Anda di halaman 1dari 8

Vol 4 No 2 Tahun 2023

SPRINTER: Jurnal Ilmu Olahraga


http:// jurnal.icjambi.id/index.php/sprinter/index

Analisis Antropometri dalam Mengidentifikasi Bibit Atlet


Berbakat Cabang Olahraga Sepatu Roda

Nanda Aghni Ridwan1, Muhammad Yanuar Rizky2, Wasis Himawanto3

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, FIKS, Universitas Nusantara PGRI Kediri,
1,2,3

Provinsi Jawa Timur, Indonesia


Email: nandaridwan09@gmail.com
Info Artikel Abstrak
____________________ _________________________________________________________
Kata Kunci:
Antropometri, Bibit Atlet, Sepatu Penelitian ini dilatarbelakangi karena penelitian tentang cabang olahraga
roda sepatu roda yang menyangkut aspek-aspek antropometri pada atlet masih
sedikit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor antropometri apa
Keywords: saja yang dibutuhkan bibit atlet berbakat cabang olahraga sepatu roda.
Anthropometry, Athlete Seeds, Penelitian ini menggunakan metode literature review. Sumber data yang
Inline skate digunakan berasal dari hasil-hasil penelitian yang sudah dilakukan dan
diterbitkan dalam jurnal online nasional dan internasional. Proses
pengumpulan data yaitu dengan menggunakan google scholar, Research and
Gate, dan Web of Science. Jurnal yang digunakan adalah jurnal yang
dipublikasikan full text dan terindeks Sinta 1 sampai dengan Sinta 5. Hasil
yang didapatkan sebanyak 38 jurnal dan yang memenuhi kriteria inklusi
sebanyak 7 artikel kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik
analisis deskriptif kuantitatif. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah ke 7
artikel sepakat bahwa faktor antropometri yang dibutuhkan untuk
mengidentifikasi bibit atlet berbakat sepatu roda yaitu dengan 10
pengukuran meliputi tinggi badan, berat badan, panjang kaki, panjang
tungkai, panjang lengan, rentang lengan, lingkar tubuh, lipatan kulit,
lingkar paha, dan lingkar betis.

Abstract
_________________________________________________________
The background of this research is because there is still little research on the sport of
roller skating concerning anthropometric aspects of athletes. This study aims to
determine what anthropometric factors are needed by talented athletes in roller
skating. This study uses the literature review method. The data source used comes
from research results that have been conducted and published in national and
international online journals. The data collection process is by using Google Scholar,
Research and Gate, and Web of Science. The journals used were journals published
in full text and indexed Sinta 1 to Sinta 5. The results obtained were 38 journals and
7 articles that met the inclusion criteria were then analyzed using quantitative
descriptive analysis techniques. The conclusion of the results of this study is that the 7
articles agree that anthropometric factors are needed to identify talented skater
athletes with 10 measurements including height, weight, leg length, leg length, arm
length, arm span, body circumference, skin folds, thigh circumference and calf
circumference.

© 2023 Author

Alamat korespondensi:
Universitas Nusantara PGRI Kediri
E-mail: nandaridwan09@gmail.com
203
Nanda Aghni Ridwan, Muhammad Yanuar Rizky, Wasis Himawanto / SPRINTER: Jurnal Ilmu Olahraga
Volume 4 (2) (2023)

PENDAHULUAN Rahmawati, 1996) prestasi seorang atlet dapat


Sepatu roda merupakan olahraga dipengaruhi oleh faktor komposisi,proporsi,
modern yang dijadikan bagian dari tujuan bentuk, ukuran, kedewasaan, serta fungsi
olahraga pendidikan dan olahraga rekreasi organ. Maka, supaya prestasi atlet pada
yang banyak dimainkan oleh semua kalangan cabang olahraga sepatu roda meningkat
usia. Menurut (Ahira, 2012) sepatu roda diperlukan tunjangan untuk mengukur bentuk
merupakan olahraga yang menggunakan alat tubuh yaitu antropometri.
berupa sepatu yang ada rodanya dan dapat Menurut (Dial, 2018) antropometri
diluncurkan di permukaan datar yang dengan merupakan bagian yang terukur pada tubuh
menimbulkan rasa senang bagi penggunanya. manusia yang berguna untuk mengetahui
Selain memberikan sensasi, olahraga ini komposisi ataupun bentuk tubuh atau
memberikan gerakan aktivitas jasmani. pengukuran struktur tubuh manusia. Dalam
Bermain sepatu roda membutuhkan gerakan olahraga pengukuran antropometri sangat
tubuh yang seimbang antara kelincahan, dibutuhkan untuk meningkatkan prestasi
kekuatan, ketahanan, dan kecepatan. seorang atlet maupun proses latihan.
Olahraga sepatu roda dikenal sebagai Pengukuran antropometri dilakukan melalui
olahraga yang populer dan dapat membuat bentuk tubuh yaitu tinggi badan dan berat
kondisi tubuh menjadi bugar dan apabila badan. Kemampuan fisik yang dimiliki atlet
sepatu roda dilakukan dengan tersusun dan cabang olahraga sepatu roda di antaranya
terencana secara rutin maka untuk menjadi berat badan dan tinggi badan di kategorikan
atlet yang berbakat dan berprestasi semakin dalam indeks massa tubuh memberikan efek
besar peluangnya. terhadap kemampuan fisiknya. Postur tubuh
Dalam rangka pengidentikasian bibit ideal akan memudahkan atlet menguasai
atlet berbakat maka dilakukan dengan kemampuan teknik dasar meluncur,
konsisten dan atas kerjasama secara terpadu mengayuh, cara berhenti, dan berbelok pada
mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan lintasan. Dari segi energi keunggulan postur
evaluasi. Sesuai dengan pendapat (Mutohir, tubuh yang ideal memiliki keuntungan karena
1997) kegiatan yang dilakukan untuk efisiensi tenaga teratur dengan baik sesuai
menjaring serta mengananalisis calon atlet kebutuhan jika dibandingkan dengan postur
yang memiliki bakat menggunakan cara tubuh yang lebih pendek dan kurus atau
dengan mempertimbangkannya sesuai terlalu gemuk.
kenyataan yang ada, murni, dan faktual. Menurut hasil pengamatan peneliti
Menurut (Hermawan, 2015) prestasi atlet bahwa penelitian tentang cabang olahraga
sepatu roda di Indonesia memperoleh sepatu roda yang berkaitan dengan aspek-
kejuaraan pada Pekan Olahraga Nasional aspek antropometri terhadap atlet masih
(PON) tahun 2004-2012 dengan dibuktikan sedikit. Namun pada kenyataanya penelitian
Jawa Tengah mendapatkan medali paling tentang antropometri penting dilakakukan
banyak yaitu pada cabang olahraga sepatu agar dapat diketahui ciri-ciri fisik dan bentuk
roda. Sedangkan, atlet sepatu roda dari ukuran tubuh yang ideal untuk menjadi atlet
provinsi Jawa tengah berhasil memperoleh 5 sehingga dapat digunakan sebagai syarat
medali emas di ajang SEA GAMES 2011 pembinaan dalam rangka meningkatkan
dengan kategori senior yaitu berusia 18 prestasi olahraga cabang sepatu roda.
sampai 40 tahun merupakan atlet terbanyak Dari uraian tersebut peneliti tertarik
sebagai wakil Indonesia. Namun sayangnya untuk melakukan penelitian yang berjudul
penunjangan fasilitas untuk latihan dan ”Analisis Antropometri Dalam
penjaringan bibit atlet berbakat masih kurang. Mengidentifikasi Bibit Atlet Berbakat Cabang
Penjaringan usia atlet berkakat usia atlet Olahraga Sepatu Roda”.
junior 6-13 tahun diidentifikasi dengan
pembinaan secara lebih terarah pada METODE
perencanaan pencapaian prestasi pada atlet Metode dan Desain
usia dini secara efektif dengan Pendekatan yang digunakan pada
mengedepankan kondisi fisik yang prima. penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif
Kondisi fisik erat kaitannya dengan dengan metode deskriptif. Teknik penelitian
postur tubuh dan struktur badan yang artinya yang digunakan dalam penelitian ini adalah
fisik seorang atlet dengan memiliki bentuk studi literatur. Menurut (Daniel, E., 2006)
tubuh yang ideal menjadi hal penunjang studi literatur yaitu suatu penelitian yang
untuk memperoleh prestasi yang diinginkan. menggunakan cara dengan mengumpulkan
Diperkuat pendapat menurut (Neni sumber dan mengelompokkan beberapa

204
Nanda Aghni Ridwan, Muhammad Yanuar Rizky, Wasis Himawanto / SPRINTER: Jurnal Ilmu Olahraga
Volume 4 (2) (2023)

buku-buku, majalah sesuai kajian topik menurut (Krippendorff, 1993) terdiri dari
penelitian. Studi literatur bertujuan sebagai tujuh langkah yaitu 1) Menyatukan,
ungkapan teori dari beberapa ahli yang mengelompokkan, dan mengidentifikasi data.
relevan sesuai permasalahan yang ditemukan 2) Mengambil sebagian informasi penting
dalam penelitian sebagai petunjuk dalam dari berbagai sumber. 3) Mengumpulkan data
suatu rujukan untuk membahas hasil dengan menulis, merekam, atau memberikan
penelitian. tanda serta catatan pada data agar lebih
mudah dipahami. 4) Memilih dan
Partisipan memfokuskan data yang penting dengan
Penelitian ini dilaksanakan di Kota menyeleksi data yang dipakai ataupun data
Kediri. Waktu yang dilakukan dalam yang diabaikan. 5) Menarik kesimpulan dari
penelitian ini yaitu dari pengajuan proposal berbagai sumber data. 6) Menganalisis dan
awal pada bulan Juli 2022 hingga Juni 2023. mendeskripsikan data yang sudah ditemukan.
Populasi yang digunakan dalam penelitian 7) Memaparkan dan menyajikan data
yaitu artikel internasional dan artikel nasional menjadi kesimpulan hasil penelitian. Artikel
yang relevan. Sampel dalam penelitian ini yang digunakan dalam penelitian studi
diambil dengan teknik sampling purposive. literatur ini dipilih berdasarkan
Menurut (Sugiyono, 2016)Sampling pengelompokkan kriteria inklusi dalam
purposive adalah sampel dengan diagram PRISMA (Preferred Reporting Items
menggunakan kriteria tertentu. Sampel dalam for Systematic Reviews and Meta-analyses).
penelitian ini adalah artikel yang telah
memenuhi kriteria inklusi yang berjumlah 7 Analisis Data
artikel. Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah deskriptif
Instrumen kuantitatif dengan mendeskripsikan data
Sumber data menggunakan hasil yang terkumpul menggunakan analisis angka
penelitian terdahulu yang sudah diterbitkan gambar grafik.
dalam artikel nasional dan artikel
internasional, dengan melakukan pencarian HASIL DAN PEMBAHASAN
artikel penelitian yang dipublikasikan di Pada penelitian ini data yang sudah
internet menggunakan Google Scholar, dikumpulkan kemudian di analisis dengan
Research Gate, dan Web of Science yang cara manual menggunakan tabel dan grafik
membahas tentang antropometri, olahraga, untuk mengetahui faktor antropometri apa
sepatu roda, inline skate. saja yang dibutuhkan bibit atlet berbakat
cabang olahraga sepatu roda antara lain
Prosedur sebagai berikut:
Langkah-langkah atau tahapan dalam
studi literatur mengacu pada pendapat

Pengukuran Antropometri
8
7
6
5
4
3
2
1
0
TB BB PK PT PL RL LT LK LP LB
Gambar 1. Diagram pengukuran antropometri

205
Nanda Aghni Ridwan, Muhammad Yanuar Rizky, Wasis Himawanto / SPRINTER: Jurnal Ilmu Olahraga
Volume 4 (2) (2023)

Keterangan: TB (Tinggi Badan), BB panjang lengan untuk mengidentifikasi atlet


(Berat Badan), PK (Panjang Kaki), PT berbakat cabang olahraga sepatu roda.
(Panjang Tungkai), PL (Panjang Lengan), RL
(Rentang Lengan), LT (Lingkar Tubuh), LK PEMBAHASAN
(Lipatan Kulit), LP (Lingkar Paha), LB Berdasarkan hasil review 7 artikel,
(Lingkar Betis) memperoleh hasil bahwa faktor antropometri
Berdasarkan grafik diagram batang bibit atlet berbakat sepatu roda dengan
diatas dapat dilihat bahwa dari ke 7 artikel melakukan 10 pengukuran meliputi tinggi
sepakat bahwa pengukuran antropometri badan, berat badan, panjang kaki, panjang
yang sering digunakan dalam beberapa tungkai, panjang lengan, rentang lengan,
penelitian untuk pembibitan atlet berbakat lingkar tubuh, lipatan kulit, lingkar paha, dan
sepatu roda adalah tinggi badan dan berat lingkar betis. Antropometri memberikan
badan. Dalam artikel yang telah di review pengaruh terhadap prestasi bibit atlet berbakat
rentang usia anak-anak yang di identifikasi yang tersaji dalam jurnal sebagai berikut:
berusia 11 tahun yang mana tergolong 1. Penelitian yang dilakukan oleh (Rebelo et
kategori atlet junior memiliki tinggi badan al., 2022) dengan judul “Karakteristik
147 cm. Dengan demikian termasuk kriteria Fisik dan Fisiologis Roller Skaters
ideal atlet berbakat cabang olahraga sepatu Artistik Wanita Berdasarkan Disiplin dan
roda.Kemudian 4 artikel menunjukkan acuan Tingkat Keahlian” dengan menggunakan
identifikasi atlet sepatu roda menggunakan sampel atlet sepatu roda putri yang
tes pengukuran panjang tungkai, lingkar berjumlah 108 yang berusia 13-18 tahun
tubuh, lipatan kulit, dan lingkar paha. Ketiga yang dikategorikan atlet junior. Metode
artikel sepakat menggunakan pengukuran. yang digunakan adalah metode
untuk mengidentifikasi antropometri atlet eksperimen dengan menggunakan 6
yang berusia 11-20 tahun yang mana pengukuran tes yaitu tes antropometri, tes
tergolong dalam atlet junior, dan atlet junior fleksibilitas, uji keseimbangan, tes
lanjut (usia remaja). kekuatan, tes tarikan pertengahan paha
Selanjutnya pengukuran antropometri isometric, dan uji kapasitas aerobik. Hasil
pada identifikasi atlet sepatu roda terdapat 2 yang diperoleh di gambarkan dalam grafik
artikel menggunakan tes pengukuran rentang dibawah ini.
lengan, lingkar lengan, dan lingkar betis.
Serta terdapat 1 artikel yang menggunakan
pengukuran antropometri panjang kaki, dan

100%

80% 92% 92%


84%
79%
60% 73%
64%
40%

20%

0%
TB BB PK PT LT LK
Gambar 2. Grafik variabel antropometri

Hasil yang didapatkan bahwa atlet dalam tingkat freestyle skating karena
dengan tubuh ideal memiliki kelenturan atlet memberikan lompatan yang indah jika postur
freestyle skating untuk menggerakkan tubuh tubuhnya juga ideal dengan hasil 79%, atlet
dan mencapai perpindahan lompatan yang sepatu roda memiliki lipatan kulit yang
lebih ringan dengan tinggi badan dan berat rendah karena merupakan komponen skor
badan 92%, atlet yang memiliki tungkai lebih dan faktor tersebut sangat dipengaruhi oleh
panjang dapat mempengaruhi kecepatan saat ciri fisik atlet, dan penampilan fisik dengan
meluncur dan mengayuh sepatu roda lebih hasil 83%.
cepat dengan hasil 73%, lingkar tubuh
memberikan pengaruh terhadap keterampilan

206
Nanda Aghni Ridwan, Muhammad Yanuar Rizky, Wasis Himawanto / SPRINTER: Jurnal Ilmu Olahraga
Volume 4 (2) (2023)

2. Penelitian yang dilakukan oleh dengan menggunakan tes antropometri,


(Muehlbauer et al., 2013) dengan judul tes keseimbangan dan kekuatan dengan
“Inline Skating Untuk Promosi subyek atlet 20 anak usia 11-12 tahun.
Keseimbangan dan Kekuatan Anak Hasil yang diperoleh di gambarkan dalam
selama Pendidikan Jasmani”. Metode grafik dibawah ini.
yang digunakan adalah eksperimen

80% 90% 94% 90%


60%
40%
20%
0%
TB BB PT
Gambar 3. Grafik variabel antropometri

Menunjukkan hasil bahwa olahraga keseimbangan dan kekuatan anak


sepatu roda aman, layak dan efektif dengan berpengaruh terhadap ketinggian lompatan.
persentase 90% yang dapat diintegrasikan
dalam pelajaran pendidikan jasmani untuk 3. Penelitian yang dilakukan oleh (Knechtle
meningkatkan keseimbangan dan kekuatan et al., 2012) dengan judul “Usia,
tumpuan kaki. Eksperimen penelitian dan pelatihan, dan pengalaman sebelumnya
pelatihan selama 4 minggu bahwa berat memprediksi performa balapan jarak jauh
badan dapat mempengaruhi keseimbangan skater inline“ dengan menggunakan
tubuh pada saat posisi teknik dasar sepatu sampel 84 atlet pria berusia 40 tahun
roda. Semakin ideal tubuh atlet maka menunjukkan hasil bahwa tinggi badan
keseimbangan posisi tubuh meningkat dan secara signifikan berhubungan dengan
dapat mengurangi resiko terjatuh dengan kinerja daya tahan, pelatihan, dan waktu
hasil persentase berat badan 94% dan tinggi balapan. Hasil yang diperoleh di
badan 90%. Pengukuran panjang tungkai gambarkan dalam grafik dibawah ini.
dengan hasil 90% dapat digunakan acuan
karena hasil menunjukkan bahwa

100%
80% 88% 92% 89%
83% 81%
60% 74% 70%
40%
20%
0%
TB BB PL PT LP LB LK
Gambar 4. Grafik variabel antropometri

Atlet dengan massa tubuh yang lebih berkorelasi dengan otot paha, tungkai, dan
rendah memiliki keuntungan dalam kaki dalam hal ketahanan kinerja atlet. Hasil
kecepatan dan ketahanan. Massa tubuh temuan menjelaskan bahwa ada hubungan
berasah dari hasil tinggi badan 88% dan berat antara ketebalan lipatan kulit sebesar 89%
badan 92%. Pada penelitian ini usia dewasa dan kinerja daya tahan pada atlet dimana
telah banyak mendapatkan pelatihan jarak dari 100 m ke ultrajarak daya tahan.
maksimal dan pengalaman yang tinggi jadi
otot tungkainya lebih kuat dengan
menunjukkan 83%. Otot pada betis

207
Nanda Aghni Ridwan, Muhammad Yanuar Rizky, Wasis Himawanto / SPRINTER: Jurnal Ilmu Olahraga
Volume 4 (2) (2023)

4. Penelitian yang dilakukan oleh (Helena wanita usia 19-20 tahun dalam kategori
Vila et al., 2013) dengan judul “Profil atlet senior. Hasil yang diperoleh di
antropometri skater figur roller elit” gambarkan dalam grafik dibawah ini.
menggunakan sampel 15 pria dan 14

100%

80% 94% 94%


89%
77%
60% 68% 72%

40%

20%

0%
TB BB RL LT LB LP
Gambar 5. Grafik variabel antropometri

Penelitian ini memperoleh hasil bahwa


terdapat perbedaan signifikan massa tubuh 5. Penelitian yang dilakukan oleh (Arabi &
pria dan wanita sehingga massa tubuh yang Piert, 2010) dengan judul “Karakteristik
rendah menghasilkan lompatan yang lebih antropometrik dan somatotipe skaters pria
tinggi dan ringan dengan perolehan tinggi kelas dunia dengan disiplin” dengan
badan dan berat badan yang seimbang sebesar menggunakan sampel 88 atlet pria
94%. Kemudian lingkar tubuh juga kelompok figure skating, freestyle skating,
berpengaruh pada kinerja atlet karena pairs skating, dan dance skating berusia 20
komposisi tubuh atlet menjadi penekanan tahun memperoleh bahwa hasil
untuk menampikan fisiknya dengan pengukuran tinggi badan dan berat badan
maksimal dengan hasil 77%. lingkar paha tidak ada perbedaan yang signifikan di
dijadikan acuan untuk pengukuran atlet antara keempat kelompok disiplin sepatu
sepatu roda karena kekuatan otot pada paha roda tersebut yang tersaji dalam grafir
mempengaruhi performa atlet dalam hal berikut ini.
ketahanan dan keseimbangan dengan
menunjukkan 89%.

100%
80% 92% 92% 90%
83%
60% 76% 72% 71%

40%
20%
0%
TB BB RL LT LP LB LK
Gambar 6. Grafik variabel antropometri

Kelompok dance skating menunjukkan 6. Penelitian yang dilakukan oleh (Matyk &
rentang lengan yang lebih besar 90% daripada Raschka, 2012) dengan judul “Komposisi
atlet freestyle skating (P≤0.001). Selain itu, Tubuh dan Samatotoip Skater Roller
BMI menunjukkan nilai rata-rata yang lebih Speed Top Eropa” dengan sampel 54 atlet
besar pada kelompok pairs skating daripada pria dan 40 atlet wanita yang berusia 18-
kelompok freestyle skating (P<0,05) yaitu 30 tahun. Hasil yang diperoleh di
berasal dari persentase tinggi badan dan berat gambarkan dalam grafik dibawah ini.
badan sebesar 92%.

208
Nanda Aghni Ridwan, Muhammad Yanuar Rizky, Wasis Himawanto / SPRINTER: Jurnal Ilmu Olahraga
Volume 4 (2) (2023)

120%
100%
80% 98% 98%
60%
40%
20%
0%
TB BB
Gambar 7. Grafik variabel antropometri

Hasilnya bahwa untuk menguji 7. Penelitian yang dilakukan oleh (Dieny et


perbedaan antara tipe tubuh atlet disiplin al., 2021) dengan judul “Program asuhan
skater dan sprinter dengan menunjukkan gizi olahraga (PAGO) atlet sepatu roda
hasil skater memiliki tinggi badan yang lebih sebagai strategi memperbaiki profil status
pendek dibandingkan kelompok sprinter gizi, biokimia, dan kualitas asupan”
karena berpengaruh terhadap kecepatan atlet dengan menggunakan sampel 11 atlet usia
menunjukkan hasil 98%. kelompok skater 12-20 tahun dengan menggunakan metode
memiliki rata-rata lebih berat daripada atlet eksperimen. Data yang diambil dengan
sprinter yang cenderung memiliki berat badan mengukur antropometri, status hidrasi,
paling rendah. Semakin besar dan berat atlet, status biokimia, dan asupan gizi atlet.
semakin banyak beban yang harus dia Treatment yang dilakukan dua kali yaitu
pindahkan dan semakin banyak kekuatan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.
yang harus dia angkat per dorongan. Dalam Tes antropometri yang digunakan yaitu
jumlah jarak, speed skater yang besar dan mengukur tinggi badan, berat badan, dan
berat harus menghabiskan lebih banyak persen lemak tubuh. Hasil yang diperoleh
energi daripada atlet yang lebih kecil dan di gambarkan dalam grafik dibawah ini.
lebih ringan.

86%
85%
84% 85%
83%
82%
81%
80%
79% 80%
78%
77%
TB BB
Gambar 8. Grafik variabel antropometri

Data pengukuran antropometri KESIMPULAN


menunjukkan hasil bahwa pengaturan tinggi Berdasarkan hasil penelitian, maka
badan dapat mempengaruhi aktifitas fisik dapat disimpulkan bahwa faktor antropometri
dengan hasil 85% yang dapat meningkatkan yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi bibit
kebugaran jasmani dan pengaturan berat atlet berbakat sepatu roda yaitu dengan 10
badan dapat mempengaruhi performa atlet pengukuran meliputi tinggi badan, berat
dengan hasil 80% untuk meningkatkan badan, panjang kaki, panjang tungkai,
kebugaran jasmani. Selain faktor tersebut panjang lengan, rentang lengan, lingkar
terdapat dari faktor pengaturan gizi yang tubuh, lipatan kulit, lingkar paha, dan lingkar
diberikan kepada atlet selama masa betis.
intervensi.

209
Nanda Aghni Ridwan, Muhammad Yanuar Rizky, Wasis Himawanto / SPRINTER: Jurnal Ilmu Olahraga
Volume 4 (2) (2023)

REFERENSI Mutohir, T. C. (1997). Penerapan IPTEK di


Ahira, A. (2012). Sepatu Roda. Rosada. Bidang Olahraga.
Arabi, M., & Piert, M. (2010). C Er Ig E C Er. Neni Rahmawati. (1996). Beberapa Ukuran
54(5), 500–509. Antropometri pada Atlet Sepakbola dan
Daniel, E., & W. (2006). Metode Penulisan Bulutangkis.
Karya Ilmiah (L. Pk. U. P. Pancasila Rebelo, A., Valamatos, M. J., Franco, S., &
(ed.)). Tavares, F. (2022). Physical and
Dial, M. (2018). Analisis Antropometri Physiological Characteristics of
Terhadap Daya Tahan Kardiovaskular Female Artistic Roller Skaters Based
Pada Atlet Futsal Ikor 2017. Journal Of on Discipline and Level of Expertise.
Physical Education, 2017(5), 13. Polish Journal of Sport and Tourism,
eprints.unm.ac.id/13163/1/artikel. 29(1), 30–38.
Dieny, F. F., Jauharany, F. F., Rahadiyanti, https://doi.org/10.2478/pjst-2022-
A., Fitranti, D. Y., Tsani, A. F. A., & 0006
Kurniawati, D. M. (2021). Program Sugiyono. (2016). Metode penelitian pendidikan
asuhan gizi olahraga (PAGO) atlet pendekatan kuantitatif, kualitatif dan
sepatu roda sebagai strategi R&D. Alfabeta.
memperbaiki profil status gizi,
biokimia dan kualitas asupan. Jurnal
Keolahragaan, 9(2), 148–158.
https://doi.org/10.21831/jk.v9i2.3474
7
Helena Vila, M., Arturo Abraldes, J.,
Rodríguez, N., Manchado, C., &
Ferragut, C. (2013). The
anthropometric profile of elite roller
figure skaters. Journal of Human Sport
and Exercise, 8(3).
https://doi.org/10.4100/jhse.2013.8.P
roc3.09
Hermawan. (2015). Tingkatkan Teknik, 11 Atlet
Sepatu Roda Berguru ke Taiwan. Antara
Jateng.
Knechtle, B., Knechtle, P., Rüst, C. A.,
Rosemann, T., & Lepers, R. (2012).
Age, training, and previous experience
predict race performance in long-
distance inline skaters, not
anthropometry. Perceptual and Motor
Skills, 114(1), 141–156.
https://doi.org/10.2466/05.PMS.114.
1.141-156
Krippendorff, K. (1993). Analisis Isi Pengantar
Teori dan Metodologi. Raja Grafindo
Persada.
Matyk, M., & Raschka, C. (2012). Body
composition and the somatotype of
European top roller speed skaters.
Papers on Anthropology, 20, 258.
https://doi.org/10.12697/poa.2011.20
.26
Muehlbauer, T., Kuehnen, M., & Granacher,
U. (2013). Inline skating for balance
and strength promotion in children
during physical education. Perceptual
and Motor Skills, 117(3), 665–681.
https://doi.org/10.2466/30.06.PMS.1
17x29z9

210

Anda mungkin juga menyukai