Anda di halaman 1dari 3

TUGAS KELOMPOK

ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK

NAMA KELOMPOK
1. SUSI KRISJUYANI (19610003)
2. HENDY SETIAWAN (19610009)
3. AT. ERIK TRIADI (19610005)
4. SUGIYO RAHARJO (19610012)
5. B. IRA SAGITA(19610019)
6. IMMANUEL CAESAR ARYSAPUTRA (19610006)
7. TRI ASMIYANTO (19610014)
8. ADERIANTO UMBU SIWA SAMANI (19610013)
9. MARNATA (19610004)
10. SUPARWANTO (19610021)

PROGRAM MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN


SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”
YOGYAKARTA
2019
KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN MELUAS DI SEBAGIAN PROVINSI DI INDONESIA

Situasi Masalah Zona Merah (berbahaya bagi kesehatan)


Terdapat di beberapa provinsi yang ada di Indonesia :
1. Riau : Luas 502.755 hektare, dengan 44 orang tersangka dan 1 perusahaan.
2. Kepulauan Riau : Luas 5.621 hektare tidak ada tersangka.
3. Jambi : Luas 23 ribu hectare, dengan 14 orang tersangka.
4. Sumatera Selatan : Luas 7.790 hektare, dengan 18 orang tersangka.
5. Jawa Timur : Luas 10.508 hektare, tidak ada tersangka.
6. Kalimantan Selatan : 2.000 hektare, dengan 2 orang tersangka.
7. Kalimantan Timur : Luas 6.715 hektare, dengan 6 orang tersangka.
8. Kalimantan Tengah : Luas 338.960 hektare, dengan 45 tersangka dan 1 perusahaan.
9. Kalimantan Barat : Luas 69 ribu hectare, dengan 56 tersangka dan 2 perusahaan.
10. Nusa Tenggara Timur : Luas 108.368 hektare, dengan 1 orang tersangka.
11. Papua : Luas 6.144 hektare, tidak ada tersangka.
Meta Masalah 1. Sebagian besar kebakaran hutan terjadi karena kesengajaan manusia.
2. Kebakaran hutan dilakukan untuk membuka lahan perkebunan dengan biaya murah.
3. Pengawasan dalam pembukaan lahan perkebunan kurang dilakukan.
4. Kurangnya edukasi kepada masyarakat untuk tidak membakar lahan.
5. Banyak perusahaan-perusahaan perkebunan yang sengaja membakar hutan.
6. Lemahnya penegakan hukum terhadap oknum dan korporasi yang melakukan
pembakaran hutan.
7. Masih tingginya ego sektoral antar kementerian / lembaga / daerah dalam perencanaan
pencegahan dan penanganan karhutla.
8. Belum adanya kesatuan gerak dan langkah yang terpadu bersifat extra dibawah 1
Komando Presiden.
9. Perlu diperbanyak OTT terhadap proses illegal logging seperti memperbanyak OTT
terhadap proses korupsi.
10. Perlu dilakukan reward dan punishment terhadap aparat yang berhasil maupun gagal
dalam penegakan hukum.
11. Tidak dilaksanakannya tata kelola perkebunan yang sudah ditetapkan pemerintah.
12. Tidak dijalankannya tata kelola perkebunan yang berwawasan lingkungan.
13. Badan Restorasi Gambut yang dibentuk pemerintah tidak berjalan efektif.
14. Perusahaan asing yang beroperasi di lahan gambut sulit untuk diawasi.
15. Pemberian izin perkebunan tidak terkendali.
Substansi Masalah 1. Tidak dilaksanakannya tata kelola perkebunan yang sudah ditetapkan pemerintah.
2. Lemahnya penegakan hukum terhadap oknum dan korporasi yang melakukan
pembakaran hutan.
3. Tidak berjalannya tata kelola perkebunan berwawasan lingkungan.
Masalah Formal Review tata kelola perkebunan yang berwawasan lingkungan agar penegakkan hukum
dapat dilakukan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai