Pertanyaan
Jawaban
Di Indonesia, kebijakan moneter berupa OPT dilakukan dengan cara menjual atau
membeli surat-surat berharga yang terdiri dari Sertifikat Bank Indonesia (SBI,
Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) dan Surat Berharga Negara (SBN) yang
dibagi menjadi Surat Utang Negara (SUN) terdiri dari Surat Perbendaharaan
Negara (SPN) dan Obligasi Negara termasuk Zero Coupon Bond (ZCB) dan
Obligasi Negara Ritel (ORI), Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) termasuk
SBSN Ritel.
Ketika pemerintah ingin mengurangi jumlah uang yang beredar maka pemerintah
akan menjual berbagai surat berharga tersebut, sebaliknya ketika pemerintah ingin
menambah jumlah uang yang beredar maka pemerintah akan membeli kembali
berbagai surat-surat berharga yang telah dijual sebelumnya.
Contoh: Bank Sentral membeli atau menjual surat berharga (seperti Sertifikat
Bank Indonesia/SBI) di pasar terbuka untuk menambah atau mengurangi jumlah
uang beredar.
Selain 4 instrumen tersebut, Bank Indonesia memiliki beberapa instrumen kebijakan moneter
lainnya seperti:
Kredit Langsung yaitu Bank Indonesia memberikan kredit secara langsung kepada
sektor, program, proyek, ataupun kegiatan yang sifatnya mendesak dan harus
diprioritaskan. Kredit langsung ini akan menambah jumlah uang yang beredar di
masyarakat karena digunakan untuk membiayai program ataupun kegiatan yang
diprioritaskan.
Penetapan Uang Muka Impor dimana para importir diwajibkan membayar sejumlah
persentase tertentu sebagai uang muka untuk pembelian valuta asing yang mereka
perlukan untuk mengimpor barang dari luar negeri. Dengan ditetapkannya instrumen
ini, pemerintah dapat mengatur jumlah uang yang beredar dari sisi impor dan dapat
mengontrol devisa negara.
Fasilitas Overdraft (Overdraft Window) dimana Bank Indonesia akan menyediakan
fasilitas pinjaman yang berjangka sangat pendek kepada bank-bank yang mengalami
kesulitan likuiditas (pencairan) jangka pendek. Suku bunga yang diterapkan pada
fasilitas ini lebih tinggi dibanding sumber pinjaman lain sehingga dapat mengontrol
jumlah uang yang beredar.
ntervensi Rupiah dimana Bank Indonesia melakukan pinjam meminjam dana secara
langsung di Pasar Uang Antar Bank (PUAB) dalam jangka waktu overnight sampai
dengan 7 hari demi membantu instrumen kegiatan Operasi Pasar Terbuka.
Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) adalah instrumen yang pada awalnya
dibuat oleh Bank Indonesia sebagai fasilitas untuk bank-bank syariah, namun tidak
menutup kemungkinan SWBI ini digunakan untuk membantu Operasi Pasar Terbuka.
Pelaksanaan SWBI tidak dilakukan secara lelang melainkan membuka window
sehingga memiliki kemiripan dengan fasilitas simpanan bank sentral. Selanjutnya,
bank akan meningkatkan suku bunga yang mereka tetapkan kepada pelanggan
mereka. Dengan demikian, biaya pinjaman dalam perekonomian akan meningkat, dan
jumlah uang beredar akan berkurang.