Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TUTON 1

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK

Pertanyaan

Kebijakan moneter dalam bentuk pengendalian besaran moneter untuk mencapai


perkembangan kegiatan perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan. Jelaskan
instrumen kebijakan moneter beserta contohnya!

Jawaban

Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter,


tujuannya mengatur jumlah uang yang beredar demi terjaganya stabilitas harga, baik
instrumen langsung maupun tidak langsung. Beberapa instrumen utamanya, diantaranya:

1. Fasilitas Diskonto (Discount Rate)


Fasilitas Diskonto adalah tingkat bunga yang ditetapkan pemerintah pada bank-bank
umum yang meminjam uang kepada bank sentral. Ketika bank-bank umum
mengalami kondisi yang mengharuskan mereka untuk meminjam uang ke bank
sentral, pemerintah dapat menggunakan kesempatan ini untuk mengatur jumlah uang
yang beredar.
Jika pemerintah ingin menambah jumlah uang yang beredar, maka pemerintah akan
menurunkan tingkat suku bunga pinjaman atau diskonto. Ketika tingkat suku bunga
pinjaman menurun menjadi lebih murah, maka bank-bank umum akan lebih tertarik
untuk meminjam uang ke bank sentral.
Sebaliknya ketika pemerintah ingin mengurangi jumlah uang yang beredar, maka
pemerintah akan menaikan tingkat suku bunga. Kenaikan suku bunga tersebut akan
mengurangi niat bank-bank umum untuk melakukan pinjaman di bank sentral
sehingga pemerintah dapat menekan laju pertambahan jumlah uang beredar.
Contoh: Bank Sentral menetapkan Loan to Value (LTV) ratio untuk membatasi rasio
pinjaman terhadap nilai agunan dalam kredit properti, atau menetapkan
Countercyclical Capital Buffer (CCyB) untuk memperkuat ketahanan perbankan.
2. Operasi Pasar Terbuka
Operasi Pasar Terbuka (OPT) merupakan salah satu instrumen kebijakan moneter
tidak langsung yang sangat penting karena sifatnya yang sangat fleksibel dibanding
dengan instrumen lain. OPT dilakukan oleh pemerintah untuk mengendalikan jumlah
uang yang beredar dengan menjual (open market selling) atau membeli (open market
buying) surat-surat berharga milik pemerintah.
 Open Market Selling dilakukan ketika pemerintah ingin mengurangi jumlah
uang yang beredar dengan menjual surat-surat berharga yang beredar. Ketika
pemerintah menjual surat-surat tersebut ke masyarakat, maka uang yang
digunakan masyarakat untuk membeli surat tersebut akan masuk ke otoritas
moneter. Akhirnya, uang yang beredar di masyarakat semakin sedikit.
 Open Market Buying dilakukan ketika pemerintah ingin menambah jumlah
uang yang beredar dengan cara membeli surat-surat berharga yang beredar.
Ketika pemerintah membeli surat berharga dari masyarakat, maka uang yang
beredar di masyarakat akan bertambah.

Di Indonesia, kebijakan moneter berupa OPT dilakukan dengan cara menjual atau
membeli surat-surat berharga yang terdiri dari Sertifikat Bank Indonesia (SBI,
Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) dan Surat Berharga Negara (SBN) yang
dibagi menjadi Surat Utang Negara (SUN) terdiri dari Surat Perbendaharaan
Negara (SPN) dan Obligasi Negara termasuk Zero Coupon Bond (ZCB) dan
Obligasi Negara Ritel (ORI), Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) termasuk
SBSN Ritel.

Ketika pemerintah ingin mengurangi jumlah uang yang beredar maka pemerintah
akan menjual berbagai surat berharga tersebut, sebaliknya ketika pemerintah ingin
menambah jumlah uang yang beredar maka pemerintah akan membeli kembali
berbagai surat-surat berharga yang telah dijual sebelumnya.

Contoh: Bank Sentral membeli atau menjual surat berharga (seperti Sertifikat
Bank Indonesia/SBI) di pasar terbuka untuk menambah atau mengurangi jumlah
uang beredar.

3. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)


Ketika minimum cadangan wajib tersebut berkurang, maka bank memiliki lebih
banyak uang yang dapat diedarkan di masyarakat melalui pinjaman. Sebaliknya jika
pemerintah ingin mengurangi jumlah uang yang beredar, maka pemerintah dapat
menambah jumlah minimum cadangan wajib bank sehingga bank memiliki uang yang
lebih sedikit untuk diedarkan.
Ketika minimum candangan wajib tersebut berkurang, maka bank memiliki lebih
banyak uang yang dapat diedarkan di masyarakat melalui pinjaman. Sebaliknya jika
pemeritnah ingin mengurangi jumlah uang yang beredar, maka pemerintah dapat
menambah jumlah minimum cadangan wajib bank sehingga bank memiliki uang yang
lebih sedikit untuk diedarkan.
Contoh: Bank Sentral mewajibkan bank-bank umum untuk menyimpan sejumlah
persentase tertentu dari dana pihak ketiga (DPK) sebagai cadangan. Perubahan rasio
ini akan mempengaruhi kemampuan bank dalam menciptakan uang giral.
4. Imbauan Moral (Moral Persuasion)
Instrumen kebijakan moneter berupa imbauan moral dapat dilakukan oleh bank
sentral untuk mengontrol jumlah uang yang beredar melalui berbagai hal. Bank
sentral dapat mengimbau bank-bank umum untuk menurunkan atau menaikan suku
bunga pinjamannya.
Contoh: Bank Sentral memberikan himbauan atau nasihat kepada bank-bank umum
untuk menyalurkan kredit ke sektor-sektor prioritas atau menahan laju pertumbuhan
kredit.

Selain 4 instrumen tersebut, Bank Indonesia memiliki beberapa instrumen kebijakan moneter
lainnya seperti:

 Kredit Langsung yaitu Bank Indonesia memberikan kredit secara langsung kepada
sektor, program, proyek, ataupun kegiatan yang sifatnya mendesak dan harus
diprioritaskan. Kredit langsung ini akan menambah jumlah uang yang beredar di
masyarakat karena digunakan untuk membiayai program ataupun kegiatan yang
diprioritaskan.
 Penetapan Uang Muka Impor dimana para importir diwajibkan membayar sejumlah
persentase tertentu sebagai uang muka untuk pembelian valuta asing yang mereka
perlukan untuk mengimpor barang dari luar negeri. Dengan ditetapkannya instrumen
ini, pemerintah dapat mengatur jumlah uang yang beredar dari sisi impor dan dapat
mengontrol devisa negara.
 Fasilitas Overdraft (Overdraft Window) dimana Bank Indonesia akan menyediakan
fasilitas pinjaman yang berjangka sangat pendek kepada bank-bank yang mengalami
kesulitan likuiditas (pencairan) jangka pendek. Suku bunga yang diterapkan pada
fasilitas ini lebih tinggi dibanding sumber pinjaman lain sehingga dapat mengontrol
jumlah uang yang beredar.
 ntervensi Rupiah dimana Bank Indonesia melakukan pinjam meminjam dana secara
langsung di Pasar Uang Antar Bank (PUAB) dalam jangka waktu overnight sampai
dengan 7 hari demi membantu instrumen kegiatan Operasi Pasar Terbuka.
 Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) adalah instrumen yang pada awalnya
dibuat oleh Bank Indonesia sebagai fasilitas untuk bank-bank syariah, namun tidak
menutup kemungkinan SWBI ini digunakan untuk membantu Operasi Pasar Terbuka.
Pelaksanaan SWBI tidak dilakukan secara lelang melainkan membuka window
sehingga memiliki kemiripan dengan fasilitas simpanan bank sentral. Selanjutnya,
bank akan meningkatkan suku bunga yang mereka tetapkan kepada pelanggan
mereka. Dengan demikian, biaya pinjaman dalam perekonomian akan meningkat, dan
jumlah uang beredar akan berkurang.

Anda mungkin juga menyukai