Anda di halaman 1dari 7

Penggunaan Fitness-for-Service Level 3 untuk Sistem Perpipaan yang Mengalami Korosi Eksternal

PENGGUNAAN FITNESS FOR SERVICE LEVEL 3


UNTUK SISTEM PERPIPAAN YANG MENGALAMI
KOROSI EKSTERNAL
Muhammad Agus Kariem
Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara, Institut Teknologi Bandung
e-mail: kariem@itb.ac.id
Mahasiswa PSPPI ITB Semester I Tahun Akademik 2016/2017
Sub-Program Studi Teknik Mesin

Abstrak
Ketika sebuah sistem perpipaan mengalami korosi yang cukup signifikan, maka perlu dilakukan
kajian atas kelayakan operasi sistem perpipaan tersebut. Kajian dapat menggunakan standar API
579-1 Fitness-for-Service. Makalah ini menjelaskan proses kajian Fitness-for-Service untuk pipa
gas 12.75” OD x 0.438” WT Seamless API 5L X60 – PSL2 sepanjang 3 km yang mengalami
korosi eksternal dibeberapa titik, dengan nilai terbesar 74,4% (wall thickness loss). Pemodelan
dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Abaqus. Pemodelan dibagi menjadi dua bagian yaitu
pemodelan global (pipa sepanjang 3 km menggunakan elemen beam) dan pemodelan lokal (pipa
sepanjang 5 m menggunakan elemen shell). Simulasi numerik dilakukan untuk beberapa kondisi
pembebanan. Hasil kajian memprediksikan nilai MAWP adalah sebesar 1600 psig (September
2021), 1350 psig (Januari 2022), dan 935 psig (Mei 2022).

Kata-kunci : Fitness-for-Service, simulasi numerik, korosi, wall thickness loss


1. PENDAHULUAN
Fitness-for-Service (FFS) adalah sebuah metode penilaian (kuantitatif) yang
digunakan untuk menentukan integritas dan sisa umur komponen yang terdegradasi, dan
untuk membuat keputusan run-repair-replace. Peralatan yang mengalami beban tekanan
yang termasuk ke dalam lingkup FFS contohnya adalah bejana tekan, sistem perpipaan,
tangki, dan pressure boundary of dynamic (rotating) equipment.
FFS menjadi penting untuk digunakan dalam asesmen peralatan yang mengalami
degradasi agar integritas dari komponen yang memiliki dampak keselamatan dan
finansial dapat dipastikan terjaga. Selain itu, mekanisme degradasi juga dapat
diperkirakan dapat diperkirakan. Ada 3 pertanyaan yang harus bisa dijawab dalam
asesmen ini: (1) Apa penyebab degradasi? Seberapa cepat degradasi tersebut
berkembang?, (2) Apa batasan terhadap kegagalan? Berapa lama sistem dapat beroperasi
dalam keadaan seperti itu? dan (3) Jika dibiarkan, bagaimana komponen akan gagal?
Akankah berupa kebocoran, patah atau structural collapse?
Degradasi pada suatu peralatan dapat dikelompokkan ke dalam 7 grup yaitu patah
getas, korosi/erosi, retak, kerusakan akibat kebakaran, kerusakan akibat creep, kerusakan
akibat mekanikal, dan kerusakan akibat lelah. Masing-masing group tersebut memiliki
metode asesmen yang berbeda. Ketika peralatan mengalami 2 atau lebih mekanisme
degradasi, maka perlu dilakukan asesmen untuk masing-masing mekanisme, kemudian
hasil mekanisme tersebut digabungkan.
Sebuah sistem perpipaan, pada umumnya dirancang dengan pendekatan Stress
Based Design, seperti pada kode ASME B31.4 [1] atau ASME B31.8 [2], namun ada
Profesionalisme Keinsinyuran PSPPI ITB Semester I Tahun Akademik 16/17 1
Penggunaan Fitness-for-Service Level 3 untuk Sistem Perpipaan yang Mengalami Korosi Eksternal

pendekatan lain yang mengijinkan sebuah sistem perpipaan untuk dirancang dengan
pendekatan Strain Based Design. Sistem perpipaan yang dirancang dengan Strain Based
Design biasanya mendapatkan beban yang ekstrim, seperti temperatur yang tinggi dan
terkubur, misalnya sistem perpipaan yang mengalirkan gas alam. Namun sayangnya,
sampai saat ini, belum ada kode/standard khusus yang membahas secara rinci bagaimana
cara mendesain sistem perpipaan dengan pendekatan Strain Based Design. ASME B31.8
[2] hanya mengatur tentang batas regangan total pada sistem perpipaan yaitu harus
kurang dari 2% [3].
Sebuah sistem perpipaan dapat mengalami korosi, baik itu internal maupun eksternal.
Korosi internal terjadi karena adanya interaksi antara fluida yang dialirkan dengan
bagian dalam pipa yang terbuat dari logam. Sedangkan korosi eksternal terjadi karena
adanya interaksi lingkungan (tanah) dengan bagian luar pipa yang terbuat dari logam.
Intellegent Pig (IP) dapat digunakan untuk mendeteksi secara kasar ukuran dan lokasi
korosi. Setelah lokasi korosi yang paling kritis ditemukan, maka dilakukan penggalian
untuk mengukur secara akurat besarnya korosi yang terjadi seperti ditunjukan oleh
Gambar 1.
API 579-1/ASME FFS-1 [4]
ada sebuah standar yang dapat
digunakan untuk melakukan
Fitness-for-Service sebuah
peralatan. Makalah ini ditujukan
untuk menjelaskan penggunakan
standar API 579-1 FFS untuk
sebuah sistem perpipaan yang
mengalami korosi eksternal yang
dirancang dengan menggunakan
Gambar 1. Korosi eksternal akibat lingkungan. pendekatan Strain Based Design
(SBD). Hal ini dilakukan karena
sistem perpipan dirancang untuk dikubur dan mendapatkan beban termal yang cukup
tinggi yaitu 150 C.
Sistem perpipaan yang digunakan dalam studi kasus ini memiliki panjang sekitar 3 km,
yang mengalirkan gas alam dari sumur menuju processing plant. Korosi eksternal terjadi
pada beberapa titik, namun korosi terbesar berlokasi pada jarak 857 m dari pig launcher.
Pada lokasi ini, ditemukan enam buah korosi lokal dimana korosi terbesarnya adalah
sebesar 74,4% (wall thickness loss).
Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk menetukan nilai Minimum Allowable Working
Pressure (MAWP) dari sistem perpipaan yang mengalami korosi eksternal. Dikarenakan
kondisi yang ekstrim tersebut, maka FFS dilakukan dengan API 579-1 Part 5 Assessment
of Local Metal Loss Level 3 [4].
2. METODE PEKERJAAN
Pekerjaan ini dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu pemodelan secara global dan
pemodelan secara lokal (Lihat Gambar 2). Pemodelan global dilakukan untuk
memodelkan sistem perpipaan sepanjang 3 km, sedangkan pemodelan lokal dilakukan
untuk memodelkan korosi eksternal yang terjadi pada pipa sepanjang 5 m saja.

Profesionalisme Keinsinyuran PSPPI ITB Semester I Tahun Akademik 16/17 2


Penggunaan Fitness-for-Service Level 3 untuk Sistem Perpipaan yang Mengalami Korosi Eksternal

Tujuan dari pemodelan


global adalah untuk
menentukan gaya dan momen
yang akan dibebankan pada
pemodelan lokal. Kombinasi
pembebanan dilakukan sesuai
dengan yang diatur dalam
kode ASME B31.8 [2].
Sedangkan pemodelan lokal
dilakukan untuk memodelkan
korosi yang terjadi. Semua
pemodelan dilakukan dengan
perangkat lunak Abaqus.
Gambar 2. Metodologi pekerjaan.
3. DATA TEKNIS
Spesifikasi sistem perpipaan ditunjukkan oleh Tabel 1, sedangkan kondisi desain dan
operasinya ditunjukkan oleh Tabel 2. Sistem perpipaan ini terkubur dengan kedalaman
rata-rata 2 m dan jenis tanahnya adalah firm to stiff clay.

Tabel 1. Spesifikasi sistem perpipaan


Spesifikasi Nilai Satuan
Nominal Pipe Size (NPS) 12 -
Ketebalan dinding pipa 0.438 (11.13) in (mm)
Korosi yang diijinkan 0.125 (3.125) in (mm)
API 5L X60
Material PSL 2 -

Tabel 2. Kondisi desain dan operasi


Spesifikasi Value Unit
Tekanan Desain 1600 (11.03) psig (MPa)
Tekanan Operasi 1350 (9.31) psig (MPa)
Temperatur Desain 300 (149) ℉ (℃)
Temperatur Operasi 300 (149) ℉ (℃)
Temperatur Lingkungan 95 (35) ℉ (℃)

4. PEMODELAN NUMERIK
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pemodelan dilakukan dengan dua pendekatan,
yaitu pemodelan global dan lokal. Pemodela global menggunakan elemen beam,
sedangkan pemodelan lokal menggunakan elemen shell. Untuk pemodelan global, total
ada 10 buah kasus pembebanan yang dilakukan (lihat Tabel 3). LC1 s.d. LC5 merupakan
persyaratan ASME B31.8 [2], sedangkan LC6 s.d. LC10 merupakan persyaratan API
579-1 [4].

Profesionalisme Keinsinyuran PSPPI ITB Semester I Tahun Akademik 16/17 3


Penggunaan Fitness-for-Service Level 3 untuk Sistem Perpipaan yang Mengalami Korosi Eksternal

Tabel 3. Kondisi desain dan operasi


Kasus Beban Kriteria Kondisi Pembebanan
LC1 Hoop P1
LC2 Sustain GRP1
LC3 Expansion Amb. To T1
Sus + E1(North)
Sus + E2(East)
LC4 Occasional
Sus + E3(South)
Sus + E4(West)
LC5 Combine GRTP1
LC6 General GRT1
LC7 Global 1 β(P+D)
0.88β(P+D+T*)
LC8 Global 2
0.88β(D+T*)
LC9 Global 5 0.88β(P+D) + 0.71βE
LC10 Local 1.7(P+D).RSFa
*) P = Pressure, D = Deadweight, E = Earthquake, T for LC8 = 257oF & 300oF
ASME B31.8:  = 2.4fTRSFa = 2.4(0.6)(0.967)(0.9) = 1.253
5. KRITERIA KEBERTERIMAAN
Berdasarkan pendekatan pemodelan, maka kriteria keberterimaan pekerjaan ini juga
dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kriteria keberterimaan pemodelan global dan
pemodelan lokal. Pemodelan dinyatakan diterima ketika nilai Unity Check (UC)
dibawah 1,0. Unity Check (UC) didefinisikan sebagai:
𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎
𝑈𝐶 = 𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑖𝑗𝑖𝑛𝑘𝑎𝑛 (1)
Tegangan yang diijinkan untuk pemodelan global adalah 517 MPa (nilai tegangan
ketika regangan 2%), sedangkan tegangan yang diijinkan untuk pemodelan lokal adalah
450 MPa (sesuai kriteria ASME B31.8 [2] untuk beban kombinasi.
6. HASIL SIMULASI PEMODELAN GLOBAL
Berdasarkan hasil simulasi global, didapatkan bahwa sistem perpipaan memenuhi
persyaratan ASME B31.8 [2]. LC1 – LC5 menghasilkan batas Unity Check (UC)
dibawah 1. Tujuan akhir dari pemodelan global ini adalah untuk mendapatkan nilai gaya
dan momen pada daerah yang terkorosi. Gaya dan momen terbesar didapatkan ketika
beban kombinasi LC8. Oleh karena itu, nilai gaya dan momen ini yang akan digunakan
sebagai masukan pada pemodelan lokal.
7. HASIL SIMULASI PEMODELAN LOKAL
Simulasi pemodelan lokal dilakukan untuk pipa sepanjang 5 m yang mengalami korosi
(lihat Gambar 3). Secara umum, ketebalan dinding pipa adalah 11,13 mm; sedangkan
untuk daerah yang mengalami korosi, ketebalan dinding pipa disesuaikan dengan hasil
inspeksi. Kondisi kondisi batas dan pembebanan simulasi adalah salah satu ujung pipa
dijepit, sedangkan ujung satunya diberikan gaya dan momen sesuai hasil simulasi
pemodelan global.

Profesionalisme Keinsinyuran PSPPI ITB Semester I Tahun Akademik 16/17 4


Penggunaan Fitness-for-Service Level 3 untuk Sistem Perpipaan yang Mengalami Korosi Eksternal

Tumpuan jepit

Gaya dan Momen

Gambar 3. Korosi pada model lokal.


Gambar 4. Nilai tegangan von
Mises pada bulan Mei 2022 dengan
nilai tekanan internal 935 psig.
8. HASIL FITNESS FOR SERVICE LEVEL 3
Sistem perpipaan ini dibangun tahun 2014. Ketebalan dinding pipa awal adalah
11,13 mm. Namun pada bulan September 2021, dinding pipa memiliki ketebalan 2,91
mm. Berdasarkan data tersebut, maka laju korosi adalah 1,12 mm/tahun, sehingga bisa
diprediksikan ketebalan dinding sisa yang terjadi untuk beberapa bulan yaitu 2,54 mm
(Januari 2022) dan 2,17 mm (Mei 2022).
Simulasi numerik dilakukan untuk beberapa kondisi korosi dan beberapa nilai
tekanan internal seperti ditunjukkan oleh Tabel 4 s.d. 6. Salah satu hasil tegangan
ditunjukkan oleh Gambar 4.
Tabel 4. Nilai tegangan untuk korosi pada bulan September 2021
Tekanan, psig Von Mises, MPa UC Regangan Plastik Maks, %
635 436,71 0,98 0,078
900 437,92 0,98 0,063
1000 440,51 0,99 0,063
1200 443,61 0,99 0,067
1250 443,85 0,99 0,069
1350 444,43 0,99 0,072
1600 447,53 1,00 0,081
Tabel 5. Nilai tegangan untuk korosi pada bulan Januari 2022
Tekanan, psig Von Mises, MPa UC Regangan Plastik Maks, %
635 443,91 0,99 0,101
900 443,99 0,99 0,093
935 444,10 0,99 0,094
1000 444,35 0,99 0,096
1100 444,89 0,99 0,099
1200 446,30 0,99 0,104
1250 447,20 0,99 0,106
1350 449,29 1,00 0,112
1400 450,46 1,00 0,116
1600 456,23 1,01 0,135

Profesionalisme Keinsinyuran PSPPI ITB Semester I Tahun Akademik 16/17 5


Penggunaan Fitness-for-Service Level 3 untuk Sistem Perpipaan yang Mengalami Korosi Eksternal

Tabel 6. Nilai tegangan untuk korosi pada bulan Mei 2022


Tekanan, psig Von Mises, MPa UC Regangan Plastik Maks, %
635 446,28 0,99 0,143
800 446,88 0,99 0,141
900 448,78 1,00 0,146
935 449,58 1,00 0,148
1000 451,23 1,00 0,154
1100 454,21 1,01 0,164
1200 457,80 1,02 0,177
Tabel 4 s.d. 6 menunjukkan nilai regangan plastik. Nilai ini harus ditambahkan 0,5%
(offset untuk nilai Specified Minimum Yield Strength berdasarkan API 5L [5]) untuk
menghasilkan nilai regangan total. Dapat dilihat bahwa nilai regangan total maksimum
adalah 0,67%. Nilai ini lebih kecil dari batas yang diijinkan yaitu sebesar 2%. Meskipun
demikian, kajian juga melakukan pendekatan nilai tegangan (von Mises). Berdasarkan
hasil ini, maka bisa 470
Allow
diprediksikan nilai 465 Sep 2021 = 2.91 mm
Tegangan von Mises, MPa

Maximum Allowable 460


Jan 2022 = 2.54 mm
May 2022 = 2.17 mm
Working Pressure 455
(MAWP) untuk bulan
450
September 2021, Januari
445
2022 dan Mei 2022
(Gambar 5). Nilai 440

MAWP adalah: 435

• 1600 psig 430


(September 2021) 600 800 1000 1200 1400 1600

MAWP, psig
• 1350 psig (Januari
2022)
• 935 psig (Mei 2022) Gambar 5. Prediksi nilai MAWP pada beberapa bulan.

Ketika tekanan internal melebihi nilai yang ditetapkan tersebut, maka pipa akan
mengalami deformasi permanen pada titik korosi terbesar, dimana hal ini bisa
menyebabkan pipa pecah atau terjadi kebocoran gas.
9. KESIMPULAN
Pekerjaan ini menjelaskan asesmen pipa terkorosi dengan menggunakan standar API
579-1 Fitness for Service. Hal ini diperlukan agar nilai Maximum Allowable Working
Pressure (MAWP) dapat ditentukan untuk beberapa kondisi korosi. Pemodelan global
dan lokal telah berhasil dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Abaqus. Hasil
asesmen Fitness-for-Service mendapatkan nilai MAWP yaitu: 1600 psig (September
2021), 1350 psig (Januari 2022), dan 935 psig (Mei 2022).
10. REKOMENDASI
Berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan, direkomdasikan untuk menjaga nilai
tekanan internal agar tidak melebihi nilai MAWP yang telah ditentukan. Perlu juga dikaji
metode perbaikan yang terbaik agar integritas pipa bisa dijaga.

Profesionalisme Keinsinyuran PSPPI ITB Semester I Tahun Akademik 16/17 6


Penggunaan Fitness-for-Service Level 3 untuk Sistem Perpipaan yang Mengalami Korosi Eksternal

Ucapan Terima Kasih


Penulis mengucapkan banyak terima kasih dukungan yang diterima dari Perusahaan
tempat penulis bekerja. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih atas masukan
yang diterima, utamanya dari pembimbing PSPPI ITB sub-program studi teknik mesin,
serta dukungan yang diterima dari pada kolega.
Daftar Rujukan
1. ASME B31.4, Pipeline Transportation Systems for Liquids and Slurries. 2019.
2. ASME B31.8, Gas Transmission and Distribution Piping Systems. 2020.
3. Company Document No. ID-G-BU-KK0-GUI-GN-00-0001, Guideline: Pipeline
Strain Based Design 2015.
4. API 579-1, Fitness for Service. 2021, American Petroleum Institute.
5. API 5L. Specification for Line Pipe. 2012.

Profesionalisme Keinsinyuran PSPPI ITB Semester I Tahun Akademik 16/17 7

Anda mungkin juga menyukai