Anda di halaman 1dari 6

Nama : I Kadek Darmayoga

Nim/ Absen : 1802622010343/ 7


Kelas : F Akuntansi Malam

Laporan Audit Investigatif

Latar Belakang

Begitu ironis melihat praktik – praktik korupsi kian menjamur di Indonesia. Seiringan
dengan usaha maksimal pemerintah dengan memberdayakan lembagalembaga penegak
Kepolisian,Pengadilan, BPK, BPKP, Inspektorat, KPK maupun oleh kalangan LSM seperti
MTI dan ICW dengan banyaknya strategi dalam pemberantasan korupsi sepertinya belum
mampu menuntaskan permasalahan korupsi yang sudah merajalela.
Kehadiran Audit investigasi sebagai bentuk pemeriksaan atau audit yang memiliki
tujuan untuk mengidentifikasi dan mengungkap kecurangan dengan menggunakan
pendekatan, prosedur dan teknik-teknik yang umumnya digunakan dalam suatu penyelidikan
atau penyidikan terhadap suatu kejahatan.Audit investigasi menjadi salah satu upaya
pemerintah untuk menanggulangi tindak korupsi. Audit Investigasi menjadi sangat penting
apabila nanti hasil audit menunjukkan bukti adanya pelanggaran hukum materiil dan formil.
Dalam Kasus Hambalang atau Pembangunan Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah
Olahraga Nasional (P3SON) di Hambalang, Sentul, Bogor, Jawa Barat, menuai
kontroversional dengan dugaan tindak pidana korupsi dalam audit BPK yang menjelaskan
bahwa adanya indikasi kerugian negara sekurang-kurangnya Rp 243,66 miliar.

Awal Kasus Hambalang

Proyek ini bermula pada Oktober Tahun 2009. Saat itu Kemenpora (Kementerian
Pemuda dan Olah Raga) menilai perlu ada Pusat Pendidikan Latihan dan Sekolah Olah Raga
pada tingkat nasional. Oleh karena itu, Kemenpora memandang perlu melanjutkan dan
menyempurnakan pembanugnan proyek pusat pendidikan pelatihan dan sekolah olahraga
nasional di Hambalang, Bogor. Selain itu juga untuk mengimplementasikan UU Nomor 3
Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Pada 30 Desember 2010, terbit
Keputusan Bupati Bogor nomor 641/003.21.00910/BPT 2010 yang berisi Izin Mendirikan
Bangunan untuk Pusat Pembinaan dan Pengembangan Prestasi Olahraga Nasional atas nama
Kemenpora di desa Hambalang, Kecamatan CiteureupBogor. Atas keberlanjutan tersebut,
maka Pembangunan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Prestasi Olahraga Nasional mulai
dilaksanakan tahun 2010 dan direncanakan selesai tahun 2012.
Berdasarkan hasil perhitungan konsultan perencana, untuk membangun semua
fasilitas dan prasarana sesuai dengan master plan yang telah disempurnakan, anggaran
mencapai Rp 1,75 triliun yang sudah termasuk bangunan sport science, asrama atlet senior,
lapangan menembak, extreme sport, panggung terbuka, dan voli pasir. Kasus Hambalang
adalah kasus dugaan tindak pidana korupsi yang melibatkan banyak pihak terlibat,
diantaranya para elite Partai Demokrat, Anas Urbaningrum; Istri dari Anas Urbaningrum
komisaris PT Dutasari Citralaras; Menteri Pemuda dan Olah Raga RI, Andi Malarangeng;
Mahfud Suroso, Direktur PT Dutasari Citralaras; dan lain sebagainya. Diketahui, tender
proyek ini dipegang oleh kontraktur dimana mereka 3 merupakan BUMN, yaitu PT Adhi
Karya dan PT Wijaya Karya yang diduga mensubtenderkan sebagian proyek kepada PT
Dutasari Citralaras senilai 300M.

Hasil Temuan Audit Kasus Hambalang

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah merampungkan audit investigasi tahap I


proyek pembangunan sarana olahraga di Hambalang, Bogor, Jawa Barat. BPK telah
menyerahkan hasil audit ini kepada Dewan Perwakilan Rakyat di Gedung Kompleks
Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu, 31 Desember 2012 Hadi Purnomo, ketua BPK,
menjelaskan bahwa BPK menyimpulkan ada indikasi penyimpangan peraturan perundang-
undangan dan penyalahgunaan kewenangan yang dilakukan berbagai pihak dalam proyek
Hambalang. Indikasi kerugian negara sampai pemeriksaan per 30 Oktober 2012 mencapai Rp
243,66 miliar.
Temuan penyimpangan BPK yang didapat melalui autit investigasi Berupa:
1) Temuan yang terkait surat keputusan hak pakai
a. Surat keputusan pemberian hak pakai diberikan Kepala Badan Pertahanan Nasional
(BPN) pada tanggal 6 Januari 2010 bagi Kementerian Pemuda dan Olahraga atas tanah
seluas 312.448 meter persegi di Desa Hambalang. Padahal, terdapat dugaan bahwa
persyaratan berupa surat pelepasan hak dari pemegang hak sebelumnya palsu.
b. Kabag Persuratan dan Kearsipan BPN atas perintah Sestama BPN menyerahkan SK
Hak Pakai bagi Kemenpora kepada IM tanpa ada surat kuasa dari Kemenpora selaku
pemohon hak. Hal ini menjadi dasar terhadap dugaan pelanggaran Kep.Ka.BPN 1 tahun
2005 Jo Kep.Ka.BPN 1 tahun 2010. 4
2) Temuan yang terkait lokasi dan site plan Didapati adanya dugaan pelanggaran terhadap
UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup serta
Peraturan Bupati Bogor Nomor 30 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengesahan Master Plan,
Site Plan, dan Peta Situasi. Dugaan ini terkait dengan temuan bahwa Bupati Bogor
menandatangani site plan meskipun Kemenpora belum melakukan studi amdal terhadap
proyek Hambalang.
3) Temuan yang terkait Izin Mendirikan Bangunan Dugaan pelanggaran terhadap Perda
Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2009 tentang Bangunan Gedung. Dugaan ini
didapatkan karena diterbitkannya Ijin Mendirikan Bangunan oleh Kepala Badan Perizinan
Terpadu Kabupaten Bogor meskipun Kemenpora belum melakukan studi amdal terhadap
proyek Hambalang.
4) Temuan yang terkait tentang teknis Dugaan pelanggaran terhadap Peraturan Menteri PU
Nomor 45/2007 karena adanya temuan berupa dikeluarkannya pendapat teknis seperti
dimaksudkan dalam PMK 56/PMK.02/2010 yang diberikan oleh Direktur Penataan
Bangunan dan Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum tanpa memperoleh
pendelegasian dari Menteri PU
5) Temuan yang terkait revisi Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-KL)
a. Dugaan akan pelanggaran terhadap PMK 69/PMK. 02/2010 Jo PMK 180 /PMK.
02/2010. Terkait dengan ada temuan bahwa Sesmenpora mengajukan permohonan
revisi RKA-KL tahun 2010 pada 16 November 2010
b. Dugaan pelanggaran terhadap PMK 69/PMK. 02/2010 Jo PMK 180 /PMK. 02/2010.
Terkait temuan berupa pengajukan permohonan revisi RKA-KL oleh Sesmenpora pada
tahun 2010 dengan 5 menyajikan volume keluaran yang seolah-olah naik dari semula
108.553 meter persegi menjadi 121.097 meter persegi. Padahal, sebenarnya turun dari
108.533 meter persegi menjadi 100.398 meter persegi.
6) Temuan yang terkait permohonan kontrak tahun jamak
a. Dugaan pelanggaran terhadap PMK 56/PMK.02/2010 berdasarkan temuan bahwa
Sesmenpora menandatangani surat permohonan persetujuan kontrak tahun jamak tanpa
memperoleh pendelegasian dari Menpora.
b. Menpora diduga membiarkan tindakan yang dilakukan Sesmenpora dan tidak
melaksanakan pengendalian dan pengawasan sebagaimana PP 60/2008.
7) Terkait kontrak tahun jamak Menteri Keuangan menyetujui kontrak tahun jamak dan
Dirjen Anggaran menyelesaikan proses persetujuan kontrak tahun jamak setelah melalui
proses penelaah secara berjenjang secara bersama-sama. Padahal, kontrak tahun jamak itu
diduga melanggar PMK 56/PMK.02/2010. Pelanggaran itu antara lain, tidak seluruh unit
bangunan yang hendak dibangun secara teknis harus dilaksanakan dalam waktu lebih dari
satu tahun anggaran. Selain itu, permohonan persetujuan kontrak tahun jamak tidak
diajukan oleh menteri. Terakhir, revisi RKA-KL Kemenpora 2010 yang menunjukkan
kegiatan lebih dari satu tahun anggaran belum ditandatangani oleh Dirjen Anggaran.
8) Terkait persetujuan RKA-KL 2011 Dugaan pelanggaran terhadap PMK 104
/PMK.02/2010 yang dilakukan oleh Dirjen Anggaran dengan menetapkan RKA-KL
Kemenpora tahun 2011 dengan skema tahun jamak sebelum penetapan proyek tahun
jamak disetujui. 6
9) Terkait pelelangan
a. Sesmenpora menetapkan pemenang lelang konstruksi dengan nilai kontrak di atas Rp 50
miliar tanpa memperoleh pendelegasian dari Menpora sehingga diduga melanggar
Keppres 80 Tahun 2003.
b. Menpora diduga membiarkan Sesmenpora melaksanakan wewenang Menpora tersebut
dan tidak melaksanakan pengendalian dan pengawasan seperti diatur dalam PP 60
Tahun 2008.
c. Proses evaluasi prakualifikasi dan teknis terhadap penawaran calon rekanan tidak
dilakukan oleh panitia pengadaan, tetapi diatur oleh rekanan yang direncanakan akan
menang. Hal itu diduga melanggar Keppres 80 Tahun 2003.
d. Adanya rekayasa proses pelelangan pekerjaan kontruksi pembangunan Hambalang
untuk memenangkan kerja sama operasi (KSO) berinisial AW.
10) Terkait pencarian anggaran 2010 Kabag Keuangan Kemenpora menandatangani dan
menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) meskipun Surat Permintaan Pembayaran
(SPP) belum ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Hal itu diduga
melanggar PMK 134 /PMK. 06/2005 dan Perdirjen Pembendaharaan Per-66/PB/ 2005.
11) Terkait pelaksanaan perkerjaan konstruksi Dugaan pelanggaran terhadap Keppres 80
Tahun 2002 yang dilakukan oelh KSO AW yang mensubkontrakkan sebagian pekerjaan
utamannya kepada perusahaan lain.

Tahapan Audit Investigasi Kasus Hambalang

Pelaksanaan audit investigatif dilakukan dalam tiga tahap pelaksanaan audit


investigative. Tahapan pelaksanaan ini dilakukan oleh BPK saat melaksanakan audit
investigasi terhadap proyek Hambalang. Tahapan tersebut terdiri dari:
1) Perencanaan Tahapan ini dilaksanakan setelah diterimanya informasi awal yang kemudian
ditindaklanjuti organisasi pengawas dengan membentuk tim Audit Investigasi. Tim Audit
Investigasi terdiri dari para auditor yang kompeten, memiliki integritas yang tinggi, serta
independensi. Tim Audit Investigasi kasus Hambalang haruslah terdiri dari auditor-auditor
yang berkompeten dan paham mengenai peraturan terkait pelaksanaan proyek seperti:
keputusan hak pakai, lokasi dan site plan, izin mendirikan bangunan, teknis, kontrak tahun
jamak, pelelangan, pencarian anggaran, dan pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Tim
Investigasi harus menentukan jenis-jenis penyimpangan yang terjadi, sebab-sebab
penyimpangan, modus operandi, pihak-pihak yang terlibat, unsur-unsur kerjasama,dan
estimasi besarnya kerugian negara atau daerah akibat kasus ini.
2) Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan Tim Audit Investigasi bertugas untuk memperoleh
bukti audit yang nantinya dapat memperkuat dugaan adanya tindakan pidana korupsi.
Bukti audit ini dapat diperoleh Tim Audit Investigasi melalui observasi, inspeksi,
konfirmasi, analisa, wawancara, pemeriksaan bukti tertulis, review analitis, perhitungan
kembali, penelusuran, dll.
3) Pelaporan Tahap pelaporan hasil investigasi yang dikeluarkan oelh Tim Audit Investigasi
harus memenuhi unsur akurasi, berimbang, relevan, jelas,dan tepat waktu. Mengenai
teknik yang dilakukan Tim Audit Investigasi sehingga mendapatkan hasil temuan audit
investigasi seperti pada berita di atas meliputi pemeriksaan fisik, meminta informasi dan
konfirmasi, pemeriksaan dokumen, review analitis, perhitungan kembali, penggunaan
metode net worth, dan mengikuti jejak keuangan atau follow the money.

Tersangka Kasus Hambalang

1) 3 Desember 2012 ; KPK menjadikan tersangka Andi Alfian Mallarangeng dalam posisinya
sebagai Menpora dan pengguna anggaran.
2) Pada 2010-2011 ; mencairkan uang pembayaran kepada Kerja Sama Operasi (KSO) PT
Adhi Karya-PT Wijaya Karya senilai Rp 471 miliar. Selain itu, KPK juga mencekal
Zulkarnain Mallarangeng, adik Andi, dan M. Arif Taufikurrahman, pejabat PT Adhi
Karya.
3) 5 Juli 2012 ; KPK menjadikan tersangka Dedi Kusnidar, Kepala Biro Keuangan dan
Rumahtangga Kemenpora. Dedi disangkakan menyalahgunakan wewenang sebagai
pejabat pembuat komitmen proyek.
4) 22 Februari 2013 ; Anas Urbaningrum dijadikan sebagai tersangka. Anas diduga menerima
gratifikasi berupa barang dan uang, terkait dengan perannya dalam proyek Hambalang.
5) Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum (Rp 2,2 miliar)
6) Direktur Utama Dutasari Mahfud Suroso (Rp 28,8 miliar).
7) Lisa Lukitawati. Sebagai Direktur dari CV Rifa Medika
8) Andi Zulkarnain Anwar alias Andi Zulkarnain Mallarengeng alias Choel. Sebagai Presiden
Direktur PR FOX Indonesia.
9) Mantan Ketua Komisi Olahraga DPR Mahyudin (Rp 500 juta).
10) Anggota Badan Anggaran DPR Olly Dondokambey (Rp 2,5 miliar).
11) Mantan Kepala Badan Pertanahan Nasional Joyo Winoto (Rp 3 miliar).
12) Mantan Sekretaris Kementerian Olahraga Wafid Muharam (Rp 6,5 miliar).
13) Muhammad Nazaruddin. Muhammad Nazaruddin dipilih sebagai anggota Banggar DPR
periode 2009-2014 dari Fraksi Partai Demokrat dan pada tahun 2010 diangkat Bendahara
Umum Partai Demokrat.
14) Mantan Direktur Operasi Adhi Karya, Teuku Bagus M. Noor (Rp 4,5 miliar).
15) M Arief Taufiqurahman (sebagai Manajer Pemasaran sekaligus Fasilitator dari Teuku
Bagus Mokhamad Noor)
16) Muhammad Tamzil (Fasilitator dari Teuku Bagus Mokhamad Noor dan M Arief
Taufiqurahman)
17) Indrajaja Manopol ( Sebagai Direktor Operasi)
18) Beberapa pejabat Kementerian Pekerjaan Umum (Rp 135 juta). Saat Menpora dijabat
Andi Alfian Mallarangeng, proyek Hambalang terealisasi. Tender pun dilakukan.
Pemenangnya adalah PT Adhi Karya dan PT Wijaya Karya. Anas Urbaningr um diduga
mengatur pemenangan itu bersama Muhammad Nazaruddin, Angelina Sondakh, dan
teman dekat Anas, Mahfud Suroso. Masalah sertifikasi juga berhasil diselesaikan. 10
Pemenangan dua perusahaan BUMN itu ternyata tidak gratis. PT Dutasari Citralaras
menjadi subkontraktor proyek Hambalang dan mendapat jatah senilai Rp 63 miliar.
Perusahaan yang dipimpin Mahfud itu dikomisarisi oleh Athiyyah Laila, istri Anas. Selain
itu, PT Adhi Karya juga menggelontorkan dana terima kasih senilai Rp 100 miliar.
Setengah dana itu dipakai untuk pemenangan Anas sebagai Ketua Partai Demokrat dan
sisanya dibagi-bagika n oleh Mahfud kepada anggota DPR RI, termasuk kepada Menpora
Andi Mallarangeng. Selain itu, Anas juga mendapatkan gratifikasi berupa mobil Toyota
Harrier dari Nazar. Dari pihak subkontraktor :
1) PT Global Daya Manunggal Mendapat kontrak pekerjaan struktur dan arsitektur asrama
junior dan gedung serba guna senilai Rp 142,4 miliar. Perusahaan ini telah menerima
pembayaran Rp 60,2 miliar. Dari Global dana mengalir ke:
a. Mantan Menteri Olahraga Andi Alifian Mallarangeng (Rp 4 miliar dan US$ 550
ribu).
b. Adik Menpora, Andi Zulkarnain Mallarangeng (Rp 4 miliar).
c. Mantan Kepala Biro Perencanaan Kementerian Olahraga Deddy Kusdinar (Rp 250
juta).
2) PT Dutasari Citralaras Mendapat kontrak pekerjaan mekanikal elektrikal dan
penyambungan listrik PLN senilai Rp 328 miliar. Perusahaan ini telah mendapat
pembayaran Rp 170,3 miliar. Tidak disebutkan aliran dana dari perusahaan milik istri
Anas Urbaningrum, Athiyyah Laila ini.
Daftar Pustaka

Kaskus. (2012), “Kasus Hambalang : Inilah Hasil Audit BPK soal Hambalang.”
https://www.kaskus.co.id/thread/5091be57552acf111700005e/kasus-hambalang---inilah-
hasil-audit-bpk-soal-hambalang/  

Pitaloka,Maharani.2019. Hasil Audit Investigasi BPK terhadap Kasus Hambalan.

Kurniawan.2015. Analisa Kasus Penyimpangan Proyek Pembangunan PusatPendidikan


Pelatihan DanSekolah Olahraga Nasional (P3son) Kementerian Pemuda Dan Olahraga
Ditinjau Dari Aspek Pengelolaan Keuangan  Negar.

Anda mungkin juga menyukai