2014-04-25T19:07:10+07:00
Sejarah Berdirinya OPEC Venezuela adalah negara pertama
yang memprakarsai pembentukan organisasi OPEC dengan
mendekati Iran, Gabon, Libya, Kuwait dan Saudi Arabia pada tahun
1949, menyarankan mereka untuk menukar pandangan dan
mengeksplorasi jalan lebar dan komunikasi yang lebih dekat antara
negara-negara penghasil minyak. Pada 10 – 14 September 1960,
atas gagasan dari Menteri Pertambangan dan Energi Venezuela
Juan Pablo Pérez Alfonzo dan Menteri Pertambangan dan Energi
Saudi Arabia Abdullah Al Tariki, pemerintahan Irak, Persia, Kuwait,
Saudi Arabia dan Venezuela bertemu di Baghdad untuk
mendiskusikan cara-cara untuk meningkatkan harga dari minyak
mentah yang dihasilkan oleh masing-masing negara. OPEC didirikan
di Baghdad, dicetuskan oleh satu hukum 1960 yang dibentuk oleh
Presiden Amerika Dwight Eisenhower yang mendesak kuota dari
impor minyak Venezuela dan Teluk Persia seperti industri minyak
Kanada dan Mexico. Eisenhower membentuk keamanan nasional,
akses darat persediaan energi, pada waktu perang. Yang
menurunkan harga dari minyak dunia di wilayah ini, Presiden
Venezuela Romulo Betancourt bereaksi dengan berusaha
membentuk aliansi dengan negara-negara Arab produsen minyak
sebagai satu strategi untuk melindungi otonomi dan profabilitas dari
minyak Venezuela. Sebagai hasilnya, OPEC didirikan untuk
menggabungkan dan mengkoordinasi kebijakan-kebijakan dari
negara-negara anggota sebagai kelanjutan dari yang telah
dilakukan. 1. B. Latar Belakang OPEC OPEC adalah
organisasi antar pemerintah yang berdiri tahun 1960. Negara
anggotanya adalah negara eksportir minyak yang saat ini terdiri dari
Arab Saudi, Iran, Irak, Kuwait, Venezuela, Nigeria, Aljazair, Qatar,
Libya, UAE dan Indonesia. Sebelumnya Equador, Gabon juga
menjadi anggota tetapi kemudian keluar pada tahun 1992 dan
1994. Berdirinya OPEC dipicu oleh keputusan sepihak dari
perusahaan minyak multinasional (The Seven Sisters) tahun
1959/1960 yang menguasai industri minyak dan menetapkan harga
di pasar internasional. “The Tripoli-Teheran Agreement” antara
OPEC dan perusahaan swasta tersebut pada tahun
1970 menempatkan OPEC secara penuh dalam menetapkan pasar
minyak
SEJARAH OPEC
1. Iran
2. Irak
3. Kuwait
4. Arab Saudi
5. Venezuela
Pada tahun 1970, OPEC dan perusahaan minyak The Seven Sisters
menandatangani sebuah perjanjian yang dikenal dengan nama “The
Tripoli-Teheran Agreement”. Perjanjian ini menempatkan OPEC sebagai
sebuah organisasi yang mampu secara penuh menetapkan harga pasar
minyak internasional.
TUJUAN OPEC
Secara umum, Tujuan OPEC dibagi menjadi dua tujuan utama, yakni:
1. Tujuan Ekonomi
2. Tujuan Politik
Saat ini, OPEC telah berusia 56 tahun. OPEC pun kini telah menetapkan
tujuan yang hendak dicapai, yaitu “preserving and enhancing the role of
oil as a prime energy source in achieving sustainable economic
development”.
Untuk mencapai tujuan ini, OPEC pun telah menyusun berbagai strategi ,
misalnya:
A. Konferensi
B. Dewan Gubernur
Dewan Gubernur dipimpin oleh seorang Ketua & Wakil Ketua yang berasal
dari para Gubernur OPEC negara-negara anggota dan yang disetujui oleh
Pertemuan Konferensi OPEC untuk masa jabatan selama 1 tahun (Pasal
21).
C. Sekretariat
Indonesia telah menjadi anggota OPEC sejak tahun 1962. Sejak menjadi
anggota OPEC, Indonesia ikut berperan aktif dalam penentuan arah dan
kebijakan OPEC. Keikutsertaan ini khususnya dalam kegiatan stabilisasi
jumlah produksi dan harga minyak di pasar Internasional. Keikutsertaan
Indonesia mencapai puncaknya pada tahun 2004, yakni saat Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral (MESDM) Indonesia terpilih menjadi
Presiden dan Sekjen sementara OPEC.
Indonesia akhirnya keluar dari OPEC pada tanggal 28 Mei 2008. Menurut
Mantan Gubernur OPEC untuk Indonesia, Meizar Rahman, Indonesia
sebenarnya tidak keluar dari OPEC. Status keanggotaan Indonesia hanya
dibekukan atau disuspensi. Indonesia membekukan status
keanggotaannya pada tahun 2008 karena posisi Indonesia sebagai
importir minyak membuat munculnya ketidakcocokan dengan negara-
negara eksportir minyak yang menjadi anggota OPEC lainnya. Kendati
disuspensi, namun Indonesia tetap menjalin hubungan baik dengan OPEC,
termasuk dalam menjalin hubungan bilateral dengan sejumlah negara
OPEC.
Lonjakan harga dan gejolak pasar minyak beberapa tahun terakhir telah
melahirkan pemain-pemain global baru di bidang minyak dan gas dari Negara-
negara berkembang. Tidak sedikit di antara mereka adalah badan usaha milik
Negara. Harian Financial Times menyebutkan bahwa saat ini telah lahir apa
yang disebut dengan “The New Seven Sister”, yaitu: Saudi Aramco (Saudi
Arabia); Gazprom (Russia); Cnpc,(China); Nioc (Iran); Pdvsa, (Venezuela);
Petrobras,(Brazil); Pertronas, (Malaysia).
Selama ini, industri minyak dunia dikuasai oleh tujuh perusahaan minyak
raksasa dari Negara maju, yang sering dijuluki sebagai “The Seven Sisters”.
Ketujuh pemain besar dari negara maju ini adalah Exxon, BP, Royal Dutch
Shell, Mobil Oil, Texaco, Gulf, dan Chevron. Mereka sangat kuat karena
menguasai sekitar 40 persen pasokan minyak dunia.
Álasan mengapa “The Seven Sisters” begitu penting adalah karena mereka
yang membuat aturan (rule makers), mereka menguasai industri dan pasar.
Kini, ‘Seven Sisters’ yang baru yang membuat aturan dan perusahaan-
perusahaan minyak internasional itu hanya menjadi pengikut (rule takers),”
ujar Robin West, Chairman PFC Energy, sebagaimana dikutip harian Financial
Times.
Sekarang giliran kedua “The Seven Sisters” yang mulai tergusur oleh pemain-
pemain global baru dari Negara berkembang, yang sebagian besar di
antaranya perusahaan milik Negara. Dari 50 perusahaan minyak terbesar
dunia, lebih dari separuh adalah badan usaha milik negara (BUMN) dan 15 di
antaranya dari negara berkembang.
Harian Financial Times menyusun daftar tujuh calon penghuni baru kelompok
bergengsi itu berdasarkan basis sumber daya yang dikuasai, tingkat out put
(produksi), ambisi perusahaan, skala pasar domestik, serta tingkat pengaruh
mereka pada industri minyak dan gas dunia.
Sebagian dari hak kuasa penambangan yang dipegang Rusia sekarang ini
diwarisi dari Uni Soviet sebelum pecah. Bukan hanya ekspansi secara
internasional, BUMN-BUMN minyak Rusia secara agresif juga mulai
“menasionalisasi” proyek-proyek migas dan energi penting di negaranya yang
semula dikuasai oleh pemain-pemain Barat.
Petronas juga tidak mau kalah. Sepak terjang perusahaan ini termasuk
spektakuler. BUMN ini baru mulai melakukan ekspansi internasional tahun
1990-an. Dimulai dai Negara-negara tetangga terdekat di Asia Tenggara,
Petronas kini sudah mengembangkan sayap ke lebih dari 33 negara.
Petronas mulai terjun ke kegiatan di kantor hulu di luar Asia Tenggara pada
tahun 1996, dengan mengakuisisi perusahaan pengilangan di Afrika Selatan.
Disusul eksplorasi di Negara Afrika lain seperti Sudan (1999), Gabon (1999),
Chad (2000), Aljazair (2001), Mozambik (2002), Etiopia (2003), dan Niger
(2005).
BUMN ini juga terlihat dalam kontruksi jaringan pipa dan pengembangan
jaringan stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) di berbagai Negara, seperti
China, India, Argentina, Afrika Selatan, Sudan, dan Inggeris. Sekitar 30 persen
pendapatan Petronas diperoleh dari operasi di luar negeri dan dari hampir
seratus lapangan minyak yang dikelola, sekitar 50 sudah berproduksi.
Kendati tidak seagresif China dan Malaysia, Thailand juga tak mau
ketinggalan. PTT, BUMN minyak Negara ini, mulai ekspansi di luar negri akhir
1990-an. Meski konsentrasi investasinya masih di sekitar kawasan Asia
Tenggara, beberapa tahun terakhir PTT mulai mengikuti jejak Malaysia
melalui joint venture eksplorasi dengan perusahaan minyak lain di Asia Barat
dan Afrika. PTT juga menjadi pemain penting dalam pembangunan proyek
jaringan pipa trans-ASEAN.
Demikian ekspansi global juga menghinggapi negara Asia lain seperti India
dan Korea Selatan, dan Negara berkembang di luar Asia. Dua perusahaan
minyak India, ONGH Videsh dan Indian Oli Corporation, masing-masing sudah
memproduksi minyak dari lapangan di Rusia (proyek Sakhalin I) dan Libya.
OPEC didirikan pada tanggal 14 September 1960 di Bagdad, Irak. Kemudian di pindahkan ke Wina, Austria
pada tanggal 1 September 1965. Venezuela merupakan negara pertama yang memprakarsai pembentukan
OPEC dengan cara mendekati negara Gabon, Iran, Libya, Saudi Arabia dan Kuwait pada tahun 1949.
Sejarah Terbentuknya OPEC
Venezuela adalah negara pertama yang memprakarsai pembentukan organisasi OPEC dengan
mendekati Iran, Gabon, Libya, Kuwait dan Saudi Arabia pada tahun 1949, menyarankan mereka untuk menukar
pandangan dan mengeksplorasi jalan lebar dan komunikasi yang lebih dekat antara negara-negara penghasil
minyak. Pada 10 – 14 September 1960, atas gagasan dari Menteri Pertambangan dan Energi Venezuela Juan
Pablo Pérez Alfonzo dan Menteri Pertambangan dan Energi Saudi Arabia Abdullah Al Tariki, pemerintahan Irak,
Persia, Kuwait, Saudi Arabia dan Venezuela bertemu di Baghdad untuk mendiskusikan cara-cara untuk
meningkatkan harga dari minyak mentah yang dihasilkan oleh masing-masing negara. OPEC didirikan di
Baghdad, dicetuskan oleh satu hukum 1960 yang dibentuk oleh Presiden Amerika Dwight Eisenhower yang
mendesak kuota dari impor minyak Venezuela dan Teluk Persia seperti industri minyak Kanada dan Mexico.
Eisenhower membentuk keamanan nasional, akses darat persediaan energi, pada waktu perang. Yang
menurunkan harga dari minyak dunia di wilayah ini, Presiden Venezuela Romulo Betancourt bereaksi dengan
berusaha membentuk aliansi dengan negara-negara Arab produsen minyak sebagai satu strategi untuk
melindungi otonomi dan profabilitas dari minyak Venezuela. Sebagai hasilnya, OPEC didirikan untuk
menggabungkan dan mengkoordinasi kebijakan-kebijakan dari negara-negara anggota sebagai kelanjutan dari
negara eksportir minyak yang saat ini terdiri dari Arab Saudi, Iran, Irak, Kuwait, Venezuela, Nigeria, Aljazair,
Qatar, Libya, UAE dan Indonesia. Sebelumnya Equador, Gabon juga menjadi anggota tetapi kemudian keluar
Berdirinya OPEC dipicu oleh keputusan sepihak dari perusahaan minyak multinasional (The Seven
Sisters) tahun 1959/1960 yang menguasai industry minyak dan menetapkan harga di pasar internasional. “The
Tripoli-Teheran Agreement” antara OPEC dan perusahaan swasta tersebut pada tahun 1970 menempatkan
Organisasi ini didirikan agar masing masing negara anggota penghasil minyak dalam mengambil
kebijakan dalam bidang perminyakan dan harga minyak dapat menguntungkan negara negara anggota atau
produsen, oleh sebab itu organisasi inilah yang nantinya dapat mencegah persaingan yang tidak sehat dari
2. Tujuan OPEC
Setelah lebih dari 40 tahun berdiri, OPEC telah menerapkan berbagai strategi dalam mencapai
tujuannya. Dari pengalaman tersebut OPEC akhirnya menetapkan tujuan yang hendak dicapainya yaitu:
“preserving and enhancing the role of oil as a prime energy source in achieving sustainable economic
development” melalui:
Ø Menerapkan cara-cara untuk menstabilkan harga minyak di pasar internasional sehingga tidak terjadi fluktuasi
harga;
b. dewan gubernur
d. sekretaris
f. auditor internal
g. kantor SG
h. kantor hukum
i. divisi penelitian
Organisasi OPEC terdiri dari 3 badan utama yaitu Konferensi OPEC, Dewan Gubernur, dan Sekretariat
beserta dengan badan-badan lainnya yang berada di bawah badan utama sesuai dengan struktur OPEC.
2. Dewan Gubernur :Terdiri dari Gubernur yang dipilih oleh masing-masing anggota OPEC untuk duduk dalam
Ø Tugas Dewan :
d) Mempertimbangkan semua laporan keuangan dan menunjuk seorang auditor untuk masa tugas selama 1 tahun
e) Menyetujui penunjukan Direktur-Direktur Divisi, Kepala Bagian yang diusulkan Negara anggota
g) Membuat anggaran keuangan organisasi dan menyerahkannya kepada Sidang Konferensi setiap tahun
3. Sekretariat
Pelaksana eksekutif organisasi sesuai dengan status dan pengarahan dari Dewan Gubernur.Sekretaris
Jenderal adalah wakil resmi dari organisasi yang dipilih untuk periode 3 tahun dan dapat diperpanjang satu kali
untuk periode yang sama. Dalam melaksanakan tugasnya Sekjen bertanggung jawab kepada Dewan Gubernur
4. Economic Commission Board ( dewan komisi ekonomi ) yang bertugas mengkaji dan mempersiapkan bahan
bahan dan syarat syarat untuk konferensi terutama mengenai hal hal teknis bidang perminyakan.
Konferensi Tingkat Tinggi OPEC dilakukan 2 kali dalam setahun. Tetapi pertemuan extra-ordinary dapat
dilaksanakan jika diperlukan (pasal 11-12). Konferensi OPEC dipimpin oleh Presiden dan Wakil Presiden OPEC
yang dipilih oleh anggota pada saat pertemuan Konferensi (Pasal 14). Pasal 15 menetapkan Konferensi OPEC
bertugas merumuskan kebijakan umum organisasi dan mencari upaya pengimplementasian kebijakan tersebut.
Sebagai organisasi tertinggi, pertemuan Konferensi OPEC mengukuhkan penunjukan anggota Dewan Gubernur