bumi dengan perusahaan-

perusahaan minyak lainnya. Pada dasarnya OPEC adalah organisasi yang

memiliki tujuan untuk mempersatukan negara-negara pengekspor minyak di

seluruh dunia. Disamping itu, OPEC merupakan wahana bagi negara

anggotanya untuk menegosiasikan masalah-masalah mengenai produksi,

1
”Tujuan Dan Fungsi Organisasi OPEC”, diakses melalui http://repository.umy.ac.id/bitstream
/handle/123456789/19618/9.%20Bab%20II%20%20ALASAN%20INDONESIA%20KELUAR%20DARI
%20KEANGGOTAAN%20OPEC%20PADA%20TAHUN%2020082016.pdf?sequence=6&isAllowed=y
harga, dan konsesi minyak internasional dengan perusahaan-perusahaan

minyak yang ada di seluruh dunia.

Secara garis besar, Tujuan pendirian OPEC diantaranya sebagai berikut :2

a) Menggabungkan kebijakan perminyakan atas negara-negara anggota;

b) Memenuhi permintaan dunia terhadap minyak bumi;

c) Melakukan penyetabilan harga minyak dunia;

d) Menetapakan kebijakan-kebijakan di dalam melindungi negara-negara

anggota;

e) Mempertahankan harga minyak serta juga menolak aksi penurunan

harga minyak yang dilakukan oleh perusahaan besar seperti misalnya

Texaco, Socal, Gulf, British Petroleum, The Seven Mayor seperti

Exxon, Shell. Perusahaan raksasa minyak bumi ini adalah dari negara-

negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, jerman Barat dan

Jepang. OPEC berusaha secara kolektif menentukan kebijakan harga

dan jumlah produksi minyak bumi di pasaran dunia.

Pembentukan OPEC bertujuan untuk menjalin koordinasi dan unifikasi

kebijakan-kebijakan mengenai minyak diantara negara anggota serta

menentukan cara-cara perlindungan yang terbaik bagi kepentingan mereka,

baik secara individual maupun kolektif, dan menentukan cara untuk

menjamin stabilitas harga minyak di pasar intemasional guna menghindari

fluktuasi.

2
“Pengertian OPEC, Sejarah, Tujuan, prinsip, syarat, dan anggotanya”. Diakses melalui
https://pendidikan.co.id/pengertian-opec-sejarah-tujuan-beserta-anggotanya. Pada 4 Februari
2021
Berdasarkan pasal 2 Statuta OPEC, Tujuan OPEC adalah sebagai berikut :3

a. Tujuan utama Organisasi adalah koordinasi dan penyatuan kebijakan

perminyakan negara anggota dan penentuan cara terbaik untuk

melindungi kepentingan mereka, secara individu dan kolektif.

b. Organisasi harus memikirkan cara dan sarana untuk memastikan

stabilisasi harga di pasar minyak internasional dengan maksud untuk

menghilangkan fluktuasi yang berbahaya dan tidak perlu.

c. Perhatian harus diberikan setiap saat untuk kepentingan negara-negara

penghasil dan perlunya mengamankan pendapatan tetap bagi negara-

negara produsen; pasokan minyak bumi yang efisien, ekonomis dan

teratur ke negara-negara konsumen; dan pengembalian yang adil atas

modal mereka kepada mereka yang berinvestasi di industri

perminyakan.

Jika melihat pasal 2 Statuta OPEC tentang tujuan organisasi, ada tiga hal

yang bisa dikatagorikan sebagai kepentingan OPEC, yaitu:4

a) Mengkoordinasikan dan menyatukan kebijakan perminyakan demi

kepentingan bersama baik secara Individual maupun secara kolektif;

b) Menjaga kestabilan harga minyak dunia dengan mencegah terjadinya

fluktuasi harga di pasar Internasional.

3
OPEC Sekretariat. Statute, Helferstorferstrasse 17, A-1010 Vienna, Austria, 2012. Diakses
melalui https://www.opec.org/opec_web/static_files_project/media/downloads/publications/_
OPEC_Statute.pdf. Pada tanggal 24 Januari 2021
4
Reza Fahlefi. Perubahan Status Keanggotaan Indonesia Dari Associate Member Menjadi Full
Member dalam Organization of the Petroleum Exporting Country (OPEC) Pada Tahun 2015,
Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017, hal. 57
c) Menjaga kelancaran supply untuk kelancaran kebutuhan dunia dan

melindungi investasi asing di bidang perminyakan .

Dalam meningkatkan harmonisasi, stabilitas, dan hubungan antar negara-

negara anggota di pasar minyak dunia, OPEC berupaya menyatukan

kebijakan-kebijakan tentang perminyakan dengan cara berkoordinasi dengan

semua negara anggota. Upaya tersebut dapat direalisasikan dan dijadikan

pembahasan dalam konferensi OPEC yang mempertemukan wakil-wakil

(kepala delegasi) dari setiap negara anggota.

Fungsi OPEC untuk menstabilkan harga minyak dunia diimplementasikan

melalui cara-cara berikut ini, yaitu:5

a) Koordinasi dan unifikasi kebijakan perminyakan antar negara anggota;

b) Menetapkan strategi yang tepat untuk melindungi kepentingan negara

anggota;

c) Menerapkan cara-cara untuk menstabilkan harga minyak di pasar

internasional sehingga tidak terjadi fluktuasi harga;

d) Menjamin pendapatan yang tetap bagi negara-negara produsen

minyak;

e) Menjamin suplai minyak bagi konsumen.

5
Reza Fahlefi. Ibid, hal. 53
B. Pengaruh Harga Minyak Terhadap Kondisi Ekonomi Internasional Di
Masa Pandemi Covid-19.

Seperti diketahui, Pada awal Maret tahun 2020 terjadi konflik antara

negara anggota OPEC dan non-OPEC yang menyebabkan indikasi kelebihan

pasokan dan memicu turunnya harga minyak dunia yang tajam. Kejadian ini

bersamaan dengan adanya pandemi Covid-19 yang mulai merebak sejak awal

tahun 2020.

Melihat pandemi Covid-19 yang terjadi, OPEC+ sepakat memotong

produksi minyak ke pasar dunia sebesar 9,7 juta barel per hari pada Mei dan

Juni 2020 yang bertujuan untuk mendorong pembatasan atas pasokan minyak

mentah global, sehingga dapat memberikan dampak penurunan penumpukan

atas stok minyak mentah dan tidak menutup kemungkinan bisa diperpanjang.

Namun demikian hasil perundingan tersebut masih belum memberi

perubahan harga minyak karena permintaan menurun akibat pandemi Covid-

19. Kondisi ini diperparah oleh banyak negara menerapkan kebijakan

lockdown yang dibayangi melemahnya perekonomian global.

Penurunan atau peningkatan harga minyak yang signifikan tentu saja

menjadi perhatian hampir seluruh negara di dunia, baik negara produsen

(eksportir) minyak bumi maupun negara konsumen (importir). Hal ini

disebabkan karena peranan minyak yang sangat penting sebagai bahan bakar

yang menggerakkan perekonomian. Pasokan minyak bumi merupakan input

vital dalam proses produksi industri, terutama untuk menghasilkan listrik,

menjalankan mesin produksi dan mengangkut hasil produksi ke pasar. Di


samping itu, minyak bumi juga penting bagi pembangunan ekonomi dan

sosial yang berkelanjutan.6

Mengingat peranannya yang vital tersebut, implikasi yang timbul akibat

fluktuasi harga minyak juga akan beragam. Berbagai studi yang pernah

dilakukan paska krisis minyak (oil shocks) pada dekade 1970-an

mengkonfirmasi bahwa guncangan harga minyak berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Bahkan hasil studi

tersebut kemudian dijadikan sebagai dasar justifikasi bahwa krisis minyak

adalah penyebab resesi ekonomi.

Fluktuasi harga minyak mentah di pasar internasional pada prinsipnya

mengikuti aksioma yang berlaku umum dalam ekonomi pasar, dimana tingkat

harga yang berlaku sangat ditentukan oleh mekanisme permintaan dan

penawaran (demand and supply mechanism) sebagai faktor fundamental.

Faktor-faktor lain dianggap sebagai faktor non-fundamental, terutama

berkaitan dengan masalah infrastruktur, geopolitik dan spekulasi.7

Dari sisi penawaran, fluktuasi harga minyak mentah dunia sangat

dipengaruhi oleh ketersediaan atau pasokan minyak oleh negara-negara

produsen, baik negara-negara yang tergabung dalam Organization of the

Petroleum Exporting Countries (OPEC) maupun negara produsen non-OPEC.

Ketersediaan atau pasokan minyak sangat erat kaitannya dengan kapasitas

produksi, kapasitas investasi dan infrastruktur kilang dan dari sisi permintaan,

6
Muhammad Afdi Nizar, “Dampak Fluktuasi Harga Minyak Dunia Terhadap Perekonomian
Indonesia”, Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, Vol. 6, No. 2, Pusat Kebijakan Ekonomi Makro,
Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan-RI, Jakarta, 2012, hal. 190
7
Muhammad Afdi Nizar, “Ibid”, hal. 190-191
perilaku harga minyak sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi dunia.

Pengalaman menunjukkan bahwa peningkatan permintaan terhadap minyak

yang kemudian mendorong naiknya harga minyak didahului oleh

pertumbuhan ekonomi global yang cukup tinggi.8

Pandemi Covid-19 dan penutupan aktivitas terbukti berpengaruh terhadap

terpangkasnya permintaan minyak, menyebabkan perubahan signifikan dalam

pola pasokan dan permintaan bahan bakar energi, terutama harga minyak

mentah yang telah turun sejak awal tahun 2020 dari sekitar zona US$ 60/barel

hingga sempat bergerak di sekitar zona US$ 15/barel sebagai akibat dari

kontraksi ekonomi yang disebabkan oleh pandemi tersebut.

Skema pembatasan mobilitas warga yang berujung pada kebijakan

pemberlakuan lockdown membuat sejumlah aktivitas dari berbagai sektor

dengan minyak mentah sebagai penggeraknya, seperti di sektor transportasi,

manufaktur, dan industri telah turun secara dramatis hampir di semua tempat.

Hal ini pun mendorong pernyataan himbauan dari EIA (U.S. Energy

Information Administration) kepada pasar untuk bersiap menghadapi tingkat

permintaan minyak terendah dalam 25 tahun terakhir.9

Efek kekhawatiran akan jatuhnya harga minyak di pasar internasional

akibat merebaknya pandemi Covid-19 mendominasi pasar sepanjang hari

tersebut dan dampaknya juga terlihat di seluruh pasar global, salah satunya

pasar saham. Pasar Saham merupakan bagian dari Pasar Modal. Pasar modal

8
Muhammad Afdi Nizar, “Ibid”, hal. 191
9
Muhammad Dzaki Adani, “Minyak Mentah Di Tengah Pandemi Covid-19 : Gejolak Pasokan
Dan Permintaan”. https://icdx.co.id/news-and-insights-indonesiacommodityand-derivatives-exc
hange/articles/minyak-mentah-di-tengah-pandemi-covid-19-gejolak-pasokan-dan-permintaan.
merupakan faktor yang sangat penting dalam perekonomian nasional karena

memberikan gambaran mengenai bagaimana kondisi perekonomian suatu

negara.

OPEC khawatir dengan pertumbuhan bisnis minyak di masa depan. Faktor

peralihan pasca-pandemi akan berdampak signifikan terhadap konsumsi

global. Masyarakat dunia akan mulai terbiasa dengan bekerja di rumah dan

mengurangi perjalanan sehingga penggunaan bahan bakar minyak pun

menurun. Konsumsi BBM juga semakin turun apabila konsumen mulai

beralih ke kendaraan listrik. Tren dunia yang mulai beralih energi bersih akan

semakin mendorong perubahan tersebut. Penurunan permintaan secara

permanen sudah pasti akan menekan pula penurunan harga minyak.10

C. Peran OPEC Dalam Menjaga Stabilitas Ekonomi Di Masa Pandemi

Covid-19.

Penurunan harga minyak pada Maret 2020 merupakan penurunan terbesar

dalam sehari sejak tahun 1991. Ekonomi dunia benar-benar berada disituasi

yang mengkhawatirkan. Dibandingkan Januari 2020, harga minyak sudah

turun hampir 50% dan menurut catatan Reuters harga minyak pada

pertengahan hingga akhir Maret 2020 adalah harga terburuk sejak perang

teluk Irak-Iran 29 tahun lalu.

Banyak analis mengatakan bahwa kejatuhan harga minyak tersebut adalah

konsekuensi duel Arab Saudi vs Rusia (oil price war) atas ketidaksepakatan
10
Sorta Tobing. “Dampak Pandemi, OPEC Turunkan Prediksi Permintaan Minyak Di 2030”,
diakses melalui https://katadata.co.id/sortatobing/berita/5f7fe5b7962b/dampak-pandemi-OPEC-
turunkan-prediksi-permintaan-minyak-di-2030. Pada tanggal 20 Januari 2021
volume produksi minyak. Kenyataannya, jatuhnya harga minyak karena

ketidaksepakatan antara anggota OPEC dalam memutuskan pengurangan

volume produksi minyak dalam KTT OPEC di Wina pada 6 maret lalu.11

Di dalam Konferensi Tingkat Tinggi 6 Maret 2020, OPEC memutuskan

pengurangan produksi dengan tambahan 1,5 juta barel per hari, dan meminta

Rusia serta anggota OPEC+ lainnya mentaati keputusan pengurangan

produksi tersebut. Namun Rusia menolak keputusan tersebut. Pengumuman

penolakan Rusia itu disambut dengan penurunan harga minyak sekitar 10%.

Tanggal 8 Maret 2020, Arab Saudi mengumumkan potongan harga tak

terduga sebesar US$ 6 hingga US$ 8 per barel untuk pelanggan di Eropa,

Asia, dan Amerika Serikat dengan harapan memberikan tekanan finansial

terhadap minyak mentah produksi Rusia yang berkelanjutan menjadi kurang

menguntungkan. Pengumuman itu memicu harga minyak terjun bebas. 12

Teori penawaran dan penerimaan (offer and acceptance) di dalam suatu

kesepakatan kehendak baru terjadi setelah adanya penawaran (offer) dari

salah satu pihak dan diikuti dengan penerimaan (acceptance) penawaran oleh

pihak lain dalam konsensus tersebut.

Berdasarkan pada Pasal 2 Statuta OPEC, Tujuan utama Organisasi adalah

koordinasi dan penyatuan kebijakan perminyakan negara anggota dan

penentuan cara terbaik untuk melindungi kepentingan bersama, secara

11
https://Investor.id/opinion/perang-harga-minyak-dan-konsekuensi-ekonomi-ditengah-pan
demik-covid19., Diakses pada tanggal selasa, 21 Juli 2020.
12
Nur Laila Widyastuti Dan Hanan Nugroho, Dampak Covid-19 terhadap Industri Minyak dan
Gas Bumi: Rekomendasi Kebijakan untuk Indonesia, Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/Bappenas Republik Indonesia, The Indonesian Journal of Development Planning, Vol. IV
No. 2, 2020, hal. 170
individu dan kolektif. Serta memastikan stabilisasi harga di pasar minyak

internasional dengan maksud untuk menghilangkan fluktuasi yang berbahaya.

Sebagai sebuah organisasi minyak terbesar OPEC memiliki peran penting

dalam penentuan regulasi minyak dunia, baik dari regulasi produksi maupun

regulasi penentuan harga minyak dunia. Menurut Lingyu Yan, seorang

peneliti ahli pertambangan dari China University of Geosciences (Beijing),

Beijing, China, mengatakan setidaknya ada 2 faktor utama yang

mempengaruhi fluktuasi minyak di dunia, yaitu :13

Pertama, Kemampuan pasokan Minyak dunia yang terbatas. Sebagai

energi yang tidak dapat diperbaharui, energi minyak memliki keterbatasan

dalam cadangan sumber daya alam. Hal ini meyebabkan cadangan minyak

yang terbukti (Proven Resourch) tidak mengalami peningkatan secara

substansial. Di sisi lain, kapasistas produksi minyak, termasuk kapasitas

eksplorasi minyak, pembangunan, transportasi, penyulingan, pemasaran dan

tahapan lainnya juga tidak mengalami peningkatan yang signifikan.

Kedua, Ketidakstabilan produksi minyak di OPEC. Pentingnya peran

negara produsen minyak dalam struktur energi minyak dunia, tetapi banyak

para sarjana energi yang percaya bahwa OPEC lebih memiliki peran yang

penting dalam permainan minyak dunia yang dapat mempengaruhi fluktuasi.

Dengan besarnya struktur pasokan minyak global, OPEC dapat

memainkan peran dominan dalam pasar minyak Internasional. Karena itu jika

13
Lingyu Yan. “Analysys of the International Oil Price Fluctuation and Its Influencing Factors,
American”, Journal of Industrial and Bussines Management, Vol 2 No.3, 2015, hal 39. Dalam
Jurnal Perubahan Status Keanggotaan Indonesia Dari Associate Member Menjadi Full Member
dalam Organization of the Petroleum Exporting Country (OPEC) Pada Tahun 2015, oleh Reza
Fahlefi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017, hal. 60-61
terjadi ketidakstabilan produksi dan rencana peningkatan produksi oleh

OPEC maka akan beresiko pada peningkatan harga minyak global dengan

cepat secara substansial.

Pada dasarnya praktik perjanjian internasional diatur oleh asas pacta sunt

servanda (tercantum dalam pasal 26 Konvensi Wina tentang Hukum

Perjanjian 1969) yang berarti perjanjian tersebut mengikat semua pihak yang

berjanji untuk melaksanakan kewajibannya dengan iktikad baik. Iktikad baik

(bahasa inggris : good faith) adalah sebuah asas hukum dalam hukum perdata

dan hukum internasional yang terkait dengan kejujuran, niat baik, dan

ketulusan hati.14

Dalam buku berjudul “OPEC Pricing Power ; the need for new

perspective”, Bassam Fattouh melihat bahwa OPEC mengharuskan anggota

untuk tidak melebihi batas produksi minyak yang ditetapkan agar harga

minyak tetap tinggi. Tetapi dalam pelaksanaan regulasi yang disepakati

melalui konsensus ini seringkali diabaikan oleh negara-negara anggota OPEC

yang selalu ingin menjual minyak lebih banyak.

Banyaknya kepentingan yang ada dalam OPEC membuat kuota produksi

yang sudah ditetapkan sering dilanggar. hal ini juga diperparah dengan tidak

ditetapkannya hukuman bagi negara yang melebihi kuota produksi, yang

mengakibatkan mekanisme harga yang ada dalam OPEC membuat para

pelaku pasar akan meragukan kredibilitas OPEC dan kondisi ini juga sering

14
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. “Traktat”, Diakses melalui https://id.Wiki
pedia.org/wiki/Traktat. Pada tanggal 1 Februari 2021
kali digunakan oleh negara-negara produsen minyak Non-OPEC untuk

mengambil alih kendali harga atas minyak global.15

Perdebatan produksi minyak pernah terjadi pada pertemuan OPEC ke-150

tanggal 10 September 2008 yang sebelumnya menggelar Extradiornary

Meeting pada bulan Mei 2008 di Wina Austria, Ketika Arab Saudi dilaporkan

keluar dari negosiasi OPEC ketika pertemuan memilih untuk menurunkan

produksi minyak dengan melakukan penambahan kuota. Hal itu terjadi

dikarenakan apabila harga dari minyak dunia terlalu rendah negara yang

mempunyai minyak tidak mendapat keuntungan yang sesuai dan apabila

terlalu tinggi akan membebani anggaran suatu negara, pada saat itulah ketika

regulasi OPEC pada bulan September yang menghasilkan penurunan harga

minyak dunia.16

Suatu perjanjian yang lahir sebagai hasil kesepakatan dan merupakan

suatu pertemuan antara kemauan para pihak, tidak akan dapat tercapai apabila

di dalam pelaksanannya tidak dilandasi oleh adanya itikad baik dari para

pihak untuk melaksanakan perjanjian sebagaimana yang dimaksud. Dengan

demikian, kesepakatan para pihak atas suatu perjanjian merupakan hal yang

sangat penting, sebab jika itu tidak tercapai atau tercapai dalam keadaan tidak

bebas, maka perjanjian itu dianggap tidak sah dan tidak mengikat bagi para

pihak.

15
Bassam Fattouh, OPEC Pricing Power : the neeed for a new perspective, (Oxford:Institue for
Energy Studie, 2007) hal. 6. Dalam Jurnal Perubahan Status Keanggotaan Indonesia Dari
Associate Member Menjadi Full Member dalam Organization of the Petroleum Exporting Country
(OPEC) Pada Tahun 2015, oleh Reza Fahlefi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
2017, hal. 62
16
Ehho Haryanto. Prospek Keberadaan OPEC Dalam Pengendalian Harga Minyak Dunia, Jurnal
Hubungan Internasional, Vol. 1 No. 2 Universitas Andalas, 2013, hal. 20
Di masa pandemi Covid-19 ini, penawaran dan permintaan sangat

mempengaruhi harga pasar. Oleh karena itu, OPEC sebagai organisasi

negara-negara pengekspor minyak memiliki andil untuk menjaga kestabilan

penawaran dan permintaan minyak dunia yang berdampak pada kestabilan

harga minyak dunia.

Sejak tahun 1960, dalam mecapai tujuannya OPEC telah menciptakan

sistem dengan menetapkan suatu keputusan untuk mengatur jumlah produksi

(kuota) dan patokan harga terhadap negara-negara anggotanya yang

ditentukan dalam konferensi. Sistem ini dibuat karena setiap negara anggota

tentu ingin mendapatkan bagian kuota sebesar mungkin. Oleh sebab itu,

jumlah kuota disesuaikan dengan kebutuhan pasar minyak dunia dan

permintaan dari negara-negara konsumen.17

Kuota produksi minyak OPEC adalah penentuan dari jumlah keseluruhan

minyak yang akan diproduksi oleh semua negara anggota OPEC yang

nantinya akan diperjual-belikan di pasar minyak dunia.

Di dalam konsep Ekonomi terdapat adanya Penawaran, Permintaan, dan

Harga. Penawaran adalah sejumlah barang atau jasa yang ditawarkan oleh

penjual (produsen) pada berbagai tingkat harga dan dalam waktu tertentu (per

hari, per minggu, per tahun). Sedangkan Permintaan (demand) adalah

banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar dengan tingkat

17
Dinamika OPEC Sebagai Organisasi Internasional, Bab II, diakses melalui http://repository.
umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/19618/9.%20Bab%20II%20%20ALASAN%20INDONESIA
%20KELUAR%20DARI%20KEANGGOTAAN%20OPEC%20PADA%20TAHUN%2020082016.pdf?sequ
ence=6&isAllowed=y. Pada tanggal 31 Januari 2021
harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu.18

Dan Harga adalah suatu nilai tukar yang bisa disamakan dengan nilai suatu

benda atau jasa.

Dalam Konferensi OPEC, para negara anggota mempertimbangkan situasi

pasar minyak saat itu dan memperkirakan pokok-pokok pasar, seperti nilai

pertumbuhan ekonomi, permintaan akan minyak dunia, dan ketersediaan

minyak di pasar dunia. Kemudian mempertimbangkan bila akan dilakukan

perubahan dalam jumlah kuota minyak yang akan diproduksi, jika ada, maka

akan dilakukan perubahan kuota produksi, apakah dinaikan atau diturunkan

tergantung penyesuaiannya terhadap kestabilan harga minyak dunia di pasar

minyak dunia.

Kuota produksi sewaktu-waktu akan mengalami kenaikan atau penurunan

dengan tujuan untuk menstabilkan harga minyak dunia di pasar minyak

internasional. Apabila terjadi kenaikan harga minyak cukup tinggi, maka

kuota produksi minyak OPEC akan ditingkatkan agar persediaan minyak

dapat terpenuhi sehingga tidak terjadi kelangkaan yang akan menyebabkan

harga minyak dunia naik. Sedangkan apabila terjadi penurunan harga minyak,

maka OPEC akan menurunkan kuota produksi minyaknya.19

18
Abdurrohman Kasdi, Permintaan dan Penawaran Dalam Mempengaruhi Pasar (Studi Kasus
di Pasar Bintoro Demak), Jurnal Bisnis Dan Manajemen Islam, Vol. 4, No. 2, STAIN Kudus, 2016,
hal. 21
19
Jessica Claudia Mawikere, “Implikasi Kuota Produksi Minyak Organization of the Petroleum
Exporting Countries (OPEC) dengan Kebijakan Keanggotaan dan Harga Bahan Bakar Minyak
Pemerintah Indonesia Tahun 2008”, Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 5, No. 3,
Departemen Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga,
2016, hal. 129
Pada April 2020, Harga minyak mentah dunia mulai beranjak naik pada

perdagangan. Kenaikan ini terjadi setelah OPEC dan sekutunya sepakat

memperpanjang pemangkasan produksi minyak untuk mengendalikan harga

jual di tengah pandemi Covid-19. Organisasi negara-negara pengekspor

minyak dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia atau OPEC+, telah

meningkatkan kepatuhan untuk mengurangi produksi minyak yang disepakati

sebelumnya.20

Menyangkut harga minyak, OPEC berkepentingan untuk menjaga harga

minyak pada tingkat yang menguntungkan semua pihak. Harga minyak yang

terlampau tinggi tidak akan menguntungkan OPEC karena konsumsi akan

berkurang dan kemungkinan menimbulkan dampak resesi ekonomi dunia.

Sebaliknya, apabila harga minyak yang terlalu rendah, tidak akan mendorong

tumbuhnya industri migas negara-negara OPEC.21

Dalam perdagangan internasional, OPEC menguasai 55% minyak bumi.

Karena itu OPEC memegang peranan penting dalam masalah perminyakan

internasional, terutama dalam hal menaikkan dan menurunkan tingkat

produksinya.

Menurut kajian yang dilakukan OPEC, peranan OPEC dalam menentukan

stabilitas produksi dan harga minyak dunia akan tetap penting, setidaknya

hingga tahun 2025, karena pangsa pasar negara-negara OPEC masih lebih

besar dari negara negara non-OPEC. Pentingnya peran OPEC dapat dilihat

dengan jelas selama tahun 2004, ketika harga minyak mentah dunia
20
https://Katadata.co.id/amp/ekarina/energi/5f0e62e680b96/opec-sepakat-pangkas-produksi
harga-minyak-berangsur-naik. Diakses Pada 21 Juli 2020.
21
Jessica Claudia Mawikere, Op.Cit, hal. 127
melambung tinggi, OPEC ikut berperan menstabilkan harga antara lain

dengan menjaga pasokan minyak dunia.

Ketika OPEC membuat kesepakatan produksi, ada harapan bahwa negara-

negara anggota OPEC dan negara-negara produsen minyak non-OPEC yang

tergabung dalam aliansi OPEC Plus akan dengan aktif mendukung pembagian

produksi minyak dunia yang akan menjamin keputusan-keputusan OPEC

lebih efektif dan lebih bermanfaat bagi semua pihak.

OPEC berupaya menstabilkan harga minyak di pasar internasional dan

menjamin kesinambungan pasokan minyak kepada negara-negara konsumen.

Salah satu cara untuk menjaga stabilitas pasar minyak internasional adalah

melalui penentuan kuota (batas tertinggi) produksi minyak berdasarkan

kesepakatan negara anggota. Apabila permintaan minyak dunia meningkat

atau salah satu negara anggota OPEC mengurangi produksinya, maka negara

anggota OPEC lain dapat secara sukarela meningkatkan produksi minyaknya

untuk menghindari lonjakan harga yang tidak terkendali.22

22
Della Putri Harbad, Kepentingan Indonesia Bergabung Kembali Ke OPEC Pada Tahun 2015,
JOM FISIP, Vol. 5 : Edisi I, Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Riau, 2018, hal. 2

Anda mungkin juga menyukai