Anda di halaman 1dari 29

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................. 1
DAFTAR TABEL......................................................................................... 2
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 4
A. Latar Belakang................................................................................. 4
B. Tujuan Aktualisasi............................................................................ 5
C. Manfaat Aktualisasi.......................................................................... 6
D. Ruang Lingkup................................................................................. 6
BAB II NILAI-NILAI MATA PELATIHAN............................................ 7
A. Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS......................................................... 7
1. Akuntabilitas................................................................................ 7
2. Nasionalisme................................................................................ 8
3. Etika Publik.................................................................................. 9
4. Komitmen Mutu........................................................................... 10
5. Anti Korupsi................................................................................. 11
B. Peran dan Kedudukan ASN.............................................................. 12
1. whole of Government................................................................... 12
2. Pelayanan Publik.......................................................................... 13
3. Manajemen ASN.......................................................................... 15
BAB III PENETAPAN ISU DAN RANCANGAN AKTUALISASI........ 17
A. Deskripsi Organisasi........................................................................ 17
B. Deskripsi Isu..................................................................................... 18
C. Analisis Isu....................................................................................... 20
D. Matriks Rancangan Aktualisasi....................................................... 21
E. Jadwal Kegiatan Aktualisasi............................................................. 28
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 29

1
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Analisis Kualitas Isu dengan menggunakan Alat Analisis USG ............... 20

2. Matriks Rancangan Aktualisasi.................................................................. 21

3. Jadwal Kegiatan Aktualisasi...................................................................... 28

2
DAFTAR GAMBAR
Tabel Halaman
1. Peta Wilayah Puskesmas Barana................................................................ 17

2. Struktur Organisasi Puskesmas Baran........................................................ 18

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemakmuran suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya
manusia dan kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh kesehatan
masyarakatnya. Kualitas kesehatan erat kaitannya dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Perkembangan teknologi di era globalisasi ini terjadi
di berbagai bidang, salah satunya di bidang kesehatan yakni dengan munculnya
berbagai macam peralatan teknologi canggih yang dapat meningkatkan motivasi
kerja dan kinerja petugas kesehatannya.
Teknologi di era globlalisasi khususnya teknologi komputer telah
menghasilkan informasi yang lebih cepat, akurat, dan lebih relevan. Hal ini
diwujudkan melalui penggunaan sistem absensi biometrik sidik jari (finger print).
Tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi informasi telah menjadi kebutuhan
sekaligus persyaratan bagi sebuah organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang
diinginkan.
Dalam rangka meningkatkan citra, kerja dan kinerja organisasi kearah
profenionalisme dan menunjang terciptanya pemerintahan yang baik, perlu adanya
penyatuan arah dan pandangan bagi pegawai pemerintah yang dapat dipergunakan
sebagai pedoman atau acuan dalam rnelaksanakan tugas. Selain itu, pendisiplinan
pegawai juga sangat perlu untuk rneningkatkan citra, kerja, dan kinerja pegawai.
Pendisiplinan adalah usaha-usaha untuk menanamkan nilai ataupun pemaksaan
agar subjek mampu untuk menaati peraturan. Pendisiplinan ini bukan hanya
ditujukan kepada pegawai negeri sipil saja, akan tetapi kepada semua petugas yang
bekerja di dalam organisasi tersebut.
Berkaitan dengan kedisiplinan ini sejak tahun 1970-an, beberapa
perusahaan sedikitnya sepuluh negara di dunia sudah menggunakan teknologi ini.
Efisiensi ini menjadi dasar penggunaan sistem identifikasi sidik jari di perusahaan
atau instansi, alat ini mendorong perusahaan untuk menghemat waktu, tenaga,

4
sekaligus menjamin keamanan. Finger print merupakan salah satu bentuk cetakan
yang menggunakan karakteristik fisik seseorang untuk mengidentifikasi.
Penggunaan sistem absensi finger print akan mengurangi masalah-masalah yang
ditimbulkan oleh penggunaan sistem absensi manual. Dengan adanya sistem
absensi biometrik finger print, tingkat kecurangan yang sering terjadi seperti
manipulasi data dan penitipan absensi dapat dikurangi1.
Menurut Flippo (2001) di dalam Supriyanto (2010), dijelaskan tentang
masalah-masalah kepegawaian yang ada di antaranya tingginya tingkat absensi
dan tingginya tingkat keterlambatan jam kerja. Jika suatu perusahaan tingkat
absensinya tinggi kemungkinan kinerja karyawan juga rendah karena target
perusahaan sulit tercapai. Tingginya tingkat absensi mengakibatkan banyak
kegiatan di perusahaan menjadi terhambat dan berpengaruh terhadap kinerja
karyawan secara keseluruhan2.
Sistem absensi di Puskesmas Barana pada dasarnya sudah menggunakan
teknologi biometrik finger print, namun hanya digunakan oleh Pegawai Negeri
Sipil saja. Sedangkan petugas kesehatan dalam hal ini tenaga honorer, nugsus dan
tenaga Nusantara Sehat (NS), masih menggunakan sistem konvensional atau
sistem manual. Oleh karena itu, melalui aktualisasi ini penting untuk melakukan
“Optimalisasi sistem absensi Tenaga Honorer, Nugsus, dan tenaga Nusantara
Sehat dengan menggunakan teknologi biometrik finger print”.

B. Tujuan Aktualisasi
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari rancangan aktualisasi ini yaitu untuk
mengoptimalkan sistem absensi Tenaga Honorer, nugsus, dan tenaga Nusantara
Sehat dengan menggunakan teknologi biometrik finger print.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan aktualisasi dan
habituasi yaitu agar peserta pelatihan dasar mampu:

5
a. Melaksanakan persiapan optimalisasi sistem absensi tenaga honorer, nugsus
dan tenaga NS dengan menggunakan teknologi biometrik finger print;
b. Mengumpulkan data-data tenaga honorer, nugsus dan tenaga NS;
c. Menginput data tenaga honorer, nugsus, dan tenaga NS ke dalam mesin
biometrik finger print;
d. Monitoring sistem absensi tenaga honorer, nugsus, dan tenaga NS

C. Manfaat Aktualisasi
Adapun manfaat aktualisasi dan habituasi ini, meliputi:
1. Mewujudkan akuntabilitas dalam melaksanakan tugas dan jabatannya;
2. Mengedepankan kepentingan umum dalam pelaksanaan tugas dan jabatannya;
3. Menjunjung tinggi standar etika publik dalam pelaksanaan tugas dan
jabatannya;
4. Mewujudkan inovasi untuk peningkatan mutu pelaksanaan tugas dan jabatan;
5. Mendukung program anti korupsi yang diimplementasikan di tempat habituasi;
dan
6. Sebagai ASN turut berperan dalam Whole of government (WoG) serta
meningkatkan pelayanan publik yang turut berkontribusi dengan visi misi
organisasi.

D. Ruang Lingkup
Proses penulisan rancangan aktualisasi ini berdasar pada kegiatan yang
mengimplementasikan nilai-nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti korupsi serta nilai Pelayanan Publik, Manajemen
Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Whole of Government (WOG). Kegiatan
rancangan aktualisasi dan habituasi ini akan dilaksanakan di Puskesmas Barana
Kabupaten Jeneponto. Aktualisasi dilaksanakan selama 30 hari kerja di Puskesmas
Barana Kabupaten Jeneponto.

6
BAB II
NILAI-NILAI MATA PELATIHAN

A. Nilai-nilai Dasar Profesi PNS


Pembelajaran ini dimaksudkan untuk membekali peserta dengan nilai-nilai
dasar yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas jabatan ASN secara profesional
sebagai pelayan masyarakat yang meliputi kemampuan: berakuntabilitas,
mengedepankan kepentingan nasional, menjunjung tinggi standar etika publik,
berinovasi untuk peningkatan mutu pelaksanaan tugas jabatannya, dan tidak
korupsi dan mendorong percepatan pemberantasan korupsi di lingkungan
instansinya.
Kemampuan tersebut diperoleh melalui pembelajaran mata Pelatihan
Akuntabilitas ASN, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi. Setelah mempelajari mata Pelatihan tersebut, peserta melakukan studi
lapangan dengan tujuan untuk memperkuat pemahaman terhadap pembelajaran
internalisasi Nilai-Nilai Dasar ASN.
Adapun penjabaran masing masing nilai tersebut adalah sebagai berikut:
1. Akuntabilitas
Akuntanbilitas adalah kewajiban individu/pegawai atau kelompok untuk
memberikan pertanggungjawaban hasil yang dicapai sesuai yang diamanatkan.
Aspek-aspek akuntabilitas mencakup beberapa hal berikut yaitu sebuah
hubungan atas bawah, berorientasi pada hasil, membutuhkan adanya laporan,
memerlukan konsekuensi, dan memperbaiki kinerja.
Fungsi dari akuntabilitas itu sendiri ada 3 yaitu untuk menyediakan
kontrol demokratis, untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan,
serta untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas. Dalam birokrasi Indonesia,
mekanisme akuntabilitas harus terdapat alat untuk mewujudkannya yaitu
perencanaan strategis, kontrak kinerja, dan laporan kinerja.

7
Akuntabilitas bagi ASN sendiri harus memenuhi 3 hal terkait
kompetensi, komitmen, dan konsistensi. Untuk mewujudkannya, ASN harus
menciptakan accountability framework yang diawali dengan menentukan tujuan
serta tanggung jawab, membuat perencanaan, melakukan implementasi
monitoring kemajuan, membuat laporan secara lengkap terperinci, dan terakhir
ialah melakukan evaluasi dengan mempertimbangkan saran-saran yang
membangun.
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai
pancasila.Sebagai pelayan publik, setiap pegawai ASN senantiasa bersikap adil
dan tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan masyarakat. Adapun
kaitan antara nasionalisme dan peran seorang ASN terletak pada fungsinya
sebagai perekat dan pemersatu bangsa dan negara.
Nilai-nilai dasar nasionalisme profesi ASN antara lain:
a. Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, bertakwa merupakan indikator yang
mencerminkan perwujudan sila pertama Pancasila yang menitikberatkan
pada ketaatan umat beragama dalam menjalankan segala perintah dan
menjauhi segala larangan dalam agamanya. Melakukan segala sesuatu
disandarkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, khususnya dalam melaksanakan
sebagai ASN agar meningkatkan etos kerja.
b. Nilai-nilai kemanusiaan dalam masyarakat Indonesia, perlakuan yang adil,
mempersamakan martabat manusia tanpa membeda-bedakan, saling
menghargai dan menghormati. Sebagai ASN memberikan pelayanan kepada
masyarakat tanpa membeda-bedakan.
c. Nilai persatuan Indonesia, semangat gotong-royong, kebersamaan, senasib
dan sepenanggungan.
d. Nilai Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan, dalam
Permusyawaratan Perwakilan Memutuskan sesuatu melalui jalan

8
musyawarah untuk mendapatkan kemufakatan tanpa ada pemaksaan dalam
menerima pendapat.
e. Nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, sikap memperlakukan
publik secara adil tanpa memandang status sosial, agama, ras, etnik dan
sebagainya.
f. Kerja keras, artinya pantang menyerah, gigih dan selalu mengerahkan segala
macam bentuk daya dan upaya dalam melakukan sesuatu.
g. Disiplin, berarti taat atau patuh terhadap tata tertib atau peraturan yang
berlaku.
h. Tidak diskriminatif, tidak membatasi, tidak melecehkan, atau tidak
mengucilkan orang lain berdasarkan pada pembedaan manusia atas dasar
agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi,
jenis kelamin, bahasa dan keyakinan politik.
i. Cinta tanah air, perasaan yang kuat akan rasa memiliki tanah dan seluruh
tumpah darah Indonesia.
j. Rela berkorban, sikap yang mencerminkan adanya kesediaan memberikan
sesuatu yang dimiliki untuk orang lain atau suatu kelompok kerja, walaupun
akan menimbulkan kehilangan atau penderitaan terhadap diri sendiri.
3. Etika Publik
Etika merupakan refleksi atas baik/buruk, benar atau salah yang harus
dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau yang benar. Sedangkan
setika publik merupakan refleksi tentang standar atau norma yang menentukan
baik atau buruk, benar atau salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahakan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab
pelayanan publik.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-undang
ASN:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Indonesia;
b. Setia dan mempertahankan UUD 1945;

9
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah;
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama;
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan;
n. Meningkatkan efektifitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu memuat 3 aspek utama yakni efektifitas, efisiensi dan
inovasi. Efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian targetyang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlahmaupun mutu hasil kerja. Sedangkan
efisiensi merupakan tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumberdaya dan
bagaimana pekerjaan dilaksanakan, sehingga tidak terjadi pemborosan
sumberdaya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur, dan mekanisme
yang ke luar alur. Sedangkan esensi inovasi adalah perubahan. Perubahan bisa
berhubungandengan desain, model, bentuk, warna, spesifikasi,ukuran (size),
kecepatan layanan, cara melayani, danmutunya.
Apapun perubahannya, targetnya adalah untuk memberikan kepuasan
kepada pelanggan. Kepuasan pelanggan tetap menjadi fokus inovasi dantarget
perubahan. Nilai-nilai dasar orientasi mutu adalah sebagai berikut:
a. Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan customers;

10
b. Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan memelihara
agar customer tetap setia;
c. Menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggi:
d. Tanpa cacat, tanpa kesalahan, dan tidak ada pemborosan;
e. Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan dengan
pergeseran tuntutan kebutuhan customer/ clients maupun perkembangan
teknologi;
f. Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam pemecahan masalah
dan pengambilan keputusan;
g. Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai cara,
antara lain: pendidikan, pelatihan, pengembangan ide kreatif, kolaborasi, dan
benchmark.
Setelah mempelajari mata pelatihan tersebut, peserta melakukan studi
lapangan dengan tujuan untuk memperkuat pemahaman terhadap pembelajaran
internalisasi Nilai-Nilai Dasar PNS.
5. Anti Korupsi
Korupsi adalah perilaku pejabat publik, politikus atau pegawai negeri
yang secara tidak wajar dan ilegal memperkaya diri atau memperkaya orang-
orang di dekatnya dengan jalan menyalahgunakan kekuasaan publik yang
dipercayakan kepada mereka.
Olehnya itu, perlu ditanamkan kesadaran menyeluruh pada setiap
individu untuk mencegah prilaku korupsi dengan memegang komitmen
integritas.
Adapun nilai anti korupsi sebagai berikut :
a. Jujur, mengatakan dengan apa adanya tanpa ada pengurangan atau
melebihkan dari apa yang didengar, dibuat, dan dilihat.
b. Peduli, sebuah sikap keberpihakan kita untuk melibatkan diri dalam
persoalan, keadaan atau kondisi yang terjadi di sekitar kita. Orang-

11
orang peduliadalah mereka yang terpanggil melakukan sesuatu dalam rangka
memberi inspirasi, perubahan, kebaikan kepada lingkungan di sekitarnya.
c. Mandiri, sikap untuk tidak menggantungkan keputusan kepada orang lain.
Independen, tanpa ada tekanan dari pihak manapun juga.
d. Disiplin,  taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya merupakan
tanggung jawabnya.
e. Berani, mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam
menghadapi bahaya, kesulitan, dsb.
f. Kerja keras, kegiatan yang dikerjakan secara sungguh-sungguh tanpa
mengenal lelah atau berhenti sebelum target kerja tercapai dan selalu
mengutamakan atau memperhatikan kepuasan hasil pada setiap kegiatan
yang dilakukan.
g. Tanggung jawab, wajib menanggung segala sesuatu, sehingga berkewajiban
menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya atau
memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
h. Sederhana, membebaskan segala ikatan yang tidak di perlukan. Berbeda
dengan kemiskinan, kesederhanaan merupakan suatu pilahan, keputusan
untuk menjalani hidup yang berfokus pada apa yang benar-benar berarti.
i. Adil, selalu bersikap imparsial, suatu sikap yang tidak memihak kecuali
kepada kebenaran.

B. Peran dan Kedudukan ASN


1. Whole Of Goverment
WoG (Whole of Government) didefinisikan sebagai “Suatu model
pendekatan integratif fungsional satu atap” yang digunakan untuk mengatasi
wicked problems yang sulit dipecahkan dan diatasi karena berbagai
karakteristik atau keadaan yang melekat antara lain: tidak jelas sebabnya, multi
dimensi, menyangkut perubahan perilaku.

12
Salah satu bentuk penerapan WoG pada pelayanan publik adalah e-
Government. E-government adalah tata kelola pemerintahan (governance) yang
diselenggarakan secara terintegrasi dan interaktif berbasis teknologi IT, agar
hubungan-hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis dan masyarakat dapat
berlangsung lebih efisien, efektif, produktif dan responsif. Hasil atau manfaat
yang diperoleh melalui e-government antara lain adalah:
a. Terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang baik (good governance),
efisien dan efektif
b. Hemat anggaran dan tepat waktu
c. Transparan sehingga peluang terjadinya kecurangan (fraud), suap dan
korupsi akan banyak berkurang.
d. Tingkat akurasi (ketepatan) dan kualitas pelayanan meningkat dan tingkat
kesalahan berkurang
e. Kemudahan akses dan kenyamanan pelayanan meningkat sehingga kepuasan
publik juga meningkat
2. Pelayanan Publik
Istilah pelayanan dalam bahasa Inggris adalah “service” A.S. Moenir
mendefinisikan “pelayanan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
atau sekelompok orang dengan landasan tertentu dimana tingkat pemuasannya
hanya dapat dirasakan oleh orang yang melayani atau dilayani, tergantung
kepada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan pengguna.”
Pelayanan pada hakikatnya adalah serangkaian kegiatan, karena itu proses
pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan, meliputi seluruh
kehidupan organisasi dalam masyarakat. Proses yang dimaksudkan dilakukan
sehubungan dengan saling memenuhi kebutuhan antara penerima dan pemberi
pelayanan. Selanjutnya A.S. Moenir (2002: 16) menyatakan bahwa proses
pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang langsung inilah yang
dinamakan pelayanan. Jadi dapat dikatakan pelayanan adalah kegiatan yang

13
bertujuan untuk membantu menyiapkan atau mengurus apa yang diperlukan
orang lain.
Dari definisi tersebut dapat dimaknai bahwa pelayanan adalah aktivitas
yang dapat dirasakan melalui hubungan antara penerima dan pemberi pelayanan
yang menggunakan peralatan berupa organisasi atau lembaga perusahaan.
Dalam kamus Bahasa Indonesia (1990), pelayanan publik dirumuskan sebagai
berikut :
a. Pelayanan adalah perihal atau cara melayani.
b. Pelayanan adalah kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli
barang dan jasa.
c. Pelayanan medis merupakan pelayanan yang diterima seseorang dalam
hubungannya dengan pensegahan, diagnosa dan pengobatan suatu gangguan
kesehatan tertentu.
d. Publik berarti orang banyak (umum)
Pengertian publik menurut Inu Kencana Syafi’ie, adalah “Sejumlah
manusia yang memiliki kebersamaan berfikir, perasaan, harapan, sikap dan
tindakan yang benar dan baik berdasarkan nilai- nilai norma yang mereka
miliki”. Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik, diatur bahwa Pelayanan publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk
atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik. Penyelenggaraan pelayanan publik berasaskan
kepentingan umum; kepastian hukum; kesamaan hak; keseimbangan hak dan
kewajiban; keprofesionalan; partisipatif; persamaan perlakuan/tidak
diskriminatif; keterbukaan; akuntabilitas; fasilitas dan perlakuan khusus bagi
kelompok rentan; ketepatan waktu; dan kecepatan, kemudahan, dan
keterjangkauan. Adapun tujuan dari pelayanan public adalah sebagai berikut:

14
a. Terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggung jawab,
kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan
penyelenggaraan pelayanan publik;
b. Terwujudnya sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang layak sesuai
dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik;
c. Terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan public sesuai dengan peraturan
perundang-undangan; dan

d. Terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam


penyelenggaraan pelayanan publik.
3. Manajemen ASN
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi
bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang
bekerja pada instansi pemerintah, sedangkan yang dimaksud Manajemen
Pegawai Negeri Sipil adalah pengelolaan pegawai negeri sipil untuk
menghasilkan pegawai negeri sipil yang profesional, memiliki nilai dasar, etika
profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme. Dalam Konsep Manajemen ASN ini dikenal apa yang disebut
dengan sistem merit. Sistem Merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang
berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar
dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal
usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan.
Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN
adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam
suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji
berdasarkan peraturan perundangundangan sedangkan Pegawai Negeri Sipil
yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi
syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat

15
pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan. Manajemen
PNS meliputi: penyusunan dan penetapan kebutuhan; pengadaan; pangkat dan
Jabatan; pengembangan karier; pola karier; promosi; mutasi; penilaian
kinerja; penggajian dan tunjangan; penghargaan; disiplin; pemberhentian;
jaminan pensiun dan jaminan hari tua; dan perlindungan.

16
BAB III
PENETAPAN ISU DAN RANCANGAN AKTUALISASI

A. Deskripsi Organisasi
1. Profil Organisasi
a. Gambaran Umum Puskesmas Barana
Nama Puskesmas : Puskesmas Barana
Tanggal / Tahun Pendirian : Tahun 2003
Alamat Puskesmas : Jl.Ibrahim Tiro No.1 Kel. Bulujaya
Kec.Bangkala Barat Kab. Jeneponto
Sulawesi Selatan Kode Pos. 92352
Kode Puskesmas : 1070427
Email : puskesmasbarana@gmail.com
Kode Pos : 92352
Nomor Telpon : 081 227 610 366
Status Puskesmas : Non Perawatan th 2003 – 2019
b. Keadaan Geografis Puskesmas Barana

Gambar 1. Peta Wilayah Puskesmas Barana

Puskesmas Barana terletak di sebelah Barat Ibukota Kabupaten


Jeneponto yang berjarak + 50 km, terletak di Kelurahan Bulujaya yang

17
merupakan Ibukota Kecamatan Bangkala Barat dengan luas Wilayah +
120,76 Km2 dengan batas-batas Wilayah sebagai berikut :
Sebelah utara : Kabupaten Gowa
Sebelah Timur : Desa Gunung Silanu Kecamatan Bangkala
Sebelah Selatan : Desa Tuju Kecamatan Bangkala Barat
Sebelah Barat : Kabupaten Takalar
Wilayah Puskesmas Barana terdistribusi ke dalam 1 Kelurahan, 3
Desa, dan 28 Dusun dengan luas wilayah 120,76 Km2 sebagai berikut :
Kelurahan Bulujaya, Ibukotanya : Botong Tallua
Desa Barana, Ibukotanya : Mattoanging
Desa Beroanging Ibukotanya : Panaikang
Desa Pappaluang, Ibukotanya : Bonto Rannu
c. Struktur Organisasi Puskesmas Barana

Gambar 2. Struktur Organisasi Puskesmas Barana

B. Deskripsi/Identifikasi Isu
Berikut ini, permasalahan yang ditemukan di lapangan yang seharusnya
menjadi perhatian lebih guna terwujudnya inovasi berdasarkan prinsip nilai dasar
ASN, sebagai berikut:
1. Kurang optimalnya sistem absensi Tenaga Honorer, nugsus, dan tenaga
Nusantara Sehat yang masih menggunakan system manual yakni : Selama

18
mengabdi di Puskesmas Barana Kabupaten Jeneponto masih terjadi miss
komunikasi antara bagian kepegawaian dengan pegawai berkaitan dengan
absensi manual yakni kerapkali pegawai lupa mengisi absen per harinya
sehingga mengakibatkan absen manual kosong dan mempengaruhi system
pembayaran kapitasi yang salah satu penilaiannya menggunakan indicator
kehadiran pegawai di Puskesmas. Ditambah dengan adanya mesin fingerprint di
puskesmas tetapi tidak dioptimalkan fungsinya.
2. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang alur persuratan di puskesmas
terkait surat keterangan sakit dan surat keterangan berbadan sehat. Terkait hal
ini penulis seringkali menemukan masyarakat yang kebingungan ketika
berkunjung ke Puskesmas untuk mengurus surat keterangan sakit dan surat
keterangan berbadan sehat disebabkan tidak adanya alur pelayanan serta
pemberian informasi kepada masyarakat terkait hal tersebut.
3. Belum optimalnya system manajemen bencana dan kebakaran di puskesmas
barana. Belum lama ini Puskesmas telah menyusun system manajemen bencana
dan kebakaran mulai dari perencanaan system, pengadaan sumber daya dan
infrastruktur hingga pelaksanaan system bencana dan kebakaran serta pelatihan
kebakaran oleh dinas pemadam kebakaran kab. Jeneponto hanya saja masih ada
beberapa lini yang perlu di optimalkan misalnya saja safety briefing setelah
apel pagi, serta jalur evakuasi dan papan informasi penanganan bencana dan
kebakaran.

19
C. Analisis Isu
Alat analisis kriteria isu yang digunakan dalam penulisan rancangan
aktualisasi ini adalah alat analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth).
Tabel 1 Analisis Kualitas Isu dengan Menggunakan Alat Analisis USG
Penilaian Kriteria
No U S G Jml Peringkat
Masalah
(1-5) (1-5) (1-5)
Kurang optimalnya sistem
absensi Tenaga Honorer, nugsus,
1. dan tenaga Nusantara Sehat 5 5 5 15 1
yang masih menggunakan
system manual
Kurangnya pemahaman
masyarakat tentang alur
2. persuratan di puskesmas Barana 4 4 4 12 2
terkait surat keterangan sakit dan
surat keterangan berbadan sehat.
Belum optimalnya system
3. manajemen bencana dan 2 3 3 8 3
kebakaran di puskesmas Barana.
Keterangan : Skala Likert penilaian (1 : Sangat kuat pengaruhnya, 2: Kuat Pengaruhnya, 3: Sedang
Pengaruhnya, 4: Kurang pengaruhnya, 5:Sangat Kurang Pengaruhnya).

Berdasarkan penentuan kualitas Isu dengan alat analisis USG maka


tergambar ranking tertinggi yang merupakan isu final yang perlu dicarikan solusi:
Optimalisasi sistem absensi Tenaga Honorer, nugsus, dan tenaga Nusantara
Sehat dengan menggunakan teknologi biometrik finger print

20
D. Matriks Rancangan Aktualisasi
Tabel 2 Matriks Rancangan Aktualisasi
Unit Kerja Puskesmas Barana Kab. Jeneponto
Identifikasi/Deskripsi Isu 1. Kurang optimalnya sistem absensi Tenaga Honorer, nugsus, dan tenaga Nusantara Sehat yang masih manual.
2. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang alur persuratan di puskesmas terkait surat keterangan sakit dan surat
keterangan berbadan sehat
3. Belum optimalnya system manajemen bencana dan kebakaran di puskesmas Barana
Isu yang Diangkat Kurang optimalnya sistem absensiTenaga Honorer, nugsus, dan tenaga Nusantara Sehat yang masih manual.
Gagasan Pemecahan Isu Optimalisasi sistem absensi Tenaga Honorer, nugsus, dan tenaga Nusantara Sehat dengan menggunakan teknologi
biometrik finger print
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
1. Melakukan Konsultasi 1. Melakukan 1.Surat persetujuan yang 1. Akuntabilitas
dan Meminta Persetujuan pertemuan telah ditanda tangani Melakukan konsultasi kepada kepala puskesmas dengan rasa
Pimpinan mengenai dengan Kepala sebagai bentuk penuh (tanggungjawab) yakni siap melaksanakan usulan
Rencana Kegiatan Puskesmas persetujuan dari Kepala kegiatan dan menerima konsekuensi dari akibat pelaksanaan
2. Membahas Puskesmas. kegiatan tersebut di Puskesmas, serta memberikan Kejelasan
rencana kegiatan 2.Rekomendasi dari kepada kepala puskesmas terhadap kegiatan yang akan
yang akan Kepala Puskesmas dan dilaksanakan baik dari segi dasar kegiatan hingga manfaatnya.
dilakukan dukungan dari KTU dan
3. Meminta rekan pegawai. 2. Nasionalisme
bimbingan dan Pada saat konsultasi kepada kepala puskesmas dan koordinasi
arahan terhadap kepada pegawai menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bentuk
rancangan cinta tanah air serta mengedepankan musyawarah untuk
kegiatan mufakat (Sila ke-IV) ketika konsultasi dengan kapus dan
4. Mencatat hasil pegawai.
pertemuan dan
bimbingan dari 3. Etika Publik
Kepala Berperilaku sopan dan santun ketika mendengar arahan dari
Puskesmas kepala puskesmas terkait kegiatan yang akan dilaksanakan.
5. Menyampaikan Kemudian bersikap jujur kepada kapus ketika mengkonsultasikan
hasil pertemuan kegiatan yang dilaksanakan baik hambatan ataupun harapan saya

21
dan bimbingan terhadap kegiatan.
kepada Kepala
Tata Usaha 4. Komitmen Mutu
6. Mengkoordinasik Terjadinya komunikasi dan keputusan oleh kepala puskesmas
an kepada yang berorientasi pada mutu atau hasil yang harus dicapai.
pegawai yang
berkaitan dengan 5. Anti Korupsi
rencana kegiatan. Bersikap jujur terhadap kegiatan yang akan dilakukan baik dari
segi penganggaran maupun langkah yang dilakukan terkait
absensi pegawai.
2. Menyiapkan Master data 1. Mengambil data 1. Softfile database 1. Akuntabilitas
pegawai dan Aplikasi pegawai pegawai untuk bahan Ketika melakukan pencetakan data pegawai harus memiliki
pembaca data absensi 2. Mengelompokka inputan kedalam kejelasan baik dari segi pengelompokkan data pegawai sehingga
pegawai n data pegawai mesin biometric system pelaporan kinerja yang menjadi acuan database absensi
3. Menginput data fingerprint menjadi baik.
pegawai ke 2. Hardcopy database
Microsoft excel pegawai sebagai 2. Nasionalisme
4. Mencetak data inventaris data di Dalam mengerjakan data pegawai saya harus bekerja keras
pegawai sebagai bagian TU. menyelesaikan tugas yang menjadi amanah dari pimpinan kepala
database 3. Aplikasi pembaca data puskesmas saya.
kepegawaian di pegawai dari mesin
bagian TU biometric fingerprint. 3. Etika Publik
5. Menginstal Pada saat mengelompokkan data pegawai saya harus bersikap
aplikasi pembaca tidak diskriminatif yakni dengan tidak memprioritaskan
data absen penginputan data pegawai yang dekat dengan saya secara pribadi.
pegawai ke PC di
ruangan TU
4. Komitmen Mutu
Dalam mengelompokkan data pegawai saya menggunakan
aplikasi untuk mengefisienkan kerja saya.
3. Menyiapkan absen 1. Memasukkan 1. Diperoleh identitas 1. Akuntabilitas
pegawai menggunakan softfile data pegawai dalam bentuk Dalam mengumpulkan serta meregistrasi sidik jari pegawai harus

22
mesin biometric pegawai kedalam sidik jari bersikap adil kepada semuanya dengan cara memperlakukan
fingerprint mesin biometric 2. Pegawai memahami pegawai secara sama dalam pengambilan sidik jari.
fingerprint proses absensi
2. Mengumpulkan menggunakan mesin 2. Nasionalisme
pegawai yang biometric fingerprint. Dalam mengumpulkan pegawai yang diregistrasi saya harus
akan melakukan menjunjung sila ke-II Pancasila yakni dengan menghargai dan
registrasi absen. menghormati pegawai pada saat mengumpulkan pegawai.
3. Meregistrasi
sidik jari pegawai 3. Etika Publik
kedalam mesin Tentunya ketika pegawai telah saya kumpulkan saya harus
biometric mempertanggung jawabkan maksud dan tujuan melakukan
fingerprint. registrasi serta bersikap sopan dan santun pada saat
4. Melakukan uji menyampaikan hal tersebut.
coba absen
biometric 4. Komitmen Mutu
fingerprint Memberikan pelayanan kepada pegawai pada saat registrasi sidik
kepada pegawai. jari sepenuh hati serta dalam memasukan identitas sidik jari
tanpa ada kesalahan kedalam mesin finger print.

4. Mensosialisasikan Jadwal 1. Membuat jadwal 1. Jadwal absensi 1. Akuntabilitas


absen datang dan Pulang absen datang dan pegawai terpasang di Dalam membuat jadwal absen dating dan pulang pegawai saya
kepada pegawai pulang pegawai ruangan TU harus memiliki nilai integritas yakni pembuatan jadwal harus
2. Mencetak jadwal Puskesmas berdasar dari kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan unit kerja
absen pegawai. 2. Mesin absen biometric saya.
3. Menempel fingerprint membatasi 2. Nasionalisme
jadwal absen waktu absen datang Tentunya adanya jadwal absensi pegawai yang diatur oleh mesin
pegawai. dan absen pulang absensi tersebut nilai Nasionalisme yakni tidak diskriminasi
4. Mengatur jadwal pegawai. dapat tercipta yakni pengaturan jadwal bersifat objektif karena
pembacaan telah diset oleh mesin fingerprint.
fingerprint dan
mengaktifkan 3. Etika Publik

23
alarm mesin Sehingga dalam mengatur jadwal di mesin absensi merupakan
biometric perwujudan profesionalisme saya serta dengan harapan mesin
fingerprint. dapat mengukur secara tepat dan akurat jadwal absensi pegawai
di puskesmas.

4. Komitmen mutu
Oleh karena itu efektifitas kerja saya dapat tercapai yakni tidak
perlu lagi menginformasikan secara berulang kepada pegawai
tentang jadwal absen karena telah tertempel jadwal didekat mesin
absensi.

5. Anti Korupsi
Tentunya dengan adanya informasi jadwal tersebut merupakan
representasi nilai keadilan serta diharapkan terbentuk
kedisiplinan oleh pegawai dengan melakukan absensi sesuai
jadwal yang tertera.
5. Memasang mesin absen 1. Memasang 1. Mesin biometric 1. Akuntabilitas
biometric fingerprint instalasi listrik fingerprint terpasang Pada saat saya memasang mesin absensi yang harus saya
diruangan TU mesin biometric di bagian TU utamakan adalah transparansi yakni dengan memasang mesin
fingerprint. Puskesmas. ditempat yang mudah terlihat dan terjangkau sehingga semua
2. Menempel mesin 2. Mesin Absensi pihak bias mengawasi perihal absen pegawai.
absen ke tembok. Terhubung ke internet
3. Memasang Kabel agar waktu pada
LAN di mesin mesin up to date.
Absen biometric 2. Nasionalisme
fingerprint. Rela berkorban waktu,tenaga,dan pemikiran dalam memasang
4. Memberikan instalasi mesin fingerprint dan menempel mesin tersebut di
Label ke mesin ruangan.
Absen biometric
fingerprint. 3. Etika Publik
Selain memasang mesin fingerprint ditempat yang mudah terlihat
dan mudah dijangkau oleh pegawai, juga ditujukan kepada

24
masyarakat yang berkunjung sebagai bentuk tanggung jawab
tindakan dan kinerja saya selama malaksanakan kegiatan
aktualisasi.

4. Komitmen mutu
Saya memasang kabel LAN ke mesin dengan harapan ketika
mesin online saya tidak perlu mengupdate waktu mesin ketika
terjadi pemadaman listrik secara manual dan itu salah satu
efektifitas dan efisiensi saya dalam bekerja.

5. Anti Korupsi
Karena ini pengerjaan secara fisik maka saya harus Bekerja keras
sampai alat terpasang dan terhubung secara online sampai target
kegiatan tercapai.
6. Melakukan Ujicoba mesin 1. Menyiapkan 1. FD berisi file absensi 1. Akuntabilitas
absensi biometric Flashdisk untuk pegawai dari mesin Saya menggunakan aplikasi dalam melakukan perekapan absensi
fingerprint. penarikan data biometric fingerprint. dengan harapan ini bentuk tanggung jawab saya secara ilmiah
pegawai dari 2. Hardcopy data absensi kepada stakeholder yang ada di puskesmas.
mesin absensi pegawai
biometric 2. Nasionalisme
fingerprint. Saya menggunakan fd pribadi saya dalam penarikan data pegawai
2. Menarik data dari mesin fingerprint sebagai bentuk rela berkorban saya dalam
absen pegawai menjalankan kegiatan tersebut.
dari mesin
biometric
fingerprint. 3. Etika Publik
3. Menjalankan Penggunaan aplikasi untuk merekap data absensi pegawai dengan
aplikasi pembaca harapan data yang dihasilkan tepat dan akurat karena
data absensi menggunakan pemrograman computer.
pegawai.
4. Memasukkan 4. Komitmen mutu
data pegawai Saya menggunakan aplikasi sebagai bentuk inovasi yang saya

25
kedalam aplikasi. lakukan terhadap system absensi pegawai di puskesmas.
5. Merekap data
absensi di
aplikasi.
6. Mencetak data
absensi pegawai.
7. Melaporkan hasil 1. Mengumpulkan 1. Dokumentasi kegiatan 1. Akuntabilitas
Kegiatan. dokumentasi 2. Laporan hasil kegiatan Saya mendokumentasikan kegiatan saya sebagai bentuk
kegiatan sebagai pertanggung jawaban hasil kegiatan saya kepada pimpinan di
lampiran unit kerja maupun pada saat mempresentasikan hasil aktualisasi
2. Membuat laporan saya di hadapan mentor,penguji,dan coach saya.
kegiatan
3. Mencetak 2. Nasionalisme
laporan kegiatan. Dalam mengerjakan laporan hasil kegiatan saya, saya
4. Melapor serta menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar sebagai
melakukan wujud cinta tanah air.
konsultasi kepada
Kepala 3. Etika Publik
Puskesmas Selain itu, saya juga menggunakan Bahasa yang sopan dan
tentang laporan santun dalam pembuatan hasil kegiatan aktualisasi saya.
hasil kegiatan. 4. Komitmen mutu
Selain melapor saya juga mengkonsultasikan laporan hasil
kegiatan saya kepada pimpinan selaku mentor agar ketika
merampungkan laporan pada saat coaching dan presentasi tingkat
kesalahan penulisan laporan dapat diminimalkan terkait
pelaksaanaan dilapangan untuk mengefesienkan sumber daya
baik alat cetak maupun mengefektifkan langkah kerja yang saya
ambil.

5. Anti Korupsi
Dalam menyusun serta melaporkan hasil kegiatan sekiranya saya

26
harus bersikap jujur serta bertanggung jawab terhadap hasil
kegiatan yang saya laksanakan tanpa memanipulasi kegiatan yang
dilaksanakan.

E. Jadwal Kegiatan Aktualisasi


Tabel 3. Jadwal Kegiatan Aktualisasi
Bulan
No. Kegiatan November Desember
Minggu III Minggu IV Minggu I Minggu II
Melakukan Konsultasi dan Meminta Persetujuan
1.
Pimpinan mengenai Rencana Kegiatan
Menyiapkan Master data pegawai dan Aplikasi
2.
pembaca data absensi pegawai
3. Menyiapkan absen pegawai menggunakan mesin

27
biometric fingerprint
Mensosialisasikan Jadwal absen datang dan
4.
Pulang kepada pegawai
Memasang mesin absen biometric fingerprint
5.
diruangan TU
Melakukan Ujicoba mesin absensi biometric
6.
fingerprint.
7. Melaporkan hasil Kegiatan.

28
DAFTAR PUSTAKA

1. Muslikhun, Hasiolan LB, Fathoni A. Pengaruh Mekanisme Finger Print ,


Prosedur Finger Print , Pencapaian Target Finger Print Terhadap Kedisiplinan
Pegawai Di Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. J Manage.
2016;2(2).
2. Guna WT. Pengaruh Absensi, Motivasi, Kedisiplinan, Lingkungan Kerja,
Keselamatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada CV.Yhuen Garment
Boyolali. Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2016.

29

Anda mungkin juga menyukai