Anda di halaman 1dari 5

Bidang Lomba : Cerpen

Judul Cerpen : Melangkah Diantara Impian


Nama : Putu Abhi Agastya
Nama Sekolah : SMA TARUNA MANDARA
Asal Kota/Kabupaten : Buleleng, Bali

MELANGKAH DIANTARA IMPIAN


Lembah pegunungan Unzem, Jepang pada masa keshogunan Tokugawa diambang
keruntuhan. Hidup sebuah keluarga kaya raya yang terpandang, mereka dikenal akan
kebaikan dan kedermawanannya terhadap penduduk desa. Sebut saja keluarga Akihito,
mereka adalah pengusaha yang bergerak di bidang agraris sebagai pemilik lahan serta
penghasil beras terbesar di Jepang kala itu, lahan mereka membentang sepanjang pegunungan
Unzem yang terkenal akan lahannya yang amat subur dan mata airnya yang jernih nan elok
bagi siapapun yang berkunjung kesana. Akihito memiliki tiga putra, sebut saja Hiroshi,
Onoda dan si bungsu Aiko, mereka hidup berdampingan namun dengan kepribadian bertolak
belakang, Akihito selaku ayah mereka sangat memanjakan anak-anaknya, apapun yang
mereka inginkan akan terkabul, hal ini menumbuhkan sikap skeptis terhadap segala sesuatu
diluar lingkungan mereka. Namun, hal itu tak terjadi terhadap Aiko, justru Aiko sangat benci
terhadap sikap orang tuanya yang selalu menuruti segala kehendak dari anak-anaknya tanpa
terkecuali. Hal inilah yang nantinya akan menoreh sejarah awal Aiko dalam petualangan
penuh suka duka yang akan ia lewati.

Aiko, anak yang memiliki kepribadian seperti Julius Caesar sangat ingin menjadi
seorang intelektual tinggi yang suatu saat bisa menghapuskan keterpurukan negaranya atas
kendali Shogun. Aiko kecil dididik oleh pamannya yang kebetulan adalah seorang
revolusioner yang amat menentang kebijakan Shogun Tokugawa akan suatu politik isolasi
atau Sakkoku. Dari sini tumbuh rasa iba sekaligus geram Aiko akan pemimpinnya, ia pun
berjanji dengan pamannya bahwa ia akan meneruskan perjuangannya, pamannya hanya
tersenyum dan mengelus kepala Aiko sembari memandangi sebuah lukisan peninggalan
nenek moyangnya. Tak terasa matahari mulai tenggelam dan malam sudah menunjukkan
eksistensinya, menandakan Aiko untuk segera kembali ke rumahnya.
Sesampainya di rumah, Aiko disambut oleh sanak keluarganya lalu ia dijamu makan
malam, Aiko mengiyakan tawaran tersebut, ia berpikir ia dapat menceritakan ide dan gagasan
yang sudah ia peroleh kehadapan keluarganya. Benar saja saat sedang makan, Aiko mulai
menceritakan pandangannya mengenai negara Jepang yang mengalami ketertinggalan di
segala aspek bidang dibandingkan dengan negara luar lainnya, ia juga menambahkan bahwa
ia ingin sekali menjadi seorang intelektual dan berpergian menimba ilmu di luar negeri
sekaligus mencari teknologi dari luar, barat terkhususnya. Mendengar pernyataan Aiko, orang
tuanya sangat shock dengan pemikiran putra bungsunya tersebut, Akihito sangat menentang
keras apa yang diinginkan putranya tersebut begitu pula dengan ibunya beserta saudara-
saudaranya, Akihito beranggapan bahwa hal itu tidak mungkin dikarenakan pengawasan ketat
dari Shogun yang melarang keras berpergian keluar dan hukumannya yang tidak main-main
jika itu sampai terdengar bisa mengakibatkan nyawa Aiko terancam.

Aiko yang merasa ayahnya terlalu berlebihan kembali menegaskan namun ayahnya
membantah hingga membentak hati kecil Aiko yang membuatnya sakit hati dan
meninggalkan meja makan, Aiko berlari ke kamar tidurnya sembari menangis ia merasa
ayahnya sama saja dengan Tokugawa yang lebih mementingkan diri dan kelompoknya saja,
Aiko pun teringat apa yang sudah ia janji kan kepada pamannya sebelumnya dan hal ini
makin membulatkan tekad Aiko untuk berjuang sendiri. Ia pun memutuskan untuk kabur dari
rumah saat itu juga, ia segera mengemas barang yang ia perlukan dan saat tengah malam,
Aiko pun memutuskan untuk pergi sejauh mungkin.

Setelah beberapa hari perjalanan, Aiko tiba di sebuah kota dan ia disana memulai
kehidupannya menggelandang dan berharap hanya pada belas kasihan orang, namun ia sangat
pandai dalam berorasi, ia memanfaatkan setiap kesempatan untuk berorasi di balai kota dan
dengan mudah mempengaruhi orang-orang yang setuju dengan gagasannya. Tak berselang
lama akhirnya ia berhasil mendapatkan pemasukkan dana dari pendukungnya yang ia akan
gunakan untuk memperjuangkan rakyat yang tertindas dibawah kepemimpinan Shogun.
Namun gerak-geriknya tercium oleh tentara Keshogunan yang segera melakukan pencarian
besar-besaran terhadapnya, Aiko yang mengetahui hal itu panik dan ia berusaha bersembunyi
di tempat-tempat terpencil namun ia berhasil ditangkap oleh tentara Shogun.
Disana ia dijebloskan ke penjara sel yang dingin dan penuh dengan siksaan, Aiko
selama mendekam disana ia seringkali mendapat perlakuan buruk dari sipir penjara yang
benci terhadapnya, Aiko sempat beberapa kali diintrogasi mengenai gerakan bawah tanah
yang menentang pemerintah, Aiko hanya diam karena ia tak tahu menahu mengenai hal
tersebut, akibat dirinya yang terlalu bungkam juga akhirnya ia dijebloskan ke penjara bawah
tanah dan mengalami siksaan selama beberapa saat hingga akhirnya Dewi Fortuna masih
berkehendak kepadanya, ia kemudian dibebaskan karena alasan kesehatan karna sata iitu
Aiko mengalami sakit sehingga ia harus dirawat di rumah sakit serta minimnya bukti bahwa
ia terafilisasi dengan kelompok pemberontak menyebabkan Aiko dibebaskan. Di sana Aiko
dibantu orang-orang setempat yang merasa takjub dengan perjuangannya, akhirnya setelah
Aiko pulih dari sakitnya, ia pun berhasil meloloskan diri keluar negeri sesuai keinginannya
untuk berpergian ke Eropa.

Pada masa persembunyiannya, Aiko menimba ilmu dan mempelajari serta mencatat
kebiasaan orang-orang sana yang membuatnya bingung sekaligus terpana dengan teknologi
dan peradaban yang sangat maju dibandingkan dengan negaranya sendiri, ia silih berganti
mengunjungi berbagai negara-negara di dataran Eropa, disana ia bertemu dengan warga
negara Jepang yang juga melarikan diri dari negaranya karena telah menjadi buronan Shogun
selama hampir empat tahun lamanya, sebut saja Takeshi. Sama seperti Aiko, Takeshi ingin
sekali membebaskan negara Jepang dari Tokugawa yang sudah dianggapnya korup dan
kejam. Takeshi juga aktif mengorganisir para pendukungnya di dataran Jepang sana untuk
melakukan gerakan bawah tanah menentang Shogun.

Empat tahun berselang, keadaan di Jepang mulai tidak stabil, banyak kaum
revolusioner yang memberontak terhadap kekuasaan yang sah, hal ini dimanfaatkan Aiko
untuk kembali kenegaranya dan mengorganisir para pendukungnya untuk ikut serta dalam
melakukan revolusi. Sebelum ia sampai di Jepang, ia harus meminta izin terlebih dahulu
terhadap Takeshi untuk menjalankan protokol “Meiji” yang ia sebut sebagai pembebasan
Jepang namun Takeshi menolak hal itu dengan alasan ia belum siap karena takut terjadinya
pertumpahan darah dan genosida skala besar terhadap kelompok revolusioner. Aiko pun
sekali lagi harus menahan diri terlebih dahulu hingga waktunya telah tiba, ia kemudian pergi
ke negeri Paman Sam untuk mengetahui situasi dan kondisi Jepang secara lebih detail, ini
dkarenakan Amerika memiliki intelegen dan mata-mata yang telah menyusup ke Jepang
untuk melihat situasi terkini Jepang akibat politik Sakkoku.

Aiko memantau selama beberapa saat, hingga akhirnya fakta menyebutkan bahwa
kondisi Jepang sudah mulai beralih dalam keadaan darurat militer dengan maraknya revolusi
dimana-mana hingga melemahnya kekuasaan Shogun akibat diserang oleh komodor Amerika
yang memaksa Shogun Tokugawa untuk membuka Jepang bagi asing dan melakukan kembali
perdagangan internasional dengan negara Asing khususnya Amerika Serikat.

Sesampainya di Jepang ia segera menyerukan bagi seluruh warga Jepang untuk segera
menghapuskan semua aturan yang ada dalam keshogunan serta melakukan restorasi,
singkatnya Aiko beserta kelompoknya berhasil menggulingkan pemerintahan shogun dan
membebaskan negaranya dari tirani selama tiga abad lamanya. Aiko pun menjadi terkenal
diseluruh Jepang atas keberanian dan jasa-jasanya, ia dianugerahi menjadi pahlawan bagi
rakyat jepang dan cita-citanya selama ini ingin menjadi intelektual serta pembebasan
negaranya telah usai. Aiko memutuskan untuk kembali lagi kerumahnya dan sesampainya
disana, ia melihat keluarga kecilnya sedang beraktivitas seperti biasa karena mereka belum
mengetahui bahwa shogun telah runtuh dan Aiko masih hidup.

Aiko pun diam-diam menyamar sebagai seorang wisatawan yang memakai pakaian
bergaya eropa dan menangakan kepada akihito mengenai keberadaan anak yang bernama
Aiko, ayahnya pun menjawab dengan sedih bahwa Aiko telah diculik dan diasingkan oleh
rezim karena gagasannya yang sangat kritis terhadap Shogun, mendengar hal itu, Aiko
tersenyum dan mulai membuka identitas sebenernya, ayahnya yang melihatnya sontak kaget
serta memeluk Aiko dengan erat begitu pula dengan ibu beserta saudara-saudaranya yang
mengetahui putra bungsu mereka masih hidup serta telah membebaskan negaranya dari
belenggu tirani.
Kisah perjuangan Aiko pun ditulis secara diam-diam oleh orang-orang terdekatnya
termasuk oleh Aikihito selaku ayahnya sendiri yang sesungguhnya merasa takjub terhadap
ambisi anaknya untuk menentang segala penindasan dan ketidakadilan terhadap rakyatnya,
begitu pula dengan Takeshi yang menemani Aiko selama persembunyiannya di luar negeri
merasa bahwa Aiko merupakan Alexander Agung yang sesungguhnya akibat keberanian dan
keseriusannya dalam mengemban tanggung jawabnya sebagai seseorang yang nanti
diabadikan sebagai “Pahlawan”.

Anda mungkin juga menyukai