https://www.youtube.com/watch?v=EDuQoaWfL40
KONSEP DASAR
Analisis korelasi bertujuan untuk melihat keeratan hubungan antara dua variabel
Hubungan antar variabel X dan Y dapat berbentuk searah (+) atau berbanding terbalik (-)
KOEFISIEN KORELASI
Menurut sugiyono (2007), pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai
berikut :
0.00 – 0,199 = sangat rendah
0.20 – 0.399 = rendah
0.40 – 0.599 = sedang
0.60 – 0.799 = kuat
0.80 – 1,000 = sangat kuat
ASUMSI DASAR DARI UJI KORELASI PRODUCT MOMENT DARI PEARSON
Masing-masing data variabel penelitian menggunakan data berskala Interval atau Rasio
Data berdistribusi normal
Data berhubungan linear
n XY X Y
r XY =
n X 2 X 2 n Y 2 Y
Keterangan
2
UJI NORMALITAS
Digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi dengan normal atau tidak.
Jika nilai sig > 0.05 maka data berdistribusi normal
Jika nilai sig < 0.05 maka data tidak berdistribusi normal
Langkah analisis :
1. Klik menu Analyze, kemudian masuk ke Descriptive Statistics, lalu Explore.
2. Pada jendela Explore, terdapat kolom Dependent List, pindahkan variabel yang ingin diuji
ke kolom tersebut. Jika variabel bersifat kualitatif, pindahkan ke kolom Factor List.
3. Pilih Both pada Display.
4. Klik Statistics lalu Centang bagian Descriptive, lalu isi Confidence Interval for Mean dengan
angka tertentu yang sesuai kebutuhan. Kemudian klik Continue.
5. Klik Plots, lalu beri centang pada Normality plots with tests. Jika sudah, klik Continue
kemudian klik OK.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Interpertasi
Pada tabel Test Of Normality, pada kolom Shapiro-Wilk nilai sig dari omset penjualan > 0.05, yaitu
0.466 > 0.05 artinya data omset penjualan berdistribusi normal
Sedangkan nilai sig dari laba juga > 0.05, yaitu 0.346 > 0.05 dapat diartikan bahwa data laba
berdistribusi normal
UJI LINIERITAS
Bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel yang akan dikenai prosedur analisis statistik
korelasional menunjukkan hubungan yang linier atau tidak.
Jika nilai sig > 0.05 maka data berhubungan secara linier
Jika nilai sig < 0.05 maka data tidak berhubungan secara linear
Langkah analisis :
1. klik : Analyze >> Compare Mean >> Mean
2. Pindahkan variabel Y ke kolom dependent list dan variabel X ke kolom independen list.
Kemudian klik options.
3. Beri centang pada “test for linierity” >> continue >>OK
ANOVA Table
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Laba * Omset Penjualan Between Groups (Combined) 263.900 11 23.991 28.789 .009
Linearity 254.147 1 254.147 304.976 .000
Deviation from
9.753 10 .975 1.170 .504
Linearity
Within Groups 2.500 3 .833
Total 266.400 14
Interpertasi
Pada ANOVA Table, Deviation from Linerity menunjukan nilai signifikansi > 0.05 yaitu 0.504 >
0.05 menunjukkan data kedua varibel behubungan linear
UJI ANALISIS KORELASI PEARSON PRODUCT MOMENT
Langkah analisis :
1. Klik Analyze >> Correlate >> Bivariate
2. Pindahkan variabel x dan y ke kolom variables
3. Pilih Pearson pada kolom Correlation Coefficents
4. Pilih Two tailed pada kolom Test if Significant
5. Klik Continue > > Ok
Correlations
Omset
Penjualan Laba
N 15 15
Laba Pearson Correlation .977** 1
N 15 15
Interpretasi
Pada tabel Correlation, diperoleh harga koefisien korelasi sebesar 0.977, dengan signifikansi
sebesar 0.000
Jadi nilai signifikansi pada tabel diatas menunjukkan < 0.05 yaitu 0.000 < 0.05 maka Ho ditolak
dan Ha diterima artinya ada hubungan yang signifikan antara omset penjualan dengan laba
penjualan
Jadi dengan taraf kepercayaan 0.05 (5%), maka dapat diperoleh df = N -2; 15-2 = 13 dengan r
tabel sebesar 0.553. Ternyata diperoleh r hitung lebih besar dari r tabel (0.977 > 0.553)
artinya ada hubungan yang signifikan antara omset penjualan dengan laba penjualan
Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil koefisien korelasi bersifat positif artinya semakin tinggi omset penjualan
maka semakin tinggi pula laba pendapatan.
2. Dengan memperhatikan harga koefisien korelasi sebesar 0.977 berarti sifat korelasinya
sangat kuat