Anda di halaman 1dari 5

ESAI KRITIS

INDONESIA BUBAR TAHUN 2030 DI ANTARA KUASA FIKSI


DAN KUASA POLITISI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester


Mata Kuliah Keterampilan Ekspresif Bahasa dan Sastra Indonesia
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Suyitno, M.Pd

Oleh :
Arief Kurniatama
S841708022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2018
ESAI KRITIS
INDONESIA BUBAR TAHUN 2030 DI ANTARA KUASA FIKSI
DAN KUASA POLITISI

Arief Kurniatama
kurniatama.arief@yahoo.com
Pendidikan Bahasa Indonesia
Universitas Sebelas Maret

Pendahuluan
Pada akhir Maret 2018 yang lalu, pemberitaan Indonesia diramaikan kembali dengan
pernyataan Prabowo yang menyatakan bahwa Indonesia akan bubar tahun 2030. Prabowo
memberikan pernyataan ini pada pidato Konferensi Nasional dan Temu Kader Partai Gerindra.
Beberapa politisi pemerintah memberi tanggapan dengan beraneka ragam. Ada yang
menganggap bahwa pidato Prabowo hanya pengalihan isu, kampanye pencalonan diri untuk
maju sebagai Presiden 2019, peringatan positif bagi Indonesia dan lain sebagainya. Hal ini
malah membuat publik bertanya-tanya, benarkah Indonesia bubar tahun 2030?
Apabila menelusuri lebih detail terkait dengan pernyataan Prabowo, sesungguhnya
Prabowo hanya mengutip pada satu karya fiksi berbentuk novel berjudul “Ghost Fleet” yang
dikarang oleh P.W. Singer dan August Cole. P.W. Singer adalah seorang ilmuwan politik,
sarjana hubungan internasional dan spesialis perang abad ke-21. Sementara itu, August Cole
hanyalah seorang penulis. Novel ini telah diterbitkan pada tahun 2015 yang menceritakan
tentang skenario perang Amareika Serikat melawan Cina dan Rusia.
Di dalam catatan sang penulis novel ini hanyalah fiksi belaka, bukan prediksi atau capaian
tertinggi dari sebuah mimpi yang ditulis oleh penulisnya. Novel ini menyebut beberapa kali nama
“Indonesia” dalam cerita perang antara Cina dan Amerika. Di sinilah letak fenomena yang saat ini
sedang diperbincangkan publik. Namun, perlu diketahui pula pernyataan Prabowo setidaknya
bukanlah bernada negatif untuk mengambil alih kekuasaan negeri melainkan pernyataannya dapat
menjadi penting bilamana negeri ini terus bergantung pada produk Cina (made in China).

Kuasa Fiksi Novel Ghost Fleet


Fiksi merupakan karya naratif yang isinya tidak menyaran pada kebenaran faktual atau
sesuatu yang benar-benar terjadi (Abrams dalam Nurgiyantoro, 2013: 2). Fiksi menceritakan
masalah kehidupan manusia dalam interaksinya dengan lingkungan atau sesama, interaksinya
dengan diri sendiri serta interaksinya dengan Tuhan. Fiksi merupakan hasil dialog,
kontemplasi, dan reaksi pengarang terhadap lingkungan dan kehidupan.
Awal cerita novel Ghost Fleet dimulai dari stasiun luar angkasa internasional atau ISS
yang dimiliki Cina mengambil alih peperangan di dunia siber. Ketika itu Rusia dan Cina yang
bersekutu telah menyatakan perang melawan Amerika Serikat. ISS sendiri terdiri dari dua
bagian, yakni Russian Orbital Segment (ROS) dan bagian USOS (United States Orbital
Segment). Seorang kolonel angkatan udara AS yang sudah lama berkelana di luar angkasa
hendak bertugas di USOS. Dia tidak sadar bahwa ada perubahan geopolitik di bumi dan
alangkah kagetnya ketika dia mendapati pintu ISS disegel oleh rekan kosmonot dari Rusia di
kamar sebelah. Lalu berkata:

“Goodbye, my friend. I am trully sorry. It is orders,” said Vitaly.


("Selamat tinggal temanku. Saya benar-benar minta maaf. Ini adalah perintah,"kata rekan
kosmonot Rusia-nya.) – PW Singer and August Cole hlm. 2

Bukan saja penyegelan pintu ISS, melainkan juga semua jaringan komunikasi area lokal
pun terpaksa lumpuh seketika karena pemasok peralatan militer telah menggunakan chip
komputer buatan Cina yang lebih murah. Inilah awal peperangan di dunia siber.
Pengambilalihan ISS memungkinkan stasiun ruang angkasa China, Tiangong-3, untuk secara
sistematis melumpuhkan setiap satelit komunikasi yang terhubung dengan angkatan bersenjata
AS.
Lalu, di mana posisi Indonesia dalam novel ini sehingga Prabowo Subianto menyebut
negara kita bubar. Penulis tidak secara eksplisit menjelaskan alasan Indonesia bisa terjerumus
dalam peperangan tersebut. Singer dan Cole menceritakan bahwa Indonesia telah menjadi
bekas negara karena terlibat dalam perang timor kedua dan ketika itu masih banyak terdapat
anarkisme.
Ghost Fleet memang tidak sekedar novel fiksi biasa bergenre techno-thriller. Bagi
pembaca luar, novel ini memang tampak begitu Amerika-sentris. Tapi wajar, karena penulis
(PW Singer dan August Cole) adalah orang berkebangsaan Amerika, yang kebetulan bekerja
sebagai konsultan Departemen Pertahanan Amerika Serikat.
Kuasa Politisi Indonesia Menanggapi Novel Ghost Fleet
Politisi sebagai satu elemen dalam negara demokrasi menjadi sorotan utama
dimasyarakat (Agung, 2013: 25). Politisi dapat memberikan pengaruh bagi pertumbuhan suatu
negara. Berikut beberapa politisi menanggapi pernyataan dari pidato Prabowo:
Luhut mengaku tidak mempersoalkan mengenai pernyataan Prabowo. Sebab, pernyataan
tersebut dapat diartikan sebagai bentuk kewaspadaan saja.

"Mengingatkan kita semua supaya kita waspada, jadi tidak boleh geer, enggak boleh
merasa paling hebat. Itu terjadi kalau kemiskinan, ketidakadilan, keamanan tidak
terkendali. Kita lihat terkendali dengan baik. Saya tidak bilang kalau kita steril semua,
tidak ada masalah sana-sini, tapi overall masih di atas rata-rata," papar dia.

Kendati begitu, Luhut meminta agar tidak terlalu mengkhawatirkan akan pernyataan
Prabowo. Sebab Indonesia sudah pernah melewati masa terburuk.

"Kita sudah terjadi pada 1998 begitu parahnya, kita mampu recovery dari situ. Jadi kita
tidak ada alasan kekhawatiran berlebihan, orang mau challenge pemerintahan Jokowi iya
sah saja, namanya upaya," jelas Luhut. (www.merdeka.com)

Namun, ada juga tanggapan politisi yang malah mengarahkan bahwa pernyataan dari pidato
Prabowo lebih pada penebaran pesimisme seperti dalam ungkapan berikut:

Prabowo sebaiknya tak menebar pesimisme kepada masyarakat lewat pidato itu.
Memberi peringatan itu boleh saja, asalkan tidak menebar ketakutan, kata Ace.

“Bacalah data-data faktual dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah akademik,


bukan novel yang bernuansa imajinatif. Memberikan warning itu boleh saja, tapi harus
berangkatnya dari data bukan fiksi. (skalanews.com)

Sebenarnya tidak ada yang kontroversi dari pidato Prabowo tersebut bagi orang-orang
yang mau berpikir dan merenunginya. Tidak ada yang menginginkan NKRI ini bubar dan
dikuasi asing, kecuali penghianat bangsa. Namun jika diamati, betapa banyak elit negara ini
yang tega menjual kekayaan negara kepada asing, serta kebijakan-kebijakannya yang sangat
pro asing. Ketimpangan sosial, hukum, dan ekonomi sangat terlihat jelas, terang benderang.
Jika kondisi ketimpangan ini tidak segera diselesaikan, tentu akan memancing kemarahan dari
masyarakat luas. Bahkan bisa memunculkan gerakan separatis hingga aksi people power.
Kisah negara bubar pun bukan dongeng semata. Bubarnya Uni Soviet dan Yugoslavia
adalah fakta sejarah. Oleh sebab itu, daripada sibuk memelintir tafsir pidato Prabowo tentang
lenyapnya Indonesia tahun 2030, lebih baik seluruh elemen masyarakat, terutama elit bangsa
ini melakukan antisipasi terhadap segala potensi perpecahan. Kita tidak hanya butuh tentara
dan alutsista yang kuat, namun juga kita perlu memperkuat tatanan sosial, ekonomi, hukum,
dan politik. Buat ekonomi membaik, pembangunan merata, akses pendidikan dipermudah,
serta hukum yang berkeadilan.

Penutup
Jika dikaji ulang dan mendalam berdasarkan berita dan pembacaan novel, sesungguhnya
pernyataan Prabowo dan novel Ghost Fleet memiliki hubungan yang baik. Meski begitu
pemahaman masyarakat awan akan berpandang bahwa Prabowo terlalu radikal berpidato
hingga menyinggung masyarakat tentang pernyataan “Indonesia Bubar tahun 2030”.
Setidaknya kita tetap berpikir positif saja bahwa Indonesia akan maju di tahun 2030. Apalagi
pernyataan Jokowi telah meyakinkan masyarakat bahwa peningkatan di ranah ekonomi dapat
menjadi ancang-ancang terbesar Indonesia meraih posisi aman di Asia Tenggara dan dunia.

Daftar Pustaka
Agung, Ivan Muhammad, Masyhuri dan Hidayat. (2013). Dinamika Ketidakpercayaan
terhadap Politisi: Suatu Pendekatan Psikologi Indigenous. Jurnal Psikologi. 9 (1): 25-30.
Defianti, Ika. (2018). Luhut Sempat Tanya Soal Indonesia Bubar Tahun 2030 saat Bertemu
Prabowo. Berita Online merdeka.com. https://www.merdeka.com/politik/luhut-sempat-
tanya-soal-indonesia-bubar-tahun-2030-saat-bertemu-prabowo.html
Nurgiyantoro, Burhan. (2013). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Rizal, Bisma. (2018). Soal Novel Ghost Fleet, Ini Kata Politisi Golkar. Berita Online
skalanews.com. https://skalanews.com/detail/politik/304618-Soal-Novel-Ghost-Fleet-
Ini-Kata-Politisi-Golkar
Singer, P.W. and August Cole. (2015). Ghost Fleet: A Novel of The Next World War. New
York: Harcourt Publishing Company.

Anda mungkin juga menyukai