LP Keluarga TN.H
LP Keluarga TN.H
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN NY.N DENGAN HIPERTENSI
Disusun Oleh :
Novainti Nur Rahmah Ramadhani (2110035032)
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Assalamua’laikum Wr.Wb.
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah- Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang
“laporan pendahuluan asuhan keperawatan hipertensi” ini dengan baik. Laporan
pendahuluan ini dipergunakan untuk memenuhi tugas kuliah “Keperawatan
Keluarga” di Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman.
Wassalamua’laikum wr.wb
Samarinda, Desember 2023
Penulis
iii
7
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................1 A
Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................... 2
BAB II.....................................................................................................................9
BAB III................................................................................................................. 30
BAB IV..................................................................................................................37
dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg. Sedangkan berdasarkan penyebab
hipertensi dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu: Hipertensi essensial (hipertensi primer) dan
hipertensi sekunder.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kosep Dasar Keperawatan Keluarga?
2. Bagaimana konsep dasar Hipertensi?
3. Bagaimana satuan pembelajaran lapangan?
C. Tujuan
1. Mengetahui Konsep Dasar Keperawatan keluarga
2. Mengetahui Konsep Dasar Hipertensi
3. Mengetahui satuan pembelajaran lapangan
BAB II
KONSEP TEORI KEPERAWATAN KELUARGA
A. Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional dan sosial dari tiap anggota keluarga.
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena
hubungan darah, perkawinan dan adopsi, dalam satu rumah tangga
berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya.
Keluarga adalah satu atau lebih individu yang tinggal bersama,
sehingga mempunyai ikatan emosional dan mengembangkan dalalm
interaksi sosial, peran dan tugas.
4. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi
kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan
seluruh anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan akan makanan,
pakaian, dan tempat tinggal. Banyak pasangan sekarang kita lihat
dengan penghasilan yang tidak seimbang antara suami dan istri hal ini
menjadikan permasalahan yang berujung pada perceraian.
5. Fungsi perawatan kesehatan
a. The Nuclear family (Keluarga inti) yaitu keluarga yang terdiri dari
suami istri dan anak (kandung atau angkat).
b. The dyad family, suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri
tanpa anak.
c. Keluarga usila, Keluarga terdiri dari suami dan istri yang sudah
usia lanjut, sedangkan anak sudah memisahkan diri.
d. The childless, Keluarga tanpa anak karena telambat menikah, bisa
disebabkan karena mengejar karir atau pendidikan.
12
Siklus kehidupan dimulai ketika anak pertama berusia 2,5 tahun dan
berakhir ketika anak berusia 5 tahun. Keluarga mungkin terdiri dari
tiga atau lima orang, keluarga menjadi lebih majemuk. Tugas-tugas
perkembangan keluarga sesuai dengan tahap siklus kehidupan
keluarga, yaitu :
a. Memenuhi kebutuhan anggota seperti rumah, ruang bermain,
privasi, keamanan.
b. Mensosialisasikan anak.
Dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai masuk
sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja.
Tugas-tugas perkembangan keluarga sesuai dengan tahap siklus
kehidupan keluarga, yaitu :
a. Mensosialisasikan anak-anak termasuk meningkatkan prestasi
sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya
yang sehat.
b. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima dari siklus
kehidupan dimulai. Tahap ini berlangsung selama 6-7 tahun, anak
masih tinggal dirumah hingga berumur 19-20 tahun. Tugas-tugas
perkembangan keluarga sesuai dengan tahap siklus kehidupan
keluarga, yaitu :
a. Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika
remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri.
b. Menfokuskan kembali hubungan perkawinan.
Permulaan dari fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak pertama
meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan rumah kosong
ketika akhirnya anak terakhir meninggalkan rumah.Tugas-tugas
perkembangan keluarga sesuai dengan tahap siklus kehidupan
keluarga, yaitu :
a. Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota
keluarga baru yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak.
b. Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali
hubungan perkawinan.
16
c. Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami istri.
5. Struktur Keluarga
17
a. Karakteristik pengirim :
b. Karakteristik penerima :
1) Siap mendengarkan masukan dan pendapat dari anggota
keluarga
2. Struktur Peran
3. Strukur Kekuatan
18
adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi, dan
di tularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
6. Struktur peran keluarga
1. Peran-peran formal
a. Peran ayah :
Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon terhadap
situasi/stressor.
3. Strategi koping
mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar
tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan.
3. Pelaksana
Perawawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah,
klinik, maupun di rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan
perawatan langsung. Kontak pertama perawat kepada keluarga melalui
anggota keluarga yang sakit. Perawat dapat mendemonstrasikan
kepada keluarga asuhan keperawatan yang diberikan dengan harapan
keluarga nanti dapat memberikan asuhan langsung kepada anggota
keluarga yang sakit.
4. Pengawas Kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan perawat harus melakukan home visit atau
kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan
pengkajian tentang kesehatan keluarga. Perawat tidak hanya
melakukan kunjungan tetapi diharapkan ada tindak lanjut dari
kunjungan ini.
5. Konsultan
Perawat sebagai nara sumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatan. Agar keluarga mau memint nasehat pada perawat maka
hubungan antara keluarga dan perarawat harus dibina dengan
baik, perawatan harus terbuka dan dapat dipercaya. Maka dengan
demikian, harusada Bina Hubungan Saling Percaya (BHSP) antara
perawat dan keluarga.
6. Kolaborasi
Sebagai perawat di komunitas juga harus bekerja sama dengan
pelayanan rumah sakit, puskesmas dan anggota tim kesehatan yang
lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga yang optimal.
Kolaborasi tidak hanya dilakukan sebagai perawat di rumah sakit tetapi
di keluarga dan komunitas pun juga dapat di laksanakan.
7. Fasilitator
Peran perawat komunitas disini adalah membantu keluarga dalam
menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat kesehatan yang
optimal. Kendala yang sering di alami keluarga keraguan didalam
24
9. Modifikasi Lingkungan
Perawat komunitas juga harus dapat memodifikasi lingkungan, baik
lingkungan rumah, masyarakat, dan lingkungan sekitarnya agar dapat
tercipta lingkungan yang sehat.
25
BAB III
KONSEP DASAR HIPERTENSI
A. Pengertian Hipertensi
Istilah hipertensi diambil dari bahasa Inggris hypertension yang berasal dari bahasa Latin
“hyper” dan “tension. “Hyper” berarti super atau luar biasa dan “tension” berarti tekanan atau
tegangan. Hypertension akhirnya menjadi istilah kedokteran yang populer untuk menyebut
penyakit tekanan darah tinggi. Tekanan darah adalah tenaga yang dipakai oleh darah yang
dipompakan dari jantung untuk melawan tahanan pembuluh darah, jika tekanan darah seseorang
meningkat dengan tajam dan kemudian menetap tinggi, orang tersebut dapat dikatakan
mempunyai tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan
tekanan diatolik 120 mmHg. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten, di
mana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia,
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg.
Menurut WHO 1996, batasan tekanan darah normal orang dewasa adalah maksimum 140/90
mmHg. Apabila tekanan darah seseorang di atas angka tersebut pada beberapa kali pengukuran di
waktu yang berbeda, orang tersebut bisa dikatakan menderita hipertensi. Penderita hipertensi
memiliki resiko lebih besar untuk mendapatkan serangan jantung dan stroke (Suwarsa, 2006).
B. Klasifikasi hipertensi
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan menjadi; hipertensi di mana tekanan sistolik sama
atau lebih besar dari 140 mmHg dan tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg, dan
hipertensi sistolik terisolasi di mana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan tekanan
diastolik lebih rendah dari 90 mmHg. Sedangkan berdasarkan penyebab hipertensi dapat
dibedakan menjadi dua golongan, yaitu: Hipertensi essensial (hipertensi primer) dan hipertensi
sekunder.
• Faktor Keturunan: Jika seseorang memiliki orang-tua atau saudara yang memiliki
tekanan darah tinggi, maka kemungkinan ia menderita tekanan darah tinggi lebih besar.
Statistik menunjukkan bahwa masalah tekanan darah tinggi lebih tinggi pada kembar
identik daripada yang kembar tidak identik. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ada
bukti gen yang diturunkan untuk masalah tekanan darah tinggi. Faktor genetik
tampaknya bersifat mulifaktorial akibat defek pada beberapa gen yang berperan pada
pengaturan tekanan darah.
• Kebiasaan Hidup: Konsumsi garam tinggi (lebih dari 30 gram); garam dapat
meningkatkan tekanan darah dengan cepat pada beberapa orang, khususnya bagi
penderita diabetes, penderita hipertensi ringan, orang dengan usia tua, dan mereka
yang berkulit hitam. Makan berlebihan (kegemukan); orang yang memiliki berat badan
di atas 30 persen berat badan ideal, memiliki kemungkinan lebih besar menderita
tekanan darah tinggi. Kandungan lemak yang berlebih dalam darah Anda, dapat
menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah.
Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah jenis hipertensi yang diketahui penyebabnya. Hipertensi sekunder
disebabkan oleh beberapa penyakit, yaitu :
27
1) Coarctationaorta, yaitu penyempitan aorta congenital yang mungkin terjadi beberapa tingkat pada
aorta toraksi atau aorta abdominal. Penyembitan pada aorta tersebut dapat menghambat aliran
darah sehingga terjadi peningkatan tekanan darah diatas area kontriksi.
2) Penyakit parenkim dan vaskular ginjal. Penyakit ini merupakan
penyakit utama penyebab
hipertensi sekunder. Hipertensi renovaskuler berhubungan dengan penyempitan
3) satu atau lebih arteri besar, yang secara langsung membawa darah ke ginjal. Sekitar 90% lesi
arteri renal pada pasien dengan hipertensi disebabkan oleh aterosklerosis atau fibrous dyplasia
(pertumbuhan abnormal jaringan fibrous). Penyakit parenkim ginjal terkait dengan infeksi,
inflamasi, serta perubahan struktur serta fungsi ginjal.
4) satu atau lebih arteri besar, yang secara langsung membawa darah ke ginjal. Sekitar 90% lesi
arteri renal pada pasien dengan hipertensi disebabkan oleh aterosklerosis atau fibrous dyplasia
(pertumbuhan abnormal jaringan fibrous). Penyakit parenkim ginjal terkait dengan infeksi,
inflamasi, serta perubahan struktur serta fungsi ginjal.
5) Penggunanaan kontrasepsi hormonal (esterogen). Kontrasepsi secara oral yang memiliki
kandungan esterogen dapat menyebabkan terjadinya hipertensi melalui mekanisme renin-
aldosteronmediate volume expantion. Pada hipertensi ini, tekanan darah akan kembali normal
setelah beberapa bulan penghentian oral kontrasepsi.
6) Gangguan endokrin. Disfungsi medulla adrenal atau korteks adrenal dapat menyebabkan
hipertensi sekunder. Adrenalmediate hypertension disebabkan kelebihan primer aldosteron,
kortisol, dan katekolamin.
7) Kegemukan (obesitas) dan malas berolahraga.
8) Stres, yang cenderung menyebabkan peningkatan tekanan darah untuk sementara waktu.
9) Kehamilan
10) Luka bakar
11) Peningkatan tekanan vaskuler
12) Merokok. Nikotin dalam rokok merangsang pelepasan katekolamin. Peningkatan katekolamin
mengakibatkan iritabilitas miokardial, peningkatan denyut jantung serta menyebabkan
vasokortison yang kemudian menyebabkan kenaikan tekanan darah.
1) Faktor yang tidak dapat diubah Faktor yang tidak dapat berubaha adalah :
a) Riwayat Keluarga Seseorang yang memiliki keluarga seperti, ayah, ibu, kakak kandung/saudara
kandung, kakek dan nenek dengan hipertensi lebih berisiko untuk terkena hipertensi.
b) Usia Tekanan darah cenderung meningkat dengan bertambahnya usia. Pada laki-laki meningkat
pada usia lebih dari 45 tahun sedangkan pada wanita meningkat pada usia lebih dari 55 tahun.
c) Jenis Kelamin Dewasa ini hipertensi banyak ditemukan pada pria daripada wanita.
d) Ras/etnik Hipertensi menyerang segala ras dan etnik namun di luar negeri hipertensi banyak
ditemukan pada ras Afrika Amerika daripada Kaukasia atau Amerika Hispanik
2) Faktor yang dapat diubah Kebiasaan gaya hidup tidak sehat dapat meningkatkan hipertensi
antara lain yaitu :
a) Merokok merupakan salah satu faktor penyebab hipertensi karena dalam rokok terdapat
kandungan nikotin. Nikotin terserap oleh pembuluh darah kecil dalam paru-paru dan diedarkan
29
ke otak. Di dalam otak, nikotin memberikan sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas
epinefrin atau adrenalin yang akan menyemptkan pembuluh darah dan memaksa jantung bekerja
lebih berat karena tekanan darah yang lebih tinggi (Murni dalam Andrea, G.Y., 2013).
b) Kurang aktifitas fisik Aktifitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot
rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Kurangnya aktifitas fisik merupakan faktor risiko
independen untuk penyakit kronis dan secara keseluruhan diperkirakan dapat menyebabkan
kematian secara global (Iswahyuni, S., 2017).
c) Konsumsi Alkohol Alkohol memiliki efek yang hampir sama dengan karbon monoksida, yaitu
dapat meningkatkan keasaman darah. Darah menjadi lebih kental dan jantung dipaksa
memompa darah lebih kuat lagi agar darah sampai ke jaringan mencukupi (Komaling, J.K.,
Suba, B., Wongkar, D., 2013). Maka dapat disimpulkan bahwa konsumsi alkohol dapat
meningkatkan tekanan darah
d) Kebiasaan minum kopi Kopi seringkali dikaitkan dengan penyakit jantung koroner, termasuk
peningkatan tekanan darah dan kadar kolesterol darah karena kopi mempunyai kandungan
polifenol, kalium, dan kafein. Salah satu zat yang dikatakan meningkatkan tekanan darah adalah
kafein. Kafein didalam tubuh manusia bekerja dengan cara memicu produksi hormon adrenalin
yang berasal dari reseptor adinosa didalam sel saraf yang mengakibatkan peningkatan tekanan
darah, pengaruh dari konsumsi kafein dapat dirasakan dalam 5-30 menit dan bertahan hingga 12
jam (Indriyani dalam Bistara D.N., & Kartini Y., 2018).
e) Kebiasaan konsumsi makanan banyak mengandung garam Garam merupakan bumbu dapur
yang biasa digunakan untuk memasak. Konsumsi garam secara berlebih dapat meningkatkan
tekanan darah. Menurut Sarlina, Palimbong, S., Kurniasari, M.D., Kiha, R.R. (2018), natrium
merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler tubuh yang berfungsi menjaga
keseimbangan cairan. Natrium yang berlebih dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh
sehingga menyebabkan edema atau asites, dan hipertensi.
f) Kebiasaan konsumsi makanan lemak Menurut Jauhari (dalam Manawan A.A., Rattu A.J.M.,
Punuh M.I, 2016), lemak didalam makanan atau hidangan memberikan kecenderungan
meningkatkan kholesterol darah, terutama lemak hewani yang mengandung lemak jenuh.
Kolesterol yang tinggi bertalian dengan peningkatan prevalensi penyakit hipertensi.
F. Komplikasi Hipertensi
TIU :
Peserta didik mampu Melakukan asuhan keperawatan keluarga : kontrak awal dan pengkajian
keluarga
Pokok Bahasan :
BHSP dan Pengkajian
Metode Pembelajaran :
Observasi
Strategi Pembelajaran :
Pra Interaksi :
Interaksi
Mahasiswa
• Menyebutkan salam terapeutik
• Menjelaskan maksud dan tujuan termasuk keuntungan dan kerugian menjadi
keluarga binaan
• Membuat Kontrak (waktu, tempat dan topic)
• Melakukan pengkajian pada keluarga dengan hipertensi
• Melakukan pemeriksaan fisik pada seluruh anggota keluarga
• Menggunakan komunikasi terapeutik
• Memberikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya
Pembimbing
• Menjawab salam
• Mengobservasi kemampuan mahasiswa
32
Terminasi
• Menjelaskan waktu kunjungan telah selesai
• Membuat kontrak selanjutnya
• Salam trapeutik Media :
Alat tulis, alat-alat pemeriksaan fisik, form pengkajian
Evaluasi :
1. Observasi
2. Komunikasi tertulis
Lampiran – Lampiran
1. Format pengkajian Keluarga
TIU :
Peserta dididk mampu Melakukan asuhan keperawatan keluarga : Pengkajian dan Pemeriksaan
fisik
Pokok Bahasan :
Metode Pembelajaran :
Observasi
Strategi Pembelajaran :
Pra Interaksi :
Interaksi
Mahasiswa
• Salam trapeutik
Media :
1. Observasi
2. Komunikasi tertulis
Lampiran – Lampiran
Pembobotan
TIU :
Pokok Bahasan :
Metode Pembelajaran :
Observasi
Strategi Pembelajaran :
Pra Interaksi :
36
• Laporan Pendahuluan sudah di konsulltasikan
Interaksi
Mahasiswa
Terminasi
• Salam trapeutik
Media :
Evaluasi :
1. Observasi
2. Komunikasi tertulis
Lampiran – Lampiran
1. Format Perencanaan 42
TIU :
Pokok Bahasan :
Penyuluhan kesehatan
Metode Pembelajaran :
Observasi
Strategi Pembelajaran :
Pra Interaksi :
39
• Laporan Pendahuluan sudah di konsulltasikan
Interaksi
Mahasiswa
Terminasi
• Salam trapeutik
Media :
Evaluasi :
1. Observasi
40
2. Komunikasi tertulis
Lampiran – Lampiran
Melakukan asuhan keperawatan keluarga Tn.S dg Masalah kesehatan hipertensi Evaluasi akhir
dan Terminasiakhir
TIU :
Peserta dididk mampu Melakukan asuhan keperawatan keluarga : kontrak awal dan pengkajian
keluarga
Pokok Bahasan :
Metode Pembelajaran :
Observasi
Strategi Pembelajaran :
Pra Interaksi :
Interaksi
42
Mahasiswa
Terminasi
• Salam trapeutik
Media :
Evaluasi :
1. Observasi
2. Komunikasi tertulis
Lampiran – Lampiran
Mulyati, S., Suwarsa, O., & Arya, I. F. D. (2015). Pengaruh media film terhadap sikap ibu
pada deteksi dini kanker serviks. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 11(1), 16-24
Muswati, I. J. (2016). Perilaku Pencegahan Komplikasi Stroke Pada Penderita
Hipertensi, 15
Darmojo Boedi. Martono Hadi. Geriatri. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 1999. 242
Brunner,suddart,2000.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Alih Bahasa: Agung
Waluyo,et,Edisi 8.Vol 1. Jakarta: EGC
(Nurarif & Kusuma, 2016). (2016). Terapi Komplementer Akupresure. Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Aulia, R., (2018). Pengaruh Pengetahuan Terhadap Kepatuhan Pasien Hipertensi Di Instalasi
Rawat Jalan RSUD Dr.Moewardi Surakarta Periode Februari-April 2018. Journal of
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Diunduh tanggal 13 November 2018 dari
http://www.enprints.ums.ac.id.
Ardiansyah, Muhammad. 2012. Medical Bedah Untuk Mahasiswa. Jogjakarta : DIVA
Ekspres.
Iswahyuni, S 2017, ‘Hubungan Antara Aktifitas Fisik Dan Hipertensi Pada Lansia, Profesi
(Profesional Islam) Media Publikasi Penelitian, vol.14, no.2, hlm. 1.
https://doi.org/10.26576/profesi.155