Nama : Satya Nauval Pamungkas

NIM : 23401044
Prodi : Teknologi Rekayasa Logistik
Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen : Fahriza Fawwas Asrory, S.T., M.Eng.

Tugas
Buat resume tentang “Sumber Historis, Sosiologis, Politik tentang Demokrasi
yang Bersumber dari Pancasila” meliputi:
1. Sumber nilai yang berasal dari Demokrasi Desa
2. Sumber nilai yang berasal dari Islam
3. Sumber nilai yang berasal dari Barat

1. Sumber nilai yang berasal dari Demokrasi Desa

Sejarah Indonesia telah lama mengakar pada sistem kehidupan masyarakat yang
berpusat di desa. Konsep gotong royong, musyawarah untuk mufakat, dan
keputusan yang diambil secara bersama-sama merupakan nilai-nilai yang mengakar
dalam kehidupan desa. Ini tidak hanya menjadi bagian dari tradisi sosial, tetapi juga
menjadi fondasi bagi proses pengambilan keputusan di tingkat lokal.

Sosiologisnya, sistem kehidupan masyarakat desa mempromosikan partisipasi aktif

dalam setiap aspek kehidupan. Adanya keterlibatan semua anggota masyarakat
dalam proses pengambilan keputusan, tanpa memandang latar belakang sosial atau
ekonomi, menciptakan dasar yang kuat untuk nilai-nilai demokrasi yang inklusif.

Secara politis, nilai-nilai demokrasi desa memperkuat asas-asas demokrasi yang

dipegang teguh dalam konstitusi Pancasila. Konsep-konsep demokrasi desa seperti
musyawarah untuk mufakat memperoleh peran penting dalam membentuk proses
politik yang bersifat inklusif dan memberdayakan semua lapisan masyarakat.

Demokrasi desa bukan hanya sekadar sistem tradisional, tetapi juga menjadi
landasan penting dalam pembentukan nilai-nilai demokrasi yang inklusif dan
berkeadilan yang tercermin dalam konstruksi Pancasila.
2. Sumber nilai yang berasal dari Islam

Secara historis, nilai-nilai ajaran Islam telah memberikan kontribusi dalam

pembentukan nilai-nilai moral dan etika yang diakui di tengah masyarakat Indonesia.
Prinsip-prinsip seperti keadilan, keterbukaan, dan konsensus dalam pengambilan
keputusan telah menjadi bagian dari tradisi budaya Indonesia yang terinspirasi dari
ajaran Islam.

Secara sosiologis, nilai-nilai ajaran Islam memberikan kontribusi dalam memperkuat

aspek partisipatif dalam masyarakat. Konsep musyawarah, saling menghormati, serta
mempertimbangkan pendapat semua pihak menjadi nilai yang tercermin dalam
sistem sosial yang didasarkan pada prinsip-prinsip Islam.

Secara politis, ajaran Islam memberikan landasan filosofis bagi konsep-konsep

demokrasi Pancasila, menekankan pentingnya konsensus, keadilan, dan
perlindungan hak-hak individu dalam kerangka sistem politik yang inklusif.

Pengaruh nilai-nilai Islam menjadi salah satu elemen penting dalam pembentukan
nilai-nilai demokrasi Pancasila, menambah kekayaan dan keberagaman dalam
konstruksi demokrasi yang inklusif dan mengakar di Indonesia.

3. Sumber nilai yang berasal dari Barat

Sejarah kolonialisme dan interaksi dengan budaya Barat membawa pengaruh

signifikan dalam hal pembentukan institusi dan konsep politik di Indonesia. Nilai-nilai
seperti demokrasi representatif, pemisahan kekuasaan, dan kebebasan berpendapat
merupakan konsep yang terkandung dalam tradisi politik Barat yang mempengaruhi
perkembangan politik di Indonesia.

Secara sosiologis, pengaruh budaya Barat membawa konsep inklusivitas,

perlindungan hak-hak individu, serta pentingnya pluralisme dalam masyarakat. Nilai-
nilai ini memperkaya landasan sosial yang mendukung prinsip-prinsip demokrasi
Pancasila, mendorong inklusivitas dan penghargaan terhadap perbedaan.

Dalam konteks politik, nilai-nilai demokrasi liberal dari Barat memperkuat aspek
perlindungan hak asasi manusia, kebebasan berekspresi, dan tanggung jawab
pemerintah kepada rakyat. Prinsip-prinsip ini memberikan landasan filosofis dalam
pembentukan struktur politik yang inklusif dalam kerangka Pancasila.

Kontribusi nilai-nilai dari Barat telah menjadi bagian integral dalam konstruksi
demokrasi Pancasila, menyediakan perspektif yang berbeda dan memperkaya
fondasi demokrasi Indonesia, menciptakan sistem yang inklusif dan berdasarkan
kebebasan serta hak-hak individu.