Anda di halaman 1dari 10

1.

Identifikasi Proyek Pembangunan Wisma Atlet Hambalang

Proyek Hambalang adalah proyek yang direncanakan sebagai pembangunan


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Olahraga Nasional dan Sekolah Olahraga Nasional
(P3SON) Bukit Hambalang, Sentul, Bogor. Proyek Hambalang merupakan ide dari
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai upaya meningkatkan prestasi olahraga
Indonesia yang dimulai sekitar tahun 2003. Proyek ini dimaksudkan sebagai
pembangunan pusat pelatihan olahraga nasional terpadu dengan fasilitas modern dan
lengkap, serta terintegrasi dengan alam. Secara kronologis, proyek ini bermula pada
Oktober Tahun 2009. Saat itu Kemenpora (Kementerian Pemuda dan Olah Raga)
menilai perlu ada Pusat Pendidikan Latihan dan Sekolah Olah Raga pada tingkat
nasional. Oleh karena itu, Kemenpora memandang perlu melanjutkan dan
menyempurnakan pembanugnan proyek pusat pendidikan pelatihan dan sekolah
olahraga nasional di Hambalang, Bogor. Selain itu juga untuk mengimplementasikan
UU Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional.

Pada 30 Desember 2010, terbit Keputusan Bupati Bogor nomor


641/003.21.00910/BPT 2010 yang berisi Izin Mendirikan Bangunan untuk Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Prestasi Olahraga Nasional atas nama Kemenpora di
desa Hambalang, Kecamatan Citeureup - Bogor. Atas keberlanjutan tersebut, maka
Pembangunan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Prestasi Olahraga Nasional mulai
dilaksanakan tahun 2010 dan direncanakan selesai tahun 2012. Berdasarkan hasil
perhitungan konsultan perencana, untuk membangun semua fasilitas dan prasarana
sesuai dengan master plan yang telah disempurnakan, anggaran mencapai Rp 1,75
triliun yang sudah termasuk bangunan sport science, asrama atlet senior, lapangan
menembak, extreme sport, panggung terbuka, dan voli pasir.

Tujuan utama dari proyek Hambalang ini adalah untuk membangun kompleks
olahraga yang dapat menjadi venue untuk pertandingan olahraga internasional serta
menjadi pusat pengembangan olahraga di Indonesia. Salah satu tujuan lainnya adalah
untuk meningkatkan prestasi olahraga Indonesia di kancah internasional, memberikan
pengalaman bagi atlet dan masyarakat untuk menggunakan fasilitas olahraga yang
berkualitas, menjadi pusat pengembangan olahraga di Indonesia dengan menyediakan
fasilitas pelatihan, penelitian, dan pengembangan olahraga. Selain itu, proyek ini juga
ditujukan untuk meningkatkan infrastruktur di wilayah Bogor dan sekitarnya.
Pembangunan proyek ini diharapkan dapat membuka lapangan pekerjaan dan
meningkatkan perekonomian daerah setempat.

Namun saat ini, keadaan Wisma Atlet Hambalang secara umum bisa dikatakan
terbengkalai karena tidak ada lanjutan pembangunan setelah terciumnya
penyimpangan dalam proses pembangunan proyek ini. Hal tersebut dikarenakan
dengan Studi Kelayakan Bisnis yang belum sesuai, sehingga pada penelitian kali ini,
akan dibahas mengenai Analisis Studi Kelayakan Bisnis untuk mengetahui penyebab
gagalnya pembangunan Wisma Atlet Hambalang ini, dari sudut studi kelayakan
bisnis.

2. Identifikasi dan Verifikasi Permasaahan Wisma Atlet Hambalang


 Aspek Hukum
Wisma Atlet Hambalang dari aspek hukum memiliki masalah dari
unsur legalitas SDM dan legalitas tempat usaha. Dari sisi legalitas SDM
terdapat permasalahan kecurangan yang dilakukan oleh beberapa petinggi
yaitu PT. Adhi Karya juga diduga memberikan uang pelicin kepada Anas
Urbaningrum, Andi Mallarangeng, dan anggota komisis X DPR untuk
mendapatkan proyek ini, Anis Urbaningrum yang memanipulasi untuk
kemenangan PT. Adhi Karya sebagai pelaksana pembangunan proyek, dan
disubkontrakkan keperusahaan lain salah satunya PT. Dutasari Citralaras yang
dimiliki oleh istri Anas, Athiyyah Laila yang ternyata mendapatkan kucuran
dana sebesar Rp. 300 M. Dari sisi legalitas tempat usaha terdapat dugaan
pelanggaran terhadap Perda Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2009 tentang
Bangunan Gedung. Dugaan ini didapatkan karena diterbitkannya Izin
Mendirikan Bangunan oleh Kepala Badan Perizinan Terpadu Kabupaten
Bogor meskipun Kemenpora belum melakukan studi amdal terhadap proyek
Hambalang.

 Aspek Pasar dan Pemasaran


Dari aspek pasar Wisma Atlet Hambalang memiliki permasalahan
weakness jika dilihat dari analisis SWOT yang sangat fatal seperti,
pembangunan Wisma Atlet Hambalang tidak terlaksana sesuai perencaan
karena terjadi penyelewengan dana, banyak pengalihan kepemimpinan yang
menjadikan perubahan perencanaan, tujuan, dan anggaran yang telah
ditetapkan sebelumnya, memberikan kerugian terhadap negara kurang lebih
sebesar Rp 463,66 miliar. Sehingga perlu adanya evaluasi dan melakukan studi
kelayakan bisnis dalam berbagai aspek untuk mengatasi dan menghindari
permasalahan.

 Aspek Teknis dan Teknologi


Dari aspek teknis dan teknologi memiliki permasalahan pada lokasi
Wisma Atlet Hambalang yang masuk kedalam zona kerentanan gerakan tanah
menengah tinggi sesuai dengan peta rawan bencana yang diterbitkan Pusat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM.
Sesuai dengan sifat batuannya, PVMBG menyarankan untuk tidak mendirikan
bangunan di lokasi tersebut karena memiliki risiko bawaan yang tinggi bagi
terjadinya bencana alam berupa gerakan tanah. Serta banyaknya pengalihan
kepemimpinan, perubahan nama, rencana, dan tujuan pembangunan membuat
ketidaksesuain perencanaan dan anggaran yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Wisma Atlet Hambalang juga tidak memiliki layout yang jelas untuk
bangunannya.

 Aspek SDM
Dari aspek SDM, Wisma Atlet Hambalang belum merencanakan SDM
dengan baik, dibuktikan dengan adanya kecurangan oleh Anas Urbaningrum
selaku Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR yang memanipulasi untuk
memenangkan PT. Adhi Karya sebagai perusahaan kontraksi yang
membangun proyek tersebut. Andi Mallarangeng yang kala itu sebagai
Menpora juga melakukan tindak pidana korupsi terhadap proyek ini. Tidak
hanya itu, proyek ini dikerjakan melalui kerja sama operasi (KSO) antara PT
Adhi Karya dan PT Wijaya Karya dan dalam proses pengerjaannya, proyek
disubkontrakkan kesejumlah perusahan lain, salah satunya PT Dutasari
Citralaras yang pernah dimiliki istri Anas, Athiyyah Laila. Dalam skandal ini,
ada spesikulasi yang mengatakan bahwa istri Ans Urbaningrum mendapatkan
kucuran dana sebesar Rp.300 M yang mengalir kepada perusahaannya.
Nazaruddin mengungkapkan bahwa PT. Andi Karya meluncurkan uang
pelican terhadap Anas Urbaningrum, Andi Malarangeng, dan anggota Komisi
X DPR untuk mendapatkan proyek Hambalang. Menurut Nazaruddin, uang ke
Anas dan Andi tersebut diberikan melalui Mahfud Suroso. Sehingga dapat
diartikan bahwa perencaan SDM proyek Wisma Atlet Hamabalang gagal
karena dari awal proyek sudah banyak kecurangan dan tindak pidana korupsi
yang dilakukan oleh para petinggi proyek juga perusahaan yang bertanggung
jawab dalam kontruksi tersebut, dapat disimpulkan bahwa proyek ini tidak
memastikan kesiapan SDM sesuai dengan standart karena dari petinggi sudah
memangkas anggaran sehingga tidak sampai kepada pelaksana dilapangan
yang menyebabkan bangunan tidak bisa dilanjutkan.

3. Analisis Proyek Pembangunan Wisma Atlet Hambalang


 Analisis Permasalahan Dari Aspek Hukum
Aspek Hukum
Legalitas Bentuk Badan Usaha Hasil Analisis : Sesuai Peraturan
Analisis Legalitas Bentuk Badan Usaha :
Pembangunan Wisma Atlet Hambalang dimenangkan oleh PT. Adhi Karya yang
merupakan BUMN yang bergerak di bidang konstruksi. PT. Adhi Karya diambil
alih oleh Pemerintah Indonesia pada tanggal 11 Maret 1960 dari kepemimpinan
Belanda dan ditetapkan menjadi perusahaan negara (PN) pada Maret 1961, pada
tahun 1971 resmi diubah menjadi persero. Wisma Atlet Hambalang diteruskan
pembangunannya sesuai dalam surat bernomor 0138.D/SESMENPORA/1/2010
tentang Usulan APBNP Tahun 2010, ada 3 poin salah satunya yaitu, Lanjutan
pembangunan tahap I Pusat Pendidikan dan Pelatihan Olahraga Nasional dan
Sekolah Olahraga Nasional Bukit Hambalang, Sentul, Bogor, sebesar Rp625 miliar,
mengingat DIPA Kemenpora Tahun anggaran 2010 baru tersedia Rp125 miliar.
Dapat kami informasikan bahwa usulan ini merupakan bagian dari rencana
pembangunan Pusat Pembinaan Prestasi Olahraga Nasional tersebut yang secara
keseluruhan memerlukan dana sebesar Rp2,5 triliun. Sehingga legalitas bentuk
badan usaha dari pembangunan Wisma Atlet Hambalang sudah sesuai walaupun
kepemilikannya bukan BUMN dan milik Kemenpora tetapi bekerja sama dengan
PT. Adhi Karya yang jelas berbentuk BUMN.
Legalitas SDM Hasil Analisis : Banyak kecurangan
Analisis Legalitas SDM :
 Dari sisi rekrutment, belum ada informasi perekrutan karyawan sesuai
dengan peraturan ketenagakerjaan, hal ini dibuktikan dengan PT. Adhi
Karya yang memenangkan tender karena manipulasi oleh Anas
Urbaningrum selaku Ketua Fraksi Partai Demoktrak dalam DPR
 PT. Adhi Karya juga diduga memberikan uang pelicin kepada Anas
Urbaningrum, Andi Mallarangeng, dan anggota komisis X DPR untuk
mendapatkan proyek ini.
 Pembangunan proyek ini dilaksanakan melalui Kerja Sama Operasi (KSO)
antara PT. Adhi Karya dan PT. Wijaya Karya juga disubkontrakkan
keperusahaan lain salah satunya PT. Dutasari Citralaras yang dimiliki oleh
istri Anas, Athiyyah Laila yang ternyata mendapatkan kucuran dana sebesar
Rp. 300 M.
Sehingga pada legalitas SDM, Wisma Atlet Hambalang belum melakukan dengan
baik dan banyak kecurangan dalam pelaksanaannya.
Legalitas Tempat Usaha Hasil Analisis : Sesuai Peraturan tetapi
adanya pelanggaran
Analisis Legalitas Tempat Usaha :
 Lokasi Wisma Atlet Hambalang berada di lereng Bukit Hambalang,
tepatnya di Jalan Hambalang 02 No 61 Citereup, Bogor Jawa Barat.
 Pembangunan mega proyek Wisma Atlet Hambalang telah mendapatkan
izin dari Bupati Bogor dengan Nomor 591/244/Kpts/Huk/2004 pada 19 Juli
2004 tentang penetapan lokasi pembangunan gedung Pusat Pendidikan dan
Latihan Olahraga Pelajar nasional (PLOPN)
 Luasnya tanah proyek Wisma Atlet Hambalang kurang lebih 30 hektar atas
nama Dirjen Olahraga Departemen Pendidikan Nasional.
 Pembangunan Wisma Atlet telah mendapatkan ijin mendirikan bangunan
pada 30 Desember 2010, terbit Keputusan Bupati Bogor nomor
641/003.21.00910/BPT 2010 yang berisi Izin Mendirikan Bangunan untuk
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Prestasi Olahraga Nasional atas nama
Kemenpora di desa Hambalang, Kecamatan Citeureup - Bogor. Atas
keberlanjutan tersebut, maka Pembangunan Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Prestasi Olahraga Nasional mulai dilaksanakan tahun 2010
dan direncanakan selesai tahun 2012. Tetapi, ada dugaan pelanggaran
terhadap Perda Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2009 tentang Bangunan
Gedung. Dugaan ini didapatkan karena diterbitkannya Izin Mendirikan
Bangunan oleh Kepala Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor
meskipun Kemenpora belum melakukan studi amdal terhadap proyek
Hambalang.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk legalitas tempat usaha sudah sesuai
dengan peraturan, namun ada sedikit kendala karena adanya dugaan pelanggaran
tentang bangunan gedung karena belum melakukan studi AMDAL, walaupun
demikian IMB untuk pembangunan Wisma Atlet Hambalang tetap dikeluarkan oleh
Bupati Bogor.
Legalitas Jenis Usaha Hasil Analisis : Jenis usaha adalah jasa
pendidikan
Analisis Legalitas Jenis Usaha :
Pembangunan Wisma Atlet Hambalang termasuk dalam jenis jasa pendidikan.
Karakteristik jasa pendidikan, yaitu :
 Tidak berwujud (Intangibility), jasa tidak berwujud seperti produk fisik,
yang menyebabkan pengguna jasa pendidikan tidak dapat melihat,
mencium, mendengar, dan merasakan hasilnya sebelum mereka
mengkonsumsinya (menjadi subsistem lembaga pendidikan). Wisma Atlet
Hambalang tidak menghasilkan produk berbentuk fisik, tetapi dirancang
untuk menghasilkan jasa berupa peningkatan prestasi khususnya dalam
bidang olahraga di Indonesia.
 Tidak terpisah (Inseparability), artinya jasa pendidikan dihasilkan dan
dikonsumsi secara serempak (stimulan) pada wakti yang sama. Wisma Atlet
Hambalang memberikan jasa yang dapat dikonsumsi secara serentak
dengan rencana menyediakan lahan dan fasilitas yang luas.
 Bervariasi (Variability), jasa bersifat sangat variabel karena merupakan
nonstandardzied out-put, artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis,
tergantung pada siapa, kapan, dan dimana jasa etrsebut dihasilkan.
Pembangunan Wisma Atlet Hambalang direncankan menghasilkan output
yang beragam khususnya dibidang Olahraga seperti adanya fasilitas yang
meliputi, gedung serbaguna, masjid, pusat kesehatan, rehabilitasi dan pusat
kebugaran, dua lapangan sepakbola, plaza, gedung penunjang, asrama dan
cafetaria, tenis indoor, basket indoor, basket dan tenis outdoor, kolam
renang, hall angkat besi dan angkat beban, hall senam dan gulat, lapangan
latihan atletik, lapangan panahan, gedung wushu dan parkir.
Sehingga dapat disimpulkan jenis usaha dari pembnagunan Wisma Atlet
Hambalang termasuk dalam jasa pendidikan sesuai dengan karakteristik.

 Analisis Permasalahan Dari Aspek Pasar dan Pemasaran


Aspek Pasar
Potensi Pasar Hasil Analisis : Memiliki Potensi
Potensi Pasar :
Wisma Atlet Hambalang memiliki potensi pasat yang cukup besar, khususnya
dalam pengembangan di bidang olahraga. Peluang untuk peningkatan prestasi
olahraga di Indonesia sangat terbuka dengan adanya Wisma Atlet Hambalang
dengan pengediaan sarana dan prasarana yang luas dan lengkap. Dapat dijadikan
venue untuk petandingan olahraga internasional yang dapat menjadi daya tarik bagi
wisatawan asing yang ingin menyaksikan pertandingan internasional. Selain itu,
juga dapat meningkatkan minat masyarakat sekitar untuk berolahraga dan
menggunakna fasilitas yang berkualitas dan meningkatkan infrastuktur di wilayah
Bogor dan sekitarnya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Wisma Atlit Hambalang memiliki potensi pasar
yang besar dan dengan pengelolaan yang benar dapat memberikan dampak yang
besar bagi Indonesia khususnya kepada masyarakat wilayah Bogor dan sekitarnya.
Analisa Pesaing / Sisi Penawaran Hasil Analisis : Sesuai Peraturan
Analisis SWOT Wisma Atlet Hambalang :
Strengths :
 Wisma Atlet Hambalang memiliki wilayah yang luas dengan perencaan
pembangunan fasilitas yang lengkap
 Wisma Atlet Hambalang terletak dilereng bukit dengan pemandangan yang
indah dan kualitas udara yang baik
 Wisma Atlet Hambalang dapat menjadi salah satu daya tarik wisatawan
asing dan meningkatkan infrastruktur di wilayah setempat serta memiliki
jarak tidak jauh dari pusat Kota Jakarta.
Weakness :
 Pembangunan Wisma Atlet Hambalang tidak terlaksana sesuai perencaan
karena terjadi penyelewengan dana
 Banyak pengalihan kepemimpinan yang menjadikan perubahan
perencanaan, tujuan, dan anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya
 Memberikan kerugian terhadap negara kurang lebih sebesar Rp 463,66
miliar.
Oppotunities :
 Potensi untuk mengembangkan khususnya dibidang olahraga
 Adanya peluang untuk menjadi penyelenggara kegiatan internasional dalam
bidang olahraga.
Threats :
 Karena letaknya dilereng gunung dan termasuk kedalam zona kerentanan
gerakan tanah menengah tinggi yang menyebabkan rawan terjadinya
bencana.
Dari hasil analisis SWOT diatas, Wisma Atlet Hambalang weakness yang vital
sehingga menyebabkan gagalnya pembangunan dan terciduk banyak
penyelewengan yang terjadi.
Segmentasi Pasar dan Target Pasar Hasil Analisis : Memiliki segmentasi
pasar dan taget pasar
Segmentasi Pasar dan Target Pasar :
Wisma Atlet Hambalang mempunyai segmentasi pasar yaitu atlet-atlet dan
masyarakat umum. Target pasar Wisma Atlet Hambalang adalah atlet nasional yang
akan mewakili Indonesia dalam pertandingan dikanca nasional maupun
internasional, atlet usia sekolah dasar (SD), atlet usia sekolah menengah pertama
(SMP), atlet usia sekolah menengah atas (SMA), atlet senior, dan masyarakat
sekitar wilayah Bogor dan sekitarnya.
Sehingga dapat diartikan bahawa Wisma Atlet Hambalang memiliki segmentasi
pasar dan taget pasar tidak hanya untuk atlet tetapi terbuka luas untuk masyarakat
umum.

 Analisis Permasalahan Dari Aspek Teknis dan Teknologi


Aspek Teknis dan Teknologi
Pemilihan Lokasi Bisnis Hasil Analisis : Tidak sesuai karena
lokasi yang dipilih termasuk kedalam
zona kerentanan
Pemilihan Lokasi Bisnis :
Wisma Atlet Hambalang terletak pada Bukit Hambalang yang berada pada sebelah
selatan Jakarta dan pada tepi utara Gunung Gede memiliki luas tanah proyek
kurang lebih 30 hektar atas nama Dirjen Olahraga Departemen Pendidikan
Nasional. Pada lereng bukit sebelah barat laut didirikan sebuah konstruksi berupa
komplek gedung bertingkat yang akan digunakan sebagai pusat pelatihan olahraga
nasional. Lokasi itu masuk zona kerentanan gerakan tanah menengah tinggi sesuai
dengan peta rawan bencana yang diterbitkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM. Sesuai dengan sifat batuannya,
PVMBG menyarankan untuk tidak mendirikan bangunan di lokasi tersebut karena
memiliki risiko bawaan yang tinggi bagi terjadinya bencana alam berupa gerakan
tanah. Namun tetap dilaksanakan pembangunan Wisma Atlet Hambalang hingga
belum selesai pembangunan, sejumlah gedung roboh akibat tanah yang menjadi
dasar berdirinya gedung mengalami penurunan atau amblesan serta gerakan massa.
Akibatnya pembangunan menjadi terhambat dan biaya pembangunan menjadi
membesar. Turunnya muka tanah ini diakibatkan kondisi litologi basement
bangunan yang berupa batu lempung (Formasi Jatiluhur). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa kurangnya riset tentang keadaan lingkungan dan kelalaian pada
saat perencanaan pembangunan yang mengakibatkan kegagalan konstruksi.
Pemilihan dan Perencanaan Hasil Analisis : Banyak pengalihan
Pembangunan Proyek kepemimpinan dan perubahan nama
serta tujuan pembangunan proyek
Menurut Adhyaksa Dault selaku Menpora pada saat itu mengakui bahwa untuk
membangun pusat olahraga pihaknya mengajukan anggaran sebesar Rp125 miliar.
Karena proyek tersebut awalnya untuk pembangunan sekolah olehraga dua lantai
dan ternyata beralih ke pembangunan pusat olahraga atau spot center. Pada tahun
2004 Rencana Pembangunan mega proyek tersebut sebelumnya telah mendapatkan
izin dari Bupati Bogor dengan Nomor 591/244/Kpts/Huk/2004 pada 19 Juli 2004
tentang penetapan lokasi pembangunan gedung Pusat Pendidikan dan Latihan
Olahraga Pelajar nasional (PLOPN) dan sudah dimulai pembangunan masjid,
asrama, infrastrukstur dan pagar. Namun, Mega proyek tersebut kemudian dialihkan
Direktorat Jenderal Olahraga dan Direktorat Kepemudaan Departemen Pendidikan
Nasional kepada Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga (Nomor 0850
A/OR/2004, Nomor 030/18/KSP/HUK/2004 tanggal 3 November) dna pada tahun
2006 dianggarkan dan dilaksanakan pembuatan master plan dan maket dengan
perencaan untuk para atlet internasional ini mencangkup sarana dan prasarana
meliputi gedung serbaguna, masjid, pusat kesehatan, rehabilitasi dan pusat
kebugaran, dua lapangan sepakbola, plaza, gedung penunjang, asrama dan cafetaria,
tenis indoor, basket indoor, basket dan tenis outdoor, kolam renang, hall angkat besi
dan angkat beban, hall senam dan gulat, lapangan latihan atletik, lapangan panahan,
gedung wushu dan parkir. Tetapi, pada tahun 2007 diusulkan perubahan nama, dari
PLOPN menjadi Pusat Pembinaan dan Pengembangan Prestasi Olahraga Nasional
dengan pemrakarsa Kemenpora.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa banyak pengihan kepemimpinan dari awal
pembangunan hingga akhir dan perubahan nama juga tujuan yang menyebabkan
ketidaksesuaian perencanaan pembangunan proyek dan anggaran yang sudah
ditetapkan sebleumnya.
Penentuan Layout Hasil Analisis : Tidak terdapat
gambaran pasti layout
Penentuan Layout :
BU selaku Kepala Dinas Tata Ruang dan Pertanahan, dan YH selaku Kepala Dinas
Tata Bangunan dan Permukiman menerangkan bahwa penetapan site plan tetap
dilakukan oleh Bupati atas pertimbangan Dinas Tata Ruang dan Pertanahan serta
Dinas Tata Bangunan dan Permukiman meskipun studi Amdal belum pernah
dilakukan oleh Kemenpora selaku pemohon karena pihak Pemkab Bogor pada
dasarnya memberikan kemudahan proses penetapan tersebut mengingat itu adalah
proyek Pemerintah Pusat yang perlu didukung daerah.

 Analisis Aspek SDM


Aspek SDM
Perencanaan SDM Hasil Analisis : Banyak tindak kecurangan
Analisis Perencanaan SDM :
Wisma Atlet Hambalang belum merencanakan SDM dengan baik, dibuktikan
dengan adanya kecurangan oleh Anas Urbaningrum selaku Ketua Fraksi Partai
Demokrat di DPR yang memanipulasi untuk memenangkan PT. Adhi Karya sebagai
perusahaan kontraksi yang membangun proyek tersebut. Andi Mallarangeng yang
kala itu sebagai Menpora juga melakukan tindak pidana korupsi terhadap proyek
ini. Tidak hanya itu, proyek ini dikerjakan melalui kerja sama operasi (KSO) antara
PT Adhi Karya dan PT Wijaya Karya dan dalam proses pengerjaannya, proyek
disubkontrakkan kesejumlah perusahan lain, salah satunya PT Dutasari Citralaras
yang pernah dimiliki istri Anas, Athiyyah Laila. Dalam skandal ini, ada spesikulasi
yang mengatakan bahwa istri Ans Urbaningrum mendapatkan kucuran dana sebesar
Rp.300 M yang mengalir kepada perusahaannya. Nazaruddin mengungkapkan
bahwa PT. Andi Karya meluncurkan uang pelican terhadap Anas Urbaningrum,
Andi Malarangeng, dan anggota Komisi X DPR untuk mendapatkan proyek
Hambalang. Menurut Nazaruddin, uang ke Anas dan Andi tersebut diberikan
melalui Mahfud Suroso.
Sehingga dapat diartikan bahwa perencaan SDM proyek Wisma Atlet Hamabalang
gagal karena dari awal proyek sudah banyak kecurangan dan tindak pidana korupsi
yang dilakukan oleh para petinggi proyek juga perusahaan yang bertanggung jawab
dalam kontruksi tersebut, dapat disimpulkan bahwa proyek ini tidak memastikan
kesiapan SDM sesuai dengan standart karena dari petinggi sudah memangkas
anggaran sehingga tidak sampai kepada pelaksana dilapangan yang menyebabkan
bangunan tidak bisa dilanjutkan.
Implementasi Sistem Perencanaan Hasil Analisis : Punishment untuk pelaku
SDM penyelewengan dan tindak pidana korupsi
Implementasi Sistem Perencanaan SDM :
Pihak – pihak yang terkait dengan penyelewengan Wisma Atlet Hambalang :
 Angelina Sondakh, divonis hukuman 12 tahun masa tahanan dan membayar
denda sebanyak Rp. 500 juta serta wajib membayat yang pengganti sekitar
Rp. 2,58 milliar setelah terbukti menerima suap sebesar Rp2,5 miliar dan
1,2 juta dollar AS, dalam pembahasan anggaran di Kementerian Pemuda
dan Olahraga serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
 Andi Malarangeng, pada Juli 2014 ditetapkan sebagai tersangka dan divonis
hukuman penjara selama 4 tahun serta denda sebesar Rp200 juta
 Anis Urbaningrum divonis 8 tahun penjara, lebih rendah dari vonis
sebelumnya, yakni 14 tahun penjara setelah terbukti menrima gratifikasi
sebesar Rp5,3 miliar dan 36.070 dollar AS dari grup permai. Dan uang
tersebut digunakan sebagai pencalonannya sebagai Ketua Umum Partai
Demokrat.
 Nazaruddin, ia divonis 6 tahun penjara setelah terbukti menerima suap
sebesar Rp4,6 miliar yang diserahkan pada mantan Manajer Pemasaran PT
Duta Graha Indah (DGI) Mohammad El Idris, kepada dua pejabat bagian
keuangan Grup Permai, Yulianis dan Oktarina Fury.

4. Kesimpulan Analisis SKB Wisma Atlet Hambalang


Permasalahan yang terjadi dalam proyek Wisma Atlet Hambalang terletak
pada lokasi yang masuk kedalam zona kerentanan gerakan tanah menengah tinggi
sesuai dengan peta rawan bencana yang diterbitkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM. Sesuai dengan sifat batuannya,
PVMBG menyarankan untuk tidak mendirikan bangunan di lokasi tersebut karena
memiliki risiko bawaan yang tinggi bagi terjadinya bencana alam berupa gerakan
tanah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembangunan proyek Wisma Atlet
Hambalang tidak layak karena terdapat banyak kendala dalam proses pembangunanya
diantara lain penyelewengan dan korupsi anggaran yang dilakukan oleh petinggi,
kecurangan yang dilakukan oleh PT. Adhi Karya selaku pelaksana pembangunan
proyek, tidak adanya layout bangunan, serta dugaan pelanggaran terhadap AMDAL
yang menghambat perkembangan proyek hingga menjadi terbengkalai.

5. Sumber Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data sekunder. Data sekunder
yaitu data yang diambil melalui perantara atau pihak yang telah mengumpulkan data
tersebut sebelumnya, dengan kata lain peneliti tidak langsung mengambil data sendiri
ke lapangan.

6. Metode Pengumpulan Data


a. Studi Pustaka
Yaitu dengan pendeskripsian data yang didapat dari berbagai sumber
referensi yang berhubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti,
kemudian dianalisa, dan diuraikan dalam bentuk deskripsi yang dilatar
belakangi oleh adanya konsep-konsep dan teori yang dikemukakan dalam
landasan teori.
b. Dokumentasi
Yaitu suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi
dalam bentuk buku, tulisan angka, dan gambar yang berupa laporan serta
keterangan yang dapat mendukung penelitian.

Daftar pustaka
https://www.republika.id/posts/39576/mengintip-wisma-hambalang-proyek-yang-menjerat-
anas-urbaningrum
https://www.bpk.go.id/news/bpk-ri-hambalang-rugikan-negara-rp464-miliar
https://www.localstartupfest.id/faq/apa-itu-proyek-hambalang/
https://bagusbangil.blogspot.com/2012/06/proyek-hambalang-apa-mengapa-dan.html
https://www.tribunnews.com/nasional/2023/04/11/fakta-fakta-proyek-hambalang-mangkrak-
negara-rugi-miliaran-hingga-demokrat-terus-disalahkan?page=2
https://pengertiankomplit.blogspot.com/2015/12/pengertian-jasa-pendidikan.html
https://news.republika.co.id/berita/m4i7y9/kasus-hambalang-nazaruddin-ungkap-peran-pt-
adhi-karya
https://id.search.yahoo.com/search?
fr=mcafee&type=E210ID91215G0&p=fungsi+wisma+atlet+hambalang
https://www.republika.id/posts/39576/mengintip-wisma-hambalang-proyek-yang-menjerat-
anas-urbaningrum
https://news.republika.co.id/berita/qq06hj284/pemerintah-matangkan-rencana-untuk-wisma-
atlet-hambalang
https://www.suara.com/news/2022/04/03/155241/daftar-politisi-yang-terseret-kasus-
hambalang-siapa-yang-hukumannya-paling-berat

Anda mungkin juga menyukai