Anda di halaman 1dari 4

1.

Jelaskan apa yang dimaksud dengan kebijakan moneter


Jawab: Kebijakan moneter adalah kebijakan yang mengacu pada kontrol
bank sentral terjadap jumlah uang beredar dan peredaran uang, dengan
tujuan mencapai keseimbangan domestik (pertumbuhan ekonomi yang
tinggi, stabilitas harga, pembangunan yang merata) dan keseimbangan
eksternal (neraca pembayaran). Dan mencapai tujuan ekonomi makro
yaitu menjaga stabilitas ekonomi yang diukur dengan kesempatan kerja,
stabilitas harga dan keseimbangan neraca pembayaran.
2. Ada tiga instrumen utama yang digunakan sebutkan dan jelaskan

Jawab: 1. Fasilitas Diskonto (Discount Rate)


Fasilitas Diskonto adalah tingkat bunga yang ditetapkan pemerintah pada
bank-bank umum yang meminjam uang kepada bank sentral. Ketika
bank-bank umum mengalami kondisi yang mengharuskan mereka untuk
meminjam uang ke bank sentral, pemerintah dapat menggunakan
kesempatan ini untuk mengatur jumlah uang yang beredar. Jika
pemerintah ingin menambah jumlah uang yang beredar, maka pemerintah
akan menurunkan tingkat suku bunga pinjaman atau diskonto. Ketika
tingkat suku bunga pinjaman menurun menjadi lebih murah, maka bank-
bank umum akan lebih tertarik untuk meminjam uang ke bank sentral.
Sebaliknya ketika pemerintah ingin mengurangi jumlah uang yang
beredar, maka pemerintah akan menaikan tingkat suku bunga. Kenaikan
suku bunga tersebut akan mengurangi niat bank-bank umum untuk
melakukan pinjaman di bank sentral sehingga pemerintah dapat menekan
laju pertambahan jumlah uang beredar.

2. Operasi Pasar Terbuka


Operasi Pasar Terbuka (OPT) merupakan salah satu instrumen kebijakan
moneter tidak langsung yang sangat penting karena sifatnya yang sangat
fleksibel dibanding dengan instrumen lain. OPT dilakukan oleh
pemerintah untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar dengan
menjual (open market selling) atau membeli (open market buying) surat-
surat berharga milik pemerintah.
a. Open Market Selling dilakukan ketika pemerintah ingin mengurangi
jumlah uang yang beredar dengan menjual surat-surat berharga yang
beredar. Ketika pemerintah menjual surat-surat tersebut ke masyarakat,
maka uang yang digunakan masyarakat untuk membeli surat tersebut
akan masuk ke otoritas moneter. Akhirnya, uang yang beredar di
masyarakat semakin sedikit.
b. Open Market Buying dilakukan ketika pemerintah ingin menambah
jumlah uang yang beredar dengan cara membeli surat-surat berharga yang
beredar. Ketika pemerintah membeli surat berharga dari masyarakat,
maka uang yang beredar di masyarakat akan bertambah.
Di Indonesia, kebijakan moneter berupa OPT dilakukan dengan cara
menjual atau membeli surat-surat berharga yang terdiri dari Sertifikat
Bank Indonesia (SBI, Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) dan Surat
Berharga Negara (SBN) yang dibagi menjadi Surat Utang Negara (SUN)
terdiri dari Surat Perbendaharaan Negara (SPN) dan Obligasi Negara
termasuk Zero Coupon Bond (ZCB) dan Obligasi Negara Ritel (ORI),
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) termasuk SBSN Ritel. Ketika
pemerintah ingin mengurangi jumlah uang yang beredar maka pemerintah
akan menjual berbagai surat berharga tersebut, sebaliknya ketika
pemerintah ingin menambah jumlah uang yang beredar maka pemerintah
akan membeli kembali berbagai surat-surat berharga yang telah dijual
sebelumnya.

3. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)


Ketika minimum cadangan wajib tersebut berkurang, maka bank
memiliki lebih banyak uang yang dapat diedarkan di masyarakat melalui
pinjaman. Sebaliknya jika pemerintah ingin mengurangi jumlah uang
yang beredar, maka pemerintah dapat menambah jumlah minimum
cadangan wajib bank sehingga bank memiliki uang yang lebih sedikit
untuk diedarkan.
Ketika minimum candangan wajib tersebut berkurang, maka bank
memiliki lebih banyak uang yang dapat diedarkan di masyarakat melalui
pinjaman. Sebaliknya jika pemeritnah ingin mengurangi jumlah uang
yang beredar, maka pemerintah dapat menambah jumlah minimum
cadangan wajib bank sehingga bank memiliki uang yang lebih sedikit
untuk diedarkan.

4. Imbauan Moral (Moral Persuasion)


Instrumen kebijakan moneter berupa imbauan moral dapat dilakukan oleh
bank sentral untuk mengontrol jumlah uang yang beredar melalui
berbagai hal. Bank sentral dapat mengimbau bank-bank umum untuk
menurunkan atau menaikan suku bunga pinjamannya. Bank sentral juga
dapat memberikan saran kepada bank-bank tersebut untuk hati-hati dalam
memberikan pinjaman kredit kepada masyarakat ataupun membatasi
keinginannya untuk meminjam uang kepada bank sentral melalui
Fasilitas Diskonto. Selain 4 instrumen tersebut, Bank Indonesia memiliki
beberapa instrumen kebijakan moneter lainnya seperti:

 Kredit Langsung yaitu Bank Indonesia memberikan kredit secara


langsung kepada sektor, program, proyek, ataupun kegiatan yang
sifatnya mendesak dan harus diprioritaskan. Kredit langsung ini akan
menambah jumlah uang yang beredar di masyarakat karena
digunakan untuk membiayai program ataupun kegiatan yang
diprioritaskan.
 Penetapan Uang Muka Impor dimana para importir diwajibkan
membayar sejumlah persentase tertentu sebagai uang muka untuk
pembelian valuta asing yang mereka perlukan untuk mengimpor
barang dari luar negeri. Dengan ditetapkannya instrumen ini,
pemerintah dapat mengatur jumlah uang yang beredar dari sisi impor
dan dapat mengontrol devisa negara.
 Fasilitas Overdraft (Overdraft Window) dimana Bank Indonesia
akan menyediakan fasilitas pinjaman yang berjangka sangat pendek
kepada bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditas (pencairan)
jangka pendek. Suku bunga yang diterapkan pada fasilitas ini lebih
tinggi dibanding sumber pinjaman lain sehingga dapat mengontrol
jumlah uang yang beredar.
 Intervensi Rupiah dimana Bank Indonesia melakukan pinjam
meminjam dana secara langsung di Pasar Uang Antar Bank (PUAB)
dalam jangka waktu overnight sampai dengan 7 hari demi membantu
instrumen kegiatan Operasi Pasar Terbuka.
 Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) adalah instrumen yang
pada awalnya dibuat oleh Bank Indonesia sebagai fasilitas untuk
bank-bank syariah, namun tidak menutup kemungkinan SWBI ini
digunakan untuk membantu Operasi Pasar Terbuka. Pelaksanaan
SWBI tidak dilakukan secara lelang melainkan membuka window
sehingga memiliki kemiripan dengan fasilitas simpanan bank sentral.
Selanjutnya, bank akan meningkatkan suku bunga yang mereka
tetapkan kepada pelanggan mereka. Dengan demikian, biaya
pinjaman dalam perekonomian akan meningkat, dan jumlah uang
beredar akan berkurang.

Anda mungkin juga menyukai