Analisis Web
Analisis Web
Logo
Disusun oleh:
Nama (NIM)
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Tujuan.....................................................................................................2
1.3 Manfaat...................................................................................................2
BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI.........................................................3
2.1 Sejarah Instansi......................................................................................3
2.2 Visi dan Misi.........................................................................................10
2.2.1 Visi.....................................................................................................10
2.2.2 Misi....................................................................................................10
2.3 Struktur Instansi..................................................................................11
2.4 Deskripsi Tugas Struktur Organisasi.................................................11
BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTEK........................................................13
3.1 Hasil Kerja Praktek.............................................................................13
3.2 Pembahasan..........................................................................................14
3.2.1 Metode PIECES...............................................................................14
3.2.2 Performa (Performance).................................................................15
3.2.3 Informasi (Information)..................................................................16
3.2.4 Ekonomi (Economy)........................................................................19
3.2.5 Pengendalian (Control)....................................................................20
3.2.6 Efisiensi (Efficiency)........................................................................22
3.2.7 Layanan (Service)............................................................................23
BAB IV PENUTUP..............................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................25
i
DAFTAR GAMBAR
ii
iii
1 BAB I
PENDAHULUAN
1
ekonomi, keamanan aplikasi, efisiensi, dan pelayanan pelanggan. Analisis ini
disebut dengan PIECES Analysis (Kinerja, Informasi, Ekonomi, Pengendalian,
Efisiensi dan Pelayanan).
Salah satu alat yang dapat mendukung analisis dengan metode PIECES
adalah Pingdom. Pingdom merupakan alat pengukur kinerja website yang
memungkinkan pengguna untuk memenuhi kinerja dan ketersediaan situs web
secara terus-menerus.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis memilih judul "Analisis
Website Satyagatra Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) Dengan Metode PIECES". Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui sejauh mana kinerja website Satyagatra BKKBN yang dinilai oleh
masyarakat. Dengan menggunakan metode PIECES, analisis yang mendalam
dapat dilakukan terhadap berbagai aspek situs web tersebut. Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan wawasan berharga untuk meningkatkan
pengalaman pengguna serta visibilitas online Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional di tingkat lokal.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan penulisan laporan penelitian ini adalah:
1. Mengembangkan pengetahuan di bidang Teknologi Informasi.
2. Untuk mengetahui tingkat performa website Satyagatra BKKBN dengan
metode PIECES.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari kerja praktek ini adalah untuk menambah referensi dan
dapat menambah informasi dalam upaya analisis website yang dapat membantu
meningkatkan performa website.
2
2 BAB II
GAMBARAN UMUM INSTANSI
3
Pada tahun 1967, PKBI diakui sebagai badan hukum oleh Departemen
Kehakiman. Kelahiran Orde Baru pada waktu itu menyebabkan perkembangan
pesat usaha penerangan dan pelayanan KB di seluruh wilayah tanah air.
Dengan lahirnya Orde Baru pada bulan maret 1966 masalah
kependudukan menjadi fokus perhatian pemerintah yang meninjaunya dari
berbagai perspektif. Perubahan politik berupa kelahiran Orde Baru tersebut
berpengaruh pada perkembangan keluarga berencana di Indonesia. Setelah
simposium Kontrasepsi di Bandung pada bulan Januari 1967 dan Kongres
Nasional I PKBI di Jakarta pada tanggal 25 Februari 1967.
4
Selanjutnya pada tanggal 7 September 1968 Presiden mengeluarkan
Instruksi Presiden No. 26 tahun 1968 kepada Menteri Kesejahteraan Rakyat, yang
isinya antara lain:
a) Membimbing, mengkoordinir serta mengawasi segala aspirasi yang ada di
dalam masyarakat di bidang Keluarga Berencana.
b) Mengusahakan segala terbentuknya suatu Badan atau Lembaga yang dapat
menghimpun segala kegiatan di bidang Keluarga Berencana, serta terdiri atas
unsur Pemerintah dan masyarakat.
Berdasarkan Instruksi Presiden tersebut Menkesra pada tanggal 11 Oktober
1968 mengeluarkan Surat Keputusan No. 35/KPTS/Kesra/X/1968 tentang
Pembentukan Tim yang akan mengadakan persiapan bagi Pembentukan Lembaga
Keluarga Berencana. Setelah melalui pertemuan-pertemuan Menkesra dengan
beberapa menteri lainnya serta tokoh-tokoh masyarakat yang terlibat dalam usaha
KB, Maka pada tanggal 17 Oktober 1968 dibentuk Lembaga Keluarga Berencana
Nasional (LKBN) dengan Surat Keputusan No. 36/KPTS/Kesra/X/1968.
Lembanga ini statusnya adalah sebagai Lembaga Semi Pemerintah.
5
Periode Pelita II (1974-1979)
Pada masa Kabinet Pembangunan IV ini dilantik Prof. Dr. Haryono Suyono
sebagai Kepala BKKBN menggantikan dr. Suwardjono Suryaningrat yang dilantik
sebagai Menteri Kesehatan. Pada masa ini juga muncul pendekatan baru antara
6
lain melalui Pendekatan koordinasi aktif, penyelenggaraan KB oleh pemerintah
dan masyarakat lebih disinkronkan pelaksanaannya melalui koordinasi aktif
tersebut ditingkatkan menjadi koordinasi aktif dengan peran ganda, yaitu selain
sebagai dinamisator juga sebagai fasilitator. Disamping itu, dikembangkan pula
strategi pembagian wilayah guna mengimbangi laju kecepatan program. Pada
periode ini juga secara resmi KB Mandiri mulai dicanangkan pada tanggal 28
Januari 1987 oleh Presiden Soeharto dalam acara penerimaan peserta KB Lestari
di Taman Mini Indonesia Indah. Program KB Mandiri dipopulerkan dengan
kampanye LIngkaran Biru (LIBI) yang bertujuan memperkenalkan tempat-tempat
pelayanan dengan logo Lingkaran Biru KB.
Pada masa Pelita V, Kepala BKKBN masih dijabat oleh Prof. Dr. Haryono
Suyono. Pada periode ini gerakan KB terus berupaya meningkatkan kualitas
petugas dan sumberdaya manusia dan pelayanan KB. Oleh karena itu, kemudian
diluncurkan strategi baru yaitu Kampanye Lingkaran Emas (LIMAS). Jenis
kontrasepsi yang ditawarkan pada LIBI masih sangat terbatas, maka untuk
pelayanan KB LIMAS ini ditawarkan lebih banyak lagi jenis kontrasepsi, yaitu
ada 16 jenis kontrepsi.
Pada periode ini ditetapkan UU No. 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, dan Garis-Garis Besar
Haluan Negara (GBHN) 1993 khususnya sub sector Keluarga Sejahtera dan
Kependudukan, maka kebijaksanaan dan strategi gerakan KB nasional diadakan
untuk mewujudkan keluarga Kecil yang sejahtera melalui penundaan usia
perkawinan, penjarangan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga dan
peningkatan kesejahteraan keluarga.
7
nasional. Dalam Kabinet Pembangunan VI sejak tanggal 19 Maret 1993 sampai
dengan 19 Maret 1998, Prof. Dr. Haryono Suyono ditetapkan sebagai Menteri
Negara Kependudukan/Kepala BKKBN, sebagai awal dibentuknya BKKBN
setingkat Kementerian.
Pada tangal 16 Maret 1998, Prof. Dr. Haryono Suyono diangkat menjadi
Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan
merangkap sebagai Kepala BKKBN. Dua bulan berselang dengan terjadinya
erakan reformasi, maka Kabinet Pembangunan VI mengalami perubahan menjadi
Kabinet Reformasi Pembangunan Pada tanggal 21 Mei 1998, Prof. Haryono
Suyono menjadi Menteri Koordinator Bidang Kesra dan Pengentasan
Kemiskinan, sedangkan Kepala BKKBN dijabat oleh Prof. Dr. Ida Bagus Oka
sekaligus menjadi Menteri Kependudukan.
8
merupakan tahun pertama Keluarga Berencana Nasional dalam era desentralisasi.
Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga, yang telah disahkan pada tanggal 29 Oktober 2009,
berimplikasi terhadap perubahan kelembagaan, visi, dan misi BKKBN.
Undang-Undang tersebut mengamanatkan perubahan kelembagaan BKKBN
yang semula adalah Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional menjadi
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Visi BKKBN adalah
“Penduduk Tumbuh Seimbang 2015” dengan misi “mewujudkan pembangunan
yang berwawasan kependudukan dan mewujudkan keluarga kecil bahagia
sejahtera”. Untuk mencapai visi dan misi tersebut, BKKBN mempunyai tugas dan
fungsi untuk melaksanakan pengendalian penduduk dan penyelenggaraan
keluarga berencana sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 56 Undang-Undang
tersebut di atas.
Dalam rangka pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga
berencana di daerah, pemerintah daerah membentuk Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Daerah yang selanjutnya disingkat BKKBD di tingkat
provinsi dan kabupaten dan kota yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
memiliki hubungan fungsional dengan BKKBN (pasal 54 ayat 1 dan 2). Peran dan
fungsi baru BKKBN diperkuat dengan adanya Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun
2013 tentang Perubahan Ketujuh Atas Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun
2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan
Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian; Peraturan Kepala BKKBN
Nomor 82/PER/B5/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi dan Peraturan Kepala
BKKBN Nomor 92/PER/B5/2011 tentang Organisasi Tata Kerja Balai Pendidikan
dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana, sehingga perlu dilakukan
perubahan/penyesuaian terhadap Renstra BKKBN tentang Pembangunan 8
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Tahun 2010-2014 meliputi
penyesuaian untuk beberapa kegiatan prioritas dan indikator kinerjanya.
Pasca Reformasi Kepala BKKBN telah mengalami beberapa pergantian.
Pada Periode Kabinet Persatuan Indonesia, Kepala BKKBN dirangkap oleh
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan yang dijabat oleh Khofifah Indar
9
Parawansa. Setelah itu digantikan oleh Prof. Dr. Yaumil C. Agoes Achir pada
tahun 2001 dan meninggal dunia pada akhir 2003 akibat penyakit kanker dan yang
kemudian terjadi kekosongan.
Pada tanggal 10 November 2003, Kepala Litbangkes Departemen
Kesehatan dr. Sumarjati Arjoso, SKM dilantik menjadi Kepala BKKBN oleh
Menteri Kesehatan Ahmad Sujudi sampai beliau memasuki masa pensiun pada
tahun 2006. Setelah itu digantikan oleh Dr. Sugiri Syarief, MPA yang dilantik
sebagai Kepala BKKBN pada tanggal 24 Nopember 2006. Sebagai tindak lanjut
dari UU 52/2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarha Sejahtera, di mana BKKBN kemudian direstrukturisasi menjadi badan
kependudukan, bukan lagi badan koordinasi, maka pada tanggal 27 September
2011 Kepala BKKBN, Dr. dr. Sugiri Syarief, MPA akhirnya dilantik sebagai
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN).
Pada tanggal 13 Juni 2013 akhirnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
menetapkan mantan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Fasli Jalal
sebagai Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN).
10
2. Menyediakan data keluarga by name by address berbasis teknologi
informasi (IT)
3. Penyebarluasan data dan informasi kependudukan, Keluarga Berencana
dan Pembangunan Keluarga
11
4. Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga
Tugas Pokok : Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis di
bidang keluarga keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga.
5. Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi
Tugas Pokok : Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis di
bidang advokasi dan penggerakan serta komunikasi, informasi dan edukasi
pengendalian penduduk, keluarga berencana dan kesehatan reproduksi,
serta keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga.
6. Bidang Pelatihan dan Pengembangan
Tugas Pokok : Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis di
bidang pelatihan, penelitian dan pengembangan pengendalian penduduk,
keluarga berencana dan kesehatan reproduksi serta keluarga sejahtera dan
pemberdayaan keluarga.
12
3 BAB III
KEGIATAN KERJA PRAKTEK
13
3.2 Pembahasan
3.2.1 Metode PIECES
Dalam metode PIECES, terdapat enam variabel evaluasi yang digunakan,
yaitu Performa, Informasi/Data, Ekonomi, Pengendalian/Keamanan, Efisiensi,
dan Layanan. Berikut adalah penjelasan singkat dari masing-masing variabel:
1. Performa (performance): Evaluasi dilakukan untuk menentukan apakah
proses atau prosedur yang sedang berlangsung dapat meningkatkan
kinerjanya. Kinerja diukur berdasarkan throughput, yaitu jumlah
pekerjaan/output/deliverables yang dapat dilakukan/dihasilkan dalam
waktu tertentu, dan response time, yaitu waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan serangkaian kegiatan guna menghasilkan
output/deliverables tertentu.
2. Informasi (information): Evaluasi bertujuan untuk menentukan apakah
prosedur yang ada masih dapat ditingkatkan agar kualitas informasi yang
dihasilkan menjadi lebih baik. Kualitas informasi yang lebih baik
mencakup aspek-aspek seperti relevansi, akurasi, kehandalan,
kelengkapan, dan keterpakaian waktu penyajian.
3. Ekonomi (economy): Evaluasi dilakukan untuk menentukan apakah
prosedur yang ada masih dapat meningkatkan manfaatnya (nilai gunanya)
atau menurunkan biaya penyelenggaraannya.
4. Pengendalian/Keamanan (Control): Evaluasi bertujuan untuk menentukan
apakah prosedur yang ada masih dapat ditingkatkan untuk meningkatkan
kualitas pengendalian dan kemampuannya dalam mendeteksi
kesalahan/kecurangan.
5. Efisiensi (Efficiency): Evaluasi dilakukan untuk menentukan apakah
prosedur yang ada masih dapat diperbaiki guna mencapai peningkatan
efisiensi operasional.
6. Layanan (Service): Evaluasi bertujuan untuk menentukan apakah prosedur
yang ada masih dapat diperbaiki dalam kemampuannya untuk mencapai
peningkatan kualitas layanan yang diberikan kepada pengguna.
14
3.2.2 Performa (Performance)
Analisis kinerja bertujuan untuk mengetahui seberapa baik sebuah sistem
beroperasi, apakah telah sesuai dengan harapan atau telah mencapai tujuan yang
diinginkan. Kinerja suatu sistem diukur berdasarkan jumlah produksi dan waktu
tanggap. Salah satu aspek yang sering diabaikan oleh pengembang web adalah
kecepatan loading sebuah website. Banyak website yang memiliki desain menarik
namun memerlukan waktu loading yang cukup lama. Untuk mengatasi hal ini,
diperlukan alat untuk menguji dan mengukur kinerja website yang telah dibuat.
Sebagai bagian dari analisis kecepatan loading website Satyagatra BKKBN,
penulis menggunakan alat bernama Pingdom dari situs
https://tools.pingdom.com/.
Salah satu keunggulan Pingdom terletak pada analisisnya yang stabil
dengan tingkat konsistensi pengukuran yang baik. Selain itu, Pingdom juga
memberikan penilaian (grade) beserta skornya. Semakin cepat loading website
kita, semakin tinggi pula nilai grade dan skornya. Penilaian dilakukan secara
kualitatif dengan huruf A, B, C, D, E, atau F, sementara skornya dinyatakan secara
kuantitatif dengan angka. Selain itu, hasil analisis Pingdom juga menyertakan data
tentang waktu loading halaman, total ukuran halaman, dan total jumlah
permintaan. Semakin kecil angkanya, semakin cepat kecepatan blog kita. Hasil
pengukuran waktu loading pada website Satyagatra BKKBN menggunakan
Pingdom dapat dilihat pada gambar.
Hasil yang diperoleh dari pengukuran Pingdom menggunakan Grade
Kecepatan Halaman dengan metode kinerja, yang merupakan bagian dari metode
PIECES. Hasil yang diberikan untuk website Satyagatra BKKBN adalah nilai
dengan skor 90. Kecepatan dalam mengakses website tersebut adalah 751ms
dengan total Ukuran Halaman: 2,4 Kb dan Request: 2. Berdasarkan hasil
pengukuran ini, dapat disimpulkan bahwa kecepatan loading website Satyagatra
BKKBN belum masuk dalam kategori baik karena masih mendapatkan nilai A.
15
Gambar 4.1. Hasil test dengan Pingdom.
16
Gambar 4.2. Daftar berita website Satyagatra BKKBN.
17
Selain itu, berita yang disajikan tidak selalu terkini, sehingga kurang
memenuhi standar kebaruan. Informasi yang tidak diperbaharui secara teratur
dapat mengurangi daya tarik dan nilai informatif situs web bagi pengguna yang
menginginkan informasi terkini dan relevan. Hal ini juga dapat mengurangi
kepercayaan pengguna terhadap keandalan dan kredibilitas informasi yang
disajikan oleh situs web.
Meskipun demikian, berita yang saat ini tersedia masih relevan dengan
kebutuhan pengguna, sehingga tetap memberikan manfaat bagi mereka yang
mencari informasi terkait lembaga pembangunan ini. Kesesuaian informasi
dengan kebutuhan pengguna adalah faktor penting dalam menilai kualitas suatu
situs web, dan kenyataan bahwa berita yang disajikan masih relevan menunjukkan
bahwa situs web ini masih memberikan nilai dengan menyediakan informasi yang
bermanfaat.
18
dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna dan meningkatkan kepercayaan
publik terhadap lembaga Satyagatra BKKBN.
19
layanan publik, situs web ini memfasilitasi interaksi antara masyarakat dan
instansi, sehingga memperkuat hubungan antara keduanya. Hal ini dapat
membantu dalam meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam kegiatan dan
program yang dilaksanakan oleh Satyagatra BKKBN.
Dalam konteks ekonomi, meningkatnya efisiensi dan efektivitas
penggunaan dana publik menjadi sangat penting. Dengan menyediakan layanan
bantuan dan informasi secara mudah dan murah melalui situs web, Satyagatra
BKKBN dapat lebih efisien dalam menggunakan anggaran yang dimilikinya.
Selain itu, penggunaan teknologi informasi untuk menyediakan layanan publik
juga dapat membantu mengurangi biaya operasional yang terkait dengan
penyediaan layanan secara konvensional.
Dengan demikian, analisis ekonomi terhadap situs web Satyagatra
BKKBN menunjukkan bahwa penggunaan teknologi informasi telah memberikan
kontribusi positif dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan dana
publik. Namun, tetap diperlukan upaya untuk terus memperbaiki dan
mengembangkan situs web agar dapat memberikan layanan yang lebih baik dan
lebih efisien bagi masyarakat.
20
analisis keamanan website menjadi aspek penting dalam menjaga stabilitas dan
kepercayaan terhadap instansi atau organisasi secara keseluruhan.
Gambar 4.6. Hasil test Sucuri Sitecheck pada website Satyagatra BKKBN.
Dari hasil analisis yang terlihat dalam gambar, disimpulkan bahwa website
Satyagatra BKKBN aman untuk dikunjungi karena tidak ada tanda-tanda malware
dan situs tersebut tidak terdaftar dalam daftar hitam. Namun meskipun begitu
website BKKBN Jakart terdeteksi bahwa tidak memiliki TLS didalamnya. TLS
merupakan protokol komunikasi yang mengenkripsi data antara server, aplikasi,
pengguna, dan sistem. Meskipun begitu, website Satyagatra BKKBN masih tetap
memiki protokol enkripsi data yang terbaru yaitu SSL.
21
Gambar 4.7. Tampilan pengendalian request website Satyagatra BKKBN.
22
3.2.7 Layanan (Service)
Analisis pelayanan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas layanan
yang dihasilkan oleh suatu sistem. Sistem yang diterapkan saat ini bertujuan untuk
meningkatkan kinerja layanan dalam menyampaikan informasi kepada pengguna
tanpa terbatas oleh ruang dan waktu, serta memastikan informasi dapat diterima
dengan optimal.
23
4 BAB IV
PENUTUP
24
5 DAFTAR PUSTAKA
Akgül, Y., Uymaz, A. O., & Baba, A. (2023). Accessibility, usability, readability,
and security analysis of company websites.
Laksono, C., & Wibowo, S. (2014). Analisis Website KPU Provinsi Jawa Tengah
Dengan Metode PIECES. Academia. edu.
Ragil, W. (2017, January 17). Metode Analisa Sistem. Diakses pada 4 September
2020, dari Metode PIECES: https://pelajarindo.com/pengertian-
analisispieces-contoh/
Yason, S., & Yunus, A. (2022). Analisis performa website Sclean menggunakan
Pingdom Tools dan Page Speed Insights. Kharisma Tech, 17(1), 113-124.
25
BKKBN. (2024, March 24). Sejarah BKKBN. Diakses pada 24 Maret 2024, dari
Sejarah BKKBN: http://www.BKKBN.go.id.
26