TERCELA
Kelompok 7
XII Bahasa & Budaya
ANGGOTA
01 02 03
Fitnah Hoaks Adu Domba
04 05
Mencari-cari Ghibah
Kesalahan Orang Lain
01
FITNAH
PENGERTIAN FITNAH
Fitnah artinya cobaan dan ujian. Ibrāhīm al-Abyārī menjelaskan bahwa fitnah berarti
menguji dengan api, cobaan, kegelisahan, kekacauan pikiran, azab, dan kesesatan. menurut
Mahmud Muhammad al Khazandar, fitnah adalah sesuatu yang menimpa, individu atau
golongan berupa kebinasaan atau kemunduran tingkatan iman atau kekacauan dalam
barisan Islam.
Dalam Al-Quran, kata fitnah dapat dipahami dengan tiga kata lain yaitu: al-ibtilā’
(bencana) al-imtiḥān (ujian) al-ikhtibār (siksa). Salah satu ayat yang menjelaskan tentang
fitnah adalah pada Surah al-Baqarah 191
Dengan adanya berbagai fitnah yang menimpa umat dan negeri ini, sebagai umat Islam
hendaknya mempunyai cara tertentu untuk menyikapinya, yaitu:
َلِئْن َلْم َيْنَتِه اْلُم َناِفُقوَن َو اَّلِذ يَن ِفي ُقُلوِبِهْم َم َر ٌض َو اْلُم ْر ِج ُفوَن ِفي اْلَم ِد يَنِة َلُنْغ ِرَيَّنَك
ِبِهْم ُثَّم اَل ُيَج اِوُروَنَك ِفيَها ِإاَّل َقِلياًل
“Sesungguhnya jika tidak berhenti orang-orang munafik, orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya dan
orang-orang yang menyebarkan kabar bohong di Madinah (dari menyakitimu), niscaya Kami perintahkan
kamu (untuk memerangi) mereka, kemudian mereka tidak menjadi tetanggamu (di Madinah) melainkan
dalam waktu yang sebentar, (QS. al-Aḥzāb [33]:60)
HOAKS DALAM ISLAM
Di antara bahaya hoaks adalah:
َع ْن َع ْبِدِهّللا ْبِن َم ْس ُع ْو ٍد َقاَل إَّن ُمَحَّم ُد ا َص َلى هّللا َع َلْيِه َو َس َلَم – َقاَل « َأَأل ُأَنِّبُىُك ْم َم ا اْلَع ْض ُه ِهَى
Mencari-cari kesalahan orang lain dalam bahasa Arab disebut dengan tajassus. Kata Lisan
al-‘Arab, tajassus berarti mencari berita dan menyelidikinya. Secara istilah, kata tajassus berarti
mencari-cari kesalahan orang lain dengan cara menyelidiki dan mematainya. Perbuatan tajassus
merupakan perbuatan yang dilarang oleh agama Islam. Perbuatan ini sama dengan memakan
daging saudaranya sendiri yang sudah mat i.
ِإَّيا ُك ْم َو اللَّظَّن َفِإَّن الَّظَّن َأْك َذ ُب اْلَحِد ْيِث َو َأل َتَح َّسُس ْو ا َو َأل َتَح ا َس ُد ْو ا َو َألَتَد اَبُر ْو ا
َو َألَتَباَغ ُض ْو ا َو ُك ْو ُنْو ا ِعَباَد ِهّللا ِإْح َو اًنا
“Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta
dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai,
saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah
yang bersaudara”. (HR. Bukhari dan Muslim)
MENCARI-CARI KESALAHAN ORANG LAIN DALAM ISLAM
َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا اْج َتِنُبوا َك ِثيًرا ِم َن الَّظِّن ِإَّن َبْع َض الَّظِّن ِإْثٌم ۖ َو اَل َتَج َّسُسوا َو اَل َيْغ َتْب َبْع ُض ُك ْم َبْعًضاۚ َأُيِح ُّب
َأَح ُد ُك ْم َأْن َيا َيْأُك َل َلْح َم َأِخ يِه َم ْيًتا َفَك ِر ْهُتُم وُهۚ َو اَّتُقوا َهَّللاۚ ِإَّن َهَّللا َتَّو اٌب َرِح يٌم
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan buruk-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari buruk-
sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain.
Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu
merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang”. (QS. al-Hujurāt [49]: 12)
GOSIP DALAM ISLAM
Gosip akan memberikan beberapa dampak negatif lainnya, yaitu:
▪︎Mendapat dosa yang lebih berat dari zina
▪︎Dengan melakukan gosip, seseorang telah berbuat zalim kepada orang lain.
▪︎Orang-orang yang melakukan gosip tidak akan dimaafkan sebelum mereka
Batas dikatakan gosip atau ghibah adalah membicarakan sesuatu yang terdapat pada orang lain yang tidak akan
menyukai pembicaraan tentangnya. Pembicaraan itu misalnya:
▪︎Pembicaraan yang berkenaan dengan kekurangan tubuhnya, misalnya menyebutkan bahwa orang itu
penglihatannya rabun, kepalanya juling, kepalanya botak atau sifat-sifat lain yang sekiranya tidak disukai untuk
dibicarakan.
▪︎Pembicaraan yang berkenaan dengan keturunan, misalnya menyebutkan ayahnya bahwa seorang yang fasik,
seorang yang struktur sosialnya rendah atau sebutan-sebutan lainnya yang tidak disukai jika dibicarakan.
▪︎Pembicaraan yang berkenaan dengan akhlak, misalnya menyebutkan orang itu kikir, congkak, sombong, atau
sifat lain yang tidak disukai jika dibicarakan.
▪︎Pembicaraan yang berkenaan dengan masalah agama, misalnya menyebutkan bahwa orang itu pencuri, pendusta,
peminum alkohol atau sebutan-sebutan lain yang tidak suka dibicarakan.
▪︎Pembicaraan yang berkenaan dengan urusan dunia, misalnya menyebutkanbahwa orang itu berbudi pekerti
rendah, menganggap remeh orang lain, tidak pernah menganggap hak orang lain pada dirinya, dan sebutan-
sebuatan lain yang tidak disukai jika dibicarakan.
Untuk menghindari perilaku gosip, Imam Ghazali membagi dua cara
yaitu secara garis besar dan secara terperinci.