Anda di halaman 1dari 5

GAMBARAN KINERJA KADER POSYANDU DAN TINGKAT KEPUASAN IBU

BALITA DALAM PELAYANAN POSYANDU MELATI III DI DESA TEGALAN


KECAMATAN KANDAT KABUPATEN KEDIRI

DESCRIPTION OF THE PERFORMANCE OF POSYANDU CADRES AND THE


LEVEL OF MATERNAL SATISFACTION OF MOTHER A TODDLER IN THE
SERVICE OF THE MELATI III POSYANDU IN THE TEGALAN VILLAGE
KANDAT DISTRICT KEDIRI REGENCY
radariska75@gmail.com

Rada Binti Ariska1, Enggar Anggraeni2

Akademi Gizi Karya Husada Kediri

Info Artikel Abstrak

Sejarah Artikel: Salah satu program pusat kesehatan masyarakat yang membutuhkan partisipasi
Diterima 18 Juni 2019 masyarakat adalah posyandu. Terdiri dari 5 meja, meja yang pertama untuk
Disetujui 29 Juni 2019 registrasi, meja kedua untuk penimbangan anak, meja ketiga untuk KMS, meja
Di Publikasi Oktober keempat untuk pendidikan kesehatan, dan yang terakhir untuk imunisasi.
2019 Kenyataannya, realitasi program ini untuk meja pertama, kedua dan ketiga telah
berjalan dengan baik, akan tetapi yang lain tidak tepat. Selain itu kurangnya
Keywords: bervariasi dalam pemberian makanan tambahan untuk balita dapat
Kinerja, Tingkat menyebabkan ketidakpuasan terhadap layanan posyandu. Tujuan dari penelitian
Kepuasan, Kader Balita ini yaitu untuk menganalisis gambaran kinerja kader dan tingkat kepuasan ibu
balita di Posyandu Desa Tegalan diwilayah kerja puskesmas Blabak, Kediri.
Desain penelitian in mengunakan studi Cross Sectional, dilakukan pada 7
Februari sampai 17 Juni 2019. Subyek penelitian berjumlah 62 ibu balita dan 4
kader posyandu. Kinerja kader dinilai oleh bidan desa dan tingkat kepuasan
dinilai oleh ibu balita. Data dikumpulkan dengan observasi dan kuesioner,
kemudian dianalisis dan disajikan dalam bentuk tabulasi. Hasil kinerja kader
sebesar 4 (100%) yang termasuk kategori baik dan hasil tingkat kepuasan ibu
balita sebesar 58 (93,5%) yaitu pada tingkat sangat memuaskan. Kinerja kader
dalam pelayanan posyandu lebih ditingkatkan agar kepuasan masyarakat juga
makin bertambah dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
mengidentifikasi hubungan kinerja kader dengan tingkat kepuasan ibu balita.

Abstract

One of the community health center programs that requires community


participation is posyandu. Consists of five tables, the first table for registration,
the second table for weighing children, the third table for KMS, the fourth table
for health education, and the last for immunization. In fact, the realization of this
program for the first, second and third tables has gone well, but others are not
right. Besides the lack of variety in providing supplementary food for toddlers
can cause dissatifaction with posyandu service. The purpose ofthis study was to
analyze the description of cadre performance and the level of satisfaction of
mother a toddler at the posyandu in the Tegalan village of more inthe working
area of the Blabak, Kediri healt center. The resarch design uses Cross Sectional
study, conduted on February 7 to June 17, 2019. The subjects of the study were
62 mothers and 4 posyandu cadres. Cadre performance was assessed by the
midwife and the level of satisfaction was assessed by the mother of the toddler.
Data was collected by observation and questionnaire, then analyzed and
presented in tabulation form. The cadres performance result were 4 (100%)
which include good categories and the results of the toddlers mothers
satisfaction level were 58 (93,5%) which was at a very satisfying level. The
performance of cadres in posyandu service is improved so that community
satisfaction is also increased and futher research needs to be done to identify the
relationship between cadre performance and the level of satisfaction of toddler
mother.

© 2019 Akademi Gizi Karya Husada Kediri


Alamat korespondensi:
AkademiGizi Karya Husada Kediri, Kediri – East Java , Indonesia ISSN 2442-5478
Email: radariska75@gmail.com

Pendahuluan tambahan penghasilan baik moneter (berupa uang)


Posyandu merupakan salah satu kegiatan atau nonmoneter (bukan uang), yang dapat
dasar untuk memperoleh pelayanan dalam ilmu menanggung keselamatan kader, karena hal ini
kesehatan dan perencanaan keluarga yang dikelola sangat diperlukan oleh bermacam-macam
oleh dan untuk masyarakat, yang diselenggarakan keadaan. Pemberian tambahan penghasilan berupa
oleh kader yang sudah dibimbing dibidang uang, akan dapat menyebabkan masalah, seperti
kesehatan dan perencanaan keluarga. Anggota uang kurang untuk kader, sangat memberi beban
kadernya berasal dari ibu Pemberdayaan pemerintah daerah, uang tidak bisa memfasilitasi
Kesejahteraan Keluarga (PKK), tokoh masyarakat secara baik, dapat berhenti semuanya dan bisa
dan pemudi (Zulkifli, 2003). Angka Kematian Ibu menjadi masalah keirihatian antar kader.
(AKI) dan Angka Kematian Balita (AKB) Memberikan latihan penyegaran, tenaga kesehatan
merupakan prioritas pelayanan yang terdiri dari profesional, sokongan masyarakat serta otoritas
pelayanan Kartu Identitas Anak (KIA), Keluarga pemerintahlah yang mendukung meningkatnya
Berencana (KB), Gizi, Imunisasi dan kinerja kader (Suchitra, 2007). Pemimpin aktif
penanggulangan diare (Depkes RI, 2009). yaitu kader yang selalu menjalankan aktivitas
Beradasarkan data temuan Survei Kehidupan posyandu dan selalu melakukan pekerjaan dan
Keluarga Indonesia (IFLS) pada tahun 1997 bagiannya menjadi kader (Dinkes Tuban, 2005).
sampai tahun 2000, terjadi pengurangan kinerja Hasil kunjungan balita ke posyandu melati
pada posyandu yang mengakibatkan tingkat III di Desa Tegalan Kecamatan Kandat Kabupaten
kepuasan ibu menurun. Dibuktikan bahwa sejak Kediri pada bulan Oktober menentukan apa yang
satu tahun terakhir mengalami penurunan diterima disetujui D / S yaitu 69% dan N / D yaitu 55,1%.
ibu yang membawa anaknya ke posyandu. Dari Sedangkan kunjungan balita pada bulan
data tersebut menyatakan bahwa mengalami November dengan keputusan D / S sebesar 88,7%,
penurunan sebesar 12% terhadap pengguna N / D sebesar 39,6%, N / S dan kunjungan balita
posyandu baik anak laki-laki atau anak perempuan untuk bulan Desember sebesar D / S 81,4% dan N
dalam kurun tahun 1997 sampai tahun 2000 / D 38,5 %. Hasil SKDN dari bulan Oktober
(Strauss et al, 2002). Selain dari peningkatan, hingga Desember untuk D / S meningkat dari 69%
mutu pelayanan posyandu sendiri juga mengalami menjadi 81,4% sehingga hal ini telah memenuhi
penurunan, dengan indikasi ada 14% yang berarti target nasional 80%. Kemudian untuk N / D dari
perkembangan dan rendahnya pemilik Kartu bulan Oktober hingga Desember dengan
Menuju Sehat (KMS) meningkat sampai 24% presentase 55,1% menjadi 38,5% hal ini berarti
dalam rentang waktu yang sama (Tria, 2007). tingkat keberhasilan program dalam kegiatan
Data IFLS yang disponsori menurun pada Upaya Peninjauan Gizi Kurang (UPGK) di
waktu posyandu, meningkatnya pelayanan posyandu memperbaiki penggantian. Hasil survei
kesehatan atau swasta dengan cukup besar yaitu yang dilakukan pada tanggal 29 November 2018
10%. Nilai tersebut memberikan pertimbangan di Posyandu Melati III, desa Tegalan, Kandat,
masyarakat untuk memakai layanan kesehatan Kediri, yang disetujui hanya melayang 4 kader
hanya waktu dibutuhkan yaitu ketika sakit, bukan aktif dalam kegiatan posyandu, sedangkan
untuk memperoleh layanan pemonitoran atau posyandu standar untuk kategori Purnama dan
menambah pengtahuan tentang kesehatan dan gizi Mandiri berjumlah minimal 5 kader. Hasil
seperti yang diperoleh pada saat posyandu. wawancara pada 5 ibu balita di posyandu ini
Pergantian kepentingan seperti ini yang kurang memuaskan tentang pemberian makanan
mengakibatkan posyandu semakin ditinggalkan tambahan yang kurang lengkap dan fasilitas
(Strauss et al, 2002 dalam Tria, 2007). prasarana yang kurang memuaskan para ibu yang
Faktor yang mempengaruhi peningkatan memiliki balita enggan membawa balitanya ke
kinerja adalah insentif (Bhattacharya et al., 2001). posyandu.
Menurut Bhattacharya et al. (2001), tidak ada jenis
Tujuan dari penelitian ini Bagaimana Tabel 1 Distribusi Balita Berdasarkan Jenis
Gambaran Kinerja Kader Posyandu Dan Tingkat Kelamin
Kepuasan Ibu Balita Dalam Pelayanan Posyandu No. Jenis Kelamin Balita n %
Melati III Di DesaTegalan Kecamatan Kandat 1 Laki-laki 32 52
Kabupaten Kediri 2 Permpuan 30 48
Jumlah 62 100
Metode Sumber : Data terolah 2019
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptf Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 62 balita,
yang bertujuan untuk meneliti kinerja kader sebanyak 32 (52%) dengan jenis kelamin laki-laki,
posyandu dan kepuasan ibu balita pengguna sedangkan sebanyak 30 (48%) berjenis kelamin
posyandu Melati III di Desa Tegalan Kecamatan perempuan.
Kandat Kabupaten Kediri. Penelitian ini Jenis kelamin merupakan pembeda antara
menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu laki-laki dengan perempuan secra biologis sejak
waktu dan pengumpulan variable bebas dan terikat seseorang lahir (Hungu, 2007).
dilakukan saat bersamaan. Pada prosedur
pengumpulan data diperoleh dengan cara Data Tingkat Pendidikan Ibu
wawancara dengan aparat desa dan mengutip dari Data tingkat pendidikan ibu yag telah
data monografi desa, wawancara ibu responden, diperoleh pada saat penelitian sebagai berikut :
wawancara dengan kader menggunakan alat bantu Tabel 2 Distribusi Tingkat Pendidikan Ibu
kuesioner Data kinerja kader dalam kegiatan No. Pendidikan N %
posyandu diolah dan disajikan dalam bentuk 1 Tamat SD 8 13
tabulasi, dikategorikan dan dianalisis secara 2 Tamat SMP 20 32
deskriptf 3 Tamat SMA sederajat 27 44
4 PT 7 11
Hasil dan Pembahasan Jumlah
Sumber : Data terolah 2019
Keadaan Geografis Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 62 ibu
Gambaran Umum Desa Tegalan berada dalam balita, sebgian besar tingkat pendidikan ibu balita
wilayah kerja Kecamatan Kandat Kabupaten yaitu tamat SMA sederajat sebesar 27 (44%) dan
Kediri Provinsi Jawa Timur dengan luas wilayah tamat SMP sebesar 20 (32%).
Desa Tegalan yaitu 405,2 ha/m2, yang terdiri dari Pendidikan seorang ibu memiliki peranan
tanah pekarangan, tanah perumahan. Adapun yang sangat berguna untuk memastikan status gizi
batasan-batasan wilayah Desa Tegalan yaitu : balitanya. Semakin tinggi pendidikan ibu maka
Bagian Utara : Desa Pule akan berdampak pada modal sumber daya manusia
Bagian Selatan : Desa Kandat yang memiliki kualitas, karena tingginya
Bagian Timur : Desa Ngletih pendidikan ibu akan berdampak pada status gizi
Bagian Barat : Desa Ringinsari balita yang hasilnya bisa meningkatkan
Desa Tegalan terdiri dari 3 dusun yaitu dusun kesempatan pendidikan balitanya sebagai modal
Tegalan 1, Tegalarum dan Karangtengah dasar meningkatkan sumber daya manusia yang
bernilai (Damanik, et al., 2010).
Keadaan Demografis
1) Data Kependudukan Data Mata Pencaharian
Berdasarkan daftar isian profil Desa Tegalan Data mata pencaharian ibu balita yang telah
Kecamatan Kandat Kabupaten Kediri diperoleh pada saat penelitian sebagai berikut :
mempunyai jumlah penduduk yaitu 4,674 jwa, Tabel 3 Distribusi Mata Pencaharian Ibu Balita
yng terdiridari laki-laki 2,307 jiwadan No. Pekerjaan N %
perempuan 2,367 jwa. 1 Karyawan Swasta/PNS 12 19,3
2) Sarana Kesehatan 2 Buruh Tani 2 3,2
Sarana pelayanan Kesehatan yang adadi Desa 3 Tidak bekerja 48 77,4
Tegalan berupa 6 buah posyandu balita, 3
Total 62 100
posyandu lansia, 1 posbindu, 1 tapos, 2 bidan
Sumber : Data terolah 2019
desa.
Tabel 3 menunjukkan bahwa distribusi
Jumlah kader pada seluruh posyandu di Desa
keluarga berdasarkan jenis pekerjaan ibu. Dari 62
Tegalan yaitu 42 orang dengan jadwal buka
ibu balita terdapat 48 (77,4%) tidak berprofesi
posyandu tiap bulan.
atau sekedar sebagai ibu rumah tangga dan sebesar
12 (19,3%) bekerja sebagai karyawan swasta/PNS.
Data Jenis Kelamin Balita
Ibu yang bekerja diluar rumah tidak bisa
Data jenis kelamin balita yang telah diperoleh
berangkat ke posyandu lantaran kegiatan
pada saat penelitian sebagai berikut :
diposyandu dilaksanakan pada hari dan jam kerja, menambah kualitas fasilitas kesehatan yang
namun ada kemungkinan yang memakai fasilitas berdampak pada lembaga lingkungan kerja dan
pelayanan kesehatan yang lainnya maupun akhirnya berdampak pada keselamatan dan taraf
mempercayakan kepada seseorang supaya dibawa hidup masyarakat (Marthis & Jackson, 2001,
ke posyadu (Tunjungsari, 2012). Ibu yang bekerja Jones, 2002).
tidak memilki waktu longgar yang ada untuk
anaknya terutama di pagi hari, sehingga ibu tidak Data Tingkat Kepuasan Ibu Dalam Pelayanan
bisa mengantar anaknya ke posyandu pada hari Posyandu
dan jam kerja. Apabila tidak ada anggota keluaga Data tingkat kepuasan ibu dalam pelayanan
yang lain sampai-sampai tidak ada yang membawa posyandu yang telah diperoleh pada saat penelitian
balitanya ke posyandu. Ibu yang tidak berprofesi, sebagai berikut :
memiliki waktu longgar yang lebih banyak dalam Tabel 5 Distribusi Tingkat Kepuasan Ibu Dalam
mengasihkan kepedulian kepada balitanya dengan Pelayanan Posyandu
mengantar balitanya ke posyandu (Hasibuan, No. Kepuasan N %
2003:29). 1 Tidak memuaskan 0 0
2 Memuaskan 4 6,5
Data Kinerja Kader 3 Sangat memuaskan 58 93,5
Data kinerja kader yang telah diperoleh pada Total 62 100
saat penelitian sebagai berikut : Sumber : Data terolah 2019
Tabel 4 Distribusi Kinerja Kader Tabel 5 membuktikan bahwa distribusi
No. Kategori N % tingkat kepuasan ibu balita dalam pelayanan
1 Baik 4 100 posyandu rata-rata pada tingkat sangat memuaskan
2 Buruk 0 0 yaitu sebanyak 58 (93,5%). Namun masih terdapat
Total 4 100 beberapa penilaian yang menunjukkan bahwa ibu
Sumber : Data terolah 2019 balita kurang puas seperti pada item penilaian
Tabel 4 membuktikan bahwa hasil penilaian tentang penataan peralatan yang kurang baik,
kinerja kader pada posyandu Melati III termasuk penggunaan alat yang tidak sesuai misalnya
dalam kategori baik sebesar 4 (100%). Namun penggunaan alat ukur tinggi badan yang tidak
masih terdapat beberapa penilaian yang sesuai, dalam menyampaikan pelayanan kurang
menunjukkan bahwa kinerja kader kurang baik. teliti misalnya dalam melakukan penimbangan
Pada point pelaksanaan posyandu yang berjalan kurang teliti dalam membaca angkanya, kader
kurang sistematis seperti penataan peralatan yang kurang baik dalam berkomunikasi dan dalam
kurang sesuai atau tidak berurutan. Selain itu, memberikan informasi yang tidak sesuai dengan
kader posyandu tidak mau melakukan pekerjaan kebutuhan.
yang bukan bagiannya misalnya seperti kader Pelayanan kader posyandu ialah aspek yang
posyandu bagian menimbang balita belum datang banyak mempengaruhi tingkat kepusan ibu balita.
kader yang lainnya tidak mau membantunya Kepuasan yang didapatkan ibu balita menjadi
sehingga ibu balita harus menunggu. salah satu bentuk penilaian atas kinerja suatu
Kader merupakan motivator penghubung posyandu. Tingkat kepuasan ibu balita bisa
antara program dengan masyarakat hingga saat ini diperiksa dari bermacam-macam faktor sebagai
sedang dipercayai keberadaannya dalam apresiasi mengenai pelayanan yang hendak
mendorong keluarga supaya hidup baik yang dibagikan, perilaku hirau kader kepada ibu balita,
diwujudkan melalui penyelenggaraan posyandu, keandalan dan keterampilan, jaminan keamanan
bisa disebutkan bahwa keefektifan suatu posyandu yang diberikan, penampilan fisik kader, kecepatan
sangat dipastikan dengan kinerja kadernya. tanggap kader dalam menanggapi keluhan ibu
Berdasarkan Maier dalam Puspasari (2002) kinerja balita. Konsekuensi jasa yang bagus maka tingkat
merupakan tingkat kesuksesan seseorang dalam kepuasan pelanggan juga semakin meningkat
melakukan peran atau kegiatan. Study referensi (Muninjaya, 2004).
tersebut bisa diceritakan bahwa kinerja kader bisa
diukur berlandaskan perincian perannya, baik pada Penutup
saat hari pelaksanan posyandu atau di luar hari Hasil dan pembahasan penelitian yang
penggunaan posyandu. Baik maupun buruk kinerja dilaksanakan di Desa Tegalan Kecamatan Kandat
disebabkan karena sejumlah hal seperti keahlian Kabupaten Kediri pada tanggal 7 Februari hingga
yang seseorang punya, semangat dan dorongan 17 Juni 2019, maka dapat disimpulkan
yang diperoleh, kemampuan manajer, eksistensi sebagaimana pada gambaran umum Desa Tegalan
kegiatan yang mereka laksanakan, ikatan mereka terletak di wilayah kerja Kecamatan Kandat
dengan lembaga, ketidakseimbangan sistem, kasus Kabupaten Kediri Provinsi Jawa Timur dengan
lingkungan dan keadaan individu dalam luas wilayah Desa Tegalan yaitu 405,2 ha/m2,
yang terdiri dari tanah pekarangan, tanah
perumahan. Desa Tegalan Ada 3 dusun yaitu
Dusun Tegalan 1, Tegalarum dan Karangtengah.
Sedangkan pada gambaran umum responden dari
62 balita sebanyak 32 (52%) dengan jenis kelamin
laki-laki dan sebanyak 30 (48%) berjenis kelamin
perempuan. Sebanyak 27 (44%) pendidikan ibu
balita yaitu tamat SMA, dan sebanyak 20 (32%)
pendidikan ibu balita yaitu tamat SMP, dapat
diberikan rata-rata pendidikan ibu balita cukup.
Jenis pekerjaan ibu balita adalah sebanyak 48
(77,4%) tidak berprofesi atau cuma bekerja
sebagai ibu rumah tangga dan sebanyak 12
(19,3%) bekerja sebagai pegawai rumah
tangga/PNS. Pada kinerja kader dalam kegiatan
posyandu sudah dalam kategori baik yaitu sebesar
4 (100%). Dan tingkat kepuasan ibu balita dalam
kegiatan pelayanan posyandu yaitu sebesar 58
(93,5%) dengan kategori sangat puas.

Anda mungkin juga menyukai