Anda di halaman 1dari 10

RAGAM SIKAP TERCELA

Resume dibuat oleh: Muhammad Yazid Fakhri


Kelas : XII MIA 1
Mapel : Akidah Akhlak

A. Fitnah
Dalam percakapan sehari-hari, fitnah digunakan
untuk tuduhan yang
dilontarkan kepada seseorang dengan maksud
menjelek-jelekkan atau merusak nama
baik orang tersebut, padahal ia tidak pernah
melakukan perbuatan yang dituduhkan
kepadanya. Dalam KBBI, fitnah berarti perkataan
bohong atau tanpa berdasarkan
kebenaran yang disebarkan dengan maksud
menjelekkan orang, seperti menodai nama
baik atau merugikan kehormatan orang lain.
Kata fitnah berasal dari bahasa Arab, asal katanya
adalah fatana dalam bentuk
fi‘il, yang artinya adalah cobaan dan ujian. Ibn
Manẓūr menjelaskan bahwa fitnah
adalah al-ibtilā’ (bala), al-imtiḥān (ujian), dan al-
ikhtibār (cobaan).
Dengan adanya berbagai fitnah yang menimpa
umat dan negeri ini, sebagai umat
Islam hendaknya mempunyai cara tertentu untuk
menyikapinya, yaitu:
a. Sabar menghadapi fitnah yang ditimpakan dan
berdoa agar selamat dari buruknya
dampak fitnah.
b. Memohon ampunan dan bertaubat kepada
Allah. Karena sebagai korban fitnah,
kita perlu introspeksi diri. Barangkali ada kelalaian
dan kesalahan yang tak
sengaja atau sengaja kepada orang lain sehingga
membuat orang lain akan
berperilaku buruk kepadanya.
c. Menjaga persatuan dan kesatuan umat. Hal ini
diperlukan sambil mengklarifikasi
fitnah yang terjadi. Kita harus melihat secara
terbuka dan jelas tentang fitnah yang
ada. Oleh karena itu, kita seharusnya berpikir
positif dan tidak mencela dan
mengancam orang ketika terjadi perbuatan fitnah
tersebut.
B. Hoaks
Hoaks adalah berita bohong. Menyebarkan hoaks
merupakan sikap tercela
yang sering terjadi di zaman modern ini. Seringkali
hoaks dibuat untuk menggiring
pikiran manusia pada pandangan tertentu.
Pandangan yang akan menyesatkan
manusia dan menjauhkan mereka dari kebenaran
berita.
Dengan banyaknya bahaya hoaks ini, kita
memerlukan cara untuk
menghindari perilaku menyebarkan hoaks.
Beberapa caranya di antaranya adalah:
a. Meningkatkan ketaatan kepada Allah
Hamba yang taat akan selalu berpegang teguh
pada ajaran Allah. Ia akan
memgedepankan prasangka baik daripada
prasangka buruk kepada orang lain. ia
juga tidak akan berbicara dan bertindak buruk
kepada orang lain. Oleh karena
itu, ia tidak akan mudah mempercayai kabar-kabar
yang muncul, apalagi kabar
yang dibuat-buat untuk merendahkan derajat
seseorang atau kelompok.
b. Menyaring Informasi
Apabila mendengar suatu informasi dari orang lain
hendaknya kita
mengklarifikasi kebenaran informasi itu sebelum
menyebarkannya. Kita bisa
memahami suatu berita dan membandingkannya
dengan berita yang sama dari
portal berita yang lain. Selain membandingkannya,
kita bisa juga melihat
bagaimana track record portal berita yang
menyebarkan berita tersebut
sehingga kualitas berita dalam portal berita
tersebut.
c. Menyibukkan dengan hal positif
Cara menghindari hoaks juga bisa dilakukan
dengan menyibukkan diri
dengan hal positif. Seperti seorang yang sibuk
dengan hobinya, ia tidak akan
membuang waktunya untuk urusan-urusan lain di
luar hobinya.
C. Adu Domba
Adu domba juga disebut dengan namīmah.
Dalam KBBI, adu domba adalah
menjadikan berselisih di antara pihak yang
sepaham. Menurut al-Baghawi, adu
domba adalah mengutip suatu perkataan dengan
tujuan untuk mengadu antara
seseorang dengan si pembicara. Menurut Imam
al-Ghazali, adu domba adalah
mengungkapkan sesuatu yang tidak suka untuk
diungkap baik oleh orang yang
mengungkapkan, orang yang diungkap, atau pun
orang yang mendengar ungkapan
tersebut, baik yang berupa perkataan maupun
perbuatan, baik berupa aib atau pun
pujian.
Selain hubungan yang akan hancur, adu domba
akan memberikan beberapa dampak negatif
lainnya, yaitu
a. Mendapatkan siksa dan dosa
Rasulullah Saw. mengajarkan sahabatnya untuk
tidak melakukan adu
domba. Sikap itu akan membawa dosa dan siksa
pada pelakunya dan kehancuran
bagi orang-orang yang diadu domba.
b. Merupakan hamba yang buruk
Umat Islam diperintahkan untuk senantiasa
berbuat baik dan menjaga
hubungan dengan manusia lainnya. Hal itu
menjadikan kita seorang muslim
sejati.
c. Menimbulkan sikap saling membenci
Sikap adu domba akan menghancurkan hubungan
manusia. Dalam proses
hancurnya hubungan manusia, sikap saling
membenci akan ada sebagai
perantaranya.
D. Mencari-cari Kesalahan Orang Lain
Mencari-cari kesalahan orang lain dalam bahasa
Arab disebut dengan
tajassus. Kata Lisan al-‘Arab, tajassus berarti
mencari berita dan menyelidikinya.
Secara istilah, kata tajassus berarti mencari-cari
kesalahan orang lain dengan cara
menyelidiki dan mematainya.
Perbuatan tajassus merupakan perbuatan yang
dilarang oleh agama Islam.
Perbuatan ini sama dengan memakan daging
saudaranya sendiri yang sudah mati
Untuk menghindari perbuatan mencari-cari
kesalahan orang lain, kita dapat
melakukan beberapa upaya berikut ini
a. Belajar berprasangka baik
b. Lebih mementingkan introspeksi diri daripada
mengurusi urusan orang lain
c. Boleh curiga dengan adanya bukti, tapi tidak
patut berlebihan

E. Gosip (Ghibah)
Menurut bahasa, gosip (ghibah) berarti
membicarakan keburukan orang lain.
Ghibah berasal dari bahasa Arab dengan akar
kata ghaaba berarti sesuatu yang
tersembunyi dari mata. Secara istilah, ghibah
adalah sesuatu pembicaraan dengan
ketiadaan orang yang dibicarakan dan obyek
pembicaraan tentang kekurangan atau
aib seseorang dan orang tersebut tidak rela
dengan pembicaraan itu.
Menurut Ibnu Mas’ud, ghibah adalah
menyebutkan apa yang diketahui pada
orang lain, dan jika engkau mengatakan apa
yang tidak ada pada dirinya berarti itu
adalah kedustaan
Di samping menghancurkan keharmonisan
hubungan, perilaku
gosip akan memberikan beberapa dampak
negatif lainnya, yaitu
a. Mendapat dosa yang lebih berat dari zina
b. Dengan melakukan gosip, seseorang telah
berbuat zalim kepada orang lain.
c. Orang-orang yang melakukan gosip tidak
akan dimaafkan sebelum mereka
meminta maaf kepada orang yang
dibicarakan.

Anda mungkin juga menyukai